PENGERTIAN KASIH DALAM ALKITAB

PENGERTIAN KASIH DALAM ALKITAB
gadget, bisnis, keuangan

Secara umum, “kasih” dapat diartikan sebagai suatu keadaan di mana adanya perasaan sayang, merasa suka kepada sesuatu baik itu kepada manusia maupun kepada benda-benda.

Secara sepintas, kata “kasih” juga mempunyai arti yang sama dengan kata “cinta” yang berarti ada rasa suka, sayang, berharap dan ingin kepada sesuatu .

Kata “kasih” dan “cinta” mempunyai unsur yang sama, tetapi kata “kasih” itu lebih dalam dari pada “cinta” karena mencintai hanya dapat dilakukan kepada sesuatu atau seseorang yang sudah atau pernah dilihat/dikenal, sedangkan mengasihi dapat dilakukan kepada sesuatu yang belum pernah dilihat/dikenal.

Bagi orang Junani ada tiga kata yang dipakai untuk istilah kasih , yaitu :

a. Storge (Ϭτοργη), yaitu kasih dalam keluarga terutama kasih ibu kepada anaknya.

b. Filia (ϕιλια), yaitu kasih dalam persahabatan, kasih di antara teman-teman.

c. Eros (έρος), yaitu kasih yang tertarik kepada sesuatu karena hal itu dianggap baik atau bermanfaat, misalnya kasih seksual atau kasih akan cita-cita yang tinggi

Bagi orang Ibrani, kata “Kasih” adalah dari kata a. “Ahbebh” ( ב ה א ,( yaitu kasih dalam persabahabatan, lezat dan nikmat atau kata lain “cinta” b. “Hesed” (ה ד ס ,(yang berarti kasih terhadap orang lemah. Diperlihatkan kasih itu melalui penegakan hukum kepada setiap pergaulan hidup manusia, baik terhadap janda maupun terhadap orang asing.

II. Arti Kasih Allah Dalam Alkitab

Berbicara tentang kasih ada banyak terdapat dalam Alkitab. Alkitab mengajarkan bahwa kasih merupakan sesuatu yang harus kita kembangkan. Kasih bukan sekedar keinginan berbuat baik, melainkan keputusan dan sikap melakukannya karena Allah mengasihi kita, maka kita yang sudah mengalami kasih, yaitu anugerah, belas kasihan, kebaikan dan pertolongan-Nya, seharusnya mengasihi orang lain meskipun kita harus berkorban untuk itu. Di bawah ini akan diuraikan bagaimana kasih dalam Perjanjian Lama maupun dalam Perjanjian Baru.

1.Kasih Dalam Perjanjian Lama ( PL)

Dalam Bahasa Ibrani kata “kasih” yang dihubungkan dengan kasih Allah adalah kata “Ahab”(ב ה א ( yang berarti “kasih, mengasihi yang juga mencakup pengertian kasih mengasihi dalam persahabatan” ( 1 Sam 18 bnd 2 Samuel 13:15). Penggunaan kata ini dalam hubungannya dalam “kasih” adalah bahwa Allah mengasihi manusia supaya manusia mengasihi Allah (Israel menjadi anak Allah) Keluaran 20:2; 4:22. Kasih Allah menumbuhkan kasih manusia, dan di situlah terdapat kasih Allah (Hesed), yang mengasihi orang-orang lemah (Keluaran 2 : 20).

Dalam hal ini, manusia dituntut untuk mengasihi sesamanya seperti yang terdapat dalam Imamat 19 : 18 dan juga orang asing. Kasih Allah mengharapkan jawaban dari orang yang dikasihi-Nya. Oleh sebab itu dalam PL didapat kasih manusia serta kasih Allah kepada beribu-ribu orang yang mengasihinya (Keluaran 20:6 bnd Hakim 5:31). Dalam Ulangan 30:6, karena tindakan Allah yang tumbuh di hati manusia itulah sehingga manusia mengasihi Allah (bnd. Jeremia 31:31, 34)

2. Kasih Dalam Perjanjian Baru (PB)

Dalam Kekristenan istilah “kasih” adalah yang bersumber dari Allah itu sendiri dan biasa disebut kasih Agape. Agave adalah istilah Yunani (αγαπη) yang berarti cinta yang tidak mementingkan diri sendiri, atau cinta tanpa batas, atau cinta tanpa syarat. Kasih agape tidak pernah egois. Dalam tradisi Kristen, agape berarti cinta yang bersifat total, yang diidentikkan dengan cinta Tuhan terhadap ciptaan-Nya.

Kasih Agape mempunyai dua ciri khusus, yaitu : 

a. Kasih yang tidak memperhitungkan jasa 

b. Kasih yang mencari untuk memberi. 

Dalam 1 Yohanes 4:8 dikatakan bahwa (Allah adalah Kasih), yang berarti bahwa kasih merupakan salah satu sifat yang pokok dari Allah. Allah yang tidak berawal dan tidak berakhir, maka kasih-Nya itu tidak terbatas

Dasar etika Kristen adalah Kasih Allah yang menerima manusia sebagai anak-anak-Nya secara cuma-cuma. Allah mengasihi manusia walaupun manusia itu berdosa dan memberontak kepada-Nya . Allah yang penuh kasih telah membebaskan manusia dengan harga yang tinggi sekali, yaitu melalui anak-Nya yang tunggal Jesus Kristus. Ia menjadi manusia, menderita dan sampai dibunuh di kayu salib dan dikubur.

Dalam Alkitab, ungkapan tentang “Kasih” itu adalah yang lebih dahulu diberikan oleh Allah kepada manusia. Manusia mendapat puncak kasih Allah dalam diri Jesus Kristus ( Yohanes 3:16). Hidup orang Kristen didasarkan atas iman dan kasih Allah yang memanggil untuk hidup di dalamnya. Hidup dalam kasih mendorong orang Kristen untuk saling menolong sebagai refleksi iman ( Yakobus 2:26). 

Kasih kepada Allah terdiri dari persekutuan dengan-Nya, syukur dan pujian kepada-Nya yang disertai dengan ketaatan. Kasih kepada Allah itu diwujudkan dalam kasih kepada sesama manusia. Jikalau seorang berkata : “Aku mengasihi Allah dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barang siapa yang tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah yang tidak dilihatnya” (1 Yohanes 4:20).

Malcom brownle membagi kasih dalam kekristenan itu atas 10 bagian (aplikasi kasih Kristen) yaitu :

1. Kasih orang Kristen sebagai tanggapan kepada kasih Allah ( 1 Yohanes 4:11). Jesus berkata : “Inilah perintahKu, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu”. Langah pertama dalam mengasihi adalah membuka diri kepada kasih Tuhan. Kasih Allah dinyatakan dalam perinyahNya yang paling nyata dalam diri Jesus Kristus

BACA JUGA: MATIUS 22:37-40 (HUKUM YANG TERUTAMA)

2. Kasih dalam Kekristenan adalah kasih dalam persekutuan. Yang pokok bukanlah pribadi atau ego tetapi kebersamaan kita. Jesus menceritakan perumpamaan orang Samaria yang baik hati ( Lukas10:24-37). Untuk menunjukkan bahwa kita harus menjadi sesama bagi orang lain.

3. Kasih Kristen ialah perhatian kepada orang lain. Dalam rasa kasih itu berarti kita menyamakan diri dengan orang lain, baik dalam kebutuhan, pengharapan, kecemasan dan kegembiraannya.

4. Kasih berarti memberikan diri kepada orang lain, mengutamakan kebutuhan orang lain daripada kebutuhan diri kita sendiri.

5. Kasih dalam Kekristenan diberikan tanpa pamrih. Pemberian kasih itu bukan dengan menuntut balasan ( Lukas 14:12-24) dari orang yang dikasihi. Dalam hubungan kasih biasa, perbuatan baik tentang mengharapkan balasannya, akan tetapi dalam Kekristenan, kasih itu tetap bertahan meskipun orang lain itu tidak membalasnya kepada kita.

6. Kasih Kristen tidak berdasarkan jasa, kelas sosial, suku, bangsa atau keluarga orang yang dikasihi. Kasih itu tidak membedakan kebajikan dan kebutuhan orang lain. “ Allah memberikan kasihNya kepada orang jahat dan orang yang tidak benar” ( Matius 5:45). Cara ini berada dari kebiasaan manusia yang mengasihi seseorang berdasarkan kebaikan, keantikan, kepandaian.

7. Kasih dalam Kekristenan itu tidak menghakimi. Dalam Matius 7:1, Yesus berkata :”jangan kamu menghakimi supaya kamu juga tidak dihakimi.” Menghakimi orang lain berarti menganggap diri sendiri lebih baik dari padanya. Sikap ini menjadi halangan antara yang satu dengan yang lain.

8. Kasih Kristen adalah pengampunan. Sama seperti dosa kita yang telah diampuni oleh Allah, maka kita juga wajib mengampuni kesalahan orang lain kepada kita. Tujuan pengampunan itu adalah pendamaian.

9. Kasih Kristen timbul dari batin seseorang yang diwujudkan dalam perbuatan yang konkret. Kasih yang hanya berdasarkan belas kasihan, bukanlah kasih sejati. Kasih sejati itu harus terwujud dalam perbuatan dan dalam kebenaran di mana tidak didasarkan atas belas kasihan atau tertarik saja kepada orang lain, tetapi harus dengan kemauan bulat dari seluruh diri kita dengan meneladani Kristus ( Yohanes 3:17-18).

10. Kasih itu “setia”, sabar menunggu segala sesuatu, tidak berkesudahan ( I Korintus 13 :17-18). Kasih sejati bukan jatuh cinta, tetapi tinggal dalam cinta itu sendiri.

Jika manusia menunjukkan kasih dengan cara seperti Yesus- dengan tidak mementingkan diri, memberi diri kita untuk mengasihi orang lain dengan sepenuh hati maka kita sesungguhnya mengenal kasih Kristus.

Kasih Merupakan Inti/pokok Kekristenan

Dalam perkataan Jesus, kasih adalah sikap yang harus mewarnai setiap perbuatan orang Kristen. Yesus menyimpulkan Hukum Taurat dalam hukum kasih. Dalam percakapan Jesus dengan orang-orang Farisi yang mempersoalkan apakah yang terutama dalam Hukum Taurat, Jesus menjawab: “ Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu adalah : Kasihilah sesamamu manusia sama seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergabung seluruh Hukum Taurat dan kitab para nabi (Matius 22:37-40, Markus 12-28-34; Lukas 0;25-28).

BACA JUGA: KEUNGGULAN, MOTIVASI DAN KARAKTERISTI KASIH (1 KORINTUS 13:1-13)

Rasul Paulus menulis : barang siapa mengasihi sesamanya, ia sudah memenuhi Hukum Taurat” (Roma 13:8). Jika kita mewujudkan kasih dalam perbuatan kita, kita telah menuruti tuntunan Allah. Kasih itu adalah Hukum Taurat yang diajarkan oleh Jesus “ Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi” ( Yohanes 13 :34).

Dalam etika Kristen, kasih berhubungan erat dengan juru selamat yang telah rela menyerahkan hidupNya untuk manusia dan dihukum di kayu salib. Pelayanan-Nya meresap kedalam kehidupan kita dan membebaskan kita supaya bisa melayani orang lain, kasih adalah buah Roh yang pertama (Galatia 5:22). Sama seperti kasih Allah, demikian juga kasih manusia bukanlah suatu kecenderungan, perasaan atau suasana batin, melainkan kasih yang berwujud nyata dalam perbuatan.( bnd I Tesalonika 1:3).

Kasih yang berorientasi kepada sesamanya itu tidaklah mencari kepentingan sendiri, melainkan melibatkan diri demi orang lain ( I Koirintus 13:5). G. Dehn seperti yang dikutip J.J. de Heer mengatakan bahwa “ mengasihi Tuhan” berarti menyerahkan kehendak kita kepada Tuhan. Sedangkan E. Jenni mengatakan bahwa dalam KITAB ULANGAN. “ mengasihi Tuhan” berarti kesetiaan kepada Tuhan yang telah rela menegakkan perjanjian-Nya dengan Israel atau kita. Seorang yang mengasihi Tuhan dengan segenap hati adalah orang yang selalu taat dan setia kepada Tuhan.

Hukum kasih yang sama dengan “ mengasihi Tuhan” adalah “ mengasihi sesama” manusia (Matius 22:39 bnd. Imamat 19:18), yang berarti mengusahakan apa yang baik dan apa yang berguna baginya, sama seperti kita mencari apa yang baik dan berguna bagi diri kita sendiri. Kita harus mengasihi sesama kita tanpa memandang bulu, tetapi arena ia merupakan ciptaan Tuhan, apabila kita mengasihi Tuhan maka patutlah kita mengasihi ciptaan-Nya.

Malcolm Brownlee mengatakan ada empat unsur kasih Kristus yang mempengaruhi pekerjaan orang Kristen dalam masyarakat, yaitu :

a. Kasih berarti pengahargaan kepada kehidupan setiap orang. Kasih tidak tergantung kepada jasa, kelas sosial, sikap atau pekerjaannya. Kita mengasihi lepas dari sifatnya yang baik dan buruk.

b. Kasih bukan sikap batin saja tetapi perlu diwujudkan dalam perbuatan yang kongkret. Kasih tidak sama dengan perbuatan baik saja ( bnd I Korintus 13:3).

c. kasih berarti kepekaan kepada kebutuhan dan penderitaan kita, kalau kita mengasihi orang lain, kita akan merasakan sukacita dan kekecewaan mereka.

d. kasih yang sejati tidak terbatas kepada kaum kerabat atau kawan-kawan kita. Menurut Jesus, sesama kita adalah siapa saja yang memerlukan perhatian kita, sama seperti orang Samaria yang menolong orang Jahudi

Kasih kepada allah dan kasih kepada sesama manusia adalah dua perintah yang bersama-sama menjadi “dwi tunggal”. Immanuel Kant, seperti yang dikutip J. Verkuyl mengatakan “kasih kepada Allah terdapat di dalam kasih kepada manusia”, juga Albert Ritshcel mengatakan “kasih kepada Allah tidak dapat berdiri”. Kasih kepada Allah dinyatakan kepada kasih sesama manusia .

BACA JUGA: EKSPOSISI 1 KORINTUS 13:1-13 (KASIH)

Kasih dalam kekristenan yang dalam arti agape adalah yang paling mulia, karena ia mampu melebihi unsur-unsur kasih lainnya. Dalam Lukas 6:35 Jesus mengatakan untuk “mengasihi musuh” yang dimaksud musuh di dalam konteks ini adalah baik musuh pribadi, maupun musuh dalam arti religious. Musuh adalah “orang yang menganiaya” kamu (Matius 5:44) atau yang membenci, mengutuk dan mencaci –maki kamu (Lukas 6:27). Hal itu berarti bahwa kasih dalam kekristenan itu tidaklah bergantung kepada pertimbangan-pertimbangan hati atau secara naluri. 

Kasih agape mengasihi tanpa memperhitungkan keuntungan dan tanpa membatasi diri hanya pada kelompok-kelompok tertentu saja .

Kesimpulan

1. Hakikat Kasih secara umum adalah yang diberikan kepada sesuatu atau seseorang dengan berdasarkan hubungan-hubungan tertentu atau karena mempunyai ikatan.

2. Dari Kekristenan kasih itu adalah kasih Agape yaitu yang bersumber dari Allah sendiri dan puncaknya adalah dalam diri Yesus Kristus yang telah menjadi manusia untuk menebus dosa manusia.

3. Hukum kasih adalah hukum yang terutama dan melampaui hukum lain.

PENGERTIAN KASIH DALAM ALKITAB. https://diigo.com/0mllus

Next Post Previous Post