JANGAN MENCABUT LALANG! (MATIUS 13:26-29)
Pdt.Budi Asali, M.Div.
Matius 13:26-29) - . (26) Ketika gandum itu tumbuh dan mulai berbulir, nampak jugalah lalang itu. (27) Maka datanglah hamba-hamba tuan ladang itu kepadanya dan berkata: Tuan, bukankah benih baik, yang tuan taburkan di ladang tuan? Dari manakah lalang itu? (28) Jawab tuan itu: Seorang musuh yang melakukannya. Lalu berkatalah hamba-hamba itu kepadanya: Jadi maukah tuan supaya kami pergi mencabut lalang itu? (29) Tetapi ia berkata: Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang itu.
b) Baru ketika gandum itu mulai berbulir, maka terlihatlah perbedaannya dengan lalang. gadget, bisnis, otomotif |
Jadi pada tahap tertentu memang mungkin membedakan lalang dari gandum.
Matius 13: 26-28a: “(26) Ketika gandum itu tumbuh dan mulai berbulir, nampak jugalah lalang itu. (27) Maka datanglah hamba-hamba tuan ladang itu kepadanya dan berkata: Tuan, bukankah benih baik, yang tuan taburkan di ladang tuan? Dari manakah lalang itu? (28a) Jawab tuan itu: Seorang musuh yang melakukannya.”.
C. H. Spurgeon: “The householder had not slept. He knew who had done the cruel wrong. He who is the enemy of God and man, and he only, had perpetrated this piece of malice. It may have seemed to be a learned doctor, or a clever poet, or a treacherous orator, who scattered doubt among the people, and introduced sceptics into the church; but the worker behind the scenes, the real author of the mischief, is always the devil himself.” [= Tuan rumah itu tidak tidur. Ia tahu siapa yang telah melakukan kesalahan yang kejam itu. Ia adalah musuh dari Allah dan manusia, dan ia saja, yang telah melakukan potongan kejahatan ini. Itu bisa terlihat sebagai seorang doktor yang terpelajar, atau seorang penyair yang pandai, atau seorang orator yang bersifat mengkhianat, yang menyebarkan keraguan di antara orang-orang, dan memperkenalkan orang-orang skeptik ke dalam gereja; tetapi pekerja di belakang tempat kejadian, pengarang / pencipta sesungguhnya dari kerusakan itu, selalu adalah setan sendiri.].
Catatan: ini tidak berarti bahwa orang yang dipakai oleh setan itu tidak salah. Ia bisa saja sadar atau tidak menyadari kalau ia sedang dipakai oleh setan. Sangat mungkin ia menyangka bahwa ia sedang dipakai oleh Tuhan.
Barnes’ Notes: “An enemy - the devil - hath done it. And nowhere has he shown profounder cunning, or done more to adulterate the purity of the gospel.” [= Seorang musuh - si setan - telah melakukannya. Dan tak ada tempat dimana ia menunjukkan kelicikan yang lebih hebat, atau melakukan lebih untuk memalsukan / mencampur kemurnian dari injil.].
Adam Clarke: “‘An enemy hath done this.’ It is the interest of Satan to introduce hypocrites and wicked persons into religious societies, in order to discredit the work of God, and to favour his own designs.” [= ‘Seorang musuh telah melakukannya’. Merupakan suatu kesenangan Iblis untuk memperkenalkan orang-orang munafik dan orang-orang jahat ke dalam masyarakat yang relijius, untuk mempermalukan / merusak reputasi pekerjaan Allah, dan untuk mendukung / menguntungkan rancangan-rancangannya sendiri.].
Ini seperti memasukkan rayap ke dalam sebuah rumah, yang perlahan-lahan merusak rumah itu.
c) Pelayan-pelayan tuan itu meminta izin untuk mencabut lalang tetapi dilarang oleh tuan ladang itu.
Matius 13: 28b-29: “(28b) Lalu berkatalah hamba-hamba itu kepadanya: Jadi maukah tuan supaya kami pergi mencabut lalang itu? (29) Tetapi ia berkata: Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang itu.”.
1. Pelayan-pelayan minta izin untuk mencabut lalang.
Adam Clarke: “‘Wilt thou then that we go and gather them up?’ A zeal which is rash and precipitate is as much to be feared as the total lack of strict discipline.” [= ‘Jadi maukah engkau supaya kami pergi mencabut lalang itu?’. Suatu semangat yang sembrono dan tergesa-gesa harus sama ditakutinya seperti ketiadaan total dari disiplin yang ketat.].
Jadi ada 2 sikap extrim terhadap lalang. Yang pertama sikap gegabah untuk membuangi lalang, mengusir orang kristen KTP dari gereja. Yang kedua adalah sama sekali tidak peduli akan keberadaan mereka.
Pulpit Commentary: “the servants, in their zeal to separate the tares from the wheat, forget the difficulty connected with pulling them up.” [= pelayan-pelayan, dalam semangat mereka untuk memisahkan lalang dari gandum, melupakan kesukaran yang berhubungan dengan pencabutan mereka.].
Kesukaran apa? Perhatikan kata-kata Barclay di bawah ini.
Barclay: “In their early stages, the tares so closely resembled the wheat that it was impossible to distinguish the one from the other. When both had produced seed heads it was easy to distinguish them; but by that time their roots were so intertwined that the tares could not be weeded out without tearing the wheat out with them.” [= Dalam tahap awal mereka, lalang begitu mirip dengan gandum sehingga adalah mustahil untuk membedakan yang satu dari yang lain. Pada waktu keduanya telah mengeluarkan bulir-bulir adalah mudah untuk membedakan mereka; tetapi pada saat itu akar mereka begitu saling membelit sehingga lalang itu tidak bisa dicabut tanpa mencabut gandumnya bersama mereka.].
Barnes’ Notes: “Thus, ‘tares’ aptly represented hypocrites in the church. Strongly resembling Christians in their experience, and, in some respects, their lives, it is impossible to distinguish them from genuine Christians, nor can they be separated until it is done by the Great Searcher of hearts at the day of judgment.” [= Jadi, ‘lalang’ secara tepat menggambarkan orang-orang munafik dalam gereja. Sangat mirip orang-orang Kristen dalam pengalaman mereka, dan dalam hal-hal tertentu, kehidupan mereka, adalah mustahil untuk membedakan mereka dari orang-orang Kristen sejati, juga mereka tak bisa dipisahkan sampai itu dilakukan oleh Penyelidik Agung dari hati pada hari penghakiman.].
Pulpit Commentary: “‘The servants of the householder came.’ The explanation (ver. 38) does not say who are represented by these; they must be really identical with some of the wheat, yet since they are spoken of as though they are also the agents of the Sower, they must represent the more active, and especially the ministerial, members of the kingdom. Is it a mere coincidence that historically the clergy have shown themselves always the most eager advocates of the policy of rooting up the tares?” [= ‘Pelayan-pelayan dari tuan itu datang’. Penjelasannya (ay 38) tidak mengatakan siapa yang diwakili oleh pelayan-pelayan ini; mereka pasti betul-betul identik dengan sebagian dari gandum, tetapi karena mereka dibicarakan seakan-akan mereka juga adalah agen-agen dari sang Penabur, mereka pasti mewakili anggota-anggota kerajaan yang lebih aktif, dan khususnya anggota-anggota yang melayani dari kerajaan. Apakah itu semata-mata suatu kebetulan bahwa dalam sejarah pemimpin-pemimpin rohani telah selalu menunjukkan diri mereka sendiri sebagai pembela-pembela / pendukung-pendukung yang paling bersemangat tentang kebijaksanaan pencabutan lalang?].
Yang celaka adalah gereja yang para pemimpinnya termasuk lalang. Mereka akan mencabuti dan membuang gandumnya. Sangat banyak orang Kristen yang belajar dari facebook atau Youtube sehingga mereka menjadi orang-orang Kristen yang sungguh-sungguh, tetapi mereka berada di gereja yang sesat. Dan mereka di ‘bully’ di gereja sesat itu, dan bahkan sangat bisa disiasat gerejani. Contoh: Martin Luther.
C. H. Spurgeon: “Bigots have tried to extirpate heretics, and national churches have even forbidden unsound thinkers to remain in the country; but all attempts at securing any region from having infidels or heretics residing in it have soured into persecution. Nowhere on earth can we maintain a settlement of saints alone. In many cases, the cruel treatment of the very best of men has been produced by the notion that they were erroneous teachers, and therefore ought not to be tolerated. To contend earnestly against error by spiritual means is right and needful, but to use carnal weapons, and other remedies of force, is absolute folly and wickedness. This world is now a field of mingled growths, and so it must be till the end come.” [= Orang-orang fanatik berusaha untuk menghancur-totalkan bidat-bidat / orang-orang sesat, dan gereja-gereja nasional bahkan telah melarang pemikir-pemikir yang tidak sehat untuk tinggal dalam negara; tetapi semua usaha untuk mengamankan daerah manapun dari orang-orang kafir dan bidat-bidat / orang-orang sesat untuk tinggal di dalamnya telah memburuk menjadi penganiayaan. Tidak ada tempat di bumi dimana kita bisa memelihara / mempertahankan suatu tempat tinggal dari orang-orang kudus saja. Dalam banyak kasus, perlakuan yang kejam terhadap orang-orang yang terbaik telah dihasilkan oleh pandangan / kepercayaan bahwa mereka adalah guru-guru yang salah / sesat, dan karena itu tidak boleh ditoleransi. Berjuang dengan sungguh-sungguh terhadap kesalahan / kesesatan dengan cara-cara rohani adalah benar dan dibutuhkan, tetapi menggunakan senjata-senjata daging / jasmani, dan cara-cara pembetulan dengan kekerasan yang lain, adalah kebodohan dan kejahatan yang mutlak. Dunia ini sekarang adalah suatu ladang dari tumbuh-tumbuhan yang bercampur, dan haruslah demikian sampai akhirnya tiba.].
Saya tidak yakin bahwa kata-kata Spurgeon ini benar, karena kalau ini benar, maka hukum-hukum Tuhan dalam Perjanjian Lama, yang menjatuhkan hukuman mati terhadap orang-orang sesat itu salah.
Bdk. Ul 13:1-18 - “(1) Apabila di tengah-tengahmu muncul seorang nabi atau seorang pemimpi, dan ia memberitahukan kepadamu suatu tanda atau mujizat, (2) dan apabila tanda atau mujizat yang dikatakannya kepadamu itu terjadi, dan ia membujuk: Mari kita mengikuti allah lain, yang tidak kaukenal, dan mari kita berbakti kepadanya, (3) maka janganlah engkau mendengarkan perkataan nabi atau pemimpi itu; sebab TUHAN, Allahmu, mencoba kamu untuk mengetahui, apakah kamu sungguh-sungguh mengasihi TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu. (4) TUHAN, Allahmu, harus kamu ikuti, kamu harus takut akan Dia, kamu harus berpegang pada perintahNya, suaraNya harus kamu dengarkan, kepadaNya harus kamu berbakti dan berpaut. (5) Nabi atau pemimpi itu haruslah dihukum mati, karena ia telah mengajak murtad terhadap TUHAN, Allahmu, yang telah membawa kamu keluar dari tanah Mesir dan yang menebus engkau dari rumah perbudakan - dengan maksud untuk menyesatkan engkau dari jalan yang diperintahkan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk dijalani. Demikianlah harus kauhapuskan yang jahat itu dari tengah-tengahmu. (6) Apabila saudaramu laki-laki, anak ibumu, atau anakmu laki-laki atau anakmu perempuan atau isterimu sendiri atau sahabat karibmu membujuk engkau diam-diam, katanya: Mari kita berbakti kepada allah lain yang tidak dikenal olehmu ataupun oleh nenek moyangmu, (7) salah satu allah bangsa-bangsa sekelilingmu, baik yang dekat kepadamu maupun yang jauh dari padamu, dari ujung bumi ke ujung bumi, (8) maka janganlah engkau mengalah kepadanya dan janganlah mendengarkan dia. Janganlah engkau merasa sayang kepadanya, janganlah mengasihani dia dan janganlah menutupi salahnya, (9) tetapi bunuhlah dia! Pertama-tama tanganmu sendirilah yang bergerak untuk membunuh dia, kemudian seluruh rakyat. (10) Engkau harus melempari dia dengan batu, sehingga mati, karena ia telah berikhtiar menyesatkan engkau dari pada TUHAN, Allahmu, yang telah membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan. (11) Maka seluruh orang Israel akan mendengar dan menjadi takut, sehingga mereka tidak akan melakukan lagi perbuatan jahat seperti itu di tengah-tengahmu. (12) Apabila di salah satu kota yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk diam di sana, kaudengar orang berkata: (13) Ada orang-orang dursila tampil dari tengah-tengahmu, yang telah menyesatkan penduduk kota mereka dengan berkata: Mari kita berbakti kepada allah lain yang tidak kamu kenal, (14) maka haruslah engkau memeriksa, menyelidiki dan menanyakan baik-baik. Jikalau ternyata benar dan sudah pasti, bahwa kekejian itu dilakukan di tengah-tengahmu, (15) maka bunuhlah dengan mata pedang penduduk kota itu, dan tumpaslah dengan mata pedang kota itu serta segala isinya dan hewannya. (16) Seluruh jarahan harus kaukumpulkan di tengah-tengah lapangan dan harus kaubakar habis kota dengan seluruh jarahan itu sebagai korban bakaran yang lengkap bagi TUHAN, Allahmu. Semuanya itu akan tetap menjadi timbunan puing untuk selamanya dan tidak akan dibangun kembali. (17) Dari barang-barang yang dikhususkan itu janganlah apapun melekat pada tanganmu, supaya TUHAN berhenti dari murkaNya yang bernyala-nyala itu, menunjukkan belas kasihanNya kepadamu, mengasihani engkau dan membuat jumlahmu banyak, seperti yang dijanjikanNya dengan sumpah kepada nenek moyangmu. (18) Sebab dengan demikian engkau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, untuk berpegang pada segala perintahNya, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, dengan melakukan apa yang benar di mata TUHAN, Allahmu.’”.
Kel 22:18 - “‘Seorang ahli sihir perempuan janganlah engkau biarkan hidup.”.
Kel 22:20 - “Siapa yang mempersembahkan korban kepada allah kecuali kepada TUHAN sendiri, haruslah ia ditumpas.’”.
Kel 23:32-33 - “(32) Janganlah mengadakan perjanjian dengan mereka ataupun dengan allah mereka. (33) Mereka tidak akan tetap diam di negerimu, supaya mereka jangan membuat engkau berdosa kepadaKu, dengan beribadah kepada allah mereka, sebab tentulah hal itu menjadi jerat bagimu.’”.
Im 24:10-16 - “(10) Pada suatu hari datanglah seorang laki-laki, ibunya seorang Israel sedang ayahnya seorang Mesir, di tengah-tengah perkemahan orang Israel; dan orang itu berkelahi dengan seorang Israel di perkemahan. (11) Anak perempuan Israel itu menghujat nama TUHAN dengan mengutuk, lalu dibawalah ia kepada Musa. Nama ibunya ialah Selomit binti Dibri dari suku Dan. (12) Ia dimasukkan dalam tahanan untuk menantikan keputusan sesuai dengan firman TUHAN. (13) Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa: (14) ‘Bawalah orang yang mengutuk itu ke luar perkemahan dan semua orang yang mendengar haruslah meletakkan tangannya ke atas kepala orang itu, sesudahnya haruslah seluruh jemaah itu melontari dia dengan batu. (15) Engkau harus mengatakan kepada orang Israel, begini: Setiap orang yang mengutuki Allah harus menanggung kesalahannya sendiri. (16) Siapa yang menghujat nama TUHAN, pastilah ia dihukum mati dan dilontari dengan batu oleh seluruh jemaah itu. Baik orang asing maupun orang Israel asli, bila ia menghujat nama TUHAN, haruslah dihukum mati.”.
Ul 7:1-5 - “(1) ‘Apabila TUHAN, Allahmu, telah membawa engkau ke dalam negeri, ke mana engkau masuk untuk mendudukinya, dan Ia telah menghalau banyak bangsa dari depanmu, yakni orang Het, orang Girgasi, orang Amori, orang Kanaan, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus, tujuh bangsa, yang lebih banyak dan lebih kuat dari padamu, (2) dan TUHAN, Allahmu, telah menyerahkan mereka kepadamu, sehingga engkau memukul mereka kalah, maka haruslah kamu menumpas mereka sama sekali. Janganlah engkau mengadakan perjanjian dengan mereka dan janganlah engkau mengasihani mereka. (3) Janganlah juga engkau kawin-mengawin dengan mereka: anakmu perempuan janganlah kauberikan kepada anak laki-laki mereka, ataupun anak perempuan mereka jangan kauambil bagi anakmu laki-laki; (4) sebab mereka akan membuat anakmu laki-laki menyimpang dari padaKu, sehingga mereka beribadah kepada allah lain. Maka murka TUHAN akan bangkit terhadap kamu dan Ia akan memunahkan engkau dengan segera. (5) Tetapi beginilah kamu lakukan terhadap mereka: mezbah-mezbah mereka haruslah kamu robohkan, tugu-tugu berhala mereka kamu remukkan, tiang-tiang berhala mereka kamu hancurkan dan patung-patung mereka kamu bakar habis.”.
2. Tuan itu melarang para pelayan mencabut lalang.
Adam Clarke: “‘But he said, Nay.’ God judges quite otherwise than men of this mixture of good and evil in the world; he knows the good which he intends to produce from it, and how far his patience toward the wicked should extend, in order to their conversion, or the further sanctification of the righteous.” [= ‘Tetapi ia berkata, Tidak’. Allah menghakimi / menilai secara sangat berbeda dari manusia tentang campuran orang-orang baik dan jahat dalam dunia ini; Ia tahu hal-hal baik yang Ia maksudkan untuk dihasilkan darinya, dan betapa jauh kesabaranNya terhadap orang-orang jahat diperluas, untuk / demi pertobatan mereka, atau pengudusan lebih jauh dari orang-orang benar.].
Contoh Yudas Iskariot. Yesus tahu dari semula kalau ia bukan hanya orang kristen KTP, tetapi juga calon pengkhianat. Tetapi Tuhan punya rencana yang baik dengan tidak mencabut ‘lalang’ yang satu ini, dan membiarkannya tumbuh bersama-sama dengan gandum.
The Bible Exposition Commentary: “It is sad to retain in Church impostors, more sad to cast out faithful. Better trust men too much than too little.” [= Merupakan sesuatu yang menyedihkan untuk mempertahankan penipu-penipu dalam Gereja, tetapi lebih menyedihkan lagi untuk membuang orang setia / percaya. Lebih baik percaya kepada manusia terlalu banyak dari pada terlalu sedikit.].
Matthew Henry: “Note, It is not possible for any man infallibly to distinguish between tares and wheat, but he may be mistaken; and therefore such is the wisdom and grace of Christ, that he will rather permit the tares, than any way endanger the wheat. It is certain, scandalous offenders are to be censured, and we are to withdraw from them; those who are openly the children of the wicked one, are not to be admitted to special ordinances; yet it is possible there may be a discipline, either so mistaken in its rules, or so over-nice in the application of them, as may prove vexatious to many that are truly godly and conscientious. Great caution and moderation must be used in inflicting and continuing church censures, lest the wheat be trodden down, if not plucked up.” [= Perhatikan, Tidaklah mungkin bagi manusia manapun untuk membedakan antara lalang dan gandum secara tidak bisa salah, tetapi ia bisa salah; dan karena itu demikianlah hikmat dan kasih karunia dari Kristus, sehingga Ia lebih baik mengizinkan lalang, dari pada membahayakan gandum dengan cara apapun. Pastilah pelanggar-pelanggar yang bersifat skandal harus dikritik / dikecam, dan kita harus menarik diri dari mereka; mereka yang secara terbuka adalah anak-anak dari si jahat, tidak boleh diizinkan pada upacara-upacara agama khusus; tetapi adalah mungkin di sana ada suatu disiplin, yang begitu salah dalam peraturan-peraturannya, atau terlalu cerewet / sensitif dalam penerapannya, sehingga menjadi gangguan bagi banyak orang yang sungguh-sungguh saleh dan sangat berhati-hati. Kehati-hatian yang besar dan moderat harus digunakan dalam memberikan dan melanjutkan kritikan-kritikan / kecaman-kecaman gereja, supaya jangan gandum diinjak-injak, jika tidak tercabut.].
Jadi larangan mencabut lalang berarti kita tak boleh menerapkan siasat gerejani secara sembrono. Misalnya Saksi-Saksi Yehuwa yang pertumbuhan setahun 360.000 orang, tetapi yang dikeluarkan 150.000 orang! Dan salah satu yang dikeluarkan adalah kalau menerima transfusi darah, atau kurang memberitakan Injil! Ini betul-betul gila.
Tetapi bukan berarti kita tidak boleh melakukan siasat gerejani sama sekali. Siasat gerejani tentu boleh, bahkan harus, dilakukan terhadap orang-orang yang jelas-jelas adalah lalang, apakah itu terlihat dari kehidupan mereka yang berdosa secara hebat dan menolak untuk bertobat, atau dari kepercayaan / ajaran mereka yang sesat terhadap mana mereka tidak mau bertobat. Ayat-ayat tentang siasat gerejani akan saya berikan di bawah.
Hati-hati dengan ‘tidak melakukan siasat gerejani’ dengan motivasi-motivasi yang salah, seperti karena orang itu kaya, karena sungkan, dan sebagainya.
Pulpit Commentary: “There is the difference between discipline and persecution. (1) Persecution is an evil against which zeal must be guarded. Men may think they do God service when they make havoc of his Church (cf. Acts 8:3; Gal. 1:13; 1 Tim. 1:13). (2) The darnel so resembles the wheat that it may be mistaken for it. So may the unbeliever be mistaken for the believer, the hypocrite for the true man. So, on the contrary, some saints are so clumsy and awkward that they may be mistaken for deceivers. Where there is a doubt let the subject have the benefit. The wheat rather than the darnel has generally suffered from persecution. (3) But the toleration of darnel, which resembles wheat, is no reason for the toleration of thorns, which resemble it not (cf. ver. 22; 1 Cor. 5:13). The teaching of our parable is not directed against discipline, but against persecution. (4) Note: Our Lord gives us no authority to expect a perfect Church in this age. The objection against joining a Church because it is imperfect is unreasonable.” [= Di sana ada perbedaan antara disiplin dan penganiayaan. (1) Penganiayaan adalah suatu kejahatan terhadap mana semangat harus dijaga. Manusia bisa mengira bahwa mereka melayani Allah pada waktu mereka mengacau / merusak GerejaNya (bdk. Kis 8:3; Gal 1:13; 1Tim 1:13). (2) Lalang itu begitu mirip dengan gandum sehingga bisa secara salah dianggap sebagai gandum. Demikian juga orang yang tidak percaya bisa secara salah dianggap sebagai orang percaya, dan orang munafik dianggap sebagai orang yang jujur. Demikian juga sebaliknya, sebagian orang-orang kudus adalah begitu canggung / sukar ditangani sehingga mereka secara salah bisa dianggap sebagai penipu-penipu. Pada waktu di sana ada suatu keraguan hendaklah orang itu mendapatkan keuntungan dari keraguan itu. Gandum, dan bukannya lalang, yang biasanya menderita dari penganiayaan. (3) Tetapi toleransi terhadap lalang, yang mirip dengan gandum, bukanlah alasan untuk toleransi terhadap duri-duri, yang tidak mirip dengannya (bdk. ay 22; 1Kor 5:13). Ajaran dari perumpamaan kita tidak ditujukan untuk menentang disiplin, tetapi menentang penganiayaan. (4) Perhatikan: Tuhan kita tidak memberi kita otoritas untuk mengharapkan suatu Gereja yang sempurna dalam zaman ini. Keberatan untuk bergabung dengan suatu Gereja karena gereja itu tidak sempurna merupakan sesuatu yang tidak masuk akal.].
Kis 8:3 - “Tetapi Saulus berusaha membinasakan jemaat itu dan ia memasuki rumah demi rumah dan menyeret laki-laki dan perempuan ke luar dan menyerahkan mereka untuk dimasukkan ke dalam penjara.”.
Gal 1:13 - “Sebab kamu telah mendengar tentang hidupku dahulu dalam agama Yahudi: tanpa batas aku menganiaya jemaat Allah dan berusaha membinasakannya.”.
1Tim 1:13 - “aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang ganas, tetapi aku telah dikasihaniNya, karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan yaitu di luar iman.”.
Bdk. Yoh 16:1-3 - “(1) ‘Semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya kamu jangan kecewa dan menolak Aku. (2) Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah. (3) Mereka akan berbuat demikian, karena mereka tidak mengenal baik Bapa maupun Aku.”.
Catatan:
a. Saya sebetulnya tidak setuju dengan kata-kata “Ajaran dari perumpamaan kita tidak ditujukan untuk menentang disiplin, tetapi menentang penganiayaan.”.
Menurut saya perumpamaan ini tidak berurusan dengan penganiayaan. Yang dipersoalkan adalah membuangi lalang secara sembrono. Dalam persoalan ini, saya lebih setuju dengan tafsiran Albert Barnes di bawah ini.
Barnes’ Notes: “That Christ will himself separate them at the proper time. There is no doubt that it is the duty of the church to keep itself pure, and to cut off gross and manifest offenders, 1 Cor 5:4-5; but the Saviour refers here to those who may be ‘suspected’ of hypocrisy, but against whom it cannot be proved; to those who so successfully imitate Christians as to make it difficult or impossible for man to distinguish them.” [= Bahwa Kristus sendiri akan memisahkan mereka pada saat yang tepat. Di sana tidak ada keraguan bahwa merupakan tugas dari gereja untuk menjaga dirinya sendiri murni, dan mengucilkan pelanggar-pelanggar yang sangat jelas dan nyata, 1Korintus 5:4-5; tetapi sang Juruselamat di sini menunjuk kepada mereka yang bisa ‘dicurigai’ tentang kemunafikan, tetapi terhadap siapa itu tidak bisa dibuktikan; kepada mereka yang secara begitu sukses meniru orang-orang Kristen sehingga membuatnya sukar atau mustahil bagi manusia untuk membedakan mereka.].
b. Bahwa larangan mencabut lalang tidak berarti bahwa gereja dilarang melakukan ‘siasat gerejani’, merupakan sesuatu yang jelas karena siasat gerejani didukung oleh banyak ayat Alkitab, yang saya berikan di bawah ini
Matius 18:15-17 - “(15) ‘Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali. (16) Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang lagi, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan. (17) Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Dan jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat, pandanglah dia sebagai seorang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai.”.
1Korintus 5:1-13 - “(1) Memang orang mendengar, bahwa ada percabulan di antara kamu, dan percabulan yang begitu rupa, seperti yang tidak terdapat sekalipun di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, yaitu bahwa ada orang yang hidup dengan isteri ayahnya. (2) Sekalipun demikian kamu sombong. Tidakkah lebih patut kamu berdukacita dan menjauhkan orang yang melakukan hal itu dari tengah-tengah kamu? (3) Sebab aku, sekalipun secara badani tidak hadir, tetapi secara rohani hadir, aku - sama seperti aku hadir - telah menjatuhkan hukuman atas dia, yang telah melakukan hal yang semacam itu. (4) Bilamana kita berkumpul dalam roh, kamu bersama-sama dengan aku, dengan kuasa Yesus, Tuhan kita, (5) orang itu harus kita serahkan dalam nama Tuhan Yesus kepada Iblis, sehingga binasa tubuhnya, agar rohnya diselamatkan pada hari Tuhan. (6) Kemegahanmu tidak baik. Tidak tahukah kamu, bahwa sedikit ragi mengkhamiri seluruh adonan? (7) Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu memang tidak beragi. Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus. (8) Karena itu marilah kita berpesta, bukan dengan ragi yang lama, bukan pula dengan ragi keburukan dan kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak beragi, yaitu kemurnian dan kebenaran. (9) Dalam suratku telah kutuliskan kepadamu, supaya kamu jangan bergaul dengan orang-orang cabul. (10) Yang aku maksudkan bukanlah dengan semua orang cabul pada umumnya dari dunia ini atau dengan semua orang kikir dan penipu atau dengan semua penyembah berhala, karena jika demikian kamu harus meninggalkan dunia ini. (11) Tetapi yang kutuliskan kepada kamu ialah, supaya kamu jangan bergaul dengan orang, yang sekalipun menyebut dirinya saudara, adalah orang cabul, kikir, penyembah berhala, pemfitnah, pemabuk atau penipu; dengan orang yang demikian janganlah kamu sekali-kali makan bersama-sama. (12) Sebab dengan wewenang apakah aku menghakimi mereka, yang berada di luar jemaat? Bukankah kamu hanya menghakimi mereka yang berada di dalam jemaat? (13) Mereka yang berada di luar jemaat akan dihakimi Allah. Usirlah orang yang melakukan kejahatan dari tengah-tengah kamu.”.
2Tesalonika 3:14-15 - “(14) Jika ada orang yang tidak mau mendengarkan apa yang kami katakan dalam surat ini, tandailah dia dan jangan bergaul dengan dia, supaya ia menjadi malu, (15) tetapi janganlah anggap dia sebagai musuh, tetapi tegorlah dia sebagai seorang saudara.”.
1Timotius 1:19-20 - “(19) Beberapa orang telah menolak hati nuraninya yang murni itu, dan karena itu kandaslah iman mereka, (20) di antaranya Himeneus dan Aleksander, yang telah kuserahkan kepada Iblis, supaya jera mereka menghujat.”.
2Korintus 2:6-11 - “(6) Bagi orang yang demikian sudahlah cukup tegoran dari sebagian besar dari kamu, (7) sehingga kamu sebaliknya harus mengampuni dan menghibur dia, supaya ia jangan binasa oleh kesedihan yang terlampau berat. (8) Sebab itu aku menasihatkan kamu, supaya kamu sungguh-sungguh mengasihi dia. (9) Sebab justru itulah maksudnya aku menulis surat kepada kamu, yaitu untuk menguji kamu, apakah kamu taat dalam segala sesuatu. (10) Sebab barangsiapa yang kamu ampuni kesalahannya, aku mengampuninya juga. Sebab jika aku mengampuni, - seandainya ada yang harus kuampuni -, maka hal itu kubuat oleh karena kamu di hadapan Kristus, (11) supaya Iblis jangan beroleh keuntungan atas kita, sebab kita tahu apa maksudnya.”.
3Yoh 9-10 - “(9) Aku telah menulis sedikit kepada jemaat, tetapi Diotrefes yang ingin menjadi orang terkemuka di antara mereka, tidak mau mengakui kami. (10) Karena itu, apabila aku datang, aku akan meminta perhatian atas segala perbuatan yang telah dilakukannya, sebab ia meleter melontarkan kata-kata yang kasar terhadap kami; dan belum merasa puas dengan itu, ia sendiri bukan saja tidak mau menerima saudara-saudara yang datang, tetapi juga mencegah orang-orang, yang mau menerima mereka dan mengucilkan orang-orang itu dari jemaat.”.
Tit 3:10-11 - “(10) Seorang bidat yang sudah satu dua kali kaunasihati, hendaklah engkau jauhi. (11) Engkau tahu bahwa orang yang semacam itu benar-benar sesat dan dengan dosanya menghukum dirinya sendiri.”.
William Hendriksen (tentang Titus 1:11): “At first the errorist should be tenderly admonished so that he may be won for the truth. If he refuses, he must be sharply reprimanded and told to desist. The person who persists in his evil ways must be shunned by the church and disciplined. The supreme measure, excommunication, may have to be employed in order to safeguard the church and in order to bring the sinner to repentance.” [= Mula-mula orang yang salah harus dinasehati dengan lembut supaya ia bisa dimenangkan bagi kebenaran. Jika ia menolak, ia harus ditegur dengan keras dan diberitahu untuk berhenti melakukan kesalahannya. Orang yang berkeras dalam jalannya yang jahat harus dikucilkan oleh gereja dan didisiplin. Tingkat yang tertinggi / terakhir, pemecatan, bisa harus digunakan untuk melindungi gereja terhadap kerugian dan untuk membawa orang berdosa itu pada pertobatan.].
c. Dalam bahasa Inggris ada istilah ‘benefit of the doubt’ [= keuntungan dari keraguan]. Kalau seorang hakim memeriksa perkara seorang terdakwa dan sekalipun ada bukti-bukti yang kelihatannya menunjukkan bahwa ia bersalah, tetapi ada juga bukti-bukti sebaliknya, sehingga hakim itu tidak bisa yakin apakah orang itu bersalah atau tidak. Maka ia harus memberikan ‘benefit of the doubt’ kepada orang itu dengan membebaskannya.
Pengadilan seharusnya punya motto: “Lebih baik membebaskan 1000 orang yang bersalah dari pada menghukum 1 orang yang tidak bersalah.”.
Dan ini juga harus diberlakukan dalam suatu persidangan gereja!
Bdk. Ulangan 17:2-7 - “(2) ‘Apabila di tengah-tengahmu di salah satu tempatmu yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, ada terdapat seorang laki-laki atau perempuan yang melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, Allahmu, dengan melangkahi perjanjianNya, (3) dan yang pergi beribadah kepada allah lain dan sujud menyembah kepadanya, atau kepada matahari atau bulan atau segenap tentara langit, hal yang telah Kularang itu; (4) dan apabila hal itu diberitahukan atau terdengar kepadamu, maka engkau harus memeriksanya baik-baik. Jikalau ternyata benar dan sudah pasti, bahwa kekejian itu dilakukan di antara orang Israel, (5) maka engkau harus membawa laki-laki atau perempuan yang telah melakukan perbuatan jahat itu ke luar ke pintu gerbang, kemudian laki-laki atau perempuan itu harus kaulempari dengan batu sampai mati.”.
C. H. Spurgeon: “Hasty disciplinarians have often cast out the best and retained the worst. Where evil is clear and open, we may not hesitate to deal with it; but where it is questionable, we had better hold our hand till we have fuller guidance.” [= Orang-orang yang menegakkan disiplin yang ketat dengan tergesa-gesa sering telah membuang / mengeluarkan orang yang terbaik dan mempertahankan orang yang terburuk. Dimana kejahatan adalah jelas dan terbuka, kita tidak boleh ragu-ragu untuk menanganinya; tetapi dimana itu dipertanyakan / diragukan, kita lebih baik menahan tangan kita sampai kita mendapatkan bimbingan yang lebih penuh.].
C. H. Spurgeon: “Suffer the two seeds to remain together for a season, that they may be the more effectually separated later on. It is true the evil will hinder and hamper the good; but even this will be better than that you should cast out the good by mistake.” [= Biarkanlah kedua benih untuk tetap bersama-sama untuk suatu waktu, sehingga mereka bisa dipisahkan secara lebih efektif belakangan. Memang benar bahwa orang-orang jahat akan menghalangi dan mencegah orang-orang yang baik; tetapi bahkan hal ini lebih baik dari pada bahwa engkau membuang orang yang baik oleh kesalahan penilaian.].
d. Tidak boleh mengharapkan gereja (atau pendeta) yang sempurna, memang merupakan sesuatu yang waras, karena memang tidak ada gereja (atau pendeta) yang sempurna.
Pernah ada seorang jemaat dari suatu gereja Reformed yang mau pindah ke gereja saya, dan dia datang pada acara persekutuan doa kami, dimana memang diizinkan untuk sharing. Dia katakan mengapa dia mau pindah ke gereja saya, yaitu karena pendeta di gereja yang lama begini dan begitu. Saya lalu bilang: semua pendeta itu punya kelemahan. Pendeta itu kelemahannya itu, saya kelemahannya bukan itu, tapi kamu tidak pernah lihat saya marah. Saya kalau marah bisa mukul orang. Dia langsung tidak jadi masuk gereja saya, pindah ke gereja Reformed yang lain. Dan pendeta gereja itu adalah orang munafik tingkat tertinggi, dan manipulator terhebat yang saya pernah tahu. Memang kalau orang Kristen mencari pendeta sempurna, hanya pendeta munafik yang cocok dengan mereka, karena hanya yang munafik itu yang kelihatan sempurna.
BACA JUGA: KEMIRIPAN LALANG DENGAN GANDUM (MATIUS 13:26,38)
Tetapi tidak mengharapkan gereja sempurna, tidak berarti bahwa kita harus membiarkan pendeta-pendeta yang sesat, atau membiarkan diri kita berada di dalam suatu gereja yang betul-betul sesat, atau suatu gereja yang tujuannya memang adalah bisnis! Tetapi dalam faktanya terlalu banyak orang-orang Kristen yang begitu fanatik dengan gereja, sehingga tetap mau ada di gereja sesat. Mereka bukan pengikut Kristus, tetapi pengikut gereja. Lalang memang harus bertumbuh dengan gandum, tetapi ini berbeda dengan domba yang krasan dalam kumpulan serigala.
Barnes’ Notes: “Both, therefore, must be left to ‘grow together’ until the time of harvest.” [= Karena itu, keduanya harus dibiarkan untuk ‘tumbuh bersama-sama’ sampai musim menuai.].
JANGAN MENCABUT LALANG! (MATIUS 13:26-29)
Barnes’ Notes: “Both, therefore, must be left to ‘grow together’ until the time of harvest.” [= Karena itu, keduanya harus dibiarkan untuk ‘tumbuh bersama-sama’ sampai musim menuai.].
JANGAN MENCABUT LALANG! (MATIUS 13:26-29)