RUT 1:1-6 (CARA MENGHADAPI KELAPARAN)

Pdt.Budi Asali, M.Div.

Dalam Kitab Suci menyebutkan Kanaan sebagai suatu tanah yang berlimpah-limpah susu dan madunya (Keluaran 3:8). Dan kata Betlehem yg berarti ‘the house of bread’ (=rumah roti / lumbung), jelas menunjukkan bahwa itu adalah tempat yg subur. Tetapi ternyata tempat itu mengalami kelaparan (Rut 1:1) dan kelaparan itu berlangsung cukup lama (Rut 1: 4b).

I. Mengapa ada kelaparan?

1. Karena ada dosa.
RUT 1:1-6 (CARA MENGHADAPI KELAPARAN)
a. Dari ayat-ayat seperti Ulangan 11:13-17 & Imamat 26:3-5,14-16, maka jelaslah bahwa untuk jaman itu ada janji Tuhan yg mengatakan bahwa Tuhan pasti akan mencukupi kebutuhan makanan mereka asal mereka taat kepada Tuhan, tetapi sebaliknya, juga ada ancaman, yaitu kalau mereka tidak taat kepada Tuhan, Tuhan akan memberikan kelaparan kepada mereka. Jadi terlihat bahwa kelaparan di sini adalah hukuman Tuhan atas dosa mereka.

NB: Sekalipun penderitaan bisa / sering disebabkan karena dosa, tetapi penderitaan tidak selalu disebabkan karena dosa. Contoh: Ayub menderita bukan karena ia berdosa, tetapi karena setan menyerang dia dan Tuhan memakai serangan setan itu untuk menguji Ayub.

Karena itu kalau saudara menghadapi orang yang sakit / terkena musibah, jangan secara sembarangan menyuruhnya bertobat dari dosa!

b. Di samping itu, dalam Rut 1: 1 dikatakan bahwa itu terjadi pada jaman Hakim-hakim. Kalau sdr membaca kitab hakim-hakim, maka saudara akan melihat 2 hal yang menonjol:
adanya suatu siklus yang terjadi berulang-ulang: Israel berdosa - Tuhan menghukum - Israel bertobat - Tuhan mengampuni.

Pada saat itu Israel tak punya raja dan tiap orang hidup semaunya sendiri (Hak 17:6 18:1 19:1 21:25)

Jadi, jelaslah bahwa kelaparan saat itu pasti merupakan hukuman Tuhan atas dosa mereka

2. Karena Tuhan sedang bekerja untuk melaksanakan rencanaNya

Allah pasti sudah merencanakan bahwa Yesus harus dilahirkan dari keturunan Rut dan Boas (Matius 1:5-16). Tetapi bagaimana rencana itu bisa terlaksana? Rut ada di Moab, sedangkan Boas ada di Yehuda. Untuk mempertemukan keduanya, maka Tuhan memberikan kelaparan di Yehuda (sekaligus sebagai hukuman dosa), sehingga Elimelekh dan keluarganya pindah ke Moab. Lalu pada ay 6 kita melihat bahwa setelah Mahlon dan Kilyon mati, Tuhan lalu memberikan makanan lagi kepada umat-Nya. Ini menyebabkan Naomi kembali ke Yehuda bersama dengan Rut, sehingga akhirnya Rut bertemu dengan Boas, dan rencana Allah terjadi / ter genapi.

II. Cara/sikap mereka menghadapi kelaparan itu:

1.Ada hal-hal yang benar yang tidak mereka lakukan:

a. Mereka tidak berdoa lebih dulu untuk meminta pimpinan Tuhan (ay 1). Ini adalah sesuatu yang sangat salah!

Kalau saudara mau melakukan sesuatu, apalagi itu adalah sesuatu yang penting, apakah saudara berdoa lebih dulu untuk meminta pimpinan Tuhan? Bacalah 1Samuel 23:1-13 dan lihatlah bagaimana Daud meminta pimpinan Tuhan dalam setiap langkah yang akan dia lakukan!

b. Mereka tidak melakukan introspeksi.

Kesukaran bisa disebabkan karena dosa dan karena itu, pada saat kita mengalami kesukaran (apalagi yang berat dan rasanya tak tertahankan), sebaiknya kita mengintrospeksi / memeriksa hidup kita.

Contoh:

Dalam Yosua 7, bangsa Israel dikalahkan oleh Ai. Dalam percakapan antara Tuhan dengan Yosua, Tuhan menunjukkan dosa bangsa Israel, dan setelah dosa itu dibereskan, maka akhirnya bangsa Israel berhasil mengalahkan Ai.

Nama Elimelekh berarti ‘My God is King’ (=Allahku adalah Raja), tetapi kenyataannya, Ia tak hidup sesuai dengan arti dari namanya sendiri

2. Ada hal-hal yang salah yang justru mereka lakukan:

a. Mereka pergi ke Moab (Rut 1: 1)

Mereka meninggalkan tanah Kanaan yang adalah tanah perjanjian! Apakah kelaparan itu begitu hebat shg mereka terpaksa pindah? Rasa-rasanya tidak! Sebab orang-orang lain tidak pindah dan tetap bisa hidup.

Dari Rut 1: 19,21 kelihatannya mereka adalah orang yang terpandang dan kaya. Mungkin ini menyebabkan mereka tidak tahan penderitaan dan mereka lalu pindah.

b. Mahlon dan Kilyon kawin dengan orang Moab yaitu Rut dan Orpa (Rut 1: 4)

Kalau dalam jaman Perjanjian Baru Tuhan melarang orang kristen menikah dengan orang non kristen (2Korintus 6:14), maka pada jaman Perjanjian Lama, orang Israel dilarang menikah dg orang kafir (Ulangan 7:1-4 Ulangan 23:3 Ezra 9:1-2 Nehemia 13:23-27)

Tetapi di sini kita melihat kemahakuasaan Tuhan, yang bisa menggunakan semua ini untuk melaksanakan rencana-Nya!

c. Mungkin sekali mereka mau menetap di Moab.

Memang mula-mula mereka hanya ingin tinggal di Moab untuk sementara. Ay 1 memang mengatakan: ‘untuk menetap di sana sebagai orang asing’. Tetapi terjemahan ini tidak benar! Bandingkan dengan terjemahan-terjemahan bahasa Inggris di bawah ini:

NIV: ‘live’

KJV/RSV/NASB: ‘sojourn’ (=tinggal untuk sementara)

Jadi, mereka pindah ke Moab bukan dengan tujuan untuk menetap di sana, tetapi hanya untuk tinggal di sana untuk sementara waktu saja.
Tetapi setelah mereka tinggal lama sekali di sana, apalagi Mahlon dan Kilyon sudah menikah dengan orang Moab, maka mungkin sekali mereka sudah krasan di sana dan merasa segan untuk kembali ke Kanaan

Kesimpulan:

Pada waktu menghadapi kesukaran, mereka tidak berdoa, tidak meminta pimpinan Tuhan, tidak melakukan introspeksi, tetapi mereka berusaha mengatasi kesukaran itu dengan kekuatan dan cara mereka sendiri

Renungkan! Kalau sdr mengalami kesukaran / problem, apakah sdr menghadapi kesukaran / problem itu dengan cara seperti ini?

III. Berhasilkah usaha mereka?

Mula-mula mereka kelihatannya berhasil. Mereka diterima dengan baik oleh orang Moab. Bahkan Mahlon dan Kilyon kawin dengan perempuan Moab! Rasanya semua baik-baik saja!

Tetapi apa yang lalu terjadi? Rut 1: 3,5 menunjukkan bahwa Elimelekh mati, demikian juga dengan Mahlon dan Kilyon, sehingga dari keluarga yang pindah ke Moab itu, hanya Naomi yang tersisa. Ia adalah seorang perempuan, sudah tua, janda, hidup di negara asing, dan ia miskin (Rut 1: 21)

Penerapan:

Kalau sdr menghadapi kesukaran dengan usaha dan cara sdr sendiri, bisa saja mula-mula sdr kelihatannya berhasil, tetapi akhirnya sdr pasti akan mengalami kehancuran / bencana yang lebih besar.

Kesimpulan:

Mereka gagal total! Hanya Allah yang bisa menolong! (Bacalah Mazmur 127:1)

Rut 1: 6: ‘Tuhan telah memperhatikan umatNya dan memberikan makanan kepada mereka’

Apakah ini berarti bahwa pada waktu mengalami kesukaran, kita harus bersikap apatis / acuh tak acuh, atau berdoa saja tanpa melakukan apa-apa? Tentu saja tidak!

Kita harus:

1. Introspeksi

Kalau ada dosa, bertobatlah!

2. Berdoa meminta pimpinan Tuhan

Ia adalah Gembala kita! Ia pasti mau memimpin kita asal kita mau meminta pimpinan-Nya!

3. Berusahalah sesuai dengan pimpinan Tuhan itu, tetapi bagaimanapun, harapan kita haruslah diletakkan pada Tuhan dan bukan pada usaha kita! (Baca Yesaya 40:29-31)

Maukah sdr berharap kepada Tuhan dalam menghadapi kesukaran?

Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div:  meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
-AMIN-
Next Post Previous Post