SURAT KEPADA JEMAAT TIATIRA (3): WAHYU 2:18-29

PDT. BUDI ASALI, M. DIV.
SURAT KEPADA JEMAAT TIATIRA (3).Wahyu 2:18-29 - “(18) ‘Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Tiatira: Inilah firman Anak Allah, yang mataNya bagaikan nyala api dan kakiNya bagaikan tembaga: (19) Aku tahu segala pekerjaanmu: baik kasihmu maupun imanmu, baik pelayananmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa pekerjaanmu yang terakhir lebih banyak dari pada yang pertama. (20) Tetapi Aku mencela engkau, karena engkau membiarkan wanita Izebel, yang menyebut dirinya nabiah, mengajar dan menyesatkan hamba-hambaKu supaya berbuat zinah dan makan persembahan-persembahan berhala. (21) Dan Aku telah memberikan dia waktu untuk bertobat, tetapi ia tidak mau bertobat dari zinahnya. (22) Lihatlah, Aku akan melemparkan dia ke atas ranjang orang sakit dan mereka yang berbuat zinah dengan dia akan Kulemparkan ke dalam kesukaran besar, jika mereka tidak bertobat dari perbuatan-perbuatan perempuan itu. (23) Dan anak-anaknya akan Kumatikan dan semua jemaat akan mengetahui, bahwa Akulah yang menguji batin dan hati orang, dan bahwa Aku akan membalaskan kepada kamu setiap orang menurut perbuatannya. (24) Tetapi kepada kamu, yaitu orang-orang lain di Tiatira, yang tidak mengikuti ajaran itu dan yang tidak menyelidiki apa yang mereka sebut seluk-beluk Iblis, kepada kamu Aku berkata: Aku tidak mau menanggungkan beban lain kepadamu. (25) Tetapi apa yang ada padamu, peganglah itu sampai Aku datang. (26) Dan barangsiapa menang dan melakukan pekerjaanKu sampai kesudahannya, kepadanya akan Kukaruniakan kuasa atas bangsa-bangsa; (27) dan ia akan memerintah mereka dengan tongkat besi; mereka akan diremukkan seperti tembikar tukang periuk - sama seperti yang Kuterima dari BapaKu - (28) dan kepadanya akan Kukaruniakan bintang timur. (29) Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat.’”.
SURAT KEPADA JEMAAT TIATIRA (3)
gadget, otomotif, asuransi
Ay 24: “Tetapi kepada kamu, yaitu orang-orang lain di Tiatira, yang tidak mengikuti ajaran itu dan yang tidak menyelidiki apa yang mereka sebut seluk-beluk Iblis, kepada kamu Aku berkata: Aku tidak mau menanggungkan beban lain kepadamu.”.

1) ‘Tetapi kepada kamu, yaitu orang-orang lain di Tiatira, yang tidak mengikuti ajaran itu’.

a) Ini menunjukkan bahwa tidak semua jemaat Tiatira mengikuti penyesatan yang dilakukan oleh ‘wanita Izebel’ itu. Dan ternyata orang-orang ini bisa hidup, sekalipun mereka tidak mengikuti ajakan untuk berkompromi dengan penyembahan berhala dan perzinahan yang ditawarkan oleh ‘wanita Izebel’ itu!

Penerapan: Setan memang sering menggoda dan berkata: ‘Kalau kamu tidak berkompromi dengan dunia / dosa, kamu tidak bisa hidup’. Atau ia berkata: ‘Kalau kamu tidak bekerja pada hari Minggu, penghasilanmu tidak akan cukup’. Atau ia berkata: ‘Kalau kamu memberikan persembahan persepuluhan, penghasilanmu hanya akan cukup untuk setengah bulan’. Tetapi kalau kita berani mentaati Tuhan dan tidak berkompromi dengan dunia / dosa, ternyata Tuhan sanggup memelihara kita dalam keadaan yang bagaimanapun sukarnya / berbahayanya.

b) Kesalahan orang-orang ini hanyalah bahwa mereka tidak bertindak menentang penyesatan yang dilakukan oleh ‘wanita Izebel’ tersebut.

2) ‘dan yang tidak menyelidiki apa yang mereka sebut seluk-beluk Iblis’.

KJV: ‘the depths of Satan’ [= kedalaman dari Setan].

RSV/NASB: ‘the deep things of Satan’ [= hal-hal yang dalam dari Setan].

NIV: ‘Satan’s so-called deep secrets’ [= yang disebut rahasia-rahasia yang dalam dari Setan].

Ada 2 kemungkinan penafsiran:

a) Ini menunjuk pada apa yang mereka kira dan katakan sebagai ‘the deep things of God’ / ‘hal-hal yang dalam dari Allah’ (bdk. 1Korintus 2:10), padahal sebetulnya adalah ‘the deep things of Satan’ / ‘hal-hal yang dalam dari setan’.

1Kor 2:10 - “Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah.”.

RSV/NASB: ‘the depths of God’ [= kedalaman dari Allah].

KJV/NIV: ‘the deep things of God’ [= hal-hal yang dalam dari Allah].

Beasley-Murray: “Her teaching has its inspiration not in heaven but in hell.” [= Ajarannya mendapatkan pengilhamannya bukan di surga tetapi di neraka.] - hal 92.

Banyak orang sesat mengaku bahwa mereka menerima pengertian yang mendalam dari Tuhan, tetapi sebetulnya ini adalah hal-hal yang mendalam dari Setan! Pada jaman Paulus rupanya juga ada rasul-rasul palsu yang muncul di Korintus yang mengatakan bahwa mereka lebih pandai dari Paulus dan mengajar lebih hebat / mendalam dari Paulus (bdk. 2Korintus 10:12 11:5,16,21 12:11). Juga jaman sekarang ada orang-orang seperti itu, misalnya:

1. Orang Kharismatik yang sedikit-sedikit berkata ‘lawatan Allah’, ‘pekerjaan Roh Kudus’, ‘Rhemanya turun’, ‘Tuhan bicara’, ‘Roh Kudus berkata’, dsb.

2. Toronto Blessing yang dianggap sebagai ‘lawatan Allah’.

3. Orang yang mengaku mendapat ‘Wahyu Tuhan Yesus tentang neraka’.

4. Drg. Yusak yang mengaku diajar Tuhan 40 hari tentang arti Kitab Suci, dsb.

5. Pdt. Yesaya Pariaji, dari G.B.I. Tiberias Jakarta, yang berkata:

a. “... pada saat ini juga saya siap dilempar ke neraka, bila saya tidak berkali-kali masuk alam roh berjumpa dengan Tuhan Yesus, dan langsung diajari Firman Allah oleh Tuhan Yesus” (Majalah ‘Tiberias’, Edisi I, tahun I, hal 6).

Komentar saya:

• Perlukah bersumpah seperti ini? Bdk. Matius 5:33-37. Sekalipun text ini tak secara mutlak melarang sumpah, tetapi jelas melarang sumpah secara sembarangan. Sumpah sama sekali tidak menunjukkan bahwa orangnya mengatakan kebenaran. Orang yang sering bersumpah biasanya justru adalah pendusta.

• Kalaupun ia tidak berdusta, bisa saja ia hanya mengira bahwa ia diajar oleh Yesus, padahal yang mengajar dia adalah setan. Ingat bahwa setan bisa menyamar sebagai malaikat terang (2Kor 11:14).

2Kor 11:13-14 - “(13) Sebab orang-orang itu adalah rasul-rasul palsu, pekerja-pekerja curang, yang menyamar sebagai rasul-rasul Kristus. (14) Hal itu tidak usah mengherankan, sebab Iblispun menyamar sebagai malaikat Terang.”.

Jika demikian tidakkah mungkin bahwa ia juga bisa menyamar sebagai Yesus?

Matius 24:23-24 - “(23) Pada waktu itu jika orang berkata kepada kamu: Lihat, Mesias ada di sini, atau Mesias ada di sana, jangan kamu percaya. (24) Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga.”.

Bdk. 2Tes 2:3-4,9-10 - “(3) Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga! Sebab sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang harus binasa, (4) yaitu lawan yang meninggikan diri di atas segala yang disebut atau yang disembah sebagai Allah. Bahkan ia duduk di Bait Allah dan mau menyatakan diri sebagai Allah. ... (9) Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu, (10) dengan rupa-rupa tipu daya jahat terhadap orang-orang yang harus binasa karena mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka.”.

b. “Saya berdoa bersama istri dengan suatu komitmen untuk membentuk suatu keluarga yang kudus, berjanji saling setia sampai selama-lamanya, berjanji saling mengampuni dan saling mengasihi, menjaga apa yang disebut kasih mula-mula. Dengan disaksikan oleh anak-anak, dengan kertas bermeterai kami menulis surat kepada Tuhan Yesus: Di dalam nama Tuhan Yesus, bila saya sebagai suami berzinah sekali saja, saya tidak layak melewati pintu Sorga. Saya akan terlempar ke neraka. Demikian juga komitmen istri saya. Bila salah satu dari kami dipanggil Tuhan lebih dulu, kami tetap saling setia, kami ingin membentuk suatu keluarga yang kudus, yang berkumpul di bumi dan berkumpul di Sorga” (Majalah ‘Tiberias’, Edisi I, tahun I, hal 8). Dan dalam Majalah ‘Tiberias’ Edisi II tahun I, hal 38 dituliskan seluruh surat pernyataan, yang dibuat oleh mereka sekeluarga. Di situ ada kata-kata: “Pariaji, sebagai seorang suami, bila dipanggil Tuhan lebih dulu istri berjanji tidak akan menikah kembali. Sebaliknya, bisa istri dipanggil Tuhan terlebih dahulu, Suami juga tidak akan menikah kembali”.

Komentar saya:

• Menulis surat kepada Yesus di atas kertas bermeterai; ini suatu kelucuan atau kegilaan?

• Ini merupakan suatu janji yang melebihi Firman Tuhan, karena Firman Tuhan tidak pernah mengatakan bahwa kalau orang kristen berzinah satu kali saja harus masuk neraka. Kita harus hati-hati dalam menafsirkan ayat-ayat yang seolah-olah mengajarkan demikian, seperti:

 Galatia 5:19-21 - “(19) Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, (20) penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, (21) kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu - seperti yang telah kubuat dahulu - bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.”.

Kata ‘melakukan’ dalam Gal 5:21b dalam bahasa Yunaninya merupakan suatu present participle, dan KJV/RSV/NIV/NASB menterjemahkannya ke dalam present tense biasa, yang menunjukkan suatu tindakan yang terus menerus. Disamping itu kata-kata ‘hal-hal yang demikian’ dalam Gal 5:21b menunjuk pada semua dosa dalam Gal 5:19-21a. Jadi ini menunjukkan bahwa orang itu secara terus menerus hidup dalam semua dosa itu, sehingga jelas bahwa tidak ada perubahan hidup ke arah yang positif dalam diri orang itu. Karena itu tidak heran dikatakan bahwa ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah (Gal 5:21c).

 Efesus 5:5 - “Karena ingatlah ini baik-baik: tidak ada orang sundal, orang cemar atau orang serakah, artinya penyembah berhala, yang mendapat bagian di dalam Kerajaan Kristus dan Allah.”.

Ini juga tidak menunjuk kepada orang yang jatuh ke dalam dosa itu dan lalu bertobat, tetapi sebaliknya terus ada dalam dosa tersebut.

Kedua text di atas ini tidak bisa diterapkan kepada orang yang jatuh (sekali atau beberapa kali) ke dalam perzinahan, tetapi yang lalu bertobat dengan sungguh-sungguh. MELALUI SEMUA INI, SAYA TIDAK MEMAKSUDKAN UNTUK BERKATA BAHWA ORANG KRISTEN BOLEH BERZINAH, DAN SAYA JUGA TIDAK BERMAKSUD UNTUK MEREMEHKAN DOSA PERZINAHAN. Ini tetap merupakan dosa yang hebat yang bisa mengakibatkan konsekwensi / hajaran Tuhan yang hebat. Tetapi bagaimanapun juga saya berpendapat bahwa Kitab Suci mengajar bahwa kalau orang kristen yang sejati jatuh ke dalam perzinahan, darah Kristus tetap bisa mengampuni dan menyucikannya, dan ia tidak perlu masuk neraka (bdk. Ro 8:1). Bandingkan juga dengan Daud, yang pernah berzinah dengan Batsyeba, tetapi jelas tidak masuk neraka!

• Janji untuk terus setia sekalipun pasangannya sudah meninggal juga merupakan suatu ‘kesetiaan’ yang tidak pernah dituntut oleh Firman Tuhan. Bandingkan dengan Ro 7:2-3, yang jelas memberikan ijin untuk menikah lagi, bila pasangannya telah meninggal.

Roma 7:2-3 - “(2) Sebab seorang isteri terikat oleh hukum kepada suaminya selama suaminya itu hidup. Akan tetapi apabila suaminya itu mati, bebaslah ia dari hukum yang mengikatnya kepada suaminya itu. (3) Jadi selama suaminya hidup ia dianggap berzinah, kalau ia menjadi isteri laki-laki lain; tetapi jika suaminya telah mati, ia bebas dari hukum, sehingga ia bukanlah berzinah, kalau ia menjadi isteri laki-laki lain.”.

• Juga kata-kata ‘membentuk suatu keluarga yang kudus, yang berkumpul di bumi dan berkumpul di Sorga’ jelas bertentangan dengan kata-kata Tuhan Yesus dalam Mat 22:30 - “Karena pada waktu kebangkitan orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di sorga.”.

c. “Dalam keadaan berbeban berat, saya mempersiapkan diri untuk mati, saya benar-benar berjanji dan komitmen; yang artinya benar-benar hidup di dalam pertobatan, yaitu yang yakin tidak akan jatuh di dalam dosa apapun, yang tidak berani berbuat dosa apapun, yang benar-benar mau bertekad untuk hidup di dalam kekudusan dan kesucian, ...” (Majalah ‘Tiberias’, Edisi II, tahun I, hal 7).

Komentar saya: kata-kata ‘yakin tidak akan jatuh di dalam dosa apapun’ jelas bertentangan dengan 1Yoh 1:8,10, yang jelas menunjukkan bahwa dalam hidup yang sekarang ini tidak ada orang bisa hidup suci!

1Yoh 1:8,10 - “(8) Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita. ... (10) Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa, maka kita membuat Dia menjadi pendusta dan firmanNya tidak ada di dalam kita.”.

Bandingkan juga dengan kata-kata Paulus dalam Ro 7:18-19 - “(18) Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik. Sebab kehendak memang ada di dalam aku, tetapi bukan hal berbuat apa yang baik. (19) Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat.”.

Orang yang hidupnya betul-betul makin kudus pasti makin merasa berdosa, seperti Paulus dalam text ini.

d. “Hanya orang-orang yang suci dan orang-orang kudus, yang termeterai dan tercatat sebagai warga Kerajaan Sorga. ... Untuk dimeteraikan sebagai warga Kerajaan Sorga, kita harus melakukan baptisan yang benar, dan Sakramen-sakramen yang suci dan kudus” (Majalah ‘Tiberias’, Edisi II, tahun I, hal 8).

Komentar saya: ini merupakan ajaran sesat ‘salvation by works’ [= keselamatan karena perbuatan baik]. Kitab Suci mengajarkan keselamatan HANYA karena iman kepada Kristus (Ro 3:27-28 Gal 2:16,21 Ef 2:8-9 Fil 3:9).

e. “saya digandeng Tuhan Yesus dibawa ke pintu Sorga, saya diperlihatkan orang-orang yang masuk neraka, begitu mengerikan orang-orang yang berdosa dicabik-cabik dan diterkam setan-setan, dibawa ke neraka. ... orang-orang yang sangat menderita, dijarah dan dikeroyok setan-setan, dibawa ke neraka” (Majalah ‘Tiberias’, Edisi III, tahun I, hal 7).

Komentar saya: ada banyak kesalahan dalam kata-kata ini:

• saat ini setan belum masuk neraka, tetapi mengembara di dunia untuk menggoda manusia (Ayub 1:7 2:2 Mat 12:43-45). Setan baru masuk neraka pada saat Yesus datang kedua-kalinya (Mat 8:29 Mat 25:31,41 Wah 20:10).

• Kalau nanti setan masuk neraka, ia disiksa, bukan menyiksa! Bdk. Mat 8:29 Mat 25:41b Wah 20:10.

• Setan menjarah, mengeroyok orang berdosa dan membawanya ke neraka? Mungkin ia mendapatkan ‘penglihatan’ ini dalam film ‘Ghost’, yang dibintangi Demi Moore! Kitab Suci mengatakan bahwa yang membawa / mencampakkan orang berdosa ke dalam neraka bukanlah setan tetapi malaikat (Mat 13:39-42,49-50).

f. Hal lain tentang Pdt. Yesaya Pariaji adalah: ia menggunakan air baptisan, roti dan anggur Perjamuan Kudus, dan juga minyak urapan untuk melakukan mujijat / kesembuhan ‘ilahi’. Saya tidak peduli berapa banyak kesembuhan yang ia lakukan, tetapi penggunaan sakramen untuk melakukan kesembuhan jelas merupakan sesuatu yang tidak alkitabiah, dan karena itu kesembuhannya pasti bukan dari Tuhan, tetapi dari setan!

Kesimpulan: Yesaya Pariadji yang mengaku diajar Yesus ini ternyata ajarannya banyak sekali yang bertentangan dengan Alkitab!!!

b) Mereka (orang-orang sesat) itu tahu bahwa itu memang adalah ‘the deep things of Satan’ [= ‘hal-hal yang dalam dari setan’], tetapi tetap mereka pelajari dan praktekkan, karena mereka menganggap bahwa untuk lebih bisa mengenal kasih karunia Allah maka seseorang harus masuk ke dalam ‘the deep things of Satan’ / ‘hal-hal yang dalam dari setan’.

Robert Mounce (NICNT): “On the other hand, ‘the deep things of Satan’ may be a reference to the view that in order to appreciate fully the grace of God one must first plumb the depths of evil. Later gnosticism boasted that it was precisely by entering into the stronghold of Satan that believers could learn the limits of his power and emerge victorious. On the basis that a believer’s spirituality is unaffected by what he does with his body, Jezebel could argue that the Thyatiran Christians ought to take part in the pagan guild-feasts (even if they were connected with the deep things of Satan) and thus prove how powerless is evil to alter the nature of grace.” [= Di sisi yang lain, ‘hal-hal yang dalam dari setan’ bisa merupakan suatu petunjuk pada pandangan yang mengatakan bahwa untuk bisa menghargai sepenuhnya kasih karunia Allah, pertama-tama seseorang harus tenggelam kekedalaman kejahatan. Para pengikut Gnosticisme yang belakangan membanggakan bahwa justru dengan masuk ke dalam benteng dari setanlah yang menyebabkan orang-orang percaya bisa mempelajari batas dari kuasanya dan muncul sebagai pemenang. Berdasarkan pandangan bahwa kerohanian orang percaya tidak dipengaruhi oleh apa yang ia lakukan dengan tubuhnya, Izebel bisa berargumentasi bahwa orang-orang Kristen Tiatira harus ikut ambil bagian dalam pesta serikat kerja kafir (bahkan jika mereka berhubungan dengan hal-hal yang dalam dari setan) dan dengan demikian membuktikan betapa tak berdayanya kejahatan untuk mengubah sifat dari kasih karunia.] - hal 105-106.

Ada seorang penginjil yang mengatakan bahwa Martin Luther kawin lagi / mempunyai 2 istri untuk menunjukkan ‘salvation by faith alone’ [= keselamatan oleh iman saja]. SEBETULNYA SAYA SAMA SEKALI TIDAK YAKIN AKAN HAL INI, KARENA SAYA TIDAK PERNAH MENJUMPAINYA DALAM BUKU MANAPUN. Bahkan dalam satu buku sejarah dikatakan bahwa Martin Luther sangat menekankan monogamy. Tetapi seandainya hal itu memang terjadi, atau kalau ada orang lain yang melakukan hal seperti ini, maka ia melakukan kesalahan yang sama dengan apa yang dikatakan oleh Robert Mounce di atas tentang gereja Tiatira.

Yang manapun yang benar dari 2 pandangan di atas, tetap menunjukkan betapa hebatnya kesalahan yang dilakukan oleh gereja Tiatira. Sekarang akan kita lihat bagaimana mungkin gereja, yang mempunyai hal-hal baik yang digambarkan dalam ay 19, bisa melakukan kesalahan sebesar itu?

Herman Hoeksema: “How it is possible that this ardent little congregation of Thyatira listens patiently to the dark testimony of this instrument of hell? In but one way: this sweet and lovable little church had gradually forgotten to apply the objective standard of God’s revelation and had allowed personal experience to be the chief criterion of the truth. If they had at all made an attempt to apply the test of the Word of God to the speech and life of this woman Jezebel, they would have detected her heresy immediately and would have cast her out if she did not repent. But they are inclined to false mysticism. And Satan, aware of this tendency in the congregation, employs a woman, who largely lives by intuition, is more easily inclined to drift away on subjective feeling and experience, and is of a stronger and more ardent emotional nature than man, to appeal to the mystic tendency in the church of Thyatira, in order to seduce her from the truth. ... In short, we discover in the congregation of Thyatira a church with a tendency to false mysticism, a church which is strong in warm devotional life, but which has enthroned personal experience as the criterion for the truth.” [= Bagaimana mungkin bahwa jemaat kecil Tiatira yang sangat rajin / bergairah ini mendengar dengan sabar kepada kesaksian yang gelap dari alat neraka ini? Hanya dalam satu jalan: gereja yang manis dan memikat ini secara bertahap telah lupa untuk menerapkan standard yang obyektif dari wahyu Allah dan telah mengijinkan pengalaman pribadi untuk menjadi kriteria utama dari kebenaran. Jika mereka melakukan pengujian dengan Firman Allah terhadap ucapan dan kehidupan dari wanita Izebel ini, mereka pasti telah mendeteksi kesesatannya dengan segera dan akan membuangnya keluar jika ia tidak bertobat. Tetapi mereka condong pada mistisisme yang salah. Dan setan, yang menyadari kecenderungan dalam jemaat ini, menggunakan seorang wanita, yang pada umumnya hidup berdasarkan intuisi / gerakan hati, lebih condong untuk dihanyutkan oleh perasaan dan pengalaman yang bersifat subyektif, dan yang secara alamiah emosinya lebih kuat dan lebih bergairah dari pada laki-laki, untuk menarik kepada kecenderungan ajaran mistisisme dalam gereja Tiatira, supaya bisa memikatnya dari kebenaran. ... Singkatnya, kami menemukan dalam jemaat Tiatira suatu gereja dengan kecenderungan pada mistisisme yang salah, suatu gereja yang kuat dalam kehidupan ibadah / doa, tetapi yang menobatkan pengalaman pribadi sebagai kriteria untuk kebenaran.] - hal 102-103.

Catatan: Webster’s New World Dictionary mengatakan bahwa mysticism / mistisisme adalah suatu ajaran yang mengatakan bahwa kita bisa mendapatkan:

1. Persekutuan dengan Allah melalui perenungan dan kasih, tanpa penggunaan akal.

2. Pengetahuan tentang kebenaran rohani melalui intuisi / gerakan hati yang didapatkan melalui meditasi.

Herman Hoeksema mengatakan bahwa dalam sejarah gereja sering terjadi saat-saat dimana ada banyak orang kristen condong pada ‘cold intellectualism’ [= intelektualisme yang dingin] atau ‘dead orthodoxy’ [= keorthodoxan yang mati], dan pada saat seperti itu lalu muncul reaksi yang extrim ke arah yang berlawanan, yaitu mysticism [= mistisisme].

Herman Hoeksema: “The church, therefore, should be on her guard against both extremes. She should watch against the danger of cold intellectualism, but at the same time refuse to enthrone subjective experience as supreme lord. Our personal experience must be subjected constantly to the test of the Word of God. And if anyone would experience anything not in harmony with that objective revelation, he should draw the conclusion that it is of the Evil One. And again, if on the basis of experience any member would spread a doctrine not in harmony with the Scriptures, he should be corrected; and, if he will not repent, he should be excommunicated without improper delay.” [= Karena itu, gereja harus waspada terhadap kedua extrim ini. Gereja harus berjaga-jaga terhadap bahaya dari intelektualisme yang dingin, tetapi pada saat yang sama menolak untuk menobatkan pengalaman subyektif sebagai tuan / penguasa yang tertinggi. Pengalaman pribadi kita harus terus menerus diuji oleh Firman Allah. Dan jika seseorang mengalami sesuatu yang tidak sesuai dengan wahyu yang obyektif itu, ia harus menyimpulkan bahwa pengalaman itu datang dari si jahat. Dan lagi, jika seorang anggota gereja berdasarkan pengalaman menyebarkan suatu ajaran yang tidak sesuai dengan Kitab Suci, ia harus dikoreksi; dan jika ia tidak mau bertobat, ia harus dikucilkan tanpa penundaan yang tidak benar.] - hal 103-104.

Contoh:

1. Baru-baru ini saya diberi makalah / buku dari suatu seminar yang diadakan oleh Ev. Yoachim Huang, seorang lulusan SAAT Malang, yang menjadi seorang pengajar sesat, karena ia mempercayai dan mengajarkan ajaran Andereas Samudera, yaitu penginjilan terhadap orang yang sudah mati. Saya berbicara tentang dia dengan seorang hamba Tuhan lain, dan hamba Tuhan ini mengatakan bahwa ia kenal Ev. Yoachim Huang itu. Dikatakannya bahwa sebetulnya orangnya baik, tetapi ia dan istrinya mempunyai problem keluarga yang parah. Suatu hari istrinya itu mengikuti suatu persekutuan (yang mengajarkan / mempraktekkan ajaran sesat tersebut), dan sejak itu si istri berubah total (menjadi jauh lebih baik). Ev. Yoachim Huang, yang melihat perubahan istrinya itu, lalu juga mengikuti persekutuan itu, sehingga juga menjadi sesat. Ajaran yang ia ajarkan dan praktekkan jelas-jelas bertentangan dengan Kitab Suci, tetapi tetap ia terima, karena ia menggunakan pengalaman pribadi sebagai dasar.

2. Orang-orang Kharismatik, kalau ajarannya / prakteknya (seperti Toronto Blessing, tumbang dalam roh, bahasa roh, dsb) diserang menggunakan Kitab Suci, sering berkata: ‘Serangan seperti itu tidak usah ditanggapi. Itu merupakan serangan dari orang yang belum mengalami, dan hal ini tak bisa dimengerti oleh orang yang belum mengalaminya’. Betul-betul lucu! Kalau pengalaman pribadi mereka tidak bisa dijelaskan berdasarkan Kitab Suci, dari mana mereka bisa yakin bahwa itu merupakan pengalaman yang diberikan oleh Tuhan, dan bukan oleh setan? Tetapi inilah orang yang menggunakan pengalaman pribadi, dan bukannya Kitab Suci, sebagai standard.

Homer Hailey: “It is probable, though not definite, that this was a sect of the Gnostics, for ‘deep’ and ‘profound’ were favourite words with them.” [= Adalah mungkin, sekalipun tidak pasti, bahwa ini adalah suatu sekte dari para Gnostic, karena ‘dalam’ dan ‘mendalam’ adalah kata-kata favorit bagi mereka.] - hal 140.

3) ‘kepada kamu Aku berkata: Aku tidak mau menanggungkan beban lain kepadamu.’.

Ada beberapa penafsiran tentang bagian ini:

a) Hoeksema mengatakan (hal 107) bahwa ada orang yang mengatakan bahwa ‘beban’ di sini adalah beban hukuman / penghakiman. Jadi maksudnya adalah: Tuhan hanya akan menghukum sesuai dengan yang Ia katakan dalam surat ini, dan Ia tidak akan menambahkan hukuman lain lagi.

b) Hoeksema mengatakan beban ini adalah beban hukum.

Herman Hoeksema: “More natural, it would seem to be, that these words refer to a burden of law and precepts.” [= Kelihatannya lebih wajar (dibandingkan dengan penafsiran pertama di atas) bahwa kata-kata ini menunjuk pada beban hukum dan perintah / peraturan.] - hal 107.

Hoeksema mengatakan bahwa hukuman terhadap wanita Izebel dan orang-orang yang bersalah bisa membuat orang kristen Tiatira lalu berpindah haluan dari extrim yang satu (mengabaikan hukum) ke extrim yang lain (keselamatan karena mentaati hukum). Untuk mencegah terjadinya hal ini, maka Tuhan memberikan kalimat ini. Maksudnya: Aku hanya memberikan beban hukum dalam bentuk larangan mengikuti penyembahan berhala, dan perzinahan. Dan Aku tidak memberikan beban lain lagi.

Kebanyakan penafsir membandingkan bagian ini dengan Kis 15:28-29 yang berbunyi: “(28) Sebab adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami, supaya kepada kamu jangan ditanggungkan lebih banyak beban dari pada yang perlu ini: (29) kamu harus menjauhkan diri dari makanan yang dipersembahkan kepada berhala, dari darah, dari daging binatang yang mati lemas dan dari percabulan. Jikalau kamu memelihara diri dari hal-hal ini, kamu berbuat baik. Sekianlah, selamat!”.

Kontras dengan ini adalah orang yang memberikan beban hukum yang terlalu berat, seperti orang Farisi (Mat 23:4 Kis 15:10 bdk. juga dengan Mat 11:28-30). Beban dari orang-orang Farisi ini sangat berat, bukan hanya karena mereka menekankan keselamatan karena perbuatan baik, tetapi juga karena mereka menambah-nambahi Firman Tuhan dengan peraturan buatan mereka sendiri (Mat 12:1-8 Mat 15:1-20).

Contoh lain dari orang yang memberikan beban terlalu berat: seorang mahasiswa theologia melarang kakaknya menikah lagi, padahal kakaknya sudah bercerai karena pasangannya berzinah. Saya sudah menjelaskan kepadanya bahwa berdasarkan Mat 5:32 / Mat 19:9, orang yang bercerai seperti kakaknya itu (karena pasangannya berzinah) diijinkan untuk menikah lagi. Tetapi ia tetap berkeras dan tetap melarang kakaknya untuk menikah lagi. Ini adalah orang yang memberikan beban yang lebih berat dibandingkan dengan tuntutan Firman Tuhan.

Kalau saudara adalah orang yang sering memberikan beban yang lebih berat dari pada Firman Tuhan, maka pikirkanlah: siapakah diri saudara itu, sehingga berani dan merasa mempunyai hak untuk menambahi Kitab Suci / Firman Tuhan?

c) Homer Hailey (hal 140) mengatakan bahwa Tuhan hanya menuntut mereka memelihara iman yang benar dan moral yang baik, dan selain itu Tuhan tidak menuntut apa-apa lagi.

Ay 25: “Tetapi apa yang ada padamu, peganglah itu sampai Aku datang.”.

1) ‘apa yang ada padamu, peganglah itu’.

KJV/RSV/NASB: ‘hold fast’ [= peganglah erat-erat].

Ini menunjukan secara implicit bahwa setan selalu berusaha supaya kita melepaskan hal-hal itu, kadang-kadang dengan memberikan problem / penderitaan (bdk. Ibr 10:32-36), dan kadang-kadang sebaliknya, yaitu dengan menggunakan daya tarik duniawi / dosa, dan kadang-kadang dengan menggunakan ajaran sesat.

Camkan juga bahwa ajaran sesat yang didengar terus-menerus bisa menyesatkan orang yang betul-betul sudah mengerti kebenaran.

2) ‘sampai Aku datang.’.

Tidak jelas apakah ini menunjuk pada kedatanganNya yang keduakalinya, atau kedatanganNya untuk menghukum nabiah Izebel dan mereka yang berzinah dengannya. Homer Hailey memilih arti kedua.

Ay 26-27: “(26) Dan barangsiapa menang dan melakukan pekerjaanKu sampai kesudahannya, kepadanya akan Kukaruniakan kuasa atas bangsa-bangsa; (27) dan ia akan memerintah mereka dengan tongkat besi; mereka akan diremukkan seperti tembikar tukang periuk - sama seperti yang Kuterima dari BapaKu -”.

1) ‘barangsiapa menang dan melakukan pekerjaanKu sampai kesudahannya’.

a) ‘melakukan pekerjaanKu’.

Kata ‘pekerjaanKu’ di sini dikontraskan dengan ‘perbuatan-perbuatan perempuan itu’ (lit: ‘her works’) dalam ay 22. Jadi, orang-orang yang melakukan perkerjaan-pekerjaan perempuan Izebel itu tentu tidak bisa disebut sebagai pemenang; tetapi sebaliknya, orang yang melakukan pekerjaan Kristus akan menjadi pemenang.

Penerapan: saudara bukan hanya tidak boleh melakukan pekerjaan orang yang bersifat dosa, tetapi bahkan dalam melakukan pelayanan, saudara harus memastikan bahwa saudara tidak melakukan pekerjaan manusia, siapapun dia adanya, termasuk diri saudara sendiri. Misalnya: melayani di sekolah minggu karena saudara senang dengan anak kecil, melayani di paduan suara karena saudara senang menyanyi, dsb. Lakukanlah pekerjaan yang Tuhan berikan kepada saudara / Tuhan kehendaki bagi saudara!

b) ‘sampai kesudahannya’.

Tidak cukup sekedar melakukan pekerjaan Kristus. Kita harus melakukannya dengan setia sampai kita mati!

Robert Mounce (NICNT): “It is by faithful allegiance to the cause of Christ that believers overcome in the hostile environment of pagan values and practices.” [= Adalah dengan kesetiaan pada perkara Kristus sehingga orang-orang percaya menang dalam lingkungan yang bermusuhan dari nilai-nilai dan praktek-praktek kafir.] - hal 106.

Penerapan: dalam melakukan pelayanan, perlu ada suatu komitmen untuk setia pada pelayanan tersebut, kecuali kalau suatu saat kita yakin bahwa Tuhan menghendaki kita melakukan pelayanan yang lain.

c) Sekalipun di sini dikatakan bahwa orang yang melakukan pekerjaan Kristus akan menjadi pemenang, itu tidak berarti bahwa text ini mengajarkan keselamatan karena perbuatan baik.

John Stott: “Works are never the ground or means of our salvation, but they are the evidence of it, and therefore they constitute an excellent basis for judgment.” [= Pekerjaan / perbuatan baik tidak pernah merupakan dasar atau jalan keselamatan kita, tetapi itu merupakan bukti dari keselamatan, dan karenanya hal itu merupakan dasar yang sangat bagus untuk penghakiman.] - hal 80.

2) ‘kepadanya akan Kukaruniakan kuasa atas bangsa-bangsa; dan ia akan memerintah mereka dengan tongkat besi; mereka akan diremukkan seperti tembikar tukang periuk - sama seperti yang Kuterima dari BapaKu -’.

a) Bagian ini berhubungan dengan:

1. Penggambaran tentang Yesus dalam ay 18: ‘kakiNya bagaikan tembaga’.

2. Maz 2:8-9 - “(8) Mintalah kepadaKu, maka bangsa-bangsa akan Kuberikan kepadamu menjadi milik pusakamu, dan ujung bumi menjadi kepunyaanmu. (9) Engkau akan meremukkan mereka dengan gada besi, memecahkan mereka seperti tembikar tukang periuk.’”.

Tetapi kalau Maz 2:8-9 ini ditujukan kepada Kristus, maka ay 26b-27 ini ditujukan kepada orang kristen yang menang. Mengapa demikian? Karena memang orang kristen yang menang akan memerintah bersama Kristus (bdk. Wah 3:21 Wah 4:4 Wah 20:4 Mat 19:28 Luk 22:28-30).

Catatan: dalam Kitab Suci Indonesia, Wah 2:27 menggunakan istilah ‘tongkat besi’, sedangkan Maz 2:8-9 menggunakan istilah ‘gada besi’. Tetapi dalam NIV keduanya menggunakan istilah yang sama yaitu ‘iron scepter’ [= tongkat pemerintahan dari besi], dalam KJV/RSV/ NASB keduanya menggunakan istilah ‘rod of iron’ [= tongkat besi].

b) Ada beberapa penafsiran tentang bagian ini (Gregg hal 72):

1. Ini menunjuk pada pemerintahan mereka bersama Kristus terhadap orang-orang yang belum selamat dalam Kerajaan 1000 tahun yang akan datang (bdk. Wah 20:4).

Ini jelas merupakan pandangan Premilenialisme (pandangan yang mengatakan bahwa kedatangan Kristus yang keduakalinya mendahului kerajaan 1000 tahun). Saya tidak setuju dengan Premilenialisme, dan karenanya juga tidak bisa menerima pandangan ini.

2. Ini menunjuk pada pemerintahan mereka atas / terhadap orang-orang Kristen lain di surga, dan dengan demikian menunjukkan adanya tingkat di surga (bdk. Mat 25:21,23 Luk 19:17,19 1Kor 14:41-dst).

Saya jelas menolak pandangan ini karena ‘mereka’ dalam ay 27 itu dikatakan ‘diperintah dengan tongkat besi’, ‘diremukkan seperti tembikar’, sehingga tidak memungkinkan untuk menunjuk kepada orang kristen.

3. Ini menunjuk pada partisipasi mereka dalam pemerintahan bersama dengan Kristus setelah kematian / di surga (ini cara lain untuk memandang Wah 20:4).

Saya setuju dengan pandangan ini.

Ay 28: “dan kepadanya akan Kukaruniakan bintang timur.”.

1) ‘bintang timur’.

KJV/RSV/NIV/NASB: ‘the morning star’ [= bintang pagi].

a) Istilah ‘bintang timur / pagi’ menunjuk kepada Kristus dalam Wah 22:16 (‘bintang timur yang gilang gemilang’).

b) Istilah ‘bintang timur’ yang di sini / Wah 22:16 digunakan untuk menunjuk kepada Yesus, dalam Yes 14:12 diterjemahkan ‘Lucifer’ oleh KJV/NKJV/Living Bible!

Catatan:

1. Kata / nama ‘Lucifer’ hanya muncul satu kali dalam Kitab Suci, yaitu dalam Yes 14:12 ini, dan itupun hanya dalam versi-versi Kitab Suci tertentu, seperti KJV, NKJV, Living Bible. Selain ketiga versi ini, saya tidak tahu apakah ada versi lain lagi yang menterjemahkannya seperti itu.

2. Kata / nama ‘Lucifer’, berarti ‘light-bearer’ [= pembawa terang], dan merupakan kata / nama bahasa Latin untuk planet Venus, benda yang paling terang di langit selain matahari dan bulan, yang kelihatan sebagai suatu bintang, kadang-kadang pada malam dan kadang-kadang pada pagi (‘The New Bible Dictionary’).

Kata ‘bintang timur’ / ‘Lucifer’ dalam Yes 14:12 ini lalu ditujukan kepada Iblis, karena:

a. Kontex dari Yes 14:12, khususnya Yes 14:12-14 yang berbunyi: “(12) Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur, putera Fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa! (13) Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu: (14) Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah, dan aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara. Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi!”.

b. Dihubungkan dengan ayat-ayat seperti:

• Luk 10:18 - “Lalu kata Yesus kepada mereka: ‘Aku melihat Iblis jatuh seperti kilat dari langit.”.

• Wah 9:1 - “Lalu malaikat yang kelima meniup sangkakalanya, dan aku melihat sebuah bintang yang jatuh dari langit ke atas bumi, dan kepadanya diberikan anak kunci lobang jurang maut.”.

• Wah 12:9 - “Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya.”.

Tetapi ini adalah penafsiran yang salah (sekalipun sangat populer), karena jelas bahwa dalam Yes 14 istilah ‘Bintang Timur’ / ‘Lucifer’ itu sebetulnya menunjuk kepada raja Babel (Yes 14:4,22-23).

Tetapi ‘Unger’s Bible Dictionary’ berkata bahwa ‘raja Babel’ merupakan simbol dari setan / Lucifer, dan demikian juga dengan ‘raja Tirus’ dalam Yeh 28:12-15 - “(12) Hai anak manusia, ucapkanlah suatu ratapan mengenai raja Tirus dan katakanlah kepadanya: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Gambar dari kesempurnaan engkau, penuh hikmat dan maha indah. (13) Engkau di taman Eden, yaitu taman Allah penuh segala batu permata yang berharga: yaspis merah, krisolit dan yaspis hijau, permata pirus, krisopras dan nefrit, lazurit, batu darah dan malakit. Tempat tatahannya diperbuat dari emas dan disediakan pada hari penciptaanmu. (14) Kuberikan tempatmu dekat kerub yang berjaga, di gunung kudus Allah engkau berada dan berjalan-jalan di tengah-tengah batu-batu yang bercahaya-cahaya. (15) Engkau tak bercela di dalam tingkah lakumu sejak hari penciptaanmu sampai terdapat kecurangan padamu.”. Perhatikan juga Yeh 28:16b - “Maka Kubuangkan engkau dari gunung Allah” dan Yeh 28:17b - “Ke bumi engkau Kulempar,”.

Unger’s Bible Dictionary: “As a symbolical representation of the king of Babylon in his pride, splendor and fall, the passage goes beyond the Babylonian prince and invests Satan who, at the head of this present world-system, is the real though invisible power behind the successive world rulers of Tyre, Babylon, Persia, Greece and Rome. This far-reaching passage goes beyond human history and marks the beginning of sin in the universe and the fall of Satan and the pristine, sinless spheres before the creation of man. Similarly Ezekiel (28:12-14), under the figure of the king of Tyre, likewise traces the fall of Satan and the corruption of his power and glory. In the Ezekiel passage Satan’s glorious and splendid unfallen state is described. In Isa. 14:12-14 his fall is depicted.” [= Sebagai wakil simbolis dari raja Babel dalam kesombongan, kemegahan dan kejatuhannya, text ini melampaui pangeran Babel dan menobatkan (?) Setan yang, sebagai kepala dari sistim duniawi sekarang ini, adalah kuasa yang sebenarnya sekalipun tak kelihatan dibalik pemerintah duniawi yang berturut-turut dari Tirus, Babel, Persia, Yunani dan Roma. Text yang jangkauannya jauh ini melampaui sejarah manusia dan menandai permulaan dosa dalam alam semesta dan kejatuhan setan dan dunia yang murni dan tak berdosa sebelum penciptaan manusia. Mirip dengan itu Yehezkiel (28:12-14), di bawah gambaran raja Tirus, juga menelusuri kejatuhan setan dan perubahan ke arah jahat dari kuasa dan kemuliaannya. Dalam text Yehezkiel, digambarkan keadaan setan yang mulia dan sangat bagus sebelum kejatuhannya. Dalam Yes 14:12-14 digambarkan kejatuhannya.] - hal 670.

Saya tidak bisa menerima penafsiran ini karena kejatuhan raja Babel dalam Yes 14:12-14 dan raja Tirus dalam Yeh 28:12-14 itu merupakan peristiwa sejarah. Dan peristiwa sejarah tidak boleh dilambangkan / dialegorikan. Peristiwa sejarah hanya bisa menjadi TYPE, tetapi kalau demikian, maka peristiwa itu akan menunjuk ke masa depan, karena TYPE tidak pernah menunjuk ke masa lalu. Padahal kejatuhan setan terjadi di masa lalu. Karena itu saya menganggap bahwa kedua text tersebut (Yes 14 dan Yeh 28) itu sama sekali tidak berbicara tentang setan maupun kejatuhannya. Kalau saudara merasa bahwa penggambaran tentang raja Babel dan raja Tirus itu (perhatikan bagian-bagian yang saya garisbawahi dalam Yes 14:12-14 dan Yeh 28:12-17 itu) rasanya tidak menunjuk kepada seorang manusia, maka ingatlah bahwa bagian ini berbentuk suatu puisi, dan karenanya menggunakan bahasa puisi, yang tentunya tidak bisa diartikan secara hurufiah.

Untuk mendukung pandangan saya ini, saya memberikan 2 kutipan di bawah ini, yang merupakan komentar John Calvin dan Adam Clarke tentang Yesaya 14:12.

Calvin: “The exposition of this passage, which some have given, as if it referred to Satan, has arisen from ignorance; for the context plainly shows that these statements must be understood in reference to the king of the Babylonians. But when passages of Scripture are taken at random, and no attention is paid to the context, we need not wonder that mistake of this kind frequently arise. Yet it was an instance of very gross ignorance, to imagine that Lucifer was the king of devils, and that the Prophet gave him this name. But as these inventions have no probability whatever, let us pass by them as useless fables.” [= Exposisi yang diberikan oleh beberapa orang tentang text ini, seakan-akan text ini menunjuk kepada setan / berkenaan dengan setan, muncul / timbul dari ketidaktahuan; karena kontext secara jelas menunjukkan bahwa pernyataan-pernyataan ini harus dimengerti dalam hubungannya dengan raja Babel. Tetapi pada waktu bagian-bagian Kitab Suci diambil secara sembarangan, dan kontext tidak diperhatikan, kita tidak perlu heran bahwa kesalahan seperti ini muncul / timbul. Tetapi itu merupakan contoh dari ketidaktahuan yang sangat hebat, untuk membayangkan bahwa Lucifer adalah raja dari setan-setan, dan bahwa sang nabi memberikan dia nama ini. Tetapi karena penemuan-penemuan ini tidak mempunyai kemungkinan apapun, marilah kita mengabaikan mereka sebagai dongeng / cerita bohong yang tidak ada gunanya.] - hal 442.

Adam Clarke: “And although the context speaks explicitly concerning Nebuchadnezzar, yet this has been, I know not why, applied to the chief of the fallen angels, who is most incongruously denominated Lucifer, (the bringer of light!) an epithet as common to him as those of Satan and Devil. That the Holy Spirit by his prophets should call this arch-enemy of God and man the light-bringer, would be strange indeed. But the truth is, the text speaks nothing at all concerning Satan nor his fall, nor the occasion of that fall, which many divines have with great confidence deduced from this text. O how necessary it is to understand the literal meaning of Scripture, that preposterous comments may be prevented!” [= Dan sekalipun kontexnya berbicara secara explicit tentang Nebukadnezar, tetapi entah mengapa kontex ini telah diterapkan kepada kepala dari malaikat-malaikat yang jatuh, yang secara sangat tidak pantas disebut / dinamakan Lucifer (pembawa terang!), suatu julukan yang sama umumnya bagi dia, seperti Iblis dan Setan. Bahwa Roh Kudus oleh nabiNya menyebut musuh utama dari Allah dan manusia sebagai pembawa terang, betul-betul merupakan hal yang sangat aneh. Tetapi kebenarannya adalah, text ini tidak berbicara sama sekali tentang Setan maupun kejatuhannya, ataupun saat / alasan kejatuhan itu, yang dengan keyakinan yang besar telah disimpulkan dari text ini oleh banyak ahli theologia. O alangkah pentingnya untuk mengerti arti hurufiah dari Kitab Suci, supaya komentar-komentar yang gila-gilaan / tidak masuk akal bisa dicegah!] - hal 82.

Saya juga membaca beberapa buku tafsiran tentang Yeh 28 dan tidak ada dari para penafsir dari buku-buku itu yang menyinggung tentang setan dan kejatuhannya. Semuanya hanya membicarakan raja Tirus.

Kesimpulan saya: kita tidak mempunyai dasar apapun untuk:

1. Mengatakan bahwa Yes 14 dan Yeh 28 menunjuk kepada setan dan kejatuhannya.


2. Menggunakan nama ‘bintang timur / pagi’ / ‘Lucifer’ bagi kepala dari para malaikat yang jatuh! Setan yang adalah pangeran kegelapan itu (bdk. Ef 6:12), tentu sangat tidak cocok untuk disebut sebagai ‘Lucifer’ [‘light-bearer’ {= ‘pembawa terang’}]. Ia lebih cocok disebut sebagai ‘pembawa kegelapan’!

2) ‘kepadanya akan Kukaruniakan bintang timur’.

Apa artinya kalau kepada si pemenang dijanjikan untuk dikaruniai ‘bintang timur’, yang dalam Wah 22:16 menunjuk kepada Kristus sendiri?

a) Ada yang menganggap bahwa itu berarti bahwa si pemenang akan memerintah bersama dengan Kristus.

William Hendriksen: “As the morning star rules the heavens, so believers will rule with Christ; they will share in His royal splendour and dominion.” [= Seperti bintang pagi memerintah / menguasai langit, begitulah orang-orang percaya akan memerintah dengan Kristus; mereka akan ikut ambil bagian dalam kemegahan dan pemerintahan kerajaanNya.] - hal 73.

b) Ada yang menganggap bahwa si pemenang akan mengalami persekutuan dengan Kristus.

The New Bible Commentary: Revised: “The morning star appears to be Christ Himself (as in 22:16); greater than the privilege of ruling for Christ will be the unhindered enjoyment of His fellowship.” [= Bintang pagi kelihatannya adalah Kristus sendiri (seperti dalam 22:16); lebih besar dari pada hak untuk memerintah bagi Kristus adalah penikmatan tanpa halangan dari persekutuanNya.] - hal 1285.

William Barclay: “The promise of the morning star is the promise of Christ himself. If the Christian is true, when life comes to an end he will possess Christ, never to lose him any more.” [= Janji tentang bintang timur / pagi adalah janji tentang Kristus sendiri. Jika orang Kristen itu benar, pada waktu hidup berakhir ia akan memiliki Kristus, tidak pernah kehilangan Ia lagi.] - hal 111.


Mengingat bahwa ay 27 sudah menjanjikan pemerintahan bersama Kristus, maka saya berpendapat bahwa ay 28 ini tidak menunjuk pada pemerintahan bersama Kristus (seperti yang dikatakan Hendriksen), tetapi menunjuk pada persekutuan dengan Kristus (seperti yang dikatakan oleh New Bible Commentary dan Barclay).

Wahyu 2:29: “Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat.’”.

Kalimat ini sudah muncul dan sudah dibahas dalam surat-surat terdahulu, dan karenanya tidak akan dibahas ulang.

Next Post Previous Post