MATIUS 7:7-14 (PERINTAH UNTUK BERDOA)

Pdt.Budi Asali, M.Div.
BACAAN: MATIUS 7:7-14.
Matius 7:7-11.

1) Ini adalah suatu perintah untuk berdoa. Doa bukan sekedar sesuatu yang diijinkan tetapi merupakan sesuatu yang diperintahkan. Karena itu, ‘tidak berdoa’ merupakan suatu dosa (bdk. 1Samuel 12:23).
MATIUS 7:7-14 (PERINTAH UNTUK BERDOA)
gadget, otomotif, bisnis
Ada orang-orang yang menganggap doa itu tak ada gunanya karena berdoa atau tidak berdoa toh tidak ada bedanya. Orang yang tidak berdoa juga diberi makan, lulus ujian dan sebagainya.

Tentang hal ini ada dua hal yang perlu kita perhatikan:

a) Dalam hal jasmani, memang ada kemungkinan orang yang tak berdoapun akan menerima sesuatu dari Tuhan. Tetapi kita tetap harus membedakan antara pemberian Tuhan sebagai Pencipta kepada manusia ciptaanNya dan pemberian Tuhan sebagai Bapa kepada anakNya.

b) Dalam hal rohani, orang yang tidak minta tidak akan menerima. Misalnya: pengampunan dosa hanya diberikan oleh Allah kepada mereka yang memintanya.

Jadi, berdoa ada gunanya dan kita diperintahkan untuk berdoa. Seberapa banyak saudara berdoa?

2) Kata-kata ‘mintalah’, ‘carilah’, dan ‘ketoklah’ dalam Matius 7: 7 ada dalam bentuk present imperative. Dalam bahasa Yunani ada dua bentuk perintah yaitu:

· aorist imperative: ini adalah perintah yang hanya perlu dilakukan 1 x. Contoh: Yohanes 2:7.

· present imperative: ini adalah perintah yang harus dilakukan terus-menerus. Contoh: Efesus 5:18.

Kata-kata dalam Matius 7:7 itu ada dalam bentuk present imperative dan karena itu berarti bahwa kita harus terus menerus berdoa. Adakah saudara sudah berdoa dengan tekun?

3) Tuhan hanya memberi yang baik kepada kita (Matius 7: 11).

a) Ayat yang pararel dengan Matius 7:11 adalah Lukas 11:13 - “Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepadaNya.’”.

Tetapi di situ disebutkan ‘Roh Kudus’ (dalam bahasa Yunani tanpa definite article ‘the’). Apa artinya? Ada beberapa penafsiran:

1. Ada yang mengatakan bahwa yang dimaksud betul-betul Roh Kudus (pribadi ke-3 dari Allah Tritunggal), tetapi ini hanya berlaku untuk jaman itu. Mereka disuruh minta Roh Kudus karena pada saat itu Roh Kudus belum turun (peristiwa itu terjadi sebelum hari Pentakosta). Pada jaman ini setiap orang yang percaya kepada Kristus, pasti sudah menerima Roh Kudus sehingga tak perlu minta lagi. (Efesus 1:13 Roma 8:9-11).

2. Itu berarti ‘kehadiran dan pekerjaan Roh Kudus dalam diri kita’.

Pulpit Commentary: “Here the Lord, ... pictures the case of one who deserves a special deepening of the spiritual life, and prays some prayer for the presence of the Holy Spirit. Such a prayer, says Christ, must be granted” (= Di sini Tuhan, ... menggambarkan kasus dari seseorang yang layak mendapatkan pendalaman kehidupan rohani yang khusus, dan mendoakan suatu doa untuk kehadiran dari Roh Kudus. Doa seperti itu, kata Kristus, pasti dikabulkan) - hal 302.

3. Itu berarti hal-hal yang bersifat rohani.

Calvin (hal 354) termasuk dalam golongan ini.

4. Ada yang berkata bahwa istilah ‘Roh Kudus’ mencakup ‘semua hal yang baik’.

William Hendriksen: “Here Matthew’s version has ‘good gifts,’ while Luke’s has ‘the Holy Spirit.’ These two are in perfect accord, for is not the Holy Spirit the very Source of all that is good?” (= Di sini versi Matius mengatakan ‘’pemberian yang baik’ sementara versi Lukas mengatakan ‘Roh Kudus’. Kedua hal ini sesuai secara sempurna, karena bukankah Roh Kudus adalah Sumber dari semua yang baik?) - hal 613-614.

Bandingkan Lukas 11:13 ini dengan Yes 44:3b - “Aku akan mencurahkan RohKu ke atas keturunanmu, dan berkatKu ke atas anak cucumu”. Ini bisa dianggap sebagai ‘synonymous parallelism’ (2 kalimat paralel yang sinonim / berarti sama), sehingga ‘RohKu’ = ‘berkatKu’.

Saya condong pada penafsiran yang terakhir ini.

b) Waktu kita menafsirkan Matius 7: 7-8, kita harus memperhatikan Matius 7: 9-11.

Ada banyak orang yang menafsirkan Matius 7: 7-8 terlepas dari Matius 7: 9-11 sehingga mereka menyimpulkan bahwa Allah akan memberikan segala sesuatu yang kita minta. Ini salah! Karena jelas sekali ay 11 mengatakan bahwa Allah hanya memberi yang baik kepada kita. Yang dimaksud dengan ‘yang baik’ itu jelas adalah yang baik dari sudut pandang Allah, bukan sudut pandangan kita.

c) Kadang-kadang ada orang yang berdoa untuk meminta sesuatu yang jelas-jelas adalah dosa tetapi dikabulkan. Bagaimana hal itu terjadi? Penjelasan:

· pengabulan itu mungkin datang dari setan.

· pengabulan itu bisa datang dari Tuhan karena Tuhan hendak menghajar orang itu (1Samuel 8:6-9).

d) Supaya doa kita tak sia-sia, maka kita harus meminta apa yang baik. Supaya kita tahu apa yang baik, kita harus belajar Firman Tuhan! Jadi, doa tidak bisa dipisahkan dari Firman Tuhan. Orang yang tidak mengerti Firman Tuhan tidak akan bisa berdoa dengan baik / benar.

e) Kalau Allah mmberikan semua yang kita, itu sebetulnya adalah malapetaka bagi kita karena kita akan menerima segala sesuatu menurut kebijaksanaan kita. Kalau Allah menyensor permintaan kita, maka kita akan menerima segala sesuatu sesuai kebijaksanaan Allah.

Illustrasi: kalau orang tua menuruti segala permintaan anak, itu mencelakakan / membunuh anak itu!

Seseorang mengatakan:

“The Lord’s answers to prayers are infinitely perfect, and they will show that often when we were asking for a stone that looked like bread, He was giving us bread that to our shortsightedness looked like stone” (= Jawaban-jawaban Tuhan terhadap doa-doa adalah sempurna secara tak terbatas, dan mereka menunjukkan bahwa seringkali pada saat kita meminta untuk suatu batu yang kelihatannya seperti roti, Ia memberikan kepada kita roti yang bagi penglihatan kita yang cupet terlihat seperti batu) - ‘Streams in the Desert’, vol 2, January 7.
Mat 7:12

Confucius mengatakan kalimat ini secara negatif: ‘Jangan lakukan kepada orang lain sesuatu yang engkau tak ingin dilakukan terhadap dirimu sendiri’.

Tuhan Yesus mengajarkan sesuatu yang positif dalam Matius 7: 12 ini. Yang positif lebih luas dari yang negatif. Contoh: ‘Kasihilah sesamamu’ (positif) lebih luas dari ‘Jangan membunuh’(negatif).

Untuk mentaati ajaran Confucius kita hanya perlu berpikir: ‘Apakah aku senang orang lain melakukan hal ini terhadap aku?’. Tetapi untuk melakukan ajaran Yesus dalam ay 12 ini membutuhkan imaginasi: ‘Apa yang aku ingin orang lakukan terhadap aku dalam situasi ini?’.

Matius 7: 12b mirip dengan Matius 22:40. Tetapi ay 12b salah terjemahan. NASB menterjemahkan ‘for this is the Law and the Prophets’ (= karena inilah hukum Taurat dan kitab para nabi).

Jadi, sebetulnya tak ada kata ‘seluruh’ dalam Matius 7: 12b. Dalam Matius 22:40 ada kata ‘seluruh’. Mengapa berbeda? Matius 22:37-39 membicarakan kasih pada Allah dan kasih kepada manusia yang memang merupakan inti dari seluruh Perjanjian Lama. Sedangkan Matius 7:12a hanya membahas tentang kasih kepada manusia saja. Karena itu tak digunakan kata ‘seluruh’ dalam Matius 7:12b.
Matius 7:13-14

1) 2 pintu dan 2 jalan.

a) Ada yang menganggap bahwa pintu = jalan. Tetapi ada 2 alasan yang tidak memungkinkan penafsiran seperti itu:

· Matius 7: 13 dan 14 mengatakan ‘pintu dan jalan’ bukan ‘pintu atau jalan’.

· ‘pintu’ hanya dilewati sesaat saja; ‘jalan’ dilewati untuk jangka waktu yang cukup lama.

Ada yang menganggap ‘jalan’ mendahului ‘pintu’. Jadi, ‘pintu’ diartikan sebagai kematian (akhir dari ‘jalan’). Tetapi Matius 7: 13 dan Matius 7: 14 kedua-duanya mendahulukan ‘pintu’dari pada ‘jalan’!

Jadi, ‘pintu’ bisa diartikan sikap terhadap Kristus (tindakan sesaat saja). Sedangkan ‘jalan’ diartikan seluruh hidup kita / sikap kita terhadap Firman Tuhan.

b) Pintu / jalan yang sempit menunjukkan ada banyak hal yang harus ditinggalkan yaitu segala dosa. Bahkan kadang-kadang keluarga, uang dan sebagainya.

Pintu / jalan yang lebar menunjukkan kita bisa membawa segala sesuatu yang kita senangi (seadanya dosa-dosa kita).

c) Pintu / jalan yang lebar menggambarkan hidup yang gampang dan enak. Bisa nyogok, curi, dusta, kompromi, ngerpek, punya banyak istri, zinah dan sebagainya.

Pintu / jalan sempit menggambarkan kesukaran! Matius 7:13 mengatakan ‘Masuklah ...’. Tetapi ayat pararelnya yaitu Lukas 13:24 mengatakan ‘Berjuanglah ...’ [NIV: ‘Make every effort ...’ (= Lakukan setiap usaha)]. Ini semua jelas menunjukkan bahwa kita tidak mungkin masuk surga tanpa melalui kesukaran (bdk. Kis 14:22 Filipi 1:29 2Timotius 3:12).

d) Yesus hanya memberikan 2 pilihan:

· pintu sempit - jalan sempit - kehidupan (surga).

· pintu lebar - jalan lebar - kebinasaan (neraka).

Ada banyak orang yang menginginkan jalan yang ke 3 yaitu ‘jalan yang cukupan’. Karena itu mereka hidup berkompromi dengan dunia!

Theologia Kemakmuran mengajarkan bahwa pintu dan jalan yang lebar akan menuju pada kehidupan / surga, dan jelas bertentangan dengan kata-kata Yesus di sini.

e) Problem: Imamat 26:1-13 mengatakan kalau ikut Tuhan bakal enak dan sebaliknya Imamat 26:14-39 mengatakan kalau tidak ikut Tuhan bakal menderita. Baca juga Ulangan 30:15-20 dan Yosua 1:1-9. Semua ini rasanya bertentangan dengan Matius 7:13-14.

Penjelasan Calvin:

1. Orang-orang suci Perjanjian Lama juga menderita. Jadi, jelas bahwa ketaatan kepada Tuhan tidak menyebabkan hidup jadi enak tanpa kesukaran.
MATIUS 7:7-14 (PERINTAH UNTUK BERDOA)
gadget, otomotif, bisnis
2, Dalam Perjanjian Lama Allah mendidik bangsa Israel seperti mendidik anak-anak. Allah ingin mereka melihat kasihNya / berkat surgawi melalui berkat-berkat jasmani.

Dalam Perjanjian Baru Allah mendidik orang Kristen seperti mendidik orang dewasa. Allah ingin kita melihat kasihNya / berkat surgawi sekalipun kita tak mengalami berkat jasmani. Mengapa? Karena sudah ada salib Kristus, sehingga tanpa berkat jasmani yang berkelimpahan kita sudah harus bisa melihat kasih Allah. Tetapi orang-orang dalam Perjanjian Lama hidup sebelum salib Kristus, sehingga tanpa adanya berkat jasmani sukar untuk bisa melihat kasih Allah.


3. Berkat / kutuk jasmani dalam Perjanjian Lama merupakan type / bayangan dari berkat / kutuk rohani dalam Perjanjian Baru.

2) 2 grup manusia: banyak dan sedikit.

a) Kecenderungan manusia adalah memilih yang gampang, memilih dosa, mengikuti orang banyak. Karena itulah jalan lebar dipilih oleh banyak orang.

b) ‘sedikit’ maksudnya dalam perbandingan dengan yang ikut jalan lebar, karena Wahyu 7:9 jelas mengatakan ‘tak terhitung banyaknya’ orang yang masuk surga.

c) Orang yang sungguh-sungguh ikut Tuhan / orang Kristen asli selalu merupakan golongan minoritas! Ingat jaman Elia, Sodom dan Gomora, Nuh, Tuhan Yesus. Jadi, kalau mau jadi orang Kristen sungguh-sungguh jangan harapkan akan disenangi / didukung banyak orang!

3) 2 tujuan: kehidupan (surga) dan kebinasaan (neraka).

a) Tidak ada tempat yang ke 3 (tempat penantian, api penyucian dan sebagainya)!

b) Supaya kita mau ikut jalan sempit, Yesus menghubungkan jalan sempit dengan kehidupan (bdk. Roma 8:18 2Korintus 4:17).

Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div:  meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
-AMIN-
Next Post Previous Post