EKSPOSISI 1 KORINTUS 13:8-13

Pdt. Budi Asali, M.Div.
EKSPOSISI 1 KORINTUS 13:8-13.1Korintus 13:8 Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap. 1Korintus 13:9 Sebab pengetahuan kita tidak lengkap dan nubuat kita tidak sempurna. 1Korintus 13:10 Tetapi jika yang sempurna tiba, maka yang tidak sempurna itu akan lenyap. 1Korintus 13:11 Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu. 1Korintus 13:12 Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka. Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal. 
EKSPOSISI 1 KORINTUS 13:8-13
bisnis, gadget, otomotif
1) Nubuat, bahasa roh, pengetahuan itu tidak kekal (1Korintus 13 8).

a) Kalau nubuat dan bahasa roh itu tidak kekal, itu mudah dimengerti. Tetapi kalau dikatakan bahwa ‘pengetahuan akan lenyap’, apa arti­nya?

Tentu ini tidak berarti bahwa kita semua akan menjadi orang-orang idiot di surga! Ini terlihat dari 1Korintus 13: 12 yang jelas menunjukkan bahwa di surga kita mempunyai pengenalan / pengetahuan tentang Allah.

Lalu apa artinya? Ada 2 penafsiran:

1. Ada yang menganggap bahwa kata ‘pengetahuan’ di sini berarti ‘karunia pengetahuan’, yaitu suatu karunia yang membuat kita bisa mengerti Firman Tuhan dengan baik. Di surga jelas tidak lagi dibutuhkan hal seperti ini.

2. Ada juga yang menganggap bahwa yang dimaksud dengan ‘pengetahuan’ adalah ‘pengetahuan di dunia’. Ini akan digantikan dengan ‘penge­tahuan di surga’ yang jauh lebih sempurna! Karena pengetahuan ke dua itu jauh lebih sempurna, maka seolah-olah pengetahuan pertama lenyap, seperti kata-kata Karl Barth: “Because the sun rises all lights are extinguished” (= karena matahari naik / terbit, maka semua cahaya / lampu mati).

b) Mengapa nubuat, bahasa roh, pengetahuan akan lenyap?

1Korintus 13: 9 (NIV / Lit): ‘For we know in part and we prophecy in part’ (= karena kita tahu hanya sebagian dan kita bernubuat hanya sebagian).

Ada 2 hal yang bisa kita dapatkan:

1. Jelas bahwa bagian ini menunjukkan bahwa di dunia tidak ada orang yang mempunyai pengetahuan dan ajaran yang sempurna, tanpa kesa­lahan sedikit pun juga (infallible)

2. Semua itu harus lenyap karena ketidaksempurnaannya. Pada waktu yang sempurna datang maka yang tidak sempurna akan lenyap.

c) Hal itu akan terjadi jika yang sempurna tiba (1Korintus 13: 10).

Ada 2 penafsiran tentang saat ini:

1. Orang-orang yang anti Kharismatik menganggap bahwa ini menunjuk pada saat selesainya penulisan Kitab Suci (Catatan: pada saat Paulus menuliskan 1Kor 13 ini, jelas ada banyak bagian dari Perjanjian Baru yang belum ditulis).

Konsekwensi dari penafsiran ini adalah: Setelah selesainya penu­lisan Kitab Suci (pada sekitar akhir abad I), maka nubuat dan bahasa roh tidak ada lagi.

Keberatan: Bagaimana mereka menafsirkan bahwa ‘pengetahuan akan lenyap’ pada saat yang sempurna tiba?

2. Ini menunjuk pada akhir jaman / kedatangan Kristus yang kedua / saat kita sudah di surga.

Ini penafsiran yang lebih umum, dan yang lebih sesuai dengan kontexnya, karena jelas sekali bahwa ‘jika yang sempurna tiba’ pada 1Korintus 13: 10 menunjuk pada saat yang sama dengan ‘nanti’ dalam 1Korintus 13: 12. Sedangkan 1Korintus 13: 12 itu jelas menunjuk pada saat kita sudah di surga (bdk. 1Yohanes 3:2).

d) 1Korintus 13: 11 merupakan suatu illustrasi / perumpamaan yang menunjukkan bahwa pada saat yang lebih baik / sempurna datang, maka yang kurang baik akan dibuang

e) 1Korintus 13: 12:

1. ‘melihat dalam cermin’.

Ada 2 penafsiran tentang cermin di sini:

a. Cermin merupakan benda yang transparan / tembus cahaya. Dan Paulus memaksudkan bahwa kita melihat melalui benda itu.

Dasar pandangan ini: secara hurufiah, terjemahannya sebetulnya adalah: ‘through a mirror’ (= melalui / menembus cermin).

b. Cermin merupakan logam yang digosok sampai mengkilap (Keluaran 38:8 Ayub 37:18), tetapi bayangannya tentu tak sebaik cermin jaman ini.

Sebetulnya tak terlalu jadi soal yang mana dari 2 pandangan ini yang benar.

2. ‘gambaran yang samar-samar’.

NASB: ‘dimly’ (= dengan kabur / tidak jelas).

NIV: ‘a poor reflection’ (= bayangan yang jelek).

Lit: ‘in a riddle’ (= dalam suatu teka-teki).

Bandingkan ini dengan Bilangan 12:8 di mana ‘dengan terus terang’ dikontraskan dengan ‘dengan teka-teki’. Jadi, dengan / dalam suatu teka-teki menunjuk pada sesuatu yang samar-samar / kurang jelas.

3. ‘nanti aku akan mengenal (digunakan future tense, menunjuk pada saat yang akan datang) dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal (digunakan aorist tense, menunjuk pada waktu lampau)’.

Jadi, sekarang kita baru mengenal Allah secara sebagian saja, nanti di surga barulah kita mengenal Dia dengan sempurna (Catatan: Ini tak berarti kita menjadi maha tahu!). Tetapi sekarang pun Allah sudah mengenal kita dengan sempurna.

4. Karena nanti kita akan mengenal Allah dengan sempurna, maka pada saat itu jelas bahwa nubuat, bahasa roh dan pengetahuan tak berguna dan harus lenyap!

2) Kontras dengan nubuat, bahasa roh dan pengetahuan yang tidak kekal, maka kasih itu tidak berkesudahan (1Korintus 13: 8)! Dengan kata lain, kasih itu kekal, karena di surgapun kita akan saling mengasihi!

1Korintus 13:13 Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih. 

Ayat ini menunjukkan keutamaan dari kasih!

1) NIV: ‘And now these three remain’ (= dan sekarang tinggal ke tiga hal ini).

Ada 2 penafsiran tentang arti dari kata ‘now’ / ‘sekarang’ ini:

a) Ini tidak menunjuk pada saat / waktu, tetapi digunakan hanya untuk menunjukkan bahwa ayat ini adalah suatu kesimpulan. Kalau memang ini benar, maka terjemahan Indonesia yang berbunyi ‘Demikianlah tinggal ke tiga hal ini’ adalah terjemahan yang benar.

b) Ini menunjuk pada saat / waktu. Tetapi bukan menunjuk pada waktu / saat di surga tetapi waktu / saat sekarang / di dunia ini!

Alasan: kata bahasa Yunani NEGEI yang diterjemahkan ‘remain’ (= tinggal) menggunakan present tense.

Jadi, sekalipun 1Korintus 13: 12 menunjuk pada surga, tetapi 1Korintus 13: 13 menunjuk pada masa sekarang / di dunia!

Jadi, kalau dalam 1 Korintus 13: 8-12 tadi ditekankan kekalnya kasih, yang tetap akan ada pada saat hal-hal yang lain lenyap, maka dalam 1Korintus 13: 13 ini ditekankan: dalam masa sekarangpun, kasih merupakan yang terbesar!

BACA JUGA : PENTAKOSTA

2) ’Tinggal’ (NIV: ‘remain’; NASB: ‘abide’).

Lagi-lagi ada 2 penafsiran:

a) Ada yang menafsirkan bahwa kata ini dipakai untuk mengontraskan dengan 1Korintus 13: 8. Ay 8 menyatakan bahwa nubuat, bahasa roh, pengetahuan akan lenyap. 1Korintus 13:13 menyatakan bahwa iman, pengharapan dan kasih akan tinggal / tetap ada.

Tafsiran ini menganggap bahwa 1Korintus 13: 13 ini menunjuk pada keadaan di surga, dan menyatakan bahwa nanti di surga iman, pengharapan dan kasih akan tetap ada.

Tetapi ini bertentangan dengan Roma 8:24, 2Korintus 5:7 dan Ibrani 11:1 (baca ayat-ayat ini!) yang menunjukkan bahwa di surga nanti, iman dan pengharapan tidak ada lagi!

Tetapi Charles Hodge menjawab sbb: “Faith in one form, ceases when merged in sight; but in another form it continues; and the same is true of hope” (= Iman dalam bentuk yang satu akan berhenti pada saat melebur dalam penglihatan, tetapi di dalam bentuk yang lain iman tetap berlanjut; dan demikian juga halnya dengan pengharapan).

Saya tidak bisa menerima argumentasi Hodge ini karena kalau demi­kian, maka kita juga harus mengatakan bahwa pengetahuan pun akan berlanjut (karena pengetahuan duniawi akan diganti dengan pengeta­huan surgawi).

b) Ada yang menafsirkan bahwa ini sekedar menunjukkan kalau dalam kehidupan gereja sekarang ini, ketiga hal itu, yaitu iman, pengha­rapan dan kasih, tetap ada.

3) Sekarang timbul pertanyaan: Dalam sepanjang pasal ini Paulus sama sekali tak berbicara tentang iman dan pengharapan (ay 2 ia memang berbicara tentang iman, tetapi itu bukan saving faith / iman yang menyelamatkan). Lalu mengapa sekarang, pada ayat terakhir yang seharusnya merupakan kesimpulan dari seluruh pasal, ia tahu-tahu berbicara tentang iman dan pengharapan?

Seorang penafsir menjawab: Karena iman, pengharapan dan kasih meru­pakan tiga serangkai / tri tunggal yang sangat populer dalam penga­jaran di gereja-gereja abad pertama.

Dasar pandangan ini:

a) Kata ‘tinggal’ / ‘remain’ / ‘abide’ dalam bahasa Yunaninya menggunakan bentuk singular / tunggal, sekalipun itu ditujukan untuk 3 hal yaitu iman, pengharapan dan kasih. Bandingkan dengan Matius 28:19 di mana kata ‘nama’ juga menggunakan bentuk tunggal sekalipun menun­juk pada Bapa, Anak dan Roh Kudus.

b) Dalam Perjanjian Baru, 3 hal ini memang sering keluar bersama-sama (bdk. Roma 5:1-5 Galatia 5:5-6 Efesus 4:2-5 1Tesalonika 1:3 5:8 Ibrani 6:10-12 10:22-24 1Petrus 1:3-8,21-22).


4) Yang paling besar ialah kasih (1Korintus 13: 13b).

Tentu bagian ini tak bisa diartikan seakan-akan kekristenan merupa­kan agama yang lebih menekankan perbuatan baik / kasih dari pada iman!

Lalu apa artinya?

a) Dari 1Korintus 12:31 dan 14:1,5 kita bisa mendapatkan bahwa yang dimak­sud dengan karunia yang lebih besar / lebih utama ialah karunia yang lebih berguna untuk gereja.

Jadi, kalau di sini dikatakan bahwa kasih itu lebih besar dari iman dan pengharapan, maka artinya adalah bahwa kasih lebih berguna bagi gereja dibandingkan dengan iman dan pengharapan. Mengapa? Karena iman dan pengharapan hanya berguna untuk diri kita sendiri, sedangkan kasih berguna untuk orang lain.

b) Kasih lebih besar dari iman dan pengharapan karena kasih itu kekal, sedangkan iman dan pengharapan tidak ada lagi di surga (Roma 8:24 2 Korintus 5:7 Ibrani 11:1).

Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div:  meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
-----
Ikuti saya di google news untuk membaca artikel lainnya :


Next Post Previous Post