KOMITMEN DI GEREJA LOKAL

Pdt.Samuel T. Gunawan, M.Th. 
KOMITMEN DI GEREJA LOKAL
KOMITMEN DI GEREJA LOKAL.“(Efesus 2:19) Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah, (2:20) yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru. (2:21) Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan. (2:22) Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh” (Efesus 2:19-22). 

PENDAHULUAN:

Seorang murid Kristus haruslah komitmen di gereja lokal. Gereja adalah tubuh Kristus yang terdiri dari banyak anggota yang berlainan. Yang menempatkan anggota di dalam tubuhNya adalah Kristus sendiri (1 Korintus 12:18-20; Roma 12:4-5). 

Komitmen di gereja lokal berakar dari keyakinan bahwa Allah menurut kehendakNya yang berdaulat telah menetapkan setiap orang percaya menjadi anggota tubuhnya, dan dan menempatkannya di gereja-gereja lokal. Gereja lokal merupakan persekutuan dari keluarga Allah secara rohani (Efesus 2:19-20). 

Gereja lokal merupakan tempat untuk mengasuh, merawat, dan mengayomi atau dengan kata lain gereja lokal adalah tempat dimana proses pemuridan dilaksanakan. Di gereja lokal orang percaya diajar, didik, dibentuk, diperlengkapi dan bertumbuh secara rohani (Efesus 4:11-16). Di gereja lokal orang percaya saling membantu dan melayani (1 Korintus 12:7). 

Di gereja lokal orang percaya saling menjaga dan melindungi agar terhindar dari kemunduran rohani (1 Korintus 10:12; Ibrani 10:25; Yakobus 5:19). Dan di gereja lokal orang percaya dapat mengambil bagian dalam misi Kristus di dunia (Efesus 2:10).

SEBUAH PEMAHAMAN YANG KELIRU TENTANG GEREJA

Buramnya gambar gereja sejati saat ini disebabkan berbagai faktor, antara lain :

(1) Ketidakjelasan terhadap ekklesiologikal yaitu pengajaran tentang gereja yang benar menurut ajaran Kitab Suci;

(2) Munculnya berbagai teori para “pakar” tentang pertumbuhan gereja dengan berbagai “istilah” bukannya menambah jelas pokok persoalan seputar ekklesiologikal ini tetapi justru menyebabkan kebingungan saat teori tersebut diadopsi dan diterapkan pada gereja-gereja lokal;

(3) Banyaknya denominasi gereja yang masing-masing mengklaim sebagai yang paling benar dalam menafsirkan Kitab Suci dan merasa sebagai yang superior menjadikan masalah ini semakin rumit.

Lalu, bagaimana kita bisa membedakan bahwa suatu gereja lokal dan berbagai denominasi termasuk bagian dari gereja sejati? Ada berbagai macam pengertian dan pemahaman yang keliru tentang gereja. Karena itu saya berpendapat bahwa sebelum mendefinisikan gereja perlu untuk mengetahui apa itu yang bukan gereja.

Pertama, gereja bukanlah denominasi ataupun organisasi, bukan juga gedung atau bangunan fisiknya.Walaupun secara historis gereja telah diperkenalkan pada tiga tipe organisasi pemerintahan gereja, yaitu : episkopal, presbiterian, dan kongregasional. 

Namun, itu bukanlah yang dimaksud dengan gereja. Gereja adalah organisme, terdiri dari anggota-anggota yang hidup. Menurut Alkitab, gereja adalah Tubuh Kristus yaitu kumpulan orang-orang yang telah menempatkan iman mereka pada Yesus Kristus untuk keselamatan (Yohanes 3:16; 1 Korintus 12:13). 

Gereja sebagai tubuh Kristus merupakan sebuah metafora yang menekankan kesatuan dan keragamannya. Sebagaimana halnya dengan tubuh manusia yang disusun untuk berfungsi di dalam kesatuan dengan bekerjasama dan saling bergantung diantara anggota yang satu dengan yang lain, demikian juga dengan gereja sebagai tubuh yang memperlihatkan kesatuan dan keragaman. Meskipun dikepali oleh satu kepala, yaitu Kristus, tubuh memiliki banyak anggota, setiap anggota dikaruniakan dan dipercayakan oleh Allah untuk memberikan sumbangan pada pekerjaan dari seluruh tubuh.

Kedua, gereja bukanlah kerajaan Allah. Walaupun gereja merupakan bagian dari Kerajaan Allah, tetapi gereja bukanlah Kerajaan Allah. Kerajaan Allah adalah kerajaan yang bersifat universal dan kekal; dari awal sampai akhir, semuanya termasuk di dalamnya atau inklusif, kemarin, sekarang dan selama-lamanya. Kerajaan Allah meliputi segala sesuatu yang adalah milik Allah. 

Kitab Suci menegaskan bahwa Kristus adalah Kepala gereja bukan Raja gereja, karena gereja tidak pernah direncanakan menjadi sebuah kerajaan secara geografis maupun politis. Sebuah kerajaan harus memiliki tiga hal dasar, yaitu : seorang penguasa, rakyat yang diperintah, dan suatu wilayah yang dikuasai. Gereja bukanlah kerajaan, karena gereja ada dalam masa sekarang, sedangkan kerajaan berada di masa yang akan datang dimana Kristus akan datang di akhir zaman untuk mendirikan kerajaan Mesianik (bandingkan 2 Samuel 7:12-16; Lukas 1:32-33).

Ketiga, Gereja bukanlah kelanjutan dari Yudaisme. Gereja jelas merupakan entitas yang berbeda dari Israel. Ketika Tuhan kita Yesus Kristus mengatakan ”Aku akan mendirikan jemaatKu” jelas tertulis dalam bentuk kata kerja yang akan datang, yang menunjukkan bahwa hal tersebut merupakan sesuatu yang belum dikerjakan Kristus sampai saat itu (Matius 16:18). 

Sesungguhnya gereja baru mulai sebagai realita yang berfungsi ketika Roh Kudus dicurahkan pada Hari Pentakosta. Gereja bukanlah kesinambungan dari Israel, walaupun ada terdapat kesinambungan antara mereka yang ditebus dari segala zaman yang berhubungan dengan surga sebagai tujuan Mereka. Gereja belum ada dalam zaman Perjajian Lama, namun baru ditetapkan pada hari Pentakosta (Kisah Para Rasul 2).

Kitab Suci menunjukkan bahwa Israel dan Gereja adalah dua entitas yang berbeda. Pakar teologi seperti Charles C. Ryrie dalam Basic Theology, Paul Enns dalam Approaching God membedakan dengan jelas antara Israel dan gereja, baik secara fisik maupun rohani.

(1) Israel dalam pengertian teknis merupakan sebuah bangsa, sedangkan gereja pengertian teknis bukanlah sebuah bangsa. 

Ada beberapa fakta yang menunjukkan perbedaan ini, yaitu: Israel memiliki bahasa nasional, sedangkan gereja adalah kumpulan bermacam-macam manusia dari suku bangsa yang berbeda dan memiliki banyak bahasa yang berbeda; Israel memiliki negara, ibu kota, pemerintahan dan para pemimpin politis di bumi ini, namun gereja tidak memiliki negara, pemerintahan, dan para pemimpin politis; Israel memiliki tradisi dan sejarah nasional, sedangkan gereja merupakan campuran manusia dari berbagai tradisi dan sejarah yang berbeda; Israel memiliki tentara untuk menghadapi serangan dan menyerang bangsa lain, sedangkan gereja tidak memiliki tentara seperti itu.

(2) Pada kenyataannya Israel oleh karena iri hati menolak Kristus, Mesias yang dijanjikan kepada mereka walaupun sebelumnya Allah sudah berulangkali memperingatkan mereka bahwa mereka akan menolak Dia (Yesaya 53; Yoh. 1:11; 12:37-41), sedangkan kontras dengan Gereja sebagai kumpulan orang percaya menerima Kristus yang telah ditolak oleh Israel.

(3) Dalam Roma 11, Rasul Paulus menjelaskan bahwa Israel adalah umat pilihan Allah yang mana mereka berada di bawah berkat Allah. Namun oleh karena Israel menolak Kristus, maka untuk sementara berkat itu diambil dari Israel dan dialihkan kepada Gereja (kumpulan orang percaya).

ARTI GEREJA SEJATI

Pertama, kata Gereja dalam bahasa Inggris Church yang artinya that which belongs to the Lord.Gereja disebut dengan istilah Yunani ekklesia (ekklesia) berasal dari dua kata, yaitu ek (ek) yang berarti keluar dan kaleo (kaleo) yang berarti memanggil. Ekklesia berarti orang-orang yang dipanggil Allah dari dunia, untuk kemudian menjadi umatNya. 

Gereja ialah kumpulan orang-orang yang percaya Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, yang ditebus, dipanggil keluar dari dunia dan menjadi umat Tuhan. Kata ini dipakai untuk menyatakan secara khusus identitas orang yang percaya. Dalam pengertian ini, gereja itu satu, yang terdiri dari orang-orang pilihan yang disatukan oleh Tuhan.

Kedua, Gereja Sejati dibangun diatas Kristus sebagai Pondasi atau Batu Penjurunya. Yesus Kristus Tuhan kita adalah pendiri Gereja. Ia berkata ”Aku akan mendirikan (oikodomeo) jemaatKu” jelas tertulis dalam bentuk kata kerja yang akan datang yang menunjukkan pada sesuatu yang akan digenapi dikemudian hari. 

Gereja adalah milik Kristus (Matius 16:18); Kristus adalah dasar Gereja (1 Korintus 3:11); Kristus adalah Batu Penjuru Gereja (Kisah Para Rasul 4:11; Ef 2:20); Kristus adalah Kepala dari Gereja (Efesus 1:20-23); Ia memberikan karunia-karunia kepada anggota-anggota tubuhNya (Efesus 4:8); dan mengirim Roh Kudus yang menghidupkan Gereja sehingga dapat sungguh-sungguh berfungsi (Kisah Para Rasul 2:23).

Ketiga, Gereja itu unik dan paradoks. Unik karena disebut dengan metaforikal seperti, Bangunan Allah, Ladang Allah, Bait Allah, Pengantin Kristus, kawanan domba, Ranting Anggur, Tubuh Kristus, dan Keluarga Allah. Paradoks karena memiliki dua sisi yang berbeda tetapi menyatu dan tak dapat dipisahkan satu dengan lainnya walau dapat dibedakan. 

Di satu sisi gereja itu bersifat tidak kelihatan (Invisible Church) dan di lain sisi gereja itu nyata (visible Church). Gereja yang tidak kelihatan disebut universal sedangkan gereja yang kelihatan disebut gereja lokal. Gereja yang tidak kelihatan hanya satu karena disatukan oleh Tuhan, menekankan natur yang sempurna, benar dan rohani. 

Sedangkan gereja yang tidak kelihatan dikenali sebagai jemaat lokal dari orang-orang percaya dengan ketidaksempurnaannya dan bahkan orang yang tidak percaya dapat menjadi anggota gereja lokal. Karena itu, tidak semua orang di dalam gereja lokal memuliakan Kristus. Hanya Allah yang dapat mengetahui dengan pasti anggota gereja yang sejati dan yang tidak sejati, karena bagiNya tidak ada yang tersembunyi (Ibrani 4:12).

Keempat, gereja itu kudus, apostolik dan profetik. Gereja itu kudus karena ditebus oleh Kristus dan dikuduskan oleh Allah serta didiami oleh Roh Kudus (Bandingkan 1 Korintus 6:19-20; 1 Petrus 1:18-19; 2:9-10). Gereja itu apostolik dan profetik dalam arti bahwa gereja dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus adalah Batu Penjuru Gereja (Kisah Para Rasul 4:11; Ef 2:20). Pengajaran para rasul dan para nabi yang berisi firman Tuhan yang kudus merupakan dasar dari gereja dan gereja itu harus dikelola dengan otoritas itu.

GEREJA UNIVERSAL

Di dalam Alkitab kita mendapatkan bahwa Yesus sendirilah yang pertama kali menggunakan kata Gereja atau Jemaat. Dalam Matius 16:16-18, ketika pertama kali Kristus berbicara mengenai gereja, yang Ia maksudkan adalah Gereja atau Jemaat yang Universal, yang sesungguhnya tidak kelihatan oleh mata manusia. Atas dasar penyataan Yesus ini maka dapat disebutkan bahwa gereja adalah : Milik Kristus; hanya ada satu (kata gereja di sini tidak di tulis dalam bentuk jamak); didirikan oleh Kristus sendiri; dibangun atas Batu Karang (pondasi rohani), yaitu Yesus Kristus; dibangun atas dasar pewahyuan atau pernyataan siapa sesungguhnya Yesus Kristus itu; akan mengalahkan alam maut; akan memiliki kuasa untuk mengikat dan melepaskan, baik di bumi maupun di sorga. 

Gereja yang bersifat universal ini adalah kumpulan orang-orang percaya kepada Kristus disepanjang zaman, baik yang masih hidup sekarang maupun yang sudah meninggal dunia, yaitu orang-orang yang terpisah dari dunia karena panggilan mereka di dalam Tuhan, dan yang dipersatukan ke dalam satu tubuh rohani yang didiami oleh Roh Kudus, dengan Yesus Kristus sebagai kepalanya. Kesatuan ini bukan sesuatu yang dapat dilihat dengan mata jasmani kita pada saat ini tetapi secara de jure merupakan suatu kenyataan yang terlihat jelas oleh Allah.

Gereja yang bersifat universal ini adalah kumpulan orang-orang percaya kepada Kristus disepanjang zaman, baik yang masih hidup sekarang maupun yang sudah meninggal dunia, yaitu orang-orang yang terpisah dari dunia karena panggilan mereka di dalam Tuhan, dan yang dipersatukan ke dalam satu tubuh rohani yang didiami oleh Roh Kudus, dengan Yesus Kristus sebagai kepalanya. 

Kesatuan ini bukan sesuatu yang dapat dilihat dengan mata jasmani kita pada saat ini tetapi secara de juremerupakan suatu keyataan yang terlihat jelas oleh Allah. Di dalam suratnya kepada Jemaat di Efesus, rasul Paulus paling banyak berbicara mengenai Gereja yang universal ini. 

Dari surat tersebut ada beberapa hal yang dapat disebutkan mengenai gereja :

(1) Hanya ada satu gereja yang bersifat universal (Efesus 1:22);

(2) Gereja merupakan suatu demonstrasi yang nyata mengenai berbagai hikmat Allah, baik bagi dunia yang kelihatan maupun alam roh yang tak kelihatan (Efesus 3:21);

(3) Gereja adalah sesuatu yang akan ada terus sepanjang masa (Efesus 3:21);

(4) Gereja tunduk kepada Kepalanya, yaitu Yesus Kristus (Efesus 5:24);

(5) Gereja telah ditebus dari dosa dan maut, karena itu ia sangat dikasihi oleh Kristus (Efesus 5:25) dan dipelihara oleh Kristus (Efesus 5:29);

(6) Gereja sebagai pengantin wanita harus dalam keadaan tanpa cacat cela atau kerut pada waktu dipersembahkan kepada Allah (Efesus 5:27);

(7) Gereja diumpakan sebagai sebuah bangunan dan juga sebagai Bait Allah (Efesus 2:20-22);

(8) Gereja adalah kepenuhan (ekspresi) yang sempurna dari Kristus (Efesus 1:23);

(9) Gereja adalah tubuh Kristus (Efesus 1:23); (10) Gereja adalah Laskar Kristus untuk berperang melawan kuasa gelap (Efesus 6:10-13)

GEREJA LOKAL

Ketika untuk kedua kalinya berbicara mengenai gereja maka yang Kristus maksudkan ialah Gereja Lokal, yaitu jemaat yang kelihatan (Matius 18:15-20). Dalam ayat-ayat tersebut Kristus mengungkapkan banyak hal kepada kita tentang gereja lokal dan bagaimana gereja itu seharusnya berfungsi, yaitu bahwa gereja : Merupakan perkumpulan persaudaraan, yang terdiri dari saudara-saudara seiman; menangani masalah disiplin; suatu kepengurusan setempat; wadah dari mana seseorang dapat dikeluarkan; wadah yang mempunyai kuasa untuk mengikat dan melepaskan, baik di sorga maupun di bumi; persekutuan dalam iman dan doa; perkumpulan yang menyandang nama Kristus; tempat di mana Kristus berjanji akan hadir.

Di seluruh Perjanjian Baru kata kata Yunani “ekklesia” atau “gereja” atau “jemaat” tercatat sebanyak 114 kali, yaitu 3 kali dalam Kitab Injil Matius (Matius 16:18;18:18), 62 kali dalam surta-surat rasul Paulus, dan 49 kali dalam surat-surat kiriman lainnya. Ayat-ayat itu kurang lebih 90 persen berbicara mengenai gereja lokal, yaitu jemaat yang dapat dilihat dengan mata. Bila kita mengatakan bahwa Allah tidak berminat akan gereja lokal, itu berarti kita sedang meremehkan apa yang digariskan oleh Tuhan sendiri mengenai hal ini.

Dari Kitab Kisah Para Rasul ini kita melihat bahwa gereja lokal dalam Perjanjian Baru itu mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : Sebuah jemaat di lokasi atau tempat tertentu (Kisah Para Rasul 8:1; 11:22); Suatu perkumpulan orang-orang yang percaya akan Kristus (Kisah Para Rasul 5:14); Sebuah tempat dimana diselenggarakan pengajaran dan pendidikan, termasuk disiplin (Kisah Para Rasul 11:26); Suatu unit atau kesatuan tersendiri, yang memiliki wewenang hukum (Kisah Para Rasul 15:22); Didirikan oleh Kristus sendiri (Kisah Para Rasul 2:47); Merupakan sebagian dari Kristus sendiri (Kisah Para Rasul 5:14); Sebuah wadah dimana Tuhan sendiri dan bukan manusia yang menempatkan anggotanya (Kisah Para Rasul 5:13); Didisiplin oleh Kristus sendiri (Kisah Para Rasul 5:5); Mempunyai struktur tertentu; ada orang-orang yang ditahbiskan untuk memegang kedudukan dengan kuasa untuk memimpin, mendisiplin dan mengawasi (Kisah Para Rasul 14:23; 20:17-28); Sebuah wadah untuk aneka pelayanan (Kisah Para Rasul 13:1; 15:4); Mempunyai persekutuan dengan gereja-gereja lokal lainnya, yang bersifat sukarela (KPR 15:3-4); Sebuah wadah yang didirikan atas dasar iman (Kisah Para Rasul 16:5); dan Sebuah wadah yang mengutus orang untuk pelayanan (Kisah Para Rasul 13:2).

Jadi, gereja lokal pada dasarnya adalah suatu perkumpulan yang diorganisir sesuai dengan contoh dalam Perjanjian Baru, tardiri dari kelompok-kelompok orang percaya di lokasi atau tempat tertentu, yang mana dicirikan oleh :

(1) Suatu pengakuan iman;

(2) Suatu kehidupan tertib disiplin;

(3) ketaatan terhadap perintah untuk dibaptiskan;

(4) Bekumpul sekitar pribadi Kristus;

(5) Mempunyai berbagai pelayanan yang dikaruniakan oleh Kristus;

(6) Setia memperingati kematian dan Kebangkitan Kristus;

(7) Mereka selalu disebutkan sebagai suatu unit yang berdiri sendiri, tetapi dapat bekerjasama dan bersekutu satu sama lain secara sukarela. 

Jika kita membaca seluruh Kisah Para Rasul maka kita mendapat pengertian betapa pentingnya gereja lokal bagi setiap orang yang lahir baru. Jelas sekali, bahwa sesudah menerima Tuhan, orang-orang selalu akan bergabung menjadi anggota suatu gereja lokal. 

Kita juga mendapatkan bahwa tidak seorangpun yang belum diselamatkan yang berhak bergabung menjadi anggota jemaat lokal, dan tidak seorangpun yang sudah diselamatkan yang tidak mempunyai tempat tinggal (penampungan) rohani. Bahkan rasul Paulus sendiri, misionaris yang ternama itu, tetap tergabung dan mempunyai hubungan erat dengan gereja lokal Antiokhia yang mengutusnya (Kisah Para Rasul 14:26).

TUJUAN DAN FUNGSI GEREJA LOKAL

Melaksanakan amanat agung adalah tujuan gereja! Amanat agung itu sangat penting, bukan saja karena merupakan misi utama semua gereja, tetapi juga karena gereja-gereja lokal akan terbentuk apabila ada orang-orang yang taat melaksanakan amanat agung tersebut. 

“(Matius 28:18) Yesus mendekati mereka dan berkata: ‘Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. (28:19) Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, (28:20) dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Matius 28:18-20; Bandingkan Markus 16:15-20; Lukas 24:47-51; Yohanes 20:21-22; Kisah Para Rasul 1:4-9). Tanpa amanat agung tidak akan ada gereja-gereja lokal.

Pelaksanaan amanat agung menghasilkan gereja-gereja lokal. Gereja ada karena amanat agung dan untuk amanat agung. Dengan demikian amanat agung merupakan perintah bukan pilihan dan keharusan bukan sekedar progam. Melaksanakan amanat agung adalah tujuan gereja karena amanat agung merupakan esensi gereja. Amanat agung adalah perintah yang berlaku terus menerus (kontinuitas) “Sampai akhir zaman (εως της συντελειας του αιωνος - heôs tês sunteleias tou aiônos) ”. 

Frase Yunani “sunteleias tou aiônos” berarti “mengakhiri, menyudahi, dan menyelesaikan”. Kata ini digunakan khusus untuk menyatakan akhir zaman. Dengan demikian tujuan dari gereja adalah melaksanakan amanat agung Kristus. Sedangkan fungsi dari gereja lokal adalah ibadah, persekutuan, pengajaran, pelayanan, dan pengutusan.

1. Ibadah. Sebagaimana umat Allah Perjanjian Lama ditetapkan untuk berkumpul pada hari sabat untuk beribadah, maka hari ibadah utama bagi orang Kristen ditetapkan pada hari Tuhan, yaitu hari minggu. 

Alkitabiah memberikan alasan mengapa ibadah itu dilaksanakan pada hari minggu, yaitu : 

(1) Hari minggu atau hari pertama dalam darai seminggu, merupakan hari kebangkitan Tuhan Yesus Kristus, Tuhan kita (Matius 28:1-7); 

(2) Contoh dari Jemaat Mula-mula, yang menyebut hari pertama sebagai hari Tuhan (Kisah Para Rasul 2:46; 20:7).

Pada awalnya ibadah gereja dilakukan di rumah-rumah orang percaya. Hal itu terus berlanjut hingga orang-orang Kristen memiliki rumah ibadah sendiri. Hal yang amat penting dalam kepercayaan Kristen tentang ibadah adalah kehadiran Allah (Matius 18:18; 1 Korintus 14:25). 

Unsur-unsur yang dicantumkan dalam ibadah gereja dapat dilihat dari 1 Korintus 14:26-33, yakni : Mazmur dan puji-pujian, doa, pembecaan Kitab Suci dan penjelasannya, dan persembahan kasih. Perjamuan Kasih juga merupakan unsur penting dalam ibadah (1 Korintus 11:23-18). 

Bagi gereja hingga kini ibadah tetap diutamakan karena ibadah ini bertujuan untuk : Membangun tubuh Kristus (1 Korintus 14:5,15,26; 1 Timotius 4:13), membina pelayanan sesama (Kisah Para Rasul 2:45), membina persekutuan (1 Korintus 10:16,17), menunjukkan respon kita terhadap kemuliaan Allah yang dinyatakan dengan doa dan ucapan syukur (Mazmur 116:12); menaati perintah Tuhan (1 Timotius 4:7-8); Perkumpulan/persekutuan (Kisah Para Rasul 2:42); dan menerima berkatNya (1 Timotius 6:5-6; Ibrani 10:25).

2. Persekutuan. Persekutuan menekankan pada kesatuan gereja. Kata Yunani untuk persekutuan adalah “koinonia” yang berarti “berbagi”. Gereja mula-mula memberikan penekanan yang besar pada persekutuan (Kisah Para Rasul 2:24-31; 12:15; Filipi 1:3-4). 

Persekutuan menekankan fakta bahwa orang percaya itu saling membutuhkan satu sama lain karena kesatuan mereka dalam Kristus. Penting untuk menekankan bahwa “Tubuh Kristus yang universal sudah satu” (Efesus 4:4-5), sehingga paradigma yang harus dianut adalah, “karena Tubuh Kristus sudah satu yang perlu dilakukan oleh tubuhNya (anggota-anggota tubuh) adalah memelihara kesatuan Roh dalam ikatan damai sejahtera”(Efesus 4:2). Karena itu, persekutuan ini penting untuk memelihara kesatuan iman dan kebersamaan orang percaya.

3. Pengajaran. Pengajaran merupakan unsur vital di dalam kehidupan gereja lokal yang sehat. Gereja lokal wajib memperhatikan nasihat Rasul Paulus kepada Titus demikian “Tetapi engkau, beritakanlah apa yang sesuai dengan ajaran yang sehat” (Titus 2:1). Ajaran sehat adalah doktrin atau didaskalia. Istilah “doktrin” berasal dari kata “didaskalia” dan atau “didakhe” yang berarti “ajaran” yang berasal dari akar kata “didaskô” yang berarti “mengajar atau mengajarkan”. 

Sehingga “doktrin” secara konseptual adalah hal-hal yang diajarkan. Perjanjian Baru menggunakan kata “didaskalia” ini sebanyak 21 kali, kata “didakhe” sebanyak 30 kali dan kata “didasko” sebanyak 97 kali. Salah satunya terdapat di dalam Kisah Para Rasul 2:42, di mana dikatakan bahwa para petobat gereja yang mula-mula bertekun dalam pengajaran (didakhe) para rasul. 

Doktrin dapat didefinisikan sebagai pengajaran-pengajaran dasar yang diajarkan. Dalam pengertian yang luas doktrin mencakup semua kebenaran firman Tuhan yang diajarkan. Doktrin itu sendiri bersumber dari Alkitab yang adalah Firman Allah. Sehingga untuk pemakaian Kristen, doktrin dapat di definisikan sebagai pengajaran-pengajaran dasar Kristen yang diajarkan yang bersumber dari Alkitab. 

Alasan pentingnya pengajaran dalam gereja lokal adalah : 

(1) pengajaan berfungsi memimpin dan membimbing orang percaya menuju kedewasaan (2 Timotius 3:16-17); 

(2) pengajaran merupakan penangkal ajaran-ajaran sesat dan memelihara orang percaya agar tetap sehat dan terhindar dari kekeliruan. 

(1 Timotius 1:3); pengajaran merupakan makanan rohani bagi pertumbuhan yang sehat (1 Timotius 4:6,14,16, 2 Timotius 2:2); pengajaran menghasilkan paktek kehidupan kudus dan berkenan kepada Allah (1 Timotius 1:5; 4:6-16; 5:17; 6:2); pengajaran memberikan pengetahuan dan fokus yang tepat bagi kehidupan orang percaya (1 Timotius 6:17); pengajaran yang sehat dihubungkan dengan praktek kehidupan sehari-hari (Titus 2:1-14).

4. Pelayanan. Sebagai kepala gereja, Kristus telah memberikan karunia-karunia kepada anggota-anggota tubuhNya (Efesus 1:20-23; 4:8); dan Ia mengirim Roh Kudus yang menghidupkan Gereja sehingga dapat sungguh-sungguh berfungsi melalui pelayanan (Kisah Para Rasul 2:23). Kristus memperlengkapi orang percaya dengan karunia-karuniaNya dan kuasa sehingga dapat bersaksi dan melayani Tuhan (Roma 12:3-9; 1 Korintus 12:4-31). 

Kata Yunani untuk “karunia-karunia” adalah “charismata” bentuk tunggalnya “charis”. Karunia-karunia yang diberikan oleh Roh kudus kepada setiap orang percaya berbeda satu sama lain tetapi sama pentingnya. 

Tujuan dari karunia-karunia Roh adalah memampukan orang-orang percaya untuk melakukan berbagai bentuk pelayanan guna pembangunan tubuh Kristus. Dengan demikian tidak satupun dari orang percaya yang tidak diberi karunia Roh Karena itu, Gereja lokal yang sehat harus melibatkan semua anggotanya dalam pelayanan yang sesuai karunia rohani yang dianugerahkan Tuhan (Roma 12:6-8). 

Karunia roh diberikan untuk kepentingan bersama tubuh Kristus (1 Korintus 12: 7-12). Tujuan para pemimpin gereja lokal diberikan kepada jemaat adalah untuk memperlengkapi mereka agar dapat bertumbuh dan melayani sesuai karunia yang dianugerahkan (Efesus 4:7-16). 

Jemaat yang bertumbuh sehat adalah jemaat yang mengerti bahwa mereka adalah tiang penopang dan dasar kebenaran (1 Timotius 3:15). Melalui aneka pelayanan di gereja lokal otot-otot rohani orang-orang percaya dilatih sehingga menjadi kuat dan berfungsi denga baik. Dengan demikian orang percaya tidak hanya makan makanan rohani berupa pengajaran, tetapi beraktivitas melalui pelayanan.

5. Pengutusan. Sebagai kepala gereja, Kristus telah memberikan tanggung jawab kepada gereja untuk melaksanakan misiNya (Matius 28:16-20). Pemberitaan Injil merupakan tugas utama gereja. Karena itu, gereja yang sehat adalah gereja yang mengutus para anggotanya untuk memberitakan Injil. 

Gereja yang sehat haruslah diperlengkapi dan diutus untuk menjadi saksi Kristus. Bukan hanya mengajak orang yang belum percaya untuk ke gereja tetapi juga pergi dan bersaksi tentang anugerah keselamatan dalam Kristus (Roma 10:13-15) di dalam kuasa Roh Kudus (Kisah Para Rasul 1:8). 

Tanpa pertolongan dan kuasa Roh Kudus, kita tidak mungkin memiliki kuasa untuk bersaksi dan melayani. Itulah sebabnya sebelum murid-murid-Nya pergi untuk bersaksi dan melayani, mereka diperintahkan untuk menunggu di Yerusalem, sampai mereka menerima baptisan Roh Kudus dan diperlengkapi dengan kuasa Roh Kudus (Lukas 24:47-49; Kisah Para Rasul 1:4-5,8). 

Jika suatu gereja lokal tidak memberitakan Injil, juga tidak peduli terhadap masalah-masalah moral dan spiritual masyarakat disekelilingnya, dan tidak pihatin terhadap mereka yang terhilang, maka gereja lokal itu teah kehilangan sifatnya sebagai gereja sejati.

Implikasi dari fungsi-fungsi tersebut maka gereja lokal yang sehat haruslah melaksanakan : 

(1) Ibadah, yang membawa anggota-anggotanya memiliki hubungan pribadi dengan Allah; 

(2) Persekutuan, yang membawa anggota-anggonya dalam hubungan yang penuh kasih dan suasana keakraban dengan sesama orang percaya lainnya;

(3) Pengajaran, yang membawa anggota-anggotanya belajar firman sesuai dengan tingkatannya dan dilengkapi dalam proses pertumbuhan rohani yang sehat hingga mencapai kedewasaan;

(4) Pelayanan, yang membantu anggota-anggota untuk menemukan, mengembangkan dan menjalankan berbagai karunia, talenta dan berbagai kemampuan lainnya dalam melayani Kristus dan orang percaya lainnya; dan

(5) Pengutusan, yang membawa anggota untuk bersaksi dan menjangkau orang-orang belum percaya kepada Kristus. Gereja lokal yang sehat harus memperhatikan kelima fungsi tersebut dan tidak boleh mengabaikan satupun di antara kelima hal itu.

PENTINGNYA KOMITMEN DI GEREJA LOKAL

Apakah arti komitmen? Komitmen adalah, “perjanjian untuk melakukan sesuatu; atau kesanggupan”. Komitmen juga diartikan sebagai “kesepakatan atau kontrak antara dua pihak atau lebih untuk melaksanakan sesuatu secara bersama-sama”. Komitmen adalah suatu janji pada diri sendiri ataupun orang lain yang tercermin dalam tindakan. 

Dari segi iman Kristen, Allah mempunyai hak, kedaulatan dan kuasa tertinggi untuk menuntut kepatuhan dari ciptaan, karena Dialah sang Pencipta dan Tuhan segala bangsa. Sebagai pengikut Kristus, satu-satunya komitmen tertinggi dan terpenting dalam hidup kita adalah komitmen kepada Allah. Setiap komitmen dan tindakan penting lainnya harus di dasarkan pada komitmen itu. 

Dalam hubungan dengan gereja, bagi orang Kristen ada dua komitmen terpenting dalam hidupnya , yaitu : (1) Komitmen kepada Yesus Kristus yang adalah Tuhan, Juruselamat, dan Kepala Gereja; (2) Komitmen kepada tubuh Kristus, yaitu gereja universal dan gereja lokal.

Alkitab memberikan alasan mengapa orang Kristen harus ke gereja lokal dan menjadi anggota yang berkomitmen di gereja lokal adalah karena :

(1) Gereja lokal merupakan tempat perkumpulan keluarga atau persekutuan orang percaya (Efesus 2:19-22). Dengan ke gereja lokal menghindarkan kita dari keterasingan/kesendirian yang mementingkan diri sendiri (1 Korintus 12:26);

(2) Gereja lokal adalah suatu persekutuan tubuh Kristus yang terdiri dari banyak anggota dan yang menempatkan anggota di dalam tubuhNya tersebut adalah Kristus sendiri (1 Korintus 12:18-20; Roma 12:4-5). 

Allah menurut kehendakNya yang berdaulat telah menetapkan dan menempatkan setiap orang percaya di gereja-gereja lokal. Komitmen di gereja lokal berakar dari keyakinan ini, bahwa Allah menurut kehendakNya yang berdaulat telah menetapkan dan menempatkan setiap orang percaya di gereja-gereja loka. (1 Korintus 12:18-20. 

Gereja lokal adalah tempat untuk mengasuh, merawat, dan mengayomi atau dengan kata lain gereja lokal adalah temapt dimana proses pemuridan dilaksanakan; (3) Ketika kita ke gereja lokal dan berkomitmen, kita memenuhi Perintah Tuhan Yesus (Matius 28:18-19). 

Karena di gereja kita diajar dan dimuridkan. Orang-orang yang mengatakan bahwa mereka diajar dan menjadi murid di luar konteks gereja lokal jelaslah tidak memahami sifat pemuridan maupun gereja lokal. Gereja lokal adalah konteks Allah yang di dalamnya berlangsung proses pemuridan (Bandingkan Efesus 1:22-23; 1 Timotius 3:14-15);

(4) Dengan ke gereja lokal menunjukkan bahwa kita adalah sungguh-sungguh Kristen, yaitu murid Kristus (Yohanes 13:35). Di gereja lokal kita dibentuk, diperlengkapi bertumbuh secara rohani (Efesus 4:11-16). Di gereja lokal kita saling membantu dan melayani (1 Korintus 12:7). Di gereja lokal kita saling menjaga dan melindungi agar terhindar dari kemunduran rohani (1 Korintus 10:12; Ibrani 10:25; Yakobus 5:19). Di gereja lokal kita dapat mengambil bagian dalam misi Kristus di dunia (Efesus 2:10).

Dengan demikian, semua program, acara, dan kegiatan yang dilakukan di luar konteks gereja lokal hanya bersifat tambahan bukan utama. Semua itu haruslah dalam upaya mendukung pelayanan gereja lokal, bukan untuk menggantikannya. Seharusnya, semua lembaga, yayasan, seminari, dan lain sebagainya didirikan dan dilaksanakan dalam rangka mendukung pelayanan gereja-gereja lokal. 

Seorang anak dapat pergi ke sekolah dan belajar, tetapi tidak pernah menggantikan rumahnya dan keluarganya. Rasul Paulus menjelaskan bahwa gereja lokal adalah keluarga atau “rumah tangga Allah” (1 Timotius 3:14-15; Bandingkan Efesus 2:19). Metafora ini menunjukan bahwa orang-orang yang lahir baru dalam Kristus oleh Roh Kudus adalah anggota-anggota keluarga Allah. Mereka diangkat menjadi anak-anak Allah dan oleh Roh Kudus mereka menyebut Allah sebagai Bapa (Roma 8:14-17). 

Hal ini menunjukkan suatu hubungan khusus dengan Allah dan dengan sesama anggota lainnya dalam keluargaNya. Keluarga tempat dimana perilaku orang percaya dinilai, dikritik, dan diperbaiki. Alkitab membandingkan kehidupan rohani sama seperti kehidupan jasmani (Bandingkan 1 Petrus 2:2; 2 Petrus 3:18), dimulai dari kelahiran seorang bayi, dilanjutkan dengan pertumbuhan dan perkembangan menjadi dewasa.


Demikian juga hal dengan kehidupan rohani. Berawal dari kelahiran baru (regenerasi) lalu bertumbuh dan berkembang hingga menjadi dewasa rohani. Seperti seorang bayi jasmani, maka seorang bayi rohani harus dirawat, diberi susu, dipelihara, didik, dilatih, diajar, dikoreksi sampai menjadi dewasa di dalam keluarga gereja. Tujuannya adalah untuk mencapai kedewasaan rohani (Efesus 3:13-18). 

Paulus menyatakan bahwa gereja adalah tubuh Kristus dan Kristus adalah kepalanya (Efesus 1:22-23). Jadi Kristus adalah kepala dan gereja adalah tubuhNya, yang dinyatakan di dalam setiap gereja lokal. Tugas gereja adalah melaksanakan perintah Kepalanya, yaitu Kristus.

KARAKTERISTIK GEREJA SEJATI

Jelaslah bahwa kita sangat memerlukan gereja lokal. Namun banyaknya denominasi gereja-gereja saat ini dengan beragam hal yang ditawarkan telah membuat banyak orang Kristen bingung untuk memilih mana gereja yang tepat baginya. Jika seorang Kristen menginginkan pertumbuhan rohani yang sehat, maka wajarlah bila ia memerlukan sebuah gereja lokal yang sehat. Gereja yang sehat harus menunjukkan tanda-tanda dari gereja yang sejati.

John Calvin menyebutkan dua tanda dari Gereja sejati, yaitu pemberitaan firman Tuhan dan pelaksanaan sakramen. Beberapa kredo Reformed kemudian menambahkan satu tanda lagi, yaitu disiplin gereja. Perbedaan ini tidak berarti bahwa Calvin mengabaikan disiplin, sebaliknya, Calvin sangat menekankan hal ini. Hanya, dia tidak menganggap point ini sebagai salah satu tanda sejati dari gereja. Saya telah meneliti dan mengamati mengamati, setidaknya ada 7 (tujuh) karakteristik gereja sejati.

Pertama, Kristus sendirilah yang menjadi Kepala Gereja. Kristuslah yang memberi petunjuk dan perintah kepada gerejaNya. Gereja harus menanggapi perintah itu secara positif. Sebagai Kepala, Kristus memberikan perintah itu melalui Roh Kudus kepada tubuhNya, dan tubuh itu harus melakukan apa yang dikehendaki oleh Kepala. Jika hubungan tubuh terputus dari Kepala, maka tubuh akan terputus dari sumber kehidupan (Efesus 1:22-23).

Kedua, adanya hiraraki yang jelas di dalam gereja. Kitab suci mengajarkan bahwa Allah adalah Kepala dari semua, yang telah memberikan kepada AnakNya kedudukan sebagai pemimpin (headship) atas gereja (Efesus 1:20-23). Saat ini Kristus bekerja di dalam gereja melalui pelayanan Roh Kudus (Yohanes 14:18,26). 

Ia bekerja melalui para rasul (Efesus 2:20) dan pemimpin gereja selanjutnya (Efesus 4:11-12) untuk menjalankan kepemimpinan di dalam gereja dan memperlengkapi jemaat bagi pekerjaan pelayanan bagi pembangunan tubuhNya. Perjanjian Baru menyebutkan bahwa gereja memiliki dua pejabat gereja yang ditahbiskan yaitu Penatua dan Diakon (Filipi 1:1).

Ketiga, Keimamatan dan pelayanan setiap orang percaya. Keunikan dari pekerjan Tuhan saat ini adalah bahwa Ia tidak membesarkan nama salah satu pemimpin tetapi Ia menggunakan seluruh Tubuh Kristus menjadi alatNya, dengan penuh kuasa Ia bekerja melalui seluruh Tubuh Kristus diseluruh dunia. Roh Kudus memberikan karunia-karunia tertentu (spesifik) kepada setiap orang percaya untuk melayani tubuh Kristus (1 Korintus 12:4-11; Efesus 4:11-13).

Keempat, Kitab Suci harus menjadi otoritas utama bagi iman dan praktik kehidupan Jemaat. Rasul Paulus menasihati Titus demikian “Tetapi engkau, beritakanlah apa yang sesuai dengan ajaran yang sehat” (Titus 2:1). Selanjutnya Rasul Paulus menghubungkannya ajarah sehat dengan praktek kehidupan sehari-hari (Titus 2:1-14). 

Ajaran sehat adalah doktrin atau didaskalia (didaskalia). Kata ini berkaitan dengan apa yang diajarkan. Ajaran sehat akan memelihara orang percaya agar tetap sehat dan terhindar dari kekeliruan. Doktrin yang sehat menghasilkan pertumbuhan dan paktek kehidupan kudus dan berkenan kepada Allah.

Kelima, merupakan kumpulan orang yang telah mengalami pembaharuan (Kisah Para Rasul 2:41-42). Gereja yang memiliki anggota jemaat dalam jumlah besar, tidak identik dengan gereja yang benar. Ini bisa terjadi jika jemaat yang dimaksud belum mengalami lahir baru. Orang-orang yang telah lahir baru disebut murid Kristus. Kristus menginginkan semua bangsa menjadi muridNya atau mathetes (mathetes), yaitu para pengikut Yesus atau orang-orang yang mengaku bahwa Yesus adalah Kristus dan Tuhan.

Keenam, melaksanakan dua ordinansi. Kedua ordinansi (atau sakramen) tersebut adalah baptisan air dan perjamuan kudus. Walaupun kedua ordinansi ini tidak dimaksudkan untuk mendatangkan keselamatan atau anugerah tetapi kedua peraturan ini ditetapkan oleh Kristus agar dilaksanakan oleh gereja (Matius 28:19; 1 Korintus 11:23-26). 

Agustinus menyebutnya sebagai “bentuk yang kelihatan dari anugerah yang tidak kelihatan”. Sakramen kemudian dijelaskan sebagai “tanda di luar dan yang kelihatan dari suatu anugerah yang di dalam dan tidak kelihatan”. Karena alasan inilah yang membuat banyak Protestan lebih memilih istilah “ordinansi”, yang tidak memiliki konotasi yang mengandung anugerah. Suatu ordinansi secara sederhana berarti, “suatu ritus luar yang diperintahkan oleh Kristus untuk dilakaukan oleh gereja”.

Ketujuh, pelaksanaan amanat agung Kristus (Matius 28;18-20). Memperhatikan prioritas dari program-program dan berbagai aktivitas gereja lokal sekarang ini, kita mungkin bertanya-tanya apakah gereja telah lupa atau bingung akan misinya sebagai orang-orang percaya. Gereja sibuk, tetapi sibuk mengerjakan apa? Berapa banyak program, pertemuan, dan aktivitas benar-benar menghasilkan jiwa-jiwa baru? Gereja sejati adalah gereja yang mengemban misi amanat Kristus. Inti amanat agung terletak pada pemuridan.

PENUTUP: 

Perhatikanlah empat kata kerja “pergilah (πορευθεντες poreuthentes), jadikanlah murid (μαθητευσατε mathêteusate), baptiskanlah (βαπτιζοντες baptizontes), dan ajarkanlah(διδασκοντες didaskontes)”. Kata “pergilah, baptiskanlah, ajarkanlah” adalah kata kerja partisip atau bentuk kata kerja bantu. 

Kata “jadikanlah semua bangsa muridKu {μαθητευσατε παντα τα εθνη; mathêteusate panta ta ethnê; jadikanlah murid(-Ku) semua bangsa-bangsa}” adalah kata kerja imperatif atau kata kerja bentuk perintah. Imperatif artinya suatu panggilan yang berbentuk perintah mutlak dan tidak bisa ditawar-tawar.


Beker, Charles. F., 1994. A Dispensasional Theology. Terjemahan, Penerbit Alkitab Anugerah: Jakarta.

Berkhof, Louis., 2011. Teologi Sistematika: Doktrin Keselamatan. Jilid 4, Terjemahan, Penerbit Momentum: Jakarta.

Boice, James M., 2011. Dasar-dasar Iman Kristen. Terjemahan, Penerbit Momentum: Jakarta.

Carson, D.A., 2009. Kesalahan-Kesalahan Eksegetis. Terjemahan, Penerbit Momentum: Jakarta.

Conner, Kevin J., 2004. The Fondation of Christian Doctrine. Terjemahan, Pernerbit Gandum Mas: Malang.

Cornish, Rick., 2007. Five Minute Theologian. Terjemahan, Penerbit Pionir Jaya : Bandung.

Douglas, J.D., ed, 1993. Ensiklopedia Alkitab Masa Kini. Jilid 1 & 2. Terjemahkan Yayasan Komunikasi Bina Kasih : Jakarta.

Enns, Paul., 2004. The Moody Handbook of Theology. Jilid 1. Terjemahan, Penerbit Literatur SAAT: Malang.

______________., 2000. Approaching God. Jilid 2. Terjemahan, Penerbit Interaksara: Batam.

Evans, Tony, 2005. Sungguh-sungguh Diselamatkan, terjemahan, Penerbit Gospel Press: Batam.

Erickson J. Millard., 2003. Teologi Kristen, Jilid 3. Terjemahan, Penerbit Gandum Mas : Malang.

Fee, Gordon D., 2008. New Testament Exegesis. Edisi Ketiga. Terjemahan, Penerbit Literatur SAAT : Malang.

Geisler, Norman & Ron Brooks., 2010. Ketika Alkitab Dipertanyakan. Terjemahan, Penerbit Andi Offset: Yogyakarta.

Grudem, Wayne., 1994. Systematic Theology: A Introduction to a Biblical Doctrine. Zodervan Publising House: Grand Rapids, Michigan.

____________., 2009. Christian Beliefs. Terjemahan, Penerbit Metanonia Publising: Jakarta.

Gunawan, Samuel., 2014. Kharismatik Yang Kukenal dan Kuyakini. Penerbit Bintang Fajar Ministries: Palangka Raya.

Guthrie, Donald, dkk., 1982. Tafsiran Alkitab Masa Kini. Jilid 3. Terjemahan. Penerbit Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF : Jakarta.

Guthrie, Donald., 2010. Teologi Perjanjian Baru. Jilid 3, Terjemahan, Penerbit BPK : Jakarta.

__________________., 2009. Pengantar Perjanjian Baru. Jilid 2 Terjemahan, Penerbit Momentum: Jakarta.

Hoekema, Anthony A., 2010. Diselamatkan Oleh Anugerah, Penerbit Momentum : Jakarta.

Ladd, George Eldon., 1999. Teologi Perjanjian Baru. Jilid 1, Terjemahkan, Penerbit Kalam Hidup: Bandung.

Marxsen, Willi., 2012. Pengantar Perjanjian Baru: Pendekatan Kritis Terhadap Masalah-masalahnya. Terjemahan, Penerbit BPK Gunung Mulia: Jakarta.

Murray, John., 1999. Penerapan dan Penggenapan Penebusan. Terjemahan, Penerbit Momentum : Jakarta.

Nggadas, Deky Hidnas Yan., 2013. Paradigma Eksegetis Penting dan Harus. Penerbit Indie Publising: Depok.

Pfeiffer F. Charles & Everett F. Harrison., ed. 1962. The Wycliffe Bible Commentary. Volume 3. Terjemahan, Penerbit Gandum Mas Malang.

Ridderbos, Herman., 2004. Paul: An Outline of His Theology. Terjemahan, Penerbit Momentum : Jakarta.

Ryrie, Charles C., 1991. Teologi Dasar. Jilid 2, Terjemahan, Penerbit ANDI Offset: Yogyakarta.

Sandison, George & Staff., 2013. Bible Answers for 1000 Difficult Questions. Terjemahan, Penerbit Gandum Mas: Malang.

Scahnabal, Echhard J., 2010. Rasul Paulus Sang Misionaris: Perjalanan, Stategi dan Metode Misi Rasul Paulus. Terj, Penerbit ANDI: Yogyakarta.

Sproul, R.C., 1997. Kebenaran-Kebenaran Dasar Iman Kristen. Terjemahan, Penerbit Literatur SAAT: Malang.

______________., 2000. Mengenali Alkitab. Edisi revisi, terjemahan, Penerbit Literatur SAAT : Malang.

Soedarmo, R., 2000. Ikhtisar Dogmatika. Cetakan ke-11. Penerbit BPK : Jakarta.

Stamps, Donald C., ed, 1995. Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan. Terjemahan, Penerbit Gandum Mas : Malang.

Stuart, Douglas & Gordon D. Fee., 2011. Hermeneutik: Menafsirkan Firman Tuhan Dengan Tepat. Terjemahan, Penerbit Gandum Mas : Malang.

Susanto, Hasan., 2003. Perjanjian Baru Interlinier Yunani-Indonesia dan Konkordansi Perjanjian Baru, jilid I & II. Penerbit Literatur SAAT : Malang.

___________., 2011. Hermeneutika: Prinsip dan Metode Penafsiran Alkitab. Penerbit Literatur SAAT : Malang.

Tabb, Mark, ed., 2011. Mari Berpikir Tentang Teologi: Apa Yang Kita Yakini. Terjemahan, Penerbit Yayasan Gloria : Yogyakarta.

Thiessen, Henry C., 1992. Lectures in Systematic Theology, direvisi Vernon D. Doerksen. Terjemahan, Penerbit Gandum Mas: Malang.

Williamson, G.I., 2012. Westminster Confession Of Faith. Terjemahan, Penerbit Momentum: Jakarta.

Zuck, Roy B, editor., 2011. A Biblical of Theology The New Testament. Terjemahan, Penerbit Gandum Mas: Malang.

Next Post Previous Post