3 HAL TENTANG TOMAS (YOHANES 20:24-31)

Pdt. Benyamin F. Intan, Ph.D.
3 HAL TENTANG TOMAS (YOHANES 20:24-31)
Ada gerakan bernama Jesus Seminar, satu gerakan liberal yang terdiri dari profesor, doktor dari universitas terkenal yang menyangkali kebangkitan Yesus. Menurut mereka Dia adalah guru moral, bukan Tuhan, dan sama dengan pendiri agama yang lain. Zaman dulu pun, para prajurit diberi uang dan dipaksa mengatakan bahwa mayat Yesus dicuri. Ini membahayakan kredibilitas Alkitab. Ada 3 hal yang kita belajar tentang Tomas yang meragukan kebangkitan Tuhan.

1.Pertama, kita melihat belas kasihan Tuhan yang besar. 

Ketika Kristus mati, para rasul kecewa sekali, karena konsep Mesias dalam pemikiran mereka adalah, seharusnya yang melepaskan mereka dari penjajahan Romawi. Ulangan 18:18, ada nabi yang akan dibangkitkan di antara saudaramu, mirip dengan Musa. 

Jika Musa melepaskan Israel dari perbudakan Mesir, maka Mesias membebaskan kita dari penjajahan Romawi. Mereka tidak berpikir Mesias akan melepaskan mereka dari perbudakan dosa. Ketika Yesus mati, mereka tetap dijajah oleh Romawi. Matinya pun disalib di tengah karena dianggap paling jahat. Mereka begitu kecewa. Tetapi ketika kecewa, mereka tetap mendekatkan diri dengan Tuhan. Tetapi Tomas menjauhi persekutuan, dia tidak hadir ketika Tuhan menampakkan diri.

J. C. Ryle mengatakan Tomas sepanjang seminggu itu hidup di dalam kekecewaan, dibandingkan dengan para murid yang lain yang bersukacita. Tuhan berbelas kasihan kepada Tomas. Para murid memberitahukan kepada Tomas berita sukacita ini. Mereka pasti bergumul untuk memberi tahu Tomas, karena dia adalah seorang yang sinis. Jika tidak ada fakta, dia pasti mencemooh. Mereka harus siap dicemoohkan oleh Tomas. Yohanes 11 mencatat, tentang kebangkitan Lazarus, Tuhan Yesus berkata, Aku harus pergi ke Yudea. Murid-murid yang lain semua mengatakan jangan pergi, mereka akan membunuh Engkau. 

Tetapi Tomas mengatakan marilah pergi, kita mati bersama Dia. Tomas begitu sinis. Ketika para murid juga memberitahukan berita sukacita tentang kebangkitan Yesus kepadanya, dia juga tidak bersyukur, malah ragu dan sinis. Dia mengatakan “Sebelum aku melihat bekas paku pada tanganNya, dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambungNya, sekali-kali aku tidak akan percaya”. Di dalam Yesaya 59:1-2, dikatakan tangan Tuhan tidak kurang panjang untuk menyelamatkan kita, dan pendengaranNya tidak kurang tajam untuk mendengar kita. Tetapi yang merupakan pemisah antara kita dengan Tuhan ialah segala kejahatan dan dosa kita. 

Sehingga kelihatan Tuhan tidak mendengar seruan kita. Delapan hari kemudian Tuhan Yesus menampakkan diri kepada Tomas. Lalu Ia berkata, “Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tanganKu, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambungKu dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah”. Tuhan berbelas kasihan kepada Tomas di tengah-tengah keraguannya. 

Kita juga mengetahui, Tuhan berbelas kasihan kepada Saulus, ketika dia sedang berada di pintu Damsyik. Dia mengejar orang Kristen dengan amarah yang besar. Di tengah-tengah itu belas kasihan Tuhan tiba kepada Saulus. Kita melihat belas kasihan Tuhan kepada kita pun tidak ada habisnya. 

Kita ingat ketika Tuhan berkata kepada Ananias, “Pergilah doakan Saulus yang sedang buta supaya dia bisa melihat”. Ananias berkata Tuhan tidak tahukah Engkau bahwa kejahatan orang ini luar biasa? Ananias kurang belas kasihan. Saya teringat 10 tahun yang lalu, ketika ada pendaftaran mahasiswa baru di Institut Reformed. Ada seorang dosen berkata, “Mahasiswa yang ini jangan diterima, karena dia sudah pernah bercerai”. Tapi saya berkata bahwa itu terjadi sebelum dia menjadi Kristen. Akhirnya diterima, dan sekarang sudah menjadi hamba Tuhan. 

Ketika saya masih mahasiswa, ada teman sekamar, dan saya menginjili dia, sampai akhirnya dia berkata, “Sudahlah sia-sia, tidak perlu menginjili saya lagi”. Lalu saya sudah tidak mau mendoakan dan menginjili dia lagi. Tetapi ketika saya menjadi panitia pengisian data KKR Pak Tong, maka salah satu nama petobat yang terdaftar adalah nama teman sekamar saya itu. Itu nama yang saya sudah menyerah. Tapi di situ belas kasihan Tuhan kepada dia. 

Saya teringat ketika khotbah pertama kali, semua jemaat tidak ada yang mengerti khotbah saya. Pak Tong mengetahui hal ini, tetapi beliau tetap memberikan saya kesempatan khotbah. Saya tahu Tuhan memberikan kesempatan itu. Kita melihat ada belas kasihan Tuhan kepada Tomas. Dia yang sudah menjauhkan diri, diberi kabar baik masih tetap meragukan. Tetapi Tuhan tetap memberikan kesempatan.

2.Kedua, kepercayaan Tomas. 

Kita melihat ketika Tuhan Yesus menampakkan diri, Dia tidak mengecam keraguan Tomas. Tetapi seolah-olah Dia menuruti apa yang Tomas mau. Yesus menyuruh Tomas mencucukkan jarinya ke dalam belas paku di tanganNya, dan mencucukkan tangannya di lambungNya. Yesus memberikan fakta yang diinginkan oleh Tomas. Kita melihat bahwa bukti kebangkitan Yesus adalah sesuatu yang penting. Oleh sebab itu Yesus menunjukkan itu kepada Tomas. Kebangkitan Yesus harus benar-benar terjadi. 

Paulus mengatakan jika Yesus tidak bangkit, maka sia-sialah pemberitaan dan iman percaya kami. Orang Kristen adalah orang yang paling malang, yang percaya kepada penjahat di kayu salib. Ketika Yesus disalibkan, para imam mengolok-olok Dia, inilah orang yang menghujat Allah! Itu sebabnya Dia digantung dan dikutuk oleh Tuhan Allah. Jika Tuhan Yesus tidak bangkit maka kita semua adalah orang-orang yang paling malang. Dalam 1 Korintus, Paulus mengatakan bahwa kebangkitan Yesus itu sangat penting. Kita menolak Rudolf Bultmann yang mengatakan bahwa kebangkitan Yesus itu adalah mitos belaka. 

Hal itu tidak pernah terjadi di dalam sejarah. Itu disampaikan hanya untuk menggerakkan semangat murid-murid Yesus dan supaya mereka tidak terus berada di dalam kekecewaan. Dia memakai istilah demitologisasi yang berarti pesan kebangkitan dikemas dalam bahasa modern dan kebangkitan tidak pernah terjadi di dalam sejarah, itu hanya mitos saja. Kita melihat apa yang dituntut oleh Tomas itu adalah hal yang penting. Tomas sangat realistis, dia baru percaya jika ada fakta. Dia menuntut objective faith, harus ada bukti. 

Dia ingin mempertanggung jawabkan imannya. Dia pasti menentang Karl Marx, yang mengatakan bahwa agama adalah candu masyarakat. Jadi mereka terbius dan tidak menyadari realita di sekelilingnya. Kita melihat keraguan Tomas justru adalah kejujuran. Tetapi tidak mudah menyatakan hal ini, karena Calvin dan Agustinus mengatakan Tomas penuh keraguan. Tetapi Tomas memang seperti itu, jika tidak jelas maka dia bertanya, dia meragukan. Dalam Yohanes 14, waktu Tuhan mengatakan di rumah BapaKu banyak tempat tinggal, jika tidak demikian tentu Aku akan mengatakannya kepadamu. 

Aku akan pergi ke sana untuk menyediakan tempat bagimu. Lalu Aku akan kembali dan membawa kamu ke tempatKu, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada. Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ. Tomas langsung berkata, “Tuhan kami tidak tahu kemana Engkau pergi, bagaimana kami tahu jalan ke situ?” Dia tidak mengerti, maka dia bertanya. Kita tidak mengerti tentang Allah Tritunggal pun tidak pernah mau peduli untuk mengerti! Kierkegaard mengatakan bahwa kepercayaan dan keraguan itu bukan bertentangan tapi sejalan. 

Dia mengatakan bahwa kita harus meragukan semua hal untuk kita bisa memilah satu hal bisa dipercaya atau tidak. Di sini kita melihat jiwa Tomas, ketika dia menjauhi Tuhan, kita tidak boleh mentoleransi. Tetapi keraguan dia yang didasarkan kepada kejujuran, kita melihat Tuhan Yesus membuka itu kepada dia, “Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tanganKu, ulurkanlah tanganMu dan cucukkan ke dalam lambungKu dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah”. Jika kita mewarisi jiwa Tomas maka kita pasti ingin terus belajar mencari kebenaran. 

Keraguan Tomas adalah hal yang positif. Itu sebab Tuhan menampakkan diri kepada Tomas. Tetapi ketika Tuhan berkata, “Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tanganKu, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambungKu”, Tomas tidak melakukannya. Dia hanya melihat tetapi tidak melakukan itu. Dia bukan hanya percaya, tetapi dia berkata, “Ya Tuhanku dan Allahku!” Tomas bukan hanya percaya kebangkitan Yesus, tetapi dia juga percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan Allah! William Hendriksen ketika membahas ayat ini, dia mengatakan karena Tuhan Yesus menunjukkan sifat omniscience, maha tahu. 

Bukankah ketika Tomas berkata kepada murid-murid yang lain, Yesus tidak ada di situ, tetapi Yesus tahu. Maka Yesus muncul dan mengulangi apa yang Tomas mau. Ini adalah omniscience, Yesus maha tahu. Dia pasti adalah Allah. Pintu semua tertutup, Yesus bisa masuk menembusi pintu. Ini membuktikan Yesus adalah Tuhan dan Allah. Mengapa Tomas berkata, “Ya Tuhanku dan Allahku?” Karena orang yang disalibkan itu terkutuk, maka diharapkan jangan bangkit. Imam-imam kepala mengatakan turunlah dari salib, maka kita akan percaya. Karena orang yang terkutuk itu tidak mungkin bisa melepaskan diri, bukan kekuatan jasmani tetapi dia harus melawan kekuatan Allah. 

Ini tidak mungkin! Ketika Yesus dikuburkan, Yesaya 53:9 berkata, Dia bukan hanya mati di antara penjahat-penjahat, di kubur pun di antara orang-orang fasik. Memang kita bersyukur untuk kuburan Yusuf Arimatea, karena biasanya orang yang disalib ketika mati, maka mayatnya akan dilempar seperti anjing kemudian ditanam. Tapi kita tidak boleh lupa, kubur itu baru. 

Di dalam tradisi Yahudi, jika kita orang yang baik-baik, maka akan dikuburkan bersama-sama dengan nenek moyang. Kita ingat Yakub, dia mengatakan supaya jangan menguburkan dia di tanah Mesir, tetapi kuburkan aku bersama nenek moyangku. 

Memang orang Yahudi percaya ketika kebangkitan orang mati, maka semua akan bangkit, tetapi terutama umat pilihan Tuhan akan bangkit bersama-sama. Ketika Tomas bisa melihat Yesus bangkit, maka Dia pasti Allah. Maka dia berkata, “Ya Tuhanku dan Allahku”. James Boice mengatakan bahwa, ketika Tomas mengeluarkan kalimat ini tanpa dia mencucukkan jarinya ke dalam lubang tangan Yesus, dan tanpa dia mencucukkan tangannya ke dalam lambung Yesus, karena pada saat itulah Roh Kudus masuk di dalam hati Tomas. 

Charles Spurgeon mengatakan bahwa ketika Tuhan Yesus menampakkan diriNya, cinta kasih Tuhan menguasai hati Tomas. Sehingga dia berhadapan dengan kehadiran Tuhan yang begitu luar biasa. Lalu dia berkata, “Ya Tuhanku dan Allahku!” Jikalau fakta dan bukti hanya membuat kita percaya bahwa Yesus bangkit, tetapi Roh Kudus membuat kita mengatakan Tuhan dan Allah. 

Cinta Tuhan menguasai hati kita. Di situlah maka kita sanggup berkata, “Ya Tuhanku dan Allahku!” Kita bisa percaya Yesus bangkit, tetapi kita tidak percaya bahwa Dia adalah Tuhan dan Allah. Ini dua hal yang berbeda. Sekali lagi, bukti dan fakta yang Tomas tuntut kepada Tuhan Yesus hanya bisa membuktikan bahwa Yesus bangkit, tetapi untuk bisa berkata, “Ya Tuhanku dan Allahku”, maka harus ada Roh Kudus yang menggerakkan hati kita.

3.Ketiga, prinsip iman percaya. 

Ketika Tomas mengatakan, “Ya Tuhanku dan Allahku!”, Tuhan Yesus berkata, “Tomas, karena engkau melihat Aku maka engkau percaya, berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya”. Apa artinya berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya? Apakah Tuhan Yesus lebih menghargai subjective faith daripada objective faith? Apakah Tuhan Yesus berpikir bukti dan fakta tidak diperlukan lagi? Tidak! Karena buktinya, Tuhan Yesus datang kepada Tomas, dan Ia juga menunjukkan bukti kepadanya. 

Yohanes berkata, semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah. Tuhan Yesus mementingkan subjective faith, ketika kita beriman secara personal kepada Tuhan, tetapi juga objective faith, fakta dan bukti itu harus ada. Jadi arti berbahagialah yang tidak melihat namun percaya adalah satisfied faith, iman yang puas. 

Artinya, iman yang puas dengan apa yang Tuhan berikan. Iman yang tidak menuntut mujizat atau penglihatan-penglihatan yang supranatural. Tetapi iman yang puas dengan apa yang Tuhan berikan kepada kita. Kita ingat Firaun dan 10 tulah, dia melihat mujizat paling banyak, tetapi kita melihat dia tidak bisa percaya. Demikian juga 10 orang kusta yang disembuhkan, mengapa hanya 1 orang yang kembali? Tuhan mengusir orang yang membuat mujizat tanpa pengenalan akan Tuhan, “Enyahlah engkau pembuat kejahatan!” 

Perampok di sebelah Yesus juga tidak mengalami mujizat yang spektakuler, sebaliknya dia melihat Yesus yang tidak berdaya di kayu salib. Dia percaya. Inilah iman yang luar biasa. J. C. Ryle mengatakan iman itu hanya bisa dibandingkan dengan iman orang majus, yang datang ribuan kilometer untuk melihat bayi yang dilahirkan di kandang binatang. 

Mereka percaya dan memberikan persembahan emas yang melambangkan raja padahal bukan raja, kemenyan yang melambangkan pengorbanan padahal gara-gara Anak ini bayi-bayi di Betlehem dibunuh, dan mur yang menyatakan kesucian padahal ini anak haram. Tapi mereka membawa persembahan itu dengan iman. Inilah iman yang puas dengan apa yang Tuhan berikan.

Next Post Previous Post