1 KORINTUS 9:16: 3 PRINSIP PENGINJILAN PAULUS
1 Korintus 9:16 -Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil.
Secara ringkas dari ayat 1 Korintus 9:16 ada 3 prinsip paulus dalam memberitakan injil, yaitu:
bisnis, gadget, otomotif |
1. Tanggung jawab dan keharusan orang percaya untuk Menginjil
Rasul Paulus adalah salah satu teolog besar dalam Perjanjian Baru yang kaya dengan pemikiran teologis. Dengan memiliki tujuan utama bersaksi dan membawa kabar keselamatan bagi manusia. Dalam kajian teologi tentang Injil yang diberitakan dalam konteks jemaat Korintus ini adalah supaya mereka yang percaya maka akan memperoleh hidup dalam kebenaran Allah.
Rasul Paulus adalah salah satu teolog besar dalam Perjanjian Baru yang kaya dengan pemikiran teologis. Dengan memiliki tujuan utama bersaksi dan membawa kabar keselamatan bagi manusia. Dalam kajian teologi tentang Injil yang diberitakan dalam konteks jemaat Korintus ini adalah supaya mereka yang percaya maka akan memperoleh hidup dalam kebenaran Allah.
Kebenaran Allah juga menunjuk pada karakter Allah Sebab dengan orang percaya kepada Yesus maka injil itu bagiannya. Karena pesan inti dari pembenaran adalah bagian penting dari percaya kepada Injil. Injil didalamnya ada pesan dan kuasa dari kebenaran Allah. Kebenaran itu yang disetujui atau diterima oleh Allah untuk menghindari orang dengan kesombongan bahwa mereka dapat selamat dari hasil dan jasa usaha sendiri.
Keselamatan yang diterima selayaknya menjadi bagian dari sikap orang percaya untuk taat melakukan amanat Agung yang diperintahkan oleh Tuhan Yesus. Sebab kekristenan menuntut orang percaya menjadi terang baik sebagai individu maupun secara komunal.
Keselamatan yang diterima selayaknya menjadi bagian dari sikap orang percaya untuk taat melakukan amanat Agung yang diperintahkan oleh Tuhan Yesus. Sebab kekristenan menuntut orang percaya menjadi terang baik sebagai individu maupun secara komunal.
Karena Tuhan memberikan belas kasihan dan pertobatan yang akan menuntun kepada orang sehingga di mana komunitas orang percaya bekerja bersama untuk mengubah ketidakadilan dan mengubah masyarakat yang tidak humanis menuju sebuah tatanan yang lebih baik dan lebih aman untuk didiami, dan ada perubahan yang signifikan dalam bermasyarakat ketika orang percaya menjadi garam dan terang dunia. Hal itu akan muncul dalam diri orang percaya ketika menyadari keselamatan menjadi bagian penting dari esensi hidup ini.
Untuk itu tugas memberitakan Injil adalah sebuah aksi yang tidak dapat ditawar lagi bagi setiap orang percaya yaitu orang yang mengaku dirinya Kristen, karena seperti Rasul Paulus berkata: “agar aku mendapat bagian dalam Injil, adalah sebuah tujuan bersama yang ingin dicapai seluruh orang Kristen, bukan hanya orang-orang tertentu saja.
Untuk itu tugas memberitakan Injil adalah sebuah aksi yang tidak dapat ditawar lagi bagi setiap orang percaya yaitu orang yang mengaku dirinya Kristen, karena seperti Rasul Paulus berkata: “agar aku mendapat bagian dalam Injil, adalah sebuah tujuan bersama yang ingin dicapai seluruh orang Kristen, bukan hanya orang-orang tertentu saja.
Hal ini sama yang dinyatakan Tuhan bahwa setiap orang percaya mempunyai tanggung jawab untuk memberitakan kabar baik, kabar keselamatan. Memberitakan kabar baik merupakan perintah dan Amanat Agung yang diberikan oleh Tuhan Yesus.
Perintah-Nya yang tertulis dalam Matius 28:18-20 untuk pergi dan menjadikan semua bangsa murid-Nya. Wiersbe menjelaskan sebagai tugas besar untuk dilaksanakan, dan dimanapun orang percaya haruslah menjadi saksi.
Dalam konteks aslinya kata “evanggeliso” merupakan satu istilah yang dipakai dalam kemiliteran Yunani. Kata ini memiliki arti “upah yang diberikan kepada pembawa berita kemenangan dari medan tempur, dan atau berita kemenangan itu sendiri.”Kemudian orang Kristen menggunakan kata “evanggeliso” untuk menjelaskan “berita” tentang pengorbanan dan atau karya Yesus Kristus sebagai sebuah kabar baik.
Kata evanggeliso sinonim dengan kata “κερισσω” (kerysso). Kata ini pada mulanya adalah satu istilah yang dipakai untuk seorang utusan resmi (utusan itu disebut kerux) yang menyampaikan pengumuman dari raja. Sedangkan Tomatala menjelaskan Amanat agung berdasarkan etimologi bahwa istilah misi berasal dari bahasa latin missio yang diangkat dari kata dasar mittere, yang berkaitan dengan kata missum, yang artinya mengirim atau mengutus.
Padanan kata ini dalam bahasa Yunani ialah aposttelo, yang berarti mengirim dengan otoritas. Dengan demikian pengertian kata misi adalah utusan yang dikirim, membawa dan memiliki otoritas penuh dari pengutus, untuk tujuan yang khusus yang dicapai dari rencana tersebut. Jadi terminologinya terletak pada Allah sebagai inisiator misi serta Allah adalah pengutus terlebih juga penggenap misi.
Perintah-Nya yang tertulis dalam Matius 28:18-20 untuk pergi dan menjadikan semua bangsa murid-Nya. Wiersbe menjelaskan sebagai tugas besar untuk dilaksanakan, dan dimanapun orang percaya haruslah menjadi saksi.
Dalam konteks aslinya kata “evanggeliso” merupakan satu istilah yang dipakai dalam kemiliteran Yunani. Kata ini memiliki arti “upah yang diberikan kepada pembawa berita kemenangan dari medan tempur, dan atau berita kemenangan itu sendiri.”Kemudian orang Kristen menggunakan kata “evanggeliso” untuk menjelaskan “berita” tentang pengorbanan dan atau karya Yesus Kristus sebagai sebuah kabar baik.
Kata evanggeliso sinonim dengan kata “κερισσω” (kerysso). Kata ini pada mulanya adalah satu istilah yang dipakai untuk seorang utusan resmi (utusan itu disebut kerux) yang menyampaikan pengumuman dari raja. Sedangkan Tomatala menjelaskan Amanat agung berdasarkan etimologi bahwa istilah misi berasal dari bahasa latin missio yang diangkat dari kata dasar mittere, yang berkaitan dengan kata missum, yang artinya mengirim atau mengutus.
Padanan kata ini dalam bahasa Yunani ialah aposttelo, yang berarti mengirim dengan otoritas. Dengan demikian pengertian kata misi adalah utusan yang dikirim, membawa dan memiliki otoritas penuh dari pengutus, untuk tujuan yang khusus yang dicapai dari rencana tersebut. Jadi terminologinya terletak pada Allah sebagai inisiator misi serta Allah adalah pengutus terlebih juga penggenap misi.
Oleh karena Allah sendiri sebagai sumber misi maka jelaslah jika landasan bagi rencana Allah yang kekal ini beranjak dari hati-Nya, dan Ia berinisiatif untuk melaksanakan misi-Nya. Pelaksanaan misi itu harus dan wajib ditunjang oleh kekuatan dan kuasa Tuhan guna mencapai misi tersebut.
Tomatala mengungkapkan bahwa: Penginjilan merupakan salah satu dari empat pilar gereja. Penginjilan adalah rancangan dan karya Allah yang menghimpun bagi diri-Nya suatu umat untuk bersekutu, menyembah dan melayani Dia secara utuh dan serasi. Selaras dengan hal tersebut Shipman menegaskan bahwa Amanat Agung adalah memaparkan rencana penginjilan dan perintisan jemaat-jemaat, serta menyelesaikan pelayanan penebusan Yesus Kristus, yang dimungkinkan oleh darah-Nya sendiri dan dinyatakan melalui karya rasul.
Demikianlah Amanat Agung adalah cetak biru bagi pelaksanaan penginjilan oleh para rasul dan orang moderen. Tujuan Paulus memberitakan kabar keselamatan dalam Injil adalah supaya dapat memenangkan jiwa bagi Tuhan sebanyak mungkin yang dapat dijangkau, sebab Paulus menyadari bahwa semua manusia telah berbuat dosa dan upah dosa adalah kematian atau maut yang dapat membawa kepada kebinasaan kekal.
Tomatala mengungkapkan bahwa: Penginjilan merupakan salah satu dari empat pilar gereja. Penginjilan adalah rancangan dan karya Allah yang menghimpun bagi diri-Nya suatu umat untuk bersekutu, menyembah dan melayani Dia secara utuh dan serasi. Selaras dengan hal tersebut Shipman menegaskan bahwa Amanat Agung adalah memaparkan rencana penginjilan dan perintisan jemaat-jemaat, serta menyelesaikan pelayanan penebusan Yesus Kristus, yang dimungkinkan oleh darah-Nya sendiri dan dinyatakan melalui karya rasul.
Demikianlah Amanat Agung adalah cetak biru bagi pelaksanaan penginjilan oleh para rasul dan orang moderen. Tujuan Paulus memberitakan kabar keselamatan dalam Injil adalah supaya dapat memenangkan jiwa bagi Tuhan sebanyak mungkin yang dapat dijangkau, sebab Paulus menyadari bahwa semua manusia telah berbuat dosa dan upah dosa adalah kematian atau maut yang dapat membawa kepada kebinasaan kekal.
Dan Paulus juga menyadari untuk dapat hidup kekal dibutuhkan karunia Allah yang hanya didapat dalam Yesus Kristus melalui percaya kepada-Nya (Roma 3:23; 6:23). Terlebih Paulus mempercayai bahwa Injil adalah kekuatan Allah yang dapat menyelamatkan setiap orang percaya (Roma 1:16-17).
Dengan kata lain, semua manusia membutuhkan anugerah keselamatan dan anugrah pengampunan akan dosa, dan membawa manusia pada keselamatan, dan itu hanya dapat diperoleh di dalam nama dan melalui karya penebusan Kristus Yesus (Kisah Para Rasul 4:12; 1 Petrus 2:24). Karena Sejak abad permulaan, perintah untuk memberitakan Injil merupakan perintah yang jelas, yang diberikan kepada setiap orang percaya.
Seperti yang sudah diketahui secara umum ”Injil” berasal dari istilah Yunani “Evanglion” yang berarti Kabar Baik. Akan tetapi kata tersebut hanya merujuk khusus Kabar Baik yang bersumber dari Allah. Sebab dasar dari pelaksanaan misi tersebut adalah berkaitan dengan sifat sejati Allah yang diytuangkan dalam kasih yang aktif.
Maka itu apapun kondisi dan situasi yang dialami Paulus, tetap memprioritaskan penginjilan bagi orang yang belum mengenal keselamatan dalam Yesus. Hal ini disebabkan karena perjumpaan dengan Tuhan yang mengubah hidupnya sehingga meneladani Yesus. Sebab Yesus Kristus datang ke dunia adalah untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang (Lukas 19:10).
Dengan kata lain, semua manusia membutuhkan anugerah keselamatan dan anugrah pengampunan akan dosa, dan membawa manusia pada keselamatan, dan itu hanya dapat diperoleh di dalam nama dan melalui karya penebusan Kristus Yesus (Kisah Para Rasul 4:12; 1 Petrus 2:24). Karena Sejak abad permulaan, perintah untuk memberitakan Injil merupakan perintah yang jelas, yang diberikan kepada setiap orang percaya.
Seperti yang sudah diketahui secara umum ”Injil” berasal dari istilah Yunani “Evanglion” yang berarti Kabar Baik. Akan tetapi kata tersebut hanya merujuk khusus Kabar Baik yang bersumber dari Allah. Sebab dasar dari pelaksanaan misi tersebut adalah berkaitan dengan sifat sejati Allah yang diytuangkan dalam kasih yang aktif.
Maka itu apapun kondisi dan situasi yang dialami Paulus, tetap memprioritaskan penginjilan bagi orang yang belum mengenal keselamatan dalam Yesus. Hal ini disebabkan karena perjumpaan dengan Tuhan yang mengubah hidupnya sehingga meneladani Yesus. Sebab Yesus Kristus datang ke dunia adalah untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang (Lukas 19:10).
Konsep ini juga menjadi bagian penting dari pernyataan Yesus yang menjadi dasar panggilan orang Kristen sebagai garam dan terang dunia, maka dari itu orang percaya harus memprioritaskan dalam memberi kesaksian hidup bagi mereka yang belum percaya kepada Tuhan.
2. Melepaskan hak demi Injil
Melihat Amanat Agung yaitu tugas memberitakan Injil atau kabar baik kepada setiap suku, maka perlu kerelaan untuk melakukannya. Para rasul telah terlebih dahulu memberikan teladan bagaimana mereka memberitakan Injil, dengan kerelaan sampai kesetiap tempat bahkan mati syahid, ini membuktikan bahwa Injil sungguh satu-satunya jalan keselamatan.
Pekabaran injil merupakan pekerjaan yang besar, perlu kerelaan yang sungguh dalam mengerjakannya. Rela dan mau menjadi hamba, dengan menghambakan diri kepada Tuhan dengan melepaskan haknya secara sadar, supaya berita injil dapat disampaikan. Menghambakan diri dalam melayani dan juga memerlukan kerelaan menghadapi tantangan.
Rasul Paulus rela dan menyadari dirinya sebagai hamba walaupun memiliki jawatan kerasulan. Paulus dengan tegas mendasari hidupnya dengan mengingatkan akan status kerasulannya yang didapat dari Yesus (1 Korintus 9:1-3), bahkan Rasul Paulus juga menekankan adanya hak-hak para rasul yang seharusnya didapatkannya (1 Korintus 9:4-6), maupun alasan-alasan di balik hak tersebut, tetapi rasul Paulus tidak menggunkan hak itu untuk kepentingan pribadinya melaikan menggunkan waktu dan tenaga untuk pemberitaan Injil dan tidak dihalangi dengan segala hak tersebut (1 Korintus 9:7-14).
Rasul Paulus ingin mengoreksi konsep pikir jemaat Korintus yang keliru. Ia tidak mau menerima tunjangan memberikan penekanan melepaskan hak semata-mata karena ia mau meberitakan Injil. Hal itu adalah pertimbangan Paulus sebagai keputusan yang tepat untuk tidak mau menerima tunjangan karena didasarkan pada pertimbangan efektivitas Injil yang menjadi prioritas hidupnya. (1 Korintus 9:12; 15-18), bukan ketidaklayakan Paulus untuk mendapatkan hak tersebut.
2. Melepaskan hak demi Injil
Melihat Amanat Agung yaitu tugas memberitakan Injil atau kabar baik kepada setiap suku, maka perlu kerelaan untuk melakukannya. Para rasul telah terlebih dahulu memberikan teladan bagaimana mereka memberitakan Injil, dengan kerelaan sampai kesetiap tempat bahkan mati syahid, ini membuktikan bahwa Injil sungguh satu-satunya jalan keselamatan.
Pekabaran injil merupakan pekerjaan yang besar, perlu kerelaan yang sungguh dalam mengerjakannya. Rela dan mau menjadi hamba, dengan menghambakan diri kepada Tuhan dengan melepaskan haknya secara sadar, supaya berita injil dapat disampaikan. Menghambakan diri dalam melayani dan juga memerlukan kerelaan menghadapi tantangan.
Rasul Paulus rela dan menyadari dirinya sebagai hamba walaupun memiliki jawatan kerasulan. Paulus dengan tegas mendasari hidupnya dengan mengingatkan akan status kerasulannya yang didapat dari Yesus (1 Korintus 9:1-3), bahkan Rasul Paulus juga menekankan adanya hak-hak para rasul yang seharusnya didapatkannya (1 Korintus 9:4-6), maupun alasan-alasan di balik hak tersebut, tetapi rasul Paulus tidak menggunkan hak itu untuk kepentingan pribadinya melaikan menggunkan waktu dan tenaga untuk pemberitaan Injil dan tidak dihalangi dengan segala hak tersebut (1 Korintus 9:7-14).
Rasul Paulus ingin mengoreksi konsep pikir jemaat Korintus yang keliru. Ia tidak mau menerima tunjangan memberikan penekanan melepaskan hak semata-mata karena ia mau meberitakan Injil. Hal itu adalah pertimbangan Paulus sebagai keputusan yang tepat untuk tidak mau menerima tunjangan karena didasarkan pada pertimbangan efektivitas Injil yang menjadi prioritas hidupnya. (1 Korintus 9:12; 15-18), bukan ketidaklayakan Paulus untuk mendapatkan hak tersebut.
Sebab bagi Paulus bahwa jiwa lebih berharga, karena tidak ada penjangkauan jiwa yang berhasil dari usaha yang setengah-setengah. Diperlukan totalitas sebab totalitas misi yang dilakukan Rasul Paulus menjadi sebuah model dalam membangun jembatan kepada pihak/ komunitas tertentu.
Jadi memberitakan Injil adalah kesempatan yang istimewa dan dapat diberikan Allah untuk mengabarkan kasih Kristus kepada orang lain sebagai pekerjaan yang indah, karena itu sebagai orang percaya tidak perlu takut sungkan di dalam memberitakan Injil. Jika berpijak pada pengertian di atas berarti tugas pemberitaan Injil ini adalah keharusan sebagai tanda syukur, sukacita dan kerinduan hidup sebagai orang Kristen. Dengan kata lain pemberitaan Injil merupakan gaya hidup yang sesuai dengan Kristus. Jadi tidak ada alasan bagi mereka yang percaya pada Kristus untuk tidak memberitakan Injil.
Karena seharusnya Penginjilan dan kesaksian sebagai gaya hidup ditandai dengan penyerahan total kepada Tuhan Yesus Kristus, secara konsistensi. Hal itu menjadi fokus dan tidak ada yang dapat diabaikan. Sebab penginjilan dan kesaksian harus melibatkan pancaran jujur akan kasih karunia keselamatan Allah dan kasih dari kehidupan orang percaya yang diubahkan.
3. Tidak ada alasan memegahkan diri semua bagi Kristus
Pemberitaan Injil yang dilakukan oleh orang percaya adalah suatu tindakan untuk tidak menjadi alasan untuk Bermegah atau menyombongkan diri (1 Korintus 9:16-17). Bagian ini merupakan penjelasan terhadap ayat 1 Korintus 9:15 bagian akhir. Rasul Paulus menekankan bahwa tujuan dan maksudnya adalah supaya ini tidak ingin di salahpahami oleh jemaat Korintus, seolah-olah ia sedang meninggikan diri karena kerasulannya.
Jadi memberitakan Injil adalah kesempatan yang istimewa dan dapat diberikan Allah untuk mengabarkan kasih Kristus kepada orang lain sebagai pekerjaan yang indah, karena itu sebagai orang percaya tidak perlu takut sungkan di dalam memberitakan Injil. Jika berpijak pada pengertian di atas berarti tugas pemberitaan Injil ini adalah keharusan sebagai tanda syukur, sukacita dan kerinduan hidup sebagai orang Kristen. Dengan kata lain pemberitaan Injil merupakan gaya hidup yang sesuai dengan Kristus. Jadi tidak ada alasan bagi mereka yang percaya pada Kristus untuk tidak memberitakan Injil.
Karena seharusnya Penginjilan dan kesaksian sebagai gaya hidup ditandai dengan penyerahan total kepada Tuhan Yesus Kristus, secara konsistensi. Hal itu menjadi fokus dan tidak ada yang dapat diabaikan. Sebab penginjilan dan kesaksian harus melibatkan pancaran jujur akan kasih karunia keselamatan Allah dan kasih dari kehidupan orang percaya yang diubahkan.
3. Tidak ada alasan memegahkan diri semua bagi Kristus
Pemberitaan Injil yang dilakukan oleh orang percaya adalah suatu tindakan untuk tidak menjadi alasan untuk Bermegah atau menyombongkan diri (1 Korintus 9:16-17). Bagian ini merupakan penjelasan terhadap ayat 1 Korintus 9:15 bagian akhir. Rasul Paulus menekankan bahwa tujuan dan maksudnya adalah supaya ini tidak ingin di salahpahami oleh jemaat Korintus, seolah-olah ia sedang meninggikan diri karena kerasulannya.
Namun dalam hal yang memang menjadi bagian melekat dalam Paulus yang tidak dapat disangkal memiliki kemegahan, karena predikat Rasul. Namun hal itu tidak menjadi alasan, sebab yang terpenting bagi Paulus pemberitaan Injil yang dilakukannya baik secara kontinyu dan menjadi gaya hidup maka bagi Paulus hal itu bukanlah sesuatu yang perlu dibanggakan. Karena bagi Paulus Yesus lebih utama dalam kehidupannya.
Sejatinya Paulus mengajarkan kepada orang percaya bahwa memberitakan Injil adalah tugas orang Kristen tanpa harus bermegah ketika sudah melakukannya. Yang diharapkan Paulus adalah setiap pribadi yang sudah diselamatkan oleh Yesus Kristus, memiliki kewajiban tugas mutlak untuk memberitakan Injil, baik secara internal maupun eksternal. Sebab perkataan Yesus dalam amanat Agung ialah perintah untuk pergi ke seluruh muka bumi.
Ladang pelayanan pekerjaan-Nya itu sangat luas, maka itu jangan memboroskan waktu dan energi pada hal yang sia-sia, tetapi memfokuskan diri untuk membutuhkan pimpinan Roh Kudus dalam melakukan penginjilan. Bisa jadi ada aspek lain yang mendorong untuk memberitakan injil seperti perasaan berhutang kepada Allah yang telah menyelamatkan orang percaya.
Sejatinya Paulus mengajarkan kepada orang percaya bahwa memberitakan Injil adalah tugas orang Kristen tanpa harus bermegah ketika sudah melakukannya. Yang diharapkan Paulus adalah setiap pribadi yang sudah diselamatkan oleh Yesus Kristus, memiliki kewajiban tugas mutlak untuk memberitakan Injil, baik secara internal maupun eksternal. Sebab perkataan Yesus dalam amanat Agung ialah perintah untuk pergi ke seluruh muka bumi.
Ladang pelayanan pekerjaan-Nya itu sangat luas, maka itu jangan memboroskan waktu dan energi pada hal yang sia-sia, tetapi memfokuskan diri untuk membutuhkan pimpinan Roh Kudus dalam melakukan penginjilan. Bisa jadi ada aspek lain yang mendorong untuk memberitakan injil seperti perasaan berhutang kepada Allah yang telah menyelamatkan orang percaya.
Namun hal itu tidak menjadi dasar juga untuk bermegah karena pemberitaan Injil, sebab apa yang dilakukan Yesus terhadap karya keselamatan manusia jauh lebih bernilai dari pada aktivitas penginjilan yang sejatinya harus dilakukan sebagai bagian orang percaya.
Penginjilan yang dilakukan baik secara personal maupun kelompok dalam segala aktivitas misinya harus memiliki prinsip bahwa semua yang dilakukan adalah bagi kemuliaan Kristus. Karena sejatinya penginjilan harus menjadi gaya hidup semua orang percaya untuk memuliakan Tuhan yang mana misi itu mengandung esensi dimana penginjilan mengacu pada memberitakan kabar baik keselamatan dalam Yesus Kristus dan memenangkan orang kepada-Nya, sesuai Amanat Agung dalam Matius 28:19-20.
Dasar ini membuat orang percaya untuk tidak berdalih sebab Allah menginginkan kerja sama kepada umatnya yang percaya untuk melakukan misi penjakauan supaya tidak menjadi egois bagi dirinya sendiri. Dan hal ini merupakan tugas dan tanggung jawab yang tidak dapat ditolak oleh semua orang percaya, karena sesuai dengan sifatnya, yakni sebuah amanat yang datangnya dari Allah sendiri. Dan panggilan Allah untuk misi adalah panggilan untuk melayani.
Melayani bagi Kristus adalah konsep sejati Paulus seperti yang ditulis kepada jemaat di Filipi bahwa hidup bagi Kristus dan mati adalah keuntungan hal ini adalah makna hidup segalanya bagi Tuhan. Memang pekerjaan memberitakan Injil adalah pekerjaan Tuhan. Tuhan saja yang mampu membawa orang pada pertobatan dan memberikan kepada mereka keselamatan dan hidup baru. Ini berarti orang percaya memiliki tugas ganda, yaitu melakukan tugas pelayanan yang dipercayakan kepadanya dengan baik, tetapi di pihak lain, juga harus bertanggung jawab memproklamasikan kabar baik tentang Yesus Kristus.
Seorang pemberita Injil bukan hanya memahami inti berita Injil, tetapi juga harus hidup sesuai dengan kebenaran injil. Dan inilah yang harus ditanamkan dalam orang percaya bahwa hidup sesuai injil akan menjadikan pribadi yang tidak sombong, sebab Firman Allah membawa perlindungan untuk ada dalam kerendahan hati dan memuliakan Tuhan.
Yesus Kristus memerintahkan kepada orang-orang percaya untuk mewartakan keselamatan kepada orang-orang jahat yang menentang keselamatan yang telah disediakan Allah oleh kematian dan kebangkitan Kristus. Sebab sejatinya penginjilan adalah tugas semua orang percaya tanpa terkecuali. Maka dari pada itu gereja dituntut harus memperhatikan dan mendukung pekerjaan misi dalam mewartkan Yesus sampai kebelahan dunia lainnya, sebab pekerjaan tersebut adalah milik semua gereja untuk menjangkau orang-orang kepada Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat.
Sependapat dengan hal itu Peters mengungkapkan bagaimanapun juga injil harus diberitakan kepada semua makluk, dan penginjilan adalah keharusan bagi orang percaya dalam pemberitaan Injil yang bisa dimengerti, menarik dan bermakna, dan mempunyai tujuan.
Penginjilan yang dilakukan baik secara personal maupun kelompok dalam segala aktivitas misinya harus memiliki prinsip bahwa semua yang dilakukan adalah bagi kemuliaan Kristus. Karena sejatinya penginjilan harus menjadi gaya hidup semua orang percaya untuk memuliakan Tuhan yang mana misi itu mengandung esensi dimana penginjilan mengacu pada memberitakan kabar baik keselamatan dalam Yesus Kristus dan memenangkan orang kepada-Nya, sesuai Amanat Agung dalam Matius 28:19-20.
Dasar ini membuat orang percaya untuk tidak berdalih sebab Allah menginginkan kerja sama kepada umatnya yang percaya untuk melakukan misi penjakauan supaya tidak menjadi egois bagi dirinya sendiri. Dan hal ini merupakan tugas dan tanggung jawab yang tidak dapat ditolak oleh semua orang percaya, karena sesuai dengan sifatnya, yakni sebuah amanat yang datangnya dari Allah sendiri. Dan panggilan Allah untuk misi adalah panggilan untuk melayani.
Melayani bagi Kristus adalah konsep sejati Paulus seperti yang ditulis kepada jemaat di Filipi bahwa hidup bagi Kristus dan mati adalah keuntungan hal ini adalah makna hidup segalanya bagi Tuhan. Memang pekerjaan memberitakan Injil adalah pekerjaan Tuhan. Tuhan saja yang mampu membawa orang pada pertobatan dan memberikan kepada mereka keselamatan dan hidup baru. Ini berarti orang percaya memiliki tugas ganda, yaitu melakukan tugas pelayanan yang dipercayakan kepadanya dengan baik, tetapi di pihak lain, juga harus bertanggung jawab memproklamasikan kabar baik tentang Yesus Kristus.
Seorang pemberita Injil bukan hanya memahami inti berita Injil, tetapi juga harus hidup sesuai dengan kebenaran injil. Dan inilah yang harus ditanamkan dalam orang percaya bahwa hidup sesuai injil akan menjadikan pribadi yang tidak sombong, sebab Firman Allah membawa perlindungan untuk ada dalam kerendahan hati dan memuliakan Tuhan.
Yesus Kristus memerintahkan kepada orang-orang percaya untuk mewartakan keselamatan kepada orang-orang jahat yang menentang keselamatan yang telah disediakan Allah oleh kematian dan kebangkitan Kristus. Sebab sejatinya penginjilan adalah tugas semua orang percaya tanpa terkecuali. Maka dari pada itu gereja dituntut harus memperhatikan dan mendukung pekerjaan misi dalam mewartkan Yesus sampai kebelahan dunia lainnya, sebab pekerjaan tersebut adalah milik semua gereja untuk menjangkau orang-orang kepada Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat.
Sependapat dengan hal itu Peters mengungkapkan bagaimanapun juga injil harus diberitakan kepada semua makluk, dan penginjilan adalah keharusan bagi orang percaya dalam pemberitaan Injil yang bisa dimengerti, menarik dan bermakna, dan mempunyai tujuan.
Dan merupakan pelayanan yang harus melibatkan kekuatan Kuasa Allah, dan hal ini hanya dapat dilakukan oleh Roh Kudus (Lukas 24:49). Sebab Pribadi Roh Kudus, yang juga disebut Roh Kebenaran akan menjadi penolong yang dinyatakan Tuhan Yesus adalah Pribadi yang akan membawa manusia dalam kebenaran, untuk mengenal Yesus sebagai Tuhan dan Juru selamat.
Allah adalah inisiator penginjilan, di mana penginjilan berpusat dan bersumber dari Allah. Dan Allah adalah pelaksana penginjilan yang memberikan dinamika bagi karyaNya. Serta Allah adalah pemberi mandat penginjilan yang melibatkan umatNya dalam tanggung jawab untuk melaksanakan rancangan dan karyaNya.
Allah adalah inisiator penginjilan, di mana penginjilan berpusat dan bersumber dari Allah. Dan Allah adalah pelaksana penginjilan yang memberikan dinamika bagi karyaNya. Serta Allah adalah pemberi mandat penginjilan yang melibatkan umatNya dalam tanggung jawab untuk melaksanakan rancangan dan karyaNya.
Menjadi Implikasi amanat Agung bagi gereja pada masa kini adalah gereja sebagai institusi maupun sebagai komunitas iman tidak hanya fokus pada kegiatan di dalam melainkan melakukan tugas pewartaan kabar baik untuk membawa shalom dan sukacita keselamatan yang akhirnya setiap orang yang dilayani dapat menjadi bagian dari komunitas.
Sehingga menjadikan Gereja yang bertumbuh karena didasari oleh gereja yang memusatkan tujuan utamanya terhadap Penginjilan. Yang mengaktifkan seluruh jemaat memiliki tanggung jawab menjalankan tugas Penginjilan sebagai tugas semua orang percaya tanpa terkecuali yang dipertajam oleh Rasul Paulus dalam Surat I Korintus 9:16 “Bahwa pemberitaan Injil adalah sebuah keharusan bukan pilihan”. Dengan adanya tugas misi sebagai keharusan maka spirit penginjilan dalam orang percaya harus dilakukan sebab Tuhan sudah melakukan yang terbaik dalam menyelamatkan hidup orang percaya.
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian teoritis yang didapat dari pemahaman tentang prinsip-prinsip penginjilan Paulus dalam 1 Korintus 9:16 dapat disimpulkan:
Pertama, Tanggung jawab dan keharusan orang yang percaya kepada Tuhan untuk Menginjil.
Kedua Paulus rela melepaskan hak demi Injil dan
Ketiga Tidak ada alasan memegahkan diri semua bagi Kristus.
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian teoritis yang didapat dari pemahaman tentang prinsip-prinsip penginjilan Paulus dalam 1 Korintus 9:16 dapat disimpulkan:
Pertama, Tanggung jawab dan keharusan orang yang percaya kepada Tuhan untuk Menginjil.
Kedua Paulus rela melepaskan hak demi Injil dan
Ketiga Tidak ada alasan memegahkan diri semua bagi Kristus.
Sebab Injil harus diberitakan seperti yang dilakukan oleh Paulus ada dasar yang kuat untuk berada dalam misinya Tuhan melalui setiap apa yang dibangun Paulus dalam memotivasinya untuk terus menginjil.
Gereja masa kini diharapkan mengajarkan 3 (tiga) prinsip mendasar Paulus dalam memberitakan injil untuk tidak bermegah dengan apa yang dilakukannya namun tetap harus maju dan setia dalam memberitakan injil dengan rela hati kepada semua orang percaya supaya hal ini tetap menjadi gaya hidup dalam kerendahan hati dalam menginjil.
Gereja masa kini diharapkan mengajarkan 3 (tiga) prinsip mendasar Paulus dalam memberitakan injil untuk tidak bermegah dengan apa yang dilakukannya namun tetap harus maju dan setia dalam memberitakan injil dengan rela hati kepada semua orang percaya supaya hal ini tetap menjadi gaya hidup dalam kerendahan hati dalam menginjil.