NASIB AKHIR LALANG DAN GANDUM (MATIUS 13:30,40-43)
Pdt.Budi Asali, M.Div.
Matius 13:30,40-43 - (30) Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku.’ (40) Maka seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman. (41) Anak Manusia akan menyuruh malaikat-malaikatNya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam KerajaanNya. (42) Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi. (43) Pada waktu itulah orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!’”.
1. Lalang akan dikumpulkan dan dibakar.gadget, bisnis, otomotif |
Ay 30b: “Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar;”.
Matius 13: 40-42: “(40) Maka seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman. (41) Anak Manusia akan menyuruh malaikat-malaikatNya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam KerajaanNya. (42) Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi.”.
Ay 41: “Anak Manusia akan menyuruh malaikat-malaikatNya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam KerajaanNya.”.
KJV: “all things that offend” [= segala sesuatu yang melanggar / menyinggung / menyebabkan jatuh ke dalam dosa].
RSV: “all causes of sin” [= semua penyebab-penyebab dari dosa].
NIV: “everything that causes sin” [= segala sesuatu yang menyebabkan dosa].
NASB: “all stumbling blocks” [= semua batu sandungan].
Kata Yunani yang digunakan adalah SKANDALON, dan salah satu artinya adalah ‘batu sandungan’.
J. C. Ryle: “The present mixed state of things is not to be for ever. The wheat and the tares are to be divided at last. The Lord Jesus shall ‘send forth his angels’ in the day of His second advent, and gather all professing Christians into two great companies. Those mighty reapers shall make no mistake. They shall discern with unerring judgment between the righteous and the wicked, and place every one in his own lot.” [= Keadaan campuran dari hal-hal pada saat ini tidaklah berlangsung selama-lamanya. Gandum dan lalang akan dipisahkan pada akhirnya. Tuhan Yesus akan ‘mengutus malaikat-malaikatNya’ pada hari kedatanganNya yang kedua, dan mengumpulkan semua orang-orang yang mengaku Kristen ke dalam dua kumpulan besar. Penuai-penuai yang sangat kuat / ahli ini tidak akan membuat kesalahan. Mereka akan membedakan dengan penilaian yang akurat antara orang-orang benar dan orang-orang jahat, dan menempatkan setiap orang dalam kumpulannya sendiri.] - ‘Expository Thoughts on the Gospels: St. Matthew’ (Libronix).
C. H. Spurgeon: “What a description! The out-gathering of ‘all things that offend’, and of all persons who cause others to stumble, and who work evil, will be a consummation devoutly to be wished. Not only the outwardly wicked, but the false pretenders, the mock wheat, shall be removed. ... We could not effect this clearance, but the Lord’s own angels can, and will.” [= Betul-betul suatu penggambaran yang hebat! Pengumpulan dari ‘segala sesuatu yang menyebabkan jatuh ke dalam dosa’ dan dari semua orang yang menyebabkan orang-orang lain tersandung, dan yang mengerjakan kejahatan, akan merupakan suatu tujuan / penggenapan yang diinginkan secara saleh. Bukan hanya orang-orang jahat secara lahiriah, tetapi juga orang-orang palsu yang berpura-pura, gandum tiruan, akan disingkirkan. ... Kita tidak bisa menyebabkan terjadinya pembersihan ini, tetapi malaikat-malaikat dari Tuhan bisa, dan mereka akan melakukannya.].
Calvin: “‘They shall gather out of his kingdom all stumbling-blocks.’ The words that follow, ‘and those who commit iniquity,’ are added for the sake of exposition; for it is not intended to point out two different things, but to state, that then will be the full and seasonable time, when all things shall be restored to regular order, and when the wicked shall be removed, who are now ‘stumbling-blocks.’ They are so called, because not only are their own lives wicked, but they undermine the faith of many, retard others in the right course, draw some entirely aside, and drive others headlong.” [= ‘Mereka akan mengumpulkan dari kerajaanNya semua batu-batu sandungan’. Kata-kata yang berikutnya, ‘dan mereka yang melakukan kejahatan’, ditambahkan untuk menjelaskan; karena itu tidak dimaksudkan untuk menunjuk kepada dua hal yang berbeda, tetapi untuk menyatakan, bahwa saat itu akan merupakan waktu yang penuh / lengkap dan cocok, pada waktu segala sesuatu akan dikembalikan pada keadaan yang teratur, dan pada waktu orang-orang jahat akan disingkirkan, yang sekarang merupakan ‘batu-batu sandungan’. Mereka disebut demikian, karena bukan hanya hidup mereka sendiri adalah jahat, tetapi mereka melemahkan / merusak iman dari banyak orang, menghalangi / memperlambat orang-orang lain dalam jalan yang benar, menyimpangkan beberapa orang sama sekali, dan mendorong orang-orang lain secara ceroboh / tanpa berpikir.].
Pulpit Commentary: “‘all things that offend’ (‘that cause stumbling,’ Revised Version); ch. 5:29, note. In itself it would naturally be understood of persons, in accordance with the meaning of ‘tares.’ But what is its relation to the following clause, for this latter cannot be merely tautological? There are two answers: (a) The two phrases bring out different aspects under which the persons are regarded. They, as ‘sons of the evil one,’ are both stumbling-blocks to others (‘the sons of the kingdom’), and also active workers of lawlessness (vide infra). They sin against men (cf. ch. 24:24b) and against God. (b) The first term regards not so much them as their actions - their scandalous acts (Goebel); the second, the persons themselves. The former of the two answers seems preferable, as keeping closer to the parable. It also agrees with the personal use of σκάνδαλον in ch. 16:23, and the use of αὐτούς alone in the next clause.” [= ‘segala sesuatu yang menyebabkan jatuh ke dalam dosa’ (‘yang menyebabkan tersandung’, Revised Version); psl 5:29, catatan. Dalam dirinya sendiri, itu secara alamiah / wajar dianggap sebagai orang-orang, sesuai dengan arti dari ‘lalang’. Tetapi apa hubungannya dengan anak kalimat selanjutnya, karena yang belakangan ini tidak bisa hanya merupakan pengulangan yang tidak perlu? Ada dua jawaban: (a) Kedua ungkapan menyatakan aspek-aspek yang berbeda di bawah mana orang-orang itu dipertimbangkan. Mereka, sebagai ‘anak-anak dari si jahat’, adalah baik batu-batu sandungan bagi orang-orang lain (‘anak-anak kerajaan’), dan juga pekerja-pekerja aktif dari ketidak-adaan hukum (vide infra). Mereka berdosa terhadap manusia (bdk. psl 24:24b) dan terhadap Allah. (b) Istilah yang pertama tidak mempertimbangkan diri mereka sendiri dari pada tindakan-tindakan mereka - tindakan-tindakan mereka yang bersifat skandal (Goebel); yang kedua, orang-orang itu sendiri. Yang terdahulu dari kedua jawaban ini kelihatannya lebih dipilih, karena lebih dekat dengan perumpamaan itu. Itu juga cocok dengan penggunaan pribadi dari kata SKANDALON dalam psl 16:23, dan penggunaan dari kata AUTOUS [= them {= mereka}] saja dalam anak kalimat selanjutnya (ay 42).] - hal 11.
Ay 42a: “Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api;”.
KJV: “And shall cast them into a furnace of fire:” [= Dan akan membuang mereka ke dalam suatu dapur api:].
Kata ‘them’ [= mereka] dalam bahasa Yunaninya adalah AUTOUS.
Calvin: “We ought to draw from this a useful admonition, not to become indolent and careless on account of our being surrounded by so many ‘stumbling-blocks,’ but to be zealous and active in guarding against them. It reproves also the effeminacy of those who are so delicate, that the smallest possible ‘stumbling-blocks’ make them turn back. It is difficult, I admit, not to stumble frequently, and even sometimes to fall, when ‘stumbling-blocks’ without number lie across our path. But our minds ought to be fortified with confidence; for the Son of God, who commands his followers to walk in the midst of ‘stumbling-blocks,’ will unquestionably give us strength to overcome them all.” [= Kita harus menarik dari sini suatu nasehat yang berguna, untuk tidak menjadi malas dan ceroboh karena kita dikelilingi oleh begitu banyak ‘batu-batu sandungan’, tetapi untuk bersemangat dan aktif dalam berjaga-jaga terhadap mereka. Itu juga mencela sikap seperti perempuan dari mereka yang begitu lembut / rapuh, sehingga ‘batu-batu sandungan’ yang terkecil membuat mereka berbalik / mundur. Merupakan hal yang sukar, saya akui, untuk tidak sering tersandung, dan bahkan kadang-kadang terjatuh, pada waktu ‘batu-batu sandungan’ yang tak terhitung banyaknya terletak di jalan kita. Tetapi pikiran kita harus dikuatkan dengan keyakinan; karena Anak Allah, yang memerintahkan para pengikutNya untuk berjalan di tengah-tengah ‘batu-batu sandungan’, tak diragukan akan memberikan kita kekuatan untuk mengalahkan mereka semua.].
Calvin: “He pronounces likewise an awful punishment against any hypocrites and reprobate persons, who now appear to be the most distinguished citizens of the Church.” [= Ia juga mengumumkan suatu hukuman yang menakutkan terhadap seadanya orang-orang munafik dan bejat, yang sekarang kelihatan sebagai warga-warga yang paling menonjol / terhormat dari Gereja.].
C. H. Spurgeon: “Our Lord declares that the doom of the false wheat, the bastard professors, is terrible. ‘Bind them in bundles;’ put like with like, sinner with like sinner. ‘To burn them.’ No words can be more suggestive of terrible destruction. After this what a quiet, peaceful tone we hear in the words, ‘Gather the wheat into my barn.’ All gathered, all recognized as the Lord’s own, all housed in his storehouse.” [= Tuhan kita menyatakan bahwa penghukuman dari gandum yang palsu, pengaku-pengaku / profesor-profesor yang jahat / menjijikkan, adalah sesuatu yang mengerikan. ‘Ikatlah mereka berberkas-berkas’; tempatkanlah yang serupa menjadi satu, orang berdosa dengan sesama orang berdosa. ‘Untuk membakar mereka’. Tidak ada kata-kata yang bisa lebih menyampaikan suatu petunjuk tentang kehancuran yang mengerikan.].
C. H. Spurgeon: “This shall be ‘in the end of this world’, the finish and climax of this dispensation. The fate of these ungodly ones will be fire, the most terrible of punishments; but this will not annihilate them; for they shall exhibit the surest tokens of a living woe - ‘wailing and gnashing of teeth.’ Sooner or later, this is what must come of evil men. Though in this world they flourish in the same field with believers, and can hardly be discerned from them, they shall be removed from such honourable association, and be cast, with the rubbish of the universe, into that great ‘furnace of fire’ whose smoke goeth up for ever and ever. This the Son of man will do with authority; the angels are simply the executioners of the wrath of the Lamb.” [= Ini akan terjadi ‘pada akhir dunia ini’, akhir dan klimax dari zaman ini. Nasib dari orang-orang jahat ini adalah api, hukuman yang paling menakutkan; tetapi ini tidak akan memusnahkan mereka; karena mereka akan menunjukkan bukti-bukti yang paling pasti tentang suatu kesedihan / siksaan yang hidup - ‘ratapan dan kertakan gigi’. Lambat atau cepat, ini adalah apa yang harus datang kepada orang-orang jahat. Sekalipun dalam dunia ini mereka bertumbuh dengan baik di ladang yang sama dengan orang-orang percaya, dan tidak bisa dibedakan dari mereka, mereka akan disingkirkan dari perkumpulan yang begitu terhormat, dan dilemparkan, bersama dengan sampah dari alam semesta, ke dalam ‘dapur api’ yang besar itu yang asapnya naik untuk selama-lamanya. Ini akan dilakukan oleh Anak Manusia dengan otoritas; malaikat-malaikat hanyalah pelaksana-pelaksana / algojo-algojo dari murka Anak Domba.].
J. C. Ryle: “The worldly, the ungodly, the careless, and the unconverted shall be ‘cast into a furnace of fire,’ and receive shame and everlasting contempt.” [= Orang-orang yang duniawi, orang-orang yang jahat, orang-orang yang ceroboh, dan orang-orang yang tidak bertobat, akan ‘dilemparkan ke dalam dapur api’, dan menerima rasa malu / perendahan dan kehinaan kekal.] - ‘Expository Thoughts on the Gospels: St. Matthew’ (Libronix).
William Hendriksen: “The fire of this furnace is unquenchable. The shame which ‘those who perpetrate lawlessness,’ i.e., who defy God’s holy law, are going to suffer is everlasting (Dan. 12:2). Their bonds are never ending (Jude 6, 7). They will be tormented with fire and brimstone … and the smoke of their torment ascends forever and ever, so that they have no rest day or night (Rev. 14:9–11). Yes, ‘day and night, forever and ever’ (Rev. 20:10; cf. 19:3). The passages in which the doctrine of everlasting punishment is taught are so numerous that one stands aghast that there are people who affirm that they accept Scripture, but who nevertheless reject this doctrine. What is perhaps the most telling argument against the notion that the wicked are simply annihilated but that the righteous continue to live forevermore is the fact that in Matt. 25:46 the same word describes the duration both of the punishment of the former and of the blessedness of the latter: the wicked go away into everlasting punishment, but the righteous into everlasting life.” [= Api dari dapur api itu tidak bisa dipadamkan. Kehinaan yang ‘orang-orang yang melakukan anarkhi’, yaitu orang-orang yang menolak hukum-hukum yang kudus dari Allah, akan derita adalah kekal (Dan 12:2). Ikatan / pemenjaraan mereka tidak pernah berakhir (Yudas 6,7). Mereka akan disiksa dengan api dan belerang ... dan asap dari siksaan mereka naik untuk selama-lamanya, sehingga mereka tidak punya istirahat, baik siang maupun malam (Wah 14:9-11). Ya, ‘siang dan malam, selama-lamanya’ (Wahyu 20:10; bdk. 19:3). Text-text dalam mana doktrin tentang hukuman kekal diajarkan adalah begitu banyak sehingga orang terheran-heran bahwa di sana ada orang-orang yang menegaskan bahwa mereka menerima Kitab Suci, tetapi sekalipun demikian menolak doktrin ini. Apa yang mungkin merupakan argumentasi yang paling mempunyai kekuatan untuk menentang pandangan bahwa orang-orang jahat sekedar dimusnahkan tetapi bahwa orang-orang benar terus hidup untuk selama-lamanya adalah fakta bahwa dalam Matius 25:46 kata yang sama menggambarkan durasi / masa baik dari hukuman orang-orang yang terdahulu dan keadaan diberkati dari orang-orang yang belakangan: Orang-orang jahat pergi ke dalam hukuman kekal, tetapi orang-orang benar ke dalam hidup yang kekal.].
Daniel 12:2 - “Dan banyak dari antara orang-orang yang telah tidur di dalam debu tanah, akan bangun, sebagian untuk mendapat hidup yang kekal, sebagian untuk mengalami kehinaan dan kengerian yang kekal.”.
Yudas 6-7 - “(6) Dan bahwa Ia menahan malaikat-malaikat yang tidak taat pada batas-batas kekuasaan mereka, tetapi yang meninggalkan tempat kediaman mereka, dengan belenggu abadi di dalam dunia kekelaman sampai penghakiman pada hari besar, (7) sama seperti Sodom dan Gomora dan kota-kota sekitarnya, yang dengan cara yang sama melakukan percabulan dan mengejar kepuasan-kepuasan yang tak wajar, telah menanggung siksaan api kekal sebagai peringatan kepada semua orang.”.
Wah 14:9-11 - “(9) Dan seorang malaikat lain, malaikat ketiga, menyusul mereka, dan berkata dengan suara nyaring: ‘Jikalau seorang menyembah binatang dan patungnya itu, dan menerima tanda pada dahinya atau pada tangannya, (10) maka ia akan minum dari anggur murka Allah, yang disediakan tanpa campuran dalam cawan murkaNya; dan ia akan disiksa dengan api dan belerang di depan mata malaikat-malaikat kudus dan di depan mata Anak Domba. (11) Maka asap api yang menyiksa mereka itu naik ke atas sampai selama-lamanya, dan siang malam mereka tidak henti-hentinya disiksa, yaitu mereka yang menyembah binatang serta patungnya itu, dan barangsiapa yang telah menerima tanda namanya.’”.
Wahyu 20:10 - “dan Iblis, yang menyesatkan mereka, dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang, yaitu tempat binatang dan nabi palsu itu, dan mereka disiksa siang malam sampai selama-lamanya.”.
Wahyu 19:3 - “Dan untuk kedua kalinya mereka berkata: ‘Haleluya! Ya, asapnya naik sampai selama-lamanya.’”.
Matius 25:46 - “Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal.’”.
William G. T. Shedd: “Had Christ intended to teach that future punishment is remedial and temporary, he would have compared it to a dying worm, and not to an undying worm; to a fire that is quenched, and not to an unquenchable fire.” [= Andaikata Kristus bermaksud untuk mengajar bahwa hukuman yang akan datang itu bersifat memperbaiki dan sementara, Ia akan membandingkannya dengan ulat yang bisa mati, dan bukannya dengan ulat yang tidak bisa mati; dengan api yang bisa padam, dan bukannya dengan api yang tidak dapat dipadamkan.] - ‘Shedd’s Dogmatic Theology’, vol II, hal 681.
Calvin: “‘And shall cast them into a furnace of fire.’ This is a metaphorical expression; for, as the infinite glory which is laid up for the sons of God so far exceeds all our senses, that we cannot find words to express it, so the punishment which awaits the reprobate is incomprehensible, and is therefore shadowed out according to the measure of our capacity.” [= ‘Dan akan membuang mereka ke dalam dapur api’. Ini merupakan suatu ungkapan yang bersifat kiasan; karena, seperti kemuliaan yang sangat besar yang disediakan untuk anak-anak Allah begitu jauh melampaui semua indera kita, sehingga kita tidak bisa menemukan kata-kata untuk menyatakannya, demikian juga hukuman yang menantikan orang-orang bejat tidak bisa dimengerti, dan karena itu digambarkan sesuai dengan ukuran kapasitas kita.].
J. C. Ryle: “Well may He say at the conclusion, ‘Who hath ears to hear, let him hear.’ Let the ungodly man tremble when he reads this parable. Let him see in its fearful language his own certain doom, unless he repents and is converted. Let him know that he is sowing misery for himself, if he goes on still in his neglect of God. Let him reflect that his end will be to be gathered among the ‘bundles’ of tares, and be burned. Surely such a prospect ought to make a man think. As Baxter truly says, ‘We must not misinterpret God’s patience with the ungodly.’” [= Tepatlah yang Ia katakan pada bagian akhir, ‘Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar’. Hendaklah orang jahat gemetar pada waktu ia membaca perumpamaan ini. Hendaklah ia melihat dalam bahasanya yang menakutkan penghukumannya sendiri yang pasti, kecuali ia bertobat dan dipertobatkan. Hendaklah ia mengetahui bahwa ia sedang menabur penderitaan / siksaan bagi dirinya sendiri, jika ia terus menerus dalam pengabaiannya terhadap Allah. Hendaklah ia berpikir secara serius bahwa akhirnya akan dikumpulkan di antara ‘berkas-berkas’ lalang, dan dibakar. Pastilah suatu pengharapan seperti itu seharusnya membuat seseorang berpikir. Seperti dikatakan secara benar oleh Baxter, ‘Kita tidak boleh salah menafsirkan kesabaran Allah terhadap orang-orang jahat’.] - ‘Expository Thoughts on the Gospels: St. Matthew’ (Libronix).
Bdk. Ro 2:4-5 - “(4) Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahanNya, kesabaranNya dan kelapangan hatiNya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan? (5) Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan.”.
2.Sedangkan gandum akan dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam lumbung
Ay 30: “kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku.’”.
Ay 43: “Pada waktu itulah orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka.”.
J. C. Ryle: “The saints and faithful servants of Christ shall receive glory, honor, and eternal life.” [= Orang-orang kudus dan pelayan-pelayan yang setia dari Kristus akan menerima kemuliaan, kehormatan dan hidup yang kekal.] - ‘Expository Thoughts on the Gospels: St. Matthew’ (Libronix).
C. H. Spurgeon: “Relieved of the cloud created by compulsory association with mere pretenders, ‘the righteous shall shine forth.’ The kingdom always was their Father’s, and now shall they be seen to be his heirs, and, in consequence, inheritors of his glory and joy. Till then they must be, to a great extent, concealed by those who intrude their unworthy presence, and keep them in a measure of darkness through the world-mixture. The intruders being removed by the angel executioners, ‘the righteous’ will gain a distinct manifestness of character, which will cause their excellence to be as clearly seen as the sun at noon-day. This is good hearing for them; and as they have ‘ears to hear’, let them hear it with delighted attention.” [= Dibebaskan dari awan yang diciptakan oleh perkumpulan yang harus terjadi dengan semata-mata orang-orang yang berpura-pura / munafik, ‘orang-orang benar akan bercahaya’. Kerajaan itu selalu adalah milik Bapa mereka, dan sekarang mereka akan terlihat sebagai pewaris-pewarisNya, dan karena itu pewaris-pewaris dari kemuliaan dan sukacitaNya. Sampai saat itu mereka harus, sampai pada suatu tingkat yang besar, tersembunyi oleh mereka yang memasukkan tanpa izin kehadiran mereka yang tidak layak, dan menyebabkan mereka terus ada dalam suatu ukuran kegelapan melalui campuran dunia itu. Setelah penyusup-penyusup itu disingkirkan oleh algojo-algojo malaikat, ‘orang benar’ akan mendapatkan suatu pertunjukan karakter yang berbeda, yang akan menyebabkan keunggulan / keindahan mereka menjadi terlihat sama jelasnya seperti matahari pada tengah hari. Ini merupakan pendengaran yang baik bagi mereka; dan karena mereka mempunyai ‘telinga untuk mendengar’, hendaklah mereka mendengarnya dengan perhatian yang menyenangkan.].
Pulpit Commentary: “‘Shine forth as the sun.’ An undoubted reference to the substance of Dan. 12:3.” [= ‘Bercahaya seperti matahari’. Suatu referensi yang tak diragukan pada bagian yang terpenting dari Dan 12:3.].
J. C. Ryle: “Let the believer in Christ take comfort when he reads this parable. Let him see that there is happiness and safety prepared for him in the great and dreadful day of the Lord. The voice of the archangel and the trump of God will proclaim no terror for him. They will summon him to join what he has long desired to see, a perfect Church and a perfect communion of saints. How beautiful will the whole body of believers appear, when finally separated from the wicked! How fine will the wheat look in the garner of God, when the tares are at length taken away! How brightly will grace shine, when no longer dimmed by incessant contact with the worldly and unconverted! The righteous are little known in the present day. The world sees no beauty in them, even as it saw none in their Master. ‘The world knoweth us not, because it knew him not.’ (1 John 3:1.) But the righteous shall one day ‘shine forth as the sun in the kingdom of their Father.’ To use the words of Matthew Henry, ‘their sanctification will be perfected, and their justification will be published.’ ‘When Christ who is our life shall appear, then shall ye also appear with him in glory.’ (Coloss. 3:4.)” [= Hendaklah orang-orang percaya kepada Kristus mendapatkan penghiburan pada waktu ia membaca perumpamaan ini. Hendaklah ia melihat bahwa di sana ada kebahagiaan dan keamanan yang disiapkan untuk dia pada hari Tuhan yang besar dan menakutkan itu. Suara dari penghulu malaikat dan sangkakala Allah tidak akan menyatakan ketakutan bagi dia. Mereka akan memanggil dia untuk bergabung dengan apa yang telah lama ingin ia lihat, suatu Gereja yang sempurna dan suatu persekutuan yang sempurna dari orang-orang kudus. Alangkah indahnya seluruh tubuh orang-orang percaya akan terlihat, pada waktu akhirnya dipisahkan dari orang-orang jahat! Alangkah bagus / murninya gandum terlihat di lumbung Allah, pada waktu lalang akhirnya disingkirkan! Alangkah terangnya kasih karunia akan bersinar, pada waktu tidak lagi diredupkan oleh kontak yang terus menerus dengan orang-orang duniawi dan orang-orang yang tidak / belum bertobat! Orang-orang benar tidak dikenal pada saat ini. Dunia tidak melihat keindahan dalam mereka, sama seperti mereka tidak melihat keindahan apapun dalam diri Guru / Tuan mereka. ‘Dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia.’ (1Yohanes 3:1). Tetapi orang-orang benar suatu hari akan ‘bersinar seperti matahari dalam kerajaan Bapa mereka’. Menggunakan kata-kata dari Matthew Henry, ‘pengudusan mereka akan disempurnakan, dan pembenaran mereka akan diumumkan’. Pada waktu Kristus yang adalah hidup kita menyatakan diri, maka kamu juga akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan.’ (Kol 3:4).] - ‘Expository Thoughts on the Gospels: St. Matthew’ (Libronix).
1Yohanes 3:1 - “Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia.”.
Kolose 3:4 - “Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamupun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan.”.
Calvin: “‘Then will the righteous shine.’ What a remarkable consolation! The sons of God, who now lie covered with dust, or are held in no estimation, or even are loaded with reproaches, will then shine in full brightness, as when the sky is serene, and every cloud has been dispelled. The adverb ‘then’ (τότε) is emphatic; for it contains an implied contrast between their present state and the ultimate restoration, by the expectation of which Christ animates those who believe in him.” [= ‘Pada waktu itulah orang-orang benar akan bercahaya’. Betul-betul suatu penghiburan yang luar biasa! Anak-anak Allah, yang sekarang terbaring tertutup dengan debu, atau tidak mempunyai nilai, atau bahkan dibebani dengan celaan-celaan, pada saat itu akan bersinar dalam terang yang penuh, seperti pada waktu langit cerah, dan setiap awan telah dihilangkan. Kata keterangan ‘pada waktu itu’ ditekankan; karena kata itu secara implicit mengandung suatu kontras antara keadaan mereka saat ini dan pemulihan terakhir, dengan pengharapan mana Kristus menghidupkan / menyemangati mereka yang percaya kepadaNya.].
Calvin: “In order to make a deeper impression on his hearers, our Lord unquestionably refers here to a passage in Daniel, (12:3,) ‘And they that are wise shall shine as the brightness of the firmament.’ ‘The Prophet,’ he seems to say, ‘when he predicts a future brightness, intimates also that there is a temporary obscurity: and so, if we admit the prediction, we ought to endure patiently that mixture which, for a time, classes the elect of God with the reprobate.’” [= Untuk membuat suatu kesan yang lebih mendalam kepada para pendengarNya, Tuhan kita secara tak diragukan menunjuk di sini pada suatu text dalam Daniel, (12:3), ‘Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala’. ‘Sang Nabi’, Ia kelihatannya berkata, ‘pada waktu ia meramalkan suatu kecerahan yang akan datang, juga menyatakan secara tidak langsung bahwa di sana ada suatu kekaburan sementara: dan karena itu, jika kita menerima / menganggap benar ramalan itu, kita harus menahan dengan sabar percampuran itu, yang untuk suatu masa, menggolongkan orang-orang pilihan Allah dengan orang-orang yang ditentukan untuk binasa / orang-orang jahat.].
Daniel 12:3 - “Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya.”.
Calvin: “By comparing this glory to the sun, he does not determine that it will be alike in all. As Christ now distributes his gifts variously among believers, in like manner will he crown these gifts (?) at the last day.” [= Dengan membandingkan kemuliaan ini dengan matahari, Ia tidak memastikan bahwa itu akan mirip / sama dalam semua orang. Sebagaimana Kristus sekarang mendistribusikan karunia-karuniaNya secara berbeda-beda di antara orang-orang percaya, secara sama Ia akan memakhkotai karunia-karunia ini (?) pada hari terakhir.].
Calvin: “‘The kingdom of the Father,’ as the inheritance of the godly, is contrasted with the earth, to remind them that here they are pilgrims, and therefore ought to look upwards towards heaven.” [= ‘Kerajaan Bapa’, sebagai warisan dari orang-orang saleh, dikontraskan dengan bumi, untuk mengingatkan mereka bahwa di sini mereka adalah musafir-musafir / pengembara-pengembara, dan karena itu harus memandang ke atas ke arah surga.].
Calvin: “The meaning therefore is, Though many wicked men now hold a high rank in the Church, yet that blessed day is assuredly to be expected, when the Son of God shall raise his followers on high, and remove every thing that now tends to dim or conceal their brightness. It is no doubt true, that the future glory is promised to none but those in whom the image of God already shines, and who are transformed into it by continued advances of glory.” [= Karena itu artinya adalah, Sekalipun banyak orang-orang jahat sekarang mempunyai suatu kedudukan yang tinggi di dalam Gereja, tetapi hari yang diberkati itu harus diharapkan tanpa keraguan, pada waktu Anak Allah akan meninggikan para pengikutNya di tempat tinggi, dan menyingkirkan segala sesuatu yang sekarang cenderung untuk meredupkan atau menyembunyikan terang mereka. Tidak diragukan bahwa merupakan sesuatu yang benar, bahwa kemuliaan yang akan datang dijanjikan tidak kepada siapapun kecuali kepada mereka dalam diri siapa gambar Allah sudah bersinar, dan yang diubahkan menjadi seperti itu oleh kemajuan-kemajuan / peningkatan-peningkatan kemuliaan yang terus menerus.].
Penutup / kesimpulan.
Tuhan memang menghendaki gandum untuk tumbuh bersama-sama dengan lalang. Tetapi tidak untuk selamanya akan seperti itu. Pada hari kedatangan Kristus yang keduakalinya gandum akan dipisahkan dari lalang. Gandum, orang-orang kristen yang sejati, akan masuk surga, tetapi lalang, orang-orang kristen KTP, akan masuk neraka, dan itu untuk selama-lamanya!
Untuk gandum ini suatu penghiburan, dan suatu dorongan untuk meneguhkan hati dalam mengikut Kristus, Tuhan kita.
Untuk lalang, ini suatu ancaman, dan suatu desakan untuk percaya Kristus dengan sungguh-sungguh, sebelum terlambat!
Kiranya Tuhan memberkati saudara sekalian.
NASIB AKHIR LALANG DAN GANDUM (MATIUS 13:30,40-43)
-AMIN-