MATIUS 26:1-16 (KRISTUS ANAK DOMBA PASKAH)

Pdt.Budi Asali, M.Div.
MATIUS 26:1-16 (KRISTUS ANAK DOMBA PASKAH).
MATIUS 26:1-16 (KRISTUS ANAK DOMBA PASKAH)
gadget, otomotif, bisnis
I) Rencana pembunuhan menjelang Paskah (Matius 26: 1-5).

1) ‘Paskah’ (Matius 26: 2).

a) Yang dimaksud dengan ‘Paskah’ di sini bukanlah Paskah Perjanjian Baru / Easter (Hari Kebangkitan Yesus), tetapi Paskah Perjanjian Lama / Passover (Hari keluarnya Israel dari Mesir).

Catatan: sebetulnya dalam Kitab Suci tidak pernah ada Paskah Perjanjian Baru, sehingga semua kata ‘Paskah’ menunjuk pada Paskah Perjanjian Lama.

Sebetulnya ‘Paskah’ ini hanya berlangsung 1 hari saja, tetapi lalu diikuti oleh Hari Raya Roti Tak Beragi yang berlangsung selama 7 hari (bdk. Kel 12:3-dst Im 23:4-dst Bil 28:16-dst).

Dua hari raya yang berdekatan itu sering diidentikkan (Mark 14:1 Lukas 22:1).

b) Pada waktu bangsa Israel mau keluar dari Mesir, Tuhan menyuruh mereka menyembelih domba dan menyapukan darahnya pada ambang pintu. Malamnya malaikat Tuhan berkeliling untuk memberikan hukuman Tuhan dengan cara membunuh setiap anak sulung. Kalau malaikat itu meli­hat rumah yang ada darah pada ambang pintu, maka ia lewat (pass over) begitu saja dan tidak menimpakan hukuman. Tetapi kalau ia melihat rumah yang tidak mempunyai tanda darah itu, ia masuk untuk membunuh anak sulung di rumah itu (Kel 12:3-7,21-23,29-30).

Karena itu tepatlah kalau anak domba Paskah itu merupakan TYPE [= bayangan] dari Kristus (1Kor 5:7), karena darah Kristus juga merupakan satu-satunya jalan melalui mana kita bisa bebas dari hukuman Tuhan!

Bdk. 1Korintus 5:7 - “Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu memang tidak beragi. Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus.”.

Karena Kristus merupakan Anti-Type [= penggenapan bayangan] dari anak domba Paskah itu, maka kematian Kristus harus terjadi pada Paskah / Passover.

2) Pemberitaan tentang kematian Kristus.

Matius 26: 2: “‘Kamu tahu, bahwa dua hari lagi akan dirayakan Paskah, maka Anak Manusia akan diserahkan untuk disalibkan.’”.

a) Saat itu kematianNya tinggal 2 hari lagi (ay 2), tetapi Kristus tidak lari meninggalkan Yerusalem (tempat dimana Ia harus mati - bdk. Mat 16:21). Ini menunjukkan bahwa Ia memang sengaja / rela mati untuk menebus dosa kita, karena itulah tujuan utama kedatanganNya di dunia ini!

b) Ini merupakan pemberitaan yang ke 4 tentang kematian Kristus.

Pemberitaan ke 3 terjadi dalam Mat 20:18-19. Dan setelah pemberi­taan ke 3 itu, lalu terjadi peristiwa-peristiwa yang menunjukkan kehebatan / kebesaran Kristus:

1. Mat 21:1-11 - Yesus masuk ke Yerusalem dengan menunggang keledai, dan dielu-elukan oleh banyak orang. Ini menunjukkan Dia sebagai Mesias!

2. Matius 21:12-17 - Yesus menyucikan Bait Allah. Ini menunjukkan otoritasNya!

3. Matius 21:18-22 - Yesus mengutuk pohon ara sehingga pohon itu kering. Ini menunjukkan kemahakuasaanNya!

4. Matius 21:23-27 - Yesus mengalahkan tokoh-tokoh Yahudi yang menyerangNya dengan pertanyaan.

5. Mat 21:28-43 dan Mat 22:1-14 - Yesus menyerang tokoh-tokoh Yahudi dengan perumpamaan-perumpamaan.

6. Matius 22:15-46 - Yesus mengalahkan tokoh-tokoh Yahudi yang mau menjeratNya dengan pertanyaan-pertanyaan.

7. Mat 23:1-39 - Yesus mengecam tokoh-tokoh Yahudi dalam pengajaran­Nya.

8. Mat 24-25 - Yesus mengajarkan / menubuatkan tentang akhir jaman dimana Ia akan datang untuk kedua-kalinya sebagai Raja dengan penuh kemuliaan dan diiringi para malaikat.

Supaya hal-hal yang hebat ini tidak menyebabkan murid-murid lupa bahwa Kristus yang hebat itu harus mati, maka di sini Yesus memberitakan kematianNya untuk keempat-kalinya!

Penerapan: dari sini kita bisa belajar bahwa kalau kita mengalami sukses / kemenangan / mendapat berkat, baik dalam hal jasmani (sukses dalam pekerjaan / study, punya anak dsb) maupun dalam hal rohani (berhasil dalam pelayanan, berhasil mempertobatkan orang, menang melawan pencobaan setan dsb), baik secara pribadi, maupun secara kolektif (gereja), kita tetap tidak boleh lupa bahwa jalan kristen adalah jalan salib!

3) Rencana untuk membunuh Yesus (Matius 26: 3-4).

Ay 3-4: “(3) Pada waktu itu berkumpullah imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi di istana Imam Besar yang bernama Kayafas, (4) dan mereka merundingkan suatu rencana untuk menangkap Yesus dengan tipu muslihat dan untuk membunuh Dia.”.

Orang-orang yang berkumpul itu adalah: imam-imam kepala, tua-tua, dan Imam Besar! (bdk. Yoh 11:47 - ‘mahkamah agama’). Mereka adalah tokoh-tokoh tertinggi dalam agama Yahudi, tetapi mereka berkumpul untuk merencanakan pembunuhan terhadap Yesus!

Pulpit Commentary: “Sacredness of office is no security against rascality.” [= Kudusnya suatu jabatan bukan jaminan / pelindung terhadap tindakan yang rendah / jahat.] - hal 561.

Penerapan: karena itu, kita tidak boleh sembarangan percaya kepada seseorang hanya karena orang itu mempunyai kedudukan tinggi dalam gereja!

4) Ada rasa takut untuk membunuh Yesus.

Matius 26: 5: “Tetapi mereka berkata: ‘Jangan pada waktu perayaan, supaya jangan timbul keributan di antara rakyat.’”.

a) ‘Supaya jangan timbul keributan di antara rakyat’ (ay 5).

Ini menunjukkan bahwa mereka takut kepada manusia [mungkin kepada orang banyak (bdk. Lukas 22:2), dan / atau kepada Roma yang benci pada keributan / huru hara (Kis 19:40)], tetapi mereka tidak takut kepada Allah. Buktinya: mereka merencanakan pembunuhan, sekalipun mereka pasti tahu firman Allah yang berbunyi ‘jangan membunuh’!

Bandingkan sikap mereka ini dengan ajaran Yesus dalam Matius 10:28 - “Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka.”.

Penerapan: yang mana yang lebih saudara takuti / taati: Allah atau boss saudara? Allah atau rekan bisnis / langganan saudara? Allah atau suami / istri saudara? Allah atau orang tua saudara? Allah atau pemerintah? Allah atau maje­lis / hamba Tuhan? Allah atau guru / dosen saudara?

b) ‘Jangan pada waktu perayaan’ (ay 5).

Ada 2 kemungkinan arti:

1. Tidak pada waktu pesta.

Alasan: secara hurufiah terjemahannya adalah: ‘not in the feast’ [= tidak / jangan di dalam pesta]. Jadi, mereka merencanakan untuk membunuh Yesus pada masa Paskah, tetapi tidak pada saat pesta sedang berlangsung.

2. Setelah masa hari raya (Paskah dan Roti tak beragi) lewat; ini pandangan yang diterima mayoritas penafsir.

Yesus sendiri menubuatkan dalam ay 2 bahwa ia akan ditangkap / disalibkan pada Paskah. Tetapi musuh-musuhNya merencanakan untuk menangkap / membunuh Dia setelah Paskah. Tetapi akhirnya muncul­lah Yudas (ay 14-16), yang memberikan ‘jalan keluar’ bagi para tokoh Yahudi itu sehingga merekapun akhirnya menangkap dan membunuh Yesus pada Paskah!

Knox Chamblin: “Even as they plan his death, his enemies are under his sovereign lordship.” [= Bahkan pada saat mereka merencanakan kematianNya, musuh-musuhNya ada di bawah pemerintahanNya yang berdaulat.] - hal 229.

Penerapan: kalau ada orang-orang yang merencanakan kejahatan terhadap diri saudara / gereja saudara, ingatlah bahwa merekapun tetap ada di bawah kontrol yang berdaulat dari Tuhan! Juga kalau saudara mengalami problem / bencana apapun, percayalah bahwa segala sesuatu ada di bawah kontrol dari Tuhan, yang berjanji mengatur segala sesuatu untuk kebaikan saudara yang adalah anak-anakNya (bdk. Roma 8:28). Karena itu, tetaplah percaya dan bersandar kepada Tuhan dalam segala situasi dan kondisi!

II) Tindakan kasih Maria kepada Yesus (Matius 26: 6-13).

1) Mat 26:6-13 ini paralel dengan Mark 14:3-9 dan Yoh 12:1-8 (tetapi tidak dengan Lukas 7:36-50).

Dengan Mark 14:3-9 jelas memang paralel, tetapi dengan Yoh 12:1-8 ada perbedaan-perbedaan sehingga ada orang-orang yang meragukan keparalelannya.

a) Dalam Yoh 12:1 dikatakan bahwa peristiwa itu terjadi 6 hari sebe­lum Paskah, sedangkan dalam Mat 26:2 dikatakan saat itu sudah 2 hari sebelum Paskah. Demikian juga dengan Markus (bdk. Markus 14:1).

Pengharmonisan:

Yohanes menulis sesuai dengan urut-urutan waktu / chronologis:

1. Yohanes 12:1-8: ia menceritakan tentang pengurapan Yesus.

2. Yoh 12:12-16: ia menceritakan peristiwa dimana Yesus masuk Yerusalem naik keledai.

Tetapi Matius dan Markus tidak menulis sesuai dengan urut-urutan waktu (tidak chronologis). Jadi, Mat 26:6-13 itu sebetulnya tidak terjadi setelah Mat 26:1-5, tetapi sebelum Mat 21:1-11 (Yesus masuk ke Yerusalem naik keledai). Karena itulah ay 6 mengatakan bahwa saat itu Ia masih ada di Betania (belum masuk Yerusalem).

Tetapi mengapa Matius dan Markus menempatkan cerita tentang pengurapan Yesus itu di sini? Ada 2 kemungkinan:

a. Untuk mengkontraskan Maria yang begitu cinta kepada Yesus dan royal bagi Yesus, dengan Yudas yang mengkhianati Yesus hanya dengan 30 keping perak (Matius 26: 14-16).

Penerapan: saudara lebih mirip yang mana?

b. Untuk mendekatkan peristiwa pengurapan, yang merupakan persiapan penguburan Yesus (ay 12), dengan peristiwa kematian dan penguburan Yesus.

b) Dalam Yoh 12:3 dikatakan bahwa pengurapan dilakukan pada kaki Yesus, sedangkan dalam Mat 26:7 dikatakan bahwa pengurapan dilakukan pada kepala Yesus.

Pengharmonisan: pengurapan biasanya memang dilakukan pada kepala, tetapi karena Maria mencurahkan begitu banyak minyak [bdk. Yohanes 12:3 - ‘setengah kati’; NASB: a pound; NIV: a pint; footnote NIV: about 0.5 liter {= sekitar setengah liter}], maka minyak yang dicurahkan ke kepala itu turun ke tubuh (bdk. ay 12: ‘sebab dengan mencurahkan minyak itu ke tubuh­Ku’), dan terus sampai ke kaki Yesus, lalu Maria menyekanya dengan rambutnya.

c) Dalam Matius dan Markus, pemilik rumah disebut sebagai Simon si kusta, tetapi perempuan yang mengurapi Yesus tidak disebutkan namanya. Dalam Yohanes, perempuan yang mengurapi disebut Maria (Yoh 12:3), sedangkan pemilik rumah tidak disebutkan namanya.

Ini bukan kontradiksi tetapi saling melengkapi!

d) Dalam Matius, yang gusar dan menegur perempuan itu adalah ‘murid- murid’ (ay 8). Dalam Markus hanya dikatakan ‘ada orang’ (Mark 14:4) sedangkan dalam Yohanes dikatakan ‘Yudas Iskariot’ (Yoh 12:4).

Pengharmonisan: hampir pasti Yudas yang mulai menegur, karena ia yang paling berkepentingan dengan uang 300 dinar itu. Teguran / kritikannya ‘membakar’ murid-murid lain, sehingga akhirnya semua ikut mengkri­tik.

Penerapan: ini mengajar kita untuk tidak membiarkan diri kita dihasut oleh orang lain. Juga untuk tidak ikut-ikutan mengkritik orang sebelum tahu dengan jelas salah tidaknya orang itu.

3) Pengurapan oleh Maria (ay 7 bdk. Yohanes 12:3).

a) Ia melakukannya dengan sangat royal!

1. Ia menggunakan minyak narwastu murni (Yoh 12:3).

2. Dalam Yoh 12:3 dikatakan bahwa ia menggunakan sejumlah setengah kati [NASB: a pound; NIV: a pint; footnote NIV: about 0.5 liter {= sekitar setengah liter}].

3. Minyak itu mahal harganya (ay 7,9).

Dalam Mark 14:5 dan Yoh 12:5 dikatakan bahwa harganya adalah 300 dinar. Karena saat itu 1 dinar adalah upah buruh kasar dalam sehari (bdk. Mat 20:2), maka harga minyak itu adalah hampir sama dengan upah seorang buruh kasar dalam 1 tahun!

4. ‘dicurahkan’ (Matius 26: 7).

Botol minyak wangi itu mempunyai leher yang menyempit sehingga biasanya digunakan dengan ‘dikencrotkan’. Tetapi Mark 14:3b mengatakan bahwa Maria telah memecahkan leher botol itu, sehingga ia bukan lagi mengencrotkan, tetapi mencurahkan seluruh isi botol itu ke kepala Yesus!

Penerapan: kalau saudara memberikan sesuatu untuk Tuhan, bagaimana saudara memberikannya? Mengencrotkannya, yang menunjukkan saudara kikir dalam memberi untuk Tuhan? Atau mencurahkannya, yang menunjukkan bahwa saudara royal dalam memberi untuk Tuhan?

Seseorang mengatakan: “A gift is never really a gift when we can easily afford it; a gift truly becomes a gift when there is sacri­fice behind it, and when we give far more than we can afford.” [= Suatu pemberian tidak pernah betul-betul merupakan suatu pemberian kalau kita dapat mengusahakannya dengan mudah; suatu pemberian betul-betul adalah suatu pemberian kalau ada pengorbanan dibalik pemberian itu, dan kalau kita memberikan jauh lebih banyak dari kemampuan kita.].

Bandingkan dengan:

a. Luk 21:1-4 - persembahan 2 peser dari janda miskin.

b. 2Kor 8:1-5 - “(1) Saudara-saudara, kami hendak memberitahukan kepada kamu tentang kasih karunia yang dianugerahkan kepada jemaat-jemaat di Makedonia. (2) Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan. (3) Aku bersaksi, bahwa mereka telah memberikan menurut kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan mereka. (4) Dengan kerelaan sendiri mereka meminta dan mendesak kepada kami, supaya mereka juga beroleh kasih karunia untuk mengambil bagian dalam pelayanan kepada orang-orang kudus. (5) Mereka memberikan lebih banyak dari pada yang kami harapkan. Mereka memberikan diri mereka, pertama-tama kepada Allah, kemudian oleh karena kehendak Allah juga kepada kami.”.

Mengapa Maria memberi dengan begitu royal? Jelas karena di dalam dirinya ada kasih kepada Yesus!

(1) Adanya pemberian yang royal belum tentu menunjukkan adanya kasih (bdk. Kis 5:1-11 1Kor 13:3). Tetapi kalau ada kasih, maka pasti kita akan memberi dengan royal!

(2) Biasanya orang yang tidak / kurang mengasihi Tuhan, berusaha memberi seminim mungkin asal tidak dosa (10 % persis, tidak pernah mau 11 % atau lebih), tetapi orang yang mengasihi Tuhan akan memberi tanpa banyak perhitungan!

(3) Maria adalah orang awam, tetapi ia mengasihi Yesus. Bandingkan dengan Yudas yang adalah rasul, tetapi justru menjual Yesus!

Memang dalam gereja sering ada jemaat yang lebih bagus dari pendeta / majelisnya dalam hal mengasihi Tuhan.

Memang pendeta seharusnya menjadi teladan bagi jemaat dalam persoalan memberi, tetapi kalau pendetanya malah mengambil uang yang bukan haknya, jangan teladani pendeta seperti itu, tetapi bahkan tinggalkan dia (dalam Youtube unsubscribe dia)!

b) Ia melakukannya dengan rendah hati (bdk. Yoh 12:3 dimana ia menyeka kaki Yesus dengan rambutnya!).

Maria memberi banyak tetapi ia tetap memberi dengan rendah hati. Ada banyak orang kristen, karena memberi banyak, lalu memberi dengan sombong / bangga, dan mereka berpikir bahwa tanpa mereka gereja / Tuhan pasti bangkrut! Apakah saudara memberi dengan sikap seperti itu, atau dengan sikap seperti sikap Maria?

4) Kritikan / serangan terhadap Maria (Matius 26: 8-9).

a) Yang mengkritik adalah:

1. Ay 8: ‘murid-murid’ [= rasul-rasul!].

2. Yoh 12:4-6: ‘Yudas Iskariot’.

3. Markus 14:4-5: ‘Ada orang yang menjadi gusar dan berkata seorang kepada yang lain ... Lalu mereka memarahi perempuan itu’.

Semua ini menunjukkan bahwa yang mengkritik ada banyak, dan mereka adalah orang-orang yang mempunyai jabatan yang tinggi (rasul).

Penerapan:

a. Kalau saudara berbuat baik / melakukan sesuatu yang benar karena kasih saudara kepada Tuhan, jangan heran kalau saudara bukannya dipuji, tetapi bahkan diserang / dikritik.

b. Kalau saudara memang melakukan sesuatu yang benar, saudara tidak perlu takut / mundur sekalipun saudara dikritik oleh banyak orang, bahkan oleh orang-orang yang mempunyai kedudukan tinggi dalam gereja (seperti pendeta, majelis dsb). Belajarlah untuk taat kepada Allah lebih dari pada kepada manusia (bdk. Kis 5:29).

b) Mengapa mereka mengkritik Maria?

1. Karena mereka menggunakan common sense [= akal sehat], dan karena itu mereka menganggap bahwa tindakan Maria itu adalah suatu pemborosan (ay 8b).

Ada 2 hal yang bisa kita dapatkan:

a. Orang yang memberikan uang / sesuatu kepada Tuhan, memang sering dianggap sebagai melakukan pemborosan. Tetapi sebetulnya memberi kepada Tuhan merupakan ‘investasi’ yang terbaik, karena dengan demikian kita mengumpulkan harta di surga (Mat 6:19-20).

b. Harus diakui bahwa pada umumnya kita memang harus menggunakan common sense, tetapi bagaimanapun juga, common sense tidak selalu benar! Ingat bahwa pikiran Tuhan dan pikiran kita berbe­da seperti langit dengan bumi (Yes 55:8-9)!

2. Yudas mengkritik Maria yang melakukan tindakan kasih, padahal dia sendiri tidak melakukan tindakan kasih.

William Hendriksen (tentang Yoh 12:4-5): “The selfish person cannot understand the unselfish individual.” [= Orang yang egois tidak bisa mengerti orang yang tidak egois.].

3. Yudas mengkritik Maria, bukan karena ia memperhatikan orang miskin, tetapi karena ia ingin mengkorupsi uang itu (Yoh 12:6).

Yohanes 12:6 - “Hal itu dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya.”.

Jadi, ia menggunakan ‘amal’ sebagai topeng untuk ketamakan / pencuriannya!

Pulpit Commentary (tentang Yoh 12:5-6): “Sinful motives often hides itself under the mask of reverence for another virtue.” [= Motivasi yang berdosa sering menyembunyikan dirinya sendiri di bawah topeng hormat pada kebaikan yang lain.].

Ini merupakan sesuatu yang sering terjadi! Misalnya dompet bencana alam yang dikorupsi sehingga tidak mencapai orang-orang yang membutuhkan bantuan. Karena itu, kalau saudara ingin menyumbang, aturlah sedemikian rupa sehingga betul-betul bisa mencapai orang-orang yang membutuhkan bantuan itu!

Dan jangan heran kalau pencurian / korupsi seperti itu juga terjadi di dalam gereja! Karena itu organisasi dalam gereja harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak memungkinkan pencurian / korupsi.

5) Sikap / jawaban Yesus.

Matius 26: 10-13: “(10) Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka lalu berkata: ‘Mengapa kamu menyusahkan perempuan ini? Sebab ia telah melakukan suatu perbuatan yang baik padaKu. (11) Karena orang-orang miskin selalu ada padamu, tetapi Aku tidak akan selalu bersama-sama kamu. (12) Sebab dengan mencurahkan minyak itu ke tubuhKu, ia membuat suatu persiapan untuk penguburanKu. (13) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di mana saja Injil ini diberitakan di seluruh dunia, apa yang dilakukannya ini akan disebut juga untuk mengingat dia.’”.

a) Matius 26: 10: ‘Yesus mengetahui pikiran mereka’. Ini salah terjemahan!

Lit: ‘And knowing, Jesus said to them’ [= dan mengetahui (hal itu) Yesus berkata kepada mereka].

NIV: ‘Aware of this, Jesus said to them’ [= menyadari hal ini, Yesus berkata kepada mereka].

Ingat bahwa para pengkritik itu bukan hanya berbicara dalam pikiran mereka atau berbisik satu dengan yang lain! Mereka betul-betul mengucapkan kata-kata untuk menegur perempuan itu. Jadi, Yesus tahu bukan karena Ia ‘membaca’ pikiran mereka, tetapi karena Ia mendengar kata-kata mereka.

b) Dari kata-kata Yesus ini (ay 10b-13), terlihat dengan jelas bahwa Ia menyalah­kan para pengkritik dan membenarkan / memuji Maria.

Ada beberapa hal yang bisa kita dapatkan dari sini:

1. Tidak jadi soal berapa banyak orang menyalahkan kita, yang penting Tuhan membenarkan / memuji kita. Rasul Paulus juga tidak mempedulikan penghakiman manusia, dan hanya mempedulikan penghakiman Tuhan saja.

1Kor 4:3-4 - “(3) Bagiku sedikit sekali artinya entahkah aku dihakimi oleh kamu atau oleh suatu pengadilan manusia. Malahan diriku sendiripun tidak kuhakimi. (4) Sebab memang aku tidak sadar akan sesuatu, tetapi bukan karena itulah aku dibenarkan. Dia, yang menghakimi aku, ialah Tuhan.”.

Bisakah / maukah saudara mempunyai sikap seperti ini?

2. Kalau ada orang mempersembahkan sesuatu / uang untuk Tuhan, maka kita tidak boleh sembarangan mengalihkan hal itu untuk orang miskin!

Penerapan:

a. Jangan menggunakan kas gereja untuk menyumbang orang miskin (kecuali kalau gereja punya kas khusus untuk diakonia)! Jemaat memberikan uang itu untuk Tuhan, bukan untuk orang miskin! Jadi, kalau mau menyumbang orang miskin, sebaiknya diedarkan kantong persembahan khusus untuk hal itu.

b. Ini berlaku juga untuk persembahan persepuluhan. Itu adalah milik Tuhan (Im 27:30) dan harus dipersembahkan kepada Tuhan / gereja (Ul 12:5-6 Neh 10:37-38 13:10-12), dan tidak boleh saudara alihkan kepada orang miskin, dsb!

3. Sekalipun saat itu Yesus membenarkan tindakan Maria, tentu saja itu tidak berarti bahwa Ia menghendaki supaya pengurapan dengan minyak wangi itu dilakukan setiap hari!

c) Yesus berkata bahwa apa yang Maria lakukan itu adalah suatu persiapan untuk penguburanNya (ay 12). Tidak jelas apakah Maria sendiri memang melakukan pengurapan itu dengan tujuan seperti itu.

d) Yang dimaksud dengan ‘Injil’ dalam ay 13 adalah seluruh cerita tentang Yesus dalam Kitab Suci. Penggenapan kata-kata Yesus ini adalah bahwa cerita tentang pengurapan yang dilakukan oleh Maria ini tercatat dalam Kitab Suci.

III) Pengkhianatan Yudas Iskariot.

Matius 26: 14-16 - “(14) Kemudian pergilah seorang dari kedua belas murid itu, yang bernama Yudas Iskariot, kepada imam-imam kepala. (15) Ia berkata: ‘Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?’ Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya. (16) Dan mulai saat itu ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus.”.

1) Dalam Lukas 22:3-4 dikatakan bahwa Iblis masuk ke dalam Yudas sehingga Yudas melakukan semua ini.

Luk 22:3-4 - “(3) Maka masuklah Iblis ke dalam Yudas, yang bernama Iskariot, seorang dari kedua belas murid itu. (4) Lalu pergilah Yudas kepada imam-imam kepala dan kepala-kepala pengawal Bait Allah dan berunding dengan mereka, bagaimana ia dapat menyerahkan Yesus kepada mereka.”.

a) Ada orang yang menganggap bahwa tadinya Yudas adalah orang kristen yang sejati yang dipimpin oleh Roh Kudus, tetapi sekarang Roh Kudus meninggalkan dia dan Iblis merasuknya. Tetapi ini adalah pandangan yang salah! Mengapa? Karena Yudas tidak pernah menjadi orang kristen yang sejati! Ia memang meninggalkan sesala sesuatu dan mengikut Yesus (bdk. Mat 19:27), tetapi dari ayat-ayat seperti Yoh 6:64,70-71 12:6 13:10-11 17:12b terlihat dengan jelas bahwa ia hanya mengikut Yesus secara lahiriah saja!

Jadi jelaslah bahwa Yudas bukannya kehilangan keselamatannya, tetapi ia memang tidak pernah selamat! Dari dulu ia adalah hamba setan, tetapi sekarang ia diserahkan sepenuhnya kepada setan, sehingga ia tidak lagi takut pada dosa dan hukuman, bahkan tidak takut kepada Tuhan sendiri!

Penerapan: kalau saudara selama ini bermain-main dengan dosa, dan saudara tidak pernah mau datang kepada Yesus dengan sungguh-sungguh, maka nasib Yudas bisa menjadi nasib saudara! Karena itu, cepatlah bertobat dan datang kepada Yesus!

b) Dari masuknya Iblis ke dalam diri Yudas sehingga Yudas akhirnya mengkhianati Yesus, maka terlihat bahwa Tuhan juga menguasai dan memakai setan / Iblis:

1. Untuk melaksanakan rencanaNya.

2. Supaya dosa terjadi.

c) Ini juga menunjukkan bahwa dosa tamak / cinta uang ini menarik Yudas Iskariot makin lama makin dalam sampai membinasakan dia!

2) Apa alasan Yudas sehingga ia menjual Yesus? Kita memang tidak bisa tahu dengan pasti. Ada beberapa kemungkinan:

a) Karena ketamakan Yudas.

Dari Yoh 12:6 dimana dikatakan bahwa ia adalah seorang pencuri yang sering mencuri uang yang dipercayakan kepadanya, jelas­lah bahwa ia adalah orang yang tamak.

Mungkin sekali ketamakannya itulah yang menyebabkan ia lalu menjual Yesus.

Dengan demikian ia mengabaikan kata-kata Yesus dalam Mat 16:26 - “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?”.

Bdk. 1Tim 6:6-10 - “(6) Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar. (7) Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kitapun tidak dapat membawa apa-apa ke luar. (8) Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah. (9) Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan. (10) Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.”.

b) Benci / jengkel kepada Yesus.

Yudas tahu bahwa Yesus mempunyai kemahakuasaan untuk mengalahkan / menghancurkan Romawi dan membebaskan orang Yahudi dari belenggu penjajahan, tetapi Yesus tidak mau melakukannya. Ini menyebabkan Yudas, yang adalah seorang patriot, menjadi jengkel / benci kepada Yesus, sehingga ia menjual Yesus.

c) Jengkel karena peristiwa pengurapan dalam Matius 26: 6-13.

Ia menegur Maria supaya tidak memboroskan minyak wangi itu tetapi memberikannya kepada orang miskin, tetapi Yesus malah membenarkan Maria dan menyalahkan dia. Ini membuat ia menjadi jengkel sehingga menjual Yesus.

Orang bisa keberatan dengan pandangan ini karena peristiwa pengurapan dalam ay 6-13 itu sebetulnya terjadi sebelum Mat 21.

Jawab terhadap keberatan ini:

1. Memang ay 6-13 terjadi sebelum Mat 21, tetapi bagaimanapun itu hanya berbeda 4 hari!

2. Kalau ini memang merupakan alasan Yudas untuk menjual Yesus, maka dapat dimengerti mengapa Matius dan Markus sama-sama memindahkan cerita tentang pengurapan itu persis sebelum pengkhianatan Yudas.

d) Yudas mungkin tidak pernah menginginkan kematian Yesus. Ia melihat bahwa Yesus adalah seorang pemimpin rohani. Tetapi ia mungkin menganggap bahwa Yesus maju terlalu lambat. Karena itu, Yudas menjual Yesus dengan tujuan untuk memaksa Yesus bertindak (mungkin ia berharap bahwa Yesus akan ‘terpaksa’ menggunakan kuasaNya untuk menghancurkan musuh-musuh Yesus, baik tokoh-tokoh Yahudi maupun Romawi).

Alasan ini cocok dengan fakta bahwa Yudas menyesal dan bahkan bunuh diri setelah ia melihat bahwa Yesus diam saja sekalipun dijatuhi hukuman mati (Mat 27:3-5).

William Barclay menganggap bahwa kemungkinan inilah yang paling benar. Dan ia lalu memberikan komentar sebagai berikut:

“... the tragedy of Judas is that he refused to accept Jesus as he was and tried to make him what he wanted him to be ... We can never use him for our purposes; we must submit to be used for his. The tragedy of Judas is that of a man who thought he knew better than God.” [= ... tragedi Yudas adalah bahwa ia menolak untuk menerima Yesus sebagaimana adanya dan mencoba untuk membuat Dia menjadi seperti yang ia inginkan ... Kita tidak pernah bisa menggunakan Dia untuk tujuan-tujuan kita; kita harus tunduk untuk digunakan untuk tujuan-tujuanNya. Tragedi Yudas adalah tentang seseorang yang mengira bahwa ia lebih tahu dari Allah.].

3) Perundingan Yudas dengan imam-imam kepala.

a) Mereka sepakat dengan harga 30 uang perak (ay 15).

1. Ay 15 mengatakan bahwa mereka membayar harga itu. Tetapi Mark 14:11 mengatakan bahwa mereka baru menjanjikan.

Pengharmonisan: mungkin Matius sekedar menyingkat ceritanya.

2. 30 uang perak adalah harga seorang budak (bdk. Kel 21:32).

Hanya untuk uang begitu sedikit, Yudas rela menjual Yesus! Tetapi sebelum saudara memandang rendah / menghakimi Yudas, sebaiknya saudara melihat pada diri saudara sendiri lebih dulu. Apakah saudara tidak pernah berbuat seperti apa yang Yudas lakukan? Kalau dalam bekerja / bisnis, demi keuntungan yang lebih banyak saudara rela berdusta dan melakukan segala sesuatu yang menyakitkan Tuhan, apakah itu tidak berarti bahwa saudara menjual Yesus? Apalagi kalau demi uang, saudara rela bekerja pada hari minggu, sehingga tidak bisa pergi ke gereja! Bertobatlah dari tindakan dan kehidupan yang seperti Yudas itu!

3. Bandingkan dengan Mat 27:3-10 dan Zakh 11:12-13.

Zakh 11:12-13 - “(12) Lalu aku berkata kepada mereka: ‘Jika itu kamu anggap baik, berikanlah upahku, dan jika tidak, biarkanlah!’ Maka mereka membayar upahku dengan menimbang tiga puluh uang perak. (13) Tetapi berfirmanlah TUHAN kepadaku: ‘Serahkanlah itu kepada penuang logam!’ - nilai tinggi yang ditaksir mereka bagiku. Lalu aku mengambil ketiga puluh uang perak itu dan menyerahkannya kepada penuang logam di rumah TUHAN.”.

Terlihat dengan jelas bahwa jumlah 30 uang perak itu sudah ditentukan oleh Tuhan dalam RencanaNya, dan ini terjadi dengan tepat!

Dari sini lagi-lagi kita bisa melihat bahwa dalam perencanaan dan usaha mereka untuk membunuh Yesus, para musuh Yesus itu tetap dikuasai / dikontrol oleh Allah!

b) Kesepakatan ini menyebabkan Yudas lalu berusaha membantu imam-imam kepala itu di dalam usaha mereka untuk menangkap Yesus tanpa setahu orang banyak (Luk 22:6).

Tadinya mereka merencanakan untuk menangkap Yesus setelah masa hari raya selesai, supaya tidak menyebabkan keributan di antara orang banyak (ay 5). Tetapi pertolongan Yudas ini memungkinkan mereka untuk menangkap Yesus pada Paskah / Passover, tanpa setahu orang banyak. Karena itu akhirnya para musuh Yesus itu mengubah rencana mereka semula dan mereka menangkap Yesus pada Paskah / Passover, sesuai dengan nubuat Yesus (ay 2).

Dari sini lagi-lagi terlihat bahwa dalam perencanaan / usaha mereka membunuh Yesus, mereka tetap dikuasai / dikontrol oleh Tuhan!

c) Dalam bagian paralelnya dikatakan bahwa bantuan Yudas ini menyebabkan imam-imam gembira.

Mark 14:11 - “Mereka sangat gembira waktu mendengarnya dan mereka berjanji akan memberikan uang kepadanya. Kemudian ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus.”.

Luk 22:5 - “Mereka sangat gembira dan bermupakat untuk memberikan sejumlah uang kepadanya.”.

Memang seringkali ada kesenangan tertentu dalam berbuat dosa!

Misalnya:

1. Kalau kita membolos dari kebaktian untuk pergi piknik dsb, kita tetap bisa merasa senang.

2. Kalau berhasil korupsi lalu menggunakan uangnya untuk foya-foya / syukuran, makan-makan, dan sebagainya.

Kalau kesenangan yang disebabkan karena dosa seperti ini sering saudara alami, maka bacalah Amsal 10:23!

Tetapi Amsal 10:23 ini dalam Kitab Suci Indonesia agak kurang tepat terjemahannya. Karena itu, saya memberikan terjemahan NIV/NASB di bawah ini:

NASB: ‘doing wickedness is like sport to a fool’ [= melakukan kejahatan adalah seperti olah raga / hiburan bagi orang bebal].

Baca Juga: 7 Arti Paskah Yang Benar

NIV: ‘a fool finds pleasure in evil conduct’ [= seorang bebal mendapatkan kesenangan dalam tingkah laku yang jahat].

Ada 2 hal yang bisa kita dapatkan:

a. Kalau saudara bisa merasa senang setelah berbuat dosa, saudara adalah orang bebal / tolol!

b. Perasaan tidak bisa kita jadikan ukuran benar atau tidaknya tindakan kita! Ingat bahwa kalau saudara berbuat dosa, setan bisa memberikan damai / sukacita / kesenangan yang palsu yang menyebabkan saudara terus hidup dalam dosa! Karena itu, jangan gunakan perasaan saudara sebagai ukuran benar tidaknya kehidupan saudara. Gunakanlah firman Tuhan sebagai ukuran!

Kita sudah dekat dengan hari Jum’at Agung, hari dimana Kristus menyerahkan nyawaNya untuk menebus dosa-dosa kita. Bagaimana kita akan membalas tindakan kasih Tuhan kita itu? Dengan cara seperti yang Maria lakukan, atau seperti yang Yudas Iskariot lakukan?

Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div:  meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
-AMIN-
Next Post Previous Post