SEMUANYA ADALAH KASIH KARUNIA: EKSPOSISI EFESUS 2:1-10
Oleh: Pdt. Budi Asali, M.Div.
Bacaan: Efesus 2:1-10
I) Manusia secara alamiah (Efesus 2:1-3).
1) Mati dalam dosa dan pelanggaran (Efesus 2:1).
Alkitab menggambarkan manusia bukan sebagai orang yang sakit / setengah mati, tetapi sebagai orang yang mati secara rohani.
Ciri-ciri orang yang mati secara rohani:
· Tidak menghargai hal-hal yang rohani (1Korintus 2:14).
· Tidak kenal Allah dan hidup jauh dari persekutuan dengan Allah (Efesus 4:17-18).
· Aktif berbuat dosa, karena mereka tidak peduli kepada Firman Tuhan yang adalah hal rohani.
2) Diperbudak oleh dosa (Efesus 2: 2).
Dalam Alkitab Indonesia, pada Efesus 2:2a terdapat 2 kata kerja yaitu: ‘mengikuti’ dan ‘menaati’. Seharusnya hanya ada 1 kata kerja dan terjemahan harafiahnya adalah ‘berjalan’ yang menunjukkan suatu gaya hidup / kebiasaan. Jadi, ini menunjukkan bahwa manusia itu sudah begitu terbiasa berbuat dosa, atau dengan kata lain manusia itu diperbudak oleh dosa.
Juga, kata-kata ‘orang-orang durhaka’ pada akhir Efesus 2:2, seharusnya adalah ‘anak-anak ketidaktaatan’. Manusia disebut demikian karena mereka selalu tidak taat, mereka terus berdosa. Mereka adalah hamba dosa dan tidak bisa berbuat baik (Yohanes 8:34 Roma 8:7-8). Dalam Lukas 6:33, seolah-olah Tuhan Yesus mengajar bahwa manusia bisa berbuat baik, tetapi yang dimaksudkan adalah perbuatan baik secara lahiriah. Tetapi dalam arti yang sesungguhnya manusia (yang belum bertobat) tidak bisa berbuat baik.
Ada 3 hal di balik dosa: dunia, setan, dan daging (Efesus 2: 2-3).
Yang dimaksud dengan ‘dunia’ di sini adalah prinsip-prinsip dunia yang bertentangan dengan Firman Tuhan.
Yang dimaksud dengan ‘daging’ adalah kemanusiaan yang sudah jatuh dalam dosa dan condong pada dosa.
‘Setan’ menggunakan ‘dunia’ (dari luar) dan ‘daging’ (dari dalam) untuk menjatuhkan manusia ke dalam dosa.
3) Ada di bawah murka / hukuman Allah (Efesus 2: 3).
Efesus 2: 3: ‘orang-orang yang harus dimurkai’ seharusnya adalah ‘anak-anak kemurkaan’ dan ini menunjukkan bahwa manusia itu ada di bawah murka Allah. Jadi, manusia bukannya ada pada posisi ‘netral’. Dia ada di bawah murka Allah, dan kalau ia meneruskan hidupnya, tanpa ada pertobatan (percaya kepada Yesus), otomatis ia akan masuk ke neraka.
Ketiga hal tersebut di atas adalah keadaan alamiah manusia sebagai keturunan Adam. Ini ditunjukkan oleh kata-kata ‘Pada dasarnya’ (Efesus 2: 3), yang seharusnya adalah ‘by nature’ (= secara alamiah). Jadi, bayi yang baru lahir pun sudah ada dalam keadaan seperti itu.
Ketiga hal itu mencakup semua orang. Dalam Efesus 2:1-2 Paulus menggunakan kata ‘kamu’ (orang Efesus / non Yahudi). Dalam Efesus 2: 3 Paulus berkata ‘kami’ (orang Yahudi). Dan dalam Efesus 2: 3 bagian akhir Paulus berkata ‘mereka yang lain’. Ini seharusnya adalah ‘sisanya’ (‘the rest’). Jadi, dari semua ini jelaslah bahwa ketiga hal itu merupakan keadaan dari semua manusia.
Dalam Efesus 2:1-3 Paulus mengajak orang-orang Efesus untuk mengingat keadaan mereka dahulu. Hal ini kelihatannya bertentangan dengan apa yang Paulus katakan pada Filipi 3:13-14. Tetapi sebetulnya 2 hal itu tidak bertentangan. Kita harus melupakan masa lalu hanya kalau hal itu menghambat kemajuan iman kita. Tetapi kalau kita ingat keadaan kita dahulu (sebagai orang berdosa), itu justru bisa mendorong kita untuk lebih maju. Itu bisa menyebabkan kita makin merasakan kasih Allah, juga bisa menyebabkan kita lebih bisa mengampuni orang lain. Jadi mengingat masa lalu yang seperti itu jelas tidak dilarang.
Ketiga hal itu tidak bisa diperbaiki dengan pendidikan, hukum negara, lingkungan yang baik, dsb. Yang bisa mengubahkan adalah kelahiran kembali / regeneration.
II) Tindakan Allah (Efesus 2: 4-10).
Efesus 2: 4: ‘Tetapi Allah....’.
Ini menunjukkan bahwa Allahlah yang mengambil inisiatif pada waktu Ia melihat manusia secara alamiah itu (bdk. Kejadian 3:8-9).
1) Apa yang Allah lakukan?
a) Ia ‘menghidupkan’ (Efesus 2: 5), ‘membangkitkan’ (Efesus 2: 6; ini lebih tepat kalau diterjemahkan ‘mengangkat’), ‘memberi tempat di surga’ (Efesus 2: 6; ini seharusnya adalah ‘mendudukkan di surga’).
Ini semua sama seperti yang dialami oleh Kristus (kebangkitan, kenaikan ke surga, duduk di sebelah kanan Allah).
Adanya ‘mystical union’ (= persatuan mistik) antara Kristus dengan orang-orang pilihan, menyebabkan apa yang dialami oleh Kristus juga dialami oleh kita.
Karena itu kata-kata kerja dalam Efesus 2: 5-6 ini ada dalam bentuk lampau (past tense).
b) Ia menyelamatkan (Efesus 2: 5,8).
Apa artinya keselamatan? Keselamatan adalah lebih dari sekedar pengampunan. Keselamatan adalah pembebasan dari 3 hal yang merupakan keadaan manusia secara alamiah yang sudah saya bahas di atas.
Keselamatan adalah anugerah / pemberian Allah; ini dinyatakan oleh Efesus 2: 8: ‘Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,’.
Banyak orang yang menafsirkan bahwa kata ‘itu’ menunjuk kepada ‘iman’. Tetapi kata ‘itu’ (seharusnya ‘ini’ / ‘this’) dalam bahasa Yunaninya ada dalam bentuk netral, sedangkan kata ‘iman’ ada dalam bentuk feminine (perempuan). Jadi, jelas bahwa kata ‘ini’ / ‘itu’ tidak mungkin menunjuk kepada kata ‘iman’. Kalau demikian, kata itu menunjuk pada apa? Pada seluruh kalimat ‘karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman’.
Dengan kata lain, ‘keselamatan karena kasih karunia oleh iman’ adalah pemberian / anugerah Allah.
Keterangan: ‘iman’ jelas juga merupakan anugerah / pemberian Allah (Yohanes 6:65 Filipi 1:29). Jadi, para ahli Teologia Reformed bertentangan bukan dalam hal doktrinnya (semua ahli theologia Reformed setuju bahwa baik iman maupun keselamatan adalah anugerah / pemberian Allah), melainkan hanya dalam penafsiran Efesus 2:8 ini.
gadget |
Efesus 2: 10: kata-kata ‘buatan Allah’, ‘diciptakan’ membuang segala ‘jasa’ kita dalam mendapatkan keselamatan. Jadi, ini menyokong pandangan bahwa keselamatan adalah anugerah Allah.
Catatan: Kasih karunia adalah sesuatu dalam diri Allah yang menyebabkan Dia memberi kita yang baik padahal kita tidak layak menerimanya, sedangkan Anugerah adalah pemberian.
2) Mengapa Allah melakukan hal itu?
a) Karena ‘rahmat’ (Efesus 2: 4), ‘kasih’ (Efesus 2: 4), ‘kasih karunia’ (Efesus 2:5,8) dan ‘kebaikan-Nya’ (Efesus 2: 7).
Semua alasan ini terdapat dalam diri-Nya. Jadi, Ia menyelamatkan bukan karena apa yang ada pada kita (misalnya: kebaikan, dsb).
b) Untuk menunjukkan kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah- limpah (Efesus 2: 7).
‘Pada masa yang akan datang’ (Efesus 2: 7) bukan berarti nanti di surga, tetapi juga sekarang waktu kita masih hidup.
c) Supaya kita berbuat baik (Efesus 2:10).
Pekerjaan baik itu sudah dipersiapkan Allah sebelumnya dan Ia ingin supaya kita ‘hidup’ (terjemahan hurufiahnya ‘berjalan’) di dalamnya.
Kesimpulan
Jadi Efesus 2:1-10 ini, dimulai dengan manusia alamiah yang ‘berjalan’ / ‘hidup’ dalam dosa (Efesus 2:1-2), dan diakhiri dengan manusia buatan Allah yang ‘berjalan’ / ‘hidup’ dalam pekerjaan / perbuatan baik.
Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div: meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
---
Ikuti saya di google news untuk membaca artikel lainnya :
-AMIN-