LANGIT DAN BUMI AKAN DIMUSNAHKAN DAN LALU DICIPTAKAN YANG BARU, ATAU HANYA DIPERBAHARUI?
PDT. BUDI ASALI, M.DIV.
2 Petrus 3:10-13: (10) Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap. (11) Jadi, jika segala sesuatu ini akan hancur secara demikian, betapa suci dan salehnya kamu harus hidup (12) yaitu kamu yang menantikan dan mempercepat kedatangan hari Allah. Pada hari itu langit akan binasa dalam api dan unsur-unsur dunia akan hancur karena nyalanya. (13) Tetapi sesuai dengan janjiNya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran”.
1) Arti dari langit’ dan ‘bumi (2 Petrus 3: 10).
Tentang arti dari kata bumi tak ada masalah. Artinya memang adalah bumi, mungkin mencakup segala sesuatu yang ada di dalamnya / di atasnya.
Tetapi apa arti dari kata langit? Perlu diketahui bahwa berbeda dengan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dimana ada perbedaan antara kata langit / sky dengan kata surga / heaven, maka baik dalam bahasa Ibrani maupun dalam bahasa Yunani kedua kata itu adalah sama. Dalam bahasa Ibrani digunakan kata Syamayim, dan dalam bahasa Yunani digunakan kata OURANOS, untuk menyatakan kedua kata itu (langit dan surga). Jadi dalam menterjemahkan kata-kata Ibrani dan Yunani itu ke dalam bahasa Inggris atau bahasa Indonesia, kontext harus menentukan apakah kita harus memilih langit / sky atau surga / heaven.
Dalam 2 Petrus 3:10-13 ini kata langit berasal dari kata Yunani OURANOS, dan jelas tidak boleh diartikan heaven / surga, tetapi harus diartikan sky / langit!
Bible Knowledge Commentary: “the heavens (the earths atmosphere and the starry sky, not Gods abode)” [= Surga (atmosfir dari bumi dan langit dengan bintang-bintang, bukan tempat tinggal Allah)].
Barnes Notes: In the which the heavens shall pass away with a great noise. That is, what seems to US to be the heavens. It cannot mean that the holy home where God dwells will pass away (= ‘Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat. Yaitu, apa yang kelihatan bagi KITA sebagai surga. Itu tidak bisa berarti bahwa rumah kudus dimana Allah tinggal akan berlalu).
Anthony A. Hoekema: The expression heaven and earth should be understood as a biblical way of designating the entire universe (= Ungkapan langit dan bumi harus dimengerti sebagai suatu cara Alkitabiah untuk menunjuk pada seluruh alam semesta) - The Bible and The Future, hal 279.
Kalau dilihat sepintas dari kata-kata dalam 2 Petrus 3: 10-13 di atas, maka jelas bahwa langit dan bumi yang sekarang ini akan dimusnahkan. Tetapi kalau kita membaca buku-buku tafsiran, ternyata bagian ini menimbulkan suatu perdebatan yang luar biasa hebatnya, dan sangat membingungkan.
Ada 4 kelompok penafsir berkenaan dengan hal ini:
a) Penafsir-penafsir yang secara meyakinkan berpandangan bahwa langit dan bumi tidak dimusnahkan, tetapi hanya diperbaharui.
Dasar Alkitab yang digunakan kelompok ini:
1. Membandingkan 2 Petrus 3: 10-13 dengan 2 Petrus 3: 6.
2 Petrus 3: 6,10-13 - (6) dan bahwa oleh air itu, bumi yang dahulu telah binasa, dimusnahkan oleh air bah. .... (10) Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap. (11) Jadi, jika segala sesuatu ini akan hancur secara demikian, betapa suci dan salehnya kamu harus hidup (12) yaitu kamu yang menantikan dan mempercepat kedatangan hari Allah. Pada hari itu langit akan binasa dalam api dan unsur-unsur dunia akan hancur karena nyalanya. (13) Tetapi sesuai dengan janjiNya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran.
Dalam 2 Petrus 3: 6, yang membicarakan penghancuran dunia pada jaman Nuh, kata binasa tidak berarti musnah, tetapi hanya diperbaharui. Maka dalam ay 10-13 juga harus diartikan demikian.
Jawab:
a. Kalau dalam 2 Petrus 3: 6 artinya ‘diperbaharui’, tidak berarti dalam ay 10-13 artinya juga harus demikian.
b. Kata Yunani yang digunakan dalam 2 Petrus 3: 6 (yang diterjemahkan binasa maupun dimusnahkan) tidak muncul dalam 2 Petrus 3: 10-13. Dalam ay 10-13 digunakan kata-kata Yunani yang berbeda.
2. Kis 3:21 - Kristus itu harus tinggal di sorga sampai waktu pemulihan segala sesuatu, seperti yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi-nabiNya yang kudus di zaman dahulu.
Ayat ini jelas menunjuk pada kedatangan Kristus yang keduakalinya, dan menyebutnya sebagai waktu pemulihan segala sesuatu. Kata pemulihan jelas menunjuk pada pembaharuan, bukan pemusnahan yang lalu disusul oleh penciptaan kembali.
Jawab: Apa arti dari segala sesuatu? Apakah betul-betul segala sesuatu dalam arti yang mutlak? Calvin dan Adam Clarke sama-sama mengarahkan ini hanya pada pengudusan manusia yang berdosa (yang percaya). Kalau kata-kata segala sesuatu mau diartikan secara mutlak, harus dipertanyakan: kalau begitu ungkapan itu di sini juga mencakup Iblis dan setan-setan? Mustahil, bukan? Bahkan orang-orang yang tidak percaya juga tidak diperbaharui, apalagi Iblis dan setan-setan.
Kalau kata-kata segala sesuatu hanya mencakup manusia yang percaya, maka jelas ayat ini tak bisa digunakan untuk menunjuk pada pemulihan alam semesta.
3. Roma 8:19-23 - “(19) Sebab dengan sangat rindu seluruh makhluk menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan. (20) Karena seluruh makhluk telah ditaklukkan kepada kesia-siaan, bukan oleh kehendaknya sendiri, tetapi oleh kehendak Dia, yang telah menaklukkannya, (21) tetapi dalam pengharapan, karena makhluk itu sendiri juga akan dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan dan masuk ke dalam kemerdekaan kemuliaan anak-anak Allah. (22) Sebab kita tahu, bahwa sampai sekarang segala makhluk sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin. (23) Dan bukan hanya mereka saja, tetapi kita yang telah menerima karunia sulung Roh, kita juga mengeluh dalam hati kita sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita.
Catatan: dalam 2 Petrus 3: 19,20,21 KJV menterjemahkan the creature (= makhluk ciptaan), tetapi RSV/NIV/NASB/ASV/NKJV menterjemahkan the creation (= ciptaan). Tetapi dalam ay 22 semuanya menterjemahkan the whole creation (= seluruh ciptaan).
Inti dari penggunaan text ini oleh kelompok ini adalah sebagai berikut: Text ini menunjukkan bahwa karena kejatuhan manusia ke dalam dosa, maka bukan hanya manusia yang menjadi rusak, tetapi semua ciptaan yang lain juga mengalami efek negatif dari jatuhnya manusia ke dalam dosa. Dan text ini juga menunjukkan bahwa sama seperti orang-orang percaya / anak-anak Allah menderita dan menantikan pembaharuan, demikian juga dengan semua makhluk ciptaan yang lain. Jadi, kalau manusia (yang percaya) akan diperbaharui, demikian juga semua ciptaan yang lain, termasuk alam semesta.
Calvin (tentang Roma 8:21): It is then indeed meet for us to consider what a dreadful curse we have deserved, since all created things in themselves blameless, both on earth and in the visible heaven, undergo punishment for our sins; for it has not happened through their own fault, that they are liable to corruption. Thus the condemnation of mankind is imprinted on the heavens, and on the earth, and on all creatures. It hence also appears to what excelling glory the sons of God shall be exalted; for all creatures shall be renewed in order to amplify it, and to render it illustrious (= Maka merupakan hal yang pantas bagi kita untuk mempertimbangkan / merenungkan kutuk menakutkan yang bagaimana yang kita layak dapatkan, karena semua hal-hal / benda-benda ciptaan yang dalam dirinya sendiri tidak bersalah, baik di bumi dan di surga / langit yang kelihatan, mengalami hukuman untuk dosa-dosa kita; karena itu tidak terjadi melalui kesalahan mereka sendiri, sehingga mereka menjadi dapat terkena kerusakan. Demikianlah hukuman / kutukan umat manusia ditandai di surga / langit, dan di bumi, dan di semua makhluk ciptaan. Maka juga terlihat pada kemuliaan unggul yang bagaimana anak-anak Allah akan ditinggikan; karena semua makhluk ciptaan akan diperbaharui untuk memperkuat / memperjelasnya, dan membuatnya sangat jelas).
Matthew Henry: “The sense of the apostle in these four verses we may take in the following observations: - (1.) That there is a present vanity to which the creature, by reason of the sin of man, is made subject, v. 20. When man sinned, the ground was cursed for mans sake, and with it all the creatures (especially of this lower world, where our acquaintance lies) became subject to that curse, became mutable and mortal. Under the bondage of corruption, v. 21. There is an impurity, deformity, and infirmity, which the creature has contracted by the fall of man: the creation is sullied and stained, much of the beauty of the world gone. There is an enmity of one creature to another; they are all subject to continual alteration and decay of the individuals, liable to the strokes of Gods judgments upon man. When the world was drowned, and almost all the creatures in it, surely then it was subject to vanity indeed. The whole species of creatures is designed for, and is hastening to, a total dissolution by fire. And it is not the least part of their vanity and bondage that they are used, or abused rather, by men as instruments of sin. The creatures are often abused to the dishonour of their Creator, the hurt of his children, or the service of his enemies. When the creatures are made the food and fuel of our lusts, they are subject to vanity, they are captivated by the law of sin. And this not willingly, not of their own choice. All the creatures desire their own perfection and consummation; when they are made instruments of sin it is not willingly. Or, They are thus captivated, not for any sin of their own, which they had committed, but for mans sin: By reason of him who hath subjected the same. Adam did it meritoriously; the creatures being delivered to him, when he by sin delivered himself he delivered them likewise into the bondage of corruption. God did it judicially; he passed a sentence upon the creatures for the sin of man, by which they became subject. And this yoke (poor creatures) they bear in hope that it will not be so always. Ep elpidi hoti kai, &c. - in hope that the creature itself; so many Greek copies join the words. We have reason to pity the poor creatures that for our sin have become subject to vanity. (2.) That the creatures groan and travail in pain together under this vanity and corruption, v. 22. It is a figurative expression. Sin is a burden to the whole creation; the sin of the Jews, in crucifying Christ, set the earth a quaking under them. The idols were a burden to the weary beast, Isa 46:1. There is a general outcry of the whole creation against the sin of man: the stone crieth out of the wall (Hab 2:11), the land cries, Job 31:38. (3.) That the creature, that is now thus burdened, shall, at the time of the restitution of all things, be delivered from this bondage into the glorious liberty of the children of God (v. 21) - they shall no more be subject to vanity and corruption, and the other fruits of the curse; but, on the contrary, this lower world shall be renewed: when there will be new heavens there will be a new earth (2 Peter 3:13; Rev 21:1); and there shall be a glory conferred upon all the creatures, which shall be (in the proportion of their natures) as suitable and as great an advancement as the glory of the children of God shall be to them. The fire at the last day shall be a refining, not a destroying annihilating fire. ... (4.) That the creature doth therefore earnestly expect and wait for the manifestation of the children of God, v. 19. Observe, At the second coming of Christ there will be a manifestation of the children of God. Now the saints are Gods hidden ones, the wheat seems lost in a heap of chaff; but then they shall be manifested. It does not yet appear what we shall be (1 John 3:2), but then the glory shall be revealed. The children of God shall appear in their own colours. And this redemption of the creature is reserved till then; for, as it was with man and for man that they fell under the curse, so with man and for man they shall be delivered. All the curse and filth that now adhere to the creature shall be done away then when those that have suffered with Christ upon earth shall reign with him upon the earth. This the whole creation looks and longs for; and it may serve as a reason why now a good man should be merciful to his beast” (= ).
Catatan: saya tidak memberikan terjemahan dari kata-kata Matthew Henry ini, karena terlalu panjang dan intinya sama seperti inti yang sudah saya berikan di atas.
Jawab:
Text ini adalah text yang sangat sukar, dan memungkinkan bermacam-macam penafsiran.
Matthew Henry: “This observation in these verses has some difficulty in it, which puzzles interpreters a little; and the more because it is a remark not made in any other scripture, with which it might be compared” (= Pengamatan / pandangan ini dalam ayat-ayat ini mempunyai beberapa kesukaran di dalamnya, yang agak membingungkan para penafsir; dan yang makin menyukarkan adalah karena itu merupakan suatu kata-kata yang tidak digunakan di bagian lain manapun dari Kitab Suci, dengan mana itu bisa dibandingkan).
Catatan: bandingkan kata-kata ini dengan kata-kata Adam Clarke di bawah nanti yang mengutip kata-kata Dr. Lightfoot, yang menunjukkan kesukaran dalam penafsiran text ini.
Adam Clarke memberikan penafsirannya dan juga penafsiran dari Dr. Lightfoot yang menunjukkan bahwa text ini ternyata ditafsirkan secara sangat beraneka ragam (khususnya berkenaan dengan kata-kata seluruh makhluk).
Adam Clarke (tentang Ro 8:19): For the earnest expectation of the creature. There is considerable difficulty in this and the four following verses: and the difficulty lies chiefly in the meaning of the word hee ktisis, which we translate ‘the creature,’ and ‘creation.’ Some think that by it the brute creation is meant; others apply it to the Jewish people; others to the godly; others to the Gentiles; others to the good angels; and others to the fallen spirits, both angelic and human. Dissertations without end have been written on it; and it does not appear that the Christian world are come to any general agreement on the subject. Dr. Lightfoots mode of explanation appears to me to be the best, on the whole. There is, says he, ‘a twofold key hanging at this place, which may unlock the whole, and make the sense plain and easy, 1. The first is the phrase, pasa hee ktisis, which we render ‘the whole creation,’ Rom 8:22, and with which we meet twice elsewhere in the New Testament. Mark 16:15: ‘Preach the Gospel,’ pasee tee ktisei, ‘to every creature’; and Col 1:23: ‘The Gospel was preached,’ en pasee tee ktisei, ‘to every creature.’ Now it is sufficiently apparent what is meant by pasa ktisis in both of these places, namely, ‘all nations,’ or ‘the pagan world.’ For that which in Mark is, ‘preach the Gospel to every creature,’ is, in Matt 28:19, ‘go and teach,’ panta ta ethnee, ‘all nations.’ And this very phrase in this place lays claim to that very interpretation. And the Hebrew kol haberiyowt, which corresponds to the Greek phrase, pasa hee ktisis, ‘every creature,’ is applied by the Jews to the Gentiles, and that by way of opposition to Israel” (= ‘Sebab dengan sangat rindu seluruh makhluk menantikan. Ada banyak kesukaran dalam ayat ini dan 4 ayat berikutnya: dan kesukarannya terletak terutama dalam arti dari kata HEE KTISIS, yang kita terjemahkan makhluk ciptaan dan ciptaan. Sebagian orang menganggap itu berarti ciptaan yang tak berakal; yang lain menerapkannya kepada orang-orang Yahudi; yang lain pada orang-orang saleh; yang lain kepada orang-orang non Yahudi; yang lain kepada malaikat-malaikat yang baik; dan yang lain kepada roh-roh yang jatuh, baik malaikat dan manusia. Disertasi tanpa akhir telah ditulis tentangnya; dan tak terlihat bahwa dunia Kristen akan mencapai persetujuan umum apapun tentang pokok ini. Secara keseluruhan, cara penjelasan Dr. Lightfoot bagi saya kelihatan sebagai yang terbaik. Katanya, Ada 2 kunci tergantung pada tempat ini, yang bisa membuka seluruhnya, dan membuat artinya jelas / sederhana dan mudah, 1. Yang pertama adalah ungkapan, pasa hee ktisis, yang kita terjemahkan ‘seluruh ciptaan’, Roma 8:22, dan dengan mana kita bertemu 2 x di tempat lain dalam Perjanjian Baru. Markus 16:15: ‘Beritakanlah Injil, pasee tee ktisei, ‘kepada setiap makhluk’; dan Kolose 1:23: ‘Injil diberitakan,’ en pasee tee ktisei, ‘kepada setiap makhluk.’ Adalah cukup jelas apa yang dimaksudkan dengan pasa ktisis di kedua tempat ini, yaitu ‘semua bangsa’, atau ‘dunia orang kafir’. Karena apa yang dalam Markus adalah ‘beritakanlah Injil kepada setiap makhluk’ dalam Matius 28:19 adalah ‘pergilah dan ajarkanlah’, panta ta ethnee, ‘semua bangsa’. Dan ungkapan ini di tempat ini memberikan tuntutan pada penafsiran itu. Dan kata-kata Ibrani kol haberiyowt, yang sesuai dengan ungkapan Yunani, pasa hee ktisis, ‘setiap makhluk’, diterapkan oleh orang-orang Yahudi kepada orang-orang non Yahudi, dan itu dengan cara mempertentangkannya dengan Israel).
Barnes’ Notes (tentang Roma 8:19): “‘Of the creature tees ktiseoos’ Perhaps there is not a passage in the New Testament that has been deemed more difficult of interpretation than this (Rom 8:19-23); and after all the labors bestowed on it by critics, still there is no explanation proposed which is perfectly satisfactory, or in which commentators concur” [= Tentang makhluk ciptaan TEES KTISEOOS. Mungkin tak ada text dalam Perjanjian Baru yang dianggap lebih sukar dari penafsiran text ini (Ro 8:19-23); dan setelah semua jerih payah yang diberikan pada text ini oleh para pengkritik, tetap di sana tidak ada penjelasan yang diusulkan yang memuaskan dengan sempurna, atau dalam mana para penafsir setuju].
Karena sukarnya text ini, dan adanya bermacam-macam penafsiran tentangnya, penggunaan text ini sebagai dasar dari pembaharuan alam semesta, merupakan sesuatu yang sangat meragukan.
4. Tak pernah ada apapun yang Allah ciptakan, yang dihancurkan / dimusnahkan.
Charles Hodge: “There is no evidence, either from Scripture or experience, that any substance has ever been annihilated. If force be motion, it may cease; but cessation of motion is not annihilation, and the common idea in our day, among men of science, is that no force is ever lost; it is, as they say, only transformed. However this may be, it is a purely gratuitous assumption that any substance has ever passed out of existence. In all the endless and complicated changes which have been going on, from the beginning, in our earth and throughout the universe, nothing, so far as known, has ever ceased to be. Of course He who creates can destroy; the question, however, concerns the purpose, and not the power of God; and He has never, either in his word or in his works, revealed his purpose to destroy anything He has once created” (= Tidak ada bukti, atau dari Kitab Suci atau pengalaman, bahwa ada zat apapun yang pernah dimusnahkan. Jika kekuatan itu adalah gerakan, maka itu bisa berhenti; tetapi perhentian dari gerakan bukanlah pemusnahan, dan gagasan umum pada jaman kita, di antara orang-orang dari ilmu pengetahuan, adalah bahwa kekuatan tidak pernah hilang; itu hanya, seperti kata mereka, diubah. Bagaimanapun adanya, merupakan sesuatu yang semata-mata merupakan anggapan yang sembrono / tak beralasan bahwa zat apapun pernah hilang keberadaannya. Dalam semua perubahan yang tak ada akhirnya dan rumit yang telah terjadi sampai saat ini, dari semula, dalam bumi kita dan di seluruh alam semesta, tidak ada, sepanjang yang diketahui, pernah hilang keberadaannya. Tentu saja Ia yang menciptakan, bisa menghancurkan / memusnahkan; tetapi pertanyaannya berkenaan dengan tujuan, dan bukan dengan kuasa Allah; dan Ia tidak pernah, apakah dalam firmanNya atau dalam pekerjaanNya, menyatakan tujuanNya untuk menghancurkan sesuatu yang pernah Ia ciptakan) - Systematic Theology, vol 3, hal 852.
Barnes Notes: The word rendered burned up, like the word just before used and rendered fervent heat - a word of the same origin, but here intensive - means that they will undergo such a change as fire will produce; not, necessarily, that the matter composing them will be annihilated. If the matter composing the earth is ever to be destroyed entirely, it must be by the immediate power of God, because only He who created can destroy. There is not the least evidence that a particle of matter originally made has been ANNIHILATED since the world began; and there are no fires so intense, no chemical powers so mighty, as to cause a particle of matter to cease wholly to exist. So far as the power of man is concerned, and so far as one portion of matter can prey on another, matter is as imperishable as mind, and neither can be destroyed unless GOD destroys it. Whether it is His purpose to ANNIHILATE any portion of the matter which He has made, does not appear from His Word; but it is clear that He intends that the universe shall undergo important CHANGES. As to the possibility or probability of such a destruction by fire as is predicted here, no one can have any doubt who is acquainted with the disclosures of modern science in regard to the internal structure of the earth (= ).
Jawab:
a. Menurut saya ini merupakan suatu argumentasi yang tidak Alkitabiah, karena memang tidak punya dasar Alkitab sama sekali. Bahwa sampai saat ini Allah tidak pernah memusnahkan sesuatu, tetapi hanya mengubahnya menjadi sesuatu yang lain, tidak berarti bahwa pada akhir jaman Ia juga tidak mungkin memusnahkan, dan hanya mungkin memperbaharui. Yang digunakan oleh Hodge dan Barnes, menurut saya hanya merupakan argument from silence (= argumentasi dari ke-diam-an), yang tidak mempunyai kekuatan.
b. Bahwa dalam firman / Kitab Suci tidak pernah ada pemusnahan apapun yang Allah ciptakan, itu kalau bagian ini (2Petrus 3:10-13) diartikan menurut pandangan pertama. Kalau diartikan menurut pandangan kedua maka jelas Kitab Suci mengajarkan adanya pemusnahan.
Dan sebetulnya ada ayat yang menunjukkan hal itu, yaitu Ibrani 1:10-12, tetapi itu akan saya bahas pada waktu membahas pandangan kedua.
c. Kalau memang tidak ada apapun yang dimusnahkan, lalu bagaimana dengan binatang, tumbuh-tumbuhan, dan benda-benda? Apakah semuanya tidak ada yang dimusnahkan pada akhir jaman? Sampai saat ini saya berpandangan bahwa semua itu akan dimusnahkan; tetapi mari kita bandingkan dengan pandangan dari beberapa penafsir di bawah ini.
Anthony A. Hoekema: Earlier we looked at a number of Old Testament prophecies which speak of a glorious future for the earth. ... They tell us that on that earth the wolf and the lamb shall feed together (= Di depan kita melihat pada sejumlah nubuat-nubuat Perjanjian Lama yang berbicara tentang suatu masa depan yang mulia untuk bumi. ... Nubuat-nubuat itu memberitahu kita bahwa di bumi serigala dan domba akan makan bersama-sama) - The Bible and The Future, hal 275.
Bandingkan dengan:
Yesaya 11:6-8 - (6) Serigala akan tinggal bersama domba dan macan tutul akan berbaring di samping kambing. Anak lembu dan anak singa akan makan rumput bersama-sama, dan seorang anak kecil akan menggiringnya. (7) Lembu dan beruang akan sama-sama makan rumput dan anaknya akan sama-sama berbaring, sedang singa akan makan jerami seperti lembu. (8) Anak yang menyusu akan bermain-main dekat liang ular tedung dan anak yang cerai susu akan mengulurkan tangannya ke sarang ular beludak.
Yesaya 65:25 - Serigala dan anak domba akan bersama-sama makan rumput, singa akan makan jerami seperti lembu dan ular akan hidup dari debu. Tidak ada yang akan berbuat jahat atau yang berlaku busuk di segenap gunungKu yang kudus,’ firman TUHAN.
Tetapi agak belakangan Anthony A. Hoekema sendiri mengatakan: Whether they are all to be literally fulfilled is open to question; surely details about wolves and lambs, ..., are to be understood not in a crassly literal way but as figurative descriptions of what the new earth will be like (= Apakah nubuat-nubuat itu semua harus digenapi secara hurufiah terbuka terhadap pertanyaan; jelas bahwa detail-detail tentang serigala dan domba, ..., harus dimengerti bukan dalam cara hurufiah yang kasar / bodoh tetapi sebagai penggambaran-penggambaran yang bersifat kiasan tentang akan seperti apa bumi yang baru itu) - The Bible and The Future, hal 276.
Jamieson, Fausset & Brown (tentang Yesaya 11:6): “These may be figures for men of corresponding animal-like characters (Ezek 22:27; 38:13; Jer 5:6; 13:23; Matt 7:15; Luke 10:3). Still a literal change in the relations of animals to man and each other, restoring the state in Eden, is a more likely interpretation” [= Ini bisa merupakan kiasan-kiasan untuk manusia dengan karakter / sifat yang seperti binatang (Yeh 22:27; 38:13; Yeremia 5:6; 13:23; Matius 7:15; Lukas 10:3). Tetap suatu perubahan yang hurufiah dalam hubungan binatang-binatang dengan manusia dan mereka satu sama lain, memulihkan keadaan di Eden, adalah penafsiran yang lebih memungkinkan].
Barnes Notes (tentang Yes 11:6): “The figure is taken from the condition of animals of all descriptions living in a state of harmony, where those which are by nature defenseless, and which are usually made the prey of the strong, are suffered to live in security. By nature the wolf preys upon the lamb, and the leopard upon the kid, and the adder is venomous, and the bear, and the cow, and the lion, and the ox, cannot live together. But if a state of things should arise, where all this hostility would cease; where the wild animals would lay aside their ferocity, and where the feeble and the gentle would be safe; where the adder would cease to be venomous, and where all would be so mild and harmless that a little child would be safe, and could lead even the most ferocious animals, that state would represent the reign of the Messiah. Under his dominion, such a change would be produced as that those who were by nature violent, severe, and oppressive; those whose disposition is illustrated by the ferocious and bloodthirsty propensities of the lion and the leopard, and by the poison of the adder, would be changed and subdued, and would be disposed to live in peace and harmony with others. This is the general idea of the passage. We are not to cut the interpretation to the quick, and to press the expressions to know what particular class of people are represented by the lion, the bear, or the adder. The general image that is before the prophets mind is that of peace and safety, such as that would be if a change were to be produced in wild animals, making them tame, and peaceful, and harmless. ... That this passage is descriptive of the times of the Messiah, there can be no doubt. It has been a question, to what particular part of his reign the prophet has reference. Some have referred it to the time when he came, and to the influence of his gospel in mitigating the ferocity of his enemies, and ultimately disposing them to suffer Christens to live with them - the infuriated enemies of the cross, under the emblem of the wolf, the bear, the leopard, and the adder, becoming willing that the Christian, under the emblem of the lamb, and the kid, should live with them without molestation. This is the interpretation of Vitringa. Others have referred it to the Millennium - as descriptive of a state of happiness, peace, and universal security then. Others have referred it to the second coming of the Messiah, as descriptive of a time when it is supposed that he will reign personally on the earth, and when there shall be universal security and peace, and when the nature of animals shall be so far changed, that the ferocity of those which are wild and ravenous shall cease, and they shall become harmless to the defenseless. ... That it does not refer to any literal change in the nature of animals, so that the ferocity of the untamed shall be wholly laid aside, the disposition to prey on one another wholly cease, and the poisonous nature of the adder be destroyed, seems to me to be evident: (a) Because the whole description has a highly figurative and poetical cast. (b) Because such figurative expressions are common in all poetry, and especially among the Orientals. (c) Because it does not appear how the gospel has any tendency to change the nature of the lion, the bear, or the serpent. It acts on men, not on brutes; on human hearts, not on the organization of wild animals. (d) Because such a state of things could not occur without a perpetual miracle, changing the physical nature of the whole animal creation, The lion, the wolf, the panther, are made to live on flesh. The whole organization of their teeth and digestive powers is adapted to this, and this alone. To fit them to live on vegetable food, would require a change in their whole structure, and confound all the doctrines of natural history. The adder is poisonous, and nothing but a miracle would prevent the poisonous secretion, and make his bite innocuous. But where is a promise of any such continued miracle as shall change the whole structure of the animal creation, and make the physical world different from what it is? It is indeed probable that wild animals and venomous serpents will wholly retire before the progress of civilization and Christianity, and that the earth may be inhabited everywhere with safety - for such is the tendency of the advance of civilization - but this is a very different thing from a change in the physical nature of the animal creation. The fair interpretation of this passage is, therefore, that revolutions will be produced in the wild and evil passions of men - the only thing with which the gospel has to do as great as if a change were produced in, the animal creation, and the most ferocious and the most helpless should dwell together” (= ).
Barnes secara pasti tidak menganggap Yes 11:6-8 harus ditafsirkan secara hurufiah. Ia memberikan beberapa alasan yaitu: seluruh text memang bersifat puisi, dan penafsiran yang bersifat kiasan memang merupakan sesuatu yang umum bagi text-text yang sifatnya puisi. Juga ia menganggap bahwa injil mengubah manusia, bukan binatang. Dan selanjutnya, ia juga menganggap bahwa membutuhkan mujijat-mujijat yang terjadi terus menerus untuk membuat binatang-binatang pemakan daging menjadi pemakan rumput, dan membuat ular berbisa menjadi tidak berbahaya. Dan dalam Alkitab tak pernah dijanjikan mujijat-mujijat yang terjadi terus menerus seperti itu. Bagi dia ini menggambarkan orang-orang yang dulunya bertengkar dan menindas satu sama lain, yang lalu hidup dalam damai pada masa pemerintahan Mesias. Tentang kapan masa yang ditunjuk oleh text ini ada bermacam-macam pandangan. Ada yang menganggap masa itu terjadi setelah kedatangan Yesus yang pertama, karena Injil yang diterima oleh orang-orang membuat mereka damai satu dengan yang lainnya. Orang lain menafsirkan bahwa ini menunjuk pada damai yang terjadi pada masa kerajaan 1000 tahun. Orang lain lagi menganggap ini sebagai damai yang terjadi di bumi yang baru setelah kedatangan Kristus yang keduakalinya.
Catatan: kalau Barnes memang menganggap bahwa binatang-binatang ini hanya kiasan-kiasan, lalu binatang-binatang pergi kemana? Musnah? Kalau tidak kemana? Bukankah aneh kalau ia menganggap bahwa tak ada ciptaan Allah yang dimusnahkan?
Matthew Henry: “What becomes of the souls of brutes, that go downwards, none can tell. But it should seem by the scripture that there will be some kind of restoration of them. And if it be objected, What use will they be of to glorified saints? we may suppose them of as much use as they were to Adam in innocency; and if it be only to illustrate the wisdom, power, and goodness of their Creator, that is enough” (= Apa yang terjadi dengan jiwa-jiwa dari binatang-binatang yang tak berakal, yang turun ke bawah, tak seorangpun bisa mengatakan / memberitahu. Tetapi kelihatannya dari Kitab Suci adalah bahwa akan ada semacam pemulihan tentang mereka. Dan kalau ada yang keberatan, Apa gunanya mereka bagi orang-orang kudus yang telah dimuliakan? kita bisa menganggap mereka dengan kegunaan yang sama seperti mereka bagi Adam dalam ketidak-berdosaan; dan jika itu hanya untuk menjelaskan hikmat, kuasa, dan kebaikan dari Pencipta mereka, itu cukup).
Catatan: saya tak setuju dengan kata-kata Matthew Henry di sini. Memang Adam tak boleh makan binatang, tetapi setelah jaman Nuh, binatang boleh dimakan, dan bisa saja untuk kegunaan ini binatang diciptakan. Juga, berbeda dengan orang-orang kudus yang telah dimuliakan, yang tidak lagi membutuhkan tambahan penjelasan tentang kemahakuasaan dan kehebatan Allah dalam penciptaan, maka bagi orang-orang dalam dunia yang sekarang ini, banyaknya macam binatang yang ada dan cara mereka mencari makan dsb, menunjukkan kreativitas yang luar biasa dari sang Pencipta.
Calvin (tentang Roma 8:21): But he means not that all creatures shall be partakers of the same glory with the sons of God; but that they, according to their nature, shall be participators of a better condition; for God will restore to a perfect state the world, now fallen, together with mankind. But what that perfection will be, as to beasts as well as plants and metals, it is not meet nor right in us to inquire more curiously; for the chief effect of corruption is decay. Some subtle men, but hardly sober-minded, inquire whether all kinds of animals will be immortal; but if reins be given to speculations where will they at length lead us? Let us then be content with this simple doctrine, - that such will be the constitution and the complete order of things, that nothing will be deformed or fading” (= Tetapi ia tidak memaksudkan bahwa semua makhluk ciptaan akan mengambil bagian dari kemuliaan yang sama dengan anak-anak Allah; tetapi bahwa mereka, sesuai dengan sifat dasar mereka, akan menjadi pengambil-pengambil bagian dari suatu kondisi / keadaan yang lebih baik; karena Allah akan memulihkan pada suatu keadaan yang sempurna dunia, yang sekarang jatuh, bersama-sama dengan umat manusia. Tetapi bagaimana kesempurnaan itu, berkenaan dengan binatang-binatang maupun tanaman-tanaman dan logam-logam / zat-zat / materi-materi, tidaklah pantas ataupun benar bagi kita untuk menanyakan dengan keingintahuan yang lebih, karena akibat utama dari kerusakan adalah pembusukan. Sebagian orang-orang yang tajam pikirannya, tetapi hampir tidak berpikiran waras, menanyakan apakah semua jenis binatang-binatang akan menjadi kekal; tetapi jika kendali diberikan kepada spekulasi-spekulasi kemana mereka akhirnya membawa kita? Karena itu hendaklah kita puas dengan doktrin / ajaran yang sederhana ini, - bahwa demikianlah akan terjadi cara pembentukan dan keadaan dari hal-hal / benda-benda, bahwa tidak ada yang akan cacat bentuknya atau layu / memudar / menghilang).
Catatan: saya tak terlalu mengerti bagian yang saya beri garis bawah ganda.
Saya sendiri menganggap bahwa binatang, tumbuh-tumbuhan dan semua benda-benda, tidak mempunyai sifat kekal. Jadi pada saat Yesus datang kedua kalinya, mereka semua akan musnah. Persoalan terbesar, menurut saya, dengan tetap adanya binatang dalam kehidupan yang akan datang, adalah: kemana mereka akan pergi? Ke surga atau ke neraka? Kalau ke neraka, itu rasanya mustahil, pertama karena sebagai makhluk yang tidak bermoral, dimana tidak ada suci atau berdosa, mereka tidak mungkin dihukum. Dan kedua, text-text dalam Yesaya menunjukkan adalah damai antara binatang-binatang buas dengan binatang-binatang lain yang biasanya adalah mangsa mereka, antara ular berbisa dengan anak kecil dan sebagainya. Itu rasanya tidak mungkin menunjuk pada neraka!
Tetapi kalau semua binatang masuk surga, itu berarti jauh lebih enak dan menguntungkan untuk menjadi binatang dari pada menjadi manusia, karena mayoritas manusia akan masuk neraka!
Karena keduanya mustahil, maka saya harus mengambil pandangan bahwa mereka akan dimusnahkan! Tidak ada dasar untuk beranggapan bahwa tidak mungkin Tuhan memusnahkan apapun yang pernah Ia ciptakan!
Dalam pembahasannya tentang 2Samuel 12:22-23 Calvin jelas menganggap bahwa berbeda dengan manusia, binatang tidak kekal / tidak mempunyai kehidupan yang akan datang.
2Sam 12:22-23 - “(22) Jawabnya: Selagi anak itu hidup, aku berpuasa dan menangis, karena pikirku: siapa tahu TUHAN mengasihani aku, sehingga anak itu tetap hidup. (23) Tetapi sekarang ia sudah mati, mengapa aku harus berpuasa? Dapatkah aku mengembalikannya lagi? Aku yang akan pergi kepadanya, tetapi ia tidak akan kembali kepadaku.”.
Calvin: when he said: He shall not return to me but rather I must go to him, he was showing here the hope that he had of life after death. For people will not say that dumb animals go away to their fathers and mothers or to their children! Why? Because there are creatures who have only a temporal life. It is quite true that we only live in this world for a limited time, and to all outward appearances, one could say, as does Solomon, that it is the same thing that happens with the death of a man as with the death of a horse (Eccles. 3:19). However, let us take into consideration the fact that we are created in the image of God, and that there is a better life for our souls. Thus, David is assuming here that men are not to be like dumb animals” [= pada waktu ia berkata: Ia tidak akan kembali kepadaku tetapi Aku harus pergi kepada dia, ia sedang menunjukkan di sini pengharapan yang ia miliki tentang kehidupan setelah kematian. Karena orang-orang tidak akan berkata bahwa binatang-binatang yang bisu / bodoh pergi kepada bapa dan ibu mereka atau kepada anak-anak mereka! Mengapa? Karena mereka adalah makhluk-makhluk yang hanya mempunyai kehidupan sementara. Adalah benar bahwa kita hanya hidup di dunia untuk waktu yang terbatas, dan dari semua penampilan luar, seseorang bisa mengatakan, seperti dikatakan oleh Salomo, bahwa hal yang sama yang terjadi dengan kematian manusia seperti dengan kematian dari seekor kuda (Pkh 3:19). Tetapi, hendaklah kita mempertimbangkan fakta bahwa kita diciptakan menurut gambar Allah, dan bahwa di sana ada suatu kehidupan yang lebih baik untuk jiwa-jiwa kita. Maka, Daud di sini sedang menganggap bahwa manusia tidaklah seperti binatang-binatang yang bisu / bodoh] - Sermons on 2Samuel, hal 592.
Calvin: David clearly knew that although he had life in this world, he had to wait another life, even more certain than this one. Through this knowledge, he preached a strong sermon to us, for we can see that he was always aware that after his death he would without doubt contemplate the glory of God. Let us learn, therefore, that though we are in this world, we should live in it in such a way that we realise that we are invited to another life, which will be permanent, and that God has chosen to separate us from dumb animals by imprinting the mark of his image in us. Let us not be like the profane, who think everything is extinguished at death, but let us realise that it is the passage through which we go to those who have preceded us (= Daud dengan jelas tahu bahwa sekalipun ia mempunyai kehidupan di dunia ini, ia harus menunggu kehidupan yang lain, yang bahkan lebih pasti dari kehidupan yang ini. Melalui pengetahuan ini, ia mengkhotbahkan suatu khotbah yang kuat bagi kita, karena kita bisa melihat bahwa ia selalu sadar bahwa setelah kematiannya ia tak diragukan akan menatap kemuliaan Allah. Karena itu, hendaklah kita belajar, bahwa sekalipun kita ada dalam dunia ini, kita harus hidup di dalamnya dengan suatu cara sedemikian rupa sehingga kita menyadari bahwa kita diundang pada suatu kehidupan yang lain, yang akan mrpkl kehidupan yang permanen, dan bahwa Allah telah memilih kita untuk memisahkan kita dari binatang-binatang yang bisu / bodoh, dengan mencap / menanamkan tanda dari gambarNya di dalam kita. Hendaklah kita tidak seperti orang-orang biasa / duniawi, yang berpikir bahwa sesuatu dipadamkan / dimatikan pada kematian, tetapi hendaklah kita menyadari bahwa itu merupakan suatu jalan melalui mana kita pergi kepada mereka yang telah mendahului kita) - Sermons on 2Samuel, hal 592-593.
5. Anthony A. Hoekema menggunakan janji Allah kepada Abraham.
Anthony A. Hoekema (hal 278) mengutip Kejadian 17:8 - Kepadamu dan kepada keturunanmu akan Kuberikan negeri ini yang kaudiami sebagai orang asing, yakni seluruh tanah Kanaan akan Kuberikan menjadi milikmu untuk selama-lamanya; dan Aku akan menjadi Allah mereka..
Ia menekankan bahwa janji tentang kepemilikan tanah Kanaan ini diberikan bukan hanya kepada keturunan Abraham tetapi juga kepada Abraham sendiri. Sampai mati Abraham hanya memiliki sedikit sekali / sebagian sangat kecil dari tanah Kanaan. Lalu kapan janji ini digenapi dalam diri Abraham?
Ia lalu mengutip Ibr 11:9-10,13-16 - (9) Karena iman ia diam di tanah yang dijanjikan itu seolah-olah di suatu tanah asing dan di situ ia tinggal di kemah dengan Ishak dan Yakub, yang turut menjadi ahli waris janji yang satu itu. (10) Sebab ia menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah. ... (13) Dalam iman mereka semua ini telah mati sebagai orang-orang yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, tetapi yang hanya dari jauh melihatnya dan melambai-lambai kepadanya dan yang mengakui, bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini. (14) Sebab mereka yang berkata demikian menyatakan, bahwa mereka dengan rindu mencari suatu tanah air. (15) Dan kalau sekiranya dalam hal itu mereka ingat akan tanah asal, yang telah mereka tinggalkan, maka mereka cukup mempunyai kesempatan untuk pulang ke situ. (16) Tetapi sekarang mereka merindukan tanah air yang lebih baik yaitu satu tanah air sorgawi. Sebab itu Allah tidak malu disebut Allah mereka, karena Ia telah mempersiapkan sebuah kota bagi mereka.
Anthony A. Hoekema menafsirkan bahwa kota yang mempunyai dasar menunjuk pada Yerusalem yang baru yang akan ditemukan / didapati di bumi yang baru itu. Inilah penggenapan janji kepada Abraham itu.
Ia juga mengatakan bahwa dari Ibr 4 kita bisa melihat bahwa Kanaan merupakan type dari sabat di surga yang tersisa untuk umat Allah.
Anthony A. Hoekema: Canaan, therefore, was not an end in itself; it pointed forward to the new earth which was to come. From Galatians 3:29, further, we learn that if we are Christs, we are Abrahams seed, heirs according to promise. All of us, who are united to Christ by faith, therefore, are in this wider sense the seed of Abraham. And the promise of which we are heirs must include the promise of the land. When, in the light of this New Testament expansion of Old Testament thought, we reread Genesis 17:8, we see in it now a promise of the ultimate everlasting possession by all the people of God - all those who are in the widest sense of the word the seed of Abraham - of that new earth of which Canaan was only a type. Thus the promise of the inheritance of the land has meaning for all believers today [= Karena itu, Kanaan, bukanlah akhir / tujuan dalam dirinya sendiri; itu menunjuk ke depan pada bumi yang baru yang masih akan datang. Selanjutnya, dari Gal 3:29, kita mempelajari bahwa jika kita adalah milik Yesus Kristus, kita adalah benih dari Abraham, pewaris-pewaris sesuai dengan janji. Karena itu, semua kita, yang dipersatukan dengan Kristus oleh iman, dalam arti yang lebih luas ini, adalah benih Abraham. Dan janji tentang mana kita adalah pewaris-pewaris harus mencakup janji dari tanah (Kanaan). Pada waktu, dalam terang dari perluasan Perjanjian Baru dari pikiran Perjanjian Lama ini, kita membaca ulang Kej 17:8, sekarang kita melihat di dalamnya suatu janji tentang kepemilikan kekal dan terakhir oleh semua umat Allah - semua mereka yang dalam arti terluas dari kata itu adalah benih Abraham - tentang bumi yang baru tentang mana Kanaan hanya merupakan suatu type. Maka janji tentang warisan tentang tanah (Kanaan) mempunyai arti bagi semua orang percaya jaman ini] - The Bible and The Future, hal 279.
Galatia 3:29 - Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah.
Tanggapan saya: menurut saya ini salah sama sekali. Janji itu digenapi bagi Abraham (maupun kita) dengan ia / kita masuk surga! Jadi Abraham (maupun kita) memiliki bukan Kanaan yang hanya merupakan type, tetapi anti type-nya, yaitu surga!
6. Penafsiran ini sesuai dengan ayat-ayat seperti Mazmur 37:11 / Matius 5:5.
Maz 37:11 - Tetapi orang-orang yang rendah hati akan mewarisi negeri dan bergembira karena kesejahteraan yang berlimpah-limpah.
KJV: inherit the earth (= mewarisi bumi).
Mat 5:5 - Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi”.
KJV: inherit the earth (= mewarisi bumi).
Jawab: ayat-ayat ini bisa ditafsirkan secara berbeda.
Matthew Henry (tentang Mat 5:5): They shall inherit the earth; it is quoted from Ps 37:11, ... Or, ‘They shall inherit the land’ (so it may be read), the land of Canaan, a type of heaven. So that all the blessedness of heaven above, and all the blessings of earth beneath, are the portion of the meek” [= Mereka akan mewarisi bumi; ini dikutip dari Maz 37:11, ... Atau, Mereka akan mewarisi tanah (begitulah itu bisa dibaca), tanah Kanaan, suatu type dari surga. Sehingga semua kebahagiaan / keberkatan dari surga di atas, dan semua berkat-berkat dari bumi di bawah, adalah bagian dari orang yang lemah lembut].
Adam Clarke (tentang Matius 5:5): “Canaan was a type of the kingdom of God; and who is so likely to inherit glory as the man in whom the meekness and gentleness of Jesus dwelt?” (= Kanaan adalah suatu type dari kerajaan Allah; dan siapa yang begitu memungkinkan untuk mewarisi kemuliaan seperti manusia dalam siapa kelembutan Yesus ada?).
Barnes Notes (tentang Mat 5:5): “They shall inherit the earth. This might have been translated the land. It is probable that here is a reference to the manner in which the Jews commonly expressed themselves to denote any great blessing. It was promised to them that they should inherit the land of Canaan. For a long time the patriarchs looked forward to this, Gen 15:7-8; Ex 32:13. They regarded it as a great blessing. It was so spoken of in the journey in the wilderness, and their hopes were crowned when they took possession of the promised land, Deut 1:38; 16:20. In the time of our Saviour they were in the constant habit of using the Old Testament, where this promise perpetually occurs, and they used it as a proverbial expression to denote any great blessing, perhaps as the sum of all blessings, Ps 37:20; Isa 60:21. Our Saviour used it in this sense, and meant to say, not that the meek would own great property or have many lands, but that they would possess special blessings. The Jews also considered the land of Canaan as a type of heaven, and of the blessings under the Messiah. To inherit the land became, therefore, an expression denoting those blessings. When our Saviour uses this language here, he means that the meek shall be received into his kingdom, and partake of its blessings here, and of the glories of the heavenly Canaan hereafter” (= Mereka akan mewarisi bumi. Ini bisa diterjemahkan tanah. Adalah mungkin bahwa di sini ada suatu referensi pada cara dalam mana orang-orang Yahudi biasanya menyatakan diri mereka sendiri untuk menunjuk pada berkat besar apapun. Dijanjikan kepada mereka bahwa mereka akan mewarisi tanah Kanaan. Untuk waktu yang lama nenek moyang mereka memandang ke depan pada hal ini, Kej 15:7-8; Kel 32:13. Mereka menganggapnya sebagai suatu berkat yang besar. Itu dibicarakan demikian dalam perjalanan di padang gurun, dan pengharapan mereka dimahkotai pada waktu mereka merebut tanah perjanjian, Ul 1:38; 16:20. Pada jaman sang Juruselamat kita, mereka selalu terbiasa untuk menggunakan Perjanjian Lama, dimana janji ini terus menerus muncul, dan mereka menggunakannya sebagai suatu ungkapan yang bersifat kiasan untuk menunjuk pada berkat besar apapun, mungkin total / jumlah dari semua berkat, Mazmur 37:20; Yesaya 60:21. Juruselamat kita menggunakannya dalam arti ini, bermaksud untuk mengatakan, bukan bahwa orang yang lemah lembut akan memiliki milik yang besar atau banyak tanah, tetapi bahwa mereka akan memiliki berkat-berkat khusus. Orang-orang Yahudi juga menganggap tanah Kanaan sebagai suatu type dari surga, dan dari berkat-berkat di bawah sang Mesias. Karena itu, mewarisi tanah menjadi suatu ungkapan yang menunjuk pada berkat-berkat itu. Pada waktu sang Juruselamat mengunakan bahasa / kata-kata ini di sini, Ia memaksudkan bahwa orang yang lemah lembut akan diterima ke dalam kerajaanNya, dan mengambil bagian dari berkat-berkatnya di sini, dan dari kemuliaan-kemuliaan dari Kanaan surgawi sesudahnya / di alam baka).
7. Matius 19:28 menggunakan kata yang arti sebenarnya adalah regeneration (= kelahiran baru). Dalam kelahiran baru, kita tidak diciptakan ulang, tetapi hanya diperbaharui.
Mat 19:28 - Kata Yesus kepada mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada waktu penciptaan kembali, apabila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaanNya, kamu, yang telah mengikut Aku, akan duduk juga di atas dua belas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel.
KJV/NASB: in the regeneration (= dalam kelahiran kembali).
RSV: in the new world (= dalam dunia yang baru).
NIV: at the renewal of all things (= pada pembaharuan dari segala sesuatu).
Jawab:
a. Apakah kata regeneration / kelahiran baru, harus disamakan artinya pada waktu kata itu diterapkan pada manusia dan pada waktu kata itu diterapkan pada alam semesta? Menurut saya, belum tentu / tidak ada keharusan seperti itu.
b. Menurut Bible Works 7, kata Yunani yang digunakan di sini memang bisa diartikan sebagai renewal (= pembaharuan) seperti dalam NIV, tetapi juga bisa diartikan sebagai recreation (= penciptaan kembali) seperti dalam Kitab Suci Indonesia. Kalau diambil arti ke 2 maka justru akan mendukung pandangan kedua, bukan pandangan ini.
8. Kata new (= baru) yang digunakan dalam ay 13, dalam bahasa Yunaninya tidak menunjuk pada sesuatu yang baru ada untuk pertama kalinya.
Catatan: Kata Yunani yang diterjemahkan new (= baru) adalah KAINOS, bukan NEOS. Apa beda dua kata ini?
Anthony A. Hoekema: The word NEOS means new in time or origin, whereas the word KAINOS means new in nature or in quality (= Kata NEOS artinya baru dalam waktu atau asal usul, sedangkan kata KAINOS artinya baru dalam sifat dasar dan kwalitet) - The Bible and The Future, hal 280.
Vines Expository Dictionary (dengan topik new): “1. kainos (kaino/$) denotes ‘new,’ of that which is unaccustomed or unused, not ‘new’ in time, recent, but ‘new’ as to form or quality, of different nature from what is contrasted as old. ‘The new tongues,’ kainos, of Mark 16:17 are the ‘other tongues,’ heteros, of Acts 2:4. These languages, however, were new and different, not in the sense that they had never been heard before, or that they were new to the hearers, for it is plain from v. 8 that this is not the case; they were new languages to the speakers, different from those in which they were accustomed to speak” (=).
Vines Expository Dictionary (dengan topik new): “2. neos (ne/o$) signifies ‘new’ in respect of time, that which is recent; it is used of the young, and so translated, especially the comparative degree ‘younger’; accordingly what is neos may be a reproduction of the old in quality or character. Neos and kainos are sometimes used of the same thing, but there is a difference, as already indicated. Thus the new man in Eph 2:15 (kainos) is new in differing in character; so in 4:24 (see No. 1); but the new man in Col 3:10 (neos) stresses the fact of the believers new experience, recently begun, and still proceeding. The old man in him... dates as far back as Adam; a new man has been born, who therefore is fitly so called [i. e., neos], Trench, Syn. Sec. lx. The New Covenant in Heb 12:24 is new (neos) compared with the Mosaic, nearly fifteen hundred years before; it is new (kainos) compared with the Mosaic, which is old in character, ineffective, 8:8,13; 9:15. The new wine of Matt 9:17; Mark 2:22; Luke 5:37-39, is neos, as being of recent production; the new wine of the kingdom, Matt 26:29; Mark 14:25, is kainos, since it will be of a different character from that of this world” (=).
Jawab:
Saya beranggapan bahwa dari semua argumentasi yang mendukung pandangan pertama ini, yang ini adalah yang paling kuat dan paling sukar dijawab.
Tetapi kalau saya harus menjawabnya, saya akan mengatakan bahwa arti kata dalam bahasa Yunani kadang-kadang digunakan secara menyimpang / tidak seperti seharusnya.
Sebagai contoh, saya pernah mempelajari tentang kata another (= yang lain), yang dalam bahasa Yunani ada 2 kata, yaitu ALLOS dan HETEROS.
W. E. Vine dalam bukunya yang berjudul An Expository Dictionary of New Testament Words mengatakan sebagai berikut: ALLOS ... denotes another of the same sort; HETEROS ... denotes another of a different sort (= ALLOS ... menunjuk pada yang lain dari jenis yang sama; HETEROS ... menunjuk pada yang lain dari jenis yang berbeda).
Illustrasi: Di sini ada 1 gelas Aqua. Kalau saya menginginkan 1 gelas Aqua lagi, yang sama dengan ini, maka saya harus menggunakan kata ALLOS. Tetapi kalau saya menghendaki 1 gelas minuman yang lain, misalnya Coca Cola, maka saya harus menggunakan kata HETEROS, bukan ALLOS.
Arti seperti ini cocok pada waktu diterapkan pada kasus di bawah ini.
Yesus disebut sebagai PARAKLETOS dalam 1Yoh 2:1 - Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara (PARAKLETOS) pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil.
Lalu Yoh 14:16 menyebut Roh Kudus sebagai PARAKLETOS / Penolong yang lain.
Yohanes 14:16 - Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya.
Kata Penolong diterjemahkan dari kata Yunani PARAKLETOS, sedangkan kata-kata yang lain dari kata Yunani ALLOS.
Mengomentari ini, maka perhatikan kata-kata dari William Hendriksen di bawah ini.
William Hendriksen mengatakan tentang Roh Kudus sebagai berikut: He is another Helper, not a different Helper. The word another indicates one like myself, who will take my place, do my work. Hence, if Jesus is a person, the Holy Spirit must also be a person (= Ia adalah Penolong yang lain, bukan Penolong yang berbeda. Kata yang lain menunjukkan seseorang seperti Aku sendiri, yang akan mengambil tempatKu, melakukan pekerjaanKu. Jadi, jika Yesus adalah seorang pribadi, Roh Kudus harus juga adalah seorang pribadi).
William Hendriksen melanjutkan dengan berkata: For the same reason, if Jesus is divine, the Spirit, too, must be divine (= Dengan alasan yang sama, jika Yesus bersifat ilahi / adalah Allah, Roh juga harus bersifat ilahi / adalah Allah).
Tetapi apakah perbedaan arti dari ALLOS dan HETEROS itu selalu cocok dalam segala keadaan? Mari kita melihat kasus di bawah ini.
Mat 13:3-8 - (3) Dan Ia mengucapkan banyak hal dalam perumpamaan kepada mereka. KataNya: Adalah seorang penabur keluar untuk menabur. (4) Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis. (5) Sebagian (yang lain) jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itupun segera tumbuh, karena tanahnya tipis. (6) Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar. (7) Sebagian (yang lain) lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati. (8) Dan sebagian (yang lain) jatuh di tanah yang baik lalu berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat.
Baik dalam ay 5,7,8, seharusnya ada kata-kata yang lain, dan untuk itu digunakan kata Yunani ALLOS, dan ini cocok dengan arti dari ALLOS, karena benih itu adalah benih yang berbeda tetapi dari jenis yang sama. Dalam bagian paralelnya dalam Injil Markus, yaitu Markus 4:3-8, maka juga digunakan ALLOS seperti dalam Mat 13:3-8.
Sekarang mari kita perhatikan bagian paralel yang lain lagi dari Mat 13 ini, yaitu Luk 8:5-8a - (5) Adalah seorang penabur keluar untuk menaburkan benihnya. Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu diinjak orang dan burung-burung di udara memakannya sampai habis. (6) Sebagian (yang lain) jatuh di tanah yang berbatu-batu, dan setelah tumbuh ia menjadi kering karena tidak mendapat air. (7) Sebagian (yang lain) lagi jatuh di tengah semak duri, dan semak itu tumbuh bersama-sama dan menghimpitnya sampai mati. (8a) Dan sebagian (yang lain) jatuh di tanah yang baik, dan setelah tumbuh berbuah seratus kali lipat..
Baik dalam 2 Petrus 3: 6,7,8, seharusnya ada kata-kata yang lain, tetapi anehnya dalam bahasa Yunaninya menggunakan kata HETEROS!!
Dan tentang kata new / baru, saya beranggapan juga mungkin seperti itu.
Efesus 2:15 - sebab dengan matiNya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru (KAINOS) di dalam diriNya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera.
Efesus 4:24 - dan mengenakan manusia baru (KAINOS), yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.
Kolose 3:10 - dan telah mengenakan manusia baru (NEOS) yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya.
Khususnya untuk Ef 4:24 dan Kol 3:20, boleh dikatakan merupakan ayat-ayat yang paralel, dan sama-sama berbicara tentang manusia baru, yang diperbaharui / dikuduskan. Tetapi yang satu menggunakan KAINOS, yang lain menggunakan NEOS.
2 Petrus 3:1-18(10)
b) Penafsir-penafsir yang berpandangan bahwa alam semesta yang sekarang ini betul-betul dimusnahkan, dan lalu diciptakan yang baru.
Dasar Alkitab yang digunakan:
1. Yes 65:17 menggunakan kata BARA / mencipta.
Yesaya 65:17 - Sebab sesungguhnya, Aku menciptakan langit yang baru dan bumi yang baru; hal-hal yang dahulu tidak akan diingat lagi, dan tidak akan timbul lagi dalam hati.
KJV: ‘For, behold, I create new heavens and a new earth: and the former shall not be remembered, nor come into mind’ (= Karena lihatlah, Aku menciptakan surga / langit yang baru dan bumi yang baru: dan yang lama tidak akan diingat, ataupun masuk ke dalam pikiran).
E. J. Young: Not without reason does the prophet use the word bara, which had occurred in the first verse of Genesis. In the simple (Qal) stem it is used only with God as the subject; the material employed, if there be any, is never mentioned; the word implies effortlessness, and points to the production of something fundamentally new. What is to be announced is so revolutionary that it is the result of Gods creative activity. That almighty power which was displayed at the original creation is again to be displayed in a new work of creation. Again God creates heaven and earth, and they are new. In that they are new, they will so fully show forth the glory of God their creator, and so completely fulfill every need and desire of man the creature, that the former heavens and earth will no longer be remembered, nor will they even enter upon the heart of man [= Bukan tanpa alasan sang nabi menggunakan kata BARA, yang telah muncul di ayat pertama dari kitab Kejadian. Dalam bentuk akar kata yang sederhana (Qal), itu digunakan hanya dengan Allah sebagai subyek; materi / bahan yang digunakan, jika ada, tidak pernah disebutkan; kata itu secara implicit menunjukkan tidak adanya usaha (ke-tanpa-usaha-an), dan menunjuk pada pembuatan sesuatu yang pada dasarnya baru. Apa yang akan diumumkan adalah begitu bersifat revolusioner sehingga itu merupakan hasil dari aktivitas yang bersifat mencipta dari Allah. Kuasa yang maha kuasa itu yang telah ditunjukkan pada penciptaan mula-mula akan ditunjukkan lagi dalam pekerjaan penciptaan yang baru. Allah menciptakan lagi surga / langit dan bumi, dan mereka baru. Dalam hal mereka itu baru, mereka akan dengan begitu penuh menunjukkan kemuliaan Allah Pencipta mereka, dan dengan begitu lengkap menggenapi setiap kebutuhan dan keinginan dari manusia, sang makhluk ciptaan, sehingga surga / langit dan bumi yang lama tidak akan diingat lagi, ataupun bahkan masuk ke dalam hati manusia] - The Book of Isaiah, vol 3, hal 513-514.
Jawab:
Bavinck: “the Hebrew word ‘create’ (בָּרָא, bārāʾ) used with reference to the new heaven and the new earth (Isa. 65:17) certainly does not always mean creating something out of nothing but frequently denotes a divine activity by which God brings forth something new from the old (Isa. 41:20; 43:7; 54:16; 57:18). For that reason it also frequently alternates with planting, laying the foundations of, and making (Isa. 51:16; 66:22). The Lord can say (Isa. 51:16) that he begins the new creation by putting his word in Israels mouth and hiding them in the shadow of his hand [= Kata Ibrani mencipta (BARA) yang digunakan berkenaan dengan surga / langit yang baru dan bumi yang baru (Yes 65:17) pasti tidak selalu berarti mencipta sesuatu dari tidak ada (nothing), tetapi sering menunjuk pada aktivitas ilahi dengan mana Allah melahirkan / menimbulkan / menghasilkan sesuatu yang baru dari yang lama (Yesaya 41:20; 43:7; 54:16; 57:18). Karena alasan itu, kata itu sering ditukar / diganti dengan menanam, meletakkan fondasi / dasar dari, dan membuat (Yes 51:16; 66:22). Tuhan bisa berkata (Yes 51:16) bahwa Ia memulai penciptaan yang baru dengan meletakkan firmanNya dalam mulut Israel dan menyembunyikan mereka dalam bayang-bayang tanganNya] - Reformed Dogmatics, vol 4, hal 716-717 (Libronix).
Catatan: Yes 57:18 tidak cocok, saya kira seharusnya adalah Yes 57:19.
Yes 41:19-20 - (19) Aku akan menanam pohon aras di padang gurun, pohon penaga, pohon murad dan pohon minyak; Aku akan menumbuhkan pohon sanobar di padang belantara dan pohon berangan serta pohon cemara di sampingnya, (20) supaya semua orang melihat dan mengetahui, memperhatikan dan memahami, bahwa tangan TUHAN yang membuat semuanya ini dan Yang Mahakudus, Allah Israel, yang menciptakannya (BARA)”.
Yesaya 43:7 - semua orang yang disebutkan dengan namaKu yang Kuciptakan (BARA) untuk kemuliaanKu, yang Kubentuk dan yang juga Kujadikan!.
Yesaya 54:16 - Sesungguhnya, Akulah yang menciptakan (BARA) tukang besi yang menghembus api dan menghasilkan senjata menurut kecakapannya, tetapi Akulah juga yang menciptakan (BARA) pemusnah untuk merusakkannya.
Yesaya 57:19 - Aku akan menciptakan (BARA) puji-pujian. Damai, damai sejahtera bagi mereka yang jauh dan bagi mereka yang dekat - firman TUHAN - Aku akan menyembuhkan dia!.
Yes 51:16 - Aku menaruh firmanKu ke dalam mulutmu dan menyembunyikan engkau dalam naungan tanganKu, supaya Aku kembali membentangkan (KJV/ASV/NKJV: plant) langit dan meletakkan dasar bumi, dan berkata kepada Sion: Engkau adalah umatKu!.
Yes 66:22 - Sebab sama seperti langit yang baru dan bumi yang baru yang akan Kujadikan (KJV: make) itu, tinggal tetap di hadapanKu, demikianlah firman TUHAN, demikianlah keturunanmu dan namamu akan tinggal tetap.
Keterangan: kalau biasanya untuk langit dan bumi digunakan kata BARA / mencipta, maka dalam Yes 51:16 kata itu digantikan dengan plant (= menanam) dan meletakkan dasar, dan dalam Yes 66:22, kata itu digantikan dengan make (= membuat).
Bisa juga ditambahkan ayat-ayat ini:
a. 2Korintus 5:17 - Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.
KJV/NASB: a new creature (= suatu makhluk ciptaan yang baru).
RSV/NIV: a new creation (= suatu ciptaan yang baru).
Barnes Notes (tentang 2Kor 5:17): “It means, evidently, that there is a change produced in the renewed heart of man that is equivalent to the act of creation, and that bears a strong resemblance to it - a change, so to speak, as if the man was made over again, and had become new. ... the phrase implies evidently the following things: (1) That there is an exertion of divine power in the conversion of the sinner as really as in the act of creating the world out of nothing, ... (2) That a change is produced so great as to make it proper to say that he is a new man. He has new views, new motives, new principles, new objects and plans of life. ... There is a change so deep, so clear, so entire, and so abiding, that it is proper to say, here is a new creation of God - a work of the divine power as decided and as glorious as when God created all things out of nothing” (= Jelas bahwa itu berarti bahwa di sana ada suatu perubahan yang dihasilkan dalam hati manusia yang diperbaharui yang setara dengan tindakan penciptaan, dan itu mengandung suatu kemiripan yang kuat dengannya - suatu perubahan, bisa dikatakan, seakan-akan manusia itu dibuat kembali / ulang, dan telah menjadi baru. ... ungkapan ini secara implicit menunjuk pada hal-hal yang berikut ini: 1. Bahwa di sana ada suatu pengerahan / penggunaan dari kuasa ilahi dalam pertobatan dari orang berdosa yang sama sungguh-sungguhnya seperti dalam tindakan penciptaan dunia / alam semesta dari tidak ada / nihil, ... 2. Bahwa suatu perubahan dihasilkan begitu besar sehingga membuatnya tepat untuk mengatakan bahwa ia adalah seseorang yang baru. Ia mempunyai pandangan-pandangan yang baru, motivasi-motivasi yang baru, prinsip-prinsip yang baru, tujuan-tujuan dan rencana-rencana kehidupan yang baru. ... Ada suatu perubahan yang begitu dalam, begitu jelas, begitu menyeluruh, dan begitu menetap, sehingga adalah tepat untuk mengatakan, di sini ada suatu ciptaan baru dari Allah - suatu pekerjaan dari kuasa ilahi yang sama nyata / pastinya dan sama mulianya seperti pada waktu Allah menciptakan segala sesuatu dari tidak ada / nihil).
b. Efesus 2:10 - Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.
KJV/RSV/NIV/NASB: created (= diciptakan).
A. T. Robertson (tentang Ef 2:10): “not the original creation as in Col 1:16; Eph 3:9, but the moral and spiritual renewal in Christ, the new birth, as in Eph 2:15; 4:24” (= bukan penciptaan mula-mula seperti dalam Kol 1:16; Efesus 3:9, tetapi pembaharuan moral dan rohani dalam Kristus, kelahiran baru, seperti dalam Efesus 2:15; 4:24).
c. Galatia 6:15 - Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak ada artinya, tetapi menjadi ciptaan baru, itulah yang ada artinya.
KJV: a new creature (= suatu makhluk ciptaan yang baru).
RSV/NIV/NASB: a new creation (= suatu ciptaan yang baru).
d. Ef 4:24 - dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.
KJV: is created (= diciptakan).
RSV/NIV: created (= diciptakan).
NASB: has been created (= telah diciptakan).
2. Wah 21:1 - Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan lautpun tidak ada lagi”.
Bible Knowledge Commentary (tentang Wah 21:1): “That it is a totally new heaven and a new earth, and not the present heaven and earth renovated, is supported by the additional statement, for the first heaven and the first earth had passed away (also see comments on Rev 20:11)” [= Bahwa ini adalah suatu surga / langit yang baru dan suatu bumi yang baru secara total / sama sekali, dan bukannya surga / langit dan bumi yang sekarang ini yang telah diperbaharui, didukung oleh pernyataan tambahan, karena surga / langit yang pertama / mula-mula dan bumi yang pertama / mula-mula telah berlalu (juga lihat komentar tentang Wah 20:11)].
Wahyu 20:11 - Lalu aku melihat suatu takhta putih yang besar dan Dia, yang duduk di atasnya. Dari hadapanNya lenyaplah bumi dan langit dan tidak ditemukan lagi tempatnya”.
Catatan: komentar dari Bible Knowledge Commentary tentang Wah 20:11 saya berikan di bawah, pada no 4. yang memang membahas Wah 20:11 itu.
Jawab:
Sama seperti dalam 2Petrus 3:13, kata baru di sini juga menggunakan KAINOS (baru dalam kwalitet), bukan NEOS (baru dalam waktu).
Barnes Notes (tentang Wahyu 21:1): “He does not say that they were created now, or anew; that the old heavens and earth were annihilated; but all that he says is, that there were such changes that they seemed to be new” (= Ia tidak mengatakan bahwa mereka baru diciptakan sekarang, atau diciptakan sekali lagi; bahwa surga / langit dan bumi yang lama dimusnahkan; tetapi semua yang ia katakan adalah, bahwa di sana ada perubahan-perubahan sedemikian rupa sehingga mereka kelihatan seperti baru).
Barnes Notes (tentang Wah 21:1): For the first heaven and the first earth were passed away. They had passed away by being changed, and a renovated universe had taken their place” (= Karena surga / langit yang pertama / mula-mula dan bumi yang pertama / mula-mula telah berlalu. Mereka telah berlalu dengan diubahkan, dan suatu alam semesta yang sudah diperbaharui telah mengambil tempat mereka / menggantikan mereka).
Seiss Apocalypse (tentang Wahyu 21:1): So in those passages which speak of the passing away of the earth and heavens (see Matt 5:18; 24:34-35; Mark 13:30-31; Luke 16:17; 21:33; 2 Peter 3:10; Rev 21:1), the original word is never one which signifies termination of existence, but parerchomai, which is a verb of very wide and general meaning, such as to go or come to a person, place, or point; to pass, as a man through a bath, or a ship through the sea; to pass from one place or condition to another, to arrive at, to go through; to go into, to come forward as if to speak or serve. As to time, it means going into the past, as events or a state of things once present giving place to other events and another state of things. That it implies great changes when applied to the earth and heavens is very evident; but that it ever means annihilation, or the passing of things out of being, there is no clear instance either in the Scriptures or in Classical Greek to prove. The main idea is transition not extinction [= Maka dalam text-text yang berbicara tentang lewat / lenyapnya bumi dan surga / langit (lihat Mat 5:18; 24:34-35; Mark 13:30-31; Luk 16:17; 21:33; 2Pet 3:10; Wah 21:1), kata aslinya tidak pernah adalah kata yang berarti penghentian dari keberadaan, tetapi parerchomai, yang adalah suatu kata kerja dengan arti yang sangat luas dan umum, seperti pergi atau datang kepada seseorang, tempat, atau titik; lewat, seperti seseorang melalui suatu kamar mandi, atau sebuah kapal melalui laut; berpindah dari suatu tempat atau kondisi ke tempat / kondisi yang lain, sampai di, pergi / berjalan melewati; masuk, tampil ke depan seperti untuk berbicara atau melayani. Berkenaan dengan waktu, itu berarti pergi ke masa lampau, seperti peristiwa-peristiwa atau suatu keadaan dari hal-hal yang pernah ada memberikan tempat kepada peristiwa-peristiwa yang lain dan keadaan yang lain dari hal-hal. Bahwa itu secara implicit menunjuk pada perubahan-perubahan yang besar pada waktu diterapkan pada bumi dan surga / langit adalah sangat jelas; tetapi bahwa itu pernah berarti pemusnahan, atau lewatnya / lenyapnya hal-hal dari keberadaan, tidak ada contoh yang jelas atau dari Kitab Suci atau dalam bahasa Yunani klasik untuk membuktikan. Gagasan utama adalah perubahan bukan pemusnahan].
Catatan: Kata PARERCHOMAI juga digunakan dalam Lukas 16:17 dan Lukas 21:33, dan kelihatannya menunjuk pada hilangnya existensi.
Lukas 16:17 - Lebih mudah langit dan bumi lenyap (PARERCHOMAI) dari pada satu titik dari hukum Taurat batal”.
Luk 21:33 - Langit dan bumi akan berlalu (PARERCHOMAI), tetapi perkataanKu tidak akan berlalu (PARERCHOMAI)..
Menurut Bible Works 7 kata batal dalam Luk 16:17 bisa diterjemahkan hilang / lenyap / musnah / binasa.
3. 1Kor 7:31 - pendeknya orang-orang yang mempergunakan barang-barang duniawi seolah-olah sama sekali tidak mempergunakannya. Sebab dunia seperti yang kita kenal sekarang akan berlalu”.
A. T. Robertson (tentang 1Kor 7:31): For the fashion of this world passeth away.’ ... Compare 1 John 2:17. Scheema is the habitus, the outward appearance, an old word, in the New Testament only here and Phil 2:7f. Paragei (old word) means ‘passes along’ like a moving panorama (movie show!). Used of Jesus passing by in Jericho (Matt 20:30)” [= Karena cara / kebiasaan / mode / bentuk (fashion) dari dunia / alam semesta ini berlalu. ... Bandingkan dengan 1Yohanes 2:17. SKHEMA adalah HABITUS (= form / bentuk), penampilan luar / lahiriah, suatu kata kuno, dalam Perjanjian Baru hanya di sini dan Fil 2:7dst. PARAGEI (kata kuno) berarti berjalan terus seperti pemandangan yang bergerak (pertunjukan bioskop!). Digunakan tentang Yesus melewati Yerikho (Matius 20:30)].
1Yoh 2:17 - Dan dunia ini sedang lenyap (YUNANI: PARAGETAI) dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.
Mat 20:30 - Ada dua orang buta yang duduk di pinggir jalan mendengar, bahwa Yesus lewat (Yunani: PARAGEI), lalu mereka berseru: Tuhan, Anak Daud, kasihanilah kami!.
Calvin (tentang 1Kor 7:31): For the fashion of this world passeth away. By the term here used, the Apostle has elegantly expressed the vanity of the world. There is nothing, says he, that is firm or solid; for it is a mere show or outward appearance, as they speak. He seems, however, to have had an allusion to theatrical representations, in which, on the curtain being drawn up in a single moment, a new appearance is presented, and those things that held the eyes of the spectators in astonishment, are immediately withdrawn from their view. I do not see why it is that Erasmus has preferred the term habitus (form.) He certainly, in my opinion, obscures Pauls doctrine; for the term fashion is tacitly opposed to substance” [= Karena cara / kebiasaan / mode / bentuk (fashion) dari dunia ini akan berlalu / lewat. Dengan istilah yang digunakan di sini, sang Rasul dengan sangat bagus menyatakan kesia-siaan dunia ini. Tidak ada apapun, katanya, yang teguh atau kokoh / padat; karena ini hanya sekedar suatu pertunjukan atau penampilan luar / lahiriah, seperti mereka katakan. Bagaimanapun, ia kelihatannya mempunyai suatu kiasan pada gambaran theater, dalam mana, pada saat gorden ditarik dalam suatu saat, suatu penampilan baru ditunjukkan, dan hal-hal itu yang dilihat oleh mata dari para penonton dalam kekaguman, segera ditarik dari pandangan mereka. Saya tidak melihat mengapa Erasmus telah lebih memilih istilah HABITUS (form / bentuk). Dalam pandangan saya, ia pasti mengaburkan ajaran Paulus; karena istilah fashion secara implicit bertentangan dengan zat / bahan].
Kalau Calvin benar, bahwa yang dimaksudkan secara implicit adalah zat / bahan, maka ini menunjukkan bahwa dunia memang sedang lenyap!
4. Wah 20:11 - Lalu aku melihat suatu takhta putih yang besar dan Dia, yang duduk di atasnya. Dari hadapanNya lenyaplah bumi dan langit dan tidak ditemukan lagi tempatnya”.
KJV: ‘the earth and the heaven fled away; there was found no place for them (= bumi dan surga lari; di sana tidak ditemukan tempat untuk mereka).
RSV: ‘earth and sky fled away, no place was found for them (= bumi dan langit lari, tidak ada tempat ditemukan untuk mereka).
NIV: ‘Earth and sky fled ... there was no place for them (= Bumi dan langit lari ... di sana tidak ada tempat untuk mereka).
NASB: ‘earth and heaven fled away, no place was found for them (= bumi dan surga lari, tidak ada tempat ditemukan untuk mereka).
Barnes Notes: “The image expresses, in the most emphatic manner, the idea that they entirely disappeared, and no language could more sublimely represent the majesty of the Judge” (= Gambaran ini menyatakan, dengan cara yang paling menekankan, gagasan bahwa mereka sepenuhnya hilang, dan tak ada bahasa bisa dengan lebih agung menggambarkan keagungan dari sang Hakim).
Bible Knowledge Commentary: “The great white throne apparently differs from the throne mentioned more than 30 times in Revelation beginning with 4:2. It apparently is located neither in heaven nor earth but in space, as suggested by the statement, Earth and sky fled from His presence, and there was no place for them. ... The question has been raised as to whether the earth and the starry heavens as they are today will be destroyed at this point in the future or will be simply restored to a new state of purity. Many references in the Bible suggest that the earth and the heavens, as now known, will be destroyed (cf. Matt 24:35; Mark 13:31; Luke 16:17; 21:33; 2 Peter 3:10-13). This is confirmed by the opening statement of Revelation 21, the first heaven and the first earth had passed away. The present universe was created like a gigantic clock which is running down, and if left to itself, would ultimately come to a state of complete inactivity. Inasmuch as God created the universe and set it in motion for the purpose of enacting the drama of sin and redemption, it would seem proper to begin anew with a new heaven and a new earth suitable for His eternal purpose and built on a different principle. The new heaven and new earth described in chapter 21 has no similarity to the present earth and heaven.” [= Takhta putih besar kelihatannya berbeda dengan takhta yang disebutkan lebih dari 30 x dalam kitab Wahyu dimulai pada Wah 4:2. Kelihatannya itu terletak bukan di surga ataupun di bumi tetapi dalam ruang / angkasa, seperti dikesankan oleh pernyataan, Bumi dan langit lari dari hadapanNya / kehadiranNya, dan tidak ada tempat untuk mereka. ... Pertanyaan telah diajukan berkenaan apakah bumi dan surga / langit dengan bintang-bintang seperti mereka ada sekarang akan dihancurkan pada titik ini dalam masa yang akan datang atau sekedar dipulihkan pada suatu keadaan baru dari kemurnian. Banyak referensi-referensi dalam Alkitab memberikan kesan bahwa bumi dan surga / langit, seperti yang dikenal sekarang, akan dihancurkan (bdk. Mat 24:35; Markus 13:31; Luk 16:17; 21:33; 2Pet 3:10-13). Ini diteguhkan oleh pernyataan pembuka dari Wah 21, langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu. Alam semesta yang sekarang diciptakan seperti jam raksasa yang sedang menuju kematian, dan jika dibiarkan sendirian, akhirnya akan sampai pada suatu keadaan non aktif sepenuhnya. Sebagaimana Allah menciptakan alam semesta dan mengaturnya untuk bergerak untuk tujuan dari memainkan / memerankan drama dari dosa dan penebusan, kelihatannya benar / tepat untuk memulai lagi / dari semula dengan suatu surga / langit yang baru dan bumi yang baru yang cocok untuk tujuan kekalNya dan dibangun pada suatu prinsip yang berbeda. Surga / langit yang baru dan bumi yang baru, yang digambarkan dalam pasal 21, tidak mempunyai kemiripan dengan bumi dan surga / langit yang sekarang.].
Mat 24:35 - Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataanKu tidak akan berlalu.
Mark 13:31 - Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataanKu tidak akan berlalu.
Lukas 16:17 - Lebih mudah langit dan bumi lenyap dari pada satu titik dari hukum Taurat batal.
Lukas 21:33 - Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataanKu tidak akan berlalu..
Wah 21:1 - Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan lautpun tidak ada lagi.
The Bible Exposition Commentary: New Testament: “John described here an awesome scene. Heaven and earth will flee away and no place will be left for sinners to hide! All must face the Judge!” (= Yohanes menggambarkan di sini suatu pemandangan yang mengagumkan / mempesonakan. Surga / langit dan bumi akan lari, dan tidak ada tempat yang akan tertinggal bagi orang-orang berdosa untuk bersembunyi! Semua harus menghadap sang Hakim!).
Pulpit Commentary: “The destruction of the world is complete - no place is found for them; they are annihilated. Such an event is nearly always portrayed in the description of the last judgment in the Apocalypse and in the New Testament generally (cf. Rev 16:20)” [= Penghancuran dunia / alam semesta adalah lengkap / sempurna - tak ada tempat ditemukan untuk mereka; mereka dimusnahkan. Peristiwa seperti itu hampir selalu digambarkan dalam penggambaran dari penghakiman terakhir dalam kitab Wahyu dan dalam Perjanjian Baru secara umum (bdk. Wah 16:20)].
Wah 16:20 - Dan semua pulau hilang lenyap, dan tidak ditemukan lagi gunung-gunung.
KJV: ‘And every island fled away, and the mountains were not found’ (= Dan setiap pulau lari, dan gunung-gunung tidak ditemukan).
UBS New Testament Handbook Series: The statement no place was found for them means that they disappeared. They were never seen again (= Pernyataan tak ada tempat ditemukan untuk mereka’ berarti bahwa mereka hilang. Mereka tidak pernah terlihat lagi).
A. T. Robertson: From whose face the earth and the heaven fled away.’ ... The non-eternity of matter is a common teaching in the Old Testament (Ps 97:5; 102:27; Isa 51:6) as in the New Testament (Mark 13:31; 2 Peter 3:10). ‘Was found’ ... All is now spiritual. Even scientists today are speaking of the non-eternity of the universe” [= Dari hadapan siapa bumi dan surga / langit lari. ... Ketidak-kekalan dari zat / bahan adalah ajaran umum dalam Perjanjian Lama (Maz 97:5; 102:27; Yes 51:6) seperti dalam Perjanjian Baru (Markus 13:31; 2Petrus 3:10). Ditemukan ... Semua sekarang adalah bersifat rohani. Bahkan ilmuwan-ilmuwan jaman sekarang berbicara tentang ketidak-kekalan dari alam semesta].
Mazmur 97:5 - “Gunung-gunung luluh seperti lilin di hadapan TUHAN, di hadapan Tuhan seluruh bumi.
Maz 102:27 - “Semuanya itu akan binasa, tetapi Engkau tetap ada, dan semuanya itu akan menjadi usang seperti pakaian, seperti jubah Engkau akan mengubah mereka, dan mereka berubah”.
Yesaya 51:6 - Arahkanlah matamu ke langit dan lihatlah ke bumi di bawah; sebab langit lenyap seperti asap, bumi memburuk seperti pakaian yang sudah usang dan penduduknya akan mati seperti nyamuk; tetapi kelepasan yang Kuberikan akan tetap untuk selama-lamanya, dan keselamatan yang dari padaKu tidak akan berakhir.
Mark 13:31 - “Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataanKu tidak akan berlalu.
Catatan: untuk pembahasan Wah 20:11 ini kelihatannya tak ada pembelaan yang berarti dari kelompok yang mempercayai bahwa nanti alam semesta hanya diperbaharui, bukannya dimusnahkan lalu diciptakan yang sama sekali baru.
5. Maz 102:26-28 / Ibr 1:10-12.
Maz 102:26-28 - (26) Dahulu sudah Kauletakkan dasar bumi, dan langit adalah buatan tanganMu. (27) Semuanya itu akan binasa, tetapi Engkau tetap ada, dan semuanya itu akan menjadi usang seperti pakaian, seperti jubah Engkau akan mengubah mereka, dan mereka berubah; (28) tetapi Engkau tetap sama, dan tahun-tahunMu tidak berkesudahan”.
Ibrani 1:10-12 - (10) Dan: Pada mulanya, ya Tuhan, Engkau telah meletakkan dasar bumi, dan langit adalah buatan tanganMu. (11) Semuanya itu akan binasa, tetapi Engkau tetap ada, dan semuanya itu akan menjadi usang seperti pakaian; (12) seperti jubah akan Engkau gulungkan mereka, dan seperti persalinan mereka akan diubah, tetapi Engkau tetap sama, dan tahun-tahunMu tidak berkesudahan..
Ibrani 1:10 menunjukkan bahwa Allah / Yesuslah yang menciptakan alam semesta.
Lalu Ibr 1:11b-12 menunjukkan kontras antara alam semesta dan Allah / Yesus, dan kontras itu ditunjukkan oleh munculnya 2 x kata tetapi (ay 11,12).
Pengkontrasan yang satu menunjukkan dimana alam semesta mengalami perubahan, sedangkan yang Allah / Yesus tetap sama / tidak berubah (ay 11b-12)! Sedangkan pengkontrasan yang lain menunjukkan bahwa Allah / Yesus tetap ada sedangkan alam semesta binasa (ay 11a). Pengkontrasan dalam ay 11a ini jelas berurusan dengan existensi / keberadaan, sehingga kalau yang Allah / Yesus itu tetap ada atau ‘kekal, maka alam semesta binasa, dan ini harus diartikan musnah’ / ‘tak ada lagi.
John Owen juga mengatakan bahwa kata-kata Semuanya itu akan binasa (Mazmur 102:27 / Ibr 1:11), dalam bahasa Ibraninya adalah WdbeayO / YOVEDU, dan dalam bahasa Yunani adalah avpolou/ntai / APOLOUNTAI, artinya selalu menunjuk pada penghancuran total, dan bukannya pada perubahan, apalagi perubahan menjadi sesuatu yang lebih baik.
John Owen: “Concerning this person, or the Lord, he affirms two things, or attributes two things unto him. 1. The creation of heaven and earth; 2. The abolition or change of them. From that attribution he proceeds to a comparison between him and the most glorious of his creatures, and that as to duration or eternity; frailty and change in and of himself, one of the creatures, being that which in particular he addresseth himself to the Lord about. ... On this assertion he insinuates a comparison between this glorious fabric of heaven and earth and him that made them, as to durableness and stability, which is the thing he treats about; complaining of his own misery or mortality. For the heavens and the earth, he declares that they are in themselves of a flux and perishing nature; hM;h2e, aujtoi>, isti, - they shall perish. The word immediately relates to the heavens, but by the figure zeugma comprehends and takes in the earth also: The earth and the heavens shall perish. This fading nature of the fabric of heaven and earth, with all things contained in them, he sets forth, first, by their future end, - They shall perish; secondly, their tendency unto that end, - They wax old as a garment. By their perishing the most understand their perishing as to their present condition and use, in that alteration or change that shall be made on them; others, their utter abolition. And to say the truth, it were very hard to suppose that an alteration only, and that to the better, a change into a more glorious condition, should be thus expressed, WdbeayO; that word, as the Greek also, being always used in the worst sense, for a perishing by a total destruction. Their tendency unto this condition is their waxing old as a garment. Two things may be denoted in this expression: 1. The gradual decay of the heavens and earth, waxing old, worse, and decaying in their worth and use; 2. A near approximation or drawing nigh to their end and period. In this sense, the apostle in this epistle affirms that the dispensation of the covenant which established the Judaical worship and ceremonies did wax old and decay, Hebrews 8:13. Not that it had lost any thing of its first vigor, power, and efficacy, before its abolition. The strict observation of all the institutions of it by our Savior himself manifests its power and obligation to have continued in its full force: and this was typified by the continuance of Moses in his full strength and vigor until the very day of his death. But he says it was old and decayed, when it was ejggu<v ajfanismou~, near to a disappearance, to its end, period, and to an utter uselessness, as then it was, even as all things that naturally tend to an end do it by age and decays. And in this, not the former sense, are the heavens and earth said to wax old, because of their tendency to that period which, either in themselves or as to their use, they shall receive; which is sufficient to manifest them to be of a changeable, perishing nature. And it may be that it shall be with these heavens and earth at the last day as it was with the heavens and earth of Judaical institutions (for so are they frequently called, especially when their dissolution or abolition is spoken of) in the day of Gods creating the new heavens and earth in the gospel, according to his promise; for though the use of them and their power of obliging to their observation were taken away and abolished, yet are they kept in the world as abiding monuments of the goodness and wisdom of God in teaching his church of old. So may it be with the heavens and earth of the old creation. Though they shall be laid aside at the last day from their use as a garment to clothe and teach the power and wisdom of God to men, yet may they be preserved as eternal monuments of them. In opposition hereunto it is said of Christ that he abideth, he is the same, and his years fail not. ... The last expression also, though metaphorical, is of the same importance: Thy years fail not. He who is the same eternally properly hath no years, which are a measure of transient time, denoting its duration, beginning, and ending. This is the measure of the world and all things contained therein. Their continuance is reckoned by years. To show the eternal subsistence of God in opposition to the frailty of the world, and all things created therein, it is said, his years fail not; that is, theirs do, and come to an end, - of his being and existence there is none” (= ) - Hebrews, vol 3, hal 208,209-212.
Sebagai tambahan, saya berpendapat bahwa kontras seperti itu ditunjukkan dalam banyak ayat-ayat lain, seperti:
Yes 51:6 - Arahkanlah matamu ke langit dan lihatlah ke bumi di bawah; sebab langit lenyap seperti asap, bumi memburuk seperti pakaian yang sudah usang dan penduduknya akan mati seperti nyamuk; tetapi kelepasan yang Kuberikan akan tetap untuk selama-lamanya, dan keselamatan yang dari padaKu tidak akan berakhir”.
Ay 6a menunjukkan bahwa alam semesta semesta itu akan lenyap dan berubah, TETAPI kelepasan / keselamatan dari Tuhan tetap selama-lamanya dan tidak akan berakhir. Memburuk / usang dikontraskan dengan tetap selama-lamanya; sedangkan lenyap dikontraskan dengan tidak akan berakhir. Yang ini jelas berurusan dengan existensi. Dengan demikian kata lenyap memang harus diartikan sebagai tidak lagi mempunyai existensi.
E. J. Young (tentang Yes 51:6): “In Luke 21:33 Jesus Christ sets forth the essential truth of this verse, ‘Heaven and earth will pass away, but my words will not pass away.’ Those who are longing for the coming salvation should lift up their eyes and behold the created universe (cf. the beginning of 40:26). As for the heavens, like smoke they will be dissolved away. The earth for its part will wear out, and its inhabitants likewise will die. The created universe, i.e. heaven and earth, is temporal; as it had a beginning, so does it have an end. The heavens and earth, which seem to endure forever, will one day come to an end and be no more. That there will be a new heaven and earth, while true, is not stated in this particular verse, the purpose of which is to contrast sharply the temporality of the created universe with the eternity of the Lords salvation and righteousness. In contrast to the transitory character of creation, Gods salvation will be (i.e. will endure) forever. Likewise, His righteousness will not be broken (i.e. will never cease to be what it is). These will not endure in the abstract but will manifest themselves in men who have received the righteous salvation and who will be in the new heavens and earth wherein dwells righteousness (cf. 2 Pet. 3:13)” (= ) - The Book of Isaiah, vol 3, hal 310-311.
Saya hanya menterjemahkan bagian yang saya garis-bawahi: Alam semesta yang diciptakan, yaitu surga / langit dan bumi, adalah bersifat sementara; karena sebagaimana itu mempunyai suatu awal, demikian juga itu mempunyai akhir. Surga / langit dan bumi, yang kelihatannya akan bertahan selama-lamanya, pada suatu hari akan sampai pada akhirnya dan akan tidak ada lagi. Bahwa akan ada surga / langit dan bumi yang baru, sekalipun benar, tetapi tidak dinyatakan dalam ayat ini, yang tujuannya adalah untuk mengkontraskan secara tajam kesementaraan dari alam semesta yang diciptakan ini dengan kekekalan dari keselamatan dan kebenaran dari Tuhan. Kontras dengan karakter yang fana / tidak kekal dari ciptaan, keselamatan dari Allah akan (yaitu akan bertahan) selama-lamanya / kekal”.
Dan pada awal kutipan E. J. Young menggunakan Lukas 21:33 - “Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataanKu tidak akan berlalu.”.
Ini juga jelas berurusan dengan existensi. Firman Tuhan tidak akan berlalu / bersifat kekal, tetapi alam semesta (langit dan bumi) akan berlalu / tidak kekal. Jadi, akan ada suatu hari dimana alam semesta itu tidak ada lagi.
Bdk. Lukas 16:17 - Lebih mudah langit dan bumi lenyap dari pada satu titik dari hukum Taurat batal”.
Bdk. Matius 24:35 - Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataanKu tidak akan berlalu”.
Jawab:
Bavinck: “Old Testament prophecy, while it looks for an extraordinary transformation in all of nature, refrains from teaching the destruction of the present world. The passages that are assumed to teach the latter (Ps. 102:26; Isa. 34:4; 51:6, 16; 65:17; 66:22) do indeed describe in very graphic terms the change that will set in after the day of the Lord, but they do not imply the destruction of the substance of the world. In the first place, the description given in these passages is much too rich in imagery for us to infer from them a reduction to nothing (reductio ad nihilum) of the entire world. Further, the perishing (אָבַד, ʾābad) of heaven and earth (Ps. 102:26), which for one thing by itself never conveys an absolute destruction of substance, is explained by the fact that they will wear out like a garment, be changed like clothing, wither like a leaf on a vine, or vanish like smoke (Ps. 102:26; Isa. 34:4; 51:6)” [= Nubuat Perjanjian Lama, sementara itu mengharapkan suatu perubahan yang luar biasa dalam seluruh alam, menahan dari mengajar penghancuran dari dunia / alam semesta yang sekarang ini. Text-text yang dianggap mengajar yang belakangan ini (Maz 102:27; Yes 34:4; 51:6,16; 65:17; 66:22) memang menggambarkan dalam istilah-istilah yang sangat jelas / hidup perubahan yang akan timbul setelah hari Tuhan, tetapi text-text itu tidak menyatakan penghancuran dari zat / bahan dari dunia / alam semesta. Pertama, penggambaran yang diberikan dalam text-text itu terlalu kaya dalam perumpamaan bagi kami untuk menyimpulkan dari text-text itu suatu penurunan / pengurangan sampai nihil (reductio ad nihilum) dari seluruh dunia / alam semesta. Selanjutnya, binasanya (אָבַד, ʾābad) dari surga / langit dan bumi (Mazmur 102:27), yang dalam dirinya sendiri tak pernah menyatakan penghancuran mutlak dari zat / bahan, dan dijelaskan oleh fakta bahwa mereka akan usang seperti jubah, diubah seperti pakaian, layu seperti selembar daun pada pokok anggur, atau lenyap seperti asap (Maz 102:27; Yes 34:4; 51:6)] - Reformed Dogmatics, vol 4, hal 716 (Libronix).
Jawaban balik:
a. Kata Ibrani ABAD / AVAD yang dikatakan oleh Bavinck merupakan kata dasar dari kata YOVEDU yang dibicarakan oleh John Owen. Kalau Bavinck mengatakan kata itu tak pernah menyampaikan arti penghancuran mutlak dari zat / bahan, maka sebaliknya John Owen mengatakan kata itu, juga padan katanya dalam bahasa Yunani, selalu menunjuk pada penghancuran.
Dalam komentarnya berkenaan dengan kata ‘binasa’ dalam Ibr 1:11 itu, A. T. Robertson berkata: “Modern scientists no longer postulate the eternal existence of the heavenly bodies” (= Ilmuwan-ilmuwan modern tidak lagi menerima sebagai dalil keberadaan kekal dari benda-benda langit).
b. Bavinck mengatakan bahwa kata binasa (ABAD / AVAD) yang ditujukan pada alam semesta dijelaskan oleh kata usang seperti jubah / pakaian.
Tetapi menurut saya, ini salah. Text itu, baik dalam Maz 102:27-28 maupun Ibr 1:11-12 mengkontraskan 2 hal. Yang pertama adalah keberubahan alam semesta dikontraskan dengan ketidak-berubahan Yesus / Allah. Yang kedua adalah ketidak-kekalan alam semesta dikontraskan dengan kekekalan dari Yesus / Allah.
Kata-kata usang dan berubah untuk alam semesta dikontraskan dengan kata-kata tetap sama untuk Yesus / Allah.
Kata binasa untuk alam semesta dikontraskan dengan tetap ada dan juga dengan kata-kata tahun-tahunMu tidak berkesudahan untuk Yesus / Allah.
Mazmur 102:26-28 - (26) Dahulu sudah Kauletakkan dasar bumi, dan langit adalah buatan tanganMu. (27) Semuanya itu akan binasa, tetapi Engkau tetap ada, dan semuanya itu akan menjadi usang seperti pakaian, seperti jubah Engkau akan mengubah mereka, dan mereka berubah; (28) tetapi Engkau tetap sama, dan tahun-tahunMu tidak berkesudahan”.
Ibrani 1:10-12 - (10) Dan: Pada mulanya, ya Tuhan, Engkau telah meletakkan dasar bumi, dan langit adalah buatan tanganMu. (11) Semuanya itu akan binasa, tetapi Engkau tetap ada, dan semuanya itu akan menjadi usang seperti pakaian; (12) seperti jubah akan Engkau gulungkan mereka, dan seperti persalinan mereka akan diubah, tetapi Engkau tetap sama, dan tahun-tahunMu tidak berkesudahan..
Jadi, usangnya pakaian / jubah tidak menjelaskan kata binasa.
c. Seandainya itu hanya berurusan dengan arti kata-kata yang ada dalam syair, maka kata-kata Bavinck ini mungkin bisa saya terima. Tetapi yang ditekankan oleh John Owen dan E. J. Young di atas bukan sekedar arti katanya tetapi pengkontrasan yang ada dalam text-text itu.
Textnya mengkontraskan yang tetap / tak berubah dengan yang berubah; dan juga mengkontraskan yang tetap ada / kekal dan yang tidak tetap ada / tidak kekal. Karena itu, yang terakhir ini harus diartikan sebagai musnah. Kalau tidak pengkontrasan itu hilang. Urusan pengkontrasan ini sama sekali tidak dijawab / dibahas oleh Bavinck.
2 Petrus 3:1-18(11)
c) Penafsir-penafsir yang pandangannya plin plan / saling bertabrakan sendiri.
Pulpit Commentary (bagian homiletics): That day will be a day of terrors. Because of its presence the visible heavens will be on fire; they shall be dissolved. The earth and the heaven, in the vision of judgment that was revealed to St. John, fled away from the face of him who sat on the great white throne, and there was found no place for them. St. Peter, too, saw the awful scene presented to the eye of his mind - he uses the prophetic present - the elements are melting, wasting away, with fervent heat. ... But there will be a new home for the righteous. St. John heard the voice of him that sat on the throne saying, Behold, I make all things new. God had promised this long ago by the mouth of his prophet Isaiah. He will surely fulfill his word. He will not leave his people desolate and homeless. He provided a city of refuge for Lot, when his old abode was destroyed by the fire of the wrath of God. So, out of the appalling conflagration of the dreadful day there will arise a new and blessed home for his elect. We look for new heavens and a new earth; and they shall abide for ever. ... The earth that now is hath been defiled with many sins; it has been stained with blood, devastated by war and cruelty, polluted with sensuality and uncleanness. But the new earth shall be all holy. The refining fires of judgment will work a complete and everlasting change. The Deluge cleansed the old world, but only for a time; sin soon began to reassert itself. The fires of the great day will purely purge away all the dross, and leave only the refined gold. Righteousness shall dwell for ever in that new earth (= Hari itu adalah suatu hari ketakutan. Karena kehadirannya surga / langit yang kelihatan akan terbakar; mereka akan meleleh / hancur / hilang. Bumi dan surga / langit, dalam penglihatan penghakiman yang dinyatakan kepada Santo Yohanes, lari dari muka / hadapan dari Dia yang duduk di takhta putih besar, dan tidak ditemukan tempat lagi untuk mereka. Santo Petrus, juga melihat pemandangan yang dihadirkan pada mata dari pikirannya - ia menggunakan bentuk present nubuatan - elemen-elemen sedang mencair, sedang dihancurkan, dengan panas yang sangat kuat. ... Tetapi di sana akan ada rumah yang baru untuk orang-orang benar. Santo Yohanes mendengar suara dari Dia yang duduk di takhta berkata, Lihatlah, Aku membuat segala sesuatu baru. Allah telah menjanjikan ini lama sebelumnya oleh mulut nabiNya, Yesaya. Ia pasti akan menggenapi firmanNya. Ia tidak akan membiarkan umatNya terpencil dan tanpa rumah. Ia menyediakan suatu kota perlindungan untuk Lot, pada waktu tempat tinggalnya yang lama dihancurkan oleh api kemurkaan Allah. Demikianlah, dari kebakaran besar / lautan api yang mengerikan dari hari yang menakutkan itu di sana akan muncul rumah yang baru dan diberkati untuk orang-orang pilihanNya. Kita mencari surga / langit yang baru dan bumi yang baru; dan mereka akan tetap ada selama-lamanya. ... Bumi yang sekarang telah dinajiskan oleh banyak dosa, bumi telah dicemari dengan darah, dihancurkan oleh perang dan kekejaman, dikotori dengan nafsu dan kecemaran. Tetapi bumi yang baru akan kudus seluruhnya. Api yang memurnikan dari penghakiman akan mengerjakan perubahan yang sempurna / lengkap dan kekal. Air bah membersihkan dunia yang lama, tetapi hanya untuk suatu waktu; dosa segera mulai menyatakan / meneguhkan dirinya kembali. Api dari hari yang besar itu akan dengan murni menyucikan semua kekotoran, dan meninggalkan hanya emas yang telah dimurnikan. Kebenaran akan tinggal selama-lamanya di bumi yang baru itu) - hal 75-76.
Matthew Henry: “(1.) The heavens shall pass away with a great noise. The visible heavens, as unable to abide when the Lord shall come in his glory, shall pass away; they shall undergo a mighty alteration, and this shall be very sudden, and with such a noise as the breaking and tumbling down of so great a fabric must necessarily occasion. (2.) The elements shall melt with fervent heat. At this coming of the Lord it shall not only be very tempestuous round about him, so that the very heavens shall pass away as in a mighty violent storm, but a fire shall go before him, that shall melt the elements of which the creatures are composed. (3.) The earth also, and all the works that are therein, shall be burnt up. ... The earth, and its inhabitants, and all the works, whether of nature or art, shall be destroyed. The stately palaces and gardens, and all the desirable things wherein worldly-minded men seek and place their happiness, all of them shall be burnt up; all sorts of creatures which God has made, and all the works of men, must submit, all must pass through the fire, which shall be a consuming fire to all that sin has brought into the world, though it may be a refining fire to the works of Gods hand, that the glass of the creation being made much brighter the saints may much better discern the glory of the Lord therein. ... All that was made for mans use is subject to vanity by mans sin: and if the sin of man has brought the visible heavens, and the elements and earth, under a curse, from which they cannot be freed without being dissolved, what an abominable evil is sin, and how much to be hated by us! And, inasmuch as this dissolution is in order to their being restored to their primitive beauty and excellency, how pure and holy should we be, in order to our being fit for the new heaven and new earth, wherein dwelleth righteousness! ... For though it cannot but terrify and affright the ungodly to see the visible heavens all in a flame, and the elements melting, yet the believer, whose faith is the evidence of things not seen, can rejoice in hope of more glorious heavens after these have been melted and refined by that dreadful fire which shall burn up all the dross of this visible creation. ... As in v. 11 he exhorts to holiness from the consideration that the heavens and the earth shall be dissolved, so in v. 14 he resumes his exhortation from the consideration that they shall be again renewed. Seeing you expect the day of God, when our Lord Jesus Christ will appear in his glorious majesty, and these heavens and earth shall be dissolved and melted down, and, being purified and refined, shall be erected and rebuilt, prepare to meet him” [= (1) Surga / langit akan hilang dengan suatu suara yang keras. Surga / langit yang kelihatan, karena tak bisa ada pada waktu Tuhan akan datang dalam kemuliaanNya, akan hilang; mereka akan mengalami suatu perubahan yang sangat / hebat, dan ini akan terjadi dengan sangat mendadak, dan dengan suara sedemikian rupa karena pecahnya dan ambruknya struktur yang begitu besar pasti menyebabkan hal itu. (2) Elemen-elemen akan meleleh dengan panas yang sangat tinggi. Pada kedatangan Tuhan ini, itu bukan hanya sangat menggelora di sekitarNya, sehingga surga / langit akan hilang seperti dalam suatu badai yang sangat hebat, tetapi suatu api akan berjalan di depanNya, sehingga akan melelehkan elemen-elemen yang membentuk ciptaan-ciptaan. (3) Bumi juga, dan semua pekerjaan-pekerjaan yang ada di dalamnya, akan terbakar. ... Bumi, dan penduduknya, dan semua pekerjaan-pekerjaan, apakah itu dari alam atau dari seni, akan dihancurkan. Istana-istana yang megah dan kebun-kebun, dan semua hal-hal yang diinginkan, dalam mana orang-orang yang berpikiran duniawi mencari dan menempatkan kebahagiaan mereka, semuanya akan terbakar; semua jenis makhluk yang telah diciptakan / dibuat oleh Allah, dan semua pekerjaan-pekerjaan manusia, semuanya harus melewati api, yang akan merupakan api yang menghabiskan bagi semua yang telah dibawa oleh dosa ke dalam dunia, sekalipun itu bisa adalah suatu api yang memurnikan bagi pekerjaan-pekerjaan dari tangan Allah, sehingga gelas dari ciptaan dibuat jauh lebih terang, orang-orang kudus bisa dengan lebih baik melihat kemuliaan Tuhan di sana. ... Semua yang dibuat bagi penggunaan manusia adalah subyek dari kesia-siaan oleh dosa manusia: dan jika dosa manusia telah membawa surga / langit yang kelihatan, dan elemen-elemen dan bumi, ke bawah suatu kutuk, dari mana mereka tidak dibebaskan tanpa dihancurkan / dihabiskan / dihilangkan, maka betapa dosa itu merupakan suatu kejahatan yang menjijikkan, dan betapa itu harus sangat kita benci! Dan, karena penghancuran ini adalah supaya mereka bisa dipulihkan pada keindahan dan mutu / keunggulan mereka yang asli / mula-mula, betapa kita harus murni dan kudus supaya kita cocok untuk surga / langit yang baru dan bumi yang baru, dimana terdapat kebenaran! ... Karena sekalipun tidak bisa tidak itu menakutkan orang-orang jahat untuk melihat surga / langit yang kelihatan semuanya ada dalam nyala api, dan elemen-elemen meleleh, tetapi orang-orang percaya, yang imannya adalah bukti dari hal-hal tidak kelihatan, bisa bersukacita dalam pengharapan tentang surga / langit yang lebih mulia setelah yang sekarang ini telah dilelehkan dan dimurnikan oleh api yang menakutkan yang akan membakar semua kekotoran dari ciptaan yang kelihatan ini. ... Seperti dalam ay 11 ia mendesak pada kekudusan dari pertimbangan bahwa surga / langit dan bumi akan dihancurkan, demikian juga dalam ay 14 ia melanjutkan desakannya dari pertimbangan bahwa mereka akan diperbaharui lagi. Melihat bahwa kamu mengharapkan hari Allah, pada waktu Tuhan Yesus Kristus akan muncul dalam keagunganNya yang mulia, dan surga / langit dan bumi ini akan dihancurkan dan dilelehkan, dan setelah dimurnikan dan dibersihkan, akan didirikan dan dibangun kembali, bersiaplah untuk menemui Dia].
Kedua penafsir di atas ini mulai dengan menggunakan kata-kata yang seakan-akan menunjukkan bahwa mereka menganggap bahwa langit dan bumi yang lama akan dimusnahkan sama sekali, dan lalu diciptakan yang sama sekali baru, tetapi pada bagian akhirnya ternyata mereka menganggap bahwa langit dan bumi ini hanya diperbaharui.
d) Penafsir-penafsir yang tidak memberi pandangannya, atau yang berpandangan bahwa kita tidak bisa mempunyai kepastian dalam hal ini.
Pulpit Commentary (tentang ay 13): But it is impossible to pronounce dogmatically whether the new heavens and earth will be a reproduction of the old in a far more glorious form, through the agency of the refining fire, or an absolutely new creation, as the words of Isaiah seem to imply (= Tetapi adalah mustahil untuk menyatakan secara dogmatik apakah langit dan bumi yang baru akan merupakan suatu reproduksi dari yang lama dalam suatu bentuk yang jauh lebih mulia, melalui penggunaan api yang memurnikan, atau suatu ciptaan yang baru secara mutlak, seperti yang kelihatannya ditunjukkan secara implicit oleh kata-kata Yesaya).
Sedangkan Louis Berkhof, seorang ahli theologia Reformed, hanya mengatakan bahwa ahli-ahli theologia Lutheran memilih pandangan bahwa langit dan bumi yang lama akan dihancurkan sama sekali, dan lalu diciptakan yang sama sekali baru, sedangkan ahli-ahli theologia Reformed memilih pandangan bahwa langit dan bumi yang sekarang ini hanya akan diperbaharui. Tetapi Louis Berkhof sendiri tidak memberikan pandangannya.
Louis Berkhof: “The question is often raised, whether this will be an entirely new creation, or a renewal of the present creation. Lutheran theologians strongly favor the former position with an appeal to 2 Pet. 3:713; Rev. 20:11; and 21:1; while Reformed theologians prefer the latter idea, and find support for it in Ps. 102:26, 27; (Heb. 1:1012); and Heb. 12:2628.” [= Pertanyaan sering ditanyakan, apakah ini akan merupakan suatu ciptaan yang baru sama sekali, atau suatu pembaharuan dari ciptaan yang sekarang ini. Ahli-ahli theologia Lutheran dengan kuat menyokong posisi / pandangan yang pertama dengan suatu pertimbangan pada 2Pet 3:7-13; Wahyu 20:11; dan 21:1; sementara ahli-ahli theologia Reformed lebih memilih gagasan / pandangan yang belakangan, dan mendapatkan dukungan untuk itu dalam Maz 102:27,28; (Ibr 1:10-12); dan Ibr 12:26-28.] - Systematic Theology, hal 736-737.
Memang beberapa penafsir dan ahli theologia juga mengatakan hal yang sama. Kelompok Reformed lebih memilih pembaharuan, sedangkan kelompok Lutheran lebih memilih pemusnahan dan penciptaan kembali. Tetapi ini hanya pada umumnya, karena dari kelompok Lutheran, Lenski justru memilih pandangan bahwa semua hanya akan diperbaharui, sedangkan dari ahli-ahli theologia / penafsir Reformed juga ada yang memilih pandangan bahwa semua akan dihancurkan dan lalu diciptakan yang baru sama sekali, seperti John Owen dan E. J. Young. Dan Alexander Nisbet, yang juga adalah seorang penafsir Reformed, bukan hanya tidak memberikan pandangannya, tetapi ia juga menambahkan bahwa lebih baik kita menggunakan tenaga dan pikiran kita untuk menguduskan diri dari pada untuk mempertanyakan dan menentukan mana yang benar dari kedua pandangan itu.
Alexander Nisbet (tentang ay 10): As for the question which may be stated here, it is much more safe for us to give time and pains that we may be found of Him in peace at that day, than to be taken up in enquiring and determining whether the visible heavens and the earth, and the rest of the creatures of that kind, shall then be totally and for ever annihilated; or whether there shall be a new edition of them all, or some of them only (= Berkenaan dengan pertanyaan yang bisa dinyatakan di sini, adalah jauh lebih aman bagi kami / kita untuk memberi waktu dan usaha supaya kita bisa didapati Dia dalam damai pada hari itu, dari pada diambil / diangkat dalam mempertanyakan / menyelidiki dan menentukan apakah surga / langit yang kelihatan dan bumi, dan sisa dari makhluk-makhluk dari jenis itu, pada saat itu akan dimusnahkan secara total dan selama-lamanya; atau apakah di sana akan ada suatu edisi / perbaikan terhadap mereka semua, atau hanya sebagian dari mereka) - hal 285-286.
Sekalipun tidak bisa memastikan 100 %, tetapi setelah menilai argumentasi-argumentasi dari kedua pandangan utama (no 1 dan no 2), maka saya sangat condong pada pandangan kedua, yaitu bahwa langit dan bumi yang sekarang ini akan dimusnahkan sama sekali, lalu diciptakan langit dan bumi yang sama sekali baru, yang tidak mempunyai kemiripan apapun dengan langit dan bumi yang lama.
Sekarang kita masuk pada pembahasan sesuatu yang lain. Apakah seseorang percaya pandangan no 1 atau no 2, tetap ada problem-problem lain yang harus dipecahkan, yaitu:
1. Kalau begitu dalam hidup sesudah kedatangan Kristus yang keduakalinya ada 3 tempat, yaitu surga, neraka dan langit dan bumi yang baru. Apakah demikian?
2. Dimana orang-orang percaya akan tinggal? Di surga atau di langit dan bumi yang baru? Dan kalau dikatakan kita akan tinggal di bumi yang baru, bukankah itu:
a. Bertentangan dengan janji-janji Tuhan bahwa orang-orang percaya akan masuk surga (seperti Yoh 14:1-6 dsb).
b. Mirip dengan pandangan Saksi Yehuwa, yang mengatakan bahwa orang-orang percaya yang tidak kebagian tempat di surga akan tinggal di bumi yang diperbaharui?
Jawaban:
1. Tidak akan ada 3 tempat setelah kedatangan Kristus yang keduakalinya.
Langit dan bumi yang baru akan identik dengan surga, atau menjadi bagian dari surga.
Jadi, orang-orang percaya akan tinggal di bumi yang baru itu, sekaligus tinggal di surga, karena surga dan bumi yang baru akan menjadi satu.
Pulpit Commentary (bagian homiletics): Heaven and earth shall then be very near, the one to the other; for the holy city, new Jerusalem, shall come down from God out of heaven; and the tabernacle of God shall be with men, and he will dwell with them. The commonwealth that is in heaven shall be established (so Holy Scripture seems to teach us) upon the new earth. It shall come down from heaven, having the glory of God; the throne of God and of the Lamb shall be in it; there his servants shall serve him. Heaven will come down to earth; and so the new earth will become a part of heaven, very closely joined with heaven. God will dwell there with men, and they shall see him face to face, and live in that new earth the life of heaven; for it is the unveiled presence of God which makes heaven what it is, the abode of joy, and love, and holiness, and entranced contemplation of the Divine beauty. Into that city entereth nothing that defileth; righteousness dwelleth there [= Pada saat itu surga / langit dan bumi akan sangat dekat satu dengan yang lain; karena kota kudus, Yerusalem yang baru, akan turun dari Allah dari surga; dan Kemah Suci Allah akan ada bersama manusia, dan Ia akan tinggal bersama mereka. Persemakmuran yang ada di surga akan ditegakkan (demikianlah kelihatannya Kitab Suci yang Kudus mengajar kita) di bumi yang baru. Itu akan turun dari surga, dengan kemuliaan Allah; takhta Allah dan Anak Domba akan ada di dalamnya; di sana pelayan-pelayanNya akan melayani Dia. Surga akan turun ke bumi; dan dengan demikian bumi yang baru akan menjadi bagian dari surga, dengan sangat dekat bergabung dengan surga. Allah akan tinggal di sana bersama manusia, dan mereka akan melihatNya muka dengan muka / berhadapan muka, dan menjalani kehidupan surga di bumi yang baru; karena kehadiran Allah yang tidak terselubunglah yang membuat surga sebagai surga, tempat tinggal dari sukacita, dan kasih, dan kekudusan, dan perenungan yang mempesonakan dari keindahan Ilahi. Ke dalam kota itu tidak akan masuk apapun yang najis; kebenaran akan tinggal di sana] - hal 75-76.
Anthony A. Hoekema: One gets the impression from certain hymns that glorified believers will spend eternity in some ethereal heaven somewhere off in space, far away from the earth. The following lines from the hymn: My Jesus, I Love Thee seem to convey that impression: In mansions of glory and endless delight / Ill ever adore thee in heaven so bright. But does such a conception do justice to biblical eschatology? Are we to spend eternity somewhere off in space, wearing white robes, plucking harps, singing songs, and flitting from cloud to cloud while doing so? On the contrary, the Bible assures us that God will create a new earth on which we shall live to Gods praise in glorified, ressurected bodies. On that new earth, therefore, we hope to spend eternity, enjoying its beauties, exploring its resources, and using its treasures to the glory of God. Since God will make the new earth his dwelling place, and since where God dwells there heaven is, we shall then continue to be in heaven while we are on the new earth. For heaven and earth will then no longer be separated, as they are now, but will be one (see Rev 21:1-3)” [= Seseorang mendapatkan kesan dari nyanyian pujian tertentu bahwa orang-orang percaya yang telah dimuliakan akan menghabiskan kekekalan di surga di atas di suatu tempat di angkasa, jauh dari bumi. Yang berikut ini adalah baris-baris dari nyanyian pujian: Yesusku, aku cinta kepadaMu kelihatannya memberikan kesan itu: Di rumah-rumah kemuliaan dan kesenangan yang tak ada akhirnya / Aku akan selalu memujaMu di surga yang begitu terang. Tetapi apakah konsep seperti itu pantas / sesuai dengan eschatology yang alkitabiah? Apakah kita akan menghabiskan kekekalan di suatu tempat di angkasa, memakai jubah puith, memainkan kecapi / harpa, menyanyikan lagu-lagu, dan terbang / melayang dari awan ke awan sambil melakukan hal-hal itu? Sebaliknya, Alkitab meyakinkan kita bahwa Allah akan menciptakan bumi yang baru dimana kita akan hidup bagi pujian Allah dalam tubuh yang telah dibangkitkan dan dimuliakan. Karena itu, di bumi yang baru itu, kita berharap untuk menghabiskan kekekalan, menikmati keindahannya, menyelidiki sumber-sumbernya, dan menggunakan hartanya untuk kemuliaan Allah. Karena Allah akan membuat bumi yang baru tempat tinggalNya, dan karena dimana Allah tinggal di situlah surga, maka kita akan terus ada di surga sementara kita ada di bumi yang baru. Karena pada saat itu, surga dan bumi tidak lagi terpisah, seperti mereka sekarang, tetapi akan menjadi satu (lihat Wah 21:1-3)] - The Bible and The Future, hal 274.
Catatan: saya meragukan bagian yang saya beri garis bawah tunggal itu; entah dari mana ia mendapatkan hal itu.
Wahyu 21:1-3 - (1) Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan lautpun tidak ada lagi. (2) Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya. (3) Lalu aku mendengar suara yang nyaring dari takhta itu berkata: Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umatNya dan Ia akan menjadi Allah mereka.
Catatan: seharusnya kalau mau melengkapi pembahasan tentang langit dan bumi yang baru itu, saya juga harus membahas Wahyu 21:1-dst, tetapi pembahasannya terlalu banyak dan sukar, karena tentang istilah Yerusalem yang baru itu ada bermacam-macam pandangan. Karena itu saya kita sebaiknya tentang Wah 21 ini saya bahas di lain.
Anthony A. Hoekema: From verse 3 we learn that the dwelling place of God will no longer be away from the earth but on the earth. Since where God dwellls, there heaven is, we conclude that in this life to come heaven and earth will no longer be separated, as they are now, but will be merged. Believers will therefore continue to be in heaven as they continue to live on the new earth [= Dari ay 3 (maksudnya Wah 21:3) kita belajar bahwa tempat tinggal Allah tidak lagi akan jauh dari bumi tetapi di bumi. Karena dimana Allah tinggal, di sana surga ada, kita menyimpulkan bahwa dalam kehidupan yang akan datang ini surga dan bumi tidak akan terpisah lagi, seperti mereka ada sekarang, tetapi akan bergabung. Karena itu, orang-orang percaya akan terus ada di surga seperti / pada waktu mereka terus hidup di bumi yang baru] - The Bible and The Future, hal 285.
Pulpit Commentary (tentang ay 13): “St. John, like St. Peter, speaks of a new earth, and tells us that that new earth will be the dwelling-place of the blessed. He saw the holy city, new Jerusalem, coming down from God out of heaven; the throne of God and of the Lamb (he tells us) shall be in it: The tabernacle of God is with men, and he will dwell with them. The holy city, Jerusalem, which is above, is in heaven now; the commonwealth of which the saints are citizens is in heaven (Phil 3:20). But heaven will come down to earth; the throne of God and of the Lamb shall be there; there his servants shall serve him. The distinction between earth and heaven will be abolished; for where God is, there is heaven” [= Santo Yohanes, seperti Santo Petrus, berbicara tentang suatu bumi yang baru, dan memberitahu kita bahwa bumi baru itu akan menjadi tempat tinggal dari orang-orang yang diberkati. Ia melihat kota kudus, Yerusalem yang baru, turun dari Allah dari surga; takhta dari Allah dan dari Anak Domba (ia memberitahu kita) akan ada di dalamnya: Kemah Allah ada bersama manusia, dan Ia akan tinggal bersama mereka. Kota kudus, Yerusalem, yang ada di atas, ada di surga sekarang; persemakmuran dimana orang-orang kudus adalah warga negara - warga negara ada di surga (Fililipi 3:20). Tetapi surga akan turun ke bumi; takhta dari Allah dan dari Anak Domba akan ada di sana; di sana pelayan-pelayanNya akan melayani Dia. Perbedaan antara bumi dan surga akan dihapuskan; karena dimana Allah ada di situlah surga].
Catatan / komentar saya: saya agak bingung dengan kata-kata dimana Allah ada di situlah surga. Mengapa? Karena Allah maha ada, sehingga kalau demikian, maka surga itu juga akan ada di mana-mana.
2. Pandangan ini berbeda dengan pandangan Saksi Yehuwa yang mengatakan bahwa hanya 144.000 orang (hurufiah) yang akan tinggal di surga, sedangkan sisanya, yang tidak kebagian tempat di surga, akan tinggal di bumi yang telah disempurnakan, yang mereka sebut Firdaus. Mengapa, dan apa bedanya? Karena mereka tetap membedakan surga dan bumi yang disempurnakan itu, sedangkan para penafsir dan ahli theologia di atas ini mengatakan bahwa keduanya (surga dan bumi yang baru) bergabung menjadi satu.
Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div: meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
-o0o-