BAPTISAN ROH KUDUS DAN KEPENUHAN ROH KUDUS

Esra Alfred Soru.

Mengapa perlu membahas ini? Karena kondisi ini (Baptisan Roh Kudus dan Kepenuhan Roh Kudus) terjadi dan dicatat secara eksplisit dalam peristiwa Pentakosta yang saat ini sementara kita peringati.
BAPTISAN ROH KUDUS DAN KEPENUHAN ROH KUDUS
gadget, bisnis, otomotif
Kisah Para Rasul 2:4 : Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya”.

Selain itu karena memang di dalam Alkitab ada perintah secara eksplisit supaya orang Kristen penuh dengan Roh Kudus.

Efesus 5:18 : “Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh”.

Pembahasan tentang tema ini juga terasa perlu mengingat tema ini adalah tema yang paling sering memunculkan persoalan dan kekacau-balauan di dalam kekristenan terutama di kalangan-kalangan tertentu baik meliputi pengertian maupun manifestasi-manifestasi dari kepenuhan Roh Kudus. 

Untuk itu maka saya akan membahas beberapa hal :

I. PENUH ROH KUDUS DAN BAPTISAN ROH KUDUS

Istilah “Baptisan Roh Kudus” sama sekali tidak berarti bahwa kita dibaptis oleh Roh Kudus melainkan kita dibaptis dengan Roh Kudus. Dengan demikian Roh Kudus hanyalah media/elemen yang dipakai untuk membaptis kita sama seperti elemen air dalam baptisan air. Kalau begitu siapakah yang membaptis kita? Jelas bukan Roh Kudus melainkan Kristus sendiri. Jadi Kristuslah yang membaptis kita dan elemen yang dipakai dalam pembaptisan itu adalah Roh Kudus. Dasar Kitab Sucinya adalah :

Matius 3:11 : Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasut-Nya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api.

Yohanes 1:33 : Dan aku pun tidak mengenal-Nya, tetapi Dia, yang mengutus aku untuk membaptis dengan air, telah berfirman kepadaku: Jikalau engkau melihat Roh itu turun ke atas seseorang dan tinggal di atas-Nya, Dialah itu yang akan membaptis dengan Roh Kudus.

Kisah Para Rasul 1:5 : Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus."

dan beberapa ayat yang lain. Perhatikan bahwa ayat-ayat di atas tidak mengatakan kita dibaptis oleh Roh Kudus tetapi dengan Roh Kudus.

Hal lain yang perlu dijelaskan adalah apa yang dimaksudkan dengan Baptisan Roh Kudus (dibaptis dengan Roh Kudus) itu? Yang dimaksudkan dengan dibaptis dengan Roh Kudus adalah pengalaman di mana seseorang menerima Roh Kudus atau saat Roh Kudus masuk ke dalam hidupnya. Perhatikan nubuatan dari Yohanes Pembaptis dalam Matius 3:11.

Matius 3:11 : Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasut-Nya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api.

Kapan baptisan ini terjadi? Saat murid-murid menerima Roh Kudus pada hari Pentakosta. Ini dibuktikan lewat konteks Kisah Rasul pasal 2 di mana di dalam Kis 1:5, beberapa saat sebelum Kis 2, Yesus sendiri berkata :

Kisah Para Rasul 1:5 : Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus."

Kata “tidak lama lagi” jelas menunjuk pada kisah Pentakosta di Kis 2 di mana murid-murid menerima Roh Kudus. Jadi menerima Roh Kudus sama dengan dibaptis dengan Roh Kudus. Atau dengan kata lain, saat seseorang menerima Roh Kudus dalam hidupnya, atau saat Roh Kudus masuk ke dalam hidup/hati seseorang, saat itu orang tersebut sudah dibaptis dengan Roh Kudus. Perhatikan ayat berikut secara khusus yang saya tebalkan.

Kisah Para Rasul 11:15-16 : (15) Dan ketika aku mulai berbicara, turunlah Roh Kudus ke atas mereka, sama seperti dahulu ke atas kita. (16) Maka teringatlah aku akan perkataan Tuhan: Yohanes membaptis dengan air, tetapi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus.

Jika pengertian dari baptisan Roh Kudus sudah kita pahami, maka sekarang kita akan melihat perbedaannya dengan kepenuhan Roh Kudus /penuh dengan Roh Kudus karena 2 istilah ini jelas berbeda pengertiannya. Lalu di mana perbedaannya? Pertama. Baptisan Roh Kudus hanya terjadi 1 kali sedangkan kepenuhan Roh Kudus bisa terjadi berulang-ulang. Tadi sudah saya jelaskan bahwa baptisan Roh Kudus = menerima Roh Kudus = Roh Kudus masuk ke dalam hidup seseorang. Jikalau pengertiannya demikian, maka peristiwa ini hanya bisa terjadi 1 kali selamanya dan tak akan bisa diulang lagi. Mengapa? Karena ketika Roh Kudus diberikan/masuk dalam hidup seseorang, maka Roh Kudus akan tinggal selamanya di sana dan tidak pernah keluar lagi.

Yohanes 14:16 : Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya.

Setelah Roh Kudus masuk dalam hidup saudara Ia tidak akan keluar lagi (bagi orang percaya). Bagaimana kalau saudara berdosa? Dosa saudara bisa membuat Roh Kudus berduka dengan sangat hebat (dosa mendukakan Roh Kudus) tetapi Ia tidak pernah keluar dari hidup saudara. Jikalau Roh Kudus bisa keluar/meninggalkan saudara maka janji Yesus dalam Yohanes 14:16 ini jadi salah. Ini memang berbeda dengan karya Roh Kudus dalam zaman Perjanjian Lama di mana Roh Kudus tidak permanen di dalam seseorang sehingga ketidaktaatan seseorang bisa menyebabkan Roh Kudus meninggalkan dia. Misalnya dalam kasus Saul.

1 Samuel 16:14 : “Tetapi Roh TUHAN telah mundur dari pada Saul, dan sekarang ia diganggu oleh roh jahat yang dari pada TUHAN”.

Bandingkan dengan doa dan ketakutan Daud dalam Mazmur 51:13.

Maz 51:13 : Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!

John F. Walvoord : Doa Daud (Maz 51:13) supaya Roh Kudus tidak diambil dari padanya dinaikkan mengingat kemungkinan bahwa hal ini bisa terjadi sebagai hasil / akibat dari dosa, seperti dalam kasus Saul. Doa Daud tidak cocok bagi orang Kristen, kepada siapa setiap jaminan telah diberikan bahwa Roh itu merupakan karunia yang menetap / kekal. (‘The Holy Spirit’, hal. 152).

Kalau Roh Kudus tidak pernah keluar dari hidup saudara maka adalah salah/konyol untuk meminta Roh Kudus masuk lagi dalam hati/hidup setiap kali ada acara KKR. Untuk apa meminta sesuatu yang sebenarnya sudah saudara (orang percaya) miliki? Inilah kekacauan dan kekeliruan banyak orang Kristen termasuk para pendeta terutama di mana mereka secara berulang-ulang melakukan acara baptisan Roh Kudus terutama dalam kebaktian-kebaktian KKR maupun kebaktian Pentakosta. Kasus ini sama dengan menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juru selamat. Ini hanya boleh terjadi 1 kali dan tidak perlu diulang-ulang setiap kali ada “altar call” dalam KKR. Karena itu jangan saudara mau dibodohi oleh orang-orang yang tidak mengerti Kitab Suci yang selalu menawarkan baptisan Roh Kudus kepada saudara. Kalau ditanyakan “mau dibaptis RK?” Jawablah “tidak mau!” Kalau ditanya “mengapa?” Jawablah “Itu sudah saya terima sekian waktu tahun lalu”! (sejak saudara percaya kepada Kristus). Jadi baptisan Roh Kudus terjadi hanya 1 kali. Ini berbeda dengan kepenuhan Roh Kudus yang memang bisa terjadi berulang-ulang. Ini terlihat dari pengalaman rasul-rasul. Dalam Kis 2:4 dikatakan :

"Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya".

Tetapi dalam Kis 4:8 kepenuhan itu dialami lagi :

"Maka jawab Petrus, penuh dengan Roh Kudus: "Hai pemimpin-pemimpin umat dan tua-tua".

Demikian juga dalam Kisah Para rasul 4:31 :

"Dan ketika mereka sedang berdoa, goyanglah tempat mereka berkumpul itu dan mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani”.

Dan karena itu kita harus berusaha untuk selalu dan terus menerus dipenuhi Roh Kudus dan bukan dibaptis dengan Roh Kudus yang memang hanya terjadi 1 kali saja. Orang yang setiap kali merasa diri berdosa atau kalau ada acara KKR tertentu selalu minta dibaptis dengan Roh Kudus sama dengan suami istri yang selalu sehabis bertengkar meminta untuk pemberkatan nikah ulang. Bukankah itu sebuah kekonyolan? Yang perlu mereka lakukan adalah memulihkan hubungan mereka dan bukan meminta upacara pemberkatan nikah.

Kedua. Baptisan Roh Kudus terjadi saat orang percaya kepada Kristus sedangkan kepenuhan Roh Kudus belum tentu terjadi saat percaya. Jikalau saya katakan bahwa baptisan Roh Kudus terjadi saat seseorang percaya kepada Kristus maka saya sementara menekankan aspek pengalamannya dan bukan statusnya. Dua hal ini harus dibedakan. Ada orang yang sudah berstatus suami istri tetapi belum hidup atau mempunyai pengalaman hidup sebagai suami istri. Misalnya dalam salah satu film India yang saya nonton di mana sehabis menikah, Priya dan Ajae Kumar langsung berpisah pada hari itu juga. Secara status, mereka adalah suami istri tetapi secara pengalaman, sama sekali tidak terjadi. Sebaliknya ada banyak orang laki-laki dan perempuan yang hidup bersama sebagai suami istri tanpa hubungan yang salah alias “kumpul kebo”. Mereka jelas mempunyai pengalaman tanpa status. Jadi ada perbedaan antara aspek status dan pengalaman. Misalnya dalam hal penebusan dosa. Secara status, Yesus sudah menebus dosa kita 2000 tahun yang lalu di atas salib. Tapi secara pengalaman, penebusan/pengampunan dosa itu baru terjadi saat saudara percaya kepada Dia. Jadi kalau saya berkata bahwa baptisan Roh Kudus dialami seseorang saat ia percaya, maka saya menekankan aspek pengalamannya. Tetapi kalau bicara statusnya maka itu sudah terjadi saat peristiwa Pentakosta (Kis 2).

Bahwa secara pengalaman baptisan Roh Kudus terjadi saat seseorang percaya, dibuktikan dengan ayat-ayat berikut :

Efesus 1:13b : “…di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu”.

Ayat ini secara jelas menunjukkan bahwa pemeteraian / pemberian Roh Kudus itu terjadi pada saat kita percaya.

Galatia 3:2,5,14 : (2) ”…Adakah kamu telah menerima Roh karena melakukan hukum Taurat atau karena percaya kepada pemberitaan Injil? (5) ….apakah Ia yang menganugerahkan Roh kepada kamu dengan berlimpah-limpah …berbuat demikian karena kamu melakukan hukum Taurat atau karena kamu percaya kepada pemberitaan Injil? (Galatia 3:14) Yesus Kristus telah membuat ini, … sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu.

Note. Bacalah kalimat itu sepenuhnya tetapi perhatikan kata-kata yang saya tebalkan saja).

Jadi kalau saudara sudah percaya pada Kristus tahun 1970, saudara pasti sudah menerima Roh Kudus pada tahun 1970. Kalau saudara sudah percaya pada Kristus tahun 1980, saudara pasti sudah menerima Roh Kudus pada tahun 1980. Kalau saudara sudah percaya pada Kristus tahun 2000, saudara pasti sudah menerima Roh Kudus pada tahun 2000. 

Kalau saudara baru percaya pada Kristus kemarin, saudara pasti sudah menerima Roh Kudus kemarin. Dan karena itu jangan mau lagi disuruh menerima baptisan Roh Kudus oleh orang-orang tertentu yang tidak mengerti Kitab Suci dengan baik. Jadi baptisan Roh Kudus terjadi saat seseorang percaya kepada Kristus. Perbedaannya dengan kepenuhan Roh Kudus adalah bahwa seseorang bisa saja tidak dipenuhi dengan Roh Kudus saat ia menjadi percaya. 

Memang dalam Kisah Para Rasul 2:4 orang-orang yang menerima baptisan Roh Kudus itu langsung dipenuhi dengan Roh Kudus. Tetapi tidak selalu terjadi seperti itu. Zaman sekarang dalam kalangan-kalangan tertentu orang-orang mencari baptisan Roh Kudus. Tetapi Kitab Suci tidak pernah memerintahkan kita untuk mencari baptisan Roh Kudus, atau memerintahkan kita untuk dibaptis Roh Kudus. 

Kitab Suci hanya memerintahkan kita untuk percaya kepada Yesus Kristus. Mengapa? Karena kalau kita percaya kepada Yesus Kristus, maka secara otomatis kita pasti akan dibaptis Roh Kudus / menerima Roh Kudus. Tak perlu dicari lagi! Yang harus kita kejar/cari adalah kepenuhan Roh Kudus.

II. HENDAKLAH KAMU PENUH DENGAN ROH KUDUS

Efesus 5:18 : Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh.

Untuk memahami makna ayat ini, saya akan jelaskan 2 hal berkenaan dengan tata bahasa Yunani yang digunakan di dalam ayat ini.

Pertama, kata perintah dalam ayat ini ditulis dalam bentuk jamak. Itu berarti bahwa perintah ini ditujukan kepada semua orang Kristen, bukan orang Kristen tertentu saja. Itu berarti bahwa kepenuhan Roh Kudus tersedia bagi semua orang Kristen termasuk saudara.

Kedua, kata perintah dalam ayat ini ditulis dalam bentuk present. Dalam bahasa Yunani ada 2 macam kata perintah : 

(1) Aorist Imperative (kata perintah bentuk lampau). Ini digunakan bila orang yang memerintah itu menginginkan perintahnya dilakukan satu kali saja. Contohnya kata ‘percayalah’ dalam Kisah Para Rasul 16:31, kata ‘bertobatlah’ dan ‘hendaklah kamu memberi dirimu dibaptis’ dalam Kisah Para Rasul 2:38. 

(2) Present Imperative (kata perintah bentuk present). Ini digunakan bila orang yang memerintah itu menginginkan perintahnya dilakukan terus menerus. Contohnya kata “mintalah”, “carilah”, ketoklah” dalam Matius 7:7. Nah, Efesus 5:18 ini ditulis dalam bentuk present imperative. Dengan demikian ayat ini boleh diterjemahkan “hendaklah kamu terus menerus penuh dengan Roh”. Jadi di sini kita diperintahkan untuk terus menerus dipenuhi oleh Roh Kudus. 

Dalam kaitan dengan perintah ini, saya akan bahasa 2 hal :

Pertama. Apa tandanya seseorang dipenuhi Roh Kudus? Tadi sudah saya bahas bahwa bahasa roh bukan tanda kepenuhan Roh Kudus. Itu karunia Roh Kudus. Kalau begitu apa tandanya? Ada banyak tanda boleh disebutkan tetapi saya kira tanda yang terutama adalah orang itu akan memunculkan kehidupan yang dipenuhi dengan buah Roh Kudus sebagaimana dicatat dalam Galatia 5:22-23 : (22) Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, (23) kelemah-lembutan, penguasaan diri. …”. Tetapi jika kita melihat Efesus 5:18 yang memerintahkan kita untuk dipenuhi Roh Kudus, maka konteks setelah itu (ayat 19-25) memberikan contoh-contoh kehidupan yang dipenuhi Roh Kudus.

Efesus 5:18-25 : (18) Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh, (19) dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati. (20) Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita (21) dan rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus. (22) Hai istri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan,….(25) Hai suami, kasihilah istrimu …” Maka di sini kita bisa melihat contoh hidup yang dipenuhi Roh Kudus.

Orang yang dipenuhi Roh Kudus akan senang memuji Tuhan dan melakukan itu dengan sepenuh hati. “Dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati. (ayat 29). Bukan hanya di gereja tetapi juga di berbagai tempat (rumah, di jalan, sementara kerja, dll). 

Hatinya betul-betul penuh sukacita dalam praise and worship. Ia akan lebih suka menyanyi lagu-lagu rohani yang memuji Tuhan daripada lagu-lagu duniawi yang tidak jelas maknanya seperti misalnya lagu dari “Kuburan” : “Lupa …lupa…syairnya…Ingat.. ingat….Cuma ingat kuncinya….C, Am, Dm, ke G ke C lagi”. Lagu apa ini yang hanya bahas lupa, ingat dan kunci C, Am, Dm dan G. Ini lagu yang sangat miskin. Tetapi anehnya begitu banyak orang menyukainya. Orang yang dipenuhi Roh Kudus akan lebih suka pada lagu-lagu pujian kepada Tuhan daripada lagu-lagu yang tidak jelas seperti ini. Orang yang dipenuhi Roh Kudus akan mengalami “Full of praise”.

Orang yang dipenuhi Roh Kudus akan mengucap syukur atas apa pun yang ia alami. “Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita (ayat 20). Ia tidak gampang mengeluh dengan kondisi yang ada sebaliknya ia mengucap syukur untuk apa pun yang terjadi atas dirinya entah itu baik/buruk, menguntungkan/merugikan, menyenangkan/menyedihkan, dll. Orang yang dipenuhi Roh Kudus akan mengalami “Full of thanks”.

Orang yang dipenuhi Roh Kudus akan merendahkan diri terhadap orang lain. “Dan rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus. (ayat 21). Ia tidak sombong dan merasa diri lebih hebat dari orang lain. Ketika ia mengalami konflik dengan orang lain, ia lebih memilih merendahkan dirinya daripada mempertahankan egonya sendiri. Orang yang dipenuhi Roh Kudus akan mengalami “Full of modesty”. Jika ini diterapkan pada hubungan keluarga, maka seorang isteri yang dipenuhi Roh Kudus akan mau tunduk kepada suaminya. “Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan,…. (ayat 22). Ia akan menghargai suaminya sebagai kepala Rumah Tangga walaupun mungkin gajinya lebih tinggi dari suaminya. Ia taat kepada suami dalam hal yang benar. Kalau semua isteri dipenuhi Roh Kudus seperti ini maka boleh dipastikan lembaga ISTI (Ikatan Suami Takut Isteri) akan bubar dengan sendirinya. Seorang suami yang juga dipenuhi Roh Kudus akan mengasihi isterinya. 

“Hai suami, kasihilah istrimu …” (ayat 25). Ia akan mengasihi isterinya seperti Kristus mengasihi jemaat. Ia tidak akan berlaku sewenang-wenang terhadap isteri dan menjadikan isteri sebagai sansak hidup untuk latihan tinju. Kalau semua suami dipenuhi Roh Kudus seperti ini maka kita tentu tidak akan mendengar adanya kasus KDRT lagi di mana tubuh istri bengkak-bengkak atau tulangnya patah-patah karena naluri pendekar sang suami. Kalau semua suami dipenuhi Roh Kudus seperti ini maka tidak akan ada istri yang bernyanyi : “Pulangkan saja aku pada ibuku atau ayahku….” Ya, betapa indahnya kehidupan keluarga yang dipenuhi Roh Kudus termasuk di dalamnya anak-anak yang hormat orang tua, orang tua yang mengasihi anak-anak, pembantu rumah tangga yang hormat kepada majikan, majikan yang tidak sewenang-wenang terhadap pembantu. Inilah sebagian kecil dari contoh yang bisa diberikan cari kehidupan yang dipenuhi Roh Kudus.

Kedua. Bagaimana caranya dipenuhi Roh Kudus? Melihat indahnya hidup yang dipenuhi Roh Kudus, mungkin saudara bertanya, bagaimana caranya dipenuhi Roh Kudus? Kata “dipenuhi” di sini jelas berbentuk pasif. Jadi Roh Kudus yang memenuhi, kita dipenuhi. Tetapi ini tidak berarti bahwa kita harus diam saja (pasif). 

Lalu apa yang harus kita lakukan? Sederhana saja cara untuk dipenuhi Roh Kudus yakni kita harus taat Firman Tuhan dan membuang dosa, maka Roh Kudus akan memenuhi kita. Misalnya kalau saya pergi ke rumah Anda, Anda bisa hanya menerima saya sebagai tamu dan Anda hanya ijin kan saya di ruang tamu saja. Tidak boleh ke dapur, ruang tidur, ruang keluarga, dll. Atau Anda memilih untuk menyerahkan semua kekuasaan atas seluruh rumah kepada saya. Dan dengan demikian saya menjadi penguasa atau pemiliknya semuanya. 


Roh Kudus tidak akan memenuhi saudara sampai saudara menyerahkan hidup saudara seluruhnya kepada Dia sehingga Dia menjadi pemilik mutlak atas hidup saudara. Jadi serahkanlah hidup saudara sepenuhnya kepada Roh Kudus, berusaha dan berjuanglah sedemikian rupa untuk taat pada Firman Tuhan dan membuang dosa maka saudara akan mengalami hidup yang dipenuhi Roh Kudus. Bagaimana kalau saudara suatu saat berbuat dosa dengan sengaja? 

Sekali lagi, sebagaimana sudah saya katakan sebelumnya, Roh Kudus tidak akan meninggalkan saudara tetapi kepenuhan-Nya akan berkurang. Yang harus saudara lakukan hanyalah bertobat dari dosa, maka Roh Kudus akan kembali memenuhi saudara. Berusahalah untuk terus menerus taat kepada Tuhan, supaya saudara terus dipenuhi dengan Roh Kudus. AMIN!!!
Next Post Previous Post