Eksposisi Matius 10:16-36
Pdt.Budi Asali, M.Div.
Matius10:16-36 - “(Matius 10:16) ‘Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati. (17) Tetapi waspadalah terhadap semua orang; karena ada yang akan menyerahkan kamu kepada majelis agama dan mereka akan menyesah kamu di rumah ibadatnya. (18) Dan karena Aku, kamu akan digiring ke muka penguasa-penguasa dan raja-raja sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah. (19) Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga. (20) Karena bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan berkata-kata di dalam kamu. (21) Orang akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh, demikian juga seorang ayah akan anaknya. Dan anak-anak akan memberontak terhadap orang tuanya dan akan membunuh mereka. (22) Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena namaKu; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat”.“(23) Apabila mereka menganiaya kamu dalam kota yang satu, larilah ke kota yang lain; karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sebelum kamu selesai mengunjungi kota-kota Israel, Anak Manusia sudah datang. (24) Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, atau seorang hamba dari pada tuannya. (25) Cukuplah bagi seorang murid jika ia menjadi sama seperti gurunya dan bagi seorang hamba jika ia menjadi sama seperti tuannya. Jika tuan rumah disebut Beelzebul, apalagi seisi rumahnya. (26) Jadi janganlah kamu takut terhadap mereka, karena tidak ada sesuatupun yang tertutup yang tidak akan dibuka dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi yang tidak akan diketahui. (27) Apa yang Kukatakan kepadamu dalam gelap, katakanlah itu dalam terang; dan apa yang dibisikkan ke telingamu, beritakanlah itu dari atas atap rumah”.(28) Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka. (29) Bukankah burung pipit dijual dua ekor seduit? Namun seekorpun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu. (30) Dan kamu, rambut kepalamupun terhitung semuanya. (31) Sebab itu janganlah kamu takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit”.(32) Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan BapaKu yang di sorga. (33) Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di sorga.’ (34) ‘Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. (35) Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, (36) dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya”
gadget, bisnis, otomotif |
Berbeda dengan dalam
Matius 10:1-15, maka Matius 10:16-42 bukan hanya berlaku untuk para rasul
pada saat itu.
Calvin: “These words did not merely foretell the consequences of that journey which they were now commencing, but gave them warning as to the whole course of their apostleship” (= Kata-kata ini tidak semata-mata meramalkan konsekwensi dari perjalanan yang sekarang sedang mulai itu, tetapi memberikan mereka peringatan berkenaan dengan seluruh perjalanan kerasulan mereka).
Knox Chamblin: “Vv 5-15 relate directly to the missionary activity that immediately awaits the apostles; but vv 16-42 embrace their and other Christians’ missionary activity beyond the present period” (= Ay 5-15 berhubungan langsung dengan aktivitas misionaris yang segera menunggu rasul-rasul; tetapi ay 16-42 mencakup aktivitas misionaris mereka dan orang-orang kristen yang lain melampaui periode pada saat itu) - hal 74.
Alasannya:
a) Dengan melihat keparalelan dari Injil Matius, Markus dan
Lukas.
Matius 10:5-15 Mark 6:8-11 Luk 9:2-5 pengutusan 12 rasul
----------------- Mark 6:12 Luk 9:6 rasul-rasul pergi
Matius 10:16-42 Mark 13 Luk 12,21
Matius 10:5-15 paralel dengan Markus 6:8-11 dan Lukas 9:2-5.
Mark 6:12
dan Luk 9:6 menceritakan kepergian rasul-rasul; ini tidak diceritakan
dalam Matius.
Matius 10:16-42 mempunyai bagian-bagian paralel yang dicatat dalam Markus dan Lukas, termasuk Luk 12, Mark 13, dan Lukas 21.
Jadi harus disimpulkan bahwa Matius10: 16-42 tidak diucapkan oleh Yesus untuk perjalanan misionaris dalam Matius10: 5-15.
b) Matius memang sering menyusun
ajaran-ajaran Yesus secara sistimatik, dan di sini ia menggabungkan
bermacam-macam ajaran dari Yesus yang berkenaan dengan missi rasul-rasul dan
gereja.
c) Dalam Matius 10: 5 para rasul
dilarang memberitakan Injil kepada orang-orang non Yahudi dan Samaria, tetapi
ay 18 secara jelas menunjukkan penginjilan kepada orang-orang non Yahudi.
Matius 10: 18: “Dan karena Aku, kamu akan digiring ke muka penguasa-penguasa dan raja-raja sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah”.
Bagian yang saya garis-bawahi itu salah terjemahan.
KJV: ‘Gentiles’
(= orang-orang non Yahudi).
Lit: ‘nations’ (=
bangsa-bangsa).
Jelas bahwa yang dimaksudkan adalah ‘bangsa-bangsa lain’ atau ‘bangsa-bangsa non Yahudi’.
Juga penguasa-penguasa dan raja-raja jelas termasuk orang-orang non Yahudi, tetapi toh rasul-rasul menjadi kesaksian bagi mereka.
d) Selama Yesus masih bersama
dengan para murid, mereka tidak menjumpai kesukaran-kesukaran / penderitaan-penderitaan
seperti yang Yesus katakan dalam ay 16-42 ini. Misalnya bahwa mereka akan
dihadapkan ke Majelis Agama, penguasa dan raja (ay 17-18). Baru setelah
kebangkitan dan kenaikan Kristus ke surga mereka mengalami hal-hal tersebut.
Matius10: 16: “‘Lihat, Aku mengutus kamu seperti
domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular
dan tulus seperti merpati”.
1) Yesus mengutus kita seperti domba ke tengah-tengah serigala
(Matius10: 16).
a) Domba vs serigala.
Kita digambarkan
seperti domba yang tidak punya alat pertahanan apa-apa, sedangkan orang dunia
digambarkan seperti serigala. Penggambaran ini jelas menunjukkan ada
penderitaan, penganiayaan dan bahkan pembunuhan, terhadap orang-orang kristen.
Karena itu kalau hal seperti itu terjadi, jangan terlalu heran.
Adam Clarke:
“He who is called to
preach the Gospel is called to embrace a state of constant labour, and frequent
suffering. He who gets ease and pleasure, in consequence of embracing the
ministerial office, neither preaches the Gospel, nor is sent of God. If he did
the work of an evangelist, wicked men and demons would both oppose him” (= Ia yang dipanggil untuk
memberitakan Injil dipanggil untuk menerima suatu keadaan bekerja yang terus
menerus, dan penderitaan yang sering. Ia yang mendapatkan ketenteraman dan
kesenangan, sebagai akibat dari penerimaan kewajiban pelayanan, tidak
memberitakan Injil ataupun diutus oleh Allah. Jika ia memang melakukan
pekerjaan seorang penginjil, orang-orang jahat dan setan-setan akan menentang
dia).
Penerapan: ‘hamba-hamba Tuhan’ yang
selalu menceritakan kesuksesan pelayanannya, tanpa ada tantangan / halangan
yang berarti, perlu diragukan keasliannya sebagai hamba Tuhan!
b) Yesuslah yang mengutus kita.
Dalam bahasa
Yunaninya, kata ‘Aku’
ditekankan sehingga sebetulnya bisa diterjemahkan: ‘Aku sendiri mengutus kamu....’.
Fakta bahwa
Yesuslah yang mengutus kita, merupakan suatu penghiburan bagi kita, sekalipun
kita diutus seperti domba ke tengah-tengah serigala.
c) Penafsiran yang salah tentang ay 16 ini.
Spurgeon: “After
all, the mission of sheep to wolves is a hopeful one, since we see in the
natural world that the sheep, though so feeble, by far outnumber the wolves who
are so fierce. The day will come when persecutors will be as scarce as wolves,
and saints as numerous as sheep” (= Bagaimanapun juga, missi dari domba
kepada serigala merupakan suatu missi yang penuh pengharapan, karena kita
melihat dalam dunia / alam bahwa domba-domba, sekalipun begitu lemah, jumlahnya
jauh melebihi serigala-serigala yang begitu ganas. Akan datang saatnya dimana
penganiaya-penganiaya akan sama jarangnya seperti serigala, dan orang-orang
kudus akan sama banyaknya seperti domba).
Ini menarik arti
perumpamaan itu terlalu jauh, dan jelas salah. Perumpamaan digunakan hanya untuk
menekankan satu / beberapa hal yang sama antara gambaran dan realita /
artinya. Karena itu, dalam menafsirkan perumpamaan, kita tidak boleh menyamakan
segala sesuatu antara gambaran dan realita / artinya.
Yang dipersoalkan Yesus hanyalah kelemahan dari domba dan kekuatan / keganasan dari serigala, bukan jumlah mereka dalam dunia ini.
Kalau kita mau
menarik persamaan-persamaan lain, yang tidak dimaksudkan Yesus, maka akan
muncul ajaran-ajaran lucu seperti:
·
serigala larinya lebih cepat dari domba, dan
karena itu orang kristen pasti tak akan menang kalau lomba lari dengan orang
dunia.
·
serigala lebih besar dari domba, dan karena itu
orang dunia pasti lebih besar dari orang Kristen.
2) Kita harus cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati (Matius10: 16).
a) Ular dalam Kitab Suci dikenal karena
kecerdikan / kelicikannya.
Kejadian 3:1a - “Adapun ular ialah yang paling
cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah”.
2Korintus 11:3 - “Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya”.
b) Merpati dalam Kitab Suci dikenal karena
kebodohannya.
Hosea 7:11 - “Efraim telah menjadi merpati
tolol, tidak berakal, dengan memanggil kepada Mesir, dengan pergi kepada
Asyur”.
c) Kata ‘tulus’
secara hurufiah artinya adalah ‘unmixed’ / ‘unadulterated’ (= tak
bercampur), dan menekankan ‘simplicity of character’ (= karakter yang
sederhana, bebas dari kelicikan) - Pulpit Commentary, hal 410.
d) Kita harus menggabungkan ular dan merpati,
kecerdikan dan ketulusan.
Knox Chamblin: “without
shrewdness, innocence becomes naivete”
(= tanpa kecerdikan, ketidak-bersalahan menjadi kenaifan) - hal 77.
Adam Clarke: “The serpent is represented as prudent to excess, being full of cunning, Gen. 3:1; 2Cor. 11:3; and the dove is simple, even to stupidity, Hos. 7:11; but Jesus Christ corrects here the cunning of the serpent, by the simplicity of the dove; and the too great simplicity of the dove, by the cunning of the serpent” (= Ular digambarkan sebagai bijaksana yang berlebihan, karena penuh dengan kecerdikan / kelicikan, Kejadian 3:1; 2Korintus 11:3; dan merpati adalah sederhana, yang bahkan mengarah kepada kebodohan, Hos 7:11; tetapi Yesus Kristus membetulkan di sini kecerdikan / kelicikan dari ular, oleh kesederhanaan dari merpati; dan kesederhanaan yang terlalu besar dari merpati, oleh kecerdikan dari ular).
Jamieson, Fausset & Brown: “how vastly greater would be the influence of Christians upon the world around them if they were more studious to combine the wisdom of the serpent with the harmlessness of the dove! We have Christians and Christian ministers who pride themselves upon their knowledge of the world, and the shrewdness with which they conduct themselves in it; while the simplicity of the dove is almost entirely in abeyance. Even the world can discern this, and, discerning it, despise those who to all appearance are no better than others, and yet pretend to be so. But on the other hand, there are Christians and Christian ministers who have the harmlessness of the dove, but being totally void of the wisdom of the serpent, carry no weight, and even expose themselves and their cause to the contempt of the world” (= betapa sangat besar pengaruh dari orang-orang kristen terhadap dunia di sekitar mereka seandainya mereka lebih berhati-hati untuk menggabungkan hikmat dari ular dengan ketidak-berbahayaan dari merpati! Kita mempunyai orang-orang Kristen dan pelayan-pelayan / pendeta-pendeta Kristen yang membanggakan diri mereka sendiri tentang pengetahuan mereka tentang dunia, dan kecerdikan dengan mana mereka bersikap di dalamnya; sementara kesederhanaan dari merpati hampir seluruhnya diabaikan. Bahkan dunia bisa melihat hal ini, dan karena mereka melihatnya, mereka lalu meremehkan orang-orang ini yang tak terlihat lebih baik dari orang-orang lain, tetapi mengclaim seperti itu. Tetapi di sisi yang lain, ada orang-orang Kristen dan pelayan-pelayan / pendeta-pendeta Kristen yang mempunyai ketidak-berbahayaan dari merpati, tetapi karena sama sekali tidak mempunyai hikmat dari ular, tidak mempunyai pengaruh, dan bahkan membuka diri mereka sendiri dan perkara mereka pada penghinaan / kejijikan dari dunia) - pp 6.
Ada orang yang
cerdik tetapi tidak tulus. Apakah saudara seperti itu dalam pekerjaan / study
saudara?
Ada orang yang tulus, tetapi bodoh (tidak memakai otak / tidak bijaksana). Ini memberikan penderitaan yang tak ada gunanya!
e) Perbedaan ajaran Yesus / Kristen dengan
ajaran Yudaisme dalam hal ini.
Adam Clarke
mengatakan bahwa dalam Yudaisme ada ajaran yang berbunyi: “The holy blessed God said to the
Israelites, Ye shall be toward me as upright as the doves; but, toward the
Gentiles, as cunning as serpents” (= Allah yang terpuji dan kudus berkata kepada
orang-orang Israel: Engkau harus jujur / tulus seperti merpati terhadap Aku;
tetapi, terhadap orang-orang non Yahudi, cerdik / licik seperti ular).
Bandingkan
dengan kata-kata Dabney di bawah ini, yang merupakan ajaran Kristen.
Robert L. Dabney:
“...
God, and not the hearer, is the true object on whom any duty of veracity
terminates. God always has the right to expect truth from me, however unworthy
the person to whom I speak”
(= ... Allah, dan bukan pendengarnya, merupakan obyek / tujuan yang benar
terhadap siapa kewajiban kejujuran ditujukan. Allah selalu mempunyai hak untuk
mengharapkan kebenaran dari aku, tidak peduli betapa tidak berharganya orang
kepada siapa aku berbicara) - ‘Lectures
in Systematic Theology’, hal 425.
Matius10: 17-18: “(17) Tetapi waspadalah terhadap
semua orang; karena ada yang akan menyerahkan kamu kepada majelis agama dan
mereka akan menyesah kamu di rumah ibadatnya. (18) Dan karena Aku, kamu akan
digiring ke muka penguasa-penguasa dan raja-raja sebagai suatu kesaksian bagi
mereka dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah”.
1) ‘Waspadalah’.
Ini tidak
berarti bahwa kita harus hati-hati dengan cara terus diam di rumah. Dalam
ay 16, kata-kata ‘Aku
mengutus kamu’ harus diperhatikan sehingga tidak menafsir seperti
ini. Jadi, harus ada keseimbangan antara Matius10: 16 dan Matius10: 17-18. Kita
tidak boleh menjadi terlalu takut sehingga tidak memberitakan Injil, dan terus
di rumah. Tetapi kita juga tidak boleh maju tanpa berhati-hati terhadap bahaya
dari orang-orang yang memusuhi kita.
2) ‘menyesah
kamu’.
Barnes’
Notes: “The
instrument formerly used was a ‘rod.’ Afterward they employed thongs or lashes
attached to the rod. To make the blows severe and more painful, they sometimes
fastened sharp points of iron or pieces of lead in the thongs. These were
called ‘scorpions,’ (1 Kings 12:11). The law was express that the number of
stripes should not exceed forty. The Jews, to secure greater accuracy in
counting, used a scourge with three lashes, which inflicted three stripes at
once. With this the criminal was struck thirteen times, making the number of
blows thirty-nine. Paul was five times scourged in this way. See 2 Cor. 11:24.” [= Alat yang dulu digunakan adalah
sebuah ‘tongkat’. Belakangan mereka menggunakan tali-tali kulit yang dilekatkan
pada tongkat itu. Untuk membuat pukulan itu hebat / berat dan lebih
menyakitkan, kadang-kadang mereka melekatkan besi dan potongan-potongan timah
yang berujung runcing pada tali-tali kulit itu. Ini disebut ‘kalajengking’ /
‘cambuk berduri besi’ (1Raja 12:11). Hukum Taurat adalah jelas / tegas bahwa jumlah
dari bilur tidak boleh melebihi 40 (Ul
25:1-3). Orang-orang Yahudi, untuk memastikan keakuratan yang lebih besar
dalam menghitung, menggunakan sebuah cambuk dengan 3 tali kulit, yang
memberikan 3 bilur sekaligus. Dengan cambuk ini orang kriminal itu dipukul 13
x, membuat jumlah dari pukulan-pukulan itu 39. Paulus dicambuk 5 x dengan cara
ini. Lihat 2Kor 11:24].
1Raja-raja 12:11 - “Maka sekarang, ayahku telah membebankan kepada kamu tanggungan yang berat, tetapi aku akan menambah tanggungan kamu; ayahku telah menghajar kamu dengan cambuk, tetapi aku akan menghajar kamu dengan cambuk yang berduri besi.’”.
KJV: ‘scorpions’ (= kalajengking / cambuk berduri besi).
Ulangan 25:1-3 - “(1) ‘Apabila ada perselisihan di antara beberapa orang, lalu mereka pergi ke pengadilan, dan mereka diadili dengan dinyatakannya siapa yang benar dan siapa yang salah, (2) maka jika orang yang bersalah itu layak dipukul, haruslah hakim menyuruh dia meniarap dan menyuruh orang memukuli dia di depannya dengan sejumlah dera setimpal dengan kesalahannya. (3) Empat puluh kali harus orang itu dipukuli, jangan lebih; supaya jangan saudaramu menjadi rendah di matamu, apabila ia dipukul lebih banyak lagi”.
2Korintus 11:24 - “Lima kali aku disesah orang Yahudi, setiap kali empat puluh kurang satu pukulan”.
Mengapa hanya 39 x dan bukannya 40 x?
Dalam komentarnya tentang 2Korintus 11:24 ini Adam Clarke berkata: “They also thought it right to stop under forty, lest the person who counted should make a mistake, and the criminal get more than forty stripes, which would be injustice, as the law required only forty” (= Mereka juga menganggapnya benar untuk menghentikan di bawah 40, supaya jangan kalau orang yang menghitung membuat kesalahan, si kriminal itu mendapat lebih dari 40 bilur, yang merupakan sesuatu yang tidak adil, karena hukum Taurat menghendaki hanya 40).
Catatan: sebetulnya saya menganggap ini bertentangan dengan kata-kata Barnes di atas. Kalau pencambukan dengan cambuk yang mempunyai 3 tali kulit itu setiap kalinya dihitung 3, maka kalau ada kesalahan penghitungan, maka perbedaannya langsung adalah 3. Dengan demikian, pengurangan dari 40 menjadi 39 itu tak ada gunanya.
Pulpit Commentary memberikan tradisi yang berbeda dengan yang diberikan oleh Barnes di atas, karena Pulpit Commentary mengatakan (Matthew, p 410) bahwa 13 x pencambukan diberikan pada dada, 13 x pada pundak / bahu kiri, dan 13 x pada pundak / bahu kanan.
Adam Clarke, dalam komentarnya tentang 2Korintus 11:24 juga mengatakan bahwa 1/3 pencambukan diberikan pada dada, 1/3 pada pundak kiri, dan 1/3 pada pundak kanan.
Tetapi
Jamieson, Fausset & Brown, dalam komentarnya tentang 2Kor 11:24,
memberikan penjelasan seperti Barnes.
3) ‘di
rumah ibadatnya’.
Matthew
Henry: “Note, A
deal of mischief is often done to good men, under colour of law and justice” (= Perhatikan, Suatu perlakuan
jahat sering dilakukan terhadap orang-orang yang baik, di bawah selubung dari
hukum dan keadilan).
4) ‘Majelis
agama, ... penguasa-penguasa dan raja-raja’.
Clarke
mengutip kata-kata Wakefield: “This
affords a striking proof of the pre-science of Christ. Who could have thought,
at that time, that these despised and illiterate men could excite so much
attention, and be called upon to apologize for the profession of their faith
before the tribunals of the most illustrious personages of the earth?” (= Ini memberikan suatu bukti yang
menyolok tentang pengetahuan lebih dulu dari Kristus. Siapa yang bisa
memikirkan, pada saat itu, bahwa orang-orang yang direndahkan dan tidak
berpendidikan ini bisa membangkitkan perhatian yang begitu besar, dan dipanggil
untuk memberikan pembelaan untuk pengakuan iman mereka di hadapan
pengadilan-pengadilan dari orang-orang yang paling terkenal di bumi?).
5) ‘sebagai
suatu kesaksian bagi mereka’.
KJV: ‘for a testimony against
them’ (= sebagai suatu kesaksian terhadap / menentang mereka).
Seharusnya ‘to them’ (= kepada
mereka).
Jadi, mereka akan diadili dengan
tujuan supaya bisa bersaksi tentang Kristus kepada orang-orang itu.
Matthew
Henry: “Note, God’s
people, and especially God’s ministers, are his witnesses (Isa. 43:10), not
only in their doing work, but in their suffering work” [= Perhatikan, umat Allah, dan
khususnya pelayan-pelayan Allah, adalah saksi-saksiNya (Yes 43:10), bukan hanya
dalam melakukan pekerjaan / pelayanan mereka, tetapi dalam penderitaan mereka].
6) ‘orang-orang
yang tidak mengenal Allah’.
TB2-LAI: “bangsa
yang tidak mengenal Allah”.
Kedua terjemahan di atas ini salah
terjemahan.
KJV: ‘Gentiles’ (=
bangsa-bangsa non Yahudi).
Ini merupakan
suatu petunjuk bahwa Injil tidak akan selama-lamanya dibatasi
pemberitaannya kepada ‘domba-domba yang hilang dari umat Israel’ (Matius 10:6), tetapi nanti juga akan diberitakan kepada orang-orang non Yahudi.
pemberitaannya kepada ‘domba-domba yang hilang dari umat Israel’ (Matius 10:6), tetapi nanti juga akan diberitakan kepada orang-orang non Yahudi.
Matius10: 19-20: “(19) Apabila mereka menyerahkan
kamu, janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu
katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga.
(20) Karena bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan
berkata-kata di dalam kamu”.
Bdk. Lukas 21:12-15 - “(12) Tetapi sebelum semuanya itu kamu akan ditangkap dan dianiaya; kamu akan diserahkan ke rumah-rumah ibadat dan penjara-penjara, dan kamu akan dihadapkan kepada raja-raja dan penguasa-penguasa oleh karena namaKu. (13) Hal itu akan menjadi kesempatan bagimu untuk bersaksi. (14) Sebab itu tetapkanlah di dalam hatimu, supaya kamu jangan memikirkan lebih dahulu pembelaanmu. (15) Sebab Aku sendiri akan memberikan kepadamu kata-kata hikmat, sehingga kamu tidak dapat ditentang atau dibantah lawan-lawanmu”.
1) Roh Kudus akan menyertai dan
memberi kata-kata pada waktu kita diadili karena Kristus.
Awas, janji ini
tidak berlaku untuk:
·
pengkhotbah yang mau berkhotbah atau untuk guru
Sekolah Minggu yang mau mengajar! Karena itu jangan saudara berkhotbah /
mengajarkan Firman Tuhan tanpa persiapan, dengan harapan bahwa Roh Kudus akan
memberi saudara kata-kata yang akan diajarkan!
·
seadanya orang Kristen yang diadili. Kalau orang
Kristen itu diadili karena urusan sekuler, maka tentu saja janji ini tidak
berlaku baginya.
Calvin: “That they may not be alarmed
by their present deficiency, he assures them that assistance will come at the
very instant when it is needed. Frequently does it happen that the Lord leaves
believers destitute of the gift of eloquence, so long as he does not require
that they give him a testimony, but, when the necessity for it arrives, those
who formerly appeared to be dumb are endued by him with more than ordinary
eloquence. Thus, in our own time, we have seen some martyrs, who seemed to be
almost devoid of talent, and yet were no sooner called to make a public
profession of their faith, than they exhibited a command of appropriate and
graceful language altogether miraculous” (= Supaya mereka tidak takut oleh
kekurangan mereka pada saat itu, Ia meyakinkan mereka bahwa pertolongan akan
datang pada saat itu dibutuhkan. Sering terjadi bahwa Tuhan membiarkan
orang-orang percaya tanpa karunia kefasihan bicara sama sekali, selama Ia tidak
memerlukan mereka untuk memberikan kesaksian bagiNya, tetapi, pada waktu
kebutuhan untuk hal itu tiba, mereka yang tadinya kelihatan bisu diperlengkapi
olehNya dengan kefasihan yang luar biasa. Demikianlah, pada jaman kami, kami
telah melihat beberapa martir, yang kelihatannya hampir tak mempunyai talenta,
tetapi pada waktu dipanggil untuk membuat suatu pengakuan dari iman mereka di
depan umum, menunjukkan suatu penguasaan dari bahasa yang tepat dan indah yang
sepenuhnya bersifat mujijat).
2) Dalam versi Matius dikatakan ‘Roh Bapamu’ (= Roh
Kudus), tetapi dalam versi Lukas dikatakan ‘Aku
sendiri’ (= Yesus). Ini bukan kontradiksi. Sekalipun kalau ditinjau
dari sudut pribadi, Yesus bukanlah Roh Kudus, tetapi karena mereka mempunyai
hanya 1 hakekat, maka bisa dikatakan Roh Kudus yang memimpin ataupun Yesus yang
memimpin.
3) Orang yang dipimpin Roh Kudus
dalam berbicara tak bisa dibantah oleh lawan-lawannya. Ini terlihat dalam kasus
Stefanus, Petrus, Paulus dan sebagainya. Anehnya, orang-orang kristen jaman
sekarang, yang katanya penuh dengan Roh Kudus, kalau diserang kepercayaan /
prakteknya, tidak bisa / tidak mau membela diri, dengan dalih ‘tidak mau
gegeran’.
Matius10: 21: “Orang akan menyerahkan saudaranya
untuk dibunuh, demikian juga seorang ayah akan anaknya. Dan anak-anak akan
memberontak terhadap orang tuanya dan akan membunuh mereka”.
1) ‘Orang
akan menyerahkan saudaranya’.
Seseorang bisa
‘menyerahkan’ saudaranya, pada saat ia memberitahukan tempat persembunyian
saudaranya itu kepada orang-orang yang akan menangkap dan membunuhnya.
2) ‘untuk
dibunuh’.
a) Dalam Perjanjian Lama, Allah sendiri menyuruh
bangsa Israel membunuh keluarga yang sesat.
Ul 13:6-9 -
“(6) Apabila saudaramu
laki-laki, anak ibumu, atau anakmu laki-laki atau anakmu perempuan atau
isterimu sendiri atau sahabat karibmu membujuk engkau diam-diam, katanya: Mari
kita berbakti kepada allah lain yang tidak dikenal olehmu ataupun oleh nenek
moyangmu, (7) salah satu allah bangsa-bangsa sekelilingmu, baik yang dekat
kepadamu maupun yang jauh dari padamu, dari ujung bumi ke ujung bumi, (8) maka
janganlah engkau mengalah kepadanya dan janganlah mendengarkan dia. Janganlah
engkau merasa sayang kepadanya, janganlah mengasihani dia dan janganlah
menutupi salahnya, (9) tetapi bunuhlah dia! Pertama-tama tanganmu sendirilah
yang bergerak untuk membunuh dia, kemudian seluruh rakyat”.
b) Karena itu, pada waktu orang Kristen dianggap
sesat oleh orang-orang Yahudi, maka mereka membunuh orang-orang kristen, dan
menganggapnya sebagai ketaatan kepada Tuhan.
Bdk. Yohanes 16:1-2 - “(1) ‘Semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya kamu jangan kecewa dan menolak Aku. (2) Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah”.
c) Mengapa Kristus mengijinkan pengikutNya
dibunuh?
Matthew Henry:
“the wisdom of Christ
permits it, knowing how to make the blood of the martyrs the seal of the truth,
and the seed of the church”
(= hikmat Kristus mengijinkannya, karena mengetahui bagaimana untuk membuat
darah dari para martir meterai bagi kebenaran, dan benih dari gereja).
Matius10: 22: “Dan kamu akan dibenci semua orang
oleh karena namaKu; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan
selamat”.
1) ‘Dan
kamu akan dibenci semua orang oleh karena namaKu’.
Spurgeon: “These are
heavy words, but true. If we are faithful we shall of necessity make enemies” (= Ini adalah
kata-kata yang berat, tetapi benar. Jika kita setia kita pasti akan membuat
musuh-musuh).
Matthew
Henry: “Ye shall be
hated for my name’s sake: ... Note, Those whom Christ loves, the world hates” (= Engkau akan dibenci karena
namaKu: ... Perhatikan, Mereka yang dikasihi oleh Kristus, dibenci oleh dunia).
Karena itu
adalah aneh kalau hamba-hamba Tuhan tertentu bersaksi bahwa dalam pelayanan
mereka bisa dikasihi oleh orang-orang yang tidak percaya! Biasanya ini bisa
terjadi karena adanya tindakan / sikap berkompromi dari hamba-hamba Tuhan itu!
Mereka seharusnya merenungkan kata-kata Yesus dalam Luk 6:26 - “Celakalah kamu, jika semua orang
memuji kamu; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah
memperlakukan nabi-nabi palsu.’”.
2) ‘tetapi
orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat’.
Matius10: 22 ini
tak bertentangan dengan doktrin Perseverance of the saints (= Ketekunan
orang-orang kudus)! Matius10: 22 ini meninjau dari sudut manusia dan menekankan
tanggung jawab manusia. Tetapi dari sudut Allah, orang yang sudah selamat,
pasti Ia jaga sehingga tidak akan terhilang (Yoh 10:27-30 1Kor 1:8-9).
Matthew
Henry: “that he
that endures to the end shall be saved, v. 22. Here it is very comfortable to
consider, First, that there will be an end of these troubles; they may last
long, but will not last always. ...
Secondly, That while they continue, they may be endured; as they are not
eternal, so they are not intolerable; they may be borne, and borne to the end,
because the sufferers shall be borne up under them, in everlasting arms: The
strength shall be according to the day, 1 Cor. 10:13” (= bahwa ia yang bertahan sampai
kesudahan akan diselamatkan, ay 22. Di sini merupakan sesuatu yang
menyenangkan untuk memikir / mengingat, Pertama, bahwa akan ada akhir dari
kesukaran-kesukaran ini; mereka akan berlangsung lama, tetapi tidak akan selalu
berlangsung. ... Kedua, Bahwa sementara mereka berlangsung, mereka bisa
ditahan; karena mereka tidak kekal, maka mereka tidak tak tertahankan; mereka
bisa ditanggung, dan ditanggung sampai akhir, karena para penderita akan
ditunjang / dipikul di bawah mereka, pada lengan-lengan kekal: Kekuatan akan
ada sesuai dengan hari, 1Kor 10:13).
Bdk.
Ul 33:25b - “selama
umurmu kiranya kekuatanmu”.
KJV: ‘as thy days, so shall thy strength be’ (= sebanyak hari-harimu, demikianlah kekuatanmu).
1Korintus 10:13 - “Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya”.
Jamieson, Fausset & Brown: “‘But
he that endureth to the end shall be saved.’ ... often reiterated by the
apostle as a warning against ‘drawing back unto perdition.’ (Heb. 3:6,13; 4-6;
10:23,26-29,38-39; etc.) Since ‘drawing back unto perdition’ is merely the
palpable evidence of the lack of ‘root’ from the first in the Christian
profession (Luke 7:13), ‘enduring to the end’ is just the proper evidence of
its reality and solidity” [= ‘Tetapi ia yang bertahan sampai pada
kesudahannya akan diselamatkan’ ... pernyataan ini sering diulangi oleh sang
rasul sebagai suatu peringatan terhadap ‘tindakan mengundurkan diri sampai pada
kebinasaan’. (Ibr 3:6,13; 4-6; 10:23,26-29,38-39; dsb.) Karena ‘tindakan
mengundurkan diri sampai pada kebinasaan’ adalah semata-mata bukti yang jelas
dari tidak adanya ‘akar’ dari semula dalam pengakuan Kristen (Luk 7:13), maka
‘bertahan sampai pada kesudahannya’ adalah bukti yang benar dari kenyataan dan
keteguhannya].
Catatan:
·
Lukas7:13 itu pasti salah cetak; mungkin
seharusnya Lukas 8:13 - “Yang
jatuh di tanah yang berbatu-batu itu ialah orang, yang setelah mendengar firman
itu, menerimanya dengan gembira, tetapi mereka itu tidak berakar, mereka
percaya sebentar saja dan dalam masa pencobaan mereka murtad”.
·
Ibrani 4-6 mungkin juga salah cetak; mungkin
seharusnya adalah Ibr 4:6.
Matius10: 23: “Apabila mereka menganiaya kamu
dalam kota yang satu, larilah ke kota yang lain; karena Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya sebelum kamu selesai mengunjungi kota-kota Israel, Anak Manusia
sudah datang”.
1) “Apabila
mereka menganiaya kamu dalam kota yang satu”.
Barclay:
“No one can read this
passage without being deeply impressed with the honesty of Jesus. He never
hesitated to tell men what they might expect, if they followed him. ... Plummer
comments: ‘This is not the world’s way to win adherents.’ The world will offer
a man roses, roses all the way, comfort, ease, advancement, the fulfilment of
his worldly ambitions. Jesus offered his men hardship and death. And yet the
proof of history is that Jesus was right” (= Tak seorangpun bisa membaca text
ini tanpa terkesan secara mendalam dengan kejujuran Yesus. Ia tidak pernah
ragu-ragu untuk memberi tahu manusia apa yang bisa mereka harapkan, jika mereka
mengikuti Dia. ... Plummer mengomentari: ‘Ini bukan cara dunia untuk
memenangkan pengikut-pengikut’. Dunia akan menawarkan kepada seseorang bunga
mawar, bunga-bunga mawar di sepanjang jalan, penghiburan, kenyamanan, kemajuan
/ kenaikan pangkat, penggenapan dari ambisi-ambisi duniawinya. Yesus menawarkan
orang-orangNya kesukaran dan kematian. Tetapi sejarah membuktikan bahwa
Yesuslah yang benar) - hal 374.
Memang dalam
mengajar Firman Tuhan, jujur tak selalu menguntungkan. Tetapi kita tetap harus
jujur / benar dalam melakukan pengajaran Firman Tuhan. Jangan memberikan
harapan yang sia-sia dan dusta, yang tidak pernah dijanjikan oleh Kitab Suci /
Firman Tuhan.
Bandingkan
dengan kata-kata dari ‘Majalah
Tiberias’, Edisi V / 2001, hal 42, di bawah ini: “Sesudah itu barulah
Perjamuan Kudus dilaksanakan. Hamba-Nya Pdt. Yesaya Pariadji menantang peserta
retret untuk maju ke depan untuk didoakan. Doa itu meliputi penyempurnaan
kehidupan masa depan. Hamba-Nya menjelaskan melalui Perjamuan Kudus ada kuasa
yang tiada taranya. Dengan kuasa-Nya Tuhan mampu menyiapkan anak-anak-Nya bukan
hanya dalam tingkatan manager tetapi lebih dari itu yaitu tingkatan direktur
keatas. Sebab kalau Allah sudah membuka tidak ada seorangpun yang bisa
menutupnya”.
Tanggapan saya:
- Tidak ada
satu ayatpun dalam Kitab Suci yang menunjukkan penggunaan Perjamuan Kudus
untuk tujuan seperti itu. Perjamuan Kudus hanyalah untuk memperingati dan
memberitakan kematian Kristus. Bukan untuk menyembuhkan penyakit ataupun
memberikan kenaikan pangkat!
1Korintus 11:25-26 - “(25) Demikian juga Ia mengambil
cawan, sesudah makan, lalu berkata: ‘Cawan ini adalah perjanjian baru yang
dimeteraikan oleh darahKu; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi
peringatan akan Aku!’ (26) Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum
cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang”.
- Aneh juga
bahwa rasul-rasul yang mengikuti Perjamuan Kudus yang dipimpin Yesus
sendiri ternyata tidak menjadi manager ataupun direktur. Demikian juga
dengan orang-orang kristen abad pertama yang mengikuti Perjamuan Kudus
yang dipimpin oleh rasul-rasul sendiri. Mereka tidak menjadi manager /
direktur, bahkan mayoritas orang-orang kristen abad pertama miskin.
Kelihatannya Pdt. Yesaya Pariadji ‘lebih sakti’ dari pada Yesus dan
rasul-rasul sendiri! Atau, Perjamuan Kudus yang dia lakukan ‘lebih benar’
dari pada Perjamuan Kudus yang dilakukan oleh Yesus maupun oleh
rasul-rasul.
2) “larilah
ke kota yang lain”.
a) ‘larilah’.
Bagian ini
menunjukkan bahwa ‘lari’
pada waktu mau dibunuh gara-gara Kristus, tidak selalu merupakan dosa!
Kadang-kadang, kita bukan hanya boleh, tetapi harus, lari.
·
Yesus sendiri lari dari bahaya.
Mat 12:14-15a
- “(14) Lalu keluarlah
orang-orang Farisi itu dan bersekongkol untuk membunuh Dia. (15a) Tetapi Yesus
mengetahui maksud mereka lalu menyingkir dari sana”.
·
Paulus juga demikian.
Kis 9:23-25 - “(23) Beberapa hari kemudian orang Yahudi merundingkan suatu rencana untuk membunuh Saulus. (24) Tetapi maksud jahat itu diketahui oleh Saulus. Siang malam orang-orang Yahudi mengawal semua pintu gerbang kota, supaya dapat membunuh dia. (25) Sungguhpun demikian pada suatu malam murid-muridnya mengambilnya dan menurunkannya dari atas tembok kota dalam sebuah keranjang”.
Matthew Henry:
“Note, In case of
imminent peril, the disciples of Christ may and must secure themselves by
flight, when God, in his providence, opens to them a door of escape. He that
flies may fight again. It is no inglorious thing for Christ’s soldiers to
quit their ground, provided they do not quit their colours: they may go
out of the way of danger, though they must not go out of the way of duty.
... no sinful, unlawful means be used to make the escape; for then it is not a
door of God’s opening”
(= Perhatikan, dalam kasus bahaya yang dekat, murid-murid Kristus boleh dan
harus mengamankan diri mereka sendiri dengan melarikan diri, pada waktu Allah, oleh
providensiaNya, membuka bagi mereka pintu untuk lolos. Ia yang lari bisa
bertempur lagi. Bukanlah suatu hal yang tidak mulia bagi tentara Kristus
untuk meninggalkan tanah mereka, asal mereka tidak meninggalkan warna mereka:
mereka boleh keluar dari jalan bahaya, sekalipun mereka tidak boleh keluar
dari jalan kewajiban. ... tidak ada cara / jalan yang berdosa, tidak sah,
yang boleh digunakan untuk lolos; karena jika demikian itu bukanlah pintu yang
dibuka oleh Allah).
Wycliffe Bible Commentary: “Martyrdom was not to be sought; reasonable care for life was to
be taken” (= Kematian syahid tidak boleh dicari; pemeliharaan kehidupan
yang logis harus diambil).
Tetapi kalau
lari karena takut, seperti yang dilakukan murid-murid Yesus waktu Yesus
ditangkap, itu jelas adalah dosa.
Perintah ‘lari’
ini kelihatannya bertentangan dengan cerita tentang kematian syahid dari
Petrus. Tetapi, perhatikan kata-kata Calvin, sekalipun dalam hal-hal tertentu
mengijinkan seorang pendeta untuk lari, tetapi menambahkan bahwa kalau seadanya
tindakan lari itu diijinkan, maka kita tidak bisa membedakan antara seorang
pendeta / gembala yang baik dari seorang upahan. Calvin menyalahkan pendeta
yang lari karena takut (seperti larinya murid-murid Yesus pada saat Yesus
ditangkap), dan mengkhianati jemaatnya karena sifat pengecut.
Calvin: “If a
whole church is attacked, or if a part of them is pursued to death, the pastor,
whose duty it is to expose his life in place of any individual among them,
would do wrong in withdrawing. But sometimes it may happen, that by his absence
he will quell the rage of enemies, and thus promote the advantage of the church” (= Jika seluruh gereja diserang,
atau jika sebagian dari mereka dikejar untuk dibunuh, sang pendeta / gembala,
yang kewajibannya adalah menyerahkan nyawanya sebagai ganti dari setiap
individu di antara mereka, bersalah kalau menarik diri / lari. Tetapi
kadang-kadang bisa terjadi, bahwa dengan absennya pendeta / gembala tersebut,
kemarahan dari musuh-musuh itu akan dipadamkan / diakhiri, dan dengan demikian
memberikan keuntungan bagi gereja).
Bdk. Yoh 10:11-12 - “(11) Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya; (12) sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu”.
Catatan: sekalipun secara strict / ketat, kata-kata ‘Gembala yang baik’ dalam text ini menunjuk kepada Yesus, tetapi jelas juga bisa diterapkan kepada pendeta / gembala gereja.
b) ‘ke
kota yang lain’.
1. Ini bisa menunjukkan bahwa tidak di
semua kota ada penganiayaan.
Matthew
Henry: “Observe
Christ’s care of his disciples, in providing places of retreat and shelter for
them; ordering it so, that persecution rages not in all places at the same
time; but when one city is made too hot for them, another is reserved for a
cooler shade”
(= Perhatikan perlindungan / pemeliharaan Kristus terhadap murid-muridNya, dengan
menyediakan tempat-tempat pengasingan dan perlindungan untuk mereka;
mengaturnya sedemikian rupa, sehingga penganiayaan tidak mengamuk di semua
tempat pada saat yang sama; tetapi ketika satu kota dibuat terlalu panas untuk
mereka, kota yang lain disediakan untuk suatu bayangan yang lebih dingin).
2. Kalau dianiaya, mereka tidak
boleh bersembunyi dan beristirahat dari pekerjaan pemberitaan Injil, tetapi
harus mencari kota lain, dimana mereka bisa tetap memberitakan Injil. Mungkin
mereka tidak berhasil di suatu kota tetapi bisa berhasil di kota lain.
Calvin: “No
permission is granted to them to flee to a retired spot, where they may remain
unemployed, but though their labor may have been unsuccessful in one place, the
Lord exhorts them to persevere”
(= Tidak ada ijin yang diberikan kepada mereka untuk lari ke suatu tempat
terpencil / peristirahatan, dimana mereka bisa tinggal menganggur, tetapi
sekalipun jerih payah mereka tidak sukses di suatu tempat, Tuhan mendesak
mereka untuk bertekun).
Karena itu, kalau saudara memberitakan Injil, dan
saudara ditolak, pergilah memberitakan Injil kepada orang lain.
3) “karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sebelum
kamu selesai mengunjungi kota-kota Israel, Anak Manusia sudah datang”.
Ini ayat sukar.
Apa maksudnya? Para penafsir memberikan tafsiran yang sangat beraneka ragam.
Kata-kata ‘Anak Manusia datang’ ini pasti tidak
menunjuk pada kedatangan Yesus yang keduakalinya, karena kalau diartikan
demikian, maka itu berarti nubuat tersebut salah! Lalu apa artinya? Ada
beberapa kemungkinan:
a) Saat dimana Yesus memberi pertolongan /
penghiburan.
b) Kebangkitan Yesus.
c) Pentakosta (bdk. Yoh 14:17-18).
d) Penghancuran Yerusalem pada tahun 70 M.
Tentang teori ke
4 ini William Hendriksen mengatakan sangat tidak cocok, karena kalau dilihat
kata-kata Yesus dalam ay 23 itu, kata-kata tersebut merupakan penghiburan,
sedangkan ‘kedatangan Yesus’ pada penghancuran Yerusalem pada tahun 70 M.
merupakan sesuatu yang menakutkan.
Matius10: 24-26: “(24) Seorang murid tidak lebih
dari pada gurunya, atau seorang hamba dari pada tuannya. (25) Cukuplah bagi
seorang murid jika ia menjadi sama seperti gurunya dan bagi seorang hamba jika
ia menjadi sama seperti tuannya. Jika tuan rumah disebut Beelzebul, apalagi
seisi rumahnya. (26) Jadi janganlah kamu takut terhadap mereka, karena tidak
ada sesuatupun yang tertutup yang tidak akan dibuka dan tidak ada sesuatupun
yang tersembunyi yang tidak akan diketahui”.
1) Murid tidak lebih dari gurunya dan hamba tidak lebih dari
tuannya (ay 24-25).
Maksudnya,
kalau Yesus sendiri sebagai Guru / Tuan kita telah dihina, menderita, dianiaya
dsb, maka sebagai murid / hambaNya kitapun pasti juga mengalami hal-hal itu.
2) Kata ‘Beelzebul’ (ay 25)
berasal dari ‘Baal-zebub’
(2Raja-raja 1:2), yang adalah dewa orang Ekron (Adam Clarke). Ini akhirnya
menjadi julukan bagi setan. Jadi, pada waktu Yesus disebut demikian, itu
merupakan penghinaan yang luar biasa.
3) Orang-orang yang memaki Yesus
dengan makian seperti itu, menunjukkan dirinya sebagai musuh setan, tetapi
dalam faktanya mereka justru adalah para pelayan setan dan orang yang paling
dekat dengan setan.
Matthew
Henry: “Satan’s
sworn servants would be thought to be his enemies, and they never more
effectually do his work, than when they pretend to be fighting against him.
Many times they who themselves are nearest akin to the devil, are most apt to
father others upon him; and those that paint him on others’ clothes have him
reigning in their own hearts. It is well there is a day coming, when (as it
follows here, v. 26) that which is hid will be brought to light” [= Pelayan-pelayan sejati dari
setan akan dianggap sebagai musuh-musuhnya, dan mereka tidak pernah melakukan
pekerjaannya dengan lebih efektif, dari pada ketika mereka berpura-pura
berperang melawan dia. Seringkali mereka yang dirinya sendiri adalah keluarga
yang paling dekat dengan setan, adalah yang paling condong / tangkas untuk
menyebut setan sebagai bapa dari orang-orang lain; dan mereka yang melukiskan
dia pada pakaian orang lain, mempunyai dia bertakhta dalam hati mereka sendiri.
Merupakan sesuatu yang baik bahwa akan datang suatu hari, dimana (seperti
kata-kata yang mengikutinya, ay 26) bahwa ‘apa yang tersembunyi akan
disingkapkan’].
4) Matius10: 26: “Jadi janganlah kamu takut
terhadap mereka, karena tidak ada sesuatupun yang tertutup yang tidak akan
dibuka dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi yang tidak akan diketahui”.
a) “Jadi
janganlah kamu takut terhadap mereka”.
Jangan takut
terhadap penganiayaan yang mereka lakukan terhadapmu.
b) “karena
tidak ada sesuatupun yang tertutup yang tidak akan dibuka dan tidak ada
sesuatupun yang tersembunyi yang tidak akan diketahui”.
Ini merupakan
alasan mengapa kita tak boleh takut pada penganiayaan, yaitu adanya:
1. Kemahatahuan Tuhan.
2. Pengadilan akhir jaman.
Tuhan melihat
semua, dan Ia akan mengadili semua perbuatan, baik atau jahat, dan juga yang
tersembunyi.
Pkh 12:14 - “Karena Allah akan membawa setiap perbuatan ke pengadilan yang berlaku atas segala sesuatu yang tersembunyi, entah itu baik, entah itu jahat”.
Karena itu
jangan berkata seperti dalam Yesaya 40:27 - “Mengapakah
engkau berkata demikian, hai Yakub, dan berkata begini, hai Israel: ‘Hidupku tersembunyi
dari TUHAN, dan hakku tidak diperhatikan Allahku?’”.
Matius10: 27: “Apa yang Kukatakan kepadamu dalam
gelap, katakanlah itu dalam terang; dan apa yang dibisikkan ke telingamu,
beritakanlah itu dari atas atap rumah”.
1) “Apa yang Kukatakan kepadamu dalam gelap, ... dan apa
yang dibisikkan ke telingamu”.
Sekalipun
memang ada ajaran Yesus yang diberikan kepada para murid dan orang banyak
sekaligus, tetapi juga ada yang diberikan ‘secara tersembunyi’ kepada para
muridNya.
Bdk. Mark 4:33-34 - “(33) Dalam banyak perumpamaan yang semacam itu Ia memberitakan firman kepada mereka sesuai dengan pengertian mereka, (34) dan tanpa perumpamaan Ia tidak berkata-kata kepada mereka, tetapi kepada murid-muridNya Ia menguraikan segala sesuatu secara tersendiri”.
2) “katakanlah
itu dalam terang; ... beritakanlah itu dari atas atap rumah”.
a) ‘atap rumah’.
Tasker
(Tyndale): “The
‘house-top’ is mentioned because it was a favourite spot for gossip and
discussion”
(= ‘Atap rumah’ disebutkan karena itu merupakan suatu tempat favorit untuk
gosip dan diskusi) - hal 108.
Atap rumah pada
saat itu rata / sejajar dengan tanah, dan Fred H. Wight, dalam buku ‘Manners
and Customs of Bible Lands’, hal 32-33, mengatakan bahwa ‘atap rumah’ mempunyai
banyak kegunaan pada jaman itu, yaitu sebagai:
·
tempat untuk tidur (1Samuel 9:26).
·
tempat penyimpanan gandum, buah-buahan untuk
dimatangkan atau dikeringkan (Yosua 2:6).
·
tempat berkumpul pada saat ada kegemparan (Yes
22:1-dst).
·
tempat beribadah dan berdoa (2Raja-raja 23:12 Zef 1:5
Kis 10:9).
·
jalan untuk lari dari bahaya (Matius 24:17).
·
tempat untuk mengumumkan sesuatu kepada
masyarakat (Mat 10:27).
Dengan demikian,
dalam kebudayaan kita yang berbeda, dengan bentuk atap rumah dan penggunaannya
yang berbeda, tentu saja bagian ini harus dikontextualisasikan / disesuaikan
dengan jaman / kebiasaan kita pada saat ini.
b) Kata-kata ‘dalam
terang’ dan ‘dari
atap rumah’ menunjukkan bahwa kita harus memberitakan Injil kepada
umum.
Andaikata kita tidak perlu memberitakan Injil, mungkin kita tidak akan menderita, atau setidaknya penderitaan akan berkurang banyak. Mengapa? Karena Pemberitaan Injil merupakan serangan langsung terhadap setan, sehingga ia akan menyerang habis-habisan orang yang memberitakan Injil.
Merupakan
sesuatu yang menarik bahwa Matius10: 27 diapit oleh 2 bagian, yaitu:
·
Matius10: 23-26, yang membicarakan penganiayaan terhadap para murid Yesus / pelayan Yesus
Matius10: 23-26, yang membicarakan penganiayaan terhadap para murid Yesus / pelayan Yesus
·
Matius10: 28, yang berbicara tentang pembunuhan terhadap diri kita.
Matius10: 28, yang berbicara tentang pembunuhan terhadap diri kita.
Tetapi Matius10: 27 tetap berbicara tentang keharusan memberitakan Injil / apa yang kita
dengar dari Kristus. Jadi, ini menunjukkan bahwa sekalipun diancam oleh bahaya
penganiayaan dan pembunuhan, kita tetap tidak boleh takut, dan tidak boleh
berhenti dalam memberitakan Injil.
Matthew Henry:
“whatever hazards you
run, go on with your work, publishing and proclaiming the everlasting gospel to
all the world; that is your business, mind that. The design of the enemies is
not merely to destroy you, but to suppress that, and, therefore, whatever be
the consequence, publish that”
(= bahaya / resiko apapun yang engkau alami, teruslah dengan pekerjaan /
pelayananmu, mempublikasikan dan memberitakan injil yang kekal kepada seluruh
dunia; itu adalah urusanmu, perhatikan / ingatlah itu. Tujuan dari musuh-musuh
bukanlah semata-mata menghancurkanmu, tetapi menekan hal itu, dan karena itu,
apapun konsekwensinya, publikasikan itu).
Renungkan ini:
Kalau hujan atau urusan sedikit saja sudah bisa membuat kita batal ikut
Kebaktian / Pemahaman Alkitab / Persekutuan Doa, bagaimana kita bisa terus
memberitakan Injil di tengah-tengah penganiayaan dan usaha pembunuhan terhadap
diri kita?
3) Matius 10: 27 ini menunjukkan
bahwa hanya orang yang mendengar dari Kristus yang bisa / layak untuk
memberitakan Firman Tuhan.
Barclay:
“the preacher must
listen; he must be in the secret place with Christ, that in the dark hours
Christ may speak to him, and that in the loneliness Christ may whisper in his
ear. No man can speak for Christ unless Christ has spoken to him; no man can
proclaim the truth unless he has listened to the truth; for no man can tell
that which he does not know”
(= sang pengkhotbah harus mendengar; ia harus berada di tempat tersendiri
dengan Kristus, supaya pada saat-saat gelap Kristus bisa berbicara kepadanya,
dan supaya dalam kesendirian Kristus bisa berbisik di telinganya. Tidak ada
orang yang bisa berbicara bagi Kristus kecuali Kristus telah berbicara
kepadanya; tidak ada orang bisa memberitakan kebenaran kecuali ia telah
mendengar pada kebenaran; karena tidak ada orang bisa menceritakan apa yang ia
tidak ketahui) - hal 385.
Matius 10: 28: “Dan janganlah kamu takut kepada
mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa;
takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh
di dalam neraka”.
1) ‘Dan
janganlah kamu takut’.
a) Sekalipun kontext ini banyak berbicara
tentang penganiayaan terhadap orang Kristen, dan bahkan dalam ay 28 ini
berbicara mengenai pembunuhan terhadap kita, tetapi pada saat yang sama kontext
ini berulang kali memberikan larangan untuk kuatir / takut
(ay 19,26,28,31). Nasib kita tidak terletak di tangan orang-orang yang mau
menganiaya / membunuh kita, tetapi di tangan Tuhan!
b) Tidak kuatir / tidak takut tidak berarti
bahwa kita boleh bertindak gegabah / sembrono! Tuhan yang mengatakan ‘jangan takut / kuatir’,
juga mengatakan bahwa kita harus cerdik seperti ular (ay 16), dan menyuruh
kita untuk waspada (ay 17). Tindakan gegabah / sembrono sama sekali
bertentangan dengan ‘cerdik’ dan ‘waspada’!
2) ‘Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat
membunuh tubuh, ... takutlah terutama kepada Dia’.
a) Camkan hal ini: orang yang takut kepada
Allah, tidak akan takut kepada manusia, dan sebaliknya, orang yang takut kepada
manusia, tidak akan takut kepada Allah!
Matthew Henry:
“it is the duty and
interest of Christ’s disciples, not to fear the greatest of their adversaries.
They who truly fear God, need not fear man; and they who are afraid of the
least sin, need not be afraid of the greatest trouble” (= merupakan kewajiban dan hak
dari murid-murid Kristus, untuk tidak takut kepada musuh-musuh terbesar mereka.
Mereka yang sungguh-sungguh takut kepada Allah, tidak perlu takut kepada
manusia; dan mereka yang takut kepada dosa yang terkecil, tidak perlu takut
kepada kesukaran yang terbesar).
b) Banyak contoh dari orang-orang yang takut
kepada Allah dan tidak takut kepada manusia.
Ada dari mereka
yang diselamatkan oleh Allah, tetapi ada juga yang tidak. Yang diselamatkan,
seperti Sadrakh, Mesakh & Abednego, Daniel, dsb; sedangkan yang tidak
diselamatkan, seperti 10 rasul yang mati syahid, Polycarp, dsb.
Di bawah ini adalah kutipan komentar dari William Hendriksen dan James B. Ramsey tentang Wah 2:10, dimana mereka menceritakan kematian syahid dari Polycarp, yang menunjukkan ia takut kepada Allah dan tidak takut kepada manusia.
William
Hendriksen: “It is possible that
Polycarp was bishop of the church at Smyrna at this time. He was a pupil of
John. Faithful to death, this venerable leader was burned at the stake in the
year AD 155. He had been asked to say, ‘Caesar is Lord’, but refused. Brought
to the stadium, the proconsul urged him, saying, ‘Swear, and I will set thee at
liberty, reproach Christ.’ Polycarp answered, ‘Eighty and six years have I
served him, and he never did me any injury: how then can I blaspheme my King
and my Saviour?’ When the proconsul again pressed him, the old man answered,
‘Since thou art vainly urgent that ... I should swear by the fortune of Caesar,
and pretendest not to know who and what I am, hear me declare with boldness, I
am a Christian ...’ A little later the proconsul answered, ‘I have wild beasts
at hand; to these will I cast thee, except thou repent. I will cause thee to be
consumed by fire, seeing thou despisest the wild beasts, if thou wilt not
repent.’ Polycarp said, ‘Thou threatenest me with fire which burneth for an
hour, and after a little is extinguished, but art ignorant of the fire of the
coming judgment and of eternal punishment, reserved for the ungodly. But why
tarriest thou? Bring forth what thou wilt.’ Soon afterwards the people began to
gather wood and faggots; the Jews especially, according to custom, eagerly
assisting them. Thus Polycarp was burned at the stake”
(= Adalah mungkin bahwa Polycarp adalah uskup dari gereja Smirna pada saat itu.
Ia adalah murid dari Yohanes. Setia sampai mati, pemimpin yang layak dihormati
ini dibakar di tumpukan kayu pada tahun 155 M. Ia telah diminta untuk
berkata: ‘Kaisar adalah Tuhan’, tetapi ia menolak. Pada saat dibawa ke
gelanggang / arena ia didesak oleh pejabat Romawi yang berkata: ‘Bersumpahlah /
kutukilah, dan aku akan membebaskan engkau, celalah Kristus’. Polycarp
menjawab: ‘86 tahun aku telah melayani Dia, dan Ia tidak pernah melakukan hal
yang melukai / merugikan aku: lalu bagaimana mungkin aku bisa menghujat Rajaku
dan Juruselamatku?’. Pada saat sang pejabat menekannya lagi, orang tua ini
menjawab: ‘Karena engkau mendesak dengan sia-sia supaya ... aku bersumpah demi
nasib baik kaisar, dan berpura-pura untuk tidak tahu siapa dan apa aku ini,
dengarlah aku menyatakan dengan keberanian, aku adalah seorang kristen ...’.
Sebentar lagi si pejabat menjawab: ‘Aku mempunyai binatang-binatang buas;
kepada mereka aku akan melemparkanmu, kecuali engkau bertobat. Aku akan membuat
engkau dibakar oleh api, melihat bahwa engkau meremehkan binatang-binatang buas
itu, jika engkau tidak bertobat’. Tetapi Polycarp berkata: ‘Engkau mengancam
aku dengan api, yang menyala selama 1 jam dan sebentar lagi padam, tetapi
engkau tidak tahu tentang api dari penghakiman yang mendekat dan dari
penghukuman kekal, disediakan untuk orang-orang jahat. Tetapi mengapa engkau
berlambat-lambat? Wujudkanlah apa yang engkau inginkan’. Segera setelah itu
orang banyak mulai mengumpulkan kayu dan kayu bakar; khususnya orang Yahudi,
seperti biasa, menolong mereka dengan sungguh-sungguh. Demikianlah Polycarp
dibakar pada tumpukan kayu) - hal 64.
James B.
Ramsey: “‘Swear, curse Christ,
and I will set you free.’ ‘Eighty and six years have I served Him, and I have
received only good at His hands. Can I then curse Him, my King and my Saviour?’
‘I will cast you to the wild beasts, if you do not change your mind,’ said the
proconsul. ‘Bring the wild beasts hither,’ said Polycarp, ‘for change my mind
from the better to the worse I will not.’ ‘Do you despise the wild beasts? I
will subdue your spirit by the flames.’ ‘The flames which you menace endure but
for a time, and are soon extinguished,’ calmly rejoined the martyr; ‘but there
is a fire reserved for the wicked, whereof you know not; the fire of a judgment
to come, and of the punishment everlasting.’ These flames soon did their work”
(= ‘Bersumpahlah, kutukilah Kristus, dan aku akan membebaskan engkau’. ‘86
tahun aku telah melayani Dia, dan aku hanya menerima yang baik dari tanganNya.
Lalu bisakah aku mengutukNya, Rajaku dan Juruselamatku?’. ‘Aku akan melemparkan
engkau kepada binatang-binatang buas, jika engkau tidak mengubah pikiranmu’, kata
sang pejabat Romawi. ‘Bawalah binatang-binatang buas itu kemari’, kata
Polycarp, ‘karena aku tidak akan mengubah pikiranku dari yang baik kepada yang
lebih jelek’. ‘Apakah engkau meremehkan / menghina binatang-binatang buas itu?
Aku akan menaklukkan rohmu / semangatmu dengan nyala api’. ‘Nyala api yang
engkau ancamkan hanya bertahan untuk sementara waktu, dan segera akan padam’,
jawab sang martir dengan tenang; ‘tetapi di sana ada api yang disediakan untuk
orang jahat, tentang apa engkau tidak tahu; api dari penghakiman yang akan
datang, dan dari penghukuman kekal’. Nyala api dengan segera melakukan
tugasnya) - hal 135.
c) Ada hal-hal yang lebih buruk dari kematian,
atau dengan kata lain, ada hal-hal yang lebih penting dari hidup.
Barclay: “this passage tells us that there
are three things which are worse than death; and disloyalty is one of them. If
a man is guilty of disloyalty, if he buys security at the expense of dishonour,
life is no longer tolerable. He cannot face men; he cannot face himself; and
ultimately he cannot face God. There are times when comfort, safety, ease, life
itself can cost too much”
[= text ini memberi tahu kita bahwa ada 3 hal yang lebih buruk dari kematian,
dan ketidak-setiaan (kepada
Allah) adalah salah satu darinya. Jika seorang manusia bersalah dalam hal
ketidak-setiaan, jika ia membeli keamanan dengan mengorbankan kehormatan, hidup
tidak lagi bisa dipertahankan. Ia tidak bisa menghadapi manusia; ia tidak bisa
menghadapi dirinya sendiri; dan akhirnya ia tidak bisa menghadapi Allah. Ada
saat-saat dimana ketenteraman, keamanan, kenyamanan, kehidupan itu sendiri bisa
berharga terlalu tinggi] - hal 388.
3) “Dan janganlah kamu takut kepada
mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa”.
a) Pada waktu Yesus
mengatakan bahwa manusia bisa membunuh tubuh, Ia sebetulnya berbicara dari
sudut pandang manusia. Ditinjau dari sudut pandang Allah, manusia bahkan juga
tidak bisa membunuh tubuh kita, kalau hal itu tidak dikehendaki / diijinkan
Allah! Bandingkan dengan:
· Matius10: 29-31: “(29)
Bukankah burung pipit dijual dua ekor seduit? Namun seekorpun dari padanya
tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu. (30) Dan kamu, rambut
kepalamupun terhitung semuanya. (31) Sebab itu janganlah kamu takut, karena
kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit”.
·
Yoh 19:10-11 - “(10) Maka kata Pilatus kepadaNya: ‘Tidakkah Engkau
mau bicara dengan aku? Tidakkah Engkau tahu, bahwa aku berkuasa untuk
membebaskan Engkau, dan berkuasa juga untuk menyalibkan Engkau?’ (11) Yesus
menjawab: ‘Engkau tidak mempunyai kuasa apapun terhadap Aku, jikalau kuasa
itu tidak diberikan kepadamu dari atas. Sebab itu: dia, yang menyerahkan
Aku kepadamu, lebih besar dosanya.’”.
Sebagai tambahan, ingat akan kasus Ayub, yang menunjukkan bahwa setan tidak bisa mengapa-apakan Ayub, kecuali Tuhan mengijinkan dia. Bdk. Ayub 1:10-19 2:3-8.
b) Manusia hanya bisa
membunuh tubuh kita, tetapi tidak bisa membunuh jiwa kita.
1. Membunuh tubuh
dilakukan dengan membunuh orang tersebut, yang menyebabkan terpisahnya tubuh
dan jiwa orang tersebut. Ini bisa dilakukan manusia terhadap kita kalau Tuhan
mengijinkannya. Tetapi membunuh jiwa berarti memisahkan orang Kristen dari
Allah, atau menyebabkan orang Kristen masuk neraka, dan ini tidak mungkin
dilakukan oleh manusia.
Matthew
Henry: “The soul is
killed when it is separated from God and his love, which is its life, and is
made a vessel of his wrath; now this is out of the reach of their power.
Tribulation, distress, and persecution may separate us from all the world, but
cannot part between us and God, cannot make us either not to love him, or not
to be loved by him, Rom. 8:35,37” (= Jiwa dibunuh pada waktu jiwa itu dipisahkan dari
Allah dan kasihNya, yang adalah kehidupannya, dan dibuat bejana kemurkaanNya;
hal ini ada di luar jangkauan kuasa mereka. Kesengsaraan, kesukaran, dan
penganiayaan bisa memisahkan kita dari seluruh dunia, tetapi tidak bisa
memisahkan kita dari Allah, tidak bisa membuat kita tidak mengasihi Dia atau
tidak dikasihi oleh Dia, Roma 8:35,37).
Catatan: istilah ‘bejana kemurkaanNya’ diambil dari Roma 9:22 versi KJV.
Ro 8:35,37-39
- “(35) Siapakah yang akan
memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau
penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? ...
(37) Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang,
oleh Dia yang telah mengasihi kita. (38) Sebab aku yakin, bahwa baik maut,
maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang
ada sekarang, maupun yang akan datang, (39) atau kuasa-kuasa, baik yang di
atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat
memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita”.
2. Ini jelas
menunjukkan bahwa pembunuhan / kematian pada tubuh dibedakan dengan pembunuhan
/ kematian pada jiwa.
Matthew
Henry: “By this it
appears, that the soul does not (as some dream) fall asleep at death, nor is
deprived of thought and perception; for then the killing of the body would be
the killing of the soul too”
[= Dengan ini kelihatan bahwa jiwa tidak jatuh tertidur pada saat kematian
(seperti yang dimimpikan oleh sebagian orang), juga jiwa itu tidak dibuang /
dihilangkan pikiran dan daya memahaminya; karena jika demikian maka pembunuhan
terhadap tubuh akan merupakan pembunuhan terhadap jiwa juga].
Bandingkan
dengan ajaran Saksi Yehuwa yang mengatakan bahwa pada saat seseorang mati, jiwa
orang itu juga mati.
4) ‘takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa
membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka’.
a) Kita harus takut kepada Allahnya, bukan
kepada nerakanya.
Adam Clarke:
“It is not hell-fire we
are to fear, but it is God; without the stroke of whose justice hell itself
would be no punishment, and whose frown would render heaven itself insupportable” (= Bukan api neraka yang harus
kita takuti, tetapi Allah; karena tanpa pukulan keadilanNya neraka sendiri
tidak akan merupakan penghukuman, dan karena wajah merengutNya akan membuat
surga sendiri tak tertahankan).
b) Arti dari kata ‘membinasakan’.
William
Hendriksen: “The
word ‘destroy’ is used here in the sense not of annihilation but of the
infliction of everlasting punishment upon a person (25:46; Mark 9:47,48;
2Thess. 1:9)”
[= Kata ‘membinasakan’ / ‘menghancurkan’ digunakan di sini bukan dalam arti
pemusnahan tetapi dalam arti pemberian hukuman kekal kepada seseorang (25:46;
Mark 9:47-48; 2Tes 1:9)] - hal 471-472.
Lagi-lagi
bandingkan dengan ajaran Saksi Yehuwa yang mengatakan bahwa orang-orang jahat
nanti dimusnahkan, sehingga tidak mempunyai keberadaan lagi.
c) Arti dari kata ‘neraka’.
William
Hendriksen: “As to
the word ‘hell,’ which here in the original is GEHENNA (and so also in
5:22,29,30; 18:9; 23:15,33; Mark 9:43-47; Luke 12:5; James 3:6), it generally
refers to the abode of the wicked, body and soul, after the judgment day. When
that same abode is called HADES the reference is to the time before the
judgment day, though HADES also has other meanings in Scripture” [= Berkenaan dengan kata ‘neraka’,
yang di sini dalam bahasa aslinya adalah GEHENNA (dan demikian juga dalam
5:22,29,30; 18:9; 23:15,33; Mark 9:43-47; Luk 12:5; Yak 3:6), itu secara umum
menunjuk pada tempat tinggal dari orang-orang jahat, tubuh dan jiwa, setelah
hari penghakiman. Pada waktu tempat yang sama disebut HADES, itu menunjuk pada
tempat itu sebelum hari penghakiman, sekalipun HADES juga mempunyai arti-arti
yang lain dalam Kitab Suci] - hal 471-472.
Catatan: dalam Kitab Suci kata HADES
cukup sering diartikan sebagai ‘kuburan’,
seperti dalam Kis 2:27,31
- “(27) sebab Engkau tidak menyerahkan
[NIV/NASB: ‘abandon’ (=
meninggalkan)] aku kepada dunia orang mati (HADES), dan tidak membiarkan Orang
KudusMu melihat kebinasaan. ... (31) Karena itu ia telah melihat ke depan dan
telah berbicara tentang kebangkitan Mesias, ketika ia mengatakan, bahwa Dia
tidak ditinggalkan di dalam dunia orang mati (HADES), dan bahwa
dagingNya tidak mengalami kebinasaan”.
5) “Dan janganlah kamu takut kepada
mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa;
takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh
di dalam neraka”.
Matius10: 28
ini mendukung pandangan Dichotomy, dan sangat tidak cocok untuk Trichotomy.
Trichotomy mengatakan bahwa manusia terdiri dari 3 bagian, yaitu tubuh, jiwa dan roh; sedangkan Dichotomy mengatakan bahwa manusia terdiri hanya dari 2 bagian, yaitu tubuh dan jiwa / roh.
Kalau pandangan Trichotomy yang benar, maka ayat ini akan jadi aneh sekali, karena ayat ini akan berkata: jangan takut kepada manusia yang bisa membunuh tubuh (1/3 dari kamu), takutlah kepada Allah yang bisa membunuh tubuh dan jiwamu (2/3 dari kamu). Bukankah lebih cocok kalau pandangan Dichotomy yang benar, sehingga ayat ini akan berkata: jangan takut kepada manusia yang bisa membunuh tubuh (1/2 dari kamu), takutlah kepada Allah yang bisa membunuh tubuh dan jiwamu (seluruh dirimu)?
Matius10: 29-31: “(29) Bukankah burung pipit dijual
dua ekor seduit? Namun seekorpun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar
kehendak Bapamu. (30) Dan kamu, rambut kepalamupun terhitung semuanya. (31)
Sebab itu janganlah kamu takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak
burung pipit”.
1) Matius10: 29: ‘burung pipit’ adalah
seekor binatang kecil, yang jauh lebih rendah dari manusia, dan juga harganya
sangat murah.
Mata uang yang dalam Kitab Suci Indonesia dikatakan ‘duit’ di sini, dalam bahasa Yunani adalah ASSARION, dan bernilai sekitar 1/16 dinar, sedangkan 1 dinar adalah upah seorang buruh kasar dalam 1 hari (bdk. Mat 20:2). ASSARION bukanlah mata uang terkecil. Masih ada yang dalam bahasa Yunani disebut KODRANTES (bdk.
Matius 5:26 Mark 12:42b), yang bernilai ¼ ASSARION, dan mata uang terkecil adalah LEPTA (Mark 12:42a), yang nilainya ½ KODRANTES.
Catatan: Kitab Suci Indonesia tidak konsisten dalam menterjemahkan mata-mata uang kuno tersebut. Dalam ay 29 ini, yang diterjemahkan dengan ‘duit’ adalah ASSARION, tetapi dalam Mark 12:42b, yang diterjemahkan dengan ‘duit’ adalah KODRANTES.
Matius 20:2 -
“Setelah ia sepakat dengan
pekerja-pekerja itu mengenai upah sedinar sehari, ia menyuruh mereka ke
kebun anggurnya”.
Matius 5:26 -
“Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar
hutangmu sampai lunas”. Ini salah terjemahan.
NIV: ‘I tell you the truth, you will not get out until you have paid the last penny’ (= Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, Engkau tidak akan keluar, sampai engkau membayar sen yang terakhir).
Catatan: kata Yunani yang diterjemahkan ‘penny’ (= sen) oleh NIV ini adalah KODRANTES.
Markus 12:42
- “Lalu datanglah seorang
janda yang miskin dan ia memasukkan dua peser (LEPTA), yaitu satu duit
(KODRANTES)”.
2) Ada 2 pandangan yang menarik
tentang ‘burung pipit’
yang dibicarakan oleh Yesus di sini.
a) Bdk. Imamat 14:4-7 - “(4) maka imam harus memerintahkan, supaya bagi orang
yang akan ditahirkan itu diambil dua ekor burung yang hidup dan yang
tidak haram, juga kayu aras, kain kirmizi dan hisop. (5) Imam harus
memerintahkan supaya burung yang seekor disembelih di atas belanga tanah
berisi air mengalir. (6) Tetapi burung yang masih hidup haruslah
diambilnya bersama-sama dengan kayu aras, kain kirmizi dan hisop, lalu
bersama-sama dengan burung itu semuanya harus dicelupkannya ke dalam darah
burung yang sudah disembelih di atas air mengalir itu. (7) Kemudian ia harus
memercik tujuh kali kepada orang yang akan ditahirkan dari kusta itu dan dengan
demikian mentahirkan dia, lalu burung yang hidup itu haruslah dilepaskannya
ke padang”.
Matthew Henry:
“Some think that Christ
here alludes to the two sparrows that were used in cleansing the leper (Lev. 14:4-6);
the two birds in the margin are called sparrows; of these one was killed, and
so fell to the ground, the other was let go. Now it seemed a casual thing which
of the two was killed; the persons employed took which they pleased, but God’s
providence designed, and determined which. Now this God, who has such an eye to
the sparrows, because they are his creatures, much more will have an eye to
you, who are his children. If a sparrow die not without your Father, surely a
man does not, ... Note, There is enough in the doctrine of God’s providence to
silence all the fears of God’s people” [= Sebagian orang beranggapan bahwa di sini Kristus
menyinggung 2 burung pipit yang digunakan dalam pentahiran orang kusta (Im
14:4-6); kedua burung itu dalam catatan tepi disebut burung-burung pipit; satu
dari burung-burung ini dibunuh, dan dengan demikian ‘jatuh ke tanah’, tetapi
yang lain dilepaskan. Kelihatannya merupakan suatu hal yang kebetulan /
sembarangan yang mana dari 2 burung itu yang dibunuh; orang-orang yang dipekerjakan
mengambil yang mana yang mereka ingini, tetapi providensia Allah merencanakan,
dan menentukan yang mana. Allah ini, yang mempunyai perhatian sedemikian rupa
terhadap burung-burung pipit, karena mereka adalah makhluk-makhluk ciptaanNya,
akan lebih lagi memperhatikan kamu, yang adalah anak-anakNya. Jika seekor
burung pipit tidak akan mati tanpa Bapamu, pastilah seorang manusia juga tidak,
... Perhatikan, Doktrin tentang providensia Allah cukup untuk mendiamkan /
membungkam semua rasa takut dari umat Allah].
b) Dalam Matius10: 29 ini dikatakan bahwa harga
burung pipit itu 2 ekor seduit. Tetapi dalam Luk 12:6 dikatakan 5 ekor dua
duit.
Mat 10:29 -
“Bukankah burung pipit dijual
dua ekor seduit? Namun seekorpun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi
di luar kehendak Bapamu”.
Luk 12:6 - “Bukankah burung pipit dijual lima ekor dua duit? Sungguhpun demikian tidak seekorpun dari padanya yang dilupakan Allah”.
Apakah Matius 10:29 bertentangan dengan Lukas 12:6? Tidak! Kalau satu duit dapat 2 ekor burung pipit, tetapi kalau 2 duit, bukan dapat 4 ekor, tetapi 5 ekor, karena ditambahi / diimbuhi satu. Mungkin dalam hal ini berlaku kata-kata ‘Buy four get one free’ (= Beli empat dapat satu gratis)! Ini menunjukkan betapa tidak berharganya burung pipit itu! Yang dibicarakan Yesus adalah burung pipit yang dijadikan tambahan / imbuh itu, yang sama sekali tidak ada harganya. Tetapi burung pipit yang tidak berharga itupun tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Allah! Tidak satupun dari mereka bisa mati karena flu burung atau karena ditembak, atau karena apapun juga, kecuali Allah menghendaki demikian!
‘Streams in the Desert’, vol 2, December 11: “‘Have you ever noted the Master’s mathematics in these two sparrow texts - Matthew 10:29 and Luke 12:6? The sparrow was sold as an article of food in the Palestine markets. So cheap was the little bird that two of them were sold for the paltry pittance of a farthing. ‘Are not two sparrows sold for a farthing?’ ‘Are not five sparrows sold for two farthings?’ Naturally four of them would be sold for two farthings. But so insignificant were they in the sight of the vendor that, when a buyer came along with two farthings, the seller threw in an extra one, giving five for two, instead of four. Yet of this extra sparrow - almost worthless in the sight of the vendor, the Lord utters this wonderful word, ‘Not one of them is forgotten before God.’ ‘We have been missing a wondrous truth. The God of the universe is also the God of the tiny sparrow” (= Pernahkah kamu memperhatikan matematika dari sang Guru / Tuan dalam 2 text tentang burung pipit ini - Mat 10:29 dan Luk 12:6? Burung pipit dijual sebagai makanan di pasar-pasar Palestina. Begitu murah burung kecil ini sehingga 2 dari mereka dijual untuk satu duit yang tak berharga. ‘Bukankah burung pipit dijual dua ekor seduit?’ ‘Bukankah burung pipit dijual lima ekor dua duit?’ Sebetulnya 4 dari mereka dijual untuk 2 duit. Tetapi begitu remeh / tak berarti mereka dalam pandangan dari si penjual sehingga pada waktu seorang pembeli datang dengan 2 duit, si penjual memberikan seekor tambahan / extra, sehingga ia memberikan 5 ekor untuk 2 duit, dan bukannya 4 ekor. Tetapi tentang burung pipit extra ini - hampir-hampir tak ada harganya dalam pandangan dari si penjual, Tuhan mengucapkan kata-kata yang luar biasa / indah ini, ‘tidak seekorpun dari padanya yang dilupakan Allah’ ‘Kita telah kehilangan suatu kebenaran yang luar biasa. Allah dari alam semesta ini juga adalah Allah dari burung pipit yang kecil).
2) Matius10: 29b: ‘jatuh
ke bumi di luar kehendak Bapamu’.
Kata ‘kehendak’ seharusnya
tak ada!
NASB: ‘will fall to the ground
apart from your Father’ (= akan jatuh ke tanah terpisah dari Bapamu).
Ada 2
penafsiran tentang bagian ini:
a) ‘Jatuh
ke bumi’ diartikan ‘hinggap
di bumi’; dan kata ‘kehendak’
dianggap tidak ada. Jadi arti seluruhnya: burung pipit yang tidak berharga
itupun, setiap hinggap di bumi disertai Tuhan! (bdk. Luk 12:6 - “tidak seekorpun dari padanya yang
dilupakan Allah”.).
b) ‘Jatuh
ke bumi’ artinya ‘mati’;
dan kata ‘kehendak’
dimengerti secara implicit / dianggap ada secara implicit. Jadi, artinya:
burung pipit yang tidak berharga itupun tidak bisa mati, kalau Allah tidak
menghendakinya. Arti ini yang sesuai dengan kontext karena ay 28 berbicara
soal ‘dibunuh / mati’.
3) Ay 30: “Dan kamu, rambut kepalamupun
terhitung semuanya”.
Dari
pembicaraan tentang burung pipit, Yesus beralih kepada ‘kamu’. Tetapi Ia tidak
membicarakan ‘seluruh
kamu’, tetapi ‘rambut
kepalamu’. Penafsiran dari kata-kata ‘rambut kepalamupun terhitung semuanya’
harus sejalan dengan ay 28-29. Jadi, harus diartikan bahwa satu helai
rambut kitapun tidak mungkin rontok / jatuh ke bumi di luar kehendak Tuhan!
Ini sesuai dengan ayat paralelnya dalam Lukas 21:18 - “Tetapi tidak sehelaipun dari rambut kepalamu akan hilang”.
KJV: ‘But there shall not an hair
of your head perish’ (= Tetapi tidak akan ada satu helai rambutpun dari
kepalamu yang binasa).
4) Matius10: 29-30 ini menunjukkan
bahwa hal-hal yang paling kecil dan remehpun ditetapkan dan diatur oleh Allah!
Spurgeon: “The very hairs of their
head are counted and catalogued; and, to the most minute circumstance, all
their lives are under the arrangement of the Lord of love. Chance is not in our
creed: the decree of the Eternal Watcher rules our destiny, and love is seen in
every line of that decree” (= Bahkan rambut dari kepala mereka dihitung dan
didaftar; dan, sampai pada keadaan yang paling kecil, seluruh kehidupan mereka
ada di bawah pengaturan dari Tuhan yang kasih. ‘Kebetulan’ tidak ada dalam
kredo / pengakuan iman kita: ketetapan dari Penjaga yang Kekal memerintah /
mengatur nasib kita, dan kasih terlihat dalam setiap baris dari ketetapan itu).
B. B.
Warfield: “the minutest
occurrences are as directly controlled by Him as the greatest
(Matt. 10:29-30, Luke 12:7)” [=
Peristiwa-peristiwa / kejadian-kejadian yang terkecil dikontrol secara langsung
oleh Dia sama seperti peristiwa-peristiwa / kejadian-kejadian yang terbesar
(Matius 10:29-30, Lukas 12:7)] - ‘Biblical and Theological Studies’, hal 296.
Calvin: “I readily acknowledge that, if the nature of things in itself be
considered, it will be found that there is some uncertainty:
but I maintain that nothing happens through a blind revolution of
chance, for all is regulated by the will of God” (= Saya dengan mudah / cepat
mengakui bahwa, jika keadaan dari hal-hal dipertimbangkan dalam dirinya
sendiri, akan didapatkan bahwa ada ketidak-pastian tertentu: tetapi saya
berpendapat bahwa tidak ada apapun terjadi melalui suatu perubahan / gerakan
buta yang bersifat kebetulan, karena segala sesuatu diatur oleh kehendak Allah)
- hal 465 (bdk. dengan footnotenya).
Calvin: “But anyone who has been taught by
Christ’s lips that all the hairs of his head are numbered (Matt 10:30)
will look farther afield for a cause, and will consider that all events are
governed by God’s secret plan” [= Tetapi setiap
orang yang telah diajar oleh bibir Kristus bahwa semua rambut kepalanya
terhitung (Mat 10:30) akan melihat lebih jauh untuk suatu penyebab, dan
akan menganggap bahwa semua kejadian diatur oleh rencana rahasia Allah]
- ‘Institutes of the Christian Religion’,
Book I, Chapter XVI, no 2.
Calvin: “... it is certain that not one
drop of rain falls without God’s sure command”
(= ... adalah pasti bahwa tidak satu titik hujanpun yang jatuh tanpa perintah
yang pasti dari Allah) - ‘Institutes
of the Christian Religion’, Book I, Chapter XVI, no 5.
Bdk. Yeremia 14:22 - “Adakah yang dapat menurunkan hujan di antara dewa kesia-siaan bangsa-bangsa itu? Atau dapatkah langit sendiri memberi hujan lebat? Bukankah hanya Engkau saja, ya TUHAN Allah kami, Pengharapan kami, yang membuat semuanya itu?”.
Bdk. Ayub 28:25-26 37:6,10-13 Mazmur 68:10 Mazmur 147:8 Amos 4:7 9:5a,6b.
Siapapun yang mengatakan
bahwa saya adalah seorang Hyper-Calvinist, karena saya mempercayai bahwa Allah
menentukan segala sesuatu, termasuk dosa, harus memperhatikan kata-kata Calvin
ini, yang menunjukkan bahwa saya mempunyai kepercayaan yang sama dengan dia
dalam hal ini. Kalau saya adalah seorang Hyper-Calvinist, berarti Calvin
sendiri juga adalah seorang Hyper-Calvinist!
5) Kalau saudara merasa heran
mengapa hal-hal yang kecil / remeh itu juga ditetapkan dan diatur oleh Allah,
seakan-akan Allah itu kekurangan kerjaan (bahasa Jawa: kengangguren), maka ingatlah bahwa:
a) Kedaulatan yang mutlak dari Allah tidak
memungkinkan adanya hal yang bagaimanapun kecil dan remehnya ada di luar
Rencana Allah dan Providence of God.
b) Semua hal-hal di dunia / alam semesta ini
berhubungan satu dengan yang lain, sehingga hal kecil / remeh bisa menimbulkan
hal yang besar!
R. C. Sproul:
“For want of a nail the shoe was
lost; for want of the shoe the horse was lost; for want of the horse the rider
was lost; for want of the rider the battle was lost; for want of the battle the
war was lost” [= Karena kekurangan sebuah paku
maka sebuah sepatu (kuda) hilang; karena kekurangan sebuah sepatu (kuda) maka
seekor kuda hilang; karena kekurangan seekor kuda maka seorang penunggang kuda
hilang; karena kekurangan seorang penunggang kuda maka sebuah pertempuran
hilang (kalah); karena kekurangan sebuah pertempuran maka peperangan hilang
(kalah)] - ‘Chosen By God’,
hal 155.
Jadi, melalui
illustrasi ini terlihat dengan jelas bahwa sebuah paku, yang merupakan hal yang
remeh / kecil, ternyata bisa menimbulkan kekalahan dalam peperangan, yang jelas
merupakan hal yang sangat besar! Karena itu jangan heran kalau hal-hal yang
kecil / remeh juga ditetapkan / direncanakan oleh Allah.
Illustrasi
lain: saya pernah menonton film rekonstruksi suatu pembunuhan sebagai
berikut: seorang pembunuh melakukan pembunuhan berencana dengan rencana yang
begitu matang sehingga hampir-hampir tidak terbongkar. Terbongkarnya pembunuhan
itu hanya karena ‘suatu kesalahan remeh’, yaitu dimana setelah membunuh
korbannya, si pembunuh menyisir rambut palsu / wignya di kamar tempat ia melakukan
pembunuhan, dan lalu meninggalkannya di sana. Ternyata satu helai rambut
palsunya rontok, dan tertinggal di kamar, dan gara-gara satu helai rambut itu,
akhirnya pembunuhannya terungkap, dan ia tertangkap. Film itu diberi judul ‘Beaten
by a Hair’ (= Dikalahkan oleh sehelai Rambut). Saudara masih menganggap
bahwa rontoknya sehelai rambut merupakan sesuatu yang remeh, dan karena itu
tidak mungkin Allah menentukan hal seperti itu? Ingat bahwa yang remeh bisa
menimbulkan akibat yang besar. Jadi, kalau yang remeh bisa terjadi di luar
kehendak / pengaturan Allah, maka yang besar juga bisa.
6) Matius10: 29-31: Penekanan dari
seluruh text ini adalah: Kalau burung pipit maupun rambut, yang keduanya begitu
remeh, tidak mungkin jatuh ke bumi (mati / rontok) di luar kehendak Tuhan,
apalagi kita sebagai manusia, lebih-lebih lagi kalau kita adalah anak-anak
Allah. Kita tidak bisa mati dan tidak ada yang bisa membunuh kita, kecuali
Tuhan menghendaki / mengijinkan.
Matthew
Henry: “that the
providence of God is in a special manner conversant about the saints, in their
suffering, v. 29-31. It is good to have recourse to our first principles, and
particularly to the doctrine of God’s universal providence, extending itself to
all the creatures, and all their actions, even the smallest and most minute.
The light of nature teaches us this, and it is comfortable to all men, but
especially to all good men, who can in faith call this God their Father, and
for whom he has a tender concern” (= bahwa providensia Allah dengan cara yang khusus
mengenal / akrab dengan orang-orang kudus, dalam penderitaan mereka,
ay 29-31. Adalah baik untuk kembali dan berlindung pada doktrin tentang
providensia Allah yang universal, yang mencakup semua makhluk ciptaan, dan
semua tindakan mereka, bahkan yang paling kecil. Terang dari alam semesta
mengajar kita hal ini, dan itu merupakan sesuatu yang menghibur / menyenangkan
bagi semua manusia, tetapi khususnya bagi semua orang-orang yang saleh, yang
dengan iman bisa memanggil Allah Bapa mereka, dan bagi siapa Ia mempunyai
perhatian yang lembut).
Matthew
Henry: “‘But the
very hairs of your head are all numbered.’ This is a proverbial expression,
denoting the account which God takes and keeps of all the concernments of his
people, even of those that are most minute, and least regarded. This is not to
be made a matter of curious enquiry, but of encouragement to live in a
continual dependence upon God’s providential care, which extends itself to all
occurrences”
(= ‘Tetapi rambut kepalamu semuanya dihitung’. Ini merupakan ungkapan yang
bersifat pepatah, yang menunjukkan catatan yang Allah lakukan dan simpan
tentang semua perhatian tentang umatNya, bahkan tentang mereka yang paling
kecil, dan paling tidak dianggap / diperhatikan. Ini tidak boleh dijadikan
suatu persoalan tentang pertanyaan yang tidak perlu, tetapi harus dijadikan
suatu dorongan untuk hidup dalam suatu ketergantungan / kebersandaran yang
terus menerus pada pemeliharaan dari providensia Allah, yang mencakup segala
kejadian).
Matthew
Henry: “If God
numbers their hairs, much more does he number their heads, and take care of
their lives, their comforts, their souls. It intimates, that God takes more
care of them, than they do of themselves. They who are solicitous to number
their money, and goods, and cattle, yet were never careful to number their
hairs, which fall and are lost, and they never miss them: but God numbers the
hairs of his people, and not a hair of their head shall perish (Lu. 21:18); not
the least hurt shall be done them, but upon a valuable consideration: so
precious to God are his saints, and their lives and deaths!” [= Jika Allah menghitung rambut
mereka, Ia pasti lebih lagi menghitung kepala mereka, dan memelihara nyawa
mereka, penghiburan / pertolongan / ketenteraman mereka, jiwa mereka. Ini
mengisyaratkan bahwa Allah lebih memperhatikan / memelihara mereka, dari pada
mereka memperhatikan / memelihara diri mereka sendiri. Mereka mempunyai
perhatian untuk menghitung uang, harta benda, dan ternak mereka, tetapi tidak
pernah mempunyai perhatian untuk menghitung rambut mereka, yang jatuh / rontok
dan hilang, dan mereka tak pernah merasa kehilangan rambut tersebut: tetapi
Allah menghitung rambut dari umatNya, dan tidak selembar rambutpun dari kepala
mereka akan binasa (Luk 21:18); dan tak ada rasa sakit / luka / kerugian yang
paling kecil yang akan terjadi pada diri mereka, kecuali karena pertimbangan
yang berharga: begitu berharga bagi Allah orang-orang kudusNya, dan nyawa dan
kematian mereka!].
Lukas 21:18 - “Tetapi tidak sehelaipun dari rambut kepalamu akan hilang”.
KJV: ‘But there shall not an hair
of your head perish’ (= Tetapi tidak akan ada satu helai rambutpun dari
kepalamu yang binasa).
Adam Clarke:
“The doctrine intended
to be inculcated is this: The providence of God extends to the minutest things;
everything is continually under the government and care of God, and nothing
occurs without his will or permission; if then he regards sparrows, how much
more man, and how much more still the soul that trusts in him!” (= Doktrin yang dimaksudkan untuk
ditanamkan adalah ini: Providensia Allah menjangkau hal-hal yang terkecil;
segala sesuatu terus menerus ada di bawah pemerintahan dan perhatian /
pemeliharaan dari Allah, dan tidak ada apapun yang terjadi tanpa kehendakNya
atau ijinNya; jika begitu Ia memperhatikan burung pipit, apalagi manusia, dan
apalagi jiwa yang percaya kepadaNya!).
Adam Clarke:
“All things are ordered
by the counsel of God. This is a great consolation to those who are tried and
afflicted. The belief of an all-wise, all-directing Providence, is a powerful
support under the most grievous accidents of life. Nothing escapes his merciful
regards, not even the smallest things of which he may be said to be only the
creator and preserver; how much less those of whom he is the Father, Saviour,
and endless felicity!”
(= Segala sesuatu diatur / diperintah oleh rencana Allah. Ini adalah
penghiburan yang besar bagi mereka yang dicobai / diuji dan menderita.
Kepercayaan terhadap suatu Providensia yang bijaksana sepenuhnya, dan
mengarahkan segala sesuatu, adalah suatu penopang yang kuat di bawah
kejadian-kejadian dari kehidupan yang paling menyedihkan. Tidak ada apapun yang
lolos dari perhatianNya yang penuh belas kasihan, bahkan tidak hal-hal yang
terkecil tentang mana Ia bisa dikatakan hanya sebagai Pencipta dan Pemelihara;
lebih-lebih mereka, tentang siapa Ia adalah Bapa, Juruselamat, dan Pemberi
kebahagiaan yang kekal!).
Catatan: Adam Clarke adalah seorang
Arminian yang sangat keras. Adalah sesuatu yang aneh bahwa ia bisa memberikan
‘komentar Calvinist’ seperti ini tentang text ini! Bagaimana ia bisa menentang
doktrin tentang ‘Unconditional Election’ (= Pemilihan yg tidak bersyarat
/ Predestinasi) dan ‘Perseverance of the Saints’ (= Ketekunan
orang-orang kudus), dan mengharmoniskannya dengan kata-katanya di sini,
merupakan sesuatu yang tidak bisa saya mengerti!
Matius10: 32-33: “(32) Setiap orang yang mengakui
Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan BapaKu yang di sorga.
(33) Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan
menyangkalnya di depan BapaKu yang di sorga.’”.
1) Kita bukan hanya tidak boleh menyangkal
Kristus (Matius10: 33), tetapi kita juga harus mengakui Kristus di depan manusia
(Matius10: 32)!
Bdk. Roma 10:9-10 - “(9) Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. (10) Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan”.
2) Keharusan
mengakui Yesus di depan manusia menyebabkan penderitaan.
Sama seperti
keharusan memberitakan Injil, ini lagi-lagi merupakan sesuatu yang menyebabkan
kita akan menderita. Andaikata kita boleh menjadi pengikut Yesus tanpa harus
mengakui Yesus di depan manusia, maka kita aman!
Contoh:
·
Nikodemus dan Yusuf dari Arimatea (Yohanes 19:38-39).
·
Petrus (Matius 26:69-75).
·
Pemimpin-pemimpin Yahudi tertentu.
Yohanes 12:42-43
- “(42) Namun banyak juga di
antara pemimpin yang percaya kepadaNya, tetapi oleh karena orang-orang Farisi
mereka tidak mengakuinya berterus terang, supaya mereka jangan dikucilkan. (43)
Sebab mereka lebih suka akan kehormatan manusia dari pada kehormatan Allah”.
Apakah dalam
hidup saudara, saudara sering tidak mengakui Yesus di depan manusia?
Misalnya:
¨
malu berdoa pada waktu makan di tengah-tengah
orang kafir.
¨
kalau memimpin doa di tengah-tengah orang
beragama lain, lalu takut menyebut nama Yesus / Kristus.
¨
takut mengakui diri sebagai orang kristen karena
takut hubungan dengan orang lain menjadi rusak.
¨
berdiam diri pada waktu orang berbicara salah
tentang Yesus / kekristenan.
Ini semua
memang menjadikan saudara ‘aman’. Tetapi Yesus tak pernah menghendaki hal ini!
Bdk. ay 38-39 - “(38)
Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagiKu.
(39) Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan
barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya”.
Ia menghendaki saudara mengakui Dia di depan manusia! Ini bisa menyebabkan kita dihina, diejek, dikucilkan, bahkan dianiaya / dibunuh!
3) Ada macam-macam cara dengan mana kita bisa
menyangkal / tidak mengakui Yesus.
William Barclay: “We may deny him with our words. ... We can deny him
by our silence. ... We can deny him by our actions” (= Kita bisa menyangkal Dia dengan
kata-kata kita. ... Kita bisa menyangkal Dia dengan berdiam diri. ... Kita bisa
menyangkal Dia dengan tindakan-tindakan kita) - hal 391,392.
4) Yang dimaksud dengan ‘menyangkal’ di sini,
bukanlah tindakan sesaat, tetapi seluruh kehidupan.
Wycliffe Bible Commentary: “Whosoever shall deny me (cf. 2 Tim 2:12). The Greek tense
(aorist, constative) refers not to one moment of denial (e. g., Peter’s), but
to the life in its entirety” [= Barangsiapa menyangkal Aku (bdk. 2Tim 2:12). Tensa bahasa
Yunani (aorist, constative) tidak menunjuk pada penyangkalan sesaat (misalnya,
penyangkalan Petrus), tetapi kepada seluruh kehidupan].
2Timotius 2:12 - “jika kita bertekun, kitapun akan ikut memerintah dengan Dia; jika kita menyangkal Dia, Diapun akan menyangkal kita”.
Catatan: saya tidak tahu apakah
penafsiran menggunakan gramatika bahasa Yunani ini bisa dibenarkan. Kata
ARNESETAI, yang diterjemahkan ‘menyangkal’,
adalah suatu aorist subjunctive. Ada 2 tense / tensa untuk subjunctive,
yaitu present dan aorist. Dan tentang penggunaannya, lihat
kutipan di bawah ini.
Gresham
Machen: “The aorist
subjunctive refers to the action without saying anything about its continuance
or repetition, while the present subjunctive refers to it as continuing or as
being repeated”
(= Aorist subjunctive menunjuk kepada suatu tindakan tanpa mengatakan
apapun tentang keberlanjutan atau pengulangan tindakan tersebut, sedangkan present
subjunctive menunjuk kepadanya sebagai berlanjut atau diulangi)
- ‘New Testament Greek For Beginners’, hal 131.
Catatan: ada 3 macam mood dalam bahasa Yunani:
subjunctive digunakan untuk menyatakan kemungkinan,
anggapan, keinginan, dugaan.
indicative digunakan untuk menyatakan suatu fakta.
imperative digunakan untuk menyatakan perintah.
Tetapi memang
tidak mungkin kita menafsirkan bahwa sekali seseorang menyangkal Yesus, maka
nanti ia pasti akan disangkal oleh Yesus di depan Bapa di surga, karena kalau
demikian maka Petrus pasti masuk neraka.
Ada penafsiran
lain tentang hal ini, yang diberikan oleh Word Biblical Commentary.
Word Biblical Commentary: “The verb ἀρνεῖσθαι, ‘deny,’
means strongly to repudiate or disown and thus connotes apostasy (BAGD, 107).” [= Kata
kerja ἀρνεῖσθαι / ARNEISTHAI,
‘menyangkal’ berarti menyangkal atau tidak mengakui secara kuat, dan dengan
demikian mengandung arti kemurtadan (BAGD, 107).].
5) Ayat paralelnya dalam Injil Markus dan Lukas
menggunakan kata ‘malu’.
Markus 8:38 - “Sebab
barangsiapa malu karena Aku
dan karena perkataanKu di tengah-tengah angkatan yang tidak setia dan
berdosa ini, Anak Manusiapun akan malu karena orang itu apabila Ia datang kelak
dalam kemuliaan BapaNya, diiringi malaikat-malaikat kudus.’”.
Lukas 9:26 - “Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataanKu, Anak Manusia juga akan malu karena orang itu, apabila Ia datang kelak dalam kemuliaanNya dan dalam kemuliaan Bapa dan malaikat-malaikat kudus”.
a) Malu karena Yesus.
Orang-orang Yahudi pada jaman itu mempunyai pemikiran
tentang Mesias yang datang dengan kekuatan dan kemegahan, sehingga Yesus yang
sebenarnya, yang datang dengan segala kerendahan, bisa membuat malu mereka.
Tetapi jelas bukan hanya mereka yang bisa malu karena
Yesus. Orang-orang jaman sekarangpun juga bisa malu karena Yesus.
Bagian akhir dari Markus 8:38 dan Lukas 9:26 menunjukkan kemuliaan Yesus pada saat datang kembali nanti. Ini sengaja Ia katakan supaya mereka tidak malu berkenaan dengan diriNya. Sekarang Ia memang datang dalam kehinaan, tetapi nanti Ia akan datang keduakalinya dengan segala kemuliaanNya!
Hal lain yang harus diperhatikan adalah: baik dalam Injil Markus maupun Lukas, text ini langsung dilanjutkan dengan cerita tentang pemuliaan Yesus di atas gunung (Markus 9:2-13 Lukas 9:28-36).
b) Kata-kata ‘karena
Aku’ dan ‘karena
perkataanKu’ menunjukkan bahwa kita bukan hanya tidak boleh malu
berkenaan dengan diri Kristusnya, tetapi juga berkenaan dengan ajaranNya.
Barnes’ Notes:
“We must be ashamed
neither of the person, the character, the doctrines, nor the requirements of
Christ” (=
Kita tidak boleh malu baik tentang pribadi / diri, karakter, ajaran, maupun
tuntutan-tuntutan Kristus).
Injil / ajaran tentang Kristus, atau tentang salib,
merupakan sesuatu yang memalukan, khususnya untuk orang Yahudi.
Bdk. Roma 1:16 - “Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani”.
Bagian yang saya garis bawahi itu salah terjemahan.
TB2-LAI:
“aku tidak malu terhadap Injil”.
KJV: ‘For I am not ashamed of the gospel of Christ: for it is the power of God unto salvation to every one that believeth; to the Jew first, and also to the Greek’ (= Karena aku tidak malu tentang Injil Kristus: karena itu adalah kuasa / kekuatan Allah kepada keselamatan bagi setiap orang yang percaya; pertama-tama orang Yahudi, dan lalu juga orang Yunani).
Ada
ajaran-ajaran Kristen yang sering diserang / dipermalukan, seperti
Matius 5:39 - “Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu
melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar
pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu”.
Di satu sisi kita tak boleh malu tentang ajaran ini, tetapi di sisi lain kita juga harus memberikan penafsiran yang benar tentang ayat ini kepada mereka yang menyerangnya, yaitu:
Ayat ini bukannya harus ditafsirkan
secara hurufiah. Artinya hanya: tidak boleh membalas.
Ayat ini tidak berlaku untuk serangan
yang membahayakan jiwa. Yesus mengatakan ‘menampar’ bukan ‘membacok’!
Juga
ajaran-ajaran Kitab Suci tentang mujijat-mujijat, sering diolok-olokkan karena
dianggap tidak masuk akal. Misalnya:
Yunus yang tetap hidup sekalipun
ditelan ikan besar selama 3 hari.
Yesus yang bangkit setelah mati 3
hari.
Kita
bukan hanya tidak boleh malu berkenaan dengan ajaran-ajaran Kitab Suci itu,
tetapi kita bahkan harus mempertahankannya / membelanya.
c) Ayat-ayat lain
dalam Kitab Suci menambahkan bahwa kita juga:
tidak boleh malu bersaksi tentang
Kristus.
tidak boleh malu karena ada hamba
Tuhan yang menderita / dipenjara karena Kristus.
tidak boleh malu pada saat kita
sendiri menderita karena Kristus.
2Timotius 1:8
- “Jadi janganlah
malu bersaksi tentang Tuhan kita dan janganlah malu karena aku,
seorang hukuman karena Dia, melainkan ikutlah menderita bagi InjilNya oleh
kekuatan Allah”.
2Timotius 1:12
- “Itulah
sebabnya aku menderita semuanya ini, tetapi aku tidak malu; karena aku tahu
kepada siapa aku percaya dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa
yang telah dipercayakanNya kepadaku hingga pada hari Tuhan”.
2Timotius 1:16
- “Tuhan
kiranya mengaruniakan rahmatNya kepada keluarga Onesiforus yang telah
berulang-ulang menyegarkan hatiku. Ia tidak malu menjumpai aku di dalam
penjara”.
2Timotius 2:15 - “Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu”.
1Petrus 4:16 - “Tetapi, jika ia menderita sebagai orang Kristen, maka janganlah ia malu, melainkan hendaklah ia memuliakan Allah dalam nama Kristus itu”.
d) Pada saat kita
malu berkenaan dengan Kristus / ajaranNya, kita harus ingat bahwa Yesus / Allah
tidak malu karena kita.
Ibrani 2:11 - “Sebab Ia yang menguduskan dan mereka yang dikuduskan, mereka semua berasal dari Satu; itulah sebabnya Ia tidak malu menyebut mereka saudara”.
Ibrani 11:16 - “Tetapi sekarang mereka merindukan tanah air yang lebih baik yaitu satu tanah air sorgawi. Sebab itu Allah tidak malu disebut Allah mereka, karena Ia telah mempersiapkan sebuah kota bagi mereka”.
Bahwa
Yesus tidak malu menyebut kita saudara, dan Allah tidak malu disebut Allah
kita, merupakan sesuatu yang luar biasa, mengingat kita begitu sering memalukan
Allah dengan dosa-dosa kita.
6) Akibat penyangkalan terhadap Kristus: Ia akan
menyangkal kita.
Adam Clarke:
“Let it be remembered,
that to be renounced by Christ is to have him neither for a Mediator nor
Saviour. To appear before the tribunal of God without having Christ for our
Advocate, and, on the contrary, to have him there as our Judge, and a witness
against us, - how can a man think of this and not die with horror!” (= Hendaklah diingat, bahwa tidak
diakui oleh Kristus berarti tidak mempunyai Dia sebagai Pengantara ataupun
Juruselamat. Menghadap / tampil di hadapan pengadilan Allah tanpa mempunyai
Kristus sebagai Advokat kita, dan sebaliknya, mendapatkan Dia di sana sebagai
Hakim kita, dan sebagai seorang saksi terhadap / menentang kita, - bagaimana seseorang
bisa memikirkan hal ini, dan tidak mati dengan ketakutan!).
Matius10: 34-36: “(34) ‘Jangan kamu menyangka, bahwa
Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa
damai, melainkan pedang. (35) Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari
ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, (36)
dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya”.
1) Dalam arti apa Yesus tidak datang membawa damai tetapi
pedang?
Yesus datang
bukan membawa damai, tetapi pedang (ay 34-36). Apakah ini bertentangan dengan
ayat seperti Yesaya 9:5, yang menyatakan / menubuatkan Dia sebagai ‘Raja damai’? Juga
dengan ayat-ayat seperti Yohanes 14:27
Galatia 5:22 Roma 5:1 2Korintus 5:19-21
Efesus 2:14-18? Tidak!
a) Yesus memang memberikan damai di hati orang
yang percaya.
Yoh 14:27 -
“Damai sejahtera Kutinggalkan
bagimu. Damai sejahteraKu Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak
seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar
hatimu”.
Galatia 5:22 - “Tetapi buah Roh ialah: kasih,
sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan”.
Orang yang
percaya Yesus pasti menerima Roh Kudus, dan Roh Kudus ini memberikan buah, dan
salah satunya adalah ‘damai
sejahtera’.
b) Yesus mendamaikan orang yang percaya dengan Allah.
Roma 5:1 - “Sebab itu, kita yang dibenarkan
karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan
kita, Yesus Kristus”.
2Korintus 5:19-21
- “(19) Sebab Allah
mendamaikan dunia dengan diriNya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan
pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.
(20) Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati
kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah
dirimu didamaikan dengan Allah. (21) Dia yang tidak mengenal dosa telah
dibuatNya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh
Allah”.
c) Yesus mendamaikan orang percaya dengan orang
percaya.
Efesus 2:14-18
- “(14) Karena Dialah damai
sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan
tembok pemisah, yaitu perseteruan, (15) sebab dengan matiNya sebagai manusia Ia
telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk
menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diriNya, dan dengan itu
mengadakan damai sejahtera, (16) dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam
satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib
itu. (17) Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang ‘jauh’
dan damai sejahtera kepada mereka yang ‘dekat’, (18) karena oleh Dia kita kedua
pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa”.
Kalau begitu,
apa yang Yesus maksudkan pada waktu Ia berkata bahwa Ia bukan datang membawa
damai tetapi pedang? Artinya adalah sebagai berikut: Pada waktu Yesus / Injil
diberitakan kepada suatu kelompok orang / keluarga, selalu ada orang-orang yang
percaya dan yang tidak percaya. Antara orang yang percaya dengan orang yang
tidak percaya, bukan terjadi damai, tetapi terjadi perpecahan dan pertentangan
karena Yesus, dan inilah pedang yang Ia maksudkan.
Bandingkan dengan ayat paralelnya dalam Injil Lukas yang mengatakan: “Kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi? Bukan, kataKu kepadamu, bukan damai, melainkan pertentangan” (Lukas 12:51).
Hal seperti ini
sering terjadi, bahkan dalam Kitab Suci, seperti:
1. Yohanes 7:40-43
- “(40) Beberapa orang di
antara orang banyak, yang mendengarkan perkataan-perkataan itu, berkata: ‘Dia
ini benar-benar nabi yang akan datang.’ (41) Yang lain berkata: ‘Ia ini
Mesias.’ Tetapi yang lain lagi berkata: ‘Bukan, Mesias tidak datang dari
Galilea! (42) Karena Kitab Suci mengatakan, bahwa Mesias berasal dari keturunan
Daud dan dari kampung Betlehem, tempat Daud dahulu tinggal.’ (43) Maka
timbullah pertentangan di antara orang banyak karena Dia”.
2. Kis 14:1-4
- “(1) Di Ikoniumpun kedua
rasul itu masuk ke rumah ibadat orang Yahudi, lalu mengajar sedemikian rupa,
sehingga sejumlah besar orang Yahudi dan orang Yunani menjadi percaya. (2)
Tetapi orang-orang Yahudi, yang menolak pemberitaan mereka, memanaskan hati
orang-orang yang tidak mengenal Allah dan membuat mereka gusar terhadap
saudara-saudara itu. (3) Paulus dan Barnabas tinggal beberapa waktu lamanya di
situ. Mereka mengajar dengan berani, karena mereka percaya kepada Tuhan. Dan
Tuhan menguatkan berita tentang kasih karuniaNya dengan mengaruniakan kepada
mereka kuasa untuk mengadakan tanda-tanda dan mujizat-mujizat. (4) Tetapi
orang banyak di kota itu terbelah menjadi dua: ada yang memihak kepada orang
Yahudi, ada pula yang memihak kepada kedua rasul itu”.
2) Permusuhan / kebencian karena
perbedaan agama adalah yang paling sengit, dan ikatan keluarga seringkali
justru memperparah hal itu.
Matthew
Henry: “This effect
of the preaching of the gospel is not the fault of the gospel, but of those who
do not receive it. ... Note, the most violent and implacable feuds have ever
been those that have arisen from difference in religion; no enmity like that of
the persecutors, no resolution like that of the persecuted” (= Akibat dari pemberitaan Injil
bukanlah kesalahan dari Injil, tetapi dari mereka yang tidak menerimanya. ...
Perhatikan, permusuhan-permusuhan yang paling sengit dan keras kepala adalah
permusuhan-permusuhan yang muncul karena perbedaan agama; tidak ada permusuhan
/ kebencian seperti permusuhan / kebencian dari penganiaya, tidak ada ketetapan
hati seperti ketetapan hati dari orang-orang yang dianiaya).
Matthew
Henry: “Note, The
strongest bonds of relative love and duty have often been broken through, by an
enmity against Christ and his doctrine” (= Perhatikan, ikatan yang terkuat
dari kasih dan kewajiban keluarga sering dihancurkan oleh suatu permusuhan /
kebencian terhadap Kristus dan ajaranNya).
Spurgeon: “Animosities on account of religion
often excite the fiercest of enmities, and nearness of kin inflames rather than
quenches the hostility” (= Kebencian karena agama sering membangkitkan
kebencian / permusuhan yang paling sengit, dan kedekatan keluarga makin mengobarkan,
dan bukannya memadamkan, permusuhan).
3) Kita tidak boleh mundur karena adanya ‘pedang’ ini.
Di dalam dunia
ini jauh lebih banyak orang yang tidak percaya. Selalu ada pertentangan antara
mereka dan kita. Kalau kita betul-betul hidup sesuai dengan Firman Tuhan, kita
pasti menderita karena pertentangan / permusuhan ini! Keharmonisan antara
mereka dan kita baru bisa ada, kalau kita berkompromi dengan dosa! Tetapi tentu
saja kita tidak boleh melakukan tindakan kompromi tersebut.
BACA JUGA: HANYA KRISTUS: KOLOSE 2:6-15
Spurgeon: “The coming of Christ into a house is often the cause of variance between the converted and the unconverted. The more loving the Christian is, the more he may be opposed: love creates a tender zeal for the salvation of friends, and that very zeal frequently calls forth resentment. We are to expect this, and not to be put about by it when it occurs. ... We are to press on in confessing the Lord Jesus, come what may of it. Even if our house becomes a den of lions to us, we must stand up for our Lord. The peace-at-any-price people have no portion in this kingdom” (= Kedatangan Kristus ke dalam sebuah rumah sering merupakan penyebab dari perbedaan antara orang-orang yang sudah bertobat dan yang belum bertobat. Makin orang Kristen itu mengasihi, makin ia ditentang: kasih menciptakan suatu semangat yang lembut untuk keselamatan dari sahabat-sahabat, dan semangat itu sering menimbulkan kejengkelan / kebencian. Kita harus mengharapkan hal ini, dan tidak boleh mengubah haluan karena hal itu pada saat hal itu terjadi. ... Kita harus maju terus dalam mengaku Tuhan Yesus, apapun yang diakibatkan olehnya. Bahkan kalau rumah kita menjadi gua / sarang singa bagi kita, kita harus tetap berdiri / bertahan untuk Tuhan kita. Orang-orang yang mengusahakan damai dengan mengorbankan apapun tidak mempunyai bagian dalam kerajaan ini).
Wycliffe Bible Commentary: “Heartbreaking as these divisions are, a disciple must not let his
natural affections cause any weakening of his attachment to Christ” (= Sekalipun
perpecahan seperti ini sangat menyedihkan, seorang murid tidak boleh membiarkan
perasaan alamiahnya menyebabkan melemahnya kasihnya kepada Kristus).
-o0o-