KEJADIAN 31:22-55 (YAKUB DAN LABAN)

Pdt.Budi Asali, M.Div.
KEJADIAN 31:22-55 (YAKUB DAN LABAN)
Kejadian 31:22-55 - “(22) Ketika pada hari ketiga dikabarkan kepada Laban, bahwa Yakub telah lari, (23) dibawanyalah sanak saudaranya bersama-sama, dikejarnya Yakub tujuh hari perjalanan jauhnya, lalu ia dapat menyusulnya di pegunungan Gilead. (24) Pada waktu malam datanglah Allah dalam suatu mimpi kepada Laban, orang Aram itu, serta berfirman kepadanya: ‘Jagalah baik-baik, supaya engkau jangan mengatai Yakub dengan sepatah katapun.’ (25) Ketika Laban sampai kepada Yakub, - Yakub telah memasang kemahnya di pegunungan, juga Laban dengan sanak saudaranya telah memasang kemahnya di pegunungan Gilead - (26) berkatalah Laban kepada Yakub: ‘Apakah yang kauperbuat ini, maka engkau mengakali aku dan mengangkut anak-anakku perempuan sebagai orang tawanan? (27) Mengapa engkau lari diam-diam dan mengakali aku? Mengapa engkau tidak memberitahu kepadaku, supaya aku menghantarkan engkau dengan sukacita dan nyanyian dengan rebana dan kecapi? (28) Lagipula engkau tidak memberikan aku kesempatan untuk mencium cucu-cucuku laki-laki dan anak-anakku perempuan. Memang bodoh perbuatanmu itu. (29) Aku ini berkuasa untuk berbuat jahat kepadamu, tetapi Allah ayahmu telah berfirman kepadaku tadi malam: Jagalah baik-baik, jangan engkau mengatai Yakub dengan sepatah katapun. (30) Maka sekarang, kalau memang engkau harus pergi, semata-mata karena sangat rindu ke rumah ayahmu, mengapa engkau mencuri dewa-dewaku?’ (31) Lalu Yakub menjawab Laban: ‘Aku takut, karena pikirku, jangan-jangan engkau merampas anak-anakmu itu dari padaku. (32) Tetapi pada siapa engkau menemui dewa-dewamu itu, janganlah ia hidup lagi. Periksalah di depan saudara-saudara kita segala barang yang ada padaku dan ambillah barangmu.’ Sebab Yakub tidak tahu, bahwa Rahel yang mencuri terafim itu. (33) Lalu masuklah Laban ke dalam kemah Yakub dan ke dalam kemah Lea dan ke dalam kemah kedua budak perempuan itu, tetapi terafim itu tidak ditemuinya. Setelah keluar dari kemah Lea, ia masuk ke dalam kemah Rahel. (34) Tetapi Rahel telah mengambil terafim itu dan memasukkannya ke dalam pelana untanya, dan duduk di atasnya. Laban menggeledah seluruh kemah itu, tetapi terafim itu tidak ditemuinya. (35) Lalu kata Rahel kepada ayahnya: ‘Janganlah bapa marah, karena aku tidak dapat bangun berdiri di depanmu, sebab aku sedang haid.’ Dan Laban mencari dengan teliti, tetapi ia tidak menemui terafim itu. (36) Lalu hati Yakub panas dan ia bertengkar dengan Laban. Ia berkata kepada Laban: ‘Apakah kesalahanku, apakah dosaku, maka engkau memburu aku sehebat itu? (37) Engkau telah menggeledah segala barangku, sekarang apakah yang kautemui dari segala barang rumahmu? Letakkanlah di sini di depan saudara-saudaraku dan saudara-saudaramu, supaya mereka mengadili antara kita berdua. (38) Selama dua puluh tahun ini aku bersama-sama dengan engkau; domba dan kambing betinamu tidak pernah keguguran dan jantan dari kambing dombamu tidak pernah kumakan. (39) Yang diterkam oleh binatang buas tidak pernah kubawa kepadamu, aku sendiri yang menggantinya; yang dicuri orang, baik waktu siang, baik waktu malam, selalu engkau tuntut dari padaku. (40) Aku dimakan panas hari waktu siang dan kedinginan waktu malam, dan mataku jauh dari pada tertidur. (41) Selama dua puluh tahun ini aku di rumahmu; aku telah bekerja padamu empat belas tahun lamanya untuk mendapat kedua anakmu dan enam tahun untuk mendapat ternakmu, dan engkau telah sepuluh kali mengubah upahku. (42) Seandainya Allah ayahku, Allah Abraham dan Yang Disegani oleh Ishak tidak menyertai aku, tentulah engkau sekarang membiarkan aku pergi dengan tangan hampa; tetapi kesengsaraanku dan jerih payahku telah diperhatikan Allah dan Ia telah menjatuhkan putusan tadi malam.’ (43) Lalu Laban menjawab Yakub: ‘Perempuan-perempuan ini anakku dan anak-anak lelaki ini cucuku dan ternak ini ternakku, bahkan segala yang kaulihat di sini adalah milikku; jadi apakah yang dapat kuperbuat sekarang kepada anak-anakku ini atau kepada anak-anak yang dilahirkan mereka? (44) Maka sekarang, marilah kita mengikat perjanjian, aku dan engkau, supaya itu menjadi kesaksian antara aku dan engkau.’ (45) Kemudian Yakub mengambil sebuah batu dan didirikannya menjadi tugu. (46) Selanjutnya berkatalah Yakub kepada sanak saudaranya: ‘Kumpulkanlah batu.’ Maka mereka mengambil batu dan membuat timbunan, lalu makanlah mereka di sana di dekat timbunan itu. (47) Laban menamai timbunan batu itu Yegar-Sahaduta, tetapi Yakub menamainya Galed. (48) Lalu kata Laban: ‘Timbunan batu inilah pada hari ini menjadi kesaksian antara aku dan engkau.’ Itulah sebabnya timbunan itu dinamainya Galed, (49) dan juga Mizpa, sebab katanya: ‘TUHAN kiranya berjaga-jaga antara aku dan engkau, apabila kita berjauhan. (50) Jika engkau mengaibkan anak-anakku, dan jika engkau mengambil isteri lain di samping anak-anakku itu, ingatlah, walaupun tidak ada orang dekat kita, Allah juga yang menjadi saksi antara aku dan engkau.’ (51) Selanjutnya kata Laban kepada Yakub: ‘Inilah timbunan batu, dan inilah tugu yang kudirikan antara aku dan engkau - (52) timbunan batu dan tugu inilah menjadi kesaksian, bahwa aku tidak akan melewati timbunan batu ini mendapatkan engkau, dan bahwa engkaupun tidak akan melewati timbunan batu dan tugu ini mendapatkan aku, dengan berniat jahat. (53) Allah Abraham dan Allah Nahor, Allah ayah mereka, kiranya menjadi hakim antara kita.’ Lalu Yakub bersumpah demi Yang Disegani oleh Ishak, ayahnya. (54) Dan Yakub mempersembahkan korban sembelihan di gunung itu. Ia mengundang makan sanak saudaranya, lalu mereka makan serta bermalam di gunung itu. (55) Keesokan harinya pagi-pagi Laban mencium cucu-cucunya dan anak-anaknya serta memberkati mereka, kemudian pulanglah Laban kembali ke tempat tinggalnya.”.

I) Laban mengejar Yakub (Kejadian 31: 22-25).

Pada saat Laban mengejar Yakub, ia mendapatkan peringatan dari Tuhan yang bisa kita baca dalam Kejadian 31: 24.

Kejadian 31: 24: “Pada waktu malam datanglah Allah dalam suatu mimpi kepada Laban, orang Aram itu, serta berfirman kepadanya: ‘Jagalah baik-baik, supaya engkau jangan mengatai Yakub dengan sepatah katapun.’”.

Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari dari peringatan ini:

1) Arti peringatan ini:

NIV: ‘Be careful not to say anything to Jacob either good or bad’ (= Hati-hatilah untuk tidak mengatakan apapun juga kepada Yakub baik yang baik maupun yang jelek).

Lit: ‘Take heed that you speak not to Jacob from good until / to evil’ (= Perhatikanlah supaya engkau tidak berbicara kepada Yakub dari baik menjadi jahat).

Ada bermacam-macam penafsiran tentang arti peringatan ini:

a) Laban dilarang untuk berbicara mula-mula baik, tetapi akhirnya menjadi jahat.

b) Laban dilarang berbicara sedemikian rupa sehingga mengubah apa yang telah terjadi. Misalnya: menyuruh Yakub untuk kembali.

c) Laban dilarang mengucapkan hal-hal yang jahat / menyakitkan.

Arti yang manapun yang diambil, yang jelas peringatan ini menun­jukkan bahwa Tuhan menyertai / melindungi Yakub dengan jalan mengancam Laban.

2) Perlindungan ini terjadi tanpa sepengetahuan Yakub (Yakub baru tahu setelah Laban memberitahu dia dalam Kejadian 31: 29).

Kejadian 31: 29: “Aku ini berkuasa untuk berbuat jahat kepadamu, tetapi Allah ayahmu telah berfirman kepadaku tadi malam: Jagalah baik-baik, jangan engkau mengatai Yakub dengan sepatah katapun.”.

Penerapan: Tuhan sering melindungi kita tanpa kita sadari! Karena itu kita harus selalu bersyukur kepada Tuhan, karena kita tidak mengalami hal-hal yang jelek seperti penyakit, kecelakaan, perampokan, dsb.

3) Ada berhala dalam keluarga Yakub (yaitu terafim yang dicuri oleh Rahel), tetapi Tuhan tetap menyertai dan melindungi Yakub!

Ini tidak berarti bahwa kita boleh meremehkan keberadaan berhala / benda-benda yang punya kuasa gelap di rumah kita. Kalau kita tahu adanya hal-hal itu, kita wajib menghancurkannya!

Bdk. Ulangan 7:25-26 - “(25) Patung-patung allah mereka haruslah kamu bakar habis; perak dan emas yang ada pada mereka janganlah kauingini dan kauambil bagi dirimu sendiri, supaya jangan engkau terjerat karenanya, sebab hal itu adalah kekejian bagi TUHAN, Allahmu. (26) Dan janganlah engkau membawa sesuatu kekejian masuk ke dalam rumahmu, sehingga engkaupun ditumpas seperti itu; haruslah engkau benar-benar merasa jijik dan keji terhadap hal itu, sebab semuanya itu dikhususkan untuk dimusnahkan.’”.

Tetapi kalau kita tidak tahu akan adanya hal-hal itu, atau kalau kita tidak mempunyai otoritas untuk membuang hal-hal itu (karena hal-hal itu milik orang tua kita yang bukan orang kristen), maka kita tidak perlu takut pada benda-benda itu! Tuhan kita yang maha kuasa tetap menjaga dan melindungi kita!

II) Pembicaraan Laban dengan Yakub (Kejadian 31: 26-42).

1) Tuduhan Laban (Kejadian 31: 26-30).

a) Kejadian 31: 27-28: “(27) Mengapa engkau lari diam-diam dan mengakali aku? Mengapa engkau tidak memberitahu kepadaku, supaya aku menghantarkan engkau dengan sukacita dan nyanyian dengan rebana dan kecapi? (28) Lagipula engkau tidak memberikan aku kesempatan untuk mencium cucu-cucuku laki-laki dan anak-anakku perempuan. Memang bodoh perbuatanmu itu.”.

Ini jelas merupakan kata-kata yang munafik dan penuh dusta, karena andaikata Yakub pamit dulu sebelum pergi, pasti Laban tidak akan mengijinkan ia pergi. Dusta ini sengaja dilon­tarkan oleh Laban untuk memojokkan Yakub dalam perdebatan / pembicaraan mereka.

Penerapan: dalam perdebatan, apakah saudara sering menggunakan dusta untuk memojokkan lawan saudara?

b) Kejadian 31: 29: “Aku ini berkuasa untuk berbuat jahat kepadamu, tetapi Allah ayahmu telah berfirman kepadaku tadi malam: Jagalah baik-baik, jangan engkau mengatai Yakub dengan sepatah katapun.”.

Ini menunjukkan bahwa Laban sombong dan membual! Tuhan sudah melarang; bagaimana mungkin ia punya kuasa untuk berbuat jahat terhadap Yakub?

Penerapan: seringkah saudara membual untuk menaikkan gengsi saudara?

c) Kejadian 31: 30: “Maka sekarang, kalau memang engkau harus pergi, semata-mata karena sangat rindu ke rumah ayahmu, mengapa engkau mencuri dewa-dewaku?’”.

Adalah sesuatu yang menarik bahwa kalau tadi Laban mengatakan ‘Allah ayahmu’(ay 29), dan sekarang ia berkata ‘dewa-dewaku’.
Terafim / dewa yang hilang / dicuri!

Ini menunjukkan kebodohan dari penyembah berhala! Kalau memang terafim / patung itu adalah dewa / allah, mengapa membiarkan dirinya dicuri?

Pulpit Commentary:

a. “The loss of Laban’s manufactured deities was a ridiculous commentary on the folly of worshipping or trusting in a god that could be stolen” (=Hilangnya dewa buatan dari Laban merupakan komentar yang menggelikan tentang kebodohan dari penyembahan atau kepercayaan pada allah / dewa yang bisa dicuri).

b. “This complaint of Laban, that ‘his gods were stolen’, sho­weth the vanity of such idolatry” (= Keluhan Laban bahwa ‘dewa / allahnya dicuri’ menunjukkan kesia-siaan penyembahan berhala).

Bandingkan peristiwa ini dengan

Hak 6:25-32 - “(25) Pada malam itu juga TUHAN berfirman kepadanya: ‘Ambillah seekor lembu jantan kepunyaan ayahmu, yakni lembu jantan yang kedua, berumur tujuh tahun, runtuhkanlah mezbah Baal kepunyaan ayahmu dan tebanglah tiang berhala yang di dekatnya. (26) Kemudian dirikanlah mezbah bagi TUHAN, Allahmu, di atas kubu pertahanan ini dengan disusun baik, lalu ambillah lembu jantan yang kedua dan persembahkanlah korban bakaran dengan kayu tiang berhala yang akan kautebang itu.’ (27) Kemudian Gideon membawa sepuluh orang hambanya dan diperbuatnyalah seperti yang difirmankan TUHAN kepadanya. Tetapi karena ia takut kepada kaum keluarganya dan kepada orang-orang kota itu untuk melakukan hal itu pada waktu siang, maka dilakukannyalah pada waktu malam. (28) Ketika orang-orang kota itu bangun pagi-pagi, tampaklah telah dirobohkan mezbah Baal itu, telah ditebang tiang berhala yang di dekatnya dan telah dikorbankan lembu jantan yang kedua di atas mezbah yang didirikan itu. (29) Berkatalah mereka seorang kepada yang lain: ‘Siapakah yang melakukan hal itu?’ Setelah diperiksa dan ditanya-tanya, maka kata orang: ‘Gideon bin Yoas, dialah yang melakukan hal itu.’ (30) Sesudah itu berkatalah orang-orang kota itu kepada Yoas: ‘Bawalah anakmu itu ke luar; dia harus mati, karena ia telah merobohkan mezbah Baal dan karena ia telah menebang tiang berhala yang di dekatnya.’ (31) Tetapi jawab Yoas kepada semua orang yang mengerumuninya itu: ‘Kamu mau berjuang membela Baal? Atau kamu mau menolong dia? Siapa yang berjuang membela Baal akan dihukum mati sebelum pagi. Jika Baal itu allah, biarlah ia berjuang membela dirinya sendiri, setelah mezbahnya dirobohkan orang.’ (32) Dan pada hari itu diberikan oranglah nama Yerubaal kepada Gideon, karena kata orang: ‘Biarlah Baal berjuang dengan dia, setelah dirobohkannya mezbahnya itu.’”.

2) Jawaban Yakub (Kejadian 31: 31-35).

a) Kata-kata Yakub (ay 31-32).

Kejadian 31: 31-32: “(31) Lalu Yakub menjawab Laban: ‘Aku takut, karena pikirku, jangan-jangan engkau merampas anak-anakmu itu dari padaku. (32) Tetapi pada siapa engkau menemui dewa-dewamu itu, janganlah ia hidup lagi. Periksalah di depan saudara-saudara kita segala barang yang ada padaku dan ambillah barangmu.’ Sebab Yakub tidak tahu, bahwa Rahel yang mencuri terafim itu.”.

Kejadian 31: 31 menunjukkan bahwa Yakub berbicara apa adanya, tanpa kemunafikan / tipu muslihat.

Kejadian 31: 32:

a. Yakub mengijinkan Laban untuk mencari terafimnya yang hi­lang.

b. Kata-kata ‘janganlah ia hidup lagi’ dianggap oleh beberapa penafsir sebagai suatu kutukan, dan ini menyebabkan kematian Rahel dalam Kejadian 35:16-20. Dan sekalipun kebanyakan penafsir tidak menganggap kata-kata ini sebagai kutukan, tetapi setidaknya mereka menganggap kata-kata ini sebagai kata-kata yang sembrono.

b) Setelah diijinkan oleh Yakub, maka Laban mencari terafimnya yang hilang itu (ay 33-35).

Kejadian 31: 33-35: “(33) Lalu masuklah Laban ke dalam kemah Yakub dan ke dalam kemah Lea dan ke dalam kemah kedua budak perempuan itu, tetapi terafim itu tidak ditemuinya. Setelah keluar dari kemah Lea, ia masuk ke dalam kemah Rahel. (34) Tetapi Rahel telah mengambil terafim itu dan memasukkannya ke dalam pelana untanya, dan duduk di atasnya. Laban menggeledah seluruh kemah itu, tetapi terafim itu tidak ditemuinya. (35) Lalu kata Rahel kepada ayahnya: ‘Janganlah bapa marah, karena aku tidak dapat bangun berdiri di depanmu, sebab aku sedang haid.’ Dan Laban mencari dengan teliti, tetapi ia tidak menemui terafim itu.”.

1. Rahel menyembunyikan terafim itu dan ia berdusta kepada Laban.

a. Ini disebabkan karena mungkin Rahel takut akan kata-kata Yakub dalam Kejadian 31: 32 tadi, atau mungkin karena ia malu tertang­kap basah sebagai pencuri, atau mungkin karena ia memang cinta pada berhala itu.

b. Setidaknya ada 2 dosa Laban yang menurun kepada Rahel, yaitu berhala dan dusta! Ini harus menjadi pelajaran bagi setiap orang tua untuk membuang setiap dosa supaya tidak ditiru oleh anak-anaknya!

2. Allah / dewa yang hilang itu dicari tetapi tidak ketemu; dan sekalipun diduduki oleh Rahel allah / dewa itu tidak bisa berbuat apa-apa!

Pulpit Commentary: “What a spectacle of infinite humour, if it were not rather of ineffable sadness - a man seeking for his lost gods! The gospel presents us with the opposite picture - the ever present God seeking for his lost children”(= Betul-betul suatu tontonan yang sangat lucu, atau mungkin lebih tepat dikatakan sebagai tontonan yang sangat menyedihkan - seorang manusia mencari allahnya yang hilang! Injil memberi­kan kepada kita gambaran yang berlawanan - Allah yang maha hadir / maha ada mencari anak-anakNya yang hilang).

3) Serangan balik Yakub (Kejadian 31: 36-42).

a) Kejadian 31: 36-37: “(36) Lalu hati Yakub panas dan ia bertengkar dengan Laban. Ia berkata kepada Laban: ‘Apakah kesalahanku, apakah dosaku, maka engkau memburu aku sehebat itu? (37) Engkau telah menggeledah segala barangku, sekarang apakah yang kautemui dari segala barang rumahmu? Letakkanlah di sini di depan saudara-saudaraku dan saudara-saudaramu, supaya mereka mengadili antara kita berdua.”.

Kedua ayat ini sudah cukup jelas dan tidak membutuhkan tambahan penjelasan.

b) Kejadian 31: 38: “Selama dua puluh tahun ini aku bersama-sama dengan engkau; domba dan kambing betinamu tidak pernah keguguran dan jantan dari kambing dombamu tidak pernah kumakan.”.

Ada 2 hal yang dipersoalkan disini, yang menunjukkan bahwa Yakub betul-betul merupakan gembala yang baik bagi kambing domba Laban.

1. Kambing domba itu tak pernah keguguran.

Perlu diketahui bahwa kambing domba itu bisa mengalami kegu­guran karena kesalahan gembala. Bahwa hal ini tidak pernah terjadi, menunjukkan bahwa Yakub menggembalakan mereka dengan baik.

2. Kambing domba yang jantan tidak pernah dimakan oleh Yakub.

Yang betina memang tidak dimakan, karena produktif. Jadi, biasanya yang jantanlah yang dimakan. Tetapi Yakub tidak pernah memakan yang jantan sekalipun! Ini sebetulnya menunjukkan bahwa Laban beruntung mempunyai gembala seperti Yakub.

c) Kejadian 31: 39: “Yang diterkam oleh binatang buas tidak pernah kubawa kepadamu, aku sendiri yang menggantinya; yang dicuri orang, baik waktu siang, baik waktu malam, selalu engkau tuntut dari padaku.”.

Ini lagi-lagi menunjukkan betapa beruntungnya Laban mempunyai gembala seperti Yakub.

1. Bdk. Keluaran 22:13 - “Jika binatang itu benar-benar diterkam oleh binatang buas, maka ia harus membawanya sebagai bukti. Tidak usah ia membayar ganti binatang yang diterkam itu.”.

Jadi, kalau ternak dimakan binatang buas, maka gembala harus membawa sisa-sisa ternak itu (kukunya, kepala­nya, tanduknya dsb) kepada pemilik ternak sebagai bukti bahwa ternak itu memang diterkam binatang buas. Maka dalam kasus seperti itu gembala itu tidak perlu mengganti kerugian.

Memang pada jaman Yakub, hukum itu belum ada, tetapi ada penafsir yang mengatakan bahwa tradisinya sudah ada.

Tetapi dalam menggembalakan ternak Laban, kalau ada ternak diterkam binatang buas, Yakub selalu mengganti ternak itu.

2. Yakub juga mengganti ternak yang dicuri orang.

d) Kejadian 31: 40: “Aku dimakan panas hari waktu siang dan kedinginan waktu malam, dan mataku jauh dari pada tertidur.”.

Ini menunjukkan betapa menderitanya Yakub sebagai gemba­la. Di sana, temperatur pada malam minus 3 derajad Celcius, sedang­kan pada siang mencapai 45 derajad Celcius.


e) Kejadian 31: 41: “Selama dua puluh tahun ini aku di rumahmu; aku telah bekerja padamu empat belas tahun lamanya untuk mendapat kedua anakmu dan enam tahun untuk mendapat ternakmu, dan engkau telah sepuluh kali mengubah upahku.”.

Ini menunjukkan kecurangan Laban, yang selama 6 tahun telah 10 x mengubah upah Yakub (bdk. 31:7-8).

f) Kejadian 31: 42: “Seandainya Allah ayahku, Allah Abraham dan Yang Disegani oleh Ishak tidak menyertai aku, tentulah engkau sekarang membiarkan aku pergi dengan tangan hampa; tetapi kesengsaraanku dan jerih payahku telah diperhatikan Allah dan Ia telah menjatuhkan putusan tadi malam.’”.

Ada beberapa hal yang dikatakan Yakub di sini:

Yakub menjadi kaya bukan karena curang / tidak jujur, juga bukan karena Laban baik kepadanya, tetapi karena berkat Tuhan.
Tuhan memperhatikan kesengsaraan dan jerih payah Yakub.

Penerapan: apakah saudara percaya / sadar bahwa Allah memperhati­kan diri saudara pada saat mengalami kesengsaraan / penderitaan / problem?

3. Kejadian 31: 42 akhir: ‘Ia telah menjatuhkan putusan tadi malam’.

NASB: ‘he rendered judgment last night’ (= Ia memberikan penghakiman tadi malam).

NIV: ‘last night he rebuked you’ (= tadi malam Ia menegur / memarahi kamu).

KJV/RSV juga memberikan terjemahan yang serupa dengan NIV.

III) Perjanjian Laban dengan Yakub (Kejadian 31: 43-55).

1) Kejadian 31: 43-44: “(43) Lalu Laban menjawab Yakub: ‘Perempuan-perempuan ini anakku dan anak-anak lelaki ini cucuku dan ternak ini ternakku, bahkan segala yang kaulihat di sini adalah milikku; jadi apakah yang dapat kuperbuat sekarang kepada anak-anakku ini atau kepada anak-anak yang dilahirkan mereka? (44) Maka sekarang, marilah kita mengikat perjanjian, aku dan engkau, supaya itu menjadi kesaksian antara aku dan engkau.’”.

Ini menunjukkan bahwa setelah mendapat serangan balik dari Yakub, Laban lalu melunak, dan ia mengajak Yakub untuk membuat perjanjian.

Sesuatu yang bagus dari Laban adalah bahwa setelah sadar bahwa ia salah, ia bukannya terus berkeras, tetapi melunak. Sedangkan kekurangannya adalah: ia tidak minta maaf.

Penerapan: bagaimana sikap saudara terhadap istri / suami / keluarga / teman, kalau setelah bertengkar beberapa saat, saudara lalu sadar bahwa saudara yang salah? Berkeras? Melunak? Minta maaf?

2) Kejadian 31: 45: “Kemudian Yakub mengambil sebuah batu dan didirikannya menjadi tugu.”.

Ini menunjukkan bahwa Yakub mau berdamai dengan Laban, padahal Laban hanya melunak dan tidak minta maaf.

Penerapan: orang kristen harus cinta damai / mengusahakan damai. Karena itu kalau ada orang yang tadinya geger dengan saudara dan sekarang mengajak damai (baik secara terus terang maupun tidak, disertai permintaan maaf atau tidak) saudara harus menerima ajakan tersebut!

3) Kejadian 31: 50: “Jika engkau mengaibkan anak-anakku, dan jika engkau mengambil isteri lain di samping anak-anakku itu, ingatlah, walaupun tidak ada orang dekat kita, Allah juga yang menjadi saksi antara aku dan engkau.’”.

Ini menunjukkan Laban sebagai orang yang ‘karepe dewe’ / sesukanya sendiri!

Dia yang menyebabkan Yakub menjadi seorang polygamist, tetapi sekarang ia melarang Yakub mempunyai istri lain disamping anak-anaknya.

4) Kejadian 31: 53: “Allah Abraham dan Allah Nahor, Allah ayah mereka, kiranya menjadi hakim antara kita.’ Lalu Yakub bersumpah demi Yang Disegani oleh Ishak, ayahnya.”.

Perhatikan kata-kata ‘Allah Abraham dan Allah Nahor, Allah ayah mereka’.

Bandingkan dengan Yosua 24:2 yang menunjukkan bahwa Terah adalah seorang penyembah berhala.

Yosua 24:2 - “Berkatalah Yosua kepada seluruh bangsa itu: ‘Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Dahulu kala di seberang sungai Efrat, di situlah diam nenek moyangmu, yakni Terah, ayah Abraham dan ayah Nahor, dan mereka beribadah kepada allah lain.”.

Lalu bagaimana Laban bisa bersumpah demi Allah / allah Terah?

Macam-macam jawaban:

a) Ada manuscript yang membuang ‘Allah ayah mereka’.

b) Mungkin ‘ayah mereka’ (dalam bahasa Ibrani adalah ABIHEM) itu seharusnya adalah‘ayahmu’ (dalam bahasa Ibrani adalah ABIKEM). Memang ABIKEM artinya adalah‘ayahmu’, dimana ‘mu’nya berbentuk jamak, laki-laki. Sekalipun penggunaan bentuk jamak ini aneh (karena ditujukan kepada Yakub), tetapi kata ABIKEM itu digunakan dalam Kejadian 31: 29.

c) Terah mula-mula adalah penyembah berhala, tetapi kemudian bertobat.d) Laban bersumpah demi Allah dan dewa / berhala, karena ia memang adalah seorang syncretist (= orang yang memeluk 2 agama atau lebih). Karena itu kata-kata ‘menjadi hakim’ dalam ay 53 itu menggunakan kata bentuk jamak.

Kesimpulan / penutup.

Tuhan bukan hanya melindungi Yakub, tetapi juga mendamaikannya dengan Laban.

Bdk. Amsal 16:7 - “Jikalau TUHAN berkenan kepada jalan seseorang, maka musuh orang itupun didamaikanNya dengan dia.”.
AMIN
Next Post Previous Post