EKSPOSISI 1 KORINTUS 12:1-31(RUPA-RUPA KARUNIA, TETAPI SATU ROH DAN SATU TUBUH)
bisnis, gadget, otomotif |
I Korintus 12:1-6
1 Korintus 12: 1-3:
1) ‘Sekarang tentang ...’ (1 Korintus 12:1).
Ini menunjukkan bahwa Paulus mulai membahas thema yang baru, yaitu tentang karunia-karunia Roh Kudus, khususnya karunia bahasa Roh (1Kor 12-14).
Latar belakang pembahasan thema ini adalah adanya karunia-karunia Roh Kudus pada jemaat Korintus sehingga:
ada orang-orang yang menjadi sombong, dan lalu memamerkan karunianya (karunia bahasa Roh). Orang-orang Kharismatik jaman sekarang mengulang kesalahan jemaat Korintus abad pertama.
ada yang lalu menjadi rendah diri / iri hati kepada yang lain karena ia menerima karunia hanya sedikit.
adanya perpecahan karena karunia-karunia yang berbeda.
adanya karunia-karunia yang palsu, dsb.
Untuk menangani hal inilah maka Paulus menuliskan 1Kor 12-14.
Catatan: Pandangan ini bukanlah merupakan penafsiran dari orang-orang yang anti Kharismatik! Ini adalah pandangan dari John Calvin dan Charles Hodge yang hidup jauh sebelum adanya golongan Kharismatik!
2) 1 Korintus 12: 1 (NIV): ‘I do not want you to be ignorant’ (= aku tidak mau engkau tidak tahu).
Paulus berulang-ulang mengucapkan kalimat seperti ini (bdk. 10:1 11:3 Roma 11:25 1Tesalonika 4:13), dan ini menunjukkan:
pentingnya pengertian / pengetahuan tentang Firman Tuhan / hal-hal rohani. Orang yang tidak mengerti, apalagi yang salah mengerti, akan salah juga dalam sikap / tindakannya.
salahnya atau bodohnya orang yang tidak mencari pengertian / pengetahuan (bdk. Amsal 1:7b - orang bodoh menghina hikmat dan didikan).
Penerapan: berusahalah dengan tekun untuk mencari Firman Tuhan, yang sukar dan berat sekalipun. Rajinlah ikut Pemahaman Alkitab dan membaca Firman Tuhan / Kitab Suci di rumah setiap hari (saat teduh).
3) I Korintus 12:1: ‘Sekarang tentang karunia-karunia Roh’.
Lit: ‘Now about the spiritual .....’.
Ini bisa menunjuk pada ‘spiritual people’ (= orang-orang rohani), atau pada ‘spiritual gifts’ (= karunia-karunia rohani).
4) Dalam 1 Korintus 12: 2 Paulus mengingatkan mereka akan keadaan mereka dahulu.
a) ‘belum mengenal Allah’ (ay 2).
Lit: ‘nations’ (= bangsa-bangsa). Ini menunjuk kepada bangsa-bangsa non Yahudi.
NASB / NIV: ‘pagans’ (= orang-orang kafir).
Jadi, dahulu mereka adalah orang kafir.
Penerapan: semua orang kristen dahulunya adalah orang kafir! Kalau ada orang kristen yang mengaku sudah kristen sejak lahir, itu biasanya menunjukkan bahwa ia belum sungguh-sungguh kristen, karena kata-kata itu menunjukkan bahwa ia tidak mengerti arti pertobatan yang sejati.
b) ’ditarik’ (1 Korintus 12: 2).
Kata Yunani yang dipakai di sini sering dipakai untuk menunjuk kepada tawanan yang dibawa / digiring (bdk. Markus 14:44 15:16).
Jadi, Paulus menggambarkan orang Korintus dahulu sebagai penyembah berhala, bukan karena mereka sudah memikirkan tentang kebenaran penyembahan berhala, dan karena itu mereka lalu menyembah berhala. Tetapi mereka digambarkan sebagai orang yang tidak berdaya, yang digiring ke dalam penyembahan berhala.
Karena itu, Kitab Suci Indonesia menerjemahkan ‘tanpa berpikir ditarik’. Kata-kata ‘tanpa berpikir’ itu sebetulnya memang tidak ada, tetapi bisa diterjemahkan demikian karena arti dari kata bahasa Yunaninya.
Ini menunjukkan benarnya doktrin Total Depravity (= Kebejatan total) dari Calvinisme, karena ayat ini menunjukkan bahwa orang-orang yang ada dalam dosa tidak mampu berpikir dengan benar, dan tidak berdaya menghadapi dosa.
c) ’berhala yang bisu’ (I Korintus 12:2).
Berhala dikatakan ‘bisu’ untuk menunjukkan bahwa berhala itu mati dan tidak bisa berbuat apa-apa (bdk. Ulangan 4:28 Mazmur 115:4-8 135:15-18), dan karena itu adalah suatu kebodohan yang luar biasa kalau manusia mau menyembahnya (bdk. Yesaya 44:9-20 yang menunjukkan kebodohan penyembah berhala).
Dalam Perjanjian Lama terlihat dengan jelas bahwa penyembahan berhala adalah dosa yang paling dibenci oleh Allah, dan merupakan dosa yang membawa perpecahan dan kehancuran / pembuangan bagi bangsa Israel.
Dalam ay 2-3, berhala yang bisu / mati dikontraskan dengan Roh Kudus yang berkuasa untuk memberikan terang sehingga seseorang bisa percaya bahwa Yesus adalah Tuhan.
5) Ada perubahan / perbedaan antara dahulu dengan sekarang (1 Korintus 12: 2-3).
a) Dahulu, tanpa terang Roh Kudus, mereka menyembah berhala yang tidak bisa berbuat apa-apa. Sekarang, mereka mengakui Yesus sebagai Tuhan
Ini menunjukkan bahwa orang Kristen sejati pasti mengalami perubahan hidup! Kalau hidup saudara sekarang tidak berbeda sama sekali dengan hidup saudara dahulu, maka saudara jelas bukan orang Kristen sejati.
b) Perubahan itu terjadi karena pekerjaan Roh Kudus (I Korintus 12:3b).
Bandingkan dengan Matius 16:17 di mana Yesus mengatakan bahwa Petrus bisa mengakui Yesus sebagai Mesias / Anak Allah karena Allah menyatakan hal itu kepadanya.
Calvin:
“Hence it is necessary that we should be directed by the Spirit of God, or we should wander on for ever” (= Jadi mutlak dibutuhkan bahwa kita dipimpin / diarahkan oleh Roh Allah, atau kita akan mengembara selama-lamanya).
“All things that pertain to the true knowledge of God are the gifts of the Holy Spirit” (= Semua hal yang berhubungan dengan pengetahuan / pengenalan yang benar tentang Allah, adalah karunia-karunia dari Roh Kudus).
Jadi, bagian ini merupakan salah satu dasar bagi:
· doktrin Total Depravity (= Kebejatan Total), karena ayat ini menunjukkan ketidakmampuan manusia untuk mengenali dan mengakui Yesus sebagai Tuhan, kecuali kalau ada pekerjaan Roh Kudus dalam dirinya.
· doktrin Predestinasi, karena ayat ini menunjukkan bahwa seseorang percaya kepada Yesus atau tidak, bukan tergantung manusia itu sendiri (seperti yang diajarkan oleh ajaran Arminianisme), tetapi tergantung pada pekerjaan Roh Kudus. Jadi kalau Roh Kudus bekerja, orangnya akan percaya, dan sebaliknya kalau Roh Kudus tidak bekerja, maka orangnya tidak akan percaya. Lalu bagaimana Roh Kudus memilih orangnya di dalam diri siapa Ia mau bekerja? Tentu Ia memilih orangnya sesuai dengan Rencana Allah tentang pemilihan / Predestinasi (bdk. Efesus 1:4,5,11 Roma 9:10-24 Kis 13:48).
6) Pengakuan / anggapan / sikap tentang Yesus (1 Korintus 12: 3).
Ada 2 pengakuan / anggapan / sikap tentang Yesus di sini:
a) ’Terkutuklah Yesus’.
Ada beberapa kemungkinan tentang ucapan ini:
· ucapan ini dikeluarkan oleh orang-orang Yahudi yang menganggap Yesus sebagai penyesat.
· ucapan ini dikeluarkan orang yang menganggap Yesus terkutuk karena Ia disalib (bdk. Ul 21:23). Tetapi Galatia 3:13 menjelaskan bahwa Yesus terkutuk karena Ia sedang memikul kutuk yang seharusnya untuk kita. Memang kita hanya punya 2 pilihan: atau kita menganggap Yesus terkutuk (berdasarkan Ul 21:23), atau percaya bahwa Yesus terkutuk karena memikul kutuk kita (berdasarkan Galatia 3:13). Yang mana yang menjadi pilihan saudara?
· ucapan ini keluar dari mulut orang kristen yang dipaksa untuk menghujat Tuhan oleh orang-orang Yahudi [bdk. Kis 26:11 - ‘memaksanya untuk menyangkal imannya’ - bdk. NIV: ‘to force them to blashpheme' (= memaksa mereka untuk menghujat)].
· ucapan ini keluar dari mulut orang-orang yang berbahasa roh dalam kebaktian-kebaktian jemaat Korintus. Tetapi ternyata arti dari kata-katanya adalah suatu pengutukan terhadap Yesus, dan ini dianggap oleh mereka sebagai pekerjaan Roh Kudus. Karena itu maka di sini Paulus membetulkan anggapan mereka yang salah itu.
Saya paling setuju dengan penafsiran ini, karena penafsiran ini sesuai dengan kontex dari 1Kor 12-14 yang memang membahas penyalahgunaan bahasa roh.
b) ‘Yesus adalah Tuhan’.
· Nama ‘Yesus’ diberikan kepada Yesus waktu Ia menjadi manusia. Jadi ‘Yesus’ menunjukkan kemanusiaan Yesus. Sedangkan ‘Tuhan’ menunjukkan keilahian Yesus. Jadi kita harus percaya bahwa Yesus adalah Allah dan manusia!
· Ayat ini mengatakan bahwa tidak seorangpun bisa mengucapkan ‘Yesus adalah Tuhan’ selain oleh pekerjaan Roh Kudus. Ini tentu tidak berarti bahwa tanpa pekerjaan Roh Kudus, seseorang tidak bisa sekedar mengucapkan kata-kata itu! Kalau hanya sekedar mengucapkan, tentu saja bisa (bdk. Matius 7:21 dan Lukas 6:46 yang dengan jelas sekali menunjukkan bahwa orang-orang Kristen KTP itu bisa menyebut Yesus sebagai Tuhan). Yang dimaksudkan oleh ayat ini adalah: tidak ada orang yang bisa mengucapkan ‘Yesus adalah Tuhan’, dengan hati yang sungguh-sungguh percaya, tanpa pekerjaan Roh Kudus.
Jadi, jelaslah bahwa iman adalah anugerah dari Tuhan (bdk. Filipi 1:29).
· Ada orang yang mengartikan bahwa ‘mengakui Yesus adalah Tuhan’ sekedar berarti bahwa orangnya menghormati / meninggikan / memuliakan Yesus.
c) Ada orang yang beranggapan bahwa bagian ini berguna untuk menguji karunia:
Kalau karunia itu dari Roh Kudus, pasti orangnya meninggikan Kristus, karena itu memang merupakan fungsi Roh Kudus (bdk. Yohanes 16:14). Kalau orangnya mengabaikan, apalagi merendahkan, Kristus, maka karunianya bukan dari Roh Kudus.
Saya tidak setuju dengan penafsiran ini, karena sekalipun seseorang mempunyai karunia yang sejati, tetapi kalau ia sendiri tidak dikuasai oleh Roh Kudus, bisa saja ia menggunakan karunia itu bukan untuk kemuliaan Tuhan. Misalnya: pendeta yang betul-betul bisa berkhotbah, tetapi menggunakan karunianya untuk kepentingan dirinya sendiri. Jadi, saya beranggapan bahwa apakah seseorang meninggikan / mengabaikan / merendahkan Kristus, tidak bisa dijadikan dasar untuk menentukan asli tidaknya karunianya, tetapi bisa menunjukkan apakah ia dikuasai / dipenuhi oleh Roh Kudus atau tidak.
1) Ini adalah salah satu bagian Kitab Suci yang menampilkan ketiga pribadi dari Allah Tritunggal, karena ‘Roh’ (1 Korintus 12: 4) menunjuk pada Roh Kudus, ‘Tuhan’ (1 Korintus 12: 5) menunjuk pada Tuhan Yesus, ‘Allah’ (1 Korintus 12: 6) menunjuk pada Allah Bapa.
Bagian-bagian Kitab Suci yang lain yang juga menunjukkan ketiga pribadi dari Allah Tritunggal adalah: Mat 3:16-17 Matius 28:19 2Korintus 13:13 1Petrus 1:2 Wahyu 1:4.
Sesuatu yang perlu diperhatikan adalah bahwa Allah Bapa yang disebut sebagai Pribadi I dari Allah Tritunggal, tidak selalu disebutkan lebih dulu, dan demikian juga Roh Kudus yang disebut sebagai Pribadi ke III dari Allah Tritunggal, tidak selalu disebut terakhir (dalam ay 4-6 ini Roh Kudus malah disebut pertama!). Ini menunjukkan bahwa urut-urutan I, II dan III itu tidak menunjukkan tingkat / tinggi rendahnya mereka, tetapi hanya urut-urutan berdasar logika.
2) Rupa-rupanya jemaat Korintus bersikap sedemikian rupa sehingga karunia-karunia yang ada pada mereka justru menyebabkan perpecahan. Karena itu, disini Paulus justru menekankan kesatuan. Sekalipun karunia / pelayanan berbeda-beda, tetapi tetap harus bersatu!
I KORINTUS 12:7-11
1) Tiap orang Kristen pasti mempunyai karunia
a) 1 Korintus 12: 7: ‘kepada tiap-tiap orang dikaruniakan pernyataan Roh’.
Kata-kata ‘tiap-tiap orang’ bukan berarti ‘semua / setiap manusia’, tetapi berarti ‘semua / setiap orang Kristen yang sejati’. Ini terlihat dengan jelas karena dalam 1 Korintus 12: 12 dst Paulus menggambarkan mereka itu sebagai anggota-anggota tubuh Kristus.
Jadi, berbeda dengan ‘bakat’ yang ada pada setiap orang sejak ia lahir, maka ‘karunia’ hanya ada pada orang Kristen sejati, dan baru ada sejak ia percaya kepada Yesus.
Memang ‘karunia’ bisa berasal dari ‘bakat’ yang diubahkan oleh Tuhan menjadi karunia. Misalnya, orang yang mempunyai bakat menyanyi lalu diberi karunia menyanyi pada saat ia bertobat. Tetapi kadang-kadang karunia itu merupakan sesuatu yang sama sekali baru dalam hidup orang itu. Misalnya karunia bahasa roh, kesembuhan, dsb.
b) Tidak ada orang Kristen yang tidak mempunyai karunia sehingga ia tidak dibutuhkan dalam gereja. Karena itu, jangan sekali-kali menolak untuk melayani Tuhan dengan alasan bahwa saudara tidak mempunyai karunia sama sekali! Mengatakan ‘saya tak bisa melayani Tuhan’ atau ‘saya tidak mempunyai karunia’, pada hakekatnya sama dengan berkata ‘saya adalah orang kafir’ atau ‘saya bukan orang Kristen’.
Sebaliknya, juga tidak ada orang kristen yang mempunyai semua karunia yang ada sehingga ia tidak membutuhkan kerja sama dengan orang kristen yang lain (bdk. 1 Korintus 12: 21).
Semua ini menunjukkan bahwa Tuhan memang ingin semua orang Kristen berpartisipasi dan bekerja sama dalam melayani Dia!
c) Setiap orang Kristen mempunyai karunia-karunia yang berbeda ( I Korintus 12:8-10 ay 11 Roma 12:6-8).
Ini menyebabkan selalu ada hal-hal yang tidak bisa kita lakukan tetapi yang bisa dilakukan oleh orang Kristen yang lain, dan hal ini makin menunjukkan perlunya kita bekerja sama dengan orang kristen yang lain.
d) Tidak ada satu karunia pun yang harus dimiliki oleh setiap orang Kristen.
Jaman sekarang, banyak orang beranggapan bahwa semua orang Kristen harus mempunyai karunia bahasa roh. Tetapi pandangan ini jelas sekali bertentangan dengan ay 8-10 dan I Korintus 12: 29-30 yang jelas menunjukkan bahwa tidak semua orang diberi karunia bahasa roh!
2) Semua karunia adalah pemberian dari Roh Kudus menurut kehendakNya.
a) Semua karunia adalah pemberian dari Roh Kudus.
Dasarnya:
I Korintus 12:7: ‘penyataan Roh’.
NIV / NASB: ‘the manifestation of the Spirit’ (= manifestasi / perwujudan dari Roh).
Jadi, adanya Roh Kudus dalam diri orang Kristen menimbulkan manifestasi, yaitu adanya karunia-karunia.
· 1 Korintus 12: 8-10 menunjukkan secara jelas bahwa Roh Kuduslah yang memberi karunia-karunia itu.
· 1 Korintus 12: 11 mengatakan bahwa ‘semuanya itu dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan kepada tiap-tiap orang secara khusus, ...’.
Paulus menekankan hal ini untuk:
¨ menghancurkan kesombongan dari orang yang memiliki karunia yang hebat. Bagaimanapun hebatnya karunia yang ada pada kita, tidak seharusnya membuat kita menjadi sombong, karena karunia itu adalah pemberian Roh Kudus (bdk. 1Korintus 4:7).
¨ menekankan bahwa orang-orang Kristen harus bersatu dan bekerja sama, karena karunia-karunia itu merupakan pemberian dari Roh Kudus yang satu dan yang sama.
b) Roh Kudus memberikan karunia-karunia itu sesuai dengan kehendakNya (I Korintus 12:11,18 Roma 12:6).
Ada 2 hal yang bisa kita dapatkan dari hal ini:
· Adanya kehendak menunjukkan bahwa Roh Kudus itu adalah ‘seseorang yang berpribadi’. Jadi, Ia adalah ‘seseorang’, bukan ‘sesuatu’. Bandingkan ini dengan ajaran Saksi Yehovah yang mengatakan bahwa Roh Kudus bukanlah seseorang yang berpribadi, karena Roh Kudus itu hanyalah merupakan kuasa / kekuatan Allah.
· Orang Kristen tidak bisa pilih-pilih karunia sekehendaknya sendiri, karena pemberian karunia itu dilakukan sesuai kehendak Roh Kudus. Jadi, jelas kita tak bisa menghendaki supaya karunia kita ditukar dengan karunia yang lain, yang lebih kita senangi.
Pertanyaan yang sering dipersoalkan adalah: bolehkah orang kristen berdoa untuk meminta / berusaha untuk mendapatkan suatu karunia tertentu? Dan bisakah hal itu terjadi?
¨ Ada orang-orang yang menjawab: boleh / bisa.
Dasarnya:
v 1Korintus 12:31 dan 1Korintus 14:1 memerintahkan untuk berusaha memperoleh karunia-karunia yang terutama (lihat juga 1Korintus 14:12).
v 1Korintus 14:13 mengatakan bahwa orang yang mempunyai karunia bahasa Roh harus berdoa supaya kepadanya diberikan juga karunia penafsiran bahasa Roh.
¨ Ada juga orang-orang yang menjawab: tidak boleh / tidak bisa.
Dasarnya:
v Karunia diberikan sesuai kehendak Roh Kudus, bukan kehendak kita (1 Korintus 12: 11,18 Roma 12:6).
v Sejak kita percaya Yesus, kita adalah anggota tubuh Kristus, dan tugas / fungsi / kemampuannya jelas sudah ditetapkan mulai saat itu.
v Kata Yunani yang diterjemahkan ‘berusahalah untuk memperoleh’ dalam I Korintus 12: 31 & 14:1,12 bisa diterjemahkan ‘value highly’ (= nilailah tinggi / hargailah). Kalau kita memilih terjemahan ini, maka jelas bahwa ayat-ayat itu tidak menyuruh kita untuk berusaha mendapatkan, tetapi hanya menyuruh kita untuk menghargai karunia-karunia tertentu.
v 1Korintus 14:13 yang menyuruh orang yang mempunyai karunia bahasa Roh untuk meminta karunia penafsiran bahasa Roh, bisa dianggap sebagai satu-satunya perkecualian, karena 2 karunia itu memang merupakan suatu pasangan (ay 10b,30).
Sekalipun tak ada kepastian yang mutlak, tetapi saya condong pada pandangan ke 2 ini.
3) Tujuan pemberian karunia-karunia adalah untuk kepentingan bersama / gereja (I Korintus 12: 7 bdk. 14:5,12,17,26 Efesus 4:11-12 1Petrus 4:10).
Dari sini terlihat bahwa:
a) Karunia tak diberikan untuk dibuat sombong-sombongan / pameran, karena ini jelas tidak membangun siapa pun juga.
Bandingkan dengan banyak orang jaman ini yang menyombongkan / memamerkan ‘karunia bahasa Roh’ mereka.
b) Karunia tidak diberikan untuk kepentingan diri sendiri!
Bandingkan dengan banyak orang Kristen jaman ini yang beranggapan bahwa karunia bahasa Roh itu bisa membangun iman / menyucikan diri orang yang memilikinya! Pandangan ini jelas tak cocok dengan penggambaran orang-orang Kristen sebagai anggota-anggota tubuh Kristus, karena dalam suatu tubuh tidak ada anggota yang fungsinya hanya untuk dirinya sendiri!
Karunia diberikan supaya digunakan untuk membangun gereja / jemaat (14:12,26 Roma 12:6-8 1Timotius 4:14 2Timotius 1:6).
Ingat bahwa saudara akan dimintai pertanggungjawaban oleh Tuhan tentang karunia yang Ia berikan kepada saudara (bdk. Matius 25:14-30 - yang dimaksud dengan talenta sebetulnya bukan hanya karunia-karunia saja, tetapi juga mencakup hal-hal lain yang Tuhan berikan kepada kita. Tetapi karunia jelas termasuk pada talenta).
Karena itu, carilah apa karunia saudara (dengan banyak berdoa dan mencoba untuk melayani Tuhan dalam bermacam-macam bidang seperti: sekolah minggu, paduan suara, kepengurusan dsb), dan gunakanlah karunia itu!
4) Contoh-contoh karunia (1 Korintus 12: 8-10).
Banyak orang yang berdasarkan bagian ini, lalu mengatakan bahwa karunia-karunia yang ada hanya berjumlah 9 buah. Tetapi ini jelas merupakan pandangan yang salah, karena daftar ini jelas tidak mencakup semua karunia yang ada (yang jumlahnya tentu banyak sekali). Bandingkan dengan I Korintus 12:28 dan Roma 12:4-8 dimana terlihat adanya karunia-karunia yang lain yang tidak ada di dalam ay 8-10 ini.
Sekarang mari kita membahas contoh-contoh karunia itu satu persatu:
a) Karunia untuk berkata-kata dengan hikmat (I Korintus 12:8a), dan karunia untuk berkata-kata dengan pengetahuan ( I Korintus 12:8b).
Perlu diperhatikan bahwa karunia memberitakan Firman Tuhan selalu diletakkan di tempat teratas dalam daftar karunia (bdk. 1 Korintus 12: 28-30 Roma 12:6-8 bdk. 1Korintus 14:1), dan karena itu jelaslah bahwa ini adalah karunia yang paling penting!
b) Karunia iman (1 Korintus 12: 9a).
Yang dimaksud dengan ‘iman’ di sini, pasti bukan ‘saving faith’ (= iman yang menyelamatkan), karena ‘saving faith’ harus dimiliki oleh semua orang Kristen yang sejati, sedangkan karunia iman disini hanya dimiliki oleh orang-orang Kristen tertentu. Tentang apa artinya ‘iman’ di sini, ada beberapa pandangan:
· iman Mujizat.
· iman seperti dalam Ibrani 11:33-40.
· iman dalam doa (bdk. 1Korintus 13:2 Matius 17:19-20).
c) Karunia kesembuhan (I Korintus 12: 9b).
d) Karunia untuk mengadakan mujijat ( I Korintus 12:10a).
· Bandingkan dengan 2Korintus 12:12 dimana rasul-rasul dikatakan bisa melakukan mujijat untuk membuktikan kerasulan mereka.
· William Barclay menganggap bahwa karunia melakukan mujijat ini berarti karunia mengusir setan. Tetapi saya tak setuju dengan pandangan ini.
· Calvin mengatakan bahwa peristiwa dalam Kis 5:1-11 dimana Petrus ‘membunuh’ Ananias dan Safira, dan juga Kis 13:11 dimana Paulus membutakan mata seorang tukang sihir, merupakan contoh penggunaan karunia mujijat ini.
e) Karunia bernubuat (1 Korintus 12: 10b).
Ada 2 pandangan tentang arti dari karunia bernubuat ini:
· ini adalah karunia yang ada pada seorang nabi, yang menyebabkan ia bisa menyampaikan wahyu dari Tuhan.
· ini adalah karunia untuk mengerti Kitab Suci, mengajarkannya dan memberikan penerapannya dalam hidup sehari-hari (Calvin).
f) Karunia membedakan roh (I Korintus 12:10c).
Banyak orang jaman ini menganggap bahwa ini adalah karunia yang menyebabkan pemiliknya bisa mengetahui apakah suatu rumah, benda, dsb, ada roh jahatnya atau tidak.
Tetapi dalam Kitab Suci, kata ‘roh’ tidak selalu menunjuk pada roh manusia ataupun roh jahat. Misalnya dalam 1Timotius 4:1 dan 1Yoh 4:1-3 jelas terlihat bahwa kata ‘roh’ menunjuk pada seorang pengajar firman. Karena itu, boleh dikatakan semua penafsir Kitab Suci menganggap bahwa karunia membedakan roh artinya adalah karunia yang menyebabkan seseorang bisa membedakan antara hamba Tuhan yang sejati dan seorang nabi palsu, atau antara orang kristen yang sejati dan orang kristen yang palsu.
g) Karunia bahasa roh dan karunia menafsirkan bahasa roh (I Korintus 12: 10d).
Perhatikan bahwa 2 karunia ini selalu diletakkan pada akhir daftar (ay 8-10 ay 28 1 Korintus 12: 29-30). Mengapa selalu diletakkan pada akhir daftar? Ada macam-macam jawaban:
· Itu diletakkan pada akhir daftar, bukan karena itu adalah yang terkecil, tetapi karena itu adalah problem yang sedang dibahas oleh Paulus.
· Itu diletakkan pada akhir daftar karena itu terlalu dihargai dan dipamerkan oleh orang-orang Korintus (Hodge).
· Itu diletakkan pada akhir daftar karena itu adalah karunia yang terkecil / terendah!
Saya setuju dengan penafsiran ini, karena karunia bahasa roh memang tidak bisa membangun siapapun (karena tidak ada yang bisa mengertinya), kecuali kalau karunia bahasa roh itu dibarengi dengan adanya karunia penafsiran bahasa roh.
I KORINTUS 12:12-31
1 Korintus 12:12:
1) Ay 12: ‘demikian pula Kristus’.
Dari seluruh kalimat ay 12 ini terlihat dengan jelas bahwa yang dimaksud dengan ‘Kristus’ di sini bukanlah Yesus, tetapi gereja.
Jadi di sini, untuk memperjelas kebenaran yang sudah ia ajarkan dalam ay 7-11, Paulus lalu menggambarkan gereja sebagai suatu tubuh (bdk. Roma 12:4-5).
Catatan: Paulus mempunyai 2 macam penggambaran gereja sebagai tubuh:
· dalam Efesus 4:11-16 / Efesus 5:23 / Kolose 1:18, gereja digambarkan sebagai tubuh (tanpa kepala), sedangkan Kristus digambarkan sebagai kepalanya.
· dalam 1Korintus 12:12-31 / Roma 12:4-5, gereja digambarkan sebagai tu-buh (termasuk kepala!). Ini terlihat dengan jelas dalam 1Kor 12:16,17,21 yang mencakup telinga, mata, pendengaran, penciuman dan kepala.
2) Ayat ini menekankan kesatuan dari banyak anggota-anggota yang berbeda satu sama lain. Perbedaan apapun yang ada di antara kita (orang-orang kristen), tidak boleh menjadi penghalang kesatuan di antara kita.
1) ’dalam satu Roh ... dibaptis’ dan ‘minum dari satu Roh’.
Ada 2 macam penafsiran tentang bagian ini:
a) Calvin menganggap bahwa kata ‘baptis’ di sini menunjuk pada baptisan air, dimana seseorang menerima Roh Kudus. Sedangkan Calvin beranggapan bahwa kata ‘minum’ menunjuk pada Perjamuan Kudus.
b) Baik kata ‘baptis’ maupun ‘minum’ sama-sama menunjuk pada baptisan Roh Kudus.
Catatan: baptisan Roh Kudus adalah penerimaan Roh Kudus oleh seseorang. Ini hanya bisa terjadi 1 x seumur hidup, dan ini tak boleh dicampuradukkan dengan kepenuhan Roh Kudus.
Saya setuju dengan pandangan ini.
2) Dalam suatu peristiwa baptisan, selalu ada 3 faktor yaitu:
· pembaptis.
· zat yang dipakai untuk membaptis.
· orang yang dibaptis.
Dalam peristiwa baptisan air, maka pembaptisnya adalah Pendeta, zat yang dipakai untuk membaptis adalah air, dan yang dibaptis adalah orang yang menjadi orang kristen.
Sedangkan dalam peristiwa baptisan Roh Kudus:
a) Pembaptisnya adalah Yesus (Matius 3:11 Yohanes 1:33).
Istilah ‘Baptisan Roh Kudus’ (Baptism of the Holy Spirit) sering menimbulkan kesan yang salah, seolah-olah pembaptisnya adalah Roh Kudus. Tetapi 2 ayat tersebut di atas jelas sekali menunjukkan bahwa pembaptisnya adalah Yesus, bukan Roh Kudus.
b) ’Zat’ yang dipakai untuk membaptis adalah ‘Roh Kudus’.
Ini terlihat dari ay 13 - ‘dalam satu Roh’.
KJV / RSV / NIV/ NASB: ‘by one Spirit’ (= oleh satu Roh).
Terjemahan ini salah karena menunjukkan bahwa pembaptisnya adalah Roh Kudus.
ASV menterjemahkan ‘in one Spirit’ (= dalam satu Roh)
Dalam Kitab Suci ada 7 ayat yang berbicara tentang baptisan Roh Kudus:
KJV RSV NIV NASB ASV K.S. Indonesia
Mat 3:11 with with with with in dengan
Mark 1:8 with with with with in dengan
Luk 3:16 with with with with in dengan
Yoh 1:33 with with with in in dengan
Kis 1:5 with with with with in dengan
Kis 11:16 with with with with in dengan
1Kor 12:13 by by by by in dalam
Semua ini menterjemahkan kata depan bahasa Yunani EN (kecuali dalam Mark 1:8 dimana kata depan EN itu tidak ada). Kata depan EN memang bisa mempunyai banyak arti seperti: in (= dalam), by (= oleh), with (= dengan). Kita tak boleh memilih terjemahan by (= oleh), karena akan menunjukkan Roh Kudus sebagai pembaptis, sehingga akan bertentangan dengan Mat 3:11 dan Yoh 1:33 yang menunjukkan bahwa pembaptisnya adalah Yesus. Pemilihan kata by (= oleh) oleh KJV / RSV / NIV / NASB dalam menterjemahkan kata depan EN dalam 1Kor 12:13 adalah sesuatu yang tidak konsekwen, karena dalam 6 ayat yang lain mereka selalu menterjemahkan dengan with (= dengan), kecuali dalam Yoh 1:33 dimana NASB menterjemahkan EN dengan in (= dalam). Kita boleh memilih terjemahan with (= dengan), atau in (= dalam), dan yang manapun dari 2 kata ini yang kita pilih, tetap menunjukkan Roh Kudus sebagai ‘zat’ yang digunakan untuk membaptis.c) Yang dibaptis adalah: ‘kita semua’ (1 Korintus 12: 13).
Jadi, semua orang kristen sejati telah dibaptis dengan Roh Kudus / menerima Roh Kudus (Yoh 7:38-39 Efesus 1:13 Roma 8:9).
Baptisan Roh Kudus ini memasukkan kita ke dalam satu tubuh Kristus! (ay 13 - ‘telah dibaptis menjadi satu tubuh’), dan karena itu kita semua adalah satu dalam Kristus, dan tak boleh lagi ada tembok pemisah di antara kita (ay 13 bdk. Gal 3:28), baik yang disebabkan kebangsaan, tingkat ekonomi / sosial, usia, jenis kelamin, karunia, jabatan, organisasi (merk gereja), aliran / pandangan.
Bagian ini melarang orang kristen untuk merasa minder / rendah diri ataupun iri hati, karena adanya orang kristen lain yang mempunyai banyak karunia yang hebat-hebat.
Argumentasi Paulus:
1) Tubuh terdiri dari banyak anggota (1 Korintus 12: 14). Anggota yang kurang penting, tetap termasuk dalam tubuh (I Korintus 12:15-16), sehingga tidak perlu merasa minder / rendah diri
2) Kalau tubuh hanya terdiri dari satu anggota, maka itu bukan tubuh tetapi suatu monster (1 Korintus 12: 17)! Bandingkan dengan suatu gereja di mana semua orangnya menjadi pendeta, atau suatu kepengurusan di mana semua orangnya menjadi ketua! Ini pasti tidak lagi bisa disebut gereja / kepengurusan!
Karena itu, janganlah iri hati dengan karunia orang lain, dan jangan ingin menjadi seperti orang lain, karena kalau semua orang dalam gereja menjadi seperti orang itu, gereja itu pasti tidak lagi bisa disebut gereja!
3) Setiap anggota mempunyai tempat yang khusus dalam tubuh (1 Korintus 12: 18).
a) Ay 18 ini menunjukkan bahwa Allah mempunyai rencana tentang pelayanan setiap orang Kristen (bdk. Efesus 2:10).
Karena itu, dalam hidup kita, kita wajib untuk mencari dan menemukan pelayanan / posisi yang Allah kehendaki bagi kita
Karena itu dalam mencari pelayanan, jangan asal melayani sesuai keinginan / kesenangan saudara sendiri, ataupun sekedar melayani karena desakan orang lain, tetapi perhatikan 2 hal yaitu:
· karunia saudara.
Ini penting karena Allah tidak mungkin menghendaki saudara melayani dalam sesuatu hal, tanpa memberikan karunia yang memungkinkan saudara melakukan hal itu dengan baik.
· kebutuhan gereja.
Ini bisa merupakan panggilan bagi saudara untuk melayani, tetapi saudara tetap harus memperhatikan apakah saudara mempunyai karunia untuk mengisi kebutuhan gereja itu
b) Karena kita mempunyai tempat khusus dalam tubuh, kita tidak boleh merasa minder / rendah diri! Ingatlah bahwa tempat saudara ini tak bisa digantikan oleh orang lain, sama seperti tak ada anggota tubuh manapun yang bisa menggantikan posisi salah satu jari kita.
Karena itu, kita harus puas dengan karunia yang ada pada kita, dan kita harus berfungsi sesuai dengan karunia itu.
Kalau kita menempati tempat orang lain, maka justru akan terjadi kekacauan.
Illustrasi: arloji kecil yang ingin menempati posisi lonceng kota justru akhirnya sama sekali tak berguna, karena tak bisa dilihat oleh siapapun.
1) Kontras dengan I Korintus 12:14-20, bagian ini melarang kesombongan, perasaan superior / lebih hebat dari yang lain, sikap merendahkan orang lain, perasaan tak butuh orang lain dsb (1 Korintus 12: 21).
Mata memang lebih penting dari tangan, dan kepala lebih penting dari kaki, tetapi mata / kepala tetap membutuhkan tangan / kaki.
Penerapan: apakah saudara sering menganggap diri saudara sendiri sangat penting dan orang-orang tertentu dalam gereja sebagai orang yang tidak penting / tidak dibutuhkan? Kalau ya, bertobatlah dari sikap itu!
2) 1 Korintus 12: 22-24:
a) Anggota-anggota yang nampaknya paling lemah, sebetulnya adalah yang paling dibutuhkan (1 Korintus 12: 22).
Contoh: otak, jantung, mata adalah anggota-anggota yang lemah, tetapi paling penting!
Penerapan: mungkin dalam gereja ada orang-orang yang kelihatannya tidak pandai, tidak bisa berdebat, tidak berkarunia untuk melakukan pelayanan yang hebat-hebat, tetapi yang terus menerus berdoa bagi gereja. Orang-orang seperti ini kelihatannya lemah, tetapi sebetulnya paling penting bagi gereja!
b) Dalam tubuh, anggota-anggota yang kurang terhormat justru dihormati secara khusus, dan anggota-anggota yang tidak elok justru diberi perhatian khusus.
Contoh: rambut, kuku, ketiak jelas merupakan anggota-anggota yang tak terlalu penting atau tak elok, tetapi justru kita beri minyak wangi / minyak rambut, cat kuku dsb. Perhatian semacam ini tak pernah kita berikan kepada lutut, yang jelas merupakan anggota yang lebih penting!
Kesimpulan: dalam tubuh, anggota yang lemah / tak terhormat / tak elok tidak diabaikan, tetapi sebaliknya tetap diperhatikan. Dan karena itu, dalam gereja kita juga tak boleh mengabaikan orang tertentu!
3) I Korintus 12:24b-25 mengkontraskan antara ‘perpecahan’ dengan ‘saling memperhatikan / membutuhkan’, dan karena itu bisalah disimpulkan bahwa kalau dalam suatu gereja ada perasaan acuh tak acuh, atau perasaan tak butuh satu terhadap yang lain, maka gereja itu sebetulnya sudah mengalami perpecahan!
4) 1 Korintus 12: 26 melarang sikap acuh tak acuh dan iri hati.
Dalam kenyataannya, kalau ada orang kristen yang menderita, maka banyak orang kristen yang lain yang bersikap acuh tak acuh. Sebaliknya kalau ada orang kristen menerima berkat tertentu, banyak orang kristen lain yang iri hati. Ini berbeda sekali dengan apa yang terjadi dalam suatu tubuh. Dalam suatu tubuh:
a) Kalau satu anggota menderita, yang lain ikut menderita.
Contoh: kalau kaki tertusuk duri, maka semua anggota yang lain ikut menderita, dan ikut berusaha menolong.
b) Kalau satu anggota dihormati, yang lain akan ikut bersukacita.
Contoh: kalau leher dikalungi medali, atau kalau tangan diberi piala, maka anggota yang lain tak akan iri hati, tetapi sebaliknya, ikut bersukacita
1) Di sini terlihat adanya jabatan-jabatan / karunia-karunia yang berbeda-beda dalam gereja (1 Korintus 12: 28). Tak ada jabatan / karunia yang diberikan kepada semua orang (ay 29-30)
2) ’melayani’ (1 Korintus 12: 28b). Ini salah terjemahan!
NASB: ‘helps’ (= pertolongan-pertolongan)
Mungkin ini menunjuk pada karunia yang seharusnya ada pada diaken, yang pelayanannya adalah menolong orang-orang yang miskin.
1) ’Karunia-karunia yang paling utama’. Ini lagi-lagi merupakan terjemahan yang kurang tepat!
NIV/NASB/Lit: ‘the greater gifts’ (= karunia-karunia yang lebih besar).
2) Kata Yunani yang diterjemahkan ‘berusahalah memperoleh’ (ay 31 bdk. 14:1,12), bisa diterjemahkan ‘value highly’ (= hargailah / nilailah tinggi). Kalau kita memilih terjemahan ini, maka ayat ini (dan juga 14:1,12) tidak mengajar kita untuk mencari / berusaha memperoleh karunia-karunia tertentu, tetapi hanya mengajar kita untuk menghargai karunia-karunia tertentu (yang lebih penting).
Jadi, rupa-rupanya karena orang Korintus jaman itu sangat meninggikan / menyanjung karunia bahasa Roh, yang sebetulnya tidak / kurang penting, maka Paulus lalu menyuruh mereka untuk menghargai karunia yang lebih penting, yaitu karunia bernubuat (14:1).
3) Kata-kata ‘jalan yang lebih utama lagi’ menunjuk pada jalan kasih yang akan dijelaskan oleh Paulus dalam 1Korintus 13. Ini menunjukkan bahwa sekalipun karunia-karunia itu adalah sesuatu yang penting, tetapi ada sesuatu yang lebih penting, yaitu kasih, dan tanpa kasih, karunia-karunia yang bagaimanapun hebatnya tidak akan ada gunanya (bdk. 1Korintus 13:1-3). EKSPOSISI 1 KORINTUS 12:1-31(RUPA-RUPA KARUNIA, TETAPI SATU ROH DAN SATU TUBUH)