YOSUA 2:1-24 (4 PELAJARAN DARI RAHAB BAGI ORANG KRISTEN MASA KINI)

Dari Yosua 2:1-24 kita memperoleh empat manfaat atau pelajaran yang dapat diterapkan dalam kehidupan umat kristen sehari-hari
Yosua 2:1-24 (4 pelajaran dari Rahab Bagi Orang Kristen Masa Kini)
Gadget, health, education
1. Kepercayaan Menuntut Pengakuan Dan Tindakan

Bukti yang sangat jelas dari kepercayaan Rahab adalah pengakuannya akan Allah. Rahab mengakui bahwa Allah bangsa Israel merupakan “Allah di langit di atas dan di bumi di bawah” (Yosua 2:11). 

Pengakuan Rahab menunjukkan bahwa ia percaya Allah umat Israel merupakan Allah di atas segalanya. Namun, mendahului pengakuannya, ada tindakan yang dilakukan Rahab untuk membuktikan kebergantungannya kepada Allah bangsa Israel, antara lain tindakan terebut adalah Rahab menolong kedua pengintai dengan menyembunyikan mereka dari para pengejar (ay. 4,6) serta berbohong kepada pengejar-pengejar untuk menutupi keberadaan para pengintai (Yosua 2: 4-6). 

Dari hal ini, perbuatan Rahab memiliki peran yang penting dalam keselamatan kedua pengintai, bahkan juga keselamatan dirinya sendiri. Tindakan baik Rahab menjadi satu faktor besar yang membuat dirinya diselamatkan dari kematian

Dalam Yosua 6:25, Rahab terluput dari kematian ketika bangsa Israel datang untuk menjarah kota Yerikho karena pertolongan yang diberikannya kepada pengintai-pengintai untusan Yosua. Pastinya, kedua pengintai yang bertemu Rahab ingat jasa pertolongan Rahab. Tindakan Rahab yang berani menyembunyikan keberadaan mereka, menjadi sebuah langkah percaya yang besar.

Yakobus 2:25 juga mencantumkan nama Rahab serta menyatakan bahwa tindakan yang telah dilakukannya mendatangkan pembenaran bagi dirinya. Yakobus menuliskan bahwa Rahab telah dibenarkan sebab pertolongan yang diberikannya kepada para pengintai. Tindakan Rahab yang adalah wujud keyakinannya kepada Allah membawa keselamatan bagi Rahab dan keluarganya. Jadi, tindakan Rahab membawa pembenaran bagi dirinya.

Selain itu, penulis surat Ibrani juga melihat tindakan Rahab sebagai bagian dari kepercayaan Rahab. Dituliskan bahwa iman Rahab terbukti melalui tindakannya yang menyambut dengan baik suruhan Yosua serta menolong mereka. Menurut penulis surat Ibrani, tindakan Rahab yang adalah wujud imannya, merupakan faktor yang membawa keluputan bagi Rahab dari kebinasaan (Ibrani 11:31). Rahab berani mengambil tindakan yang dapat mengancam nyawanya. 

Edgar mengungkapkan bahwa keberanian Rahab untuk mengkhianati bangsanya merupakan wujud kepercayaannya kepada Allah. Rahab berani mempertaruhkan seluruh hari depannya kepada Allah yang sanggup membuat hal yang mustahil menjadi mungkin. Jadi, tindakan Rahab adalah wujud kepercayaannya kepada Allah di mana Rahab berani bertindak menentang bangsanya dan menunjukkan kesetiaannya kepada Allah bangsa Israel beserta umatNya. Dengan demikian, tindakan-tindakan yang dilakukan oleh Rahab merupakan hal yang sangat penting.

Melalui tindakannya, Rahab menunjukkan imannya. Melalui tindakan juga, Rahab memperoleh pembenaran, menunjukkan keberanian dan kesetiaannya serta diluputkan dari kebinasaan. Hal ini juga membuktikan bahwa pengakuan Rahab di hadapan kedua pengintai memang penting, namun tindakan Rahab juga lebih banyak menunjukkan akan kesetiaannya kepada para pengintai. Demikian juga, tidak hanya melalui pengakuan saja Rahab menunjukkan percayanya, namun tindakannya juga berperan menjadi bukti yang dapat dilihat dari kepercayaannya. Demikian juga pengakuan dan tindakan menjadi satu bagian yang penting dan tidak dapat dipisahkan.

Rasul Paulus, dalam suratnya kepada jemaat di Roma menegaskan bahwa setiap orang yang mengaku Yesus Kristus adalah Tuhan akan beroleh selamat (Roma 10:9) dan pengakuan tersebut diucapkan dengan mulut (ay. 10). Jadi, bagi Paulus pengakuan kepada Allah merupakan bagian yang tidak terlepas dari orang Kristen. Barangsiapa mengakui Yesus adalah Tuhan, orang tersebut sedang menunjukkan kepercayaannya dan akan memperoleh keselamatan. 

Ketika seseorang mengakui Yesus adalah Tuhan, orang tersebut baru saja menunjukkan imannya dan artinya Roh Kudus ada di dalam dirinya (1 Korintus 12:3). Pengakuan bahwa orang tersebut percaya kepada Yesus Kristus merupakan bagian yang tidak terlepas dan penting untuk dilakukan oleh setiap orang percaya. Namun, tidak sedikit orang Kristen yang mengabaikan tindakan selanjutnya setelah mengaku

Rasa cukup seringkali melingkupi orang-orang Kristen saat ini. Merasa cukup dengan mengaku dan berkata “saya percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat saya” menjadi titik akhir kebanyakan orang Kristen. Menaati dan melakukan kebenaran firman Tuhan tidak lagi menjadi prioritas utama. Hal ini dikarenakan rasa cukup karena sudah mengaku sebagai orang yang percaya kepada Yesus. Yakobus dengan tegas menuliskan jikalau iman tanpa adanya perbuatan adalah mati (Yakobus 2:26). Dikarenakan adanya pengertian yang salah akan iman yang menyelamatkan, maka Yakobus menekankan akan iman yang benar dalam suratnya.

Yakobus dengan jelas menuliskan bahwa beriman berarti harus bertindak. Iman tanpa adanya tindakan perwujudan dari apa yang diimaninya merupakan kesia-siaan. Jadi, bagi Yakobus orang-orang yang mengaku percaya namun jika tidak dibarengi dengan adanya tindakan yang menunjukkan kepercayaannya, maka itu adalah iman kepercayaan yang mati (Yakobus 2:14-17). Iman yang hidup adalah ketika pengakuan dibarengi dengan adanya perbuatan.

Hasan Sutanto berusaha menjelaskan maksud Yakobus sebagai berikut: “Yang dimaksudkan dalam Surat Yakobus adalah iman kepercayaan perlu dinyatakan dan dibuktikan melalui perbuatan.” Demikian halnya Rahab. Dalam kisahnya, Rahab memperlihatkan kepercayaannya selain dengan mengaku akan Allah bangsa Israel yang berada di atas segalanya tetapi juga bertindakan baik kepada umat Allah. Rahab menjadi teladan iman yang benar karena selain ia melakukan pengakuan formal bahwa Allah adalah Allah atas segala yang ada, ia juga melakukan tindakan baik (Yakobus 2:25). Demikian halnya orang-orang Kristen harus memiliki iman yang hidup.

Iman hidup dengan mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan dan melakukan perbuatan yang mewujudkan imannya. Iman dan perbuatan tidaklah dapat dipisahkan. Tidaklah cukup seseorang mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan jikalau kehidupannya mengabaikan sikap hidup yang benar dan berkenan di hadapan Allah. Yang Allah kehendaki bukan hanya sekedar pengakuan kosong, namun juga perwujudan iman melalui tindakan.

Yakobus menegaskan bahwa jemaat Tuhan haruslah menjadi seorang pelaku kebenaran firman Tuhan, bukan hanya menjadi seorang pendengar (Yakobus 1:22). Demikianlah orang-orang Kristen harus menjadi seorang pelaku kebenaran firman Tuhan. Tindakan hidupnya harus seturut dan sejalur dengan apa yang kebenaran Tuhan catatkan. Allah berkenan kepada kehidupan seturut dengan apa yang dikehendaki-Nya. Jadi, tindakan yang dimaksud dari bagian ini adalah tindakan yang seturut dengan firman Allah, dalam hal ini kebenaran yang tertulis di Alkitab.

Yesus mengajarkan kepada murid-murid untuk hidup dalam kasih: mengasihi Allah dan sesama (Matius 22:37-39; Markus 12:28-34; Lukas 10:25-28). Tidak hanya mengasihi orang yang mengasihi diri kita, namun juga mengasihi musuh kita (Matius 5:43-47; Lukas 6:27-36). Oleh sebab itu, orang Kristen harus menyatakan kasih kepada orang-orang sekelilingnya. Yesus Kristus mengajarkan murid-murid untuk berdoa. Kita sebagai orang Kristen juga harus hidup di dalam doa (Matius 6:5-13, 26:39). 

Demikianlah, jika kita mengaku hidup sebagai pengikut Kristus, percaya akan Yesus sebagai Tuhan, kita juga harus melakukan segala teladan Yesus dan melaksanakan apa yang Yesus ajarkan kepada murid-murid. Iman yang hidup dan berkenan di hadapan Allah merupakan iman yang didasarkan pada pengakuan akan Yesus sebagai Tuhan dan kehidupan yang menyatakan kebenaran dan kehendak Allah melalui tindakan nyata.

2. Keselamatan Berlaku Bagi Semua Orang Yang Percaya

Yosua 6 mencatatkan akan keselamatan Rahab dari serangan bangsa Israel (ay. 25). Rahab diluputkan dari kematian oleh karena kepercayaannya. Tuhan memakai umat-Nya untuk menyelamatkan Rahab dan menyatakan anugerah-Nya yang besar dan akhirnya Rahab dapat menerima keselamatan. Namun hal ini menjadi tidak biasa, karena status Rahab yang adalah bangsa non-Israel.

Bangsa Israel menjadi bangsa yang istimewa karena Allah mengikat perjanjian kepada mereka.88 Allah akan menyertai bangsa Israel serta membawa mereka ke tanah perjanjian (Keluaran 6:3-7). Umat Israel menjadi umat pilihan Allah yang sejak semula telah mengikat janji dengan Allah. Hal ini, seolah-olah menunjukkan bangsa lain tidak masuk hitungan. Berkat pimpinan, penyertaan serta perlindungan hanya akan diperoleh oleh umat-Nya yang setia kepada Tuhan. Namun, berbeda dengan Rahab yang adalah orang Kanaan, tapi beroleh perlindungan dan keselamatan. Bangsa di luar Israel yang sepertinya tidak masuk hitungan, dapat beroleh berkat perlindungan dari Allah melalui umat-Nya.

Keselamatan yang diperoleh Rahab memang pantas untuk diterimanya. Rahab mengakui bahwa kengerian akan Allah Israel dan umat-Nya telah menghantui orang-orang Kanaan, bahkan Rahab juga merasakan ketakutan (Yosua 2:9-11). Tetapi tindakan yang diambil Rahab berbeda dengan orang Kanaan lain. Rahab menaruh percayanya kepada Allah dengan menolong kedua pengintai yang Yosua utus untuk mengintai.

Layaklah Rahab memperoleh perlindungan, meskipun dirinya adalah bangsa non-Israel. Dari hal ini, anugerah Allah yang melampaui segala akal dapat terlihat. Rahab yang bukanlah orang Israel juga diizinkan untuk memperoleh perlindungan, bahkan keluarganya juga beroleh keluputan dari kematian. Kasih dan anugerah Allah berlaku bagi Rahab dan keluarganya yang berlatarbelakang bangsa Kanaan. Demikianlah peristiwa ini membuktikan bahwa keselamatan itu berlaku bagi siapa saja.

Keselamatan tidaklah diperuntukkan untuk orang-orang, suku-suku atau kalangan tertentu. Keselamatan dapat diterima oleh siapa saja yang rela dan mau menerimanya. Seperti Rahab, keselamatan dan perlindungan Allah akan dinikmati oleh orang-orang yang berani mengambil langkah untuk memercayai Allah. Oleh sebab itu, setiap orang percaya harus memiliki pemahaman bahwa keselamatan untuk semua orang. Tidaklah dinikmati oleh orang-orang tertentu saja, namun semua orang dapat menikmatinya dan keselamatan tersebut ada di dalam Yesus Kristus.

Keselamatan yang sejati hanya terdapat di dalam Yesus Kristus yang sudah berkorban bagi umat manusia. Melalui pengorbanan-Nya di kayu salib, setiap orang yang percaya akan beroleh pengampunan dosa dan keselamatan. Sebagai orang-orang percaya, sudah sepatutnya ucapan syukur diberikan bagi Allah yang melimpahkan rahmat-Nya. Status sebagai manusia lemah membuat kita tidak dapat menyelamatkan diri sendiri. Namun, Allah yang limpah akan rahmat menganugerahkan keselamatan kepada setiap orang yang percaya (Yohanes. 3:16). 

Oleh sebab itu, ucapan syukur dan memuji Tuhan harus selalu meluap dari hati. Kehidupan orang Kristen harus dipenuhi dengan ucapan syukur karena oleh kesadaran akan anugerah Allah. Melalui anugerah Allah, manusia beroleh keselamatan. Melalui karya keselamatan yang dikerjakan Allah melalui Yesus Kristus, manusia dibenarkan. Kehidupan yang dipenuhi dengan rasa syukur menunjukkan bahwa pribadi tersebut sadar akan anugerah Allah dalam hidupnya dan wujud penghormatan kepada Allah Yang Mahakuasa dan Mahapengasih.

Selain rasa syukur, ketaatan dan kesetiaan juga patut kita junjung tinggi. Keselamatan yang diperoleh karena anugerah juga membawa setiap orang percaya untuk sadar bahwa hanya anugerah orang-orang Kristen bisa hidup. Kesadaran ini seharusnya membawa setiap orang percaya untuk lebih setia dan tidak jemu-jemu melakukan kehendak Tuhan. Manusia diciptakan untuk memuliakan Tuhan dan diwujudkan dengan melakukan kehendak-Nya, bukan melakukan kehendaknya sendiri.

Selain ucapan syukur dan kesetiaan, keselamatan bagi setiap orang merupakan sebuah kabar gembira dan setiap orang perlu mendengarnya. Oleh sebab itu, kabar sukacita ini harus diberitakan kepada semua orang. Setiap orang perlu tahu bahwa kasih Allah diperuntukkan bagi siapa saja yang mau menerimanya. Keselamatan terbuka bagi siapa saja. Oleh sebab itu, setiap orang Kristen perlu memberitakan kabar keselamatan kepada banyak orang yang belum mendengarkan kabar tersebut.

3. Jangan Menghakimi

Tidak dapat dipungkiri, Rahab memberikan pertolongan dengan sungguh-sungguh kepada kedua utusan Yosua. Rahab menolong kedua pengintai dengan serius, bahkan ia menggunakan kebohongan untuk menolong mereka. Sesuatu hal yang dipandangan manusia tindakan buruk dan tidak pantas, namun Rahab melakukannya demi menolong kedua pengintai. Namun, penulis percaya bahwa dalam tatanan rencana Allah, tindakan yang dipandang buruk atau “kotor”, Tuhan pakai untuk menolong umat-Nya. 

Melalui tindakan-tindakannya, Rahab menunjukkan kasih dan setianya kepada kedua pengintai, bahkan melalui kebohongannya. Demikianlah dalam rencana-Nya, Allah dapat mempergunakan apapun dan siapapun untuk memuliakan nama-Nya.

Seringkali orang percaya diperhadapkan dengan dua pilihan yang berat, antara jujur atau berbohong. Jika berbohong – secara moral tentu tidak baik – orang tersebut menyelamatkan atau menolong saudaranya. Tetapi jika jujur – secara moral baik – orang tersebut harus merelakan saudaranya untuk menerima hukuman. 

Kecenderungan beberapa orang adalah berbohong, tetapi tidak sedikit juga yang rela untuk bersikap jujur. Sedangkan, jika ada yang tahu tindakan tersebut adalah bohong, maka mereka cenderung menghakimi bahwa apa yang dilakukannya salah, padahal bisa jadi Allah memakai tindakannya untuk menolong saudaranya dan bisa jadi hal tersebut akan membawa perubahan kehidupan bagi orang yang ditolong

Melalui kisah ini, penulis ingin menyoroti sikap menghakimi. Seringkali, beberapa orang terlalu cepat menghakimi sikap saudara seiman. Mendengar tindakan atau perbuatan orang lain yang aneh, tidak sepatutnya, atau tidak baik dalam pandangannya, mereka langsung saja menghakimi orang tersebut. Sebagai orang Kristen, sepatutnya janganlah terlalu cepat menghakimi dan menyalahkan tindakan seseorang. Sebagai orang percaya, jangan kita menghakimi tindakan seseorang yang dalam pandangan kita salah atau yang menurut pandangan kalangan umum itu salah.

Yesus Kristus mencela orang yang menghakimi orang lain. Meskipun dalam konteks yang berbeda, namun inti dari yang disampaikan Yesus dalam Matius 7:1-5 adalah sama, yaitu tentang larangan untuk menghakimi. Yesus tidak mau murid-muridnya saat itu menghakimi orang lain agar tidak dihakimi (ay. 1). Oleh sebab itu, janganlah kita terlalu cepat menghakimi perbuatan orang lain. Terkadang, Tuhan memakai perbuatan tersebut untuk menolong umat-Nya dan supaya nama Tuhan dipermuliakan seperti halnya dalam kisah Rahab

4. Mengasihi “Musuh”

Rahab, seorang perempuan Kanaan dan wanita sundal, dapat Tuhan pakai untuk menyelamatkan kedua pengintai dalam menjalankan tugas mereka demikian juga siapa pun dapat Tuhan pakai untuk menolong umat-Nya saat ini. Pastinya kedua pengintai tidak sadar bahwa yang akan menolong mereka selama mengintai Yerikho adalah seorang perempuan sundal. Tuhan memakai Rahab untuk menolong kedua pengintai dalam menjalankan tanggung jawabnya. Tidak lain halnya orang percaya saat ini. 

Allah dapat memakai siapa saja untuk menolong umat-Nya dalam menjalankan tugas tanggung jawab atau ketika diperhadapkan pada tantangan. Orang-orang yang tidak dipikirkan sebelumnya atau yang bahkan tidak masuk hitungan, Tuhan dapat pakai untuk menolong anakanak-Nya dalam menjalankan tugas ataupun ketika berada di tengah persoalan. Tuhan memakai Rahab, yang statusnya adalah seorang Kanaan – yang menjadi “musuh Allah” karena tindakan mereka yang bejat – untuk menyelamatkan kedua pengintai. Seseorang yang dipandang musuh oleh bangsa Israel, malahan Tuhan pakai untuk menjadi penyelamat dalam menjalankan misi mereka.

Dalam Matius 5:44 mencatatkan perkataan Yesus yang mengajak pendengarnya untuk mengasihi musuh dan berdoa bagi mereka. Yesus menghendaki orang-orang percaya untuk mengasihi siapa saja, bahkan musuh. Tuhan punya kuasa dan kedaulatan untuk memakai siapapun demi menolong anak-anak-Nya, bahkan orang yang dipandang sebagai musuh sekalipun.

Kesimpulan

Penulis Surat Yakobus dan Surat Ibrani menyatakan bahwa Rahab diselamatkan karena imannya. Iman Rahab diwujudkan melalui tindakan Rahab kepada kedua pengintai. Berdasarkan pembahasan tentang kepercayaan Rahab dari Yosua 2, kesimpulan yang dapat diambil adalah setiap tindakan Rahab memanglah menunjukkan akan kepercayaannya kepada Allah. 

Seluruh tindakan Rahab di dalam Yosua 2 menunjukkan bahwa ia menaruh kepercayaan kepada Tuhan Allah bangsa Israel. Tindakan-tindakan Rahab meliputi: menerima kedua pengintai (ay. 1), melindungi kedua pengintai (ay. 2-7), pengakuannya (ay. 9-11), permintaan (Yosua 2:12-13), menolong kedua pengitnai kabur (Yosua 2:15-16) dan merespons serius dan segera setiap perjanjiannya dengan kedua pengintai (ay. 17-21).

Selain itu, melalui pembahasan tentang kepercayaan Rahab, ada beberapa poin penting yang dapat menjadi implikasi bagi kehidupan orang percaya masa kini.

Pertama, kepercayaan menuntut pengakuan dan tindakan. Iman kepercayaan tidak hanya melalui pengakuan dari mulut saja. Kepercayaan juga diwujudkan melalui tindakan dan ketaatan orang percaya melakukan Firman Tuhan. Pengakuan dan tindakan tidaklah dapat dipisahkan.

Baca Juga: Yosua 1:10-2:24 (Yosua Dan Pertolongan Rahab)

Kedua, keselamatan diperuntukkan bagi semua orang yang percaya. Keselamatan tidak diperuntukkan bagi pribadi, kelompok, atau suku dan budaya tertentu. Keselamatan berhak dinikmati oleh semua orang yang percaya kepada Yesus Kristus.

Ketiga, janganlah menghakimi tindakan orang lain. Jangan cepat mempersalahkan atau menghakimi tindakan orang yang menurut pandangan umum atau pribadi kita tidak benar atau tidak cocok. Allah dapat memakai tindakan tersebut untuk menolong umat-Nya bahkan mempermuliakan nama-Nya.

Keempat, mengasihi orang yang dipandang sebagai musuh. Perbedaan suku, budaya, karakter atau agama, tidak boleh menutup pintu kasih dalam diri kita. Kasih harus dinyatakan kepada siapapun, bahkan kepada orang yang dipandang sebagai “musuh”. Tuhan dapat memakai orang yang kita pandang musuh dan bahkan “tidak masuk hitungan” untuk menolong anak-anak-Nya.  Yosua 2:1-24 (4 pelajaran dari Rahab Bagi Orang Kristen Masa Kini)
Next Post Previous Post