MATIUS 13:24-30,36-43 (PERUMPAMAAN LALANG DI ANTARA GANDUM)

Pdt.Budi Asali, M.Div.
Matius 13:24-30,36-43 - “(Matius 13:24) Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kataNya: ‘Hal Kerajaan Sorga itu seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya. (25) Tetapi pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya menaburkan benih lalang di antara gandum itu, lalu pergi. (26) Ketika gandum itu tumbuh dan mulai berbulir, nampak jugalah lalang itu. (27) Maka datanglah hamba-hamba tuan ladang itu kepadanya dan berkata: Tuan, bukankah benih baik, yang tuan taburkan di ladang tuan? Dari manakah lalang itu? (28) Jawab tuan itu: Seorang musuh yang melakukannya. Lalu berkatalah hamba-hamba itu kepadanya: Jadi maukah tuan supaya kami pergi mencabut lalang itu? (29) Tetapi ia berkata: Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang itu. (30) Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku.’ ... (36) Maka Yesuspun meninggalkan orang banyak itu, lalu pulang. Murid-muridNya datang dan berkata kepadaNya: ‘Jelaskanlah kepada kami perumpamaan tentang lalang di ladang itu.’ (37) Ia menjawab, kataNya: ‘Orang yang menaburkan benih baik ialah Anak Manusia; (38) ladang ialah dunia. Benih yang baik itu anak-anak Kerajaan dan lalang anak-anak si jahat. (39) Musuh yang menaburkan benih lalang ialah Iblis. Waktu menuai ialah akhir zaman dan para penuai itu malaikat. (40) Maka seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman. (41) Anak Manusia akan menyuruh malaikat-malaikatNya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam KerajaanNya. (42) Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi. (Matius 14:43) Pada waktu itulah orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!’”.
PERUMPAMAAN LALANG DI ANTARA GANDUM)
bisnis, otomotif, gadget
Pendahuluan.

1) Seperti dalam Matius 13:1-23, lagi-lagi Yesus memberikan pengajaran dalam bentuk perumpamaan (ay 24-30), dan hanya menjelaskan artinya kepada murid-muridNya (Matius 13: 37-43), setelah mereka menanyakan arti perumpamaan itu (ay 36-37a).

Matius 13: 24: “Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kataNya: ‘Hal Kerajaan Sorga itu seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya.”.

Ay 36-37a: “(36) Maka Yesuspun meninggalkan orang banyak itu, lalu pulang. Murid-muridNya datang dan berkata kepadaNya: ‘Jelaskanlah kepada kami perumpamaan tentang lalang di ladang itu.’ (37a) Ia menjawab, kataNya: ...”.

C. H. Spurgeon: “Possibly, they had made out the mustard seed and the leaven, but the tares remained a puzzle to them. We are not sorry for this, since, through their ignorance, we obtain our Lord’s own interpretation. We should certainly have missed our way without it.” [= Mungkin, mereka telah mengerti tentang perumpamaan tentang biji sesawi dan ragi (Mat 13:31-35), tetapi perumpamaan tentang lalang tetap menjadi sesuatu yang membingungkan bagi mereka. Kita tidak menyesalkan hal ini, karena melalui ketidak-tahuan mereka, kita mendapat penafsiran Tuhan kita. Kita pasti akan telah tersesat tanpa itu.].

Catatan:

a) Bdk. Matius 13:31-35 - “(31) Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kataNya: ‘Hal Kerajaan Sorga itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya. (32) Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar dari pada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya.’ (33) Dan Ia menceriterakan perumpamaan ini juga kepada mereka: ‘Hal Kerajaan Sorga itu seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya.’ (34) Semuanya itu disampaikan Yesus kepada orang banyak dalam perumpamaan, dan tanpa perumpamaan suatupun tidak disampaikanNya kepada mereka, (35) supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi: ‘Aku mau membuka mulutKu mengatakan perumpamaan, Aku mau mengucapkan hal yang tersembunyi sejak dunia dijadikan.’”.

b) Jadi, orang bodoh ada gunanya, kalau ia mau bertanya dan mau diajar. Tetapi ada banyak orang bodoh yang sok pintar, ini yang tidak ada gunanya.

Matthew Henry: “Observe, 1. The disciples’ request to their Master to have this parable expounded to them (v. 36); ... the disciples laid hold on the opportunity, and ‘they came to him.’ Note, Those who would be wise for every thing else, must be wise to discern and improve their opportunities, especially of converse with Christ, of converse with him alone, in secret meditation and prayer. It is very good, when we return from the solemn assembly, to talk over what we have heard there, and by familiar discourse to help one another to understand and remember it, and to be affected with it; for we lose the benefit of many a sermon by vain and unprofitable discourse after it. See Luke 24:32; Deut 6:6,7. It is especially good, if it may be, to ask of the ministers of the word the meaning of the word, for ‘their lips should keep knowledge,’ Mal 2:7. Private conference would contribute much to our profiting by public preaching.” [= Perhatikan, 1. Permintaan murid-murid kepada Tuan / Guru mereka supaya perumpamaan ini dijelaskan kepada mereka (ay 36); ... murid-murid menggunakan kesempatan, dan ‘mereka datang kepadaNya’. Perhatikan, Mereka yang mau menjadi bijaksana untuk segala sesuatu yang lain, harus bijaksana untuk melihat dan memanfaatkan kesempatan-kesempatan mereka, khususnya tentang berbicara dengan Kristus, tentang berbicara dengan Dia sendirian, dalam meditasi dan doa pribadi. Merupakan sesuatu yang sangat baik, pada waktu kita kembali dari kebaktian kudus, untuk membicarakan tentang apa yang telah kita dengar di sana, dan dengan percakapan yang akrab saling menolong untuk mengerti dan mengingatnya, dan untuk dipengaruhi dengannya; karena kita kehilangan manfaat / keuntungan dari banyak khotbah oleh percakapan yang sia-sia dan tak berguna setelahnya. Lihat Luk 24:32; Ul 6:6,7. Merupakan sesuatu yang baik secara khusus, jika bisa, untuk bertanya kepada pelayan-pelayan firman arti dari firman, karena ‘bibir mereka harus memelihara pengetahuan’, Mal 2:7. Pembicaraan pribadi akan memberi banyak kontribusi pada manfaat yang kita peroleh dari pemberitaan / khotbah umum.].

Lukas 24:32 - “Kata mereka seorang kepada yang lain: ‘Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?’”.

Ulangan 6:6-7 - “(6) Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, (7) haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.”.

Mal 2:7 - “Sebab bibir seorang imam memelihara pengetahuan dan orang mencari pengajaran dari mulutnya, sebab dialah utusan TUHAN semesta alam.”.

2) Hubungan perumpamaan ini dengan perumpamaan tentang seorang penabur.

Pulpit Commentary: “The parable of the tares. Matthew only. The parable of the sower dealt with the first reception of the gospel; this deals with the after-development.” [= Perumpamaan tentang lalang. Hanya dalam Matius. Perumpamaan tentang seorang penabur berkenaan dengan penerimaan pertama dari injil; yang ini berkenaan dengan perkembangan setelahnya.].

Pulpit Commentary: “The parable of the soils showed the various results of sowing the same good seed according to the various conditions of soil on which the seed fell; now this parable of the tares disregards differences of soil, but treats of different kinds of seed sown by different hands. Thus it introduces us to something worse than the failure of good work, to the existence of evil influences in the world.” [= Perumpamaan tentang tanah menunjukkan bermacam-macam hasil dari penaburan benih baik yang sama terhadap bermacam-macam kondisi dari tanah dimana benih itu jatuh; sekarang perumpamaan tentang lalang ini mengabaikan perbedaan-perbedaan tanah, tetapi mempersoalkan jenis-jenis benih yang berbeda yang ditaburkan oleh tangan-tangan yang berbeda. Jadi perumpamaan ini memperkenalkan kepada kita sesuatu yang lebih buruk dari pada kegagalan dari pekerjaan yang baik, kepada keberadaan dari pengaruh-pengaruh yang jahat di dunia.].

3) Beberapa hal lain tentang perumpamaan ini.

Pulpit Commentary: “The aim of this parable is to prevent over-sanguine expectations as to the purity of the society of believers, and to hinder rash attempts to purify it by merely external processes.” [= Tujuan dari perumpamaan ini adalah untuk mencegah pengharapan-pengharapan yang kelewat optimist berkenaan dengan kemurnian dari masyarakat dari orang-orang percaya, dan untuk mencegah usaha-usaha yang ceroboh / sembrono untuk memurnikannya dengan semata-mata proses lahiriah.].

Pulpit Commentary: “The divisions of the parable are - (1) The fact of tares being present as well as good seed, and its cause (vers. 24–28a). (2) Although there is the natural desire to gather out the tares at once, yet, on account of the impossibility of doing so without destroying some of the good seed, this must not be attempted. At the proper time full separation shall be made by the proper agents (vers. 28b–30).” [= Pembagian-pembagian dari perumpamaan itu adalah - (1) Fakta bahwa lalang itu ada bersama-sama dengan benih yang baik, dan penyebabnya (ay 24-28a). (2) Sekalipun di sana ada keinginan yang alamiah / wajar untuk segera mengumpulkan lalang itu, tetapi karena kemustahilan untuk melakukan itu tanpa menghancurkan sebagian dari benih yang baik, hal ini tidak boleh dilakukan. Pada saat yang tepat pemisahan sepenuhnya akan dilakukan oleh agen-agen yang tepat (ay 28b-30).].

I) Penaburan benih gandum.

Matius 13: 24: “Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kataNya: ‘Hal Kerajaan Sorga itu seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya.”.

1) Orang yang menaburkan.

Matius 13: 37: “Ia menjawab, kataNya: ‘Orang yang menaburkan benih baik ialah Anak Manusia;”.

a) Memang, tujuan utama Yesus datang ke dunia ini adalah untuk mati menebus dosa kita.

Yohanes 12:24-27 - “(24) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah. (25) Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal. (26) Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situpun pelayanKu akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa. (27) Sekarang jiwaKu terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini.”.

1. ‘Apakah yang akan Kukatakan? Bapa selamatkanlah Aku dari saat ini?’.

Ini menunjukkan pergumulan Yesus, mirip dengan yang terjadi di Taman Getsemani (Matius 26:39-42). Ia bergumul apakah harus meminta supaya Bapa menyelamatkan Dia dari kematian yang harus segera terjadi.

2. ‘Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini.’.

Kata ‘tidak’ sebetulnya tidak ada. Terjemahan yang benar adalah ‘Tetapi untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini’.

Jadi ay 27 ini menunjukkan bahwa sekalipun Kristus mengalami pergumulan, tetapi akhirnya Kristus berserah pada kehendak BapaNya.

Kata-kata ini menunjukkan bahwa Yesus datang untuk mati! Ini tujuan utama kedatangan Yesus pada Natal!

Bdk. Matius 20:28 - “Anak manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang.’”.

b) Tetapi tujuan lain adalah untuk memberitakan Injil!!

Karena itu dalam perumpamaan ini Anak Manusia (Yesus) digambarkan sebagai orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya.

Bdk. Markus 1:38 - “JawabNya: ‘Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang.’”.

Kalau Yesus itu jelas sekali banyak memberitakan Injil, mengapa sangat jarang orang Kristen yang mau memberitakan Injil? Saya membuat seri khotbah tentang penginjilan pribadi (Argumentasi dan Theologia dalam Memberitakan Injil), dan itu termasuk salah satu yang paling sedikit penontonnya!!! Semua orang Kristen harus memberitakan Injil (Matius 28:19 Kis 1:8), tetapi mayoritas yang sangat besar dari orang-orang Kristen mengabaikan perintah Yesus ini!

C. H. Spurgeon: “He came to this world on purpose to sow the kingdom of heaven in it. All the grace, and truth, and spiritual life among us is of his sowing.” [= Ia datang ke dunia ini dengan tujuan untuk menabur kerajaan surga dalam dunia ini. Semua kasih karunia, dan kebenaran, dan kehidupan rohani di antara kita adalah dari penaburanNya.].

Calvin: “when Christ says, not that the ministers of the word sow, but that he alone sows, this is not without meaning; for though this cannot be supposed to be restricted to his person, yet as he makes use of our exertions, and employs us as his instruments, for cultivating his field, so that He alone acts by us and in us, he justly claims for himself what is, in some respects, common to his ministers. Let us, therefore, remember, that the Gospel is preached, not only by Christ’s command, but by his authority and direction; in short, that we are only his hand, and that He alone is the Author of the work.” [= Pada waktu Kristus berkata, bukan bahwa pendeta-pendeta / pelayan-pelayan dari firman menabur, tetapi bahwa Ia sendiri yang menabur, ini bukanlah tanpa arti; karena sekalipun ini tidak bisa dianggap sebagai dibatasi pada pribadiNya, tetapi karena Ia menggunakan usaha kita, dan menggunakan kita sebagai alat-alatNya, untuk mengerjakan ladangNya, sehingga Ia saja yang bertindak oleh kita dan di dalam kita, Ia secara benar mengclaim untuk diriNya apa yang dalam beberapa aspek, dilakukan secara sama oleh pendeta-pendeta / pelayan-pelayanNya. Karena itu, hendaklah kita ingat bahwa Injil dikhotbahkan / diberitakan, bukan hanya oleh perintah Kristus, tetapi oleh otoritas dan pengarahanNya; singkatnya, bahwa kita hanyalah tanganNya, dan Ia saja yang merupakan Pencipta dari pekerjaan itu.].

Bahwa Yesus memang juga menaburkan benih yang baik menggunakan manusia, terlihat dari ayat-ayat ini:

Matius 4:19 - “Yesus berkata kepada mereka: ‘Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.’”.

Matius 28:19-20 - “(19) Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, (20) dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.’”.

Kis 1:8 - “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.’”.

2) Orang itu menabur di ladangnya.

Ay 38a: “ladang ialah dunia.”.

Ini merupakan ayat yang bisa digunakan untuk menghadapi serangan agama lain bahwa Injil / Yesus itu hanya untuk Israel. ‘Ladang’ ialah ‘dunia’!

Tetapi sebetulnya ini merupakan sesuatu yang sangat membingungkan, karena lalang dan gandum yang mirip itu ada di ladangnya, sehingga ladang kelihatannya lebih cocok untuk menunjuk kepada ‘gereja’.

Juga dalam ay 24 Yesus memulai perumpamaan ini dengan mengatakan ‘Hal Kerajaan Surga itu seumpama ...’. Dan Yesus juga berkata dalam ay 41: “Anak Manusia akan menyuruh malaikat-malaikatNya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam KerajaanNya.”.

Dan istilah ‘Kerajaan surga’ sering menunjuk pada gereja. Karena itu ada macam-macam penafsiran tentang hal ini.

Pulpit Commentary: “‘In his field;’ ‘the world’ (ver. 37). Not exactly the Church, i.e. the Church upon earth, but the world so far as it is the sphere of the Church’s missionary activity, even the physical world so far as it becomes the scene of Divine sowing of the gospel.” [= ‘Di ladangnya’; ‘dunia’ (ay 37). Sama sekali bukan Gereja, yaitu Gereja di bumi, tetapi dunia sejauh itu merupakan ruang lingkup dari aktivitas misionaris Gereja, bahkan dunia fisik sejauh itu menjadi tempat dari penaburan Ilahi dari injil.].

C.H .Spurgeon: “‘The field is the world,’ including the church; but the field is not the church exclusively: for ‘the good seed’, or ‘the children of the kingdom’, is much the same as the church; and the evil seed are persons who mingle with the people of God, and live together with them in necessary association in the great field of the world.” [= ‘Ladang ialah dunia’, termasuk / mencakup gereja; tetapi ladang bukan hanya gereja: karena ‘benih yang baik’, atau ‘anak-anak kerajaan’, adalah sama dengan gereja; dan benih yang jahat adalah orang-orang yang bercampur dengan umat Allah, dan hidup bersama-sama dengan mereka dalam pergaulan yang dibutuhkan dalam ladang yang besar dari dunia.].

Calvin: “It is an appropriate comparison, when the Lord calls the Church his field, for believers are the seed of it; and though Christ afterwards adds that the field is the world, yet he undoubtedly intended to apply this designation, in a peculiar manner, to the Church, about which he had commenced the discourse. But as he was about to drive his plough through every country of the world, so as to cultivate fields, and scatter the seed of life, throughout the whole world, he has employed a synecdoche, to make the world denote what more strictly belonged only to a part of it.” [= Merupakan suatu perbandingan yang tepat pada waktu Tuhan menyebut Gerejanya sebagai ladangNya, karena orang-orang percaya adalah benih darinya; dan sekalipun setelah itu Kristus menambahkan bahwa ladang adalah dunia, tetapi tak diragukan bahwa Ia bermaksud untuk menerapkan sebutan ini, dengan suatu cara yang khusus, kepada Gereja, tentang mana Ia telah memulai pembicaraan / pengajaran. Tetapi karena Ia akan membajak melalui setiap negara di dunia, sehingga mengolah ladang-ladang, dan menyebarkan benih kehidupan, di seluruh dunia, ia telah menggunakan suatu synecdoche, untuk membuat dunia menunjuk apa yang secara ketat cocok hanya pada suatu bagian darinya.].

3) Yang ditaburkan: benih yang baik.

Ay 38b: “Benih yang baik itu anak-anak Kerajaan”.

Pulpit Commentary: “‘Good seed;’ ‘the sons of the kingdom’ (ver. 38); i.e. the seed represents, not good or bad doctrine as such, but persons.” [= ‘Benih yang baik’; ‘anak-anak kerajaan’ (ay 38); artinya benih mewakili bukan doktrin / ajaran yang baik atau buruk, tetapi orang-orang.].

Jadi, berbeda dengan perumpamaan tentang seorang penabur, dimana benih itu diartikan sebagai ‘firman Allah’ (Luk 8:11b), maka dalam perumpamaan ini benih menunjuk kepada orang-orang.

Arti ini lagi-lagi sangat sangat memusingkan, karena bagaimana menabur orang-orang dalam dunia kalau bukan melalui penyebaran firman / injil? Ini menyebabkan akhirnya dalam penafsirannya banyak penafsir yang tetap mengarahkan hal ini pada pemberitaan Injil.

Calvin: “We must now inquire what he means by the wheat, and what by the tares. These terms cannot be explained as referring to doctrine, as if the meaning had been that, when the Gospel is sown, it is immediately corrupted and adulterated by wicked inventions; for Christ would never have forbidden them to labor strenuously to purge out that kind of corruption. With respect to morals, those faults of men which cannot be corrected must be endured; but we are not at liberty to extend such a toleration to wicked errors, which corrupt the purity of faith. Besides, Christ removes all doubt, by saying expressly, that the tares are the children of the wicked one. And yet it must also be remarked, that this cannot be understood simply of the persons of men, as if by creation God sowed good men and the devil sowed bad men. I advert to this, because the present passage has been abused by the Manicheans, for the purpose of lending support to their notion of two principles. But we know that whatever sin exists, either in the devil or in men, is nothing else than the corruption of the whole nature. As it is not by creation that God makes his elect, who have been tainted with original sin, to become a good seed, but by regenerating them through the grace of his Spirit; so wicked men are not created by the devil, but, having been created by God, are corrupted by the devil, and thrown into the Lord’s field, in order to corrupt the pure seed.” [= Sekarang kita harus menanyakan apa yang Ia maksudkan dengan gandum, dan apa yang Ia maksudkan dengan lalang. Istilah-istilah ini tidak bisa dijelaskan sebagai menunjuk pada doktrin / ajaran, seakan-akan artinya adalah bahwa, pada waktu Injil ditaburkan, itu segera dirusak dan dicampur / dipalsukan oleh penemuan-penemuan yang jahat; karena Kristus tidak akan pernah telah melarang mereka untuk berjerih payah dengan sekuat tenaga untuk memurnikan jenis kerusakan itu. Berkenaan dengan moral, kesalahan-kesalahan dari orang-orang yang tidak bisa diperbaiki harus ditahan; tetapi kita tidak mempunyai kebebasan untuk memperluas toleransi seperti itu pada kesalahan-kesalahan / kesesatan-kesesatan yang jahat, yang merusak kemurnian dari iman. Disamping, Kristus menyingkirkan semua keraguan, dengan mengatakan secara explisit, bahwa lalang adalah anak-anak dari si jahat. Tetapi juga harus diperhatikan bahwa ini tidak bisa dimengerti hanya tentang pribadi-pribadi manusia, seakan-akan oleh penciptaan Allah menabur orang-orang baik dan setan menabur orang-orang jahat. Saya mengomentari / merujuk pada hal ini, karena text ini telah disalah-gunakan oleh orang-orang Manichean, untuk tujuan memberikan dukungan pada pandangan / kepercayaan mereka tentang dua prinsip / sumber utama. Tetapi kita tahu bahwa dosa apapun yang ada, atau dalam diri setan atau manusia, bukan lain dari kerusakan dari seluruh hakekat. Seperti bukanlah oleh penciptaan bahwa Allah membuat orang-orang pilihanNya, yang telah dipengaruhi / dirusak dengan dosa asal, untuk menjadi benih yang baik, tetapi dengan melahir-barukan mereka melalui kasih karunia dari Roh; demikian juga orang-orang jahat tidak dibuat oleh setan, tetapi, setelah diciptakan oleh Allah, dirusak oleh setan, dan dibuang ke dalam ladang Tuhan, untuk merusak benih yang murni.].

Catatan: Manicheanisme mengajarkan dualisme, yang mengajarkan adanya dua kekuatan kekal, baik dan jahat, yang ada dari kekekalan, dan sama-sama tak bisa saling mengalahkan.

William Hendriksen: “‘the good seed, these are the sons of the kingdom,’ meaning that the sons of the kingdom, those who gladly own Jesus as their Lord and King, are those in whom the good seed of the gospel bears fruit (see on verses 19 and 23).” [= ‘benih yang baik, ini adalah anak-anak kerajaan’, berarti bahwa anak-anak kerajaan, mereka yang dengan senang hati mengakui Yesus sebagai Tuhan dan Raja mereka, adalah mereka dalam siapa benih yang baik dari injil menghasilkan buah (lihat tentang ay 19 dan 23).].

Catatan: William Hendriksen bahkan kembali pada perumpamaan tentang seorang penabur, dimana benih adalah firman.

II) Penaburan benih lalang.

Matius 13: 25: “Tetapi pada waktu (semua) orang tidur, datanglah musuhnya menaburkan benih lalang di antara gandum itu, lalu pergi.”.

1) Pada waktu orang-orang tidur

a) Ada penafsir-penafsir yang tidak menganggap ‘tidur’ ini sebagai suatu kelalaian.

Pulpit Commentary: “‘But while men slept.’ Not in the explanation. If more than merely a part of the necessary framework of the story, it points to the secrecy with which the devil works.” [= ‘Tetapi pada waktu semua orang tidur’. Tak ada dalam penjelasannya. Jika itu lebih dari semata-mata suatu bagian yang perlu dalam kerangka cerita, itu menunjuk pada kerahasiaan dengan mana setan bekerja.].

D. A. Carson: “‘Sleeping’ (v. 25) does not imply that the servants were neglectful but that the enemy was stealthy and malicious.” [= ‘Tidur’ (ay 25) tidak menunjukkan bahwa pelayan-pelayan itu lalai tetapi bahwa sang musuh bersifat rahasia dan jahat.].

Jamieson, Fausset & Brown: “Since this sowing could only be ‘while men slept,’ no blame seems intended, and certainly none is charged upon ‘the servants:’ it is probably just the dress of the parable.” [= Karena penaburan ini hanya bisa ada ‘pada waktu orang-orang tidur’, kelihatannya tak dimaksudkan untuk menyalahkan, dan pastilah tak ada tuduhan terhadap ‘pelayan-pelayan’; itu mungkin hanyalah pakaian / hiasan dari perumpamaan.].

b) Ada penafsir-penafsir yang menganggap ‘tidur’ ini sebagai suatu kelalaian.

C. H. Spurgeon: “The servants are all too apt to sleep. There is a season when nature requires them to do so, and there are other times when sinful sloth persuades them to the same indulgence. Good, easy men, they cannot believe that anyone would do harm to their master’s field; besides, watching and driving away trespassers is unpleasant work. ‘Heresy-hunting’ is the nickname for watchfulness. ‘Rigid Puritanism’ is the contemptuous title for careful discipline. ‘Bigotry’ is the title by which faithfulness is described.” [= Semua pelayan-pelayan terlalu condong untuk tidur. Di sana ada suatu waktu yang cocok pada saat alam menuntut mereka tidur, dan di sana ada waktu-waktu yang lain pada waktu kemalasan yang berdosa membujuk mereka pada pemuasan nafsu yang sama. Orang-orang yang baik dan santai, mereka tidak bisa percaya bahwa siapapun akan melakukan hal yang buruk pada ladang tuan mereka; disamping, berjaga-jaga dan mengusir pelanggar-pelanggar merupakan pekerjaan yang tidak menyenangkan. ‘Pemburu bidat’ adalah julukan untuk sikap berjaga-jaga. ‘Puritanisme yang kaku’ adalah gelar yang menjijikkan untuk disiplin yang teliti / hati-hati. ‘Kefanatikan’ adalah gelar dengan mana kesetiaan digambarkan.].

Adam Clarke: “‘But while men slept.’ When the professors were lukewarm, and the pastors indolent, his enemy came and sowed tares, ‎ZIZANIA‎, degenerate, or bastard wheat. The righteous and the wicked are often mingled in the visible church. Every Christian society, how pure soever its principles may be, has its bastard wheat - those who bear a resemblance to the good, but whose hearts are not right with God. He who sows this bastard wheat among God’s people is here styled God’s enemy; and he may be considered also as sower of them who permits them to be sown and to spring up through his negligence. Woe to thee indolent pastors, who permit the souls under their care to be corrupted by error and sin!” [= ‘Tetapi pada waktu orang-orang tidur’. Pada waktu profesor-profesor / pengaku-pengaku suam-suam kuku, dan pendeta-pendeta / gembala-gembala malas, musuhnya datang dan menabur lalang, ZIZANIA, gandum yang rusak, atau yang menyerupai gandum. Orang-orang besar dan orang-orang jahat sering bercampur dalam gereja yang kelihatan. Setiap masyarakat Kristen, bagaimanapun murninya prinsip-prinsipnya, mempunyai gandum rusaknya - orang-orang yang mempunyai kemiripan dengan orang-orang yang baik, tetapi yang hatinya tidak benar dengan Allah. Ia yang menabur gandum rusak di antara umat Allah di sini disebut musuh Allah; dan ia bisa dianggap juga sebagai penabur dari mereka yang mengizinkan mereka untuk ditaburkan dan bertumbuh melalui kelalaiannya. Celakalah pendeta-pendeta / gembala-gembala yang malas, yang mengizinkan jiwa-jiwa di bawah pemeliharaan mereka untuk dirusak oleh kesalahan / kesesatan dan dosa!].

2) Datanglah musuhnya menaburkan benih lalang di antara gandum.

Ay 25b: “datanglah musuhnya menaburkan benih lalang di antara gandum itu,”.

Ay 39a: “Musuh yang menaburkan benih lalang ialah Iblis.”.

a) Datanglah musuhnya (Iblis).

Kata-kata Calvin di atas, bahwa dalam menabur benih gandum Yesus menggunakan pelayan-pelayanNya sebagai alat-alatNya, juga berlaku untuk penaburan benih lalang oleh setan. Dia punya banyak pekerja-pekerja yang bekerja di bawah pengarahannya.

2Korintus 11:4,13-15 - “(4) Sebab kamu sabar saja, jika ada seorang datang memberitakan Yesus yang lain dari pada yang telah kami beritakan, atau memberikan kepada kamu roh yang lain dari pada yang telah kamu terima atau Injil yang lain dari pada yang telah kamu terima. ... (13) Sebab orang-orang itu adalah rasul-rasul palsu, pekerja-pekerja curang, yang menyamar sebagai rasul-rasul Kristus. (14) Hal itu tidak usah mengherankan, sebab Iblispun menyamar sebagai malaikat Terang. (15) Jadi bukanlah suatu hal yang ganjil, jika pelayan-pelayannya menyamar sebagai pelayan-pelayan kebenaran. Kesudahan mereka akan setimpal dengan perbuatan mereka.”.

Dan satu hal yang memusingkan adalah: bukan hanya pekerja-pekerja setan itu jauh lebih banyak dari pekerja-pekerja Tuhan, tetapi juga pada umumnya pekerja-pekerja setan jauh lebih rajin dari pekerja-pekerja Tuhan.

Biarlah hal ini direnungkan oleh orang-orang Kristen yang tidak pernah melayani Tuhan!

b) Menaburkan benih lalang di antara gandum.

Yang dalam Alkitab kita disebut ‘lalang’ itu bukanlah apa yang biasa kita kenal sebagai ‘lalang’. Ini adalah suatu tanaman yang tidak kita kenal, yang memang sangat mirip dengan gandum, dan baru terlihat bedanya kalau sudah mengeluarkan bulir-bulirnya.

Ini sama dengan yang diterjemahkan ‘sesawi’ dalam Mat 13:31 jelas juga bukan ‘sesawi’ yang biasa kita makan, karena dikatakan bahwa ‘sesawi’ itu ‘menjadi pohon dan burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya’ (ay 32).

D. A. Carson: “What he sowed was ZIZANIA (‘weeds’) - almost certainly bearded darnel (lolium temulentum), which is botanically close to wheat and difficult to distinguish from it when the plants are young. The roots of the two plants entangle themselves around each other; but when the heads of grain appear on the wheat, there is no doubt which plant is which (v. 26). This weed the enemy sowed ‘among the wheat’; the Greek suggests thorough distribution.” [= Apa yang ia taburkan adalah ZIZANIA (‘rumput liar’) - hampir pasti ‘bearded darnel’ (LOLIUM TEMULENTUM), yang dalam ilmu tumbuh-tumbuhan dekat dengan gandum dan sukar dibedakan darinya pada waktu tanaman itu masih muda. Akar-akar dari kedua tanaman saling membelit satu dengan yang lain; tetapi pada waktu bulir-bulir muncul pada gandum, di sana tidak ada keraguan tentang perbedaan kedua tanaman itu (ay 26). Rumput liar ini yang ditaburkan sang musuh ‘di antara gandum’; kata Yunaninya menunjukkan pendistribusian yang menyeluruh.].

Matius 13: 26-27: “(26) Ketika gandum itu tumbuh dan mulai berbulir, nampak jugalah lalang itu. (27) Maka datanglah hamba-hamba tuan ladang itu kepadanya dan berkata: Tuan, bukankah benih baik, yang tuan taburkan di ladang tuan? Dari manakah lalang itu?”.

Jewish New Testament Commentary: “‘Weeds,’ Greek ZIZANION, transliterating Hebrew ZONIN, a poisonous rye-grass which looks like wheat until the heads appear. Judaism understands ZONIN to be not a different plant from wheat but a degenerate form of it.” [= ‘Lalang / rumput liar’, Yunani ZIZANION, mentransliterasikan kata Ibrani ZONIN, sejenis rumput beracun yang kelihatan seperti gandum sampai bulir-bulir muncul. Yudaisme menganggap ZONIN bukan sebagai suatu tanaman yang berbeda dari gandum tetapi suatu bentuk yang rusak darinya.].

The Bible Exposition Commentary: “Satan cannot uproot the plants (true Christians), so he plants counterfeit Christians in their midst ... wherever Christ sows a true Christian, Satan comes and sows a counterfeit.” [= Iblis tidak bisa mencabut tanaman-tanaman (orang-orang Kristen yang sejati), maka ia menanam orang-orang Kristen palsu / tiruan di tengah-tengah mereka ... dimanapun Kristus menabur seorang Kristen yang sejati, Iblis datang dan menabur seorang Kristen palsu / tiruan.].

C. H. Spurgeon: “The devil is the sower of evil men. There were none such till he came into Paradise; but now they are everywhere, not only in the field of the world, but in the garden of the church.” [= Setan adalah penabur dari orang-orang yang jahat. Di sana tidak ada orang jahat sampai ia datang ke Firdaus; tetapi sekarang mereka ada dimana-mana, bukan hanya dalam ladang dari dunia, tetapi di kebun dari gereja.].

Catatan: saya kira yang ia maksudkan dengan Firdaus adalah Eden.

Lenski (tentang ay 38): “Not until after Christ had sown did the devil do this sowing. And that explains why the two kinds of sons are always found side by side.” [= Tidak sampai setelah Kristus telah menabur setan melakukan penaburan ini. Dan itu menjelaskan mengapa kedua jenis anak selalu ditemukan berdampingan.].

Bdk. 1Yohanes 3:10 - “Inilah tandanya anak-anak Allah dan anak-anak Iblis: setiap orang yang tidak berbuat kebenaran, tidak berasal dari Allah, demikian juga barangsiapa yang tidak mengasihi saudaranya.”.

Calvin: “we may not be surprised to find tares frequently growing in the Lord’s field, since Satan is always on the watch to do mischief.” [= kita tidak perlu / boleh heran / kaget kalau menemukan lalang sering tumbuh di ladang Tuhan, karena Iblis selalu berjaga-jaga untuk melakukan kerusakan.].

C. H. Spurgeon: “‘His enemy came’: we know who the enemy is. His time for work is in the night. He sleeps not when watchmen are steeped in slumber; but then is he specially active. Quietly, cunningly, without observation, that malicious one sowed the darnel, the bastard wheat; a something so like wheat that no one could tell the difference till they began to ripen. He brought in those who loved ‘modern thought’, and worldly amusements, who were by their talk Christian, and by their boasts profoundly spiritual; and having introduced them cunningly, he departed. He might have been suspected had he lingered upon the scene of his craft; and so he ‘went his way’ to do the like elsewhere. His dear children all declared that he did not exist, but was a mere myth; and as he had gone away, many concluded that they were right. Satan is not omnipresent, but this he cunningly turns into an advantage, for he can often do more by his absence than by his presence. A known devil is only half a devil.” [= ‘Datanglah musuhnya’: kita tahu siapa sang musuh ini. Waktunya untuk bekerja adalah pada malam hari. Ia tidak tidur pada waktu penjaga-penjaga tidur nyenyak; tetapi pada waktu itu ia aktif secara khusus. Dengan tenang, dengan licik, tanpa ada yang memperhatikan, si jahat itu menaburkan lalang, yang menyerupai gandum; sesuatu yang begitu mirip dengan gandum sehingga tak seorangpun bisa memberitahu perbedaannya sampai mereka mulai matang. Ia membawa masuk orang-orang yang mencintai ‘pemikiran modern’, dan hiburan-hiburan duniawi, yang adalah orang-orang Kristen dari kata-kata mereka, dan orang-orang yang sangat rohani dari pembanggaan mereka; dan setelah memperkenalkan mereka dengan licik, ia pergi. Ia mungkin akan telah dicurigai seandainya ia berlama-lama di tempat dari tipu muslihatnya; dan demikianlah ‘ia pergi’ untuk melakukan hal yang sama di tempat lain. Semua anak-anaknya yang kekasih menyatakan bahwa ia tidak ada, tetapi hanya semata-mata suatu dongeng; dan karena ia telah pergi, banyak orang menyimpulkan bahwa mereka benar. Iblis tidak maha ada, tetapi ini secara licik ia balikkan untuk suatu keuntungan, karena ia sering bisa melakukan lebih oleh ke-absen-annya dari pada oleh kehadirannya. Seorang setan yang diketahui / dikenal adalah hanya setengah setan.].

3) Lalu pergi.

Barnes’ Notes: “‘And went his way.’ There is something very expressive in this. He knew the soil; he knew how the seed would take root and grow. He had only to sow the seed and let it alone. So Satan knows the soil in which he sows his doctrine. He knows that in the human heart it will take deep and rapid root. It needs but little culture. Grace needs constant attendance and care. Error, and sin, and hypocrisy are the native products of the human heart, and, when left alone, start up with deadly luxuriancy.” [= ‘Dan ia pergi’. Di sana ada sesuatu yang sangat berarti dalam hal ini. Ia tahu tanah itu; ia tahu bagaimana benih akan berakar dan bertumbuh. Ia hanya perlu untuk menabur dan membiarkannya. Demikianlah Iblis tahu tanah dalam mana ia menaburkan ajarannya. Ia tahu bahwa dalam hati manusia itu akan berakar dalam dan cepat. Itu membutuhkan sedikit pengolahan / pemeliharaan. Kasih karunia membutuhkan pemeliharaan dan perhatian terus menerus. Kesalahan / kesesatan, dan dosa, dan kemunafikan adalah hasil-hasil alamiah dari hati manusia, dan pada waktu dibiarkan sendiri, mulai dengan pertumbuhan kuat yang mematikan.].

III) Gandum dan lalang tumbuh bersama-sama.

1) Gandum dan lalang tumbuh bersama-sama.

Matius 13: 26: “Ketika gandum itu tumbuh dan mulai berbulir, nampak jugalah lalang itu.”.

Ay 38b: “Benih yang baik itu anak-anak Kerajaan dan lalang anak-anak si jahat.”.

Adam Clarke: “Satan has a shoot of iniquity for every shoot of grace; and, when God revives his work, Satan revives his also. No marvel, therefore, if we find scandals arising suddenly to discredit a work of grace, where God has begun to pour out his Spirit.” [= Iblis mempunyai suatu tunas kejahatan untuk setiap tunas kasih karunia; dan, pada waktu Allah menghidupkan pekerjaanNya, Iblis menghidupkan pekerjaannya juga. Karena itu tidak heran jika kita mendapati skandal-skandal tiba-tiba mempermalukan / merusak reputasi suatu pekerjaan kasih karunia, dimana Allah telah mulai mencurahkan RohNya.].

Thomas Becon: “For commonly, wheresoever God buildeth a church, the devil will build a chapel just by.” [= Karena biasanya, dimanapun Allah membangun suatu gereja, setan akan membangun suatu gereja kecil persis di dekatnya.] - ‘The Encyclopedia of Religious Quotations’, hal 118.

Daniel Defoe:

“Wherever God erects a house of prayer,

The Devil always builds a chapel there;

And ‘twill be found, upon examination,

The latter has the largest congregation.”

[= Dimanapun Allah mendirikan suatu rumah doa,

Setan selalu membangun suatu gereja kecil di sana;

Dan akan didapati pada pemeriksaan,

Yang belakangan mempunyai jemaat yang terbesar.] - ‘The Encyclopedia of Religious Quotations’, hal 119-120.

Pulpit Commentary: “In the parable of the tares we see what appearance the kingdom of heaven presents in this world, and are warned against expecting to see now that perfect condition which will in the end be brought about. It has perplexed God’s servants in all times that all in this earth should not be unmingled good.” [= Dalam perumpamaan tentang lalang kita melihat penampilan bagaimana kerajaan surga gambarkan dalam dunia ini, dan diperingatkan terhadap pengharapan untuk melihat sekarang kondisi sempurna itu yang pada akhirnya akan dibuat terjadi. Itu telah membingungkan pelayan-pelayan Allah dalam semua zaman bahwa semua dalam bumi ini tidaklah merupakan kebaikan yang murni.].

a) Kemiripan lalang dengan gandum.

William Barclay: “In their early stages, the tares so closely resembled the wheat that it was impossible to distinguish the one from the other.” [= Dalam tahap awal mereka lalang begitu mirip dengan gandum sehingga adalah mustahil untuk membedakan yang satu dari yang lain.].

Barnes’ Notes: “Thus, ‘tares’ aptly represented hypocrites in the church. Strongly resembling Christians in their experience, and, in some respects, their lives, it is impossible to distinguish them from genuine Christians,” [= Jadi, ‘lalang’ secara tepat menggambarkan orang-orang munafik dalam gereja. Sangat mirip orang-orang Kristen dalam pengalaman mereka, dan dalam hal-hal tertentu, kehidupan mereka, adalah mustahil untuk membedakan mereka dari orang-orang Kristen sejati,].

Bdk. Matius 7:15,21-23 - “(15) ‘Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas. ... (21) Bukan setiap orang yang berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak BapaKu yang di sorga. (22) Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi namaMu, dan mengusir setan demi namaMu, dan mengadakan banyak mujizat demi namaMu juga? (23) Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari padaKu, kamu sekalian pembuat kejahatan!’”.

2Korintus 11:13-15 - “(13) Sebab orang-orang itu adalah rasul-rasul palsu, pekerja-pekerja curang, yang menyamar sebagai rasul-rasul Kristus. (14) Hal itu tidak usah mengherankan, sebab Iblispun menyamar sebagai malaikat Terang. (15) Jadi bukanlah suatu hal yang ganjil, jika pelayan-pelayannya menyamar sebagai pelayan-pelayan kebenaran. Kesudahan mereka akan setimpal dengan perbuatan mereka.”.

Saya akan memberi beberapa contoh yang saya anggap luar biasa:

1. Seorang jemaat saya, yang sama sekali tidak pernah saya curigai sebagai orang kristen KTP, karena segala sesuatunya dalam kerohanian begitu bagus.

Tetapi suatu hari Jum’at Agung (ini 13 tahun setelah ia ada di gereja saya), setelah saya berkhotbah tentang pencambukan dan penyaliban terhadap Kristus, ia mengaku ‘mendapat berkat’ dalam arti, ia baru saat itu sungguh-sungguh percaya Yesus. Ia bahkan men-sharing-kan hal itu dari mimbar.

Tetapi karena satu hal tertentu, dia dan seluruh keluarganya keluar dari gereja saya. Dan belakangan, ia menikah dengan seorang Katolik, dan betul-betul menjadi Katolik!! Dan ia menganggap ajaran saya sebagai salah!!

2. Jusuf Roni adalah contoh lain.

Pertobatannya sangat spektakuler, dan membuat ia masuk penjara selama 6 tahun. Jusuf Roni ini berperan dalam pertobatan saya. Dan pada awal pertobatannya ia sangat injili, dan sangat menekankan Yesus sebagai satu-satunya jalan ke surga.

Tetapi belakangan ia lalu masuk dalam Gereja Ortodox Syria (bergabung dengan Bambang Noorsena dan menjadi sama persis ajarannya dengan Bambang Noorsena), lalu keluar dan mendirikan gereja yang nama Kemah Abraham, yang ia anggap sebagai titik temu antara Ismael / Islam dan Ishak / Kristen. Dalam sekolah theologianya ada beberapa dosen yang beragama Islam.

Dan pandangannya sekarang berbeda total dengan pandangannya pada saat ia pertama bertobat.

3. Dr. Billy Graham.

Ini ‘kehebatan’ Dr. Billy Graham.

Wikipedia: “William Franklin Graham Jr. (November 7, 1918 - February 21, 2018) was an American evangelist, a prominent evangelical Christian figure, and an ordained Southern Baptist minister who became well known internationally in the late 1940s. One of his biographers has placed him ‘among the most influential Christian leaders’ of the 20th century. As a preacher, he held large indoor and outdoor rallies with sermons that were broadcast on radio and television; some were still being re-broadcast into the 21st century. In his six decades on television, Graham hosted annual ‘Crusades’, evangelistic campaigns that ran from 1947 until his retirement in 2005. ... According to his website, Graham preached to live audiences of 210 million people in more than 185 countries and territories through various meetings, including BMS World Mission and Global Mission. Graham was a spiritual adviser to U.S. presidents, and he provided spiritual counsel for every president from Harry S. Truman (33rd) to Barack Obama (44th). He was particularly close to Dwight D. Eisenhower, Lyndon B. Johnson (one of Graham’s closest friends), and Richard Nixon. ... Graham operated a variety of media and publishing outlets. According to his staff, more than 3.2 million people have responded to the invitation at Billy Graham Crusades to ‘accept Jesus Christ as their personal savior’. ... As of 2008, Graham’s estimated lifetime audience, including radio and television broadcasts, topped 2.2 billion. One special televised broadcast in 1996 alone may have reached a television audience of as many as 2.5 billion (million?) people worldwide. Because of his crusades, Graham preached the gospel to more people in person than anyone in the history of Christianity.” [= William Franklin Graham Jr. (7 Nopember 1918 - 21 Februari 2018) adalah seorang penginjil Amerika, seorang Kristen injili yang menonjol, dan seorang pendeta yang ditahbiskan dari Gereja Southern Baptist, yang menjadi terkenal secara internasional pada akhir tahun 1940-an. Salah satu dari penulis biography-nya telah menempatkan dia ‘di antara pemimpin-pemimpin Kristen yang paling berpengaruh’ dari abad ke 20. Sebagai seorang pengkhotbah, ia mengadakan perkumpulan-perkumpulan besar di dalam dan di luar ruangan dengan khotbah-khotbah yang disiarkan di radio dan televisi; sebagian masih tetap disiarkan ulang dalam abad 21. Dalam enam dekade-nya di televisi, Graham mengadakan ‘crusade’ tahunan, kampanye-kampanye penginjilan yang berlangsung dari tahun 1947 sampai ia pensiun pada tahun 2005. ... Menurut website-nya, Graham berkhotbah secara ‘live’ / langsung kepada pendengar-pendengarnya yang berjumlah 210 juta orang di lebih dari 185 negara dan daerah melalui bermacam-macam pertemuan, termasuk BMS World Mission dan Global Mission. Graham adalah seorang penasehat rohani bagi presiden-presiden Amerika Serikat, dan menyediakan nasehat / bimbingan rohani untuk setiap presiden dari Harry S. Truman (ke 33) sampai Barack Obama (ke 44). Ia dekat secara khusus dengan Dwight D. Eisenhower, Lyndon B. Johnson (salah satu sahabat terdekat dari Graham), dan Richard Nixon. ... Graham mengerjakan bermacam-macam media dan toko / pasar penerbitan. Menurut stafnya, lebih dari 3,2 juta orang telah menanggapi undangan pada Billy Graham Crusade untuk ‘menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat pribadi mereka’. ... Pada tahun 2008, perkiraan pendengar / penonton seumur hidup Graham, mencakup siaran radio dan televisi, mencapai / melebihi 2,2 milyar. Satu siaran televisi khusus di tahun 1966 saja bisa telah mencapai penonton televisi sebanyak 2,5 milyar (juta?) orang di seluruh dunia. Karena crusade-crusade-nya, Graham mengkhotbahkan injil kepada lebih banyak orang secara pribadi dari pada siapapun dalam sejarah kekristenan.] - https://en.wikipedia.org/wiki/Billy_Graham

Tetapi, masih tetap dari link yang sama dengan yang di atas (Wikipedia), Dr. Billy Graham mulai kelihatan aneh dan mencurigakan.

Wikipedia: “Graham’s evangelism was appreciated by mainline Protestant denominations, as he encouraged those mainline Protestants who were converted to his evangelical message to remain within or return to their mainline churches. Despite his early suspicions and apprehension, common among contemporaneous evangelical Protestants, towards Roman Catholicism, Graham eventually developed amicable ties with many American Catholic Church figures and later encouraged unity between Roman Catholics and Protestants.” [= Penginjilan Graham dihargai / dikagumi oleh aliran-aliran Protestan utama, karena ia mendorong orang-orang Protestan dari aliran utama yang bertobat pada berita injilinya untuk tetap di dalam atau kembali kepada gereja-gereja utama mereka. Sekalipun kecurigaan dan rasa takut / tidak nyaman awalnya, umum di antara orang-orang Protestan injili yang hidup sezaman dengannya, terhadap Roma Katolik, Graham akhirnya mengembangkan ikatan-ikatan yang bersifat damai dengan banyak pemimpin Gereja Katolik Amerika dan belakangan mendorong persatuan antara Roma Katolik dan Protestan.] - https://en.wikipedia.org/wiki/Billy_Graham

Jadi, apakah ia gandum atau lalang?? Mari kita melihat lagi beberapa point di bawah ini:

a. Dr. Robert Schuller mewawancarai Dr. Billy Graham (usia 79) tanggal 31 Mei 1997.

Link Youtube: https://www.youtube.com/watch?v=INPyY0QjgpY

Transkrip dari Video Youtube itu ada di link ini: https://annointing.files.wordpress.com/2014/01/billy-graham-denies-the-true-gospel.pdf

Dr. Schuller: “Tell me, what is the future of Christianity?” [= Beritahu aku, apa / bagaimana masa depan dari kekristenan?].

Dr. Graham: “I think everybody that loves Christ, or knows Christ, whether they’re conscious of it or not, they’re members of the Body of Christ. AND I DON’T THINK THAT WE’RE GOING TO SEE A GREAT SWEEPING REVIVAL THAT WILL TURN THE WHOLE WORLD TO CHRIST AT ANY TIME. He’s calling people out of the world for His name, whether they come from the Muslim world, or the Buddhist world, or the Christian world or the non-believing world, they are members of the Body of Christ because they’ve been called by God. They may not even know the name of Jesus but they know in their hearts that they need something that they don’t have, and they turn to the only light that they have, and I think that they are saved, and that they’re going to be with us in heaven.” [= Saya pikir / anggap setiap orang yang mengasihi Kristus, atau mengenal Kristus, apakah mereka menyadarinya atau tidak, mereka adalah anggota-anggota dari Tubuh Kristus. DAN SAYA TIDAK BERPIKIR / MENGANGGAP BAHWA KITA AKAN MELIHAT SUATU KEBANGUNAN ROHANI BESAR YANG MEMPUNYAI PENGARUH YANG LUAS YANG AKAN MEMBALIKKAN SELURUH DUNIA KEPADA KRISTUS KAPANPUN. Ia sedang memanggil orang-orang dari dunia untuk namaNya, apakah mereka datang dari dunia Islam, atau dunia Buddha, atau dunia Kristen atau dunia orang-orang yang tidak percaya, mereka adalah anggota-anggota dari Tubuh Kristus karena mereka telah dipanggil oleh Allah. Mereka mungkin bahkan tidak mengenal / mengetahui nama Yesus tetapi mereka tahu dalam hati mereka bahwa mereka membutuhkan sesuatu yang mereka tidak mempunyainya, dan mereka mengarahkan diri pada satu-satunya terang yang mereka punyai, dan saya pikir / anggap bahwa mereka selamat / diselamatkan, dan bahwa mereka akan bersama dengan kita di surga.].

Catatan: bagian yang saya cetak dengan huruf besar sebetulnya tidak ada dalam transkrip di link ini. Itu saya ambil dari link yang lain (http://www.ukapologetics.net/11/graham.htm).

Dr. Schuller: “What I hear you saying is that it’s possible for Jesus Christ to come into a human heart and soul and life even if they’ve been born in darkness and have never had exposure to the Bible. Is that a correct interpretation of what you’re saying?” [= Apa yang saya dengar kamu katakan adalah bahwa adalah mungkin bagi Yesus Kristus untuk datang / masuk ke dalam suatu hati dan jiwa dan kehidupan manusia bahkan jika mereka telah dilahirkan dalam kegelapan dan tidak pernah mendapatkan pembukaan pada Alkitab. Apakah itu merupakan suatu penafsiran yang benar tentang apa yang kamu katakan?].

Dr. Graham: “Yes it is because I believe that. I’ve met people in various parts of the world in tribal situations that they have never seen a Bible or heard about a Bible, have never heard of Jesus but they’ve believed in their hearts that there is a God and they tried to live a life that was quite apart from the surrounding community in which they lived.” [= Ya, itu adalah karena saya percaya hal itu. Saya telah bertemu orang-orang dari bermacam-macam bagian dari dunia dalam situasi-situasi yang berhubungan dengan suku bahwa mereka tidak pernah melihat suatu Alkitab atau mendengar tentang suatu Alkitab, tidak pernah mendengar tentang Yesus tetapi mereka telah percaya dalam hati mereka bahwa di sana ada Allah dan mereka berusaha untuk menjalani suatu kehidupan yang cukup terpisah dari komunitas sekeliling dalam mana mereka hidup.].

Dr. Schuller: “This is fantastic. I’m so thrilled to hear you say that. There’s a wideness in God’s mercy.” [= Ini adalah hal yang fantastis. Saya begitu senang mendengar kamu mengatakan hal itu. Di sana ada suatu ‘kelebaran’ dalam belas kasihan Allah.].

Dr. Graham: “There is. There definitely is.” [= Ya, di sana ada. Di sana pasti ada.].

b. Kutipan kata-kata Dr. Billy Graham:

“I used to play God, but I can’t do that anymore. I used to believe that pagans in far-off countries were lost - were going to hell - if they did not have the gospel of Jesus Christ preached to them. I no longer believe that. I believe that there are other ways of recognizing the existence of God - through nature, for instance - and plenty of other opportunities, therefore, of saying ‘yes’ to God.” [= Dulu saya seakan-akan berperan menjadi Allah, tetapi saya tidak bisa melakukan hal itu lagi. Dulu saya percaya bahwa orang-orang kafir di negara-negara yang terpencil terhilang - sedang menuju neraka - jika mereka tidak mempunyai injil Yesus Kristus yang diberitakan kepada mereka. Saya tidak lagi mempercayai hal itu. Saya percaya bahwa di sana ada jalan-jalan lain untuk mengetahui keberadaan Allah - sebagai contoh, melalui alam - dan karena itu banyak dari kesempatan-kesempatan yang lain untuk mengatakan ‘ya’ kepada Allah.] - https://carm.org/preachers-and-teachers/billy-graham/

Catatan:

(1) Link ini juga memberikan sebagian transkrip dari wawancara Dr. Billy Graham oleh Dr. Robert Schuller di atas.

(2) Kata-kata ini tak ada videonya, tetapi ini masuk dalam majalah McCall’s Januari 1978, dan dikutip oleh Kurt A. Edwards dalam disertasi Ph. D. nya di Bowling Green State University.

Catatan: Tentang majalah McCall’s lihat: https://en.wikipedia.org/wiki/McCall%27s

(3) Kata-kata Dr. Billy Graham ini diberi komentar oleh penulis web itu sebagai berikut: “Clearly, Graham taught heresy in 1978. Pagans without the gospel are not saved. We do not find God through nature - which is why we have the Scriptures and the preaching of the Gospel. Billy Graham’s sentiment is worldly and not biblical. It is a shame that he is teaching this false doctrine.” [= Jelas, Graham mengajarkan kesesatan pada tahun 1978. Orang-orang kafir tanpa injil tidak diselamatkan. Kita tidak mendapatkan Allah melalui alam - yang merupakan alasan mengapa kita mempunyai Kitab Suci dan pemberitaan Injil. Pemikiran / pandangan Billy Graham adalah duniawi dan tidak Alkitabiah. Merupakan sesuatu yang memalukan bahwa ia sedang mengajarkan doktrin / ajaran sesat ini.].

Sebagai dukungan bahwa orang-orang yang tidak pernah mendengar Injil akan binasa / masuk neraka, saya memberikan beberapa ayat ini:

(a) Ro 2:12a - “Sebab semua orang yang berdosa tanpa hukum Taurat akan binasa tanpa hukum Taurat”.

Dalam jaman Perjanjian Lama, orang di luar Israel / Yahudi yang tidak pernah mempunyai hukum Taurat, dikatakan ‘binasa tanpa hukum Taurat’. Analoginya, dalam jaman Perjanjian Baru, orang yang tidak pernah mendengar Injil, akan ‘binasa tanpa Injil’!

(b) Roma 10:13-14 - “(13) Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan. (14) Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepadaNya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakanNya?”.

Text ini membentuk suatu rantai. Orang yang berseru kepada nama Tuhan akan selamat, tetapi ia tidak akan bisa berseru kepada nama Tuhan kalau ia tidak percaya kepada Tuhan. Dan ia tidak akan bisa percaya kepada Tuhan kalau ia tidak pernah mendengar tentang Dia. Dan ia tidak akan bisa mendengar tentang Dia, kalau tidak ada yang memberitakan Injil kepadaNya.

Jadi, kalau tidak ada orang yang memberitakan Injil kepadanya, ia tidak bisa mendengar tentang Dia, sehingga tidak percaya kepadaNya, sehingga tidak bisa berseru kepadaNya, sehingga tidak bisa diselamatkan.

Dengan demikian jelaslah bahwa orang yang tidak diinjili / tidak pernah mendengar tentang Yesus, pasti tidak selamat. Fakta Kitab Suci inilah yang mendasari pengutusan misionaris ke tempat-tempat yang belum pernah dijangkau Injil.

(c) Yehezkiel 3:18 - “Kalau Aku berfirman kepada orang jahat: Engkau pasti dihukum mati! - dan engkau tidak memperingatkan dia atau tidak berkata apa-apa untuk memperingatkan orang jahat itu dari hidupnya yang jahat, supaya ia tetap hidup, orang jahat itu akan mati dalam kesalahannya, tetapi Aku akan menuntut pertanggungan jawab atas nyawanya dari padamu.”.

c. Cuplikan sebagian dari wawancara Larry King (CNN) terhadap Dr. Billy Graham (tanggal 16 Juni 2005) - http://transcripts.cnn.com/TRANSCRIPTS/0506/16/lkl.01.html

Video interview ini di Youtube - https://www.youtube.com/watch?v=MhVPOazNWBo

Video ini hanya sebagian dari cuplikan kata-kata dalam transkrip itu.

KING: Do you feel the same about other faiths? [= Apakah engkau merasakan hal yang sama tentang iman / kepercayaan yang lain?].

GRAHAM: Absolutely. [= Ya, pasti.].

KING: Buddhism? [= Buddhisme / Ajaran Buddha?].

GRAHAM: I love them all, and welcome them all, and love to be with them, and friends with all of them. For example, I just talked to a man in New York City, he was a Mormon. [= Saya mengasihi mereka semua, dan dengan senang menerima mereka semua, dan senang ada bersama mereka, dan bersahabat dengan semua mereka. Sebagai contoh, saya baru berbicara dengan seseorang di Kota New York, ia adalah seorang Mormon.].

KING: My father-in-law. [= Mertuaku.].

GRAHAM: Your father-in-law. And I’ve loved the Mormons for years, and yet there is a big divide between the Mormons and some of the other groups. But I have great friends among the Mormons. And the same among the Catholics. Of course, I loved Pope John Paul II and watched the whole process of his suffering, his dying and the tremendous - my daughter went to represent me . . . [= Mertuamu. Dan saya telah mengasihi orang-orang Mormon untuk bertahun-tahun, tetapi di sana ada suatu garis pemisah yang besar antara orang-orang Mormon dan beberapa dari kelompok-kelompok yang lain. Tetapi saya mempunyai sahabat-sahabat yang hebat di antara orang-orang Mormon. Dan hal yang sama di antara orang-orang Katolik. Tentu saja, saya mengasihi Paus Yohanes Paulus II dan menonton seluruh proses penderitaannya, sekaratnya dan sangat hebat - anak perempuanku pergi untuk mewakili aku ...].

KING: I know. You were on with us the night he died. [= Saya tahu. Kamu nonton TV (?) bersama kami pada malam ia meninggal.].

GRAHAM: That’s right. Thank you. [= Itu benar. Terima kasih.].

KING: But what about those faiths - the Mormons and the others that you mentioned - believe in Christ. They believe they will meet Christ. What about those like the Jews, the Muslims, who don’t believe as you believe. [= Tetapi bagaimana dengan kepercayaan-kepercayaan itu - orang-orang Mormon dan orang-orang lain yang kamu sebutkan - percaya kepada Kristus. Mereka percaya mereka akan bertemu Kristus. Bagaimana tentang mereka seperti orang-orang Yahudi, orang-orang Islam, yang tidak percaya seperti yang kamu percaya.].

GRAHAM: That’s in God's hands. I can’t be their judge. [= Itu ada dalam tangan Allah. Saya tidak bisa menjadi hakim mereka.].

KING: You don’t judge them? [= Kamu tidak menghakimi mereka?].

GRAHAM: No. No, I don’t say you’re going to hell, and you’re, oh, I don’t. [= Tidak. Tidak, saya tidak berkata kamu sedang pergi ke neraka, dan kamu sedang, oh, Saya tidak (menghakimi mereka).].

KING: How do you feel... [= Bagaimana kamu merasa ...].

(CROSSTALK)

GRAHAM: ... going to hell and all that. [= ... pergi ke neraka dan semua itu.].

KING: How do you feel when you see a lot of these strong Christian leaders go on television and say, you are condemned, you will live in hell if you do not accept Jesus Christ, and they are forceful and judgmental? [= Apa yang kamu rasakan pada waktu kamu melihat banyak dari pemimpin-pemimpin Kristen yang kuat ini masuk televisi dan berkata, kamu akan dihukum, kamu akan hidup / tinggal di neraka jika kamu tidak menerima Yesus Kristus, dan mereka bersemangat dan bersifat menghakimi?].

GRAHAM: Well, they have a right to say that, and they are true to a certain extent, but I don’t - that’s not my calling. My calling is to preach the love of God and the forgiveness of God and the fact that he does forgive us. That’s what the cross is all about, what the resurrection is all about, that’s the gospel. And you can get off on all kinds of different side trends, and in my earlier ministry, I did the same, but as I got older, I guess I became more mellow and more forgiving and more loving. And the Jerry Falwells and people like that, I love them, I thank God for their ministry, he has a great university and two or three of my grandchildren have gone there, they have had a tremendous change in their lives for being there, and some of the other people are the same way, but at the other end of the extreme. [= Mereka punya hak untuk mengatakan hal itu, dan mereka benar sampai tingkat tertentu, tetapi saya tidak - itu bukan panggilanku. Panggilanku adalah memberitakan / mengkhotbahkan kasih Allah dan pengampunan dari Allah dan fakta bahwa Ia memang mengampuni kita. Salib adalah tentang hal-hal itu, kebangkitan adalah tentang hal-hal itu, itulah injil. Dan kamu bisa berbicara dengan keberanian tentang semua jenis kecondongan yang berbeda, dan dalam pelayananku yang awal, aku melakukan hal yang sama, tetapi pada waktu aku jadi lebih tua, aku kira aku menjadi lebih lunak / lembut dan lebih mengampuni dan lebih mengasihi. Dan Jerry Falwells dan orang-orang seperti itu, aku mengasihi mereka, aku bersyukur kepada Allah untuk pelayanan mereka, ia mempunyai suatu universitas yang besar dan dua atau tiga dari cucu-cucuku telah belajar di sana, dan mereka telah mendapatkan suatu perubahan yang sangat besar dalam kehidupan mereka karena berada di sana, dan sebagian dari orang-orang lain dengan cara yang sama, tetapi pada sisi extrim yang lain.].

d. Untuk membuat semua jadi fair / adil, saya memberikan link yang membela Dr. Billy Graham - http://www.ukapologetics.net/11/graham.htm

Tetapi kalau saya sendiri membacanya, maka bagi saya penulisnya membela Dr. Billy Graham secara konyol, dan bahkan penulisnya juga sesat.

Penerapan: setelah melihat kemiripan lalang dan gandum, ada 2 hal yang harus kita lakukan:

1. Periksa diri saudara sendiri, apakah saudara termasuk lalang atau gandum.

2. Periksa orang-orang lain apakah mereka termasuk lalang atau gandum. Ini jelas jauh lebih sukar dari pada memeriksa diri kita sendiri. Sekalipun ini memang tidak selalu bisa dilakukan secara pasti, tetapi kadang-kadang bisa. Dan ini perlu dilakukan terhadap:

a. Keluarga.

b. Jemaat.

c. Pendeta.

d. Calon-calon pelayan dalam gereja, khususnya calon pendeta, majelis, guru Sekolah Minggu.

e. Calon pasangan hidup.

b) Baru ketika gandum itu mulai berbulir, maka terlihatlah perbedaannya dengan lalang.

Jadi pada tahap tertentu memang mungkin membedakan lalang dari gandum.

Ay 26-28a: “(26) Ketika gandum itu tumbuh dan mulai berbulir, nampak jugalah lalang itu. (27) Maka datanglah hamba-hamba tuan ladang itu kepadanya dan berkata: Tuan, bukankah benih baik, yang tuan taburkan di ladang tuan? Dari manakah lalang itu? (28a) Jawab tuan itu: Seorang musuh yang melakukannya.”.

C. H. Spurgeon: “The householder had not slept. He knew who had done the cruel wrong. He who is the enemy of God and man, and he only, had perpetrated this piece of malice. It may have seemed to be a learned doctor, or a clever poet, or a treacherous orator, who scattered doubt among the people, and introduced sceptics into the church; but the worker behind the scenes, the real author of the mischief, is always the devil himself.” [= Tuan rumah itu tidak tidur. Ia tahu siapa yang telah melakukan kesalahan yang kejam itu. Ia adalah musuh dari Allah dan manusia, dan ia saja, yang telah melakukan potongan kejahatan ini. Itu bisa terlihat sebagai seorang doktor yang terpelajar, atau seorang penyair yang pandai, atau seorang orator yang bersifat mengkhianat, yang menyebarkan keraguan di antara orang-orang, dan memperkenalkan orang-orang skeptik ke dalam gereja; tetapi pekerja di belakang tempat kejadian, pengarang / pencipta sesungguhnya dari kerusakan itu, selalu adalah setan sendiri.].

Catatan: ini tidak berarti bahwa orang yang dipakai oleh setan itu tidak salah. Ia bisa saja sadar atau tidak menyadari kalau ia sedang dipakai oleh setan. Sangat mungkin ia menyangka bahwa ia sedang dipakai oleh Tuhan.

Barnes’ Notes: “An enemy - the devil - hath done it. And nowhere has he shown profounder cunning, or done more to adulterate the purity of the gospel.” [= Seorang musuh - si setan - telah melakukannya. Dan tak ada tempat dimana ia menunjukkan kelicikan yang lebih hebat, atau melakukan lebih untuk memalsukan / mencampur kemurnian dari injil.].

Adam Clarke: “‘An enemy hath done this.’ It is the interest of Satan to introduce hypocrites and wicked persons into religious societies, in order to discredit the work of God, and to favour his own designs.” [= ‘Seorang musuh telah melakukannya’. Merupakan suatu kesenangan Iblis untuk memperkenalkan orang-orang munafik dan orang-orang jahat ke dalam masyarakat yang relijius, untuk mempermalukan / merusak reputasi pekerjaan Allah, dan untuk mendukung / menguntungkan rancangan-rancangannya sendiri.].

Ini seperti memasukkan rayap ke dalam sebuah rumah, yang perlahan-lahan merusak rumah itu.

c) Pelayan-pelayan tuan itu meminta izin untuk mencabut lalang tetapi dilarang oleh tuan ladang itu.

Ay 28b-29: “(28b) Lalu berkatalah hamba-hamba itu kepadanya: Jadi maukah tuan supaya kami pergi mencabut lalang itu? (29) Tetapi ia berkata: Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang itu.”.

1. Pelayan-pelayan minta izin untuk mencabut lalang.

Adam Clarke: “‘Wilt thou then that we go and gather them up?’ A zeal which is rash and precipitate is as much to be feared as the total lack of strict discipline.” [= ‘Jadi maukah engkau supaya kami pergi mencabut lalang itu?’. Suatu semangat yang sembrono dan tergesa-gesa harus sama ditakutinya seperti ketiadaan total dari disiplin yang ketat.].

Jadi ada 2 sikap extrim terhadap lalang. Yang pertama sikap gegabah untuk membuangi lalang, mengusir orang kristen KTP dari gereja. Yang kedua adalah sama sekali tidak peduli akan keberadaan mereka.

Pulpit Commentary: “the servants, in their zeal to separate the tares from the wheat, forget the difficulty connected with pulling them up.” [= pelayan-pelayan, dalam semangat mereka untuk memisahkan lalang dari gandum, melupakan kesukaran yang berhubungan dengan pencabutan mereka.].

Kesukaran apa? Perhatikan kata-kata Barclay di bawah ini.

Barclay: “In their early stages, the tares so closely resembled the wheat that it was impossible to distinguish the one from the other. When both had produced seed heads it was easy to distinguish them; but by that time their roots were so intertwined that the tares could not be weeded out without tearing the wheat out with them.” [= Dalam tahap awal mereka, lalang begitu mirip dengan gandum sehingga adalah mustahil untuk membedakan yang satu dari yang lain. Pada waktu keduanya telah mengeluarkan bulir-bulir adalah mudah untuk membedakan mereka; tetapi pada saat itu akar mereka begitu saling membelit sehingga lalang itu tidak bisa dicabut tanpa mencabut gandumnya bersama mereka.].

Barnes’ Notes: “Thus, ‘tares’ aptly represented hypocrites in the church. Strongly resembling Christians in their experience, and, in some respects, their lives, it is impossible to distinguish them from genuine Christians, nor can they be separated until it is done by the Great Searcher of hearts at the day of judgment.” [= Jadi, ‘lalang’ secara tepat menggambarkan orang-orang munafik dalam gereja. Sangat mirip orang-orang Kristen dalam pengalaman mereka, dan dalam hal-hal tertentu, kehidupan mereka, adalah mustahil untuk membedakan mereka dari orang-orang Kristen sejati, juga mereka tak bisa dipisahkan sampai itu dilakukan oleh Penyelidik Agung dari hati pada hari penghakiman.].

Pulpit Commentary: “‘The servants of the householder came.’ The explanation (ver. 38) does not say who are represented by these; they must be really identical with some of the wheat, yet since they are spoken of as though they are also the agents of the Sower, they must represent the more active, and especially the ministerial, members of the kingdom. Is it a mere coincidence that historically the clergy have shown themselves always the most eager advocates of the policy of rooting up the tares?” [= ‘Pelayan-pelayan dari tuan itu datang’. Penjelasannya (ay 38) tidak mengatakan siapa yang diwakili oleh pelayan-pelayan ini; mereka pasti betul-betul identik dengan sebagian dari gandum, tetapi karena mereka dibicarakan seakan-akan mereka juga adalah agen-agen dari sang Penabur, mereka pasti mewakili anggota-anggota kerajaan yang lebih aktif, dan khususnya anggota-anggota yang melayani dari kerajaan. Apakah itu semata-mata suatu kebetulan bahwa dalam sejarah pemimpin-pemimpin rohani telah selalu menunjukkan diri mereka sendiri sebagai pembela-pembela / pendukung-pendukung yang paling bersemangat tentang kebijaksanaan pencabutan lalang?].

Yang celaka adalah gereja yang para pemimpinnya termasuk lalang. Mereka akan mencabuti dan membuang gandumnya. Sangat banyak orang Kristen yang belajar dari facebook atau Youtube sehingga mereka menjadi orang-orang Kristen yang sungguh-sungguh, tetapi mereka berada di gereja yang sesat. Dan mereka di ‘bully’ di gereja sesat itu, dan bahkan sangat bisa disiasat gerejani. Contoh: Martin Luther.

C. H. Spurgeon: “Bigots have tried to extirpate heretics, and national churches have even forbidden unsound thinkers to remain in the country; but all attempts at securing any region from having infidels or heretics residing in it have soured into persecution. Nowhere on earth can we maintain a settlement of saints alone. In many cases, the cruel treatment of the very best of men has been produced by the notion that they were erroneous teachers, and therefore ought not to be tolerated. To contend earnestly against error by spiritual means is right and needful, but to use carnal weapons, and other remedies of force, is absolute folly and wickedness. This world is now a field of mingled growths, and so it must be till the end come.” [= Orang-orang fanatik berusaha untuk menghancur-totalkan bidat-bidat / orang-orang sesat, dan gereja-gereja nasional bahkan telah melarang pemikir-pemikir yang tidak sehat untuk tinggal dalam negara; tetapi semua usaha untuk mengamankan daerah manapun dari orang-orang kafir dan bidat-bidat / orang-orang sesat untuk tinggal di dalamnya telah memburuk menjadi penganiayaan. Tidak ada tempat di bumi dimana kita bisa memelihara / mempertahankan suatu tempat tinggal dari orang-orang kudus saja. Dalam banyak kasus, perlakuan yang kejam terhadap orang-orang yang terbaik telah dihasilkan oleh pandangan / kepercayaan bahwa mereka adalah guru-guru yang salah / sesat, dan karena itu tidak boleh ditoleransi. Berjuang dengan sungguh-sungguh terhadap kesalahan / kesesatan dengan cara-cara rohani adalah benar dan dibutuhkan, tetapi menggunakan senjata-senjata daging / jasmani, dan cara-cara pembetulan dengan kekerasan yang lain, ADALAH KEBODOHAN DAN KEJAHATAN YANG MUTLAK. Dunia ini sekarang adalah suatu ladang dari tumbuh-tumbuhan yang bercampur, dan haruslah demikian sampai akhirnya tiba.].

Saya tidak yakin bahwa kata-kata Spurgeon ini benar, karena kalau ini benar, maka hukum-hukum Tuhan dalam Perjanjian Lama, yang menjatuhkan hukuman mati terhadap orang-orang sesat itu salah.

Bdk. Ulangan 13:1-18 - “(1) Apabila di tengah-tengahmu muncul seorang nabi atau seorang pemimpi, dan ia memberitahukan kepadamu suatu tanda atau mujizat, (2) dan apabila tanda atau mujizat yang dikatakannya kepadamu itu terjadi, dan ia membujuk: Mari kita mengikuti allah lain, yang tidak kaukenal, dan mari kita berbakti kepadanya, (3) maka janganlah engkau mendengarkan perkataan nabi atau pemimpi itu; sebab TUHAN, Allahmu, mencoba kamu untuk mengetahui, apakah kamu sungguh-sungguh mengasihi TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu. (4) TUHAN, Allahmu, harus kamu ikuti, kamu harus takut akan Dia, kamu harus berpegang pada perintahNya, suaraNya harus kamu dengarkan, kepadaNya harus kamu berbakti dan berpaut. (5) Nabi atau pemimpi itu haruslah dihukum mati, karena ia telah mengajak murtad terhadap TUHAN, Allahmu, yang telah membawa kamu keluar dari tanah Mesir dan yang menebus engkau dari rumah perbudakan - dengan maksud untuk menyesatkan engkau dari jalan yang diperintahkan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk dijalani. Demikianlah harus kauhapuskan yang jahat itu dari tengah-tengahmu. (6) Apabila saudaramu laki-laki, anak ibumu, atau anakmu laki-laki atau anakmu perempuan atau isterimu sendiri atau sahabat karibmu membujuk engkau diam-diam, katanya: Mari kita berbakti kepada allah lain yang tidak dikenal olehmu ataupun oleh nenek moyangmu, (7) salah satu allah bangsa-bangsa sekelilingmu, baik yang dekat kepadamu maupun yang jauh dari padamu, dari ujung bumi ke ujung bumi, (8) maka janganlah engkau mengalah kepadanya dan janganlah mendengarkan dia. Janganlah engkau merasa sayang kepadanya, janganlah mengasihani dia dan janganlah menutupi salahnya, (9) tetapi bunuhlah dia! Pertama-tama tanganmu sendirilah yang bergerak untuk membunuh dia, kemudian seluruh rakyat. (10) Engkau harus melempari dia dengan batu, sehingga mati, karena ia telah berikhtiar menyesatkan engkau dari pada TUHAN, Allahmu, yang telah membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan. (11) Maka seluruh orang Israel akan mendengar dan menjadi takut, sehingga mereka tidak akan melakukan lagi perbuatan jahat seperti itu di tengah-tengahmu. (12) Apabila di salah satu kota yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk diam di sana, kaudengar orang berkata: (13) Ada orang-orang dursila tampil dari tengah-tengahmu, yang telah menyesatkan penduduk kota mereka dengan berkata: Mari kita berbakti kepada allah lain yang tidak kamu kenal, (14) maka haruslah engkau memeriksa, menyelidiki dan menanyakan baik-baik. Jikalau ternyata benar dan sudah pasti, bahwa kekejian itu dilakukan di tengah-tengahmu, (15) maka bunuhlah dengan mata pedang penduduk kota itu, dan tumpaslah dengan mata pedang kota itu serta segala isinya dan hewannya. (16) Seluruh jarahan harus kaukumpulkan di tengah-tengah lapangan dan harus kaubakar habis kota dengan seluruh jarahan itu sebagai korban bakaran yang lengkap bagi TUHAN, Allahmu. Semuanya itu akan tetap menjadi timbunan puing untuk selamanya dan tidak akan dibangun kembali. (17) Dari barang-barang yang dikhususkan itu janganlah apapun melekat pada tanganmu, supaya TUHAN berhenti dari murkaNya yang bernyala-nyala itu, menunjukkan belas kasihanNya kepadamu, mengasihani engkau dan membuat jumlahmu banyak, seperti yang dijanjikanNya dengan sumpah kepada nenek moyangmu. (18) Sebab dengan demikian engkau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, untuk berpegang pada segala perintahNya, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, dengan melakukan apa yang benar di mata TUHAN, Allahmu.’”.

Keluaran 22:18 - “‘Seorang ahli sihir perempuan janganlah engkau biarkan hidup.”.

Keluaran 22:20 - “Siapa yang mempersembahkan korban kepada allah kecuali kepada TUHAN sendiri, haruslah ia ditumpas.’”.

Keluaran 23:32-33 - “(32) Janganlah mengadakan perjanjian dengan mereka ataupun dengan allah mereka. (33) Mereka tidak akan tetap diam di negerimu, supaya mereka jangan membuat engkau berdosa kepadaKu, dengan beribadah kepada allah mereka, sebab tentulah hal itu menjadi jerat bagimu.’”.

Imamat 24:10-16 - “(10) Pada suatu hari datanglah seorang laki-laki, ibunya seorang Israel sedang ayahnya seorang Mesir, di tengah-tengah perkemahan orang Israel; dan orang itu berkelahi dengan seorang Israel di perkemahan. (11) Anak perempuan Israel itu menghujat nama TUHAN dengan mengutuk, lalu dibawalah ia kepada Musa. Nama ibunya ialah Selomit binti Dibri dari suku Dan. (12) Ia dimasukkan dalam tahanan untuk menantikan keputusan sesuai dengan firman TUHAN. (13) Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa: (14) ‘Bawalah orang yang mengutuk itu ke luar perkemahan dan semua orang yang mendengar haruslah meletakkan tangannya ke atas kepala orang itu, sesudahnya haruslah seluruh jemaah itu melontari dia dengan batu. (15) Engkau harus mengatakan kepada orang Israel, begini: Setiap orang yang mengutuki Allah harus menanggung kesalahannya sendiri. (16) Siapa yang menghujat nama TUHAN, pastilah ia dihukum mati dan dilontari dengan batu oleh seluruh jemaah itu. Baik orang asing maupun orang Israel asli, bila ia menghujat nama TUHAN, haruslah dihukum mati.”.

Ulangan 7:1-5 - “(1) ‘Apabila TUHAN, Allahmu, telah membawa engkau ke dalam negeri, ke mana engkau masuk untuk mendudukinya, dan Ia telah menghalau banyak bangsa dari depanmu, yakni orang Het, orang Girgasi, orang Amori, orang Kanaan, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus, tujuh bangsa, yang lebih banyak dan lebih kuat dari padamu, (2) dan TUHAN, Allahmu, telah menyerahkan mereka kepadamu, sehingga engkau memukul mereka kalah, maka haruslah kamu menumpas mereka sama sekali. Janganlah engkau mengadakan perjanjian dengan mereka dan janganlah engkau mengasihani mereka. (3) Janganlah juga engkau kawin-mengawin dengan mereka: anakmu perempuan janganlah kauberikan kepada anak laki-laki mereka, ataupun anak perempuan mereka jangan kauambil bagi anakmu laki-laki; (4) sebab mereka akan membuat anakmu laki-laki menyimpang dari padaKu, sehingga mereka beribadah kepada allah lain. Maka murka TUHAN akan bangkit terhadap kamu dan Ia akan memunahkan engkau dengan segera. (5) Tetapi beginilah kamu lakukan terhadap mereka: mezbah-mezbah mereka haruslah kamu robohkan, tugu-tugu berhala mereka kamu remukkan, tiang-tiang berhala mereka kamu hancurkan dan patung-patung mereka kamu bakar habis.”.

2. Tuan itu melarang para pelayan mencabut lalang.

Adam Clarke: “‘But he said, Nay.’ God judges quite otherwise than men of this mixture of good and evil in the world; he knows the good which he intends to produce from it, and how far his patience toward the wicked should extend, in order to their conversion, or the further sanctification of the righteous.” [= ‘Tetapi ia berkata, Tidak’. Allah menghakimi / menilai secara sangat berbeda dari manusia tentang campuran orang-orang baik dan jahat dalam dunia ini; Ia tahu hal-hal baik yang Ia maksudkan untuk dihasilkan darinya, dan betapa jauh kesabaranNya terhadap orang-orang jahat diperluas, untuk / demi pertobatan mereka, atau pengudusan lebih jauh dari orang-orang benar.].

Contoh Yudas Iskariot. Yesus tahu dari semula kalau ia bukan hanya orang kristen KTP, tetapi juga calon pengkhianat. Tetapi Tuhan punya rencana yang baik dengan tidak mencabut ‘lalang’ yang satu ini, dan membiarkannya tumbuh bersama-sama dengan gandum.

The Bible Exposition Commentary: “It is sad to retain in Church impostors, more sad to cast out faithful. Better trust men too much than too little.” [= Merupakan sesuatu yang menyedihkan untuk mempertahankan penipu-penipu dalam Gereja, tetapi lebih menyedihkan lagi untuk membuang orang setia / percaya. Lebih baik percaya kepada manusia terlalu banyak dari pada terlalu sedikit.].

Matthew Henry: “Note, It is not possible for any man infallibly to distinguish between tares and wheat, but he may be mistaken; and therefore such is the wisdom and grace of Christ, that he will rather permit the tares, than any way endanger the wheat. It is certain, scandalous offenders are to be censured, and we are to withdraw from them; those who are openly the children of the wicked one, are not to be admitted to special ordinances; yet it is possible there may be a discipline, either so mistaken in its rules, or so over-nice in the application of them, as may prove vexatious to many that are truly godly and conscientious. Great caution and moderation must be used in inflicting and continuing church censures, lest the wheat be trodden down, if not plucked up.” [= Perhatikan, Tidaklah mungkin bagi manusia manapun untuk membedakan antara lalang dan gandum secara tidak bisa salah, tetapi ia bisa salah; dan karena itu demikianlah hikmat dan kasih karunia dari Kristus, sehingga Ia lebih baik mengizinkan lalang, dari pada membahayakan gandum dengan cara apapun. Pastilah pelanggar-pelanggar yang bersifat skandal harus dikritik / dikecam, dan kita harus menarik diri dari mereka; mereka yang secara terbuka adalah anak-anak dari si jahat, tidak boleh diizinkan pada upacara-upacara agama khusus; tetapi adalah mungkin di sana ada suatu disiplin, yang begitu salah dalam peraturan-peraturannya, atau terlalu cerewet / sensitif dalam penerapannya, sehingga menjadi gangguan bagi banyak orang yang sungguh-sungguh saleh dan sangat berhati-hati. Kehati-hatian yang besar dan moderat harus digunakan dalam memberikan dan melanjutkan kritikan-kritikan / kecaman-kecaman gereja, supaya jangan gandum diinjak-injak, jika tidak tercabut.].

Jadi larangan mencabut lalang berarti kita tak boleh menerapkan siasat gerejani secara sembrono. Misalnya Saksi-Saksi Yehuwa yang pertumbuhan setahun 360.000 orang, tetapi yang dikeluarkan 150.000 orang! Dan salah satu yang dikeluarkan adalah kalau menerima transfusi darah, atau kurang memberitakan Injil! Ini betul-betul gila.

Tetapi bukan berarti kita tidak boleh melakukan siasat gerejani sama sekali. Siasat gerejani tentu boleh, bahkan harus, dilakukan terhadap orang-orang yang jelas-jelas adalah lalang, apakah itu terlihat dari kehidupan mereka yang berdosa secara hebat dan menolak untuk bertobat, atau dari kepercayaan / ajaran mereka yang sesat terhadap mana mereka tidak mau bertobat. Ayat-ayat tentang siasat gerejani akan saya berikan di bawah.

Hati-hati dengan ‘tidak melakukan siasat gerejani’ dengan motivasi-motivasi yang salah, seperti karena orang itu kaya, karena sungkan, dan sebagainya.

Pulpit Commentary: “There is the difference between discipline and persecution. (1) Persecution is an evil against which zeal must be guarded. Men may think they do God service when they make havoc of his Church (cf. Acts 8:3; Gal. 1:13; 1 Tim. 1:13). (2) The darnel so resembles the wheat that it may be mistaken for it. So may the unbeliever be mistaken for the believer, the hypocrite for the true man. So, on the contrary, some saints are so clumsy and awkward that they may be mistaken for deceivers. Where there is a doubt let the subject have the benefit. The wheat rather than the darnel has generally suffered from persecution. (3) But the toleration of darnel, which resembles wheat, is no reason for the toleration of thorns, which resemble it not (cf. ver. 22; 1 Cor. 5:13). The teaching of our parable is not directed against discipline, but against persecution. (4) Note: Our Lord gives us no authority to expect a perfect Church in this age. The objection against joining a Church because it is imperfect is unreasonable.” [= Di sana ada perbedaan antara disiplin dan penganiayaan. (1) Penganiayaan adalah suatu kejahatan terhadap mana semangat harus dijaga. Manusia bisa mengira bahwa mereka melayani Allah pada waktu mereka mengacau / merusak GerejaNya (bdk. Kis 8:3; Galatia 1:13; 1Timotius 1:13). (2) Lalang itu begitu mirip dengan gandum sehingga bisa secara salah dianggap sebagai gandum. Demikian juga orang yang tidak percaya bisa secara salah dianggap sebagai orang percaya, dan orang munafik dianggap sebagai orang yang jujur. Demikian juga sebaliknya, sebagian orang-orang kudus adalah begitu canggung / sukar ditangani sehingga mereka secara salah bisa dianggap sebagai penipu-penipu. Pada waktu di sana ada suatu keraguan hendaklah orang itu mendapatkan keuntungan dari keraguan itu. Gandum, dan bukannya lalang, yang biasanya menderita dari penganiayaan. (3) Tetapi toleransi terhadap lalang, yang mirip dengan gandum, bukanlah alasan untuk toleransi terhadap duri-duri, yang tidak mirip dengannya (bdk. ay 22; 1Korintus 5:13). Ajaran dari perumpamaan kita tidak ditujukan untuk menentang disiplin, tetapi menentang penganiayaan. (4) Perhatikan: Tuhan kita tidak memberi kita otoritas untuk mengharapkan suatu Gereja yang sempurna dalam zaman ini. Keberatan untuk bergabung dengan suatu Gereja karena gereja itu tidak sempurna merupakan sesuatu yang tidak masuk akal.].

Kis 8:3 - “Tetapi Saulus berusaha membinasakan jemaat itu dan ia memasuki rumah demi rumah dan menyeret laki-laki dan perempuan ke luar dan menyerahkan mereka untuk dimasukkan ke dalam penjara.”.

Gal 1:13 - “Sebab kamu telah mendengar tentang hidupku dahulu dalam agama Yahudi: tanpa batas aku menganiaya jemaat Allah dan berusaha membinasakannya.”.

1Tim 1:13 - “aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang ganas, tetapi aku telah dikasihaniNya, karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan yaitu di luar iman.”.

Bdk. Yoh 16:1-3 - “(1) ‘Semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya kamu jangan kecewa dan menolak Aku. (2) Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah. (3) Mereka akan berbuat demikian, karena mereka tidak mengenal baik Bapa maupun Aku.”.

Catatan:

a. Saya sebetulnya tidak setuju dengan kata-kata “Ajaran dari perumpamaan kita tidak ditujukan untuk menentang disiplin, tetapi menentang penganiayaan.”.

Menurut saya perumpamaan ini tidak berurusan dengan penganiayaan. Yang dipersoalkan adalah membuangi lalang secara sembrono. Dalam persoalan ini, saya lebih setuju dengan tafsiran Albert Barnes di bawah ini.

Barnes’ Notes: “That Christ will himself separate them at the proper time. There is no doubt that it is the duty of the church to keep itself pure, and to cut off gross and manifest offenders, 1 Cor 5:4-5; but the Saviour refers here to those who may be ‘suspected’ of hypocrisy, but against whom it cannot be proved; to those who so successfully imitate Christians as to make it difficult or impossible for man to distinguish them.” [= Bahwa Kristus sendiri akan memisahkan mereka pada saat yang tepat. Di sana tidak ada keraguan bahwa merupakan tugas dari gereja untuk menjaga dirinya sendiri murni, dan mengucilkan pelanggar-pelanggar yang sangat jelas dan nyata, 1Kor 5:4-5; tetapi sang Juruselamat di sini menunjuk kepada mereka yang bisa ‘dicurigai’ tentang kemunafikan, tetapi terhadap siapa itu tidak bisa dibuktikan; kepada mereka yang secara begitu sukses meniru orang-orang Kristen sehingga membuatnya sukar atau mustahil bagi manusia untuk membedakan mereka.].

b. Bahwa larangan mencabut lalang tidak berarti bahwa gereja dilarang melakukan ‘siasat gerejani’, merupakan sesuatu yang jelas karena siasat gerejani didukung oleh banyak ayat Alkitab, yang saya berikan di bawah ini:

Matius 18:15-17 - “(15) ‘Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali. (16) Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang lagi, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan. (17) Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Dan jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat, pandanglah dia sebagai seorang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai.”.

1Korintus 5:1-13 - “(1) Memang orang mendengar, bahwa ada percabulan di antara kamu, dan percabulan yang begitu rupa, seperti yang tidak terdapat sekalipun di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, yaitu bahwa ada orang yang hidup dengan isteri ayahnya. (2) Sekalipun demikian kamu sombong. Tidakkah lebih patut kamu berdukacita dan menjauhkan orang yang melakukan hal itu dari tengah-tengah kamu? (3) Sebab aku, sekalipun secara badani tidak hadir, tetapi secara rohani hadir, aku - sama seperti aku hadir - telah menjatuhkan hukuman atas dia, yang telah melakukan hal yang semacam itu. (4) Bilamana kita berkumpul dalam roh, kamu bersama-sama dengan aku, dengan kuasa Yesus, Tuhan kita, (5) orang itu harus kita serahkan dalam nama Tuhan Yesus kepada Iblis, sehingga binasa tubuhnya, agar rohnya diselamatkan pada hari Tuhan. (6) Kemegahanmu tidak baik. Tidak tahukah kamu, bahwa sedikit ragi mengkhamiri seluruh adonan? (7) Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu memang tidak beragi. Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus. (8) Karena itu marilah kita berpesta, bukan dengan ragi yang lama, bukan pula dengan ragi keburukan dan kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak beragi, yaitu kemurnian dan kebenaran. (9) Dalam suratku telah kutuliskan kepadamu, supaya kamu jangan bergaul dengan orang-orang cabul. (10) Yang aku maksudkan bukanlah dengan semua orang cabul pada umumnya dari dunia ini atau dengan semua orang kikir dan penipu atau dengan semua penyembah berhala, karena jika demikian kamu harus meninggalkan dunia ini. (11) Tetapi yang kutuliskan kepada kamu ialah, supaya kamu jangan bergaul dengan orang, yang sekalipun menyebut dirinya saudara, adalah orang cabul, kikir, penyembah berhala, pemfitnah, pemabuk atau penipu; dengan orang yang demikian janganlah kamu sekali-kali makan bersama-sama. (12) Sebab dengan wewenang apakah aku menghakimi mereka, yang berada di luar jemaat? Bukankah kamu hanya menghakimi mereka yang berada di dalam jemaat? (13) Mereka yang berada di luar jemaat akan dihakimi Allah. Usirlah orang yang melakukan kejahatan dari tengah-tengah kamu.”.

2Tesalonika 3:14-15 - “(14) Jika ada orang yang tidak mau mendengarkan apa yang kami katakan dalam surat ini, tandailah dia dan jangan bergaul dengan dia, supaya ia menjadi malu, (15) tetapi janganlah anggap dia sebagai musuh, tetapi tegorlah dia sebagai seorang saudara.”.

1Timotius 1:19-20 - “(19) Beberapa orang telah menolak hati nuraninya yang murni itu, dan karena itu kandaslah iman mereka, (20) di antaranya Himeneus dan Aleksander, yang telah kuserahkan kepada Iblis, supaya jera mereka menghujat.”.

2Kor 2:6-11 - “(6) Bagi orang yang demikian sudahlah cukup tegoran dari sebagian besar dari kamu, (7) sehingga kamu sebaliknya harus mengampuni dan menghibur dia, supaya ia jangan binasa oleh kesedihan yang terlampau berat. (8) Sebab itu aku menasihatkan kamu, supaya kamu sungguh-sungguh mengasihi dia. (9) Sebab justru itulah maksudnya aku menulis surat kepada kamu, yaitu untuk menguji kamu, apakah kamu taat dalam segala sesuatu. (10) Sebab barangsiapa yang kamu ampuni kesalahannya, aku mengampuninya juga. Sebab jika aku mengampuni, - seandainya ada yang harus kuampuni -, maka hal itu kubuat oleh karena kamu di hadapan Kristus, (11) supaya Iblis jangan beroleh keuntungan atas kita, sebab kita tahu apa maksudnya.”.

3Yoh 9-10 - “(9) Aku telah menulis sedikit kepada jemaat, tetapi Diotrefes yang ingin menjadi orang terkemuka di antara mereka, tidak mau mengakui kami. (10) Karena itu, apabila aku datang, aku akan meminta perhatian atas segala perbuatan yang telah dilakukannya, sebab ia meleter melontarkan kata-kata yang kasar terhadap kami; dan belum merasa puas dengan itu, ia sendiri bukan saja tidak mau menerima saudara-saudara yang datang, tetapi juga mencegah orang-orang, yang mau menerima mereka dan mengucilkan orang-orang itu dari jemaat.”.

Tit 3:10-11 - “(10) Seorang bidat yang sudah satu dua kali kaunasihati, hendaklah engkau jauhi. (11) Engkau tahu bahwa orang yang semacam itu benar-benar sesat dan dengan dosanya menghukum dirinya sendiri.”.

William Hendriksen (tentang Tit 1:11): “At first the errorist should be tenderly admonished so that he may be won for the truth. If he refuses, he must be sharply reprimanded and told to desist. The person who persists in his evil ways must be shunned by the church and disciplined. The supreme measure, excommunication, may have to be employed in order to safeguard the church and in order to bring the sinner to repentance.” [= Mula-mula orang yang salah harus dinasehati dengan lembut supaya ia bisa dimenangkan bagi kebenaran. Jika ia menolak, ia harus ditegur dengan keras dan diberitahu untuk berhenti melakukan kesalahannya. Orang yang berkeras dalam jalannya yang jahat harus dikucilkan oleh gereja dan didisiplin. Tingkat yang tertinggi / terakhir, pemecatan, bisa harus digunakan untuk melindungi gereja terhadap kerugian dan untuk membawa orang berdosa itu pada pertobatan.].

c. Dalam bahasa Inggris ada istilah ‘benefit of the doubt’ [= keuntungan dari keraguan]. Kalau seorang hakim memeriksa perkara seorang terdakwa dan sekalipun ada bukti-bukti yang kelihatannya menunjukkan bahwa ia bersalah, tetapi ada juga bukti-bukti sebaliknya, sehingga hakim itu tidak bisa yakin apakah orang itu bersalah atau tidak. Maka ia harus memberikan ‘benefit of the doubt’ kepada orang itu dengan membebaskannya.

Pengadilan seharusnya punya motto: “Lebih baik membebaskan 1000 orang yang bersalah dari pada menghukum 1 orang yang tidak bersalah.”.

Dan ini juga harus diberlakukan dalam suatu persidangan gereja!

Bdk. Ul 17:2-7 - “(2) ‘Apabila di tengah-tengahmu di salah satu tempatmu yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, ada terdapat seorang laki-laki atau perempuan yang melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, Allahmu, dengan melangkahi perjanjianNya, (3) dan yang pergi beribadah kepada allah lain dan sujud menyembah kepadanya, atau kepada matahari atau bulan atau segenap tentara langit, hal yang telah Kularang itu; (4) dan apabila hal itu diberitahukan atau terdengar kepadamu, maka ENGKAU HARUS MEMERIKSANYA BAIK-BAIK. Jikalau ternyata benar dan SUDAH PASTI, bahwa kekejian itu dilakukan di antara orang Israel, (5) maka engkau harus membawa laki-laki atau perempuan yang telah melakukan perbuatan jahat itu ke luar ke pintu gerbang, kemudian laki-laki atau perempuan itu harus kaulempari dengan batu sampai mati.”.

C. H. Spurgeon: “Hasty disciplinarians have often cast out the best and retained the worst. Where evil is clear and open, we may not hesitate to deal with it; but where it is questionable, we had better hold our hand till we have fuller guidance.” [= Orang-orang yang menegakkan disiplin yang ketat dengan tergesa-gesa sering telah membuang / mengeluarkan orang yang terbaik dan mempertahankan orang yang terburuk. Dimana kejahatan adalah jelas dan terbuka, kita tidak boleh ragu-ragu untuk menanganinya; tetapi dimana itu dipertanyakan / diragukan, kita lebih baik menahan tangan kita sampai kita mendapatkan bimbingan yang lebih penuh.].

C. H. Spurgeon: “Suffer the two seeds to remain together for a season, that they may be the more effectually separated later on. It is true the evil will hinder and hamper the good; but even this will be better than that you should cast out the good by mistake.” [= Biarkanlah kedua benih untuk tetap bersama-sama untuk suatu waktu, sehingga mereka bisa dipisahkan secara lebih efektif belakangan. Memang benar bahwa orang-orang jahat akan menghalangi dan mencegah orang-orang yang baik; tetapi bahkan hal ini lebih baik dari pada bahwa engkau membuang orang yang baik oleh kesalahan penilaian.].

d. Tidak boleh mengharapkan gereja (atau pendeta) yang sempurna, memang merupakan sesuatu yang waras, karena memang tidak ada gereja (atau pendeta) yang sempurna.

Pernah ada seorang jemaat dari suatu gereja Reformed yang mau pindah ke gereja saya, dan dia datang pada acara persekutuan doa kami, dimana memang diizinkan untuk sharing. Dia katakan mengapa dia mau pindah ke gereja saya, yaitu karena pendeta di gereja yang lama begini dan begitu. Saya lalu bilang: semua pendeta itu punya kelemahan. Pendeta itu kelemahannya itu, saya kelemahannya bukan itu, tapi kamu tidak pernah lihat saya marah. Saya kalau marah bisa mukul orang. Dia langsung tidak jadi masuk gereja saya, pindah ke gereja Reformed yang lain. Dan pendeta gereja itu adalah orang munafik tingkat tertinggi, dan manipulator terhebat yang saya pernah tahu. Memang kalau orang Kristen mencari pendeta sempurna, hanya pendeta munafik yang cocok dengan mereka, karena hanya yang munafik itu yang kelihatan sempurna.

Tetapi tidak mengharapkan gereja sempurna, tidak berarti bahwa kita harus membiarkan pendeta-pendeta yang sesat, atau membiarkan diri kita berada di dalam suatu gereja yang betul-betul sesat, atau suatu gereja yang tujuannya memang adalah bisnis! Tetapi dalam faktanya terlalu banyak orang-orang Kristen yang begitu fanatik dengan gereja, sehingga tetap mau ada di gereja sesat. Mereka bukan pengikut Kristus, tetapi pengikut gereja. Lalang memang harus bertumbuh dengan gandum, tetapi ini berbeda dengan domba yang krasan dalam kumpulan serigala.

Barnes’ Notes: “Both, therefore, must be left to ‘grow together’ until the time of harvest.” [= Karena itu, keduanya harus dibiarkan untuk ‘tumbuh bersama-sama’ sampai musim menuai.].

d) Keduanya dibiarkan tumbuh bersama sampai musim menuai.

Ay 30a: “Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai.”.

1. Keduanya dibiarkan tumbuh bersama.

Adam Clarke: “‘Let both grow together.’ Though every minister of God should separate from the church of Christ every incorrigible sinner, yet he should proceed no further: the man is not to be persecuted in his body or goods, because he is not sound in the faith - GOD tolerates him; so should men. False doctrines are against God - he alone is the judge and punisher of them - man has no right to interfere in this matter.” [= ‘Biarkanlah keduanya tumbuh bersama’. Sekalipun setiap pelayan / pendeta dari Allah harus memisahkan dari gereja Kristus setiap orang berdosa yang tidak bisa dibetulkan, tetapi ia tidak boleh maju lebih jauh: orang itu tidak boleh dianiaya dalam tubuhnya atau miliknya, karena ia tidak sehat dalam iman - Allah menoleransi dia, dan manusia juga harus demikian. Doktrin-doktrin yang salah / sesat menentang Allah - hanya Ia adalah hakim dan penghukum mereka - manusia tidak mempunyai hak untuk ikut campur dalam persoalan ini.].

Jamieson, Fausset & Brown: “The harvest is the end of the world (verse 39), ‎SUNTELEIA ‎‎TOU ‎‎AIOONOS - the period of Christ’s second coming, and of the judicial separation of the righteous and the wicked. Until then, no attempt is to be made to effect such separation. But to stretch this so far as to justify allowing openly scandalous persons to remain in the communion of the Church, is to wrest the teaching of this parable to other than its proper design, and go in the teeth of apostolic injunctions (1 Cor 5).” [= Musim menuai adalah akhir zaman (ay 39), SUNTELEIA ‎‎TOU ‎‎AIOONOS - masa dari kedatangan Kristus yang kedua, dan dari pemisahan orang-orang benar dan orang-orang jahat. Sampai saat itu, tidak ada usaha yang boleh dilakukan untuk menghasilkan pemisahan seperti itu. Tetapi menarik ini sampai membenarkan untuk mengizinkan orang-orang yang bersifat skandal tetap ada dalam persekutuan Gereja, berarti membengkokkan ajaran dari perumpamaan ini pada rancangan yang lain / berbeda dari yang seharusnya, dan berjalan dalam pertentangan dengan perintah rasuli (1Kor 5).].

Matthew Henry: “‘The tares are the children of the wicked one.’ Here is the character of sinners, hypocrites, and all profane and wicked people. [1.] They are the children of the devil, as a wicked one. Though they do not own his name, yet they bear his image, do his lusts, and from him they have their education; he rules over them, he works in them, Eph 2:2; John 8:44. [2.] They are tares in the field of this world; they do no good, they do hurt; unprofitable in themselves, and hurtful to the good seed, both by temptation and persecution: they are weeds in the garden, have the same rain, and sunshine, and soil, with the good plants, but are good for nothing: the ‘tares are among the wheat.’” [= ‘Lalang adalah anak-anak dari si jahat’. Di sinilah peranan dari orang-orang berdosa, orang-orang munafik, dan semua orang sekuler / tidak relijius dan orang-orang jahat. (1) Mereka adalah anak-anak dari setan, sebagai si jahat. Sekalipun mereka tidak mengakui namanya, tetapi mereka mirip dengan gambarnya, melakukan nafsunya, dan dari dia mereka mendapatkan pendidikan mereka; ia memerintah atas mereka, ia bekerja di dalam mereka, Ef 2:2; Yoh 8:44. (2) Mereka adalah lalang dalam ladang dari dunia ini, mereka tidak melakukan apapun yang baik, mereka melukai / menyakiti; tidak berguna dalam diri mereka sendiri, dan menyakiti bagi benih yang baik, baik oleh pencobaan dan penganiayaan: mereka adalah rumput duri di kebun, mendapatkan hujan, dan sinar matahari, dan tanah yang sama, dengan tanaman-tanaman yang baik, tetapi sama sekali tidak berguna: ‘lalang di antara gandum’.].

Efesus 2:2 - “Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka.”.

Yohanes 8:44 - “Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.”.

Bahwa lalang sangat menyedihkan / menjengkelkan bagi gandum, terlihat dari ayat-ayat ini:

Maz 55:13-15 - “(13) Kalau musuhku yang mencela aku, aku masih dapat menanggungnya; kalau pembenciku yang membesarkan diri terhadap aku, aku masih dapat menyembunyikan diri terhadap dia. (14) Tetapi engkau orang yang dekat dengan aku, temanku dan orang kepercayaanku: (15) kami yang bersama-sama bergaul dengan baik, dan masuk rumah Allah di tengah-tengah keramaian.”.

2Kor 11:26 - “Dalam perjalananku aku sering diancam bahaya banjir dan bahaya penyamun, bahaya dari pihak orang-orang Yahudi dan dari pihak orang-orang bukan Yahudi; bahaya di kota, bahaya di padang gurun, bahaya di tengah laut, dan bahaya dari pihak saudara-saudara palsu.”.

Galatia 2:3-5 - “(3) Tetapi kendatipun Titus, yang bersama-sama dengan aku, adalah seorang Yunani, namun ia tidak dipaksa untuk menyunatkan dirinya. (4) Memang ada desakan dari saudara-saudara palsu yang menyusup masuk, yaitu mereka yang menyelundup ke dalam untuk menghadang kebebasan kita yang kita miliki di dalam Kristus Yesus, supaya dengan jalan itu mereka dapat memperhambakan kita. (5) Tetapi sesaatpun kami tidak mau mundur dan tunduk kepada mereka, agar kebenaran Injil dapat tinggal tetap pada kamu.”.

Matthew Henry: “Note, God has so ordered it, that good and bad should be mixed together in this world, that the good may be exercised, the bad left inexcusable, and a difference made between earth and heaven.” [= Perhatikan, Allah telah memerintahkan / mengatur seperti itu, sehingga orang-orang baik dan orang-orang jahat harus bercampur dalam dunia ini, supaya orang-orang baik bisa dilatih / dikuatkan, orang-orang jahat dibiarkan tanpa bisa berdalih, dan suatu perbedaan dibuat antara bumi dan surga.].

The Biblical Illustrator: “Beyond this we must not inquire; sufficient that God permits this present trial of faith and patience.” [= Kita tidak boleh mempertanyakan / menyelidiki melampaui ini; cukup bahwa Allah mengizinkan ujian dari iman dan kesabaran pada saat ini.].

Calvin: “He speaks of a separation, in order to prevent the minds of the godly from giving way to uneasiness or despondency, when they perceive a confused mixture of the good along with the bad. Although Christ has cleansed the Church with his own blood, that it may be without spot or blemish, yet hitherto he suffers it to be polluted by many stains. I speak not of the remaining infirmities of the flesh, to which every believer is liable, even after that he has been renewed by the Holy Spirit. But as soon as Christ has gathered a small flock for himself, many hypocrites mingle with it, persons of immoral lives creep in, nay, many wicked men insinuate themselves; in consequence of which, numerous stains pollute that holy assembly, which Christ has separated for himself. Many persons, too, look upon it as exceedingly absurd, that ungodly, or profane or unprincipled men should be cherished within the bosom of the Church. Add to this, that very many, under the pretense of zeal, are excessively displeased, when every thing is not conducted to their wish, and, because absolute purity is nowhere to be found, withdraw from the Church in a disorderly manner, or subvert and destroy it by unreasonable severity.” [= Ia berbicara tentang suatu pemisahan, untuk mencegah orang-orang saleh dari menyerah pada ketidak-nyamanan atau keputus-asaan, pada waktu mereka menyadari / melihat suatu campuran yang membingungkan dari orang-orang baik bersama-sama dengan orang-orang jahat. Sekalipun Kristus telah membersihkan Gereja dengan darahNya sendiri, sehingga Gereja bisa tanpa noda atau cela, tetapi sampai saat ini Ia membiarkannya untuk dikotori dengan banyak cela. Saya tidak berbicara tentang kelemahan-kelemahan daging yang tersisa, pada mana setiap orang percaya terbuka, bahkan setelah ia sudah diperbaharui oleh Roh Kudus. Tetapi begitu Kristus telah mengumpulkan suatu kawanan kecil untuk diriNya sendiri, banyak orang-orang munafik bercampur dengannya, orang-orang dengan kehidupan yang tak bermoral merangkak masuk, lebih lagi, BANYAK ORANG-ORANG JAHAT DENGAN CARA LICIN MEMBUAT DIRI MEREKA SENDIRI DISENANGI, dan konsekwensinya adalah bahwa banyak cacat / cela mengotori perkumpulan kudus itu, yang Kristus telah pisahkan untuk diriNya sendiri. Juga banyak orang-orang memandangnya sebagai sangat menggelikan, bahwa orang-orang jahat, atau sekuler / tidak relijius atau orang-orang yang tidak punya prinsip / tidak jujur diperlakukan dengan baik dalam dada dari Gereja. Tambahkan pada ini, bahwa sangat banyak, di bawah kepura-puraan dari semangat, sangat tidak senang, pada waktu segala sesuatu tidak diarahkan sesuai dengan keinginannya, dan karena kemurnian yang mutlak tidak bisa ditemukan dimanapun, menarik diri dari Gereja dengan suatu cara yang mengganggu, atau merusak dan menghancurkannya dengan kekerasan yang tidak masuk akal.].

Perhatikan bagian yang saya cetak dengan huruf besar dan beri warna ungu: “banyak orang-orang jahat dengan cara licin membuat diri mereka sendiri disenangi”.

Gal 1:10 - “Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus.”.

Bdk. Mat 5:10-12 - “(10) Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. (11) Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. (12) Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu.’”.

Bdk. Luk 6:26 - “Celakalah kamu, jika semua orang memuji kamu; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan nabi-nabi palsu.’”.

Calvin (tentang Mat 5:10): “We cannot be Christ’s soldiers on any other condition, than to have the greater part of the world rising in hostility against us, and pursuing us even to death. The state of the matter is this. Satan, the prince of the world, will never cease to fill his followers with rage, to carry on hostilities against the members of Christ.” [= Kita tidak bisa menjadi tentara Kristus dengan kondisi / keadaan yang lain selain mendapatkan sebagian besar dunia ini memusuhi kita, dan mengejar kita sampai mati. Keadaannya adalah seperti ini. Iblis, penguasa dunia ini, tidak akan pernah berhenti untuk mengisi pengikut-pengikutnya dengan kemarahan, meneruskan permusuhan terhadap anggota-anggota Kristus.].

Leon Morris / Tyndale (tentang Luk 6:26): “It is a danger when all men speak well of you, for this can scarcely happen apart from sacrifice of principle.” [= Merupakan sesuatu yang berbahaya kalau semua orang memuji / berbicara baik tentang kamu, karena ini hampir tidak mungkin terjadi terpisah dari pengorbanan prinsip.].

Leon Morris / Tyndale (tentang Luk 6:26): “It is the false prophets who win wide acclaim (cf. Je. 5:31). A true prophet is too uncomfortable to be popular.” [= Adalah nabi-nabi palsu yang memenangkan banyak tempik sorak (bdk. Yer 5:31). Seorang nabi yang benar terlalu tidak menyenangkan untuk menjadi populer.].

Yer 5:31 - “Para nabi bernubuat palsu dan para imam mengajar dengan sewenang-wenang, dan umatKu menyukai yang demikian! Tetapi apakah yang akan kamu perbuat, apabila datang kesudahannya?”.

William Hendriksen (tentang Luk 6:26): “When everybody speaks well of you it must be that you are a deceitful, servile flatterer.” [= Kalau setiap orang berbicara baik tentang kamu / memuji kamu, itu pasti karena kamu adalah seorang penjilat yang mau merendahkan diri dan bersifat penipu.].

Bdk. 2Sam 15:1-6 - “(1) Sesudah itu Absalom menyediakan baginya sebuah kereta serta kuda dan lima puluh orang yang berlari di depannya. (2) Maka setiap pagi berdirilah Absalom di tepi jalan yang menuju pintu gerbang. Setiap orang yang mempunyai perkara dan yang mau masuk menghadap raja untuk diadili perkaranya, orang itu dipanggil Absalom dan ditanyai: ‘Dari kota manakah engkau?’ Apabila ia menjawab: ‘Hambamu ini datang dari suku Israel anu,’ (3) maka berkatalah Absalom kepadanya: ‘Lihat, perkaramu itu baik dan benar, tetapi dari pihak raja tidak ada seorangpun yang mau mendengarkan engkau.’ (4) Lagi kata Absalom: ‘Sekiranya aku diangkat menjadi hakim di negeri ini! Maka setiap orang yang mempunyai perkara atau pertikaian hukum boleh datang kepadaku, dan aku akan menyelesaikan perkaranya dengan adil.’ (5) Apabila seseorang datang mendekat untuk sujud menyembah kepadanya, maka diulurkannyalah tangannya, dipegangnya orang itu dan diciumnya. (6) Cara yang demikianlah diperbuat Absalom kepada semua orang Israel yang mau masuk menghadap untuk diadili perkaranya oleh raja, dan demikianlah Absalom mencuri hati orang-orang Israel.”.

Kelihatannya enak menjadi lalang, dan sangat menyakitkan bagi gandum. Tetapi perhatikan text ini:

Yak 5:1-8 - “(1) Jadi sekarang hai kamu orang-orang kaya, menangislah dan merataplah atas sengsara yang akan menimpa kamu! (2) Kekayaanmu sudah busuk, dan pakaianmu telah dimakan ngengat! (3) Emas dan perakmu sudah berkarat, dan karatnya akan menjadi kesaksian terhadap kamu dan akan memakan dagingmu seperti api. Kamu telah mengumpulkan harta pada hari-hari yang sedang berakhir. (4) Sesungguhnya telah terdengar teriakan besar, karena upah yang kamu tahan dari buruh yang telah menuai hasil ladangmu, dan telah sampai ke telinga Tuhan semesta alam keluhan mereka yang menyabit panenmu. (5) Dalam kemewahan kamu telah hidup dan berfoya-foya di bumi, kamu telah memuaskan hatimu sama seperti pada hari penyembelihan. (6) Kamu telah menghukum, bahkan membunuh orang yang benar dan ia tidak dapat melawan kamu. (7) Karena itu, saudara-saudara, bersabarlah sampai kepada kedatangan Tuhan! Sesungguhnya petani menantikan hasil yang berharga dari tanahnya dan ia sabar sampai telah turun hujan musim gugur dan hujan musim semi. (8) Kamu juga harus bersabar dan harus meneguhkan hatimu, karena kedatangan Tuhan sudah dekat!”.

Catatan: dalam text ini ‘orang kaya’ adalah orang kaya yang tidak percaya, dan jahat. Ini terlihat dari bagian yang saya beri warna hijau. Jadi, ini tidak berlaku untuk seadanya orang kaya.

2. Sampai musim menuai.

Ay 39b: “Waktu menuai ialah akhir zaman”.

KJV: “the harvest is the end of the world;” [= waktu menuai adalah akhir dunia / alam semesta ini].

Calvin: “‘The harvest is the end of the world.’ This is, no doubt, a very distressing consideration, that the Church is burdened with the reprobate to the very end of the world; but Christ enjoins on us to exercise patience till that time, that we may not deceive ourselves with a vain hope. Pastors ought to labor strenuously to purify the Church; and all the godly, so far as their respective callings enable them, ought to lend assistance in this matter; but when all shall have devoted their united exertions to the general advantage, they will not succeed in such a manner as to purify the Church entirely from every defilement. Let us therefore hold, that nothing was farther from the design of Christ than to encourage pollution by lending countenance to it. All that he intended was, to exhort those who believed in him not to lose courage, because they are under the necessity of retaining wicked men among them; and, next, to restrain and moderate the zeal of those who fancy that they are not at liberty to join in a society with any but pure angels.” [= ‘Waktu menuai adalah akhir dunia / alam semesta ini’. Tidak diragukan ini merupakan suatu pemikiran yang sangat menyedihkan, bahwa Gereja dibebani dengan orang-orang reprobate / orang-orang bejat / jahat sampai akhir dunia / alam semesta; tetapi Kristus memerintahkan kita untuk mempraktekkan kesabaran sampai saat itu, supaya kita tidak menipu diri kita sendiri dengan suatu harapan yang sia-sia. Pendeta-pendeta harus berjerih payah dengan sungguh-sungguh untuk memurnikan Gereja; dan semua orang saleh, sejauh panggilan-panggilan khusus mereka memampukan mereka, harus memberi bantuan dalam persoalan ini; tetapi pada waktu semua orang telah membaktikan persatuan pengerahan tenaga mereka bagi manfaat umum, mereka tidak akan berhasil dengan cara itu untuk memurnikan Gereja sepenuhnya dari setiap kekotoran / kenajisan. Karena itu hendaklah kita percaya, bahwa tak ada yang lebih jauh dari rancangan Kristus dari pada untuk mendorong polusi dengan memberikan dukungan / persetujuan terhadapnya. Semua yang Ia maksudkan adalah, untuk menasehati orang-orang yang percaya kepadaNya untuk tidak kehilangan semangat, karena mereka ada di bawah keharusan untuk mempertahankan orang-orang jahat di antara mereka; dan selanjutnya, untuk mengekang dan menjaga untuk tidak mengextrimkan semangat dari orang-orang yang menginginkan / mengkhayalkan bahwa mereka tidak boleh bergabung / berpartisipasi dalam suatu kumpulan orang dengan siapapun kecuali malaikat-malaikat yang murni.].

Makin mendekati akhir zaman, keadaan akan makin buruk bagi ‘gandum’.

e) Pada musim menuai barulah keduanya dipisahkan.

Matius 13: 30: “Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku.’”.

Ay 39b-43a: “(39b) Waktu menuai ialah akhir zaman dan para penuai itu malaikat. (40) Maka seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman. (41) Anak Manusia akan menyuruh malaikat-malaikatNya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam KerajaanNya. (42) Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi. (43) Pada waktu itulah orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka.”.

1. “Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai”.

C. H. Spurgeon: “Our Lord’s ‘I will say to the reapers’ may very well keep us from making any hasty speeches to the elders of the churches, or to the magistrates of the land, so as to excite them to hurried and ungenerous discipline. Thorns and thistles they can root up, but the darnel is another matter. Magistrates and churches may remove the openly wicked from their society; the outwardly good who are inwardly worthless they must leave; for the judging of hearts is beyond their sphere.” [= Kata-kata Tuhan kita, ‘Aku akan berkata kepada para penuai’ bisa sangat menjaga kita dari tindakan membuat ucapan-ucapan apapun yang tergesa-gesa kepada penatua-penatua dari gereja-gereja, atau kepada hakim-hakim dari negara, sehingga mendorong mereka pada disiplin yang tergesa-gesa / terlalu cepat dan keras / tidak murah hati. Duri-duri dan tanaman-tanaman berduri bisa mereka cabut, tetapi lalang merupakan suatu persoalan lain. Hakim-hakim dan gereja-gereja boleh menyingkirkan orang-orang jahat yang terbuka / terang-terangan dari kumpulan mereka; tetapi orang-orang yang luarnya baik tetapi dalamnya tidak berharga harus mereka biarkan; karena penghakiman dari hati melampaui ruang lingkup mereka.].

2. Para penuai adalah malaikat (ay 39c).

Seharusnya ini ada dalam bentuk jamak, ‘malaikat-malaikat’.

Ada beberapa hal yang kelihatan sebagai kontradiksi, yang perlu saya jelaskan / harmoniskan:

a. Dalam perumpamaan ini para penuai ialah malaikat-malaikat (ay 39c).

Tetapi dalam text di bawah ini para penuai / pekerja adalah para murid Yesus / orang-orang Kristen.

Mat 9:37-38 - “(37) Maka kataNya kepada murid-muridNya: ‘Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. (38) Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.’”.

Yoh 4:35-38 - “(35) Bukankah kamu mengatakan: Empat bulan lagi tibalah musim menuai? Tetapi Aku berkata kepadamu: Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai. (36) Sekarang juga penuai telah menerima upahnya dan ia mengumpulkan buah untuk hidup yang kekal, sehingga penabur dan penuai sama-sama bersukacita. (37) Sebab dalam hal ini benarlah peribahasa: Yang seorang menabur dan yang lain menuai. (38) Aku mengutus kamu untuk menuai apa yang tidak kamu usahakan; orang-orang lain berusaha dan kamu datang memetik hasil usaha mereka.’”.

KJV: “for they are white already to harvest.” [= karena mereka telah putih untuk dituai.].

RSV: “the fields are already white for harvest.” [= ladang-ladang sudah putih untuk dituai.].

NASB: “they are white for harvest.” [= mereka putih untuk dituai.].

NIV: “They are ripe for harvest.” [= Mereka matang untuk dituai.].

Kata Yunaninya LEUKOS, dan kata LEUKEMIA berasal dari kata Yunani itu.

Calvin: “‘The reapers are the angels.’ This term must be viewed in reference to the present subject. In another passage, the Apostles are called reapers, as compared with the Prophets, because they have ‘entered into their labors,’ (John 4:38,) ... Such also is the import of that statement, that ‘the fields are white,’ and are in want of reapers, (John 4:35;) and again, that ‘the harvest is abundant, but the laborers are few,’ (Matthew 9:37.) But here the comparison is applied in a different manner; for those who occupy a place in the Church are said to be planted in the Lord’s field.” [= ‘Para penuai adalah malaikat-malaikat’. Istilah ini harus dipandang berhubungan dengan pokok saat ini. Dalam text yang lain, sang Rasul disebut penuai-penuai, pada waktu dibandingkan dengan Nabi-nabi, karena mereka ‘telah masuk ke dalam jerih payah mereka’ (Yoh 4:38), ... Demikian juga arti dari pernyataan itu, bahwa ‘ladang itu putih’, dan membutuhkan penuai-penuai, (Yoh 4:35); dan lagi, bahwa ‘tuaian berlimpah-limpah, tetapi pekerja-pekerja sedikit’, (Mat 9:37). Tetapi di sini perbandingan itu diterapkan dengan suatu cara yang berbeda; karena mereka yang menempati suatu tempat dalam Gereja dikatakan sebagai ditanam di ladang Tuhan.].

Seorang pendeta / pengkhotbah yang memberitakan Injil, harus sadar bahwa hasil penginjilan itu tidak harus masuk ke gerejanya. Bisa saja pendeta lain yang menuai hasilnya. Seharusnya ini bukan masalah baginya, kalau ia memang mau melayani Tuhan, dan mempermuliakan Tuhan.

b. Dalam perumpamaan ini yang memisahkan adalah malaikat, tetapi dalam ayat di bawah ini, yang memisahkan adalah Yesus sendiri.

Mat 3:12 - “Alat penampi sudah ditanganNya. Ia akan membersihkan tempat pengirikanNya dan mengumpulkan gandumNya ke dalam lumbung, tetapi debu jerami itu akan dibakarNya dalam api yang tidak terpadamkan.’”.

KJV: “fan” [= kipas angin].

RSV/NIV/NASB: “winnowing fork” [= garpu penampi].

Calvin: “Nor is this inconsistent with what is said elsewhere, that Christ, as soon as he comes forth with his Gospel, ‘hath a winnowing-fan in his hand, and will thoroughly cleanse his thrashing-floor,’ (Matthew 3:12.) These words describe the commencement of that cleansing, which, this passage declares, will not take place before the last day, because not till then will it be fully completed. Christ will put the last hand to the cleansing of the Church by means of angels, but he now begins to do the work by means of pious teachers. He assigns this office to angels, because they will not remain idle spectators before his tribunal, but will hold themselves in readiness to execute his commands. It follows, that those who proceed, with undue haste, to root out whatever displeases them, prevent, as far as lies in their power, the sentence of Christ, deprive angels of their office, and rashly take that office on themselves.” [= Juga ini bukannya tidak konsisten dengan apa yang dikatakan di tempat lain, bahwa Kristus, begitu Ia muncul dengan InjilNya, ‘mempunyai alat penampi di tanganNya, dan akan secara teliti membersihkan tempat pengirikanNya’, (Mat 3:12). Kata-kata ini menggambarkan permulaan dari pembersihan itu, yang, dinyatakan oleh text ini, tidak akan terjadi sebelum hari terakhir, karena tidak sampai saat itu hal itu akan diselesaikan dengan sepenuhnya. Kristus akan menyempurnakan pembersihan dari Gereja dengan menggunakan malaikat-malaikat, tetapi sekarang Ia mulai melakukan pekerjaan itu melalui pengajar-pengajar yang saleh. Ia menetapkan tugas ini bagi / kepada malaikat-malaikat, karena mereka tidak akan menjadi penonton-penonton yang tidak aktif sebelum pengadilan / penghakimanNya, tetapi akan menahan diri mereka sendiri dalam kesiapan untuk melaksanakan perintah-perintahNya. Sebagai akibatnya / karena itu, mereka yang bergerak / maju dengan ketergesa-gesaan yang tidak benar / berlebihan, untuk mencabut apapun yang tidak menyenangkan mereka, menghalangi, sejauh itu ada dalam kuasa mereka, hukuman Kristus, menyingkirkan malaikat-malaikat dari tugas mereka, dan dengan tergesa-gesa / sembrono mengambil tugas itu bagi diri mereka sendiri.].

Jadi sekarang ini Kristus memurnikan gerejaNya dengan menggunakan pengajar-pengajar yang saleh. Pendeta yang mau memurnikan gerejanya, harus banyak memberitakan Injil / firman, karena ‘lalang’ tidak senang dengan injil / firman! Mereka senang dengan tukang dongeng!

2Tim 4:3-4 - “(3) Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. (4) Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng.”.

c. Dalam perumpamaan ini yang memisahkan adalah malaikat-malaikat, demikian juga dalam Mat 24:31 dan Wah 14:17-20, tetapi dalam Wah 14:14-16 yang memisahkan adalah Yesus sendiri.

Mat 24:31 - “Dan Ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikatNya dengan meniup sangkakala yang dahsyat bunyinya dan mereka akan mengumpulkan orang-orang pilihanNya dari keempat penjuru bumi, dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain.”.

Wah 14:17-20 - “(17) Dan seorang malaikat lain keluar dari Bait Suci yang di sorga; juga padanya ada sebilah sabit tajam. (18) Dan seorang malaikat lain datang dari mezbah; ia berkuasa atas api dan ia berseru dengan suara nyaring kepada malaikat yang memegang sabit tajam itu, katanya: ‘Ayunkanlah sabitmu yang tajam itu dan potonglah buah-buah pohon anggur di bumi, karena buahnya sudah masak.’ (19) Lalu malaikat itu mengayunkan sabitnya ke atas bumi, dan memotong buah pohon anggur di bumi dan melemparkannya ke dalam kilangan besar, yaitu murka Allah. (20) Dan buah-buah anggur itu dikilang di luar kota dan dari kilangan itu mengalir darah, tingginya sampai ke kekang kuda dan jauhnya dua ratus mil.”.

Wah 14:14-16 - “(14) Dan aku melihat: sesungguhnya, ada suatu awan putih, dan di atas awan itu duduk seorang seperti Anak Manusia dengan sebuah mahkota emas di atas kepalaNya dan sebilah sabit tajam di tanganNya. (15) Maka keluarlah seorang malaikat lain dari Bait Suci; dan ia berseru dengan suara nyaring kepada Dia yang duduk di atas awan itu: ‘Ayunkanlah sabitMu itu dan tuailah, karena sudah tiba saatnya untuk menuai; sebab tuaian di bumi sudah masak.’ (16) Dan Ia, yang duduk di atas awan itu, mengayunkan sabitNya ke atas bumi, dan bumipun dituailah.”.

William Hendriksen: “For the function to be performed by the angels as reapers see also 24:31; Rev. 14:17–20. Though it is true that according to Rev. 14:14–16 the Son of man himself gathers the grain harvest (the believers), while according to verses 17–20 of that chapter the gathering of the vintage (the unbelievers) is assigned to the angels, this does not mean that there is a conflict between Matt. 24:31 and Rev. 14:14–16. Why would it be impossible for the Son of man, in gathering his elect, to assign a subsidiary function to the angels?” [= Untuk fungsi / peranan yang harus dilakukan oleh malaikat-malaikat sebagai penuai-penuai lihat juga 24:31; Wah 14:17-20. Sekalipun adalah benar bahwa menurut Wah 14:14-16 Anak Manusia sendiri mengumpulkan panen gandum (orang-orang percaya), sedangkan menurut ay 17-20 dari pasal itu pengumpulan dari buah anggur (orang-orang yang tidak percaya) ditugaskan kepada malaikat-malaikat, ini tidak berarti bahwa di sana ada konflik antara Mat 24:31 dan Wah 14:14-16. Mengapa merupakan hal yang mustahil bagi Anak Manusia, dalam mengumpulkan orang-orang pilihanNya, untuk menugaskan suatu fungsi / peranan yang lebih rendah / bersifat membantu kepada malaikat-malaikat?].

Ini seperti ‘kontradiksi’ antara Mat 20:20 dengan Mark 10:35.

Mat 20:20-21 - “(20) Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya itu kepada Yesus, lalu sujud di hadapanNya untuk meminta sesuatu kepadaNya. (21) Kata Yesus: ‘Apa yang kaukehendaki?’ Jawabnya: ‘Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam KerajaanMu, yang seorang di sebelah kananMu dan yang seorang lagi di sebelah kiriMu.’”.

Mark 10:35 - “Lalu Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, mendekati Yesus dan berkata kepadaNya: ‘Guru, kami harap supaya Engkau kiranya mengabulkan suatu permintaan kami!’”.

Kalau saya membangun rumah menggunakan tukang-tukang, maka saya bisa mengatakan ‘Tukang membangun rumah saya’, ataupun ‘Saya membangun rumah’. Tidak ada yang salah dari kedua pernyataan ini.


Ini suatu penghiburan bagi gandum, tetapi suatu ancaman bagi lalang. Malaikat-malaikat akan memisahkan!!

3. Lalang akan dikumpulkan dan dibakar.

Ay 30b: “Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar;”.

Matius 13: 40-42: “(40) Maka seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman. (41) Anak Manusia akan menyuruh malaikat-malaikatNya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam KerajaanNya. (42) Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi.”.

Ay 41: “Anak Manusia akan menyuruh malaikat-malaikatNya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam KerajaanNya.”.

KJV: “all things that offend” [= segala sesuatu yang melanggar / menyinggung / menyebabkan jatuh ke dalam dosa].

RSV: “all causes of sin” [= semua penyebab-penyebab dari dosa].

NIV: “everything that causes sin” [= segala sesuatu yang menyebabkan dosa].

NASB: “all stumbling blocks” [= semua batu sandungan].

Kata Yunani yang digunakan adalah SKANDALON, dan salah satu artinya adalah ‘batu sandungan’.

J. C. Ryle: “The present mixed state of things is not to be for ever. The wheat and the tares are to be divided at last. The Lord Jesus shall ‘send forth his angels’ in the day of His second advent, and gather all professing Christians into two great companies. Those mighty reapers shall make no mistake. They shall discern with unerring judgment between the righteous and the wicked, and place every one in his own lot.” [= Keadaan campuran dari hal-hal pada saat ini tidaklah berlangsung selama-lamanya. Gandum dan lalang akan dipisahkan pada akhirnya. Tuhan Yesus akan ‘mengutus malaikat-malaikatNya’ pada hari kedatanganNya yang kedua, dan mengumpulkan semua orang-orang yang mengaku Kristen ke dalam dua kumpulan besar. Penuai-penuai yang sangat kuat / ahli ini tidak akan membuat kesalahan. Mereka akan membedakan dengan penilaian yang akurat antara orang-orang benar dan orang-orang jahat, dan menempatkan setiap orang dalam kumpulannya sendiri.] - ‘Expository Thoughts on the Gospels: St. Matthew’ (Libronix).

C. H. Spurgeon: “What a description! The out-gathering of ‘all things that offend’, and of all persons who cause others to stumble, and who work evil, will be a consummation devoutly to be wished. Not only the outwardly wicked, but the false pretenders, the mock wheat, shall be removed. ... We could not effect this clearance, but the Lord’s own angels can, and will.” [= Betul-betul suatu penggambaran yang hebat! Pengumpulan dari ‘segala sesuatu yang menyebabkan jatuh ke dalam dosa’ dan dari semua orang yang menyebabkan orang-orang lain tersandung, dan yang mengerjakan kejahatan, akan merupakan suatu tujuan / penggenapan yang diinginkan secara saleh. Bukan hanya orang-orang jahat secara lahiriah, tetapi juga orang-orang palsu yang berpura-pura, gandum tiruan, akan disingkirkan. ... Kita tidak bisa menyebabkan terjadinya pembersihan ini, tetapi malaikat-malaikat dari Tuhan bisa, dan mereka akan melakukannya.].

Calvin: “‘They shall gather out of his kingdom all stumbling-blocks.’ The words that follow, ‘and those who commit iniquity,’ are added for the sake of exposition; for it is not intended to point out two different things, but to state, that then will be the full and seasonable time, when all things shall be restored to regular order, and when the wicked shall be removed, who are now ‘stumbling-blocks.’ They are so called, because not only are their own lives wicked, but they undermine the faith of many, retard others in the right course, draw some entirely aside, and drive others headlong.” [= ‘Mereka akan mengumpulkan dari kerajaanNya semua batu-batu sandungan’. Kata-kata yang berikutnya, ‘dan mereka yang melakukan kejahatan’, ditambahkan untuk menjelaskan; karena itu tidak dimaksudkan untuk menunjuk kepada dua hal yang berbeda, tetapi untuk menyatakan, bahwa saat itu akan merupakan waktu yang penuh / lengkap dan cocok, pada waktu segala sesuatu akan dikembalikan pada keadaan yang teratur, dan pada waktu orang-orang jahat akan disingkirkan, yang sekarang merupakan ‘batu-batu sandungan’. Mereka disebut demikian, karena bukan hanya hidup mereka sendiri adalah jahat, tetapi mereka melemahkan / merusak iman dari banyak orang, menghalangi / memperlambat orang-orang lain dalam jalan yang benar, menyimpangkan beberapa orang sama sekali, dan mendorong orang-orang lain secara ceroboh / tanpa berpikir.].

Pulpit Commentary: “‘all things that offend’ (‘that cause stumbling,’ Revised Version); ch. 5:29, note. In itself it would naturally be understood of persons, in accordance with the meaning of ‘tares.’ But what is its relation to the following clause, for this latter cannot be merely tautological? There are two answers: (a) The two phrases bring out different aspects under which the persons are regarded. They, as ‘sons of the evil one,’ are both stumbling-blocks to others (‘the sons of the kingdom’), and also active workers of lawlessness (vide infra). They sin against men (cf. ch. 24:24b) and against God. (b) The first term regards not so much them as their actions - their scandalous acts (Goebel); the second, the persons themselves. The former of the two answers seems preferable, as keeping closer to the parable. It also agrees with the personal use of σκάνδαλον in ch. 16:23, and the use of αὐτούς alone in the next clause.” [= ‘segala sesuatu yang menyebabkan jatuh ke dalam dosa’ (‘yang menyebabkan tersandung’, Revised Version); psl 5:29, catatan. Dalam dirinya sendiri, itu secara alamiah / wajar dianggap sebagai orang-orang, sesuai dengan arti dari ‘lalang’. Tetapi apa hubungannya dengan anak kalimat selanjutnya, karena yang belakangan ini tidak bisa hanya merupakan pengulangan yang tidak perlu? Ada dua jawaban: (a) Kedua ungkapan menyatakan aspek-aspek yang berbeda di bawah mana orang-orang itu dipertimbangkan. Mereka, sebagai ‘anak-anak dari si jahat’, adalah baik batu-batu sandungan bagi orang-orang lain (‘anak-anak kerajaan’), dan juga pekerja-pekerja aktif dari ketidak-adaan hukum (VIDE INFRA). Mereka berdosa terhadap manusia (bdk. psl 24:24b) dan terhadap Allah. (b) Istilah yang pertama tidak mempertimbangkan diri mereka sendiri dari pada tindakan-tindakan mereka - tindakan-tindakan mereka yang bersifat skandal (Goebel); yang kedua, orang-orang itu sendiri. Yang terdahulu dari kedua jawaban ini kelihatannya lebih dipilih, karena lebih dekat dengan perumpamaan itu. Itu juga cocok dengan penggunaan pribadi dari kata SKANDALON dalam psl 16:23, dan penggunaan dari kata AUTOUS [= them {= mereka}] saja dalam anak kalimat selanjutnya (ay 42).] - hal 11.

Ay 42a: “Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api;”.

KJV: “And shall cast them into a furnace of fire:” [= Dan akan membuang mereka ke dalam suatu dapur api:].

Kata ‘them’ [= mereka] dalam bahasa Yunaninya adalah AUTOUS.

Calvin: “We ought to draw from this a useful admonition, not to become indolent and careless on account of our being surrounded by so many ‘stumbling-blocks,’ but to be zealous and active in guarding against them. It reproves also the effeminacy of those who are so delicate, that the smallest possible ‘stumbling-blocks’ make them turn back. It is difficult, I admit, not to stumble frequently, and even sometimes to fall, when ‘stumbling-blocks’ without number lie across our path. But our minds ought to be fortified with confidence; for the Son of God, who commands his followers to walk in the midst of ‘stumbling-blocks,’ will unquestionably give us strength to overcome them all.” [= Kita harus menarik dari sini suatu nasehat yang berguna, untuk tidak menjadi malas dan ceroboh karena kita dikelilingi oleh begitu banyak ‘batu-batu sandungan’, tetapi untuk bersemangat dan aktif dalam berjaga-jaga terhadap mereka. Itu juga mencela sikap seperti perempuan dari mereka yang begitu lembut / rapuh, sehingga ‘batu-batu sandungan’ yang terkecil membuat mereka berbalik / mundur. Merupakan hal yang sukar, saya akui, untuk tidak sering tersandung, dan bahkan kadang-kadang terjatuh, pada waktu ‘batu-batu sandungan’ yang tak terhitung banyaknya terletak di jalan kita. Tetapi pikiran kita harus dikuatkan dengan keyakinan; karena Anak Allah, yang memerintahkan para pengikutNya untuk berjalan di tengah-tengah ‘batu-batu sandungan’, tak diragukan akan memberikan kita kekuatan untuk mengalahkan mereka semua.].

Calvin: “He pronounces likewise an awful punishment against any hypocrites and reprobate persons, who now appear to be the most distinguished citizens of the Church.” [= Ia juga mengumumkan suatu hukuman yang menakutkan terhadap seadanya orang-orang munafik dan bejat, yang sekarang kelihatan sebagai warga-warga yang paling menonjol / terhormat dari Gereja.].

C. H. Spurgeon: “Our Lord declares that the doom of the false wheat, the bastard professors, is terrible. ‘Bind them in bundles;’ put like with like, sinner with like sinner. ‘To burn them.’ No words can be more suggestive of terrible destruction. After this what a quiet, peaceful tone we hear in the words, ‘Gather the wheat into my barn.’ All gathered, all recognized as the Lord’s own, all housed in his storehouse.” [= Tuhan kita menyatakan bahwa penghukuman dari gandum yang palsu, pengaku-pengaku / profesor-profesor yang jahat / menjijikkan, adalah sesuatu yang mengerikan. ‘Ikatlah mereka berberkas-berkas’; tempatkanlah yang serupa menjadi satu, orang berdosa dengan sesama orang berdosa. ‘Untuk membakar mereka’. Tidak ada kata-kata yang bisa lebih menyampaikan suatu petunjuk tentang kehancuran yang mengerikan.].

C. H. Spurgeon: “This shall be ‘in the end of this world’, the finish and climax of this dispensation. The fate of these ungodly ones will be fire, the most terrible of punishments; but this will not annihilate them; for they shall exhibit the surest tokens of a living woe - ‘wailing and gnashing of teeth.’ Sooner or later, this is what must come of evil men. Though in this world they flourish in the same field with believers, and can hardly be discerned from them, they shall be removed from such honourable association, and be cast, with the rubbish of the universe, into that great ‘furnace of fire’ whose smoke goeth up for ever and ever. This the Son of man will do with authority; the angels are simply the executioners of the wrath of the Lamb.” [= Ini akan terjadi ‘pada akhir dunia ini’, akhir dan klimax dari zaman ini. Nasib dari orang-orang jahat ini adalah api, hukuman yang paling menakutkan; tetapi ini tidak akan memusnahkan mereka; karena mereka akan menunjukkan bukti-bukti yang paling pasti tentang suatu kesedihan / siksaan yang hidup - ‘ratapan dan kertakan gigi’. Lambat atau cepat, ini adalah apa yang harus datang kepada orang-orang jahat. Sekalipun dalam dunia ini mereka bertumbuh dengan baik di ladang yang sama dengan orang-orang percaya, dan tidak bisa dibedakan dari mereka, mereka akan disingkirkan dari perkumpulan yang begitu terhormat, dan dilemparkan, bersama dengan sampah dari alam semesta, ke dalam ‘dapur api’ yang besar itu yang asapnya naik untuk selama-lamanya. Ini akan dilakukan oleh Anak Manusia dengan otoritas; malaikat-malaikat hanyalah pelaksana-pelaksana / algojo-algojo dari murka Anak Domba.].

J. C. Ryle: “The worldly, the ungodly, the careless, and the unconverted shall be ‘cast into a furnace of fire,’ and receive shame and everlasting contempt.” [= Orang-orang yang duniawi, orang-orang yang jahat, orang-orang yang ceroboh, dan orang-orang yang tidak bertobat, akan ‘dilemparkan ke dalam dapur api’, dan menerima rasa malu / perendahan dan kehinaan kekal.] - ‘Expository Thoughts on the Gospels: St. Matthew’ (Libronix).

William Hendriksen: “The fire of this furnace is unquenchable. The shame which ‘those who perpetrate lawlessness,’ i.e., who defy God’s holy law, are going to suffer is everlasting (Dan. 12:2). Their bonds are never ending (Jude 6, 7). They will be tormented with fire and brimstone … and the smoke of their torment ascends forever and ever, so that they have no rest day or night (Rev. 14:9–11). Yes, ‘day and night, forever and ever’ (Rev. 20:10; cf. 19:3). The passages in which the doctrine of everlasting punishment is taught are so numerous that one stands aghast that there are people who affirm that they accept Scripture, but who nevertheless reject this doctrine. What is perhaps the most telling argument against the notion that the wicked are simply annihilated but that the righteous continue to live forevermore is the fact that in Matt. 25:46 the same word describes the duration both of the punishment of the former and of the blessedness of the latter: the wicked go away into everlasting punishment, but the righteous into everlasting life.” [= Api dari dapur api itu tidak bisa dipadamkan. Kehinaan yang ‘orang-orang yang melakukan anarkhi’, yaitu orang-orang yang menolak hukum-hukum yang kudus dari Allah, akan derita adalah kekal (Dan 12:2). Ikatan / pemenjaraan mereka tidak pernah berakhir (Yudas 6,7). Mereka akan disiksa dengan api dan belerang ... dan asap dari siksaan mereka naik untuk selama-lamanya, sehingga mereka tidak punya istirahat, baik siang maupun malam (Wah 14:9-11). Ya, ‘siang dan malam, selama-lamanya’ (Wah 20:10; bdk. 19:3). Text-text dalam mana doktrin tentang hukuman kekal diajarkan adalah begitu banyak sehingga orang terheran-heran bahwa di sana ada orang-orang yang menegaskan bahwa mereka menerima Kitab Suci, tetapi sekalipun demikian menolak doktrin ini. Apa yang mungkin merupakan argumentasi yang paling mempunyai kekuatan untuk menentang pandangan bahwa orang-orang jahat sekedar dimusnahkan tetapi bahwa orang-orang benar terus hidup untuk selama-lamanya adalah fakta bahwa dalam Mat 25:46 kata yang sama menggambarkan durasi / masa baik dari hukuman orang-orang yang terdahulu dan keadaan diberkati dari orang-orang yang belakangan: Orang-orang jahat pergi ke dalam hukuman kekal, tetapi orang-orang benar ke dalam hidup yang kekal.].

Dan 12:2 - “Dan banyak dari antara orang-orang yang telah tidur di dalam debu tanah, akan bangun, sebagian untuk mendapat hidup yang kekal, sebagian untuk mengalami kehinaan dan kengerian yang kekal.”.

Yudas 6-7 - “(6) Dan bahwa Ia menahan malaikat-malaikat yang tidak taat pada batas-batas kekuasaan mereka, tetapi yang meninggalkan tempat kediaman mereka, dengan belenggu abadi di dalam dunia kekelaman sampai penghakiman pada hari besar, (7) sama seperti Sodom dan Gomora dan kota-kota sekitarnya, yang dengan cara yang sama melakukan percabulan dan mengejar kepuasan-kepuasan yang tak wajar, telah menanggung siksaan api kekal sebagai peringatan kepada semua orang.”.

Wah 14:9-11 - “(9) Dan seorang malaikat lain, malaikat ketiga, menyusul mereka, dan berkata dengan suara nyaring: ‘Jikalau seorang menyembah binatang dan patungnya itu, dan menerima tanda pada dahinya atau pada tangannya, (10) maka ia akan minum dari anggur murka Allah, yang disediakan tanpa campuran dalam cawan murkaNya; dan ia akan disiksa dengan api dan belerang di depan mata malaikat-malaikat kudus dan di depan mata Anak Domba. (11) Maka asap api yang menyiksa mereka itu naik ke atas sampai selama-lamanya, dan siang malam mereka tidak henti-hentinya disiksa, yaitu mereka yang menyembah binatang serta patungnya itu, dan barangsiapa yang telah menerima tanda namanya.’”.

Wah 20:10 - “dan Iblis, yang menyesatkan mereka, dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang, yaitu tempat binatang dan nabi palsu itu, dan mereka disiksa siang malam sampai selama-lamanya.”.

Wah 19:3 - “Dan untuk kedua kalinya mereka berkata: ‘Haleluya! Ya, asapnya naik sampai selama-lamanya.’”.

Mat 25:46 - “Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal.’”.

William G. T. Shedd: “Had Christ intended to teach that future punishment is remedial and temporary, he would have compared it to a dying worm, and not to an undying worm; to a fire that is quenched, and not to an unquenchable fire.” [= Andaikata Kristus bermak­sud untuk mengajar bahwa hukuman yang akan datang itu bersi­fat memperbaiki dan sementara, Ia akan membandingkannya dengan ulat yang bisa mati, dan bukannya dengan ulat yang tidak bisa mati; dengan api yang bisa padam, dan bukannya dengan api yang tidak dapat dipadamkan.] - ‘Shedd’s Dogmatic Theology’, vol II, hal 681.

Calvin: “‘And shall cast them into a furnace of fire.’ This is a metaphorical expression; for, as the infinite glory which is laid up for the sons of God so far exceeds all our senses, that we cannot find words to express it, so the punishment which awaits the reprobate is incomprehensible, and is therefore shadowed out according to the measure of our capacity.” [= ‘Dan akan membuang mereka ke dalam dapur api’. Ini merupakan suatu ungkapan yang bersifat kiasan; karena, seperti kemuliaan yang sangat besar yang disediakan untuk anak-anak Allah begitu jauh melampaui semua indera kita, sehingga kita tidak bisa menemukan kata-kata untuk menyatakannya, demikian juga hukuman yang menantikan orang-orang bejat tidak bisa dimengerti, dan karena itu digambarkan sesuai dengan ukuran kapasitas kita.].

J. C. Ryle: “Well may He say at the conclusion, ‘Who hath ears to hear, let him hear.’ Let the ungodly man tremble when he reads this parable. Let him see in its fearful language his own certain doom, unless he repents and is converted. Let him know that he is sowing misery for himself, if he goes on still in his neglect of God. Let him reflect that his end will be to be gathered among the ‘bundles’ of tares, and be burned. Surely such a prospect ought to make a man think. As Baxter truly says, ‘We must not misinterpret God’s patience with the ungodly.’” [= Tepatlah yang Ia katakan pada bagian akhir, ‘Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar’. Hendaklah orang jahat gemetar pada waktu ia membaca perumpamaan ini. Hendaklah ia melihat dalam bahasanya yang menakutkan penghukumannya sendiri yang pasti, kecuali ia bertobat dan dipertobatkan. Hendaklah ia mengetahui bahwa ia sedang menabur penderitaan / siksaan bagi dirinya sendiri, jika ia terus menerus dalam pengabaiannya terhadap Allah. Hendaklah ia berpikir secara serius bahwa akhirnya akan dikumpulkan di antara ‘berkas-berkas’ lalang, dan dibakar. Pastilah suatu pengharapan seperti itu seharusnya membuat seseorang berpikir. Seperti dikatakan secara benar oleh Baxter, ‘Kita tidak boleh salah menafsirkan kesabaran Allah terhadap orang-orang jahat’.] - ‘Expository Thoughts on the Gospels: St. Matthew’ (Libronix).

Bdk. Ro 2:4-5 - “(4) Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahanNya, kesabaranNya dan kelapangan hatiNya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan? (5) Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan.”.

4. Sedangkan gandum akan dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam lumbung

Ay 30: “kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku.’”.

Matius 13:43: “Pada waktu itulah orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka.”.

J. C. Ryle: “The saints and faithful servants of Christ shall receive glory, honor, and eternal life.” [= Orang-orang kudus dan pelayan-pelayan yang setia dari Kristus akan menerima kemuliaan, kehormatan dan hidup yang kekal.] - ‘Expository Thoughts on the Gospels: St. Matthew’ (Libronix).

C. H. Spurgeon: “Relieved of the cloud created by compulsory association with mere pretenders, ‘the righteous shall shine forth.’ The kingdom always was their Father’s, and now shall they be seen to be his heirs, and, in consequence, inheritors of his glory and joy. Till then they must be, to a great extent, concealed by those who intrude their unworthy presence, and keep them in a measure of darkness through the world-mixture. The intruders being removed by the angel executioners, ‘the righteous’ will gain a distinct manifestness of character, which will cause their excellence to be as clearly seen as the sun at noon-day. This is good hearing for them; and as they have ‘ears to hear’, let them hear it with delighted attention.” [= Dibebaskan dari awan yang diciptakan oleh perkumpulan yang harus terjadi dengan semata-mata orang-orang yang berpura-pura / munafik, ‘orang-orang benar akan bercahaya’. Kerajaan itu selalu adalah milik Bapa mereka, dan sekarang mereka akan terlihat sebagai pewaris-pewarisNya, dan karena itu pewaris-pewaris dari kemuliaan dan sukacitaNya. Sampai saat itu mereka harus, sampai pada suatu tingkat yang besar, tersembunyi oleh mereka yang memasukkan tanpa izin kehadiran mereka yang tidak layak, dan menyebabkan mereka terus ada dalam suatu ukuran kegelapan melalui campuran dunia itu. Setelah penyusup-penyusup itu disingkirkan oleh algojo-algojo malaikat, ‘orang benar’ akan mendapatkan suatu pertunjukan karakter yang berbeda, yang akan menyebabkan keunggulan / keindahan mereka menjadi terlihat sama jelasnya seperti matahari pada tengah hari. Ini merupakan pendengaran yang baik bagi mereka; dan karena mereka mempunyai ‘telinga untuk mendengar’, hendaklah mereka mendengarnya dengan perhatian yang menyenangkan.].

Pulpit Commentary: “‘Shine forth as the sun.’ An undoubted reference to the substance of Dan. 12:3.” [= ‘Bercahaya seperti matahari’. Suatu referensi yang tak diragukan pada bagian yang terpenting dari Dan 12:3.].

J. C. Ryle: “Let the believer in Christ take comfort when he reads this parable. Let him see that there is happiness and safety prepared for him in the great and dreadful day of the Lord. The voice of the archangel and the trump of God will proclaim no terror for him. They will summon him to join what he has long desired to see, a perfect Church and a perfect communion of saints. How beautiful will the whole body of believers appear, when finally separated from the wicked! How fine will the wheat look in the garner of God, when the tares are at length taken away! How brightly will grace shine, when no longer dimmed by incessant contact with the worldly and unconverted! The righteous are little known in the present day. The world sees no beauty in them, even as it saw none in their Master. ‘The world knoweth us not, because it knew him not.’ (1 John 3:1.) But the righteous shall one day ‘shine forth as the sun in the kingdom of their Father.’ To use the words of Matthew Henry, ‘their sanctification will be perfected, and their justification will be published.’ ‘When Christ who is our life shall appear, then shall ye also appear with him in glory.’ (Coloss. 3:4.)” [= Hendaklah orang-orang percaya kepada Kristus mendapatkan penghiburan pada waktu ia membaca perumpamaan ini. Hendaklah ia melihat bahwa di sana ada kebahagiaan dan keamanan yang disiapkan untuk dia pada hari Tuhan yang besar dan menakutkan itu. Suara dari penghulu malaikat dan sangkakala Allah tidak akan menyatakan ketakutan bagi dia. Mereka akan memanggil dia untuk bergabung dengan apa yang telah lama ingin ia lihat, suatu Gereja yang sempurna dan suatu persekutuan yang sempurna dari orang-orang kudus. Alangkah indahnya seluruh tubuh orang-orang percaya akan terlihat, pada waktu akhirnya dipisahkan dari orang-orang jahat! Alangkah bagus / murninya gandum terlihat di lumbung Allah, pada waktu lalang akhirnya disingkirkan! Alangkah terangnya kasih karunia akan bersinar, pada waktu tidak lagi diredupkan oleh kontak yang terus menerus dengan orang-orang duniawi dan orang-orang yang tidak / belum bertobat! Orang-orang benar tidak dikenal pada saat ini. Dunia tidak melihat keindahan dalam mereka, sama seperti mereka tidak melihat keindahan apapun dalam diri Guru / Tuan mereka. ‘Dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia.’ (1Yoh 3:1). Tetapi orang-orang benar suatu hari akan ‘bersinar seperti matahari dalam kerajaan Bapa mereka’. Menggunakan kata-kata dari Matthew Henry, ‘pengudusan mereka akan disempurnakan, dan pembenaran mereka akan diumumkan’. Pada waktu Kristus yang adalah hidup kita menyatakan diri, maka kamu juga akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan.’ (Kolose 3:4).] - ‘Expository Thoughts on the Gospels: St. Matthew’ (Libronix).

1Yohanes 3:1 - “Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia.”.

Kolose 3:4 - “Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamupun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan.”.

Calvin: “‘Then will the righteous shine.’ What a remarkable consolation! The sons of God, who now lie covered with dust, or are held in no estimation, or even are loaded with reproaches, will then shine in full brightness, as when the sky is serene, and every cloud has been dispelled. The adverb ‘then’ (τότε) is emphatic; for it contains an implied contrast between their present state and the ultimate restoration, by the expectation of which Christ animates those who believe in him.” [= ‘Pada waktu itulah orang-orang benar akan bercahaya’. Betul-betul suatu penghiburan yang luar biasa! Anak-anak Allah, yang sekarang terbaring tertutup dengan debu, atau tidak mempunyai nilai, atau bahkan dibebani dengan celaan-celaan, pada saat itu akan bersinar dalam terang yang penuh, seperti pada waktu langit cerah, dan setiap awan telah dihilangkan. Kata keterangan ‘pada waktu itu’ ditekankan; karena kata itu secara implicit mengandung suatu kontras antara keadaan mereka saat ini dan pemulihan terakhir, dengan pengharapan mana Kristus menghidupkan / menyemangati mereka yang percaya kepadaNya.].

Calvin: “In order to make a deeper impression on his hearers, our Lord unquestionably refers here to a passage in Daniel, (12:3,) ‘And they that are wise shall shine as the brightness of the firmament.’ ‘The Prophet,’ he seems to say, ‘when he predicts a future brightness, intimates also that there is a temporary obscurity: and so, if we admit the prediction, we ought to endure patiently that mixture which, for a time, classes the elect of God with the reprobate.’” [= Untuk membuat suatu kesan yang lebih mendalam kepada para pendengarNya, Tuhan kita secara tak diragukan menunjuk di sini pada suatu text dalam Daniel, (12:3), ‘Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala’. ‘Sang Nabi’, Ia kelihatannya berkata, ‘pada waktu ia meramalkan suatu kecerahan yang akan datang, juga menyatakan secara tidak langsung bahwa di sana ada suatu kekaburan sementara: dan karena itu, jika kita menerima / menganggap benar ramalan itu, kita harus menahan dengan sabar percampuran itu, yang untuk suatu masa, menggolongkan orang-orang pilihan Allah dengan orang-orang yang ditentukan untuk binasa / orang-orang jahat.].

Daniel 12:3 - “Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya.”.

Calvin: “By comparing this glory to the sun, he does not determine that it will be alike in all. As Christ now distributes his gifts variously among believers, in like manner will he crown these gifts (?) at the last day.” [= Dengan membandingkan kemuliaan ini dengan matahari, Ia tidak memastikan bahwa itu akan mirip / sama dalam semua orang. Sebagaimana Kristus sekarang mendistribusikan karunia-karuniaNya secara berbeda-beda di antara orang-orang percaya, secara sama Ia akan memakhkotai karunia-karunia ini (?) pada hari terakhir.].

Baca Juga: Perumpamaan Seorang Penabur (Matius 13:1-23)

Calvin: “‘The kingdom of the Father,’ as the inheritance of the godly, is contrasted with the earth, to remind them that here they are pilgrims, and therefore ought to look upwards towards heaven.” [= ‘Kerajaan Bapa’, sebagai warisan dari orang-orang saleh, dikontraskan dengan bumi, untuk mengingatkan mereka bahwa di sini mereka adalah musafir-musafir / pengembara-pengembara, dan karena itu harus memandang ke atas ke arah surga.].

Calvin: “The meaning therefore is, Though many wicked men now hold a high rank in the Church, yet that blessed day is assuredly to be expected, when the Son of God shall raise his followers on high, and remove every thing that now tends to dim or conceal their brightness. It is no doubt true, that the future glory is promised to none but those in whom the image of God already shines, and who are transformed into it by continued advances of glory.” [= Karena itu artinya adalah, Sekalipun banyak orang-orang jahat sekarang mempunyai suatu kedudukan yang tinggi di dalam Gereja, tetapi hari yang diberkati itu harus diharapkan tanpa keraguan, pada waktu Anak Allah akan meninggikan para pengikutNya di tempat tinggi, dan menyingkirkan segala sesuatu yang sekarang cenderung untuk meredupkan atau menyembunyikan terang mereka. Tidak diragukan bahwa merupakan sesuatu yang benar, bahwa kemuliaan yang akan datang dijanjikan tidak kepada siapapun kecuali kepada mereka dalam diri siapa gambar Allah sudah bersinar, dan yang diubahkan menjadi seperti itu oleh kemajuan-kemajuan / peningkatan-peningkatan kemuliaan yang terus menerus.].

Penutup / kesimpulan.

Tuhan memang menghendaki gandum untuk tumbuh bersama-sama dengan lalang. Tetapi tidak untuk selamanya akan seperti itu. Pada hari kedatangan Kristus yang keduakalinya gandum akan dipisahkan dari lalang. Gandum, orang-orang kristen yang sejati, akan masuk surga, tetapi lalang, orang-orang kristen KTP, akan masuk neraka, dan itu untuk selama-lamanya!

Untuk gandum ini suatu penghiburan, dan suatu dorongan untuk meneguhkan hati dalam mengikut Kristus, Tuhan kita.

Untuk lalang, ini suatu ancaman, dan suatu desakan untuk percaya Kristus dengan sungguh-sungguh, sebelum terlambat!

Kiranya Tuhan memberkati saudara sekalian.

Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div:  meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
-AMIN-
Next Post Previous Post