3 KEPRIBADIAN HANA YANG TERPUJI (1 SAMUEL 1:1-28)

3 KEPRIBADIAN HANA YANG TERPUJI (1 SAMUEL 1:1-28)
Pendahuluan.

Hana atau anugerah, belas kasihan, Tuhan memberi kasih karunia. Nama Hana hanya disebutkan dalam pasal pertama kitab 1 Samuel sebagai salah seorang dari istri Elkana (1 Samuel 1:2). Latar belakang dan asal usul Hana tidak dijelaskan dalam Alkitab. Kitab 1 Samuel menceritakan Hana mulai dari pasal pertama hingga pasal kedua ayat yang kesepuluh. Dalam kisah hidup Hana, ia adalah wanita yang tidak mempunyai anak karena Tuhan menutup kandungannya terdapat dalam 1 Samuel 1: 5b dan 6b.

Don Fleming memberikan menjelasan mengenai Hana dalam bukunya dengan mengatakan bahwa:Hana bukanlah istri tunggal Elkana, sesungguhnya Hana hidup tidak bahagia dan tertekan. Karena itu Hana menangis dihadapan Tuhan mengharapkan seorang anak laki-laki dan berjanji untuk menyerahkan anak itu kembali jika Tuhan menjawab doa permohonan Hana. Ketika doa Hana dijawab Tuhan dan ia melahirkan Samuel. Samuelpun dibawa ke bait suci ketika berusia dua atau tiga tahun untuk melayani Tuhan seumur hidup. Setelah itu Hana menaikkan doa ucapan syukur kepada Tuhan atas perbuatan Tuhan dalam dirinya sama seperti yang dilakukan Maria ibu Yesus (1 Samuel 1:1-10, Lukas 1:46-55)

Pelajaran dari kehidupan Hana tidak hanya dapat dilihat karena ia adalah wanita mandul. Sisi lain yang dapat dilihat dari Hana adalah bagaiman keadaan spiritulitasnya ketika menghadapi masalah dan tekanan hidup pada saat itu. 1 Samuel 1:1-28 menceritakan kisah Hana dengan singkat dan mengandung makna hidup yang dalam, seperti ketika Hana harus mengahadapi Penina. Beberapa bagian ayat dalam 1 Samuel 1:1-28 dapat menjelaskan keadaan spiritual Hana termasuk juga kepribadian atau sikap yang dimiliki oleh Hana. Demikian melalui 1 Samuel 1:1-28 dan pasal 2 :1-10 ditemukan beberapa kepribadian yang dimiliki oleh Hana seperti; tabah, rendah hati dan setia.

1.Tabah

Tabah menjadi salah sastu kepribadian yang dimiliki oleh Hana. Ketabahan hati Hana dapat diketahui melalui 1 Samuel 1:2”orang ini mempunyai dua istri: yang seorang bernama Hana dan yang lain bernama Penina; Penina mempunyai anak, tetapi Hana tidak”. Tabah atau kesabaran yang dapat dilihat dari ayat ini adalah

Pertama, Hana harus menerima keadaan bahwa bukan hanya dirinya satusatunya wanita yang dinikahi oleh suaminya.

Kedua, keberadaan wanita lain selain dirinya menjadi begitu sangat menyakitkan ketika ia tahu bahwa madunya atau Penina memiliki anak dan menjadi kebalikan dari keadaan yang dialami oleh Hana selama pernikahannya. Perasaan-perasaan yang menyakiti hati Hana terkandung dalam ayat ini dan ia tetap tabah dalam pengertian sabar menanggapi situasi hidup yang dialami.

Ketabahan hati Hana dapat dilihat juga dari 1 Samuel 1: 6a dan 7b”tetapi madunya selalu menyakiti hatinya supaya ia gusar” dan ”Penina menyakiti hati Hana, sehingga ia menangis dan tidak mau makan”. Kedua ayat ini dapat menjadi patokan bahwa yang diperbuat Penina kepada Hana tidak hanya dilakukan satu atau dua kali melainkan berkali-kali terjadi. Melalui perkataan-perkataan bahkan mungkin perlakuan Penina yang selalu menyakiti hati Hana. Inilah yang membentuk pribadi Hana menjadi seorang wanita yang semakin tabah, sabar juga memiliki penguasaan diri terkhusus dalam menghindari pertengakaran dan perselisihan yang dibuktikan secara praktik dari bagaimana Hana menyikapi perlakuan Penina terhadapnya.

Ketabahan hati Hana ditunjukkan melalui sikap yang tidak menuntut Penina untuk menghargai Hana sebagai istri pertama Elkana dan pelajaran yang dapat diambil dari ketabahan hati Hana adalah dengan melihat situasi sama yang terjadi pada Sara dalam Kejadian 16:5. Sara tidak menerima perlakuan Hagar dengan mengadukan perlakukan Hagar kepada Abram, sikap yang berbeda diambil oleh Hana adalah dengan diam dan tidak memberitahukan kepada siapapun. Sehingga wajar jika Hana menangis karena ia menyimpan semua masalah yang membuat hati begitu sedih dan tertekan sendirian tanpa meminta pembelaan kepada siapapun. Ia menjalani hidup dengan keyakinan adanya pemeliharaan Tuhan bagi orang yang mengalami kesusahan.

2.Rendah Hati

Rendah hati menjadi salah satu kepribadian yang dimiliki oleh Hana. Kerendahan hati Hana dapat dilihat melalui ayat yang menjelaskan bagaimana Hana begitu sangat bersukacita ketia ia menyadari bahwa Tuhan memperhatikan sengsaranya yang terdapat dalam pujiannya pada 1 Samuel 2:1a dan 3”hatiku bersukaria karena TUHAN, tanduk kekuatanku ditinggikan oleh TUHAN” dan ”janganlah kamu selalu berkata sombong, janganlah caci maki keluar dari mulutmu. Karena TUHAN itu Allah yang maha tahu, dan oleh Dia perbuatanperbuatan diuji”. 

Kedua ayat ini menjadi salah satu bentuk pujian Hana karena Allah membalaskan perbuatan orang-orang yang telah mencemooh dan mempermalukannya. Dari kedua bagian ayat ini juga menyatakan bahwa Hana sesungguhnya hanya menantikan pertolongan, pembelaan dan pembalasan dari Allah. Kerendahan hati Hana ditunjukkan dengan menantikan pembalasan dari Tuhan dan sikap tidak angkuh atau tinggi hati atas pertolongan yang diberikan Tuhan, melainkan Hana menaikkan pujian ketika Tuhan membalas perbuatan orang-orang yang mencemoohnya

Dari masalah hidup yang dialami Hana maka, pelajaran yang dapat diambil adalah untuk tidak merendahkan orang lain seperti yang dilakukan Penina terhadap Hana. Bahkan ketika Allah menjawab doa Hana dan membuat orangorang yang mencemooh Hana menjadi malu, Hana tidak menyombongkan diri. Karena ia begitu menyadari bahwa semua terjadi atas perkenanan juga sebagai perbuatan Tuhan bukan atas dasar perbuatan Hana sendiri.

Amsal 29:23 juga berbicara mengenai orang yang rendah hati, sebab Allah sendiri tidak menyukai orang yang sombong dan angkuh tetapi orang yang rendah hati dikasihi Allah. Terdapat dalam Amsal 29:23 yang mengatakan ”keangkuhan merendahkan orang, tetapi orang yang rendah hati menerima pujian”. Amsal 18:12 juga mengatakan ”tinggi hati mendahului kehancuran tetapi, kerendahan hati mendahului kehormatan”. Dua bagian ayat yang terdapat dalam Amsal ini dapat dijadikan perbandingan antara perkataan Amsal dan praktik yang diterapkan oleh Hana bahwa keangkuhan dan tinggi hati tidaklah menunjukkan pribadi seseorang yang memiliki spiritualitas

3.Setia

Bentuk dari kesetiaan Hana kepada Tuhan ditunjukkan melalui kemauan untuk tetap pergi ke rumah Tuhan pada 1 Samuel 1: 7a ”demikianlah terjadi dari tahun ke tahun; setiap kali Hana pergi ke rumah TUHAN”. Sebagai ayat yang menjadi bukti bahwa Hana tidak meninggalkan Tuhan selama ia mengalami masalah dan tekanan hidup. Bertahun-tahun Hana menghadapi pergumulan hidupnya bertahun-tahun juga Hana lewati dengan tetap datang ke rumah Tuhan.

Setia dalam diri Hana juga menyangkut dalam hal perkataan dan perbuataan ketika ia berdoa meminta seorang anak kepada Tuhan ia menepati janji untuk menyerhakan anak itu kembali bagi Tuhan. Doa Hana terdapat dalam 1 Samuel 1:11b”maka aku akan memberikan ia kepada TUHAN untuk seumur hidupnya dan pisau cukur tidak akan menyentuh kepalanya”. 


Ayat ini menjadi ayat yang berisi permohonan Hana dan janji yang disampaikan sendiri oleh Hana. Pembuktian dari perkataan Hana ini diwujudkan dalam 1 Samuel 1:28 ”maka aku pun menyerahkannya kepada TUHAN; seumur hidup terserahlah ia kiranya kepada TUHAN...”. Melalui bagian ayat-ayat ini dapat diketahui bahwa kesetiaan Hana dibuktikan pada tindakan yang tidak ingkar janji

Hana menyatakan kepatuhan, ketaatan dan pengabdian diri kepada Tuhan. Kesetiaan Hana tidak hanya ketika ia dalam masalah yang membuatnya terus mencari Tuhan tetapi juga setia dalam perkataan yang dibuktikan ketika ia menyerahkan anak yang dinantikannya kepada imam Ely. Hana memberikan teladan bagi wanita yang putus asa tidak hanya dalam pengharapan juga dalam perkataan sebagai bukti pengabdian diri sejati kepada Tuhan.

MAKNA TEOLOGIS

Makna teologis yang dapat digunakan untuk memperbaharui spiritualitas terkhusus bagi kaum wanita seperti: 1.setia mencari Tuhan, 2.bergantung pada Tuhan, 3.menjaga kekudusan hidup, 4.konsisten menepati janji.

Setia Mencari Tuhan

Setia merupakan bukti kesungguhan, ketaatan dan pengabdian diri sesseorang kepada Tuhan. Pada 1 Samuel 1:7 Hana memiliki kesungguhan hati untuk mengenal Tuhan secara pribadi ketika ia memilih pergi ke rumah Tuhan. Karena Hana sangat menyadari bahwa kesungguhan hati akan membawanya untuk dapat menerima belas kasihan dari Tuhan

Setiap wanita harus setia kepada Tuhan, yang berarti dilakukan secara terus menerus, suatu proses menyatakan perbuatan atau tindakan. Penting bagi wanita untuk mengenal Tuhan dengan sungguh-sungguh, mencari Tuhan, mengikut Tuhan dengan sungguh-sungguh tidak hanya untuk sementara waktu tetapi terus menerus setia pada Tuhan. Karena seperti Hana ia semakin setia padaTuhan disaat masalah dan tekanan hidup semakin menekan batin dan Tuhan sendiri memihak kepada Hana dengan memberikan apa yang menjadi permohonan doa Hana. Hal inilah yang menjadi bukti dari kesetiaan Hana yaitu dengan tiada berhenti mengharapkan belas kasihan dari Tuhan.

Setiap orang akan diuji dalam hal kesetiaannya kepada Allah. Allah adalah setia sehingga Allah menghendaki setiap orang untuk memiliki kesetiaan dalam diri. Allah melihat kesetiaan melalui masalah, pergumulan, tekanan hidup dan hal-hal lain yang dianggap sebagai situasi sulit untuk dihadapi secara pribadi. Melalui situasi sulit inilah Allah sedang memfokuskan perhatian dan melihat kemana orang percaya mencari pertolongan dan bagaimana sikap dalam mengahadapi masalahnya.

Bergantung Pada Tuhan

Dalam 1 Samuel 1:10 menunjukkan bahwa Tuhanlah yang menghantarkan Hana untuk berdoa dalam kepedihan hati di bait suci. Pada ayat ini Tuhan melihat betapa Hana menggantungkan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Ada keputus-asaan dalam diri Hana namun masih mau berharap pada Tuhan. Bahkan dalam doa Hana berjanji akam menyerahkan kembali apa yang ia minta jika doanya dijawab Tuhan. Tetapi Hana membuktikan bahwa kasih pada Tuhan jauh lebih beharga dari pemberian yang ia terima melalui doa.

Pada 1 Samuel 1:11 ”jika sungguh-sungguh Engkau memperhatikan sengsara hambamu ini” artinya Hana benar-benar meletakkan pengharapan sepenuhnya pada Tuhan. Arti dari ucapan Hana ini bahwa ia mempunyai keyakinan Tuhan tahu apa yang sedang ia alami. Melalui ini wanita juga dapat mengambil pelajaran bahwa masalah tidak jauh lebih besar dari Tuhan yang selalu tahu apa yang sedang dialami setiap orang. Selalu melibatkan Tuhan dalam setiap masalah mungkin lebih sulit dilakukan, dari pada menyelesaikan masalah dengan cara sendiri. Tetapi usaha yang demikian bukanlah jalan keluar terbaik karena jalan keluar terbaik hanya ada pada Tuhan sekalipun tidak terjadi dengan mudah.

Doa adalah cara mengundang kuasa Tuhan kedalam kehidupan pribadi. Maka, melalui doa setiap orang percaya termasuk wanita belajar memahami maksud Tuhan dan hidup semakin berpengharapan dengan bergantung sepenuhnya pada kuasa Tuhan.

Menjaga Kekudusan Hidup

Pada masa Hana bangsa Israel telah banyak terpengaruh oleh kehidupan bangsa asing yang tidak mengenal Tuhan. Meskipun demikian Hana tidak membiarkan diri terpengaruh kebiasaan bangsa yang tidak mengenal Tuhan, sebagai contoh ia tidak meminum anggur.

Hana juga menjawab tuduhan imam Eli terhadap dirinya dengan sopan dan dalam kondisi yang begitu sangat terpuruk Hana masih mampu menunjukkan penguasaan diri yang baik. Tentu membutuhkan banyak waktu untuk melatih penguasaan diri bagi Hana. Ada kemungkinan bahwa Hana telah terbiasa menerima perlakuan yang kurang sopan sehingga membuat ia lebih dapat menguasai diri dengan baik.

Kekudusan atau kesucian hidup memiliki tujuan agar Tuhan dapat memerintah didalam kehidupan orang percaya sepenuhnya. Memelihara kesucian hidup penting bagi setiap orang karena dengan demikian sama dengan memberikan diri supaya Tuhan lebih mudah menyatakan kehendakNya dalam kehidupan bahkan dalam pergumulan.

BACA JUGA: SIMEON, HANA DAN YESUS (LUKAS 2:25-38)

Tuhan mengharapkan setiap orang termasuk wanita dapat menjaga kekudusan hidup. Maksudnya bukan hanya mengenai minuman keras atau anggur. Kekudusan hidup juga meliputi kesucian hati, pikiran dan tindakan yang seharusnya dimiliki wanita. Jadi, menjaga kekudusan hidup dalam Tuhan adalah kepatuhan dalam menjaga hidup sesuai dengan apa yang Tuhan harapkan dalam diri setiap wanita seperti Hana.

Konsisten Menepati Janji


Dalam 1 Samuel 1:28 kata menyerahkan membuktikan janji yang pernah di sampaikan Hana mengenai kelahiran anaknya. Hana tidak melupakan janji pada Tuhan dan menunjukkan bahwa Hana seorang wanita yang berintegritas dengan melakukan tindakan sesuai dengan apa yang diucapkan. Kekonsistenan Hana dalam ucapan yang dibuktikan melalui tindakan ini seharusnya dapat diteladani oleh setiap orang percaya secara khusus juga bagi wanita. Jadi, wanita dapat melakukan hal sama seperti yang Hana lakukan dengan terlebih dahulu didasari pada kesungguhan hidup di dalam Tuhan.

Melalui perkataanlah seseorang dapat dipercaya, jika dalam perkataan sudah tidak dapat dipercaya maka bagaimana dapat memberikan teladan hidup sebagai orang percaya bahkan sebagai seorang wanita kristen. Perkataan yang hidup adalah perkataan yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Terlebih lagi dalam keadaan menghadapi masalah ataupun tekanan hidup sangatlah penting pengendalian diri dalam hal menjaga perkataan baik dihadapan Tuhan maupun sesama manusia

HAKIKAT SPIRITUALITAS KAUM WANITA KRISTEN

Hakikat adalah kebenaran, kenyataan atau yang sebenarnya. Dengan demikian yang menjadi kebenaran, kenyataan atau yang sebenarnya dan sesungguhnya dalam spiritualitas yaitu: tekun mencari Tuhan, mengandalkan Tuhan, menjaga kekudusan hidup dan setia menepati janji.

Tekun Mencari Tuhan

Hidup tekun mencari Tuhan menjadi penentu untuk memenuhi kualifikasi sebagai anggota sejati komunitas iman. Dalam upaya pencarian akan Tuhan perlu untuk menyisihkan setiap hasrat, perasaan, kerinduan dan kebutuhan lain yang dapat mengganggu upaya dalam memiliki hubungan yang dekat dengan Tuhan. Karena Allah sendiri telah menyediakan waktu bagi setiap orang untuk mengenal-Nya (2 Tawarikh 15:2). Jadi, segala sesuatu yang menjadi penghambat dalam proses pengenalan dan usaha dalam mencari Tuhan harus disingkirkan. Oleh karena itu setiap orang diberikan kebebasan untuk dapat semakin tekun mencari Tuhan.

Ketekunan dalam mencari Tuhan ini merupakan sikap yang dimiliki oleh para tokoh Alkitab. Dalam kitab 1 Samuel menceritakan kisah hidup seorang yang bernama Hana. Dari kisah hidup Hana memberikan pelajaran agar setiap wanita tetap tekun mencari Tuhan dalam keadaan dan situasi apapun. Dengan demikian setiap wanita atau kaum wanita semakin mengalami pembaharuan kerohanian dan menjadi wanita yang memiliki spiritualitas dalam Tuhan.

Mengandalkan Tuhan

Hidup mengandalkan Tuhan adalah kehidupan yang menjadikan Tuhan sebagai satu-satunya sumber pengharapan yang dapat dipercaya sepenuhnya. Ketika kaum wanita mengandalkan Tuhan, itu sama halnya sedang menantikan jawaban sesuai waktunya Tuhan. Luis Palau memberikan penjelasan dengan mengatakan: ”apabila kita secara sadar bergantung kepada Allah sebagai sumber akhir kekuatan dan tenaga kita, kita pun diperbaharui dan didayagunakan kembali. Kita tidak perlu khawatir tentang kekurangan energi karena sumber-sumber Allah tidak ada habisnya.” Maka, bergantung kepada Allah merupakan bentuk penyerahan seluruh kekuatan dan tenaga yang dialihkan kepada Tuhan tanpa ada lagi rasa kuatir

Menjaga Kekudusan Hidup

Pengudusan adalah sebuah langkah penting menuju pembaharuan yang radikal. Artinya pengudusan membawa orang percaya untuk mengalami pembaharuan rohani yang terjadi secara bertahap. Pengudusan hidup dalam diri orang percaya akan terus baerlangsung, bertumbuh bersama dengan pengetahuan akan Tuhan yang semakin meningkat. Jadi, pengudusan akan terus terjadi bersamaan dengan pengetahuan akan Tuhan yang semakin meningkat dalam hidup orang percaya

Hidup Setia Menepati Janji

Kaum wanita perlu belajar untuk dapat setia dalam menepati janji juga dalam perkataan. Karena kesetiaan merupakan wujud pemahaman bahwa Allah sajalah yang menjadi penuntun dan penguasa atas segala kemakmuran dan kesusahan. Jadi, kesetiaan membuktikan tuntunan Allah sepenuhnya dari segala aspek kehidupan.

Dalam kehidupan kaum wanita yang siap untuk semakin mengalami kedewasaan rohani sikap dan perilaku menjadi suatu hal yang penting untuk diperhatikan. Kimberley mengatakan dalma bukunya ”sikap dan perilaku menjadi cerminan dari apa yang sesungguhnya dirasakan hati” jadi, jika hati tidak sungguh-sungguh maka yang diperbuat juga tidak menajadi berkat. Sikap dan perilaku kaum wanita yang demikian tidak menunjukkan diri telah hidup dalam Tuhan. Bukan hanya sikap dan perilaku saja yang diperhatikan tetapi memperhatikan setiap perkataan juga penting dilakukan oleh kaum wanita

Next Post Previous Post