AKU DAN BAPA ADALAH SATU (YOHANES 10:30)

“Aku dan Bapa adalah satu.” (Yohanes 10:30)

Perkataan Yesus di hadapan orang-orang Yahudi tidak saja menimbulkan reaksi pada zaman itu, tetapi juga pada zaman akhir ini. Ada yang mempercayai bahwa Yesus dan Bapa berbeda pribadi, sedangkan yang lain mempercayai bahwa Yesus satu pribadi dengan Bapa. 
AKU DAN BAPA ADALAH SATU (YOHANES 10:30)
gadget, bisnis, otomotif
Hal ini sebenarnya bersumber pada perbedaan pemahaman tentang siapakah Allah Sang Pencipta. Di satu kubu, mereka mempercayai bahwa Allah Sang Pencipta adalah Allah yang Esa, mutlak, absolut SATU. Sedangkan di kubu lain mereka mempercayai bahwa Allah Sang Pencipta adalah Allah yang Esa yang mempunyai 3 pribadi yakni Bapa, Anak dan Roh Kudus; sehingga memunculkan penyebutan Allah Tritunggal.

Lalu, bagaimana kita memahami perkataan Yesus “Aku dan Bapa adalah satu” itu? Sebelumnya kita harus ingat bahwa tidak setiap terjemahan dalam Alkitab pasti sesuai dengan apa yang tertulis dalam naskah aslinya. Hal ini karena adanya kesulitan untuk menerjemahkan kata-kata dalam naskah aslinya itu ke dalam bahasa masing-masing bangsa di dunia ini. Dengan mengerti akan kata-kata dalam naskah aslinya, maka kita akan bisa mengerti maksud dan makna suatu kalimat di dalam Alkitab. 

Untuk membahas kata “satu” dalam perkataan Yesus, pertama-tama kita perlu memahami dulu arti literal dari kata “satu” dalam bahasa Yunani.

Yohanes 10:30 ”Aku dan Bapa adalah satu”

KJV: “I and my Father are one”
Transliterasi: εγω και ο πατηρ εν εσμεν

Interlinear: egô {Aku} ka i{dan} ho patêr {Bapa itu} hen {satu} esmen {kami adalah}
Kata “satu” dalam bahasa Yunani terdiri atas beberapa kata yaitu: HEIS (maskulin), MIA (feminin) dan HEN (Netral) serta kata satu yang berarti “tunggal” yaitu MONOS. Kata HEIS biasanya berkaitan dengan urutan seperti kesatu (HEIS), kedua (DUO), ketiga (TREIS) dan seterusnya. Sedangkan MIA biasanya digunakan untuk menerangkan kuantitas dari sebuah objek. Baik HEIS maupun MIA bisa dilakukan operasi matematika seperti penjumlahan. Sedangkan kata HEN bersifat netral atau dalam pengertian suatu kesatuan misalnya satu hakekat, satu tindakan, satu perbuatan dan satu esensi. Kata HEN tidak pernah dipakai untuk satu objek atau satu pribadi. Nah, ternyata Yohanes 10:30 menggunakan kata HEN yang berarti ayat tersebut BUKAN menunjukkan Yesus dan Bapa satu pribadi. Ayat ini jelas menolak pemahaman Modalisme yang menganggap Bapa dan Yesus adalah satu pribadi bersama dengan Roh Kudus atau satu Allah menggunakan tiga topeng/tiga wujud.

Sekarang kita akan menyelidiki arti kata HEN (Satu) dalam ayat ini, apakah satu Hakekat atau hanya satu perbuatan/tujuan atau satu Hakekat sekaligus satu perbuatan/tujuan. Untuk mendapatkan makna yang tepat kita perlu melakukan eksegese secara teliti konteksnya serta keterkaitannya dengan ayat lain.

Konteks ayat ini dimulai dari pertanyaan yang diajukan orang Yahudi kepada Yesus yaitu apakah Dia Mesias atau bukan. Pertanyaan ini dijawab Yesus bahwa Ia telah mengatakan-Nya lewat pengajaran-Nya & tindakan-Nya, namun mereka tetap tidak percaya. Kemudian Yesus mengucapkan beberapa perkataan dan puncaknya pernyataan bahwa Ia dan Bapa adalah satu. Poin-poin dari perkataan-Nya ini kita bahas secara kronologis.

1. Yesus adalah Gembala, Allah adalah Gembala

Yesus mengatakan mereka tidak percaya karena mereka tidak termasuk domba-domba-Nya sedangkan domba-domba-Nya pasti mengenal siapa gembalanya. Yohanes 10:27, “Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku”.

Perkataan ini mirip dengan perkataan Allah sendiri dalam PL. Yehezkiel 34:11, ”Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH: Dengan sesungguhnya Aku sendiri akan memperhatikan domba-domba-Ku dan akan mencarinya”.

Orang Yahudi yang mendengarnya akan teringat pengajaran Yesus pada perikop sebelumnya tentang Gembala yang baik (Yohanes 10:1-21). Dalam perikop ini Yesus mengatakan bahwa Ia adalah Gembala, Yohanes 10:14, “Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku”. Padahal dalam PL TUHAN juga disebut gembala Mazmur 23:1, "Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, tak kan kekurangan aku".

Yesus juga mengatakan bahwa Ia mengasihi domba-domba-Nya sampai rela memberikan nyawa-Nya 
(Yohanes 10:15) dan kematian-Nya atas kerelaan dan kehendak-Nya sendiri serta Ia berkuasa atasnya. 

Yohanes 10:18, ”... Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali...”. Mendengar semuanya itu orang Yahudi bereaksi dengan mengatakan bahwa Ia kerasukan Setan & Gila.

Dari ayat-ayat ini sangat jelas Yesus menyatakan bahwa Ia adalah Gembala padahal di dalam Perjanjian Lama TUHAN (YHWH) juga disebut Gembala. Hal ini berarti Yesus sendiri adalah Allah dan Ia memiliki otoritas yang sama dengan Allah dalam hal kematian dan kehidupan.

2. Yesus dan Bapa adalah Sumber Hidup Kekal

Pada ayat selanjutnya Yesus mengatakan Yohanes 10:28, “dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku”. Yesus memberi hidup kekal padahal hanya Allah yang memiliki otoritas memberi hidup kekal. Titus 1:2, ”dan berdasarkan pengharapan akan hidup yang kekal yang sebelum permulaan zaman sudah dijanjikan oleh Allah yang tidak berdusta”.

Dalam 1 Yohanes 5:20 dengan tegas dinyatakan bahwa Yesus adalah Allah yang benar dan hidup yang kekal. 1 Yohanes 5:20, “Akan tetapi kita tahu, bahwa Anak Allah telah datang dan telah mengaruniakan pengertian kepada kita, supaya kita mengenal Yang Benar; dan kita ada di dalam Yang Benar, di dalam Anak-Nya Yesus Kristus. Dia adalah Allah yang benar dan hidup yang kekal.”

3. Aku dan Bapa adalah Satu

Puncak pernyataan Yesus saat menyatakan bahwa Ia dan Bapa adalah satu (Yohanes 10:30). Dari ayat sebelumnya sangat jelas bahwa Yesus adalah Allah. Berarti kata “satu” menunjukkan bahwa Yesus dan Bapa adalah “satu hakekat sebagai Allah”. Karena Yesus dan Bapa satu Hakekat berarti dengan sendirinya Mereka juga memiliki satu tujuan dan satu perbuatan. Sehingga kata “satu” bukanlah dalam pengertian Yesus dan Bapa hanya satu perbuatan/tujuan tetapi yang tepat bahwa Mereka memiliki satu hakekat dan sekaligus satu perbuatan/tujuan.

4. Orang Yahudi Mengetahui sebuah Penghujatan

Bukti kuat mendukung pengertian ini yaitu respon orang Yahudi yang sangat keras terhadap Yesus. Yohanes 10:33, ”Jawab orang-orang Yahudi itu: "Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diri-Mu dengan Allah.". Orang Yahudi pasti mengenal dan memahami perkataan Yesus itu adalah sebuah pernyataan keilahian, tetapi mereka tidak mau menerimanya.

Peristiwa serupa terjadi sebelumnya saat Yesus berbicara tentang Abraham. ”Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada,” (Yohanes 8:59) ”Lalu mereka mengambil batu untuk melempari Dia; tetapi Yesus menghilang dan meninggalkan Bait Allah.” (Yohanes 8:58).

Kata ”Aku telah ada” bahasa Inggrisnya ”I am” dan bahasa Yunaninya ”Ego Eimi”. Kata ini juga dipakai untuk Allah dalam PL (Septuaginta).

Keluaran 3:14, ”Firman Allah kepada Musa: "AKU ADALAH AKU (Ego Eimi)”.

Yesaya 43:10, "… supaya kamu tahu dan percaya kepada-Ku dan mengerti, bahwa Aku tetap Dia (Ego Eimi). Sebelum Aku tidak ada Allah dibentuk, dan sesudah Aku tidak akan ada lagi”. Setelah mendengarnya pernyataan Yesus ini orang Yahudi mengenalinya sebagai sebuah penghujatan sehingga mereka melempar Dia.

BACA JUGA: SAKSI YEHUWA DAN YOHANES 10:30 (AKU DAN BAPA ADALAH SATU)

Mengapa orang Yahudi bereaksi keras terhadap pernyataan keilahian Yesus itu? Karena mereka memiliki pemahaman monoteisme yang kuat seperti yang diajarkan kepada mereka turun temurun. 

Ulangan 6:4 ”Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!”. Ulangan 6:7 ”haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu ...”.

Bahkan kematian Yesus pun disebabkan karena Ia dianggap menghujat Allah, ”Kamu sudah mendengar hujatnya terhadap Allah. Bagaimana pendapat kamu?" Lalu dengan suara bulat mereka memutuskan, bahwa Dia harus dihukum mati.” (Markus 14:64)

Menariknya kata “satu” yang digunakan dalam Ulangan 6:4 (ECHAD) memiliki pengertian yang sama dengan kata “satu” dalam Yohanes 10:30 (HEN). Dalam Perjanjian Baru Yahudi (The Orthodox Jewish Brit Chadasha) Yohanes 10:30 diterjemahkan menjadi ”I and HaAv are ECHAD”. Sedangkan kata satu dalam pengertian ”tunggal” dalam PL menggunakan kata YACHID dan dalam PB menggunakan kata MONOS.

Dari analisis ini kita bisa simpulkan bahwa Yohanes 10:30 adalah pernyataan keilahian Yesus bahwa Ia dan Bapa SE-HAKEKAT sebagai Allah Sang Pencipta. Memang secara fisik, Yesus pada saat Ia berkata bahwa “Aku dan Bapa adalah satu” jelas dalam bentuk fisik manusia, yang berbeda dengan Allah di surga. Tetapi pada Hakekatnya Yesus adalah Allah. Yesus satu Hakekat dengan Bapa. Yesus satu Hakekat dengan Roh Kudus. Ketiga-Nya merupakan satu Hakekat sebagai Allah Sang Pencipta. AKU DAN BAPA ADALAH SATU (YOHANES 10:30). YESUS ADALAH TUHAN
Amin.
Next Post Previous Post