KEJADIAN 41:1-57 (PENDERITAAN YANG MEMBAWA KEBAIKAN)

Pdt. Budi Asali. M. Div.

KEJADIAN 41:1-57 (PENDERITAAN YANG MEMBAWA KEBAIKAN)
KEJADIAN 41:1-57 (PENDERITAAN YANG MEMBAWA KEBAIKAN). Kejadian 41:1-57 - “(1) Setelah lewat dua tahun lamanya, bermimpilah Firaun, bahwa ia berdiri di tepi sungai Nil. (2) Tampaklah dari sungai Nil itu keluar tujuh ekor lembu yang indah bangunnya dan gemuk badannya; lalu memakan rumput yang di tepi sungai itu. (3) Kemudian tampaklah juga tujuh ekor lembu yang lain, yang keluar dari dalam sungai Nil itu, buruk bangunnya dan kurus badannya, lalu berdiri di samping lembu-lembu yang tadi, di tepi sungai itu. (4) Lembu-lembu yang buruk bangunnya dan kurus badannya itu memakan ketujuh ekor lembu yang indah bangunnya dan gemuk itu. Lalu terjagalah Firaun. (5) Setelah itu tertidur pulalah ia dan bermimpi kedua kalinya: Tampak timbul dari satu tangkai tujuh bulir gandum yang bernas dan baik. (6) Tetapi kemudian tampaklah juga tumbuh tujuh bulir gandum yang kurus dan layu oleh angin timur. (7) Bulir yang kurus itu menelan ketujuh bulir yang bernas dan berisi tadi. Lalu terjagalah Firaun. Agaknya ia bermimpi! (8) Pada waktu pagi gelisahlah hatinya, lalu disuruhnyalah memanggil semua ahli dan semua orang berilmu di Mesir. Firaun menceritakan mimpinya kepada mereka, tetapi seorangpun tidak ada yang dapat mengartikannya kepadanya. (9) Lalu berkatalah kepala juru minuman kepada Firaun: ‘Hari ini aku merasa perlu menyebutkan kesalahanku yang dahulu. (10) Waktu itu tuanku Firaun murka kepada pegawai-pegawainya, dan menahan aku dalam rumah pengawal istana, beserta dengan kepala juru roti. (11) Pada satu malam juga kami bermimpi, aku dan kepala juru roti itu; masing-masing mempunyai mimpi dengan artinya sendiri. (12) Bersama-sama dengan kami ada di sana seorang muda Ibrani, hamba kepala pengawal istana itu; kami menceritakan mimpi kami kepadanya, lalu diartikannya kepada kami mimpi kami masing-masing. (13) Dan seperti yang diartikannya itu kepada kami, demikianlah pula terjadi: aku dikembalikan ke dalam pangkatku, dan kepala juru roti itu digantung.’ (14) Kemudian Firaun menyuruh memanggil Yusuf. Segeralah ia dikeluarkan dari tutupan; ia bercukur dan berganti pakaian, lalu pergi menghadap Firaun. (15) Berkatalah Firaun kepada Yusuf: ‘Aku telah bermimpi, dan seorangpun tidak ada yang dapat mengartikannya, tetapi telah kudengar tentang engkau: hanya dengan mendengar mimpi saja engkau dapat mengartikannya.’ (16) Yusuf menyahut Firaun: ‘Bukan sekali-kali aku, melainkan Allah juga yang akan memberitakan kesejahteraan kepada tuanku Firaun.’ (17) Lalu berkatalah Firaun kepada Yusuf: ‘Dalam mimpiku itu, aku berdiri di tepi sungai Nil; (18) lalu tampaklah dari sungai Nil itu keluar tujuh ekor lembu yang gemuk badannya dan indah bentuknya, dan makan rumput yang di tepi sungai itu. (19) Tetapi kemudian tampaklah juga keluar tujuh ekor lembu yang lain, kulit pemalut tulang, sangat buruk bangunnya dan kurus badannya; tidak pernah kulihat yang seburuk itu di seluruh tanah Mesir. (20) Lembu yang kurus dan buruk itu memakan ketujuh ekor lembu gemuk yang mula-mula. (21) Lembu-lembu ini masuk ke dalam perutnya, tetapi walaupun telah masuk ke dalam perutnya, tidaklah kelihatan sedikitpun tandanya: bangunnya tetap sama buruknya seperti semula. Lalu terjagalah aku. (22) Selanjutnya dalam mimpiku itu kulihat timbul dari satu tangkai tujuh bulir gandum yang berisi dan baik. (23) Tetapi kemudian tampaklah juga tumbuh tujuh bulir yang kering, kurus dan layu oleh angin timur. (24) Bulir yang kurus itu memakan ketujuh bulir yang baik tadi. Telah kuceritakan hal ini kepada semua ahli, tetapi seorangpun tidak ada yang dapat menerangkannya kepadaku.’ (25) Lalu kata Yusuf kepada Firaun: ‘Kedua mimpi tuanku Firaun itu sama. Allah telah memberitahukan kepada tuanku Firaun apa yang hendak dilakukanNya. (26) Ketujuh ekor lembu yang baik itu ialah tujuh tahun, dan ketujuh bulir gandum yang baik itu ialah tujuh tahun juga; kedua mimpi itu sama. (27) Ketujuh ekor lembu yang kurus dan buruk, yang keluar kemudian, maksudnya tujuh tahun, demikian pula ketujuh bulir gandum yang hampa dan layu oleh angin timur itu; maksudnya akan ada tujuh tahun kelaparan. (28) Inilah maksud perkataanku, ketika aku berkata kepada tuanku Firaun: Allah telah memperlihatkan kepada tuanku Firaun apa yang hendak dilakukanNya. (29) Ketahuilah tuanku, akan datang tujuh tahun kelimpahan di seluruh tanah Mesir. (30) Kemudian akan timbul tujuh tahun kelaparan; maka akan dilupakan segala kelimpahan itu di tanah Mesir, karena kelaparan itu menguruskeringkan negeri ini. (31) Sesudah itu akan tidak kelihatan lagi bekas-bekas kelimpahan di negeri ini karena kelaparan itu, sebab sangat hebatnya kelaparan itu. (32) Sampai dua kali mimpi itu diulangi bagi tuanku Firaun berarti: hal itu telah ditetapkan oleh Allah dan Allah akan segera melakukannya. (33) Oleh sebab itu, baiklah tuanku Firaun mencari seorang yang berakal budi dan bijaksana, dan mengangkatnya menjadi kuasa atas tanah Mesir. (34) Baiklah juga tuanku Firaun berbuat begini, yakni menempatkan penilik-penilik atas negeri ini dan dalam ketujuh tahun kelimpahan itu memungut seperlima dari hasil tanah Mesir. (35) Mereka harus mengumpulkan segala bahan makanan dalam tahun-tahun baik yang akan datang ini dan, di bawah kuasa tuanku Firaun, menimbun gandum di kota-kota sebagai bahan makanan, serta menyimpannya. (36) Demikianlah segala bahan makanan itu menjadi persediaan untuk negeri ini dalam ketujuh tahun kelaparan yang akan terjadi di tanah Mesir, supaya negeri ini jangan binasa karena kelaparan itu.’ (37) Usul itu dipandang baik oleh Firaun dan oleh semua pegawainya. (38) Lalu berkatalah Firaun kepada para pegawainya: ‘Mungkinkah kita mendapat orang seperti ini, seorang yang penuh dengan Roh Allah?’ (39) Kata Firaun kepada Yusuf: ‘Oleh karena Allah telah memberitahukan semuanya ini kepadamu, tidaklah ada orang yang demikian berakal budi dan bijaksana seperti engkau. (40) Engkaulah menjadi kuasa atas istanaku, dan kepada perintahmu seluruh rakyatku akan taat; hanya takhta inilah kelebihanku dari padamu.’ (41) Selanjutnya Firaun berkata kepada Yusuf: ‘Dengan ini aku melantik engkau menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir.’ (42) Sesudah itu Firaun menanggalkan cincin meterainya dari jarinya dan mengenakannya pada jari Yusuf; dipakaikannyalah kepada Yusuf pakaian dari pada kain halus dan digantungkannya kalung emas pada lehernya. (43) Lalu Firaun menyuruh menaikkan Yusuf dalam keretanya yang kedua, dan berserulah orang di hadapan Yusuf: ‘Hormat!’ Demikianlah Yusuf dilantik oleh Firaun menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir. (44) Berkatalah Firaun kepada Yusuf: ‘Akulah Firaun, tetapi dengan tidak setahumu, seorangpun tidak boleh bergerak di seluruh tanah Mesir.’ (45) Lalu Firaun menamai Yusuf: Zafnat-Paaneah, serta memberikan Asnat, anak Potifera, imam di On, kepadanya menjadi isterinya. Demikianlah Yusuf muncul sebagai kuasa atas seluruh tanah Mesir. (46) Yusuf berumur tiga puluh tahun ketika ia menghadap Firaun, raja Mesir itu. Maka pergilah Yusuf dari depan Firaun, lalu dikelilinginya seluruh tanah Mesir. (47) Tanah itu mengeluarkan hasil bertumpuk-tumpuk dalam ketujuh tahun kelimpahan itu, (48) maka Yusuf mengumpulkan segala bahan makanan ketujuh tahun kelimpahan yang ada di tanah Mesir, lalu disimpannya di kota-kota; hasil daerah sekitar tiap-tiap kota disimpan di dalam kota itu. (49) Demikianlah Yusuf menimbun gandum seperti pasir di laut, sangat banyak, sehingga orang berhenti menghitungnya, karena memang tidak terhitung. (50) Sebelum datang tahun kelaparan itu, lahirlah bagi Yusuf dua orang anak laki-laki, yang dilahirkan oleh Asnat, anak Potifera, imam di On. (51) Yusuf memberi nama Manasye kepada anak sulungnya itu, sebab katanya: ‘Allah telah membuat aku lupa sama sekali kepada kesukaranku dan kepada rumah bapaku.’ (52) Dan kepada anaknya yang kedua diberinya nama Efraim, sebab katanya: ‘Allah membuat aku mendapat anak dalam negeri kesengsaraanku.’ (53) Setelah lewat ketujuh tahun kelimpahan yang ada di tanah Mesir itu, (54) mulailah datang tujuh tahun kelaparan, seperti yang telah dikatakan Yusuf; dalam segala negeri ada kelaparan, tetapi di seluruh negeri Mesir ada roti. (55) Ketika seluruh negeri Mesir menderita kelaparan, dan rakyat berteriak meminta roti kepada Firaun, berkatalah Firaun kepada semua orang Mesir: ‘Pergilah kepada Yusuf, perbuatlah apa yang akan dikatakannya kepadamu.’ (56) Kelaparan itu merajalela di seluruh bumi. Maka Yusuf membuka segala lumbung dan menjual gandum kepada orang Mesir, sebab makin hebat kelaparan itu di tanah Mesir. (57) Juga dari seluruh bumi datanglah orang ke Mesir untuk membeli gandum dari Yusuf, sebab hebat kelaparan itu di seluruh bumi.”.

I) 2 tahun yang gelap.

Kejadian 41: 1: “Setelah lewat dua tahun lamanya, bermimpilah Firaun, bahwa ia berdiri di tepi sungai Nil.”.

Ini betul-betul saat yang berat bagi Yusuf, karena titik terang yang tadi ia harapkan (Kejadian 40:14-15) ternyata hilang.

Pulpit Commentary: “It is one thing to acknowledge the doctrine of God’s providence, and quite another to feel it under pressure of trouble” (= Mengakui doktrin tentang Providence of God dan merasakannya di bawah tekanan kesukaran adalah dua hal yang berbeda).

II) Yusuf menafsirkan mimpi Firaun.

1) Firaun bermimpi dan tidak ada yang bisa menafsirkannya (Kejadian 41: 1-8).

Kejadian 41: 8: “Pada waktu pagi gelisahlah hatinya, lalu disuruhnyalah memanggil semua ahli dan semua orang berilmu di Mesir. Firaun menceritakan mimpinya kepada mereka, tetapi seorangpun tidak ada yang dapat mengartikannya kepadanya.”.

a) Biasanya Tuhan tidak menyatakan kehendakNya kepada orang kafir / orang yang bukan anak Tuhan. Tetapi di sini, dan juga dalam Kejadian 40:5-19 (kepada juru minuman dan juru roti), Ia menyatakan kehendakNya. Mengapa?

Calvin: “Although God designs his word especially for the Church, yet it ought not to be deemed absurd that he sometimes admits even aliens into his school, though for an inferior end” (= Sekalipun Allah merencanakan firmanNya khususnya untuk Gereja, tetapi tidak perlu dianggap mustahil kalau Ia kadang-kadang menerima orang asing dalam sekolahNya, sekalipun untuk tujuan yang lebih rendah).

Jadi, Allah menyatakan kehendakNya kepada Firaun sebetulnya bukanlah demi Firaun, tetapi:

1. Supaya Yusuf keluar dari penjara.

2. Supaya Gereja (Yakub dan keluarga) bisa terpelihara dalam 7 tahun kelaparan.

b) Firaun diberi mimpi 2 x berturut-turut.

1. Tujuannya supaya ia lebih memperhatikannya dan mencari artinya.

Ini tentu tidak berarti bahwa kalau kita diberi petunjuk hanya 1 x lalu kita boleh tidak memperhatikannya!

2. Dan mimpi yang kedua, sekalipun artinya sama dengan mimpi yang pertama, tetapi lebih jelas, karena mimpi pertama berbicara tentang sapi, sedangkan mimpi kedua tentang gandum, yang lebih dekat dengan kelimpahan / kekurangan hasil bumi.

c) Firaun menjadi gelisah hatinya (Kejadian 41: 8a), karena ia tahu mimpi itu ada artinya tetapi ia tidak tahu apa arti mimpinya itu.

d) Ia lalu menanyakan arti mimpinya kepada ahli / orang berilmu Mesir.

NIV/NASB: ‘magicians and wise men’ (= tukang sihir dan orang bijaksana).

Tetapi semua ahli / orang berilmu Mesir tidak dapat menjelaskan arti mimpinya itu.

Ada beberapa hal yang bisa dipelajari dari sini:

1. Ada sesuatu yang bagus dalam diri Firaun, yaitu ia berusaha untuk mengetahui arti mimpinya itu.

Penerapan: kalau saudara sebagai orang kristen tidak mengerti Kitab Suci, tetapi tidak ingin tahu / mencari tahu artinya, maka saudara lebih brengsek dari Firaun! Karena itu datanglah dalam Pemahaman Alkitab, dan maulah belajar buku-buku rohani!

2. Kesalahan Firaun di sini adalah: Ia mendapat mimpi dari Tuhan, tetapi ia mencari penafsir yang sesat. Ini seperti banyak orang kristen jaman sekarang, yang mendapat Kitab Suci dari Tuhan, tetapi mencari guru yang sesat.

3. Setan tidak bisa menggunakan para ahli Mesir itu untuk menyesatkan Firaun, karena Tuhan yang mengatur semuanya. Dalam banyak kasus yang lain setan bisa melakukan penyesatan dengan menggunakan guru-guru sesat, tetapi di sini tidak. Ini menunjukkan bahwa kalau Tuhan mau meluruskan, maka setan tidak bisa membengkokkan / menyesatkan! Karena itu, kalau kita tidak sesat, itu pasti karena pekerjaan Tuhan. Bersyukurlah dan pujilah Tuhan untuk itu!

2) Juru minuman menceritakan tentang Yusuf (Kejadian 41: 9-13).

Kejadian 41: 9-13: “(9) Lalu berkatalah kepala juru minuman kepada Firaun: ‘Hari ini aku merasa perlu menyebutkan kesalahanku yang dahulu. (10) Waktu itu tuanku Firaun murka kepada pegawai-pegawainya, dan menahan aku dalam rumah pengawal istana, beserta dengan kepala juru roti. (11) Pada satu malam juga kami bermimpi, aku dan kepala juru roti itu; masing-masing mempunyai mimpi dengan artinya sendiri. (12) Bersama-sama dengan kami ada di sana seorang muda Ibrani, hamba kepala pengawal istana itu; kami menceritakan mimpi kami kepadanya, lalu diartikannya kepada kami mimpi kami masing-masing. (13) Dan seperti yang diartikannya itu kepada kami, demikianlah pula terjadi: aku dikembalikan ke dalam pangkatku, dan kepala juru roti itu digantung.’”.

a) Ada 2 penafsiran tentang kata ‘kesalahanku’:

1. Kesalahan yang ia maksudkan ialah kesalahan karena melupakan Yusuf selama 2 tahun.

2. Kesalahan yang ia maksudkan ialah kesalahan yang menyebabkan ia dipenjara (Kejadian 40:1-4).

Kata-katanya dalam Kejadian 41: 10 yang berbunyi: ‘Waktu itu tuanku Firaun murka kepada pegawai-pegawainya, dan menahan aku ...’ menunjukkan bahwa penafsiran ke 2 inilah yang benar.

b) Juru minuman lalu menceritakan tentang Yusuf kepada Firaun (Kejadian 41: 10-13).

Jadi kalau tadi, pada saat ‘waktu Tuhan’ belum sampai, juru minuman itu lupa / melupakan Yusuf, maka sekarang pada saat ‘waktu Tuhan’ sudah sampai, Tuhan mengatur dengan memberi mimpi kepada Firaun dsb, sehingga Yusuf bisa menghadap Firaun, dan dibebaskan.

3) Yusuf menafsirkan mimpi Firaun & memberikan nasehat (Kejadian 41: 14-36).

a) Kata-kata Yusuf dalam Kejadian 41: 16 menunjukkan bahwa Yusuf tidak mau meninggikan / memuliakan dirinya sendiri, tetapi meninggikan / memuliakan Allah.

Kejadian 41: 16: “Yusuf menyahut Firaun: ‘Bukan sekali-kali aku, melainkan Allah juga yang akan memberitakan kesejahteraan kepada tuanku Firaun.’”.

b) Yusuf lalu menafsirkan mimpi Firaun, dimana ia berkata bahwa akan datang 7 tahun kelimpahan yang akan disusul oleh 7 tahun kelaparan (Kejadian 41: 25-32).

Suatu buku Saat Teduh mengomentari mimpi Firaun ini dengan mengatakan sebagai berikut:

“There is a warning for us in that dream, just as it stands. It is possible for the best years of our life, the best experience, the best victories won, the best service rendered, to be swallowed up by times of failure, defeat, dishonor, uselessness in the kingdom. Some men’s lives of rare promise and rare achievement have ended so. It is awful to think of, but it is true. Yet it is never necessary. S. D. Gordon has said that the only assurance of safety against this tragedy is ‘fresh touch with God,’ daily, hourly. The blessed, fruitful, victorious experience of yesterday are not only of no value to me today, but they will actually be eaten up or reversed by today’s failures, unless they serve as incentives to still better, richer experiences today. ‘Fresh touch with God,‘ by abiding in Christ, alone will keep the lean kine and the ill favored grain out of my life” (= Ada peringatan bagi kita dalam mimpi itu. Adalah mungkin bahwa tahun-tahun terbaik dari hidup kita, pengalaman terbaik, kemenangan terbaik, pelayanan terbaik, ditelan habis oleh saat-saat kegagalan, kekalahan, kehinaan, ketidakbergunaan dalam kerajaan. Beberapa orang yang hidupnya menjanjikan dan mengalami pencapaian yang jarang terjadi berakhir seperti itu. Ini sesuatu yang mengerikan untuk dipikirkan, tetapi ini benar. Tetapi ini tidak perlu / tidak harus terjadi. S. D. Gordon berkata bahwa satu-satunya jaminan terhadap tragedi ini adalah ‘sentuhan segar dengan Allah’ setiap hari, setiap jam / saat. Pengalaman yang diberkati, berbuah dan penuh kemenangan dari kemarin bukan hanya tidak ada harganya bagiku hari ini, tetapi mereka akan betul-betul dimakan habis atau dibalikkan oleh kegagalan hari ini, kecuali mereka berfungsi sebagai pendorong bagi pengalaman hari ini yang lebih baik dan lebih kaya. Hanya ‘sentuhan segar dengan Allah’, dengan berada dalam Kristus, yang akan menjaga lembu kurus dan gandum jelek di luar hidupku) - ‘Streams in the Desert’, vol I, tgl 30 April.

Ini jelas mengharuskan setiap orang kristen, khususnya setiap pelayan / hamba Tuhan, menjaga hubungan pribadinya dengan Tuhan dengan sebaik-baiknya. Apakah saudara melakukan hal ini?

c) Setelah itu Yusuf lalu memberikan usul / nasehat untuk menghadapi 7 tahun kelaparan itu (Kejadian 41: 33-36).

1. Kejadian 41: 34: 1/5 bagian ini merupakan semacam pajak. Biasanya pajak tentu dibawah 1/5, tetapi karena ini adalah sikon khusus maka pajak itu dinaikkan. Dan karena hal itu terjadi pada masa kelimpahan, maka itu tidak memberatkan.

2. Mengapa pajaknya hanya 1/5 dan bukannya 1/2? Bagaimana bisa mencukupi pada masa kekurangan nanti? Jawab: Bisa cukup karena:

a. Dalam masa kelaparan, orang cenderung mengirit bahan makanan.

b. Rakyat Mesir juga menimbun / menyimpan bahan makanan sendiri.

c. 1/5 bagian pada masa kelimpahan mungkin mendekati 1/2 pada masa biasa.

3. Menimbun / menyimpan pada masa kelimpahan tidak gampang, karena kelimpahan biasanya menyebabkan orang jadi malas / santai.

Calvin: “abundance is commonly the mother of idleness” (= kelimpahan biasanya adalah ibu dari kemalasan).

4. Kesimpulan dari usul Yusuf ini: ada 2 hal yang perlu diperhatikan:

a. Kelimpahan tidak boleh menyebabkan malas.

b. Kelimpahan tidak boleh menyebabkan boros.

Penerapan:

· kalau saudara mengalami masa kelimpahan, janganlah memboroskannya!

· kalau dalam masa kelimpahan jasmani kita harus menimbun / menyimpan, maka demikian juga dalam masa kelimpahan rohani / Firman Tuhan! Janganlah malas, dan timbunlah Firman Tuhan dalam hati saudara! Dengan demikian kalau nanti terjadi masa kekurangan Firman Tuhan, setidaknya saudara sudah mempunyai banyak Firman dalam hati saudara!

Bdk. Amos 8:11-12 - “(11) ‘Sesungguhnya, waktu akan datang,’ demikianlah firman Tuhan ALLAH, ‘Aku akan mengirimkan kelaparan ke negeri ini, bukan kelaparan akan makanan dan bukan kehausan akan air, melainkan akan mendengarkan firman TUHAN. (12) Mereka akan mengembara dari laut ke laut dan menjelajah dari utara ke timur untuk mencari firman TUHAN, tetapi tidak mendapatnya.”.

III) Peninggian Yusuf.

1) Firaun bukan hanya menyetujui usul Yusuf (Kejadian 41: 37), tetapi bahkan:

a) Mengangkat Yusuf untuk menjadi orang kedua diseluruh tanah Mesir (Kejadian 41: 40-44).

b) Mengangkat Yusuf menjadi pelaksana usulnya sendiri (Kejadian 41: 38-39). Dan Yusuf menerima tugas itu (Kejadian 41: 46-49).

Penerapan: ini kontras dengan rapat gereja, dimana banyak usul, tetapi tidak ada yang mau melaksanakan, termasuk orang yang memberikan usul.

Sesuatu yang juga perlu diperhatikan adalah: setelah Yusuf menerima tugas itu, Firaun tidak mau ikut mengurusi hal yang sudah ditugaskan kepada Yusuf itu (Kejadian 41: 55).

Penerapan: kalau majelis mengangkat panitia / komisi, maka majelis harus memberikan mandat, dan tidak boleh ikut campur kecuali terjadi hal-hal yang sangat salah. Jangan menjadi majelis / pendeta / pemimpin gereja yang bersifat diktator dan yang terus melakukan intervensi / veto dsb!

c) Memberikan istri kepada Yusuf, sehingga Yusuf mendapatkan dua anak yang dinamakan Manasye dan Efraim.

2) Saat itu Yusuf berusia 30 tahun (Kejadian 41: 46).

Kejadian 41: 46: “Yusuf berumur tiga puluh tahun ketika ia menghadap Firaun, raja Mesir itu. Maka pergilah Yusuf dari depan Firaun, lalu dikelilinginya seluruh tanah Mesir.”.

Dari sini ada 2 hal yang bisa kita dapatkan:

a) Yusuf menderita selama 13 tahun (bdk. Kejadian 37:2).

b) Setelah ini Yusuf berbahagia / hidup enak selama 80 tahun (bdk. Kejadian 50:22).

Ini menunjukkan:

1. Jalan hidup orang kristen selalu melalui salib (dan ini bisa sangat lama!), baru ada kebangkitan dan pemuliaan.

2. Kebenaran dari Roma 8:28.

Pada saat mengalami penderitaan, kita sering tidak mengerti, mengapa harus mengalami semua itu. Mungkin sekali Yusuf juga tidak mengerti mengapa ia harus menderita selama 13 tahun dan menyia-nyiakan masa remajanya dalam perbudakan dan penjara, tetapi akhirnya ia mengerti dan berbahagia. Karena itu, sekalipun saat ini kita tidak mengerti, kita harus tetap beriman pada janji Tuhan dalam Roma 8:28.


3. Kebahagiaan yang Tuhan berikan mengatasi penderitaan yang dialami oleh Yusuf. Ini mirip dengan cerita tentang Ayub (bdk. Ayub 42:10-17). Memang kedua cerita ini hanya bersifat descriptive, dan tidak boleh dijadikan rumus / norma. Karenanya bisa saja seseorang dalam sepanjang hidupnya terus menderita dan baru berbahagia di surga. Contoh: Lazarus (Lukas 16:19-31). Tetapi sebetulnya untuk Lazarus sekalipun berlaku bahwa kebahagiaan yang Tuhan berikan mengatasi semua penderitaan yang telah dialami, hanya saja kebahagiaan itu baru diberikan di surga (bdk. Roma 8:18 2Korintus 4:17).

Roma 8:18 - “Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita.”.

2Korintus 4:17 - “Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.”.

Dan ingat, dua ayat ini bukan bersifat descriptive, tetapi didactic!

Karena itu, kalau saat ini saudara menderita, tetaplah setia dalam mengikut Tuhan. Maka kebahagiaan yang jauh melebihi penderitaan saudara akan saudara alami, atau di dunia ini, atau di surga.

KEJADIAN 41:1-57 (PENDERITAAN YANG MEMBAWA KEBAIKAN).
-AMIN-
Next Post Previous Post