HANYA IMAN 2 (SOLA FIDE)

PDT. BUDI ASALI, M. DIV.
b) Lalu bagaimana dengan ayat-ayat Alkitab yang seolah-olah menunjukkan bahwa perbuatan baik itu menyelamatkan / punya andil dalam keselamatan?
HANYA IMAN 2 (sola fide)
otomotif, health
Sebelum kita melihat ayat-ayat itu, saya tegaskan dulu, bahwa bagaimanapun bunyi ayat-ayat itu, kita tak boleh menafsirkan ayat-ayat itu sehingga menjadi bertentangan dengan kelompok ayat-ayat di atas, yang menunjukkan bahwa keselamatan itu oleh iman saja dan sama sekali bukan oleh perbuatan baik / ketaatan kita. Merupakan suatu prinsip Hermeneutics yang sangat penting, bahwa dua kebenaran / ayat Alkitab tidak bisa saling bertentangan.

Sekarang mari kita perhatikan ayat-ayat itu:

1. Matius 7:21 - “Bukan setiap orang yang berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak BapaKu yang di sorga.”.

Jawab: Sepintas lalu memang ayat ini menekankan perbuatan baik / ketaatan supaya bisa masuk surga. Tetapi kontext menunjukkan bahwa ayat ini ditujukan kepada nabi-nabi palsu (Mat 7:15), dan karena itu Yesus tidak pernah mengenal mereka, dan mereka disebut sebagai ‘pembuat kejahatan’ (Matius 7:23).

Matius 7:15-23 - “(15) ‘Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas. (16) Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri? (17) Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. (18) Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik. (19) Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. (20) Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. (21) Bukan setiap orang yang berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak BapaKu yang di sorga. (22) Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi namaMu, dan mengusir setan demi namaMu, dan mengadakan banyak mujizat demi namaMu juga? (23) Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari padaKu, kamu sekalian pembuat kejahatan!’”.

Karena mereka bukan orang percaya / tidak pernah menjadi orang percaya, maka Yesus berkata bahwa Ia tidak pernah mengenal mereka, dan mereka selalu berbuat dosa sehingga disebut sebagai ‘pembuat kejahatan’. Jadi, Matius 7:21 yang sedang dipersoalkan, memang cocok dengan mereka, karena sebagai nabi-nabi mereka banyak bicara tentang ‘Tuhan’, tetapi sebagai nabi-nabi palsu, mereka sama sekali tidak melakukan kehendak Bapa. Calvin menghubungkan kata-kata ‘melakukan kehendak Bapa’ ini dengan Yoh 6:40.

Yohanes 6:40 - “Sebab inilah kehendak BapaKu, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepadaNya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman.’”.

Bdk. Yohanes 6:28-29 - “(28) Lalu kata mereka kepadaNya: ‘Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?’ (29) Jawab Yesus kepada mereka: ‘Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah.’”.

Kata ‘pekerjaan’ dalam ay 28 ada dalam bentuk jamak (ERGA = works), tetapi kata ‘pekerjaan’ dalam ay 29 ada dalam bentuk tunggal (ERGON = work). Jadi, Yesus memaksudkan: hanya satu hal yang Allah kehendaki untuk kamu lakukan, yaitu percaya kepada Yesus! Calvin berkata bahwa pada waktu Yesus menyebut iman sebagai work / pekerjaan, Ia tidak berbicara dengan akurasi yang ketat. Tentu bukan maksud Calvin untuk mengatakan bahwa Yesus salah bicara! Maksudnya ia menggunakan kata itu bukan dalam arti teologis yang ketat. Alasan Calvin adalah: Ro 3:27-28 mengatakan bahwa iman tidak termasuk sebagai work / pekerjaan.

Roma 3:27-28 - “(27) Jika demikian, apakah dasarnya untuk bermegah? Tidak ada! Berdasarkan apa? Berdasarkan perbuatan? Tidak, melainkan berdasarkan iman! (28) Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat.”.

Jadi, orang-orang dalam Matius 7:21 adalah nabi-nabi palsu yang bukan orang-orang percaya, dan mereka tidak punya perbuatan baik sama sekali, dan karena itu mereka tak bisa masuk surga. Karena itu, ayat ini tidak ada urusannya sama sekali dengan keselamatan karena perbuatan baik!

Calvin (tentang Mat 7:21): “Christ extends his discourse farther: for he speaks not only of false prophets, who rush upon the flock to tear and devour, but of hirelings, who insinuate themselves, under fair appearances, as pastors, though they have no feeling of piety. This doctrine embraces all hypocrites, whatever may be their rank or station, but at present he refers particularly to pretended teachers, who seem to excel others. ... In a word, he declares that, so soon as the doctrine of the Gospel shall have begun to bear fruit by obtaining many disciples, there will not only be very many of the common people who falsely and hypocritically submit to it, but even in the rank of pastors there will be the same treachery, so that they will deny by their actions and life what they profess with the mouth.” (= Kristus memperluas pembicaraannya lebih jauh: karena Ia berbicara bukan hanya tentang nabi-nabi palsu, yang lari kepada kawanan domba untuk mencabik-cabik dan menelan, tetapi tentang orang-orang upahan, yang memasukkan diri mereka sendiri, dibawah penampilan yang bagus, sebagai pendeta-pendeta, sekalipun mereka tidak mempunyai perasaan tentang kesalehan. Doktrin ini mencakup semua orang-orang munafik, apapun tingkat atau kedudukan mereka, tetapi pada saat ini Ia secara khusus menunjuk kepada pengajar-pengajar yang pura-pura, yang kelihatannya melampaui orang-orang lain. ... Singkatnya, Ia menyatakan bahwa, begitu doktrin dari Injil mulai mengeluarkan buah dengan mendapatkan banyak murid-murid, di sana bukan saja akan ada banyak dari orang-orang awam yang secara palsu dan munafik tunduk kepadanya, tetapi bahkan dalam tingkat dari pendeta-pendeta akan ada banyak pengkhianatan yang sama, sehingga mereka akan menyangkal oleh tindakan-tindakan dan kehidupan mereka apa yang mereka akui dengan mulut mereka.).

Calvin (tentang Matius 7:21): “To do the will of the Father not only means, to regulate their life and manners, (as philosophers talked) by the rule of virtues, but also to believe in Christ, according to that saying, ‘This is the will of him that sent me, that every one which seeth the Son, and believeth on him, may have everlasting life,’ (John 6:40.) These words, therefore, do not exclude faith, but presuppose it as the principle from which other good works flow.” [= Melakukan kehendak Bapa bukan hanya berarti mengatur kehidupan dan kelakuan mereka, (seperti dibicarakan oleh ahli-ahli filsafat) oleh peraturan-peraturan tentang kebaikan-kebaikan, tetapi juga percaya kepada Kristus, sesuai dengan perkataan itu, ‘Inilah kehendak Dia yang mengutus Aku, supaya setiap orang yang melihat Anak, dan percaya kepadaNya beroleh hidup yang kekal’, (Yohanes 6:40). Karena itu, kata-kata ini tidak membuang / mengeluarkan iman, tetapi mensyaratkannya sebagai suatu sumber dari mana pekerjaan-pekerjaan baik yang lain mengalir.].

Bdk. 2Timotius 2:19 - “Tetapi dasar yang diletakkan Allah itu teguh dan meterainya ialah: ‘Tuhan mengenal siapa kepunyaanNya’ dan ‘Setiap orang yang menyebut nama Tuhan hendaklah meninggalkan kejahatan.’”.

Barnes’ Notes (tentang Matius 7:23): “‘I never knew you.’ ... This proves that, with all their pretensions, they had never been true followers of Christ. Jesus will not then say to false prophets and false professors of religion that he had once known them and then rejected them; that they had been once Christians and then had fallen away; that they had been pardoned and then had apostatized but that he had never known them - THEY HAD NEVER BEEN TRUE CHRISTIANS. Whatever might have been their pretended joys, their raptures, their hopes, their self-confidence, their visions, their zeal, they had never been regarded by the Saviour as his true friends.” (= ‘Aku tidak pernah mengenal kamu’. ... Ini membuktikan bahwa, dengan semua kepura-puraan mereka, mereka tidak pernah adalah pengikut-pengikut sejati dari Kristus. Pada saat itu Yesus tidak akan mengatakan kepada nabi-nabi palsu dan pengaku-pengaku palsu dari agama, bahwa Ia pernah sekali mengenal mereka, dan lalu menolak mereka; bahwa mereka pernah sekali adalah orang-orang Kristen dan lalu meninggalkan; bahwa mereka pernah diampuni dan lalu telah murtad, tetapi bahwa Ia tidak pernah mengenal mereka - MEREKA TIDAK PERNAH MERUPAKAN ORANG-ORANG KRISTEN SEJATI. Bagaimanapun mereka berpura-pura akan sukacita, kegembiraan, pengharapan, keyakinan diri sendiri, visi, semangat, mereka tidak pernah dianggap oleh sang Juruselamat sebagai sahabat-sahabatNya yang sejati.).

2. Yohanes 5:28-29 - “(28) Janganlah kamu heran akan hal itu, sebab saatnya akan tiba, bahwa semua orang yang di dalam kuburan akan mendengar suaraNya, (29) dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum.”.

Karena arahnya sama, maka saya gabungkan di sini text di bawah ini.

Galatia 6:7-8 - “(7) Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diriNya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. (8) Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu.”.

Gal 6:8 (KJV): ‘For he that soweth to his flesh shall of the flesh reap corruption; but he that soweth to the Spirit shall of the Spirit reap life everlasting.’ (= Karena ia yang menabur kepada dagingnya akan menuai kerusakan / kebusukan dari daging; tetapi ia yang menabur kepada Roh akan menuai hidup yang kekal dari Roh.).

Galatia 6:8 (NIV): ‘The one who sows to please his sinful nature, from that nature will reap destruction; the one who sows to please the Spirit, from the Spirit will reap eternal life.’ (= Orang yang menabur untuk menyenangkan natur berdosanya, akan menulai kebinasaan dari natur itu; orang yang menabur untuk menyenangkan Roh, akan menuai hidup yang kekal dari Roh.).

Jawab: Lagi-lagi, kalau dilihat sepintas, 2 text di atas ini menekankan bahwa orang yang berbuat jahat / tidak berbuat baik akan masuk neraka dan orang yang berbuat baik akan masuk surga. Tetapi mari kita analisa / pelajari dengan lebih mendalam.

Di atas / dalam pelajaran yang baru lalu, saya telah membahas bahwa manusia berdosa di luar Kristus sama sekali tidak bisa berbuat baik. Hanya kalau seseorang sudah percaya kepada Kristus, maka ia menerima Roh Kudus (Kis 2:38 Efesus 1:13), sehingga ia mulai bisa berbuat baik (Gal 5:22-23 - buah Roh Kudus).

Karena itu, pada waktu dikatakan bahwa orang-orang yang berbuat baik akan masuk surga dalam kedua text di atas, mereka jelas adalah orang-orang yang beriman kepada Kristus, dan imannya yang menyelamatkan, bukan perbuatan baiknya. Tetapi mengapa perbuatan baiknya yang ditekankan?

a. Karena iman tidak kelihatan, sedangkan perbuatan baik kelihatan, maka yang ditekankan adalah perbuatan baik, yang sebetulnya hanya merupakan bukti dari iman. Sedangkan orang-orang yang berbuat jahat / tidak berbuat baik itu menunjukkan bahwa mereka bukan orang percaya, dan karena itu mereka masuk neraka. Jadi perbuatan merupakan sesuatu yang membedakan orang percaya dan orang yang tidak percaya.

b. Untuk mendorong orang-orang percaya untuk berbuat baik.

Calvin (tentang Yohanes 5:29): “He points out believers by good works, as he elsewhere teaches that a tree is known by its fruit, (Matthew 7:16; Luke 6:44.)” [= Ia menunjukkan orang-orang percaya oleh perbuatan-perbuatan baik, seperti Ia di tempat lain mengajar bahwa sebuah pohon dikenal oleh buahnya, (Matius 7:16; Lukas 6:44).].

Calvin (tentang Yohanes 5:29): “The inference which the Papists draw from those passages - that eternal life is suspended on the merits of works - may be refuted without any difficulty. For Christ does not now treat of the cause of salvation, but merely distinguishes the elect from the reprobate by their own mark; and he does so in order to invite and exhort his own people to a holy and blameless life. And indeed we do not deny that the faith which justifies us is accompanied by an earnest desire to live well and righteously; but we only maintain that our confidence cannot rest on any thing else than on the mercy of God alone.” (= Kesimpulan yang para pengikut Paus tarik dari text-text itu - bahwa hidup yang kekal digantungkan pada jasa dari pekerjaan-pekerjaan / perbuatan-perbuatan baik - bisa dibantah tanpa kesukaran apapun. Karena Kristus sekarang ini tidak membahas penyebab dari keselamatan, tetapi semata-mata membedakan orang-orang pilihan dari orang-orang non pilihan oleh ciri mereka sendiri; dan Ia melakukan seperti itu untuk mengundang dan mendesak umatNya sendiri pada suatu kehidupan yang kudus dan tak bercacat. Dan memang kita tidak menyangkal bahwa iman yang membenarkan kita disertai oleh suatu keinginan yang sungguh-sungguh untuk hidup dengan baik dan benar; tetapi kami hanya mempertahankan bahwa keyakinan kami tidak bisa didasarkan pada apapun yang lain selain belas kasihan Allah saja.).

Barnes’ Notes (tentang Yoh 5:29): “‘They that have done good.’ That is, they who are righteous, or they who have by their good works ‘shown’ that they were the friends of Christ. See Matt 25:34-36.” (= ‘Mereka yang telah berbuat baik’. Artinya, mereka yang adalah orang benar, atau mereka yang telah ‘menunjukkan’ oleh perbuatan-perbuatan baik mereka, bahwa mereka adalah sahabat-sahabat Kristus. Lihat Matius 25:34-36.).

William Hendriksen (tentang Galatia 6:8): “‘Sowing to the flesh’ means to allow the old nature to have its way. So also, ‘sowing to the Spirit’ means to allow the Holy Spirit to have his way. The one who does the latter is walking by the Spirit (5:16), and is being led by the Spirit (5:18).” [= ‘Menabur kepada daging’ berarti mengijinkan natur yang lama mendapatkan apa yang diinginkannya. Demikian juga, ‘menabur kepada Roh’ berarti mengijinkan Roh Kudus untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. Orang yang melakukan yang belakangan sedang berjalan / hidup oleh Roh (5:16), dan sedang dipimpin oleh Roh (5:18).].

Calvin (tentang Gal 6:8): “If the Papists shall endeavor, in their usual manner, to build upon these words the righteousness of works, we have already shewn how easily their absurdities may be exposed. Though eternal life is a reward, it does not follow either that we are justified by works, or that works are meritorious of salvation. The undeserved kindness of God appears in the very act of honoring the works which his grace has enabled us to perform, by promising to them a reward to which they are not entitled. Is a more complete solution of the question demanded? 1. We have no good works which God rewards but those which we derive from his grace. 2. The good works which we perform by the guidance and direction of the Holy Spirit, are the fruits of that adoption which is an act of free grace. 3. They are not only unworthy of the smallest and most inconsiderable reward, but deserve to be wholly condemned, because they are always stained by many blemishes; and what have pollutions to do with the presence of God? 4. Though a reward had been a thousand times promised to works, yet it is not due but by fulfilling the condition of obeying the law perfectly; and how widely distant are we all from that perfection! Let Papists now go and attempt to force their way into heaven by the merit of works. We cheerfully concur with Paul and with the whole Bible in acknowledging, that we are unable to do anything but by the free grace of God, and yet that the benefits resulting from our works receive the name of a reward.” [= Jika para pengikut Paus (orang Katolik) berusaha, dengan cara mereka yang biasa, untuk membangun pada kata-kata ini KEBENARAN OLEH PERBUATAN BAIK, kami telah menunjukkan betapa mudah kekonyolan mereka bisa disingkapkan. Sekalipun hidup yang kekal adalah suatu pahala / upah, itu tidak berarti atau bahwa kita dibenarkan oleh perbuatan baik, atau bahwa perbuatan baik mempunyai jasa untuk keselamatan. Kebaikan Allah yang tak layak kita dapatkan terlihat dalam tindakan menghormati perbuatan baik yang kasih karuniaNya telah memampukan kita untuk lakukan, dengan menjanjikan kepada mereka suatu pahala / upah untuk mana mereka tidak berhak. Apakah dituntut suatu penyelesaian yang lebih lengkap tentang pertanyaan ini? 1. Kita tidak mempunyai perbuatan baik yang Allah beri pahala / upah kecuali perbuatan-perbuatan baik yang kita dapatkan dari kasih karuniaNya. 2. Perbuatan-perbuatan baik yang kita lakukan oleh bimbingan dan pengarahan dari Roh Kudus, adalah buah-buah dari pengadopsian itu, yang merupakan suatu tindakan kasih karunia yang cuma-cuma. 3. Kita bukan hanya sama sekali tidak layak tentang pahala / upah yang terkecil dan paling tidak berarti, tetapi kita layak untuk dikecam / dihukum sepenuhnya, karena perbuatan-perbuatan baik itu selalu dikotori oleh banyak cacat cela; dan apa urusannya polusi-polusi dengan kehadiran Allah? 4. Sekalipun suatu pahala / upah telah dijanjikan 1000 kali pada perbuatan-perbuatan baik, tetapi itu tidak seharusnya kecuali oleh penggenapan syarat mentaati hukum Taurat SECARA SEMPURNA; dan betapa jauhnya kita semua dari kesempurnaan itu! Biarlah para pengikut Paus sekarang pergi dan berusaha untuk memaksakan jalan mereka ke surga oleh jasa dari perbuatan-perbuatan baik. Kami dengan sukacita setuju dengan Paulus dan dengan seluruh Alkitab dalam mengakui, bahwa kami tidak bisa melakukan apapun kecuali oleh kasih karunia yang cuma-cuma dari Allah, tetapi bahwa manfaat yang dihasilkan dari perbuatan-perbuatan baik kita menerima sebutan dari suatu pahala / upah.].

3. Matius 25:31-46 - “(31) ‘Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaanNya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaanNya. (32) Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapanNya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan DOMBA dari KAMBING, (33) dan Ia akan menempatkan DOMBA-DOMBA di sebelah kananNya dan KAMBING-KAMBING di sebelah kiriNya. (34) Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kananNya: MARI, HAI KAMU YANG DIBERKATI OLEH BAPAKU, TERIMALAH KERAJAAN YANG TELAH DISEDIAKAN BAGIMU SEJAK DUNIA DIJADIKAN. (35) Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; (36) ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku. (37) Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? (38) Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? (39) Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau? (40) Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudaraKu yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. (41) Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiriNya: ENYAHLAH DARI HADAPANKU, HAI KAMU ORANG-ORANG TERKUTUK, ENYAHLAH KE DALAM API YANG KEKAL YANG TELAH SEDIA UNTUK IBLIS DAN MALAIKAT-MALAIKATNYA. (42) Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum; (43) ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit dan dalam penjara, kamu tidak melawat Aku. (44) Lalu merekapun akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau? (45) Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku. (46) DAN MEREKA INI AKAN MASUK KE TEMPAT SIKSAAN YANG KEKAL, TETAPI ORANG BENAR KE DALAM HIDUP YANG KEKAL.’”.

a. Satu hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa sebutan ‘domba’ dan ‘kambing’ dalam Mat 25:32-33 sudah jelas menunjukkan bahwa kelompok yang pertama adalah orang-orang yang percaya, dan kelompok yang kedua adalah orang-orang yang tidak percaya.

Juga perhatikan bahwa ‘domba-domba’ itu 2 x disebut sebagai ‘orang benar’ (ay 37,46b)

Adam Clarke (tentang Mat 25:33): “SHEEP, which have ever been considered as the emblems of mildness, simplicity, patience, and usefulness, represent here the genuine disciples of Christ. GOATS, which are naturally quarrelsome, lascivious, and excessively ill-scented, were considered as the symbols of riotous, profane, and impure men. They here represent all who have lived and died in their sins.” (= DOMBA-DOMBA, yang telah dianggap sebagai simbol dari kelembutan, kesederhanaan, kesabaran, dan kebergunaan, menggambarkan di sini murid-murid yang sejati / asli dari Kristus. KAMBING-KAMBING, yang secara alamiah suka bertengkar, ceroboh / bernafsu, dan berbau sangat busuk, dianggap sebagai simbol dari orang-orang yang liar / suka mengacau, duniawi, dan tidak murni. Di sini mereka menggambarkan semua orang yang telah hidup dan mati dalam dosa-dosa mereka.).

b. Kata-kata ‘terimalah Kerajaan yang telah DISEDIAKAN bagimu SEJAK DUNIA DIJADIKAN’ jelas menunjukkan bahwa domba-domba / orang-orang percaya itu adalah orang-orang pilihan.

c. Ayat ini merupakan suatu dorongan bagi orang-orang percaya untuk berbuat baik.

Calvin (tentang Matius 25:35): “If Christ were now speaking of the cause of our salvation, the Papists could not be blamed for inferring that we merit eternal life by good works; but as Christ had no other design than to exhort his people to holy and upright conduct, it is improper to conclude from his words what is the value of the merits of works.” (= Seandainya Kristus sekarang sedang berbicara tentang penyebab dari keselamatan kita, para pengikut Paus tidak bisa disalahkan untuk menyimpulkan bahwa kita layak mendapatkan hidup yang kekal oleh perbuatan-perbuatan baik; tetapi karena Kristus tidak mempunyai rancangan lain dari pada untuk mendesak umatNya kepada tingkah laku yang kudus dan benar / jujur, adalah tidak tepat untuk menyimpulkan dari kata-kataNya apa nilai dari jasa dari perbuatan-perbuatan baik.).

d. Orang-orang yang tidak berbuat baik, menunjukkan bahwa mereka bukan orang percaya.

Adam Clarke (tentang Matius 25:44): “It is want of faith which in general produces hard-heartedness to the poor.” (= Adalah tidak adanya iman yang secara umum menghasilkan hati yang keras terhadap orang-orang miskin.).

4. Roma 2:6-13 - “(6) Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya, (7) yaitu hidup kekal kepada mereka yang dengan TEKUN berbuat baik, mencari kemuliaan, kehormatan dan ketidakbinasaan, (8) tetapi murka dan geram kepada mereka yang mencari kepentingan sendiri, yang tidak taat kepada kebenaran, melainkan taat kepada kelaliman. (9) Penderitaan dan kesesakan akan menimpa setiap orang yang hidup yang berbuat jahat, pertama-tama orang Yahudi dan juga orang Yunani, (10) tetapi kemuliaan, kehormatan dan damai sejahtera akan diperoleh semua orang yang berbuat baik, pertama-tama orang Yahudi, dan juga orang Yunani. (11) Sebab Allah tidak memandang bulu. (12) Sebab semua orang yang berdosa tanpa hukum Taurat akan binasa tanpa hukum Taurat; dan semua orang yang berdosa di bawah hukum Taurat akan dihakimi oleh hukum Taurat. (13) Karena bukanlah orang yang mendengar hukum Taurat yang benar di hadapan Allah, tetapi orang yang melakukan hukum Tauratlah yang akan dibenarkan.”.


Ay 7,10 kelihatannya menunjukkan bahwa orang yang berbuat baik akan masuk surga dan ay 8,9 kelihatannya menunjukkan bahwa orang-orang yang berbuat jahat akan dihukum / masuk neraka. Lalu ay 13 juga kelihatannya menunjukkan bahwa orang-orang yang mentaati hukum Taurat akan dibenarkan.

Jawab:

a. Sekalipun Tuhan memang menjanjikan pahala bagi orang-orang yang berbuat baik, itu tak berarti bahwa mereka layak mendapatkannya.

Calvin (tentang Roma 2:6): “there is not so much difficulty in this verse, as it is commonly thought. For the Lord, by visiting the wickedness of the reprobate with just vengeance, will recompense them with what they have deserved: and as he sanctifies those whom he has previously resolved to glorify, he will also crown their good works, but not on account of any merit: nor can this be proved from this verse; for though it declares what reward good works are to have, it does yet by no means show what they are worth, or what price is due to them. And it is an absurd inference, to deduce merit from reward.” (= Disana tidak ada begitu banyak kesukaran dalam ayat ini, seperti yang dipikirkan pada umumnya. Karena Tuhan, dengan mengunjungi kejahatan dari orang-orang yang ditentukan untuk binasa dengan pembalasan yang adil, akan membalas mereka dengan apa yang layak mereka dapatkan: dan karena Ia menguduskan mereka yang sebelumnya telah Ia putuskan untuk dimuliakan, Ia juga akan memahkotai perbuatan-perbuatan baik mereka, tetapi bukan karena jasa / kelayakan apapun: juga ini tidak bisa dibuktikan dari ayat ini; karena sekalipun itu menyatakan pahala apa yang akan didapatkan dari perbuatan-perbuatan baik, itu sama sekali tidak menunjukkan apa nilai dari perbuatan-perbuatan baik, atau harga yang layak bagi perbuatan-perbuatan baik. Dan merupakan suatu kesimpulan yang menggelikan, untuk menyimpulkan jasa / kelayakan dari pahala.).

b. Ay 7,10 harus diartikan sama seperti penjelasan di atas, bahwa mereka ini adalah orang-orang beriman, karena kalau tidak, mereka tidak akan bisa berbuat baik. Perbuatan-perbuatan baik selalu merupakan buah dari iman.

c. Perhatikan kata ‘tekun’ dalam ay 7.

Ay 7: “yaitu hidup kekal kepada mereka yang dengan TEKUN berbuat baik, mencari kemuliaan, kehormatan dan ketidakbinasaan,”.

Kalau ini mau diartikan sebagai keselamatan karena perbuatan baik, maka ini menunjukkan bahwa orang berbuat baik bisa selamat, kalau ia terus menerus, tanpa pernah jatuh satu kalipun, berbuat baik. Dan jelas tidak mungkin ada orang yang bisa seperti itu. Ini berlaku untuk ay 7,10,13.

Calvin (tentang Roma 2:13): “The import then of this verse is the following, - ‘That if righteousness be sought from the law, the law must be fulfilled; for the righteousness of the law consists in the perfection of works.’ They who pervert this passage for the purpose of building up justification by works, deserve most fully to be laughed at even by children.” (= Maka maksud dari ayat ini adalah sebagai berikut, - ‘Bahwa jika kebenaran dicari dari hukum Taurat, hukum Taurat harus digenapi; karena kebenaran dari hukum Taurat terdiri dari kesempurnaan dari perbuatan-perbuatan baik’. Mereka yang membengkokkan text ini untuk tujuan membangun pembenaran dari perbuatan-perbuatan baik, layak ditertawai sepenuhnya bahkan oleh anak-anak.).

Penafsiran ini sesuai dengan Galatia 3:10 - “Karena semua orang, yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat, berada di bawah kutuk. Sebab ada tertulis: ‘Terkutuklah orang yang TIDAK SETIA melakukan SEGALA SESUATU yang tertulis dalam kitab hukum Taurat.’”.

Kata-kata ‘orang, yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat’ menunjuk kepada ‘orang-orang yang berusaha masuk surga dengan berbuat baik’. Perhatikan bahwa Paulus mengatakan mereka itu ‘berada di bawah kutuk’. Mengapa? Karena Gal 3:10b menyatakan bahwa orang yang ‘tidak setia’ melakukan ‘segala sesuatu’ dari hukum Taurat, adalah orang terkutuk. Ini jelas tuntutan untuk taat secara sempurna, atau, orangnya terkutuk.

Kalau mau dibahas lebih dalam, maka Galatia 3:10 dikutip dari Ul 27:26.

Ul 27:26a - “Terkutuklah orang yang tidak menepati perkataan hukum Taurat ini dengan perbuatan.”.

Ada perbedaan antara Gal 3:10b dengan Ulangan 27:26. Bedanya adalah, dalam Gal 3:10b ini, Paulus mengatakan / menambahkan kata-kata ‘segala sesuatu’.

Dalam KJV/NKJV, Ul 27:26 mengandung kata ‘all’ (= semua), sedangkan dalam RSV/NIV/NASB, Ul 27:26 tidak mempunyai kata itu. Dalam semua manuscript bahasa Ibrani, Ul 27:26 tidak mengandung kata ‘all’, sehingga ada yang menganggap bahwa penyalin Kitab Suci sengaja membuang kata ini, supaya tidak terlihat bahwa kita harus taat secara sempurna baru tidak terkutuk. Tetapi ada 6 manuscript non Ibrani, termasuk Septuaginta / LXX (Perjanjian Lama yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani), dimana Ul 27:26 mengandung kata ‘all’.

Dari semua ini bisa disimpulkan adanya beberapa kemungkinan:

(1) Ulangan 27:26 ini di dalam autographnya (= manuscript aslinya) memang mengandung kata ‘all’ tetapi lalu dibuang oleh para penyalin. Kalau ini yang benar, maka ini menunjukkan kurang ajarnya para penyalin itu. Tetapi saya sendiri tidak terlalu yakin akan kemungkinan ini.

(2) Ul 27:26 tidak mempunyai kata ‘all’ tetapi secara implicit kata itu ada.

(3) Bisa juga bahwa sebetulnya Ul 27:26 memang tidak mengandung kata ‘all’, tetapi karena dalam Ul 28:1,15 ada kata ‘all’, maka Paulus menambahkan kata itu pada waktu mengutip Ul 27:26.

Ulangan 28:1,15 - “(1) ‘Jika engkau baik-baik mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan dengan setia SEGALA perintahNya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka TUHAN, Allahmu, akan mengangkat engkau di atas segala bangsa di bumi. ... (15) ‘Tetapi jika engkau tidak mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan tidak melakukan dengan setia SEGALA perintah dan ketetapanNya, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka segala kutuk ini akan datang kepadamu dan mencapai engkau:”.

Catatan: Ulangan 28:1 terletak persis setelah Ulangan 27:26, yang merupakan ayat terakhir dari Ul 27.

(4) Paulus menafsirkan bahwa Ul 27:26 itu maksudnya adalah ‘all the words of the law’ (= semua kata-kata hukum Taurat).

Ingat bahwa kalau penulis Perjanjian Baru menafsirkan Perjanjian Lama pada saat mereka menuliskan Firman Tuhan / Kitab Suci, maka tafsiran mereka infallible (= tidak bisa salah), karena mereka diilhami oleh Roh Kudus!

Jadi, keselamatan oleh perbuatan baik itu hanya ada secara teori, tetapi secara praktis, itu sama sekali mustahil, karena tak ada orang yang bisa taat secara sempurna (kecuali Yesus)!

Kita harus menafsirkan ayat-ayat di bawah ini secara sama, yaitu bahwa Tuhan menghendaki ketaatan yang sempurna.


Imamat 18:4-5 - “(4) Kamu harus lakukan peraturanKu dan harus berpegang pada ketetapanKu dengan hidup menurut SEMUANYA ITU; Akulah TUHAN, Allahmu. (5) Sesungguhnya kamu harus berpegang pada ketetapanKu dan peraturanKu. Orang yang melakukannya, akan hidup karenanya; Akulah TUHAN.”.

Calvin (tentang Im 18:5): “We must observe, however, that salvation is not to be expected from the Law unless its precepts be in every respect complied with; for life is not promised to one who shall have done this thing, or that thing, but, by the plural word, full obedience is required of us. The pratings of the Popish theologians about partial righteousness are frivolous and silly, since God embraces at once all the commandments; and who is there that can boast of having thoroughly fulfilled them? If, then, none was ever clear of transgression, or ever will be, although God by no means deceives us, yet the promise becomes ineffectual, because we do not perform our part of the agreement.” (= Tetapi kita harus memperhatikan, bahwa keselamatan tidak boleh diharapkan dari hukum Taurat kecuali ajaran-ajaran / perintah-perintahnya ditaati dalam setiap hal; karena hidup tidak dijanjikan kepada orang yang telah melakukan hal ini atau hal itu, tetapi OLEH KATA BENTUK JAMAK, ketaatan sepenuhnya dituntut dari kita. Ocehan dari ahli-ahli theologia Katolik tentang kebenaran sebagian adalah sembrono dan tolol, karena Allah mencakup sekaligus semua perintah-perintah / hukum-hukum; dan siapa disana yang bisa bermegah bahwa ia telah sepenuhnya menggenapi mereka? Maka, jika tidak ada yang pernah bebas, atau akan bebas, dari pelanggaran, sekalipun Allah sama sekali tidak menipu kita, tetapi janji itu menjadi tidak efektif, karena kita tidak melakukan bagian kita dari perjanjian itu.) - hal 205.


Catatan: kata-kata ‘peraturan’ dan ‘ketetapan’ dalam Imamat 18:4 dan dalam Im 18:5 ada dalam bentuk jamak. Kata-kata ‘SEMUANYA ITU’ sebetulnya tidak ada.

KJV: ‘Ye shall do my judgments, and keep mine ordinances, to walk therein: I am the LORD your God.’. Perhatikan bahwa tak ada kata-kata yang bisa diterjemahkan ‘semuanya itu’. Dalam Alkitab-Alkitab bahasa Inggris yang lain juga sama. Tetapi Calvin menafsirkan bahwa penggunaan kata bentuk jamak ini maksudnya keseluruhan.
-bersambung
Next Post Previous Post