SAKSI YEHUWA DAN ROMA 9:5

Pdt. Budi Asali, M.Div.
SAKSI YEHUWA DAN ROMA 9:5
Roma 9:5 - “Mereka adalah keturunan bapa-bapa leluhur, yang menurunkan Mesias dalam keadaanNya sebagai manusia, yang ada di atas segala sesuatu. Ia adalah Allah yang harus dipuji sampai selama-lamanya. Amin!”. 

TDB: “yang memiliki bapak-bapak leluhur dan yang menurunkan Kristus sebagai manusia: Allah, yang ada di atas segalanya, diagungkanlah untuk selama-lamanya”. 

Kelihatannya TDB mau memisahkan kalimat yang saya garis bawahi dalam Roma 9:5 itu, dengan kalimat sebelumnya, dan menganggap bahwa kalimat pertama berbicara tentang Kristus, sedangkan kalimat kedua (yang saya garis bawahi) mereka anggap sebagai suatu doxology (= kata-kata pujian) dari Paulus kepada Allah (Bapa). Jadi, dengan terpisahnya kedua kalimat ini, maka Roma 9:5 ini tidak menunjukkan Kristus sebagai Allah. 

Tanggapan saya: 

1. Ro 9:5b merupakan suatu doxology? 

Ro 9:5b tidak mungkin merupakan suatu doxology, karena kalimatnya tidak mungkin diterjemahkan demikian. Mari kita melihat bagian terakhir dari Ro 9:5 itu dalam bahasa Yunani beserta terjemahannya kata per kata dalam bahasa Inggris: 

o[        w]n        e]pi       pantwn    qeoj    eu]loghtoj      ei]j    touj   ai]wnaj
HO    ON       EPI     PANTON THEOS EULOGETOS EIS  TOUS  AIONAS
the  being     over          all          God            blessed               unto    the       ages
ks     ada     di atas    semua      Allah    terpujilah     sampai selama-lamanya

Catatan: ks = kata sandang.

A. H. Strong: “In Rom. 9:5, the clause o[ w]n e]pi pantwn qeoj eu]loghtoj cannot be translated ‘blessed be the God over all,’ for w]n is superfluous if the clause is a doxology; ‘eu]loghtoj precedes the name of God in a doxology, but follows it, as here, in a description’ (Hovey). The clause can therefore justly be interpreted only as a description of the higher nature of the Christ who had just been said, to kata sarka, or according to his lower nature, to have had his origin from Israel” [= Dalam Roma 9:5, anak kalimat o[ w]n e]pi pantwn qeoj eu]loghtoj (HO ON EPI PANTON THEOS EULOGETOS) tidak dapat diterjemahkan ‘terpujilah Allah di atas segala sesuatu’, karena w]n (ON = being / ada) berlebihan jika anak kalimat itu merupakan suatu doxology; ‘eu]loghtoj (EULOGETOS = terpujilah) mendahului nama Allah dalam suatu doxology, tetapi mengikutinya, seperti di sini, dalam suatu penggambaran’ (Hovey). Karena itu, anak kalimat itu bisa ditafsirkan dengan benar hanya sebagai suatu penggambaran dari hakekat yang lebih tinggi dari Kristus tentang siapa baru saja dikatakan, to kata sarka (TO KATA SARKA = menurut daging), atau menurut hakekatNya yang lebih rendah, mendapatkan asal usulNya dari Israel] - ‘Systematic Theology’, hal 306-307. 

Jadi, argumentasi A. H. Strong adalah: 

a. Kalau Ro 9:5b ini adalah suatu doxology, maka kata w]n / ON (= being / ada) itu kelebihan (seharusnya tidak ada). Adanya kata itu menunjukkan bahwa bagian akhir ini bukanlah suatu doxology. 

b. Kalau bagian akhir dari Roma 9:5 itu memang merupakan suatu doxology, maka kata eu]loghtoj / EULOGETOS (= blessed / terpujilah) harus mendahului kata ‘Allah’, dan bukannya diletakkan sesudah kata ‘Allah’. Jadi seharusnya adalah ‘terpujilah Allah ...’, dan bukannya ‘Allah terpujilah ...’. William Hendriksen juga mengatakan hal yang serupa (hal 316), dan demikian juga dengan Charles Hodge (‘Romans’, hal 301). 

c. Sangat cocok kalau Ro 9:5b ini dianggap bukan sebagai suatu doxology bagi Bapa, tetapi sebagai penggambaran tentang hakekat ilahi Kristus, karena dalam Ro 9:5a Paulus baru membicarakan hakekat manusia Kristus. 

Charles Hodge (‘Romans’, hal 300) menambahkan lagi argumentasi lain sebagai berikut: Kalau Paulus sekedar membicarakan bahwa Mesias itu diturunkan dari bangsa Yahudi, dan ia tidak berkeinginan untuk membicarakan keilahian Mesias itu, untuk apa ia menambahkan kata-kata ‘sebagai manusia’ (Hurufiah: ‘menurut daging’)? Adanya kata-kata ‘sebagai manusia’ / ‘menurut daging’ ini menuntut kontrasnya, yaitu penggambaran tentang Mesias itu menurut hakekatNya yang lebih tinggi, yaitu sebagai Allah. 

Charles Hodge: “On any other interpretation there is nothing to answer to the to kata sarka / TO KATA SARKA. ... Why not simply say, ‘of whom Christ came?’ This would have expressed everything, had not the apostle designed to bring into view the divine nature” [= Pada penafsiran lain yang manapun, tidak ada apapun yang sesuai dengan kata-kata to kata sarka (TO KATA SARKA = menurut daging / sebagai manusia). ... Mengapa ia tidak sekedar berkata: ‘dari siapa Kristus datang’? Ini akan menyatakan segala sesuatu, seandainya sang rasul tidak merencanakan untuk menyatakan hakekat ilahi (dari Kristus)] - ‘Romans’, hal 300. 

Kesimpulannya: Ro 9:5b itu bukan merupakan suatu doxology, tetapi merupakan suatu penggambaran tentang diri Kristus. Dengan demikian ayat ini memang menunjukkan / menyatakan keilahian Kristus. 

2. Terjemahan yang mana yang sesuai dengan kontext dari Ro 9:5 itu? 

Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan: “Pikirkan apa yang selanjutnya tertulis di Roma pasal 9. Ayat 6-13 menunjukkan bahwa pelaksanaan maksud-tujuan Allah tidak bergantung pada warisan secara jasmani tetapi pada kehendak Allah. Ayat 14-18 membicarakan tentang pesan Allah kepada Firaun, seperti yang tertulis di Keluaran 9:16, untuk menonjolkan kenyataan bahwa Allah ada di atas segalanya. Di ayat 19-24 keunggulan Allah selanjutnya digambarkan dengan suatu kiasan mengenai tukang periuk dan benda-benda tanah liat yang dibuatnya. Maka betapa tepatnya pernyataan di ayat 5: ‘Allah, yang ada di atas segala sesuatu, terpujilah untuk selama-lamanya. Amin.’ - NW” - ‘Bertukar Pikiran Mengenai Ayat-Ayat Alkitab’, hal 407. 

Dari kutipan ini, kelihatannya Saksi-Saksi Yehuwa mau mengajak untuk memperhatikan kontext dari Ro 9:5 itu, dan mereka menunjukkan bahwa terjemahan mereka sesuai dengan kontext. Karena itu mari kita memperhatikan kontext dari Ro 9:5 ini, untuk melihat terjemahan yang mana yang sesuai dengan kontext. 

a. Saksi-Saksi Yehuwa secara cerdik / licik mengajak kita untuk hanya memperhatikan ayat-ayat sesudah Ro 9:5. Tetapi kalau kita mau memperhatikan kontext, bukankah kita harus memperhatikan ayat-ayat sebelumnya dan sesudahnya? Kalau kita melihat ayat-ayat sebelum Ro 9:5 itu, maka terjemahan Saksi Yehuwa itu jelas tidak sesuai dengan kontext, karena di sana Paulus menyatakan kesedihannya karena penolakan orang-orang Yahudi terhadap Kristus. 

Ro 9:1-4 - “(1) Aku mengatakan kebenaran dalam Kristus, aku tidak berdusta. Suara hatiku turut bersaksi dalam Roh Kudus, (2) bahwa aku sangat berdukacita dan selalu bersedih hati. (3) Bahkan, aku mau terkutuk dan terpisah dari Kristus demi saudara-saudaraku, kaum sebangsaku secara jasmani. (4) Sebab mereka adalah orang Israel, mereka telah diangkat menjadi anak, dan mereka telah menerima kemuliaan, dan perjanjian-perjanjian, dan hukum Taurat, dan ibadah, dan janji-janji”. 

Mungkinkah setelah menyatakan kesedihannya karena saudara-saudara sebangsanya menolak Kristus, Paulus lalu memberikan kata-kata pujian / doxology kepada Allah? 

William Hendriksen: “A doxology to God would sound very strange in a paragraph in which Paul expresses ‘great sorrow and unceasing anguish’ because of Israel’s unbelief! Today it is unlikely that a missionary, reporting back to his board would say, ‘Even though the people among whom I carry on my evangelistic activity have been blessed with many advantages - such as prosperity, good health, intelligence, etc. - there have been very few conversions. Praise the Lord!’” (= Suatu doxology / kata-kata pujian bagi Allah akan kedengaran sangat aneh dalam suatu pasal dalam mana Paulus menyatakan ‘kesedihan yang besar dan tak henti-hentinya’ karena ketidak-percayaan Israel! Pada jaman sekarang adalah tidak mungkin bahwa seorang misionaris, yang melaporkan kepada badan missinya akan berkata: ‘Sekalipun orang-orang di antara siapa saya melaksanakan aktivitas penginjilan telah diberkati dengan banyak manfaat, seperti kemakmuran, kesehatan yang baik, kepandaian, dsb., tetapi hanya ada sangat sedikit pertobatan. Puji Tuhan!’) - hal 316. 

Tetapi bukankah Ro 9:5b itu, kalau merupakan penggambaran tentang Kristus, juga merupakan pujian bagi Kristus? Tidak, Paulus tidak melakukan suatu pujian kepada Kristus! Ia hanya mengatakan: ‘Ia (Yesus) adalah Allah yang harus dipuji sampai selama-lamanya’. Ini merupakan suatu pernyataan, dan juga suatu perintah yang didasarkan pada pernyataan itu. Karena Yesus memang adalah Allah, maka Ia harus dipuji selama-lamanya. 

b. Sekarang kita melihat Ro 9:5 itu sendiri. 

· Roma 9:5 ini tetap berhubungan erat dengan Ro 9:1-4, khususnya Ro 9:4nya yang menunjukkan kehormatan yang diberikan kepada bangsa Yahudi, karena Ro 9:5 ini juga menunjukkan betapa bangsa Yahudi itu diberi kehormatan, karena merekalah yang menurunkan Mesias / Kristus sebagai manusia. 

Charles Hodge: “This was the great honour of the Jewish race. For this they were separated as a peculiar people, and preserved amidst all their afflictions” (= Ini merupakan kehormatan yang besar bagi bangsa Yahudi. Untuk ini mereka dipisahkan sebagai bangsa yang khusus, dan dipelihara / dilindungi di tengah-tengah segala penderitaan mereka) - ‘Romans’, hal 300. 

· Tetapi setelah membicarakan Kristus sebagai manusia, supaya Kristus itu tidak dianggap hanya sebagai manusia, Paulus melanjutkan dengan membicarakan secara singkat keilahian Kristus. 

Ro 9:5 - “Mereka adalah keturunan bapa-bapa leluhur, yang menurunkan Mesias dalam keadaanNya sebagai manusia, yang ada di atas segala sesuatu. Ia adalah Allah yang harus dipuji sampai selama-lamanya. Amin!”. 

Dalam Ro 9:5a (garis tebal), kita melihat bahwa Paulus berbicara tentang Yesus sebagai manusia. Lalu dalam Ro 9:5b (garis miring) ia membicarakan Yesus sebagai Allah! 

· kata-kata ‘yang ada di atas segala sesuatu’ seharusnya dihubungkan dengan kalimat terakhir, seperti dalam NIV: ‘Theirs are the patriarchs, and from them is traced the human ancestry of Christ, who is God over all, forever praised! Amen’ (= Milik merekalah bapa-bapa leluhur, dan dari mereka diturunkan leluhur manusia dari Kristus, yang adalah Allah di atas segala sesuatu, dipuji selama-lamanya). 

Hodge mengatakan (hal 300) bahwa kata-kata ‘over all’ (= di atas semua) bukan sekedar berarti ‘over all persons’ (= di atas semua orang / pribadi), tetapi berarti ‘over all things’ (= di atas segala sesuatu), karena kata Yunani yang digunakan adalah pantwn / PANTON (= all / semua), yang merupakan kata berjenis kelamin netral, bukan laki-laki [Catatan: kata ‘person’ (= pribadi) dalam bahasa Yunani merupakan kata benda berjenis kelamin laki-laki, sedangkan kata ‘thing’ (= hal / sesuatu) merupakan kata benda berjenis kelamin netral]. 

Hodge melanjutkan dengan mengatakan bahwa ini menunjukkan ‘supremacy over the universe’ (= keunggulan di atas alam semesta), dan karena itu ini ‘precludes the possibility of qeoj (THEOS) being taken in any subordinate sense’ [= membuat tidak mungkin bahwa kata qeoj (THEOS) diambil dalam arti yang lebih rendah apapun]. 

Charles Hodge: “This passage, therefore, shows that Christ is God in the highest sense of the word” (= Karena itu, text ini menunjukkan bahwa Kristus adalah Allah dalam arti yang tertinggi dari kata itu) - ‘Romans’, hal 302. 

c. Kalau kita melihat ayat-ayat sesudah Roma 9:5 itu, Paulus berbicara tentang Predestinasi. Ini tetap sangat cocok dengan terjemahan kita. Paulus takut bahwa kata-katanya dalam Ro 9:3-4 menimbulkan pemikiran bahwa Allah gagal dalam janjiNya. Karena itu, Paulus lalu membicarakan Predestinasi dalam Ro 9:6-dst, supaya para pembacanya mengetahui bahwa Allah tidak pernah memaksudkan bahwa janji-janjiNya itu berlaku untuk seluruh Israel, tetapi hanya untuk mereka yang termasuk orang-orang pilihan saja. 

Terjemahan yang dipilih oleh Saksi-Saksi Yehuwa itu justru tidak sesuai dengan kontext sesudah Ro 9:5 itu. Supaya lebih jelas, saya berikan kutipan kata-kata mereka lagi di sini. 

Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan: “Pikirkan apa yang selanjutnya tertulis di Roma pasal 9. Ayat 6-13 menunjukkan bahwa pelaksanaan maksud-tujuan Allah tidak bergantung pada warisan secara jasmani tetapi pada kehendak Allah. Ayat 14-18 membicarakan tentang pesan Allah kepada Firaun, seperti yang tertulis di Keluaran 9:16, untuk menonjolkan kenyataan bahwa Allah ada di atas segalanya. Di ayat 19-24 keunggulan Allah selanjutnya digambarkan dengan suatu kiasan mengenai tukang periuk dan benda-benda tanah liat yang dibuatnya. Maka betapa tepatnya pernyataan di ayat 5: ‘Allah, yang ada di atas segala sesuatu, terpujilah untuk selama-lamanya. Amin.’ - NW” - ‘Bertukar Pikiran Mengenai Ayat-Ayat Alkitab’, hal 407. 

Menurut saya kata-kata ini sangat tidak masuk akal. Mengapa? Karena seharusnya setelah selesai menggambarkan keunggulan Allah, barulah Paulus memberikan doxology, dan bukan sebelumnya! 

Bandingkan dengan: 

· Galatia 1:3-5 - “(3) kasih karunia menyertai kamu dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus, (4) yang telah menyerahkan diriNya karena dosa-dosa kita, untuk melepaskan kita dari dunia jahat yang sekarang ini, menurut kehendak Allah dan Bapa kita. (5) BagiNyalah kemuliaan selama-lamanya! Amin”. 

Perhatikan bahwa dalam Gal 1:3-4 Paulus sudah menunjukkan kebaikan Allah untuk kita, dan lalu dalam Gal 1:5 ia memberikan suatu doxology (kata-kata pujian). 

· Efesus 3:20-21 - “(20) Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita, (21) bagi Dialah kemuliaan di dalam jemaat dan di dalam Kristus Yesus turun-temurun sampai selama-lamanya. Amin”. 

Perhatikan bahwa dalam Efesus 3:20 Paulus menunjukkan kebaikan Allah, dan lalu dalam Efesus 3:21 Paulus memberikan suatu doxology. 

3. Perbandingan Roma 9:5 dengan ayat-ayat lain dalam Kitab Suci. 

Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan: “Terjemahan manakah dari Roma 9:5 yang selaras dengan Roma 15:5,6, yang mula-mula membedakan Allah dari Kristus Yesus dan kemudian mengajak para pembaca untuk ‘memuliakan Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus’? (Lihat juga 2Korintus 1:3 dan Efesus 1:3.)” - ‘Bertukar Pikiran Mengenai Ayat-Ayat Alkitab’, hal 406-407. 

Roma 15:5-6 - “Semoga Allah, yang adalah sumber ketekunan dan penghiburan, mengaruniakan kerukunan kepada kamu, sesuai dengan kehendak Kristus Yesus, sehingga dengan satu hati dan satu suara kamu memuliakan Allah dan Bapa Tuhan kita, Yesus Kristus”. 


2Korintus 1:3 - “Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan”. 

Efesus 1:3 - “Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga”. 

Tanggapan saya: 

a. Kita tidak harus menterjemahkan Roma 9:5 sehingga menjadi identik dengan Ro 15:5-6 2Kor 1:3 Ef 1:3. Lagi-lagi Saksi-Saksi Yehuwa membuat peraturan yang sebetulnya tidak pernah ada. Siapa yang memberi peraturan bahwa dalam penterjemahan, kita harus menterjemahkan suatu ayat sehingga identik dengan yang lainnya? Ayat-ayat boleh berbeda / tidak harus identik, asal tidak bertentangan. 

b. Di atas sudah saya jelaskan bahwa Ro 9:5b bukan pujian terhadap Kristus, tetapi merupakan suatu pernyataan tentang keilahian Kristus, dan juga suatu perintah untuk memuji Dia selama-lamanya. Bahwa Kristus harus dipuji selama-lamanya, sesuai dengan ayat-ayat lain yang memberikan pujian / kemuliaan bagi Kristus sampai selama-lamanya, seperti: 

· 2Tim 4:18 - “Dan Tuhan akan melepaskan aku dari setiap usaha yang jahat. Dia akan menyelamatkan aku, sehingga aku masuk ke dalam KerajaanNya di sorga. BagiNyalah kemuliaan selama-lamanya! Amin”. 

Saya berpendapat bahwa kata ‘Tuhan’ di sini menunjuk kepada Yesus, dan dengan demikian pujian dalam kalimat terakhir itu juga ditujukan kepada Yesus. 

· Ibrani 13:21 - “kiranya memperlengkapi kamu dengan segala yang baik untuk melakukan kehendakNya, dan mengerjakan di dalam kita apa yang berkenan kepadaNya, oleh Yesus Kristus. Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! Amin”. 

Kata ‘Dia’ jelas menunjuk kepada ‘Yesus Kristus’. 

· 2Pet 3:18 - “Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. BagiNya kemuliaan, sekarang dan sampai selama-lamanya”. 

· Wah 1:5-6 - “(5) dan dari Yesus Kristus, Saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini. Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darahNya - (6) dan yang telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah, BapaNya, - bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin”. 

Kata ‘Dia’ dalam ay 5b dan ay 6b jelas menunjuk kepada ‘Yesus Kristus’ dalam ay 5a. 

· Wahyu 5:13 - “Dan aku mendengar semua makhluk yang di sorga dan yang di bumi dan yang di bawah bumi dan yang di laut dan semua yang ada di dalamnya, berkata: ‘Bagi Dia yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba, adalah puji-pujian dan hormat dan kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya!’”. 

Di sini pujian diberikan baik kepada Bapa maupun kepada Yesus. 

c. Terjemahan yang saya pilih sesuai / sejalan dengan beberapa ayat Kitab Suci lain dimana Paulus membicarakan baik keilahian maupun kemanusiaan Yesus, seperti: 

· Ro 1:3-4 - “(3) tentang AnakNya, yang menurut daging diperanakkan dari keturunan Daud, (4) dan menurut Roh kekudusan dinyatakan oleh kebangkitanNya dari antara orang mati, bahwa Ia adalah Anak Allah yang berkuasa, Yesus Kristus Tuhan kita”. 

Dalam Ro 1:3nya Paulus berbicara tentang kemanusiaan Yesus, sedangkan dalam Ro 1:4nya Paulus berbicara tentang keilahianNya. 

· Fil 2:5-7, dimana dalam ay 6nya Paulus membicarakan keilahian Yesus, sedangkan dalam ay 7nya Paulus membicarakan kemanusiaan Yesus.SAKSI YEHUWA DAN ROMA 9:5
Next Post Previous Post