PENTINGNYA DOKTRIN ROH KUDUS
Pdt. DR. Stephen Tong.
ROH KUDUS, DOA DAN KEBANGUNAN
BAB I : PENTINGNYA DOKTRIN ROH KUDUS
Mengapa perlu pembahasan doktrin Roh Kudus? Ada beberapa alasan utama yang perlu kita perhatikan sehungungan dengan hal ini.
1. Doktrin yang kekal
Doktrin Roh Kudus penting untuk dipelajari, karena doktrin ini merupakam satu kepercayaan yang dipegang sejak dari zaman para rasul sampai sekarang. Maka dari zaman ke zaman standar hal ini tidak boleh dilalaikan, dilupakan dan dikurangi. Tetapi pada kenyataannya, pembahasan doktrin ini terlalu sedikit, sebab setelah Montanisme, banyak orang beranggapan bahwa membahas doktrin Roh Kudus dapat menimbulkan bahaya. Banyak membicarakan doktrin Roh Kudus bisa menjadi ekstrim. Untuk itu kita perlu memperhatikan dua macam bahaya yang berkaitan dengan diktrin Roh Kudus :
a.Sangat menyukai doktrin Roh Kudus, mementingkan Roh Kudus, tetapi tidak meneliti Alkitab dengan pengertian yang seimbang dan stabil, yang didukung oleh seluruh Alkitab. Akibatnya adalah mengambil bagian-bagian ayat Alkitab dengan melupakan konteks dan studi yang cermat, lalu bagian-bagian itu dijadikan doktrin yang tidak seimbang. Ajaran tentang Roh Kudus hanya di fokuskan pada ayat-ayat yang berbicara tentang Roh Kudus saja, tanpa mengkaitkan dengan seluruh ajaran Alkitab. Akibatnya, ajaran tidak stabil dan pincang yang menimbulkan fanatisme, ekstrimisme, radikalisme, dan emosionalisme.
b. Melihat hal di atas dan menjadi ketakutan akan timbulnya ekses-ekses dari hal lain, dan fanatisme yang mungkin timbul dari ajaran Roh Kudus, mengakibatkan gereja menempuh ekstrim lain: menolak dan tidak mau bericara tentang Roh Kudus. Akibatnya, jemaat yang sudah bertahun-tahun ikut di dalam kebaktian sedemikian tidak pernah mendengar pembahasan doktrin Roh Kudus, tentang apakah hubungan manusia yang sudah di selamatkan oleh Tuhan dengan Roh Kudus, dan bagaimana mereka harus mentaati pimpinan Roh Kudus.
Gereja adalah tempat dimana firman di ajarkan. Apa jadinya kalau sebuah gereja yang sudah berdiri puluhan tahun lamanya, tetapi masih banyak doktrin yang belum diajarkan? Saya kuatir dan gentar, pada saat pimpinan-pimpinan gereja diadili nanti, mungkin mereka tidak akan tahan.
Sebagai seorang kristen, kita perlu mempelajari firman Tuhan dengan baik, memikirkan semua doktrin dan ajaran yang sudah diserahkan kepada kita dengan sungguh-sungguh. Terlebih bagi kita yang berani mengaku diri sebagai pemimpin-pemimpin gereja, kita adalah terang bagi orang kafir dan terang bagi dunia, kita harus membawa mereka datang kepada Tuhan.
Marilah kita mempelajari firman dengan baik, sehingga melalui ajaran, jawaban dan bimbingan yang kita berikan, orang lain melihat mercu suar yang masih bersinar, bukan mercu suar yang sudah padam. Sebagai pemimpin Kristen, kita harus bertanggung jawab kepada Tuhan. Saya menghimbau para pemimpin gereja: baik pendeta, majelis, penatua, guru sekolah minggu, pemimpin kelompok kecil dan yang lainnya, marilah kita belajar firman Tuhan dengan baik. Kalau tidak, letakkanlah jabatanmu. Barangsiapa tidak melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh dan dengan rendah hati, dia akan menjadi penghambat bagi pekerjaan Roh Kudus.
2. Doktrin tentang Oknum Tritunggal
Doktrin Roh Kudus merupakan doktrin yang penting sekali, selain sebagai standar iman di dalam pengakuan Iman Rasuli, juga merupakan doktrin tentang Oknum Allah Tritunggal, Allah yang Maha Esa. Doktrin ini penting sekali, karena Roh Kudus merupakan Oknum, di mana semua pekerjaan Tuhan harus digenapi melalui Dia.
Adapun karya Tuhan yang paling besar adalah: (a) Allah sebagai Pencipta; (b) Allah sebagai Penebus; dan (c) Allah sebagai Pewahyu.
(a). Allah sebagai Pencipta
Pada waktu Allah menciptakan, dari halaman pertama Alkitab, bagian pertama mengatakan: “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi... Roh Allah (bekerja) melayang-layang di atas permukaan air” (Kejadian 1:1-2). Jadi Roh Kudus jangan dimengerti hanya sebagai suatu gerakan atau semacam fenomena psikologis, tetapi sebagai Allah yang bekerja. Hal tersebut sudah dibuktikan sejak pasal pertama, halaman pertama, bagian pertama dari Kitab Suci. Waktu Allah menciptakan, Roh Allah-lah yang menggenapi dan melaksanakan pekerjaan itu.
(b). Allah sebagai Penebus
Pada waktu Allah menebus, Dia mempersiapkan dan memberikan predestinasi. Kristus datang ke dunia untuk menggenapi rencana yang telah Allah persiapkan, dengan mati di atas kayu salib. Tetapi pada waktu keselamatan yang sudah digenapi oleh Kristus itu berlangsung di dalam diri manusia, yang memberikan hidup, dan yang memperanakan kembali. Kita harus dilahirkan kembali. Kita perlu diperanakan oleh Roh Kudus yang dari atas. Barangsiapa tidak diperanakkan dari air dan Roh, dia tidak bisa masuk ke dalam kerajaan Allah (Yohanes 3:3-5)
(c) Allah sebagai Pewahyu
Roh Kudus bukan saja berperan di dalam penciptaan, di dalam penebusan, juga di dalam pewahyuan; yaitu di dalam mewahyukan diri-Nya dan memberikan kebenaran kepada manusia. Allah memberikan wahyu kepada manusia melalui inspirasi yang dikerjakan oleh Roh Kudus. Pada waktu Roh Allah berada pada diri nabi-nabi dan rasul-rasul, mereka digerakkan dan diberi inspirasi, lalu mereka menuliskan apa yang di wahyukan itu menjadi Kitab Suci (2 Petrus 1:20-21).
Tiga karya Allah yang paling penting ini dikerjakan melalui Oknum Ketiga: di dalam penciptaan – Allah menciptakan melalui Roh Kudus; di dalam penebusan – Allah memberikan hidup baru melalui Roh Kudus; di dalam pewahyuan - Allah menurunkan firman ke dunia melalui Roh Kudus.
Maka, tidaklah benar jika ada yang mengatakan bahwa doktrin Roh Kudus tidak penting, atau kita boleh untuk tidak mengenal Roh Kudus, Doktrin Roh Kudus penting, karena Roh Kudus adalah pelaksana dari semua pekerjaan Allah, karena Roh Kudus adalah pelaksana dari semua pekerjaan Allah , karena Roh Kudus yang menurunkan Firman menjadi wujud di dalam dua bentuk, yaitu (1) melalui Roh Kudus, Firman menjadi daging dan (2) melalui Roh Kudus, Firman menjadi Kitab Suci.
Saya tidak akan menggabungkan karya yang ketiga ini ke dalam karya yang kedua, seperti yang dilakukan Karl Barth. Saya mengatakan dua hal yang penting: Roh Kudus menurunkan Firman dari sorga ke dalam dunia, di dalam bentuk daging,yaitu Yesus Kristus, dan di dalam bentuk tulisan, yaitu Kitab Suci. Kedua hal tersebut merupakan pekerjaan Roh Kudus, tidak ada pekerjaan lain yang bisa menggantikannya.
ROH KUDUS, DOA DAN KEBANGUNAN
BAB I : PENTINGNYA DOKTRIN ROH KUDUS
Mengapa perlu pembahasan doktrin Roh Kudus? Ada beberapa alasan utama yang perlu kita perhatikan sehungungan dengan hal ini.
1. Doktrin yang kekal
Doktrin Roh Kudus penting untuk dipelajari, karena doktrin ini merupakam satu kepercayaan yang dipegang sejak dari zaman para rasul sampai sekarang. Maka dari zaman ke zaman standar hal ini tidak boleh dilalaikan, dilupakan dan dikurangi. Tetapi pada kenyataannya, pembahasan doktrin ini terlalu sedikit, sebab setelah Montanisme, banyak orang beranggapan bahwa membahas doktrin Roh Kudus dapat menimbulkan bahaya. Banyak membicarakan doktrin Roh Kudus bisa menjadi ekstrim. Untuk itu kita perlu memperhatikan dua macam bahaya yang berkaitan dengan diktrin Roh Kudus :
a.Sangat menyukai doktrin Roh Kudus, mementingkan Roh Kudus, tetapi tidak meneliti Alkitab dengan pengertian yang seimbang dan stabil, yang didukung oleh seluruh Alkitab. Akibatnya adalah mengambil bagian-bagian ayat Alkitab dengan melupakan konteks dan studi yang cermat, lalu bagian-bagian itu dijadikan doktrin yang tidak seimbang. Ajaran tentang Roh Kudus hanya di fokuskan pada ayat-ayat yang berbicara tentang Roh Kudus saja, tanpa mengkaitkan dengan seluruh ajaran Alkitab. Akibatnya, ajaran tidak stabil dan pincang yang menimbulkan fanatisme, ekstrimisme, radikalisme, dan emosionalisme.
b. Melihat hal di atas dan menjadi ketakutan akan timbulnya ekses-ekses dari hal lain, dan fanatisme yang mungkin timbul dari ajaran Roh Kudus, mengakibatkan gereja menempuh ekstrim lain: menolak dan tidak mau bericara tentang Roh Kudus. Akibatnya, jemaat yang sudah bertahun-tahun ikut di dalam kebaktian sedemikian tidak pernah mendengar pembahasan doktrin Roh Kudus, tentang apakah hubungan manusia yang sudah di selamatkan oleh Tuhan dengan Roh Kudus, dan bagaimana mereka harus mentaati pimpinan Roh Kudus.
Gereja adalah tempat dimana firman di ajarkan. Apa jadinya kalau sebuah gereja yang sudah berdiri puluhan tahun lamanya, tetapi masih banyak doktrin yang belum diajarkan? Saya kuatir dan gentar, pada saat pimpinan-pimpinan gereja diadili nanti, mungkin mereka tidak akan tahan.
Sebagai seorang kristen, kita perlu mempelajari firman Tuhan dengan baik, memikirkan semua doktrin dan ajaran yang sudah diserahkan kepada kita dengan sungguh-sungguh. Terlebih bagi kita yang berani mengaku diri sebagai pemimpin-pemimpin gereja, kita adalah terang bagi orang kafir dan terang bagi dunia, kita harus membawa mereka datang kepada Tuhan.
Marilah kita mempelajari firman dengan baik, sehingga melalui ajaran, jawaban dan bimbingan yang kita berikan, orang lain melihat mercu suar yang masih bersinar, bukan mercu suar yang sudah padam. Sebagai pemimpin Kristen, kita harus bertanggung jawab kepada Tuhan. Saya menghimbau para pemimpin gereja: baik pendeta, majelis, penatua, guru sekolah minggu, pemimpin kelompok kecil dan yang lainnya, marilah kita belajar firman Tuhan dengan baik. Kalau tidak, letakkanlah jabatanmu. Barangsiapa tidak melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh dan dengan rendah hati, dia akan menjadi penghambat bagi pekerjaan Roh Kudus.
2. Doktrin tentang Oknum Tritunggal
Doktrin Roh Kudus merupakan doktrin yang penting sekali, selain sebagai standar iman di dalam pengakuan Iman Rasuli, juga merupakan doktrin tentang Oknum Allah Tritunggal, Allah yang Maha Esa. Doktrin ini penting sekali, karena Roh Kudus merupakan Oknum, di mana semua pekerjaan Tuhan harus digenapi melalui Dia.
Adapun karya Tuhan yang paling besar adalah: (a) Allah sebagai Pencipta; (b) Allah sebagai Penebus; dan (c) Allah sebagai Pewahyu.
(a). Allah sebagai Pencipta
Pada waktu Allah menciptakan, dari halaman pertama Alkitab, bagian pertama mengatakan: “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi... Roh Allah (bekerja) melayang-layang di atas permukaan air” (Kejadian 1:1-2). Jadi Roh Kudus jangan dimengerti hanya sebagai suatu gerakan atau semacam fenomena psikologis, tetapi sebagai Allah yang bekerja. Hal tersebut sudah dibuktikan sejak pasal pertama, halaman pertama, bagian pertama dari Kitab Suci. Waktu Allah menciptakan, Roh Allah-lah yang menggenapi dan melaksanakan pekerjaan itu.
(b). Allah sebagai Penebus
Pada waktu Allah menebus, Dia mempersiapkan dan memberikan predestinasi. Kristus datang ke dunia untuk menggenapi rencana yang telah Allah persiapkan, dengan mati di atas kayu salib. Tetapi pada waktu keselamatan yang sudah digenapi oleh Kristus itu berlangsung di dalam diri manusia, yang memberikan hidup, dan yang memperanakan kembali. Kita harus dilahirkan kembali. Kita perlu diperanakan oleh Roh Kudus yang dari atas. Barangsiapa tidak diperanakkan dari air dan Roh, dia tidak bisa masuk ke dalam kerajaan Allah (Yohanes 3:3-5)
(c) Allah sebagai Pewahyu
Roh Kudus bukan saja berperan di dalam penciptaan, di dalam penebusan, juga di dalam pewahyuan; yaitu di dalam mewahyukan diri-Nya dan memberikan kebenaran kepada manusia. Allah memberikan wahyu kepada manusia melalui inspirasi yang dikerjakan oleh Roh Kudus. Pada waktu Roh Allah berada pada diri nabi-nabi dan rasul-rasul, mereka digerakkan dan diberi inspirasi, lalu mereka menuliskan apa yang di wahyukan itu menjadi Kitab Suci (2 Petrus 1:20-21).
Tiga karya Allah yang paling penting ini dikerjakan melalui Oknum Ketiga: di dalam penciptaan – Allah menciptakan melalui Roh Kudus; di dalam penebusan – Allah memberikan hidup baru melalui Roh Kudus; di dalam pewahyuan - Allah menurunkan firman ke dunia melalui Roh Kudus.
Maka, tidaklah benar jika ada yang mengatakan bahwa doktrin Roh Kudus tidak penting, atau kita boleh untuk tidak mengenal Roh Kudus, Doktrin Roh Kudus penting, karena Roh Kudus adalah pelaksana dari semua pekerjaan Allah, karena Roh Kudus adalah pelaksana dari semua pekerjaan Allah , karena Roh Kudus yang menurunkan Firman menjadi wujud di dalam dua bentuk, yaitu (1) melalui Roh Kudus, Firman menjadi daging dan (2) melalui Roh Kudus, Firman menjadi Kitab Suci.
Saya tidak akan menggabungkan karya yang ketiga ini ke dalam karya yang kedua, seperti yang dilakukan Karl Barth. Saya mengatakan dua hal yang penting: Roh Kudus menurunkan Firman dari sorga ke dalam dunia, di dalam bentuk daging,yaitu Yesus Kristus, dan di dalam bentuk tulisan, yaitu Kitab Suci. Kedua hal tersebut merupakan pekerjaan Roh Kudus, tidak ada pekerjaan lain yang bisa menggantikannya.
Hanyalah Yesus Kristus yang dilahirkan di dalam dunia melalui Roh Kudus. Ia adalah satu-satunya inkarnasi yang sejati, yang tidak ada gantinya. Hanya Roh Kudus yang menggerakkan para nabi di dalam Perjanjian Lama dan para rasul di dalam Perjanjian Baru memungkinkan Kitab Suci para rasul di dalam Perjanjian Baru memungkinkan Kitab Suci satu-satunya Firman Tuhan yang ditulis lengkap. Tidak ada buku lain yang bisa menggantikannya. Karena Firman diturunkan ke dalam dunia melalui Roh Kudus, maka Roh Kudus menjadi penting sekali.
Jika tidak ada Roh Kudus, maka tidak ada Firman yang yang berada di dalam sejarah, tidak ada Pengantara yang pernah berinkarnasi dalam bentuk daging berada di tengah-tengah manusia dan Allah. Inkarnasi hanya terjadi satu kali dan Kitab Suci juga hanya satu. Kristus dan Alkitab-lah yang membawa kita mengenal dan kembali kepada Allah, keduanya terwujud di dalam sejarah hanya melalui Roh Kudus.
3. Doktrin tentang Hidup yang kekal
Hanya melalui Roh Kudus manusia mendapatkan hidup yang kekal. Pemberi hidup dan Pelepas kita dari kuasa dosa dan maut adalah Roh Kudus. Roma 8:2: “Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut”.
Inilah perbedaan antara orang Kristen dengan orang bukan Kristen: Orang yang belum Kristen, pada satu hari nanti mungkin akan menjadi Kristen, jika Roh Kudus bekerja di dalam dirinya. Dan kita yang sudah menjadi orang Kristen, bisa mengalami pelepasan dari kuasa dosa, dari kuasa maut dan memperoleh hidup yang kekal dari atas, hanyalah karena pekerjaan Roh Kudus.
3. Doktrin tentang Hidup yang kekal
Hanya melalui Roh Kudus manusia mendapatkan hidup yang kekal. Pemberi hidup dan Pelepas kita dari kuasa dosa dan maut adalah Roh Kudus. Roma 8:2: “Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut”.
Inilah perbedaan antara orang Kristen dengan orang bukan Kristen: Orang yang belum Kristen, pada satu hari nanti mungkin akan menjadi Kristen, jika Roh Kudus bekerja di dalam dirinya. Dan kita yang sudah menjadi orang Kristen, bisa mengalami pelepasan dari kuasa dosa, dari kuasa maut dan memperoleh hidup yang kekal dari atas, hanyalah karena pekerjaan Roh Kudus.
Hanya melalui Roh Kudus, kita mengenal Allah Tritunggal, kita melihat Allah menggenapi pekerjaan-Nya, kita melihat Firman terwujud di dalam sejarah, dan kita mendapatkan hidup baru. Di dalam Kristus semuanya menjadi baru, karena kita dilahirkan kembali oleh Roh Kudus.
4. Doktrin Penuntun Pengenalan akan Allah
Doktrin Roh Kudus penting karena hanya melalui Roh Kudus saja, manusia bisa mengenal Allah dengan sungguh. 2 Korintus 2:10,11: “ Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah. Siapa terangan di antara manusia yang tahu, apa yang ada di dalam dia? Demikian pulalah tidak ada orang yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh Allah.”
Ini merupakan suatu kunci penting untuk mengerti Allah? Jawabannya adalah Roh Allah sendiri. Keakraban kita segala macam binatang tidak pernah bisa mencapai suatu kesatuan yang erat, sedemikian intim sampai Saudara bisa saling bertukar pikiran dengan binatang kesayangan Saudara.
4. Doktrin Penuntun Pengenalan akan Allah
Doktrin Roh Kudus penting karena hanya melalui Roh Kudus saja, manusia bisa mengenal Allah dengan sungguh. 2 Korintus 2:10,11: “ Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah. Siapa terangan di antara manusia yang tahu, apa yang ada di dalam dia? Demikian pulalah tidak ada orang yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh Allah.”
Ini merupakan suatu kunci penting untuk mengerti Allah? Jawabannya adalah Roh Allah sendiri. Keakraban kita segala macam binatang tidak pernah bisa mencapai suatu kesatuan yang erat, sedemikian intim sampai Saudara bisa saling bertukar pikiran dengan binatang kesayangan Saudara.
Binatang tidak mempunyai roh manusia, maka dia tidak bisa mengerti apa yang kita katakan kepadanya. Binatang tidak mempunyai wadah untuk menampung, tidak mempunyai mediator untuk menerima, juga tidak mempunyai pengantar untuk bisa bertukar pikiran denga kita. Binatang adalah binatang, manusia adalah manusia. Sebab itu di dalam surat Korintus Paulus berkata, bahwa tanpa roh manusia, tidak ada yang bisa mengerti manusia. Prinsip yang sama juga diterapkan pada hubungan manusia dengan Tuhan Allah: tanpa melalui Roh Allah, tak seorangpun bisa mengenal Allah.
Suatu kali, kami merasa sedih sekali, karena anjing yang sangat kami cintai mati. Tetapi sebelum anjing itu mati, dia jauh lebih sedih dari kami. Waktu itu, kami sekeluarga bertolak dari Surabaya ke Bandung dan anjing itu ditinggal di rumah. Biasanya dia paling sayang pada kakak perempuan saya, tapi saat itu kakak perempuan saya yang ikut ke Bandung, justru dipanggil Tuhan pada hari keempat waktu kami berada di sana. Ketika saya pulang, anjing itu belum mati, tetapi dia sedih luar biasa. Setiap hari pk. 9.00 malam saya melihat anjing itu sudah menungggu di pintu, menunggu kakak saya pulang.
Suatu kali, kami merasa sedih sekali, karena anjing yang sangat kami cintai mati. Tetapi sebelum anjing itu mati, dia jauh lebih sedih dari kami. Waktu itu, kami sekeluarga bertolak dari Surabaya ke Bandung dan anjing itu ditinggal di rumah. Biasanya dia paling sayang pada kakak perempuan saya, tapi saat itu kakak perempuan saya yang ikut ke Bandung, justru dipanggil Tuhan pada hari keempat waktu kami berada di sana. Ketika saya pulang, anjing itu belum mati, tetapi dia sedih luar biasa. Setiap hari pk. 9.00 malam saya melihat anjing itu sudah menungggu di pintu, menunggu kakak saya pulang.
Biasanya, kalau kakak saya pulang, dia selalu mengibas-ngibaskan ekornya sambil menggonggong dengan senang sekali. Saya ingin memberitahunya, bahwa ia tidak perlu menunggu lagi, tapi dia tidak mengerti bahasa Indonesia. Saya ingin memakai bahasa anjing, tetapi saya tidak bisa. Anjing itu ingin mengerti jiwa dan perasaan saya, tetapi tidak mungkin, karena dia tidak mempunyai roh manusia. Saya sedih luar biasa, karena setiap kali pintu dibuka dan dia melihat yang datang bukan orang yang ditunggunya, dia langsung menundukkan kepala dan menurunkan ekornya, lalu masuk ke bawah kursi dan tidak mau keluar lagi. Beberapa hari kemudian dia mati. Tidak ada komunikasi, tidak ada kemungkinan untuk mengerti, karena tidak ada roh yang menjadi pengantara antara saya dengan anjing itu.
Kalau binatang tidak bisa mengerti manusia, karena tidak memiliki roh manusia, manusia juga tidak mengerti Allah, jika tidak mengerti-Nya melalui Roh Allah. Itulah arti ayat tadi: “Tanpa Roh Allah, tidak seorangpun mengerti Allah.”
Manusia bisa mengenal Allah, karena Roh Allah rela menyatakan kepada menuasia, roh itu tahu bagaimana berkomunikasi dengan manusia. Allah telah menciptakan manusia menurut peta dan teladan-Nya sendiri, maka manusia mempunyai sifat rohaniah. Kerohanian di dalam diri seseorang merupakan suatu potensi untuk mengerti Allah, di mana Roh Allah bekerja untuk mengkomunikasikan wahyu Allah kepada manusia.
Jikalau manusia tidak dicipta menurut peta dan teladan Allah, manusia tidak mempunyai aspek rohaniah, dan tidak mungkin bisa menampung wahyu Allah yang bersifat rohaniah. Jika manusia tidak mempunyai kemungkinan atau potensi untuk menerima wahyu sifat-sifat rohani Tuhan Allah, Roh Kudus juga tidak mungkin bekerja di dalam diri manusia. Allah itu Roh adanya, maka manusia yang dicipta menurut peta dan teladan Allah juga bersifat roh adanya. Roh Allah berkerja sebagai komunikator,mewahyukan segala kebenaran-Nya kepada manusia, supaya manusia di dalam rohnya boleh mengenal Allah yang adalah Roh Allah.
Gereja yang tidak mengutamakan Roh Kudus, yang tidak bersandar pada Roh Kudus dan yang tidak berkhotbah menurut pimpinan Roh Kudus sulit membawa anggotanya mengerti firman Allah.
Sampai saat ini, saya yang sudah berkhotbah lebih dari 23.000 kali, (jumlah yang melebihi khotbah siapapun di Indonesia, bahkan lebih banyak dari Billy Graham), tetapi belum pernah mengajar homiletika (cara berkhotbah). Kalau di tanya mengapa Stephen Tong tidak berani atau tidak mengajar homiletika, padahal sudah mendidik lebih dari 700 pendeta dan sudah mengajar lebih dari 30 tahun? Karena saya merasa diri masih belum terlalu pandai berkhotbah. Setiap kali berkhotbah, saya bersandar kepada Tuhan, saya takut khotbah saya tidak sesuai dengan kehendak Tuhan, maka firman yang akan saya sampaikan, saya serahkan dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan, setiap saat, setiap detik bahkan di atas mimbar pun saya bersandar kepada-Nya, bukan bersandar pada diri sendiri. Sedangkan melalui belajar homiletika, seorang akan merasa dirinya sudah tahu akan cara, teknik, ketrampilan khotbah, dan sudah bisa berkhotbah, maka saya merasa takut. Mungkinkah saya mengajar homiletika? Mungkin. Tetapi saya akan mengajar homiletika sama seperti waktu saya khotbah, penuh dengan kegentaran di hadapan Tuhan.
Apa kaitannya dengan doktrin Roh Kudus? Jika kita mengabarkan atau memberikan firman Tuhan dengan memberikan komentar atau eksegesis secara hermeneutika, jangan lupa bahwa kita sedang menyampaikan firman yang sudah Roh Kudus wahyukan dan sekarang Roh Kudus akan mengajarkannya kepada para pendengar, kita hanyalah penyambung lidah saja.
Kalau binatang tidak bisa mengerti manusia, karena tidak memiliki roh manusia, manusia juga tidak mengerti Allah, jika tidak mengerti-Nya melalui Roh Allah. Itulah arti ayat tadi: “Tanpa Roh Allah, tidak seorangpun mengerti Allah.”
Manusia bisa mengenal Allah, karena Roh Allah rela menyatakan kepada menuasia, roh itu tahu bagaimana berkomunikasi dengan manusia. Allah telah menciptakan manusia menurut peta dan teladan-Nya sendiri, maka manusia mempunyai sifat rohaniah. Kerohanian di dalam diri seseorang merupakan suatu potensi untuk mengerti Allah, di mana Roh Allah bekerja untuk mengkomunikasikan wahyu Allah kepada manusia.
Jikalau manusia tidak dicipta menurut peta dan teladan Allah, manusia tidak mempunyai aspek rohaniah, dan tidak mungkin bisa menampung wahyu Allah yang bersifat rohaniah. Jika manusia tidak mempunyai kemungkinan atau potensi untuk menerima wahyu sifat-sifat rohani Tuhan Allah, Roh Kudus juga tidak mungkin bekerja di dalam diri manusia. Allah itu Roh adanya, maka manusia yang dicipta menurut peta dan teladan Allah juga bersifat roh adanya. Roh Allah berkerja sebagai komunikator,mewahyukan segala kebenaran-Nya kepada manusia, supaya manusia di dalam rohnya boleh mengenal Allah yang adalah Roh Allah.
Gereja yang tidak mengutamakan Roh Kudus, yang tidak bersandar pada Roh Kudus dan yang tidak berkhotbah menurut pimpinan Roh Kudus sulit membawa anggotanya mengerti firman Allah.
Sampai saat ini, saya yang sudah berkhotbah lebih dari 23.000 kali, (jumlah yang melebihi khotbah siapapun di Indonesia, bahkan lebih banyak dari Billy Graham), tetapi belum pernah mengajar homiletika (cara berkhotbah). Kalau di tanya mengapa Stephen Tong tidak berani atau tidak mengajar homiletika, padahal sudah mendidik lebih dari 700 pendeta dan sudah mengajar lebih dari 30 tahun? Karena saya merasa diri masih belum terlalu pandai berkhotbah. Setiap kali berkhotbah, saya bersandar kepada Tuhan, saya takut khotbah saya tidak sesuai dengan kehendak Tuhan, maka firman yang akan saya sampaikan, saya serahkan dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan, setiap saat, setiap detik bahkan di atas mimbar pun saya bersandar kepada-Nya, bukan bersandar pada diri sendiri. Sedangkan melalui belajar homiletika, seorang akan merasa dirinya sudah tahu akan cara, teknik, ketrampilan khotbah, dan sudah bisa berkhotbah, maka saya merasa takut. Mungkinkah saya mengajar homiletika? Mungkin. Tetapi saya akan mengajar homiletika sama seperti waktu saya khotbah, penuh dengan kegentaran di hadapan Tuhan.
Apa kaitannya dengan doktrin Roh Kudus? Jika kita mengabarkan atau memberikan firman Tuhan dengan memberikan komentar atau eksegesis secara hermeneutika, jangan lupa bahwa kita sedang menyampaikan firman yang sudah Roh Kudus wahyukan dan sekarang Roh Kudus akan mengajarkannya kepada para pendengar, kita hanyalah penyambung lidah saja.
Namun kalau kita mengambil alih: kita merasa kitalah yang pintar, kitalah yang berkhotbah, Roh Kudus akan kita singkirkan, karena kita sudah tahu akan cara berkhotbah, sudah tahu Kitab Suci, kitalah yang menjadi tuan rumah. Saat itulah gereja sulit mengetahui kemauan Roh Kudus. Berbeda sekali dengan gereja, dimana Tuhan bekerja dan menyatakan kehendak-Nya kepada jemaat.
Akan ada perbedaan yang besar sekali antara seorang pengkhotbah yang membuka sesuatu yang sudah ditulis di dalam Kitab Suci dengan hati yang takut akan Tuhan, dengan seorang pengkhotbah menghadirkan tahta Tuhan dan kedaulatan Roh Kudus yang sedang mendidik jemaat-Nya melalui mulutnya yang begitu terbatas. Maka, dirinya sendiri juga ikut menerima didikan. Akibatnya seluruh jemaat-dari pendeta sampai pendengar – merasakan Roh Kudus sedang mengajar jemaat-Nya. Itulah kebaktian yang indah.
Kita perlu membawa gereja kembali kepada standar yang sesuai dengan kehendak Roh Kudus, di mana firman diajarkan melalui pengajar yang mempunyai rasa takut dan gentar kepada Tuhan, yang sadar bahwa dirinya hanya sebagai penyambung lidah saja. Roh Kudus yang mewahyukan Kitab Suci, dialah yang mengajar semua orang. Roh Kudus perlu mengurapi kita, memakai kita, barulah semua perkataan dan pengajaran kita menjadi berkat bagi setiap orang yang datang kepada Tuhan.
5. Doktrin tentang Pewahyu
Doktrin Roh Kudus penting, karena Roh Kudus adalah Pewahyu. Itulah sebabnya kalau Roh Kudus tidak memimpin manusia kembali kepada pengenalan akan Tuhan yang benar, tidak ada satu khotbah yang berguna, tidak ada satu pengajaran katekisasi yang berfungsi, dan tidak ada satu kebaktian yang menyatakan kemuliaan Tuhan.
Tetapi puji Tuhan, jika Roh Kudus bekerja di tengah-tengah kebaktian dengan prinsip yang kita pegang saat ini: Roh Kudus adalah Pewahyu, Pengajar, Pemberi pencerahan; iluminasi kepada manusia, maka setiap orang yang mengajar, yang belajar, yang berkhotbah, yang mendengar, semuanya berada di bawah naungan kuasa Roh Kudus, maka kebaktian itu menjadi indah luar biasa.
Saudara tidak usah takut jikalau khotbah Saudara terlalu keras, sehingga orang tidak mau mendengarnya. Juga jangan beranggapan kalau khotbah Saudara menyenangkan, maka orang akan menjadi senang. Khotbah yang hanya mau menyenangkan manusia, tetapi tidak takut pada Tuhan akan mengakibatkan orang membenci pengkhotbahnya.
Kita perlu membawa gereja kembali kepada standar yang sesuai dengan kehendak Roh Kudus, di mana firman diajarkan melalui pengajar yang mempunyai rasa takut dan gentar kepada Tuhan, yang sadar bahwa dirinya hanya sebagai penyambung lidah saja. Roh Kudus yang mewahyukan Kitab Suci, dialah yang mengajar semua orang. Roh Kudus perlu mengurapi kita, memakai kita, barulah semua perkataan dan pengajaran kita menjadi berkat bagi setiap orang yang datang kepada Tuhan.
5. Doktrin tentang Pewahyu
Doktrin Roh Kudus penting, karena Roh Kudus adalah Pewahyu. Itulah sebabnya kalau Roh Kudus tidak memimpin manusia kembali kepada pengenalan akan Tuhan yang benar, tidak ada satu khotbah yang berguna, tidak ada satu pengajaran katekisasi yang berfungsi, dan tidak ada satu kebaktian yang menyatakan kemuliaan Tuhan.
Tetapi puji Tuhan, jika Roh Kudus bekerja di tengah-tengah kebaktian dengan prinsip yang kita pegang saat ini: Roh Kudus adalah Pewahyu, Pengajar, Pemberi pencerahan; iluminasi kepada manusia, maka setiap orang yang mengajar, yang belajar, yang berkhotbah, yang mendengar, semuanya berada di bawah naungan kuasa Roh Kudus, maka kebaktian itu menjadi indah luar biasa.
Saudara tidak usah takut jikalau khotbah Saudara terlalu keras, sehingga orang tidak mau mendengarnya. Juga jangan beranggapan kalau khotbah Saudara menyenangkan, maka orang akan menjadi senang. Khotbah yang hanya mau menyenangkan manusia, tetapi tidak takut pada Tuhan akan mengakibatkan orang membenci pengkhotbahnya.
Khotbah yang keras tetapi tidak berdasarkan kuasa Tuhan, hanya berdasarkan otoritas diri sendiri juga akan mengakibatkan jemaat membenci pengkhotbahnya. Rumus berkhotbah mana yang akan kita pakai, yang keras atau yang lembut, yang menyenangkan atau yang tidak menyenangkan manusia? Semua itu tidak penting! Yang penting adalah khotbah yang Tuhan kehendaki.
Kalau Tuhan menginginkan kita mengkhotbah hal yang keras, silahkan khotbahkan hal tersebut! Waktu seseorang bersandar kepada Tuhan dan Roh Kudus bekerja, khotbah yang keras justru akan menghasilkan pertobatan yang paling besar. Kalau Tuhan tidak menyuruh Saudara mengkhotbahkan hal yang menyenangkan manusia, tetapi saudara lakukan dengan sengaja, maka sebenarnya Saudara sedang mengikat pekerjaan Roh Kudus. Kita yang berada di dalam tubuh Kristus harus peka sekali; bagaimana mempersilahkan Roh Kudus menjadi Tuan, dan kita semua menjadi hamba, menjadi anak-anak yang taat kepada-Nya.
6. Doktrin tentang kehidupan Kristen
Doktrin Roh Kudus penting, karena Roh Kuduslah yang memungkinkan orang Kristen dapat menjalani hidup rohani dan suci sesuai dengan kehendak Allah. Sekali lagi, hanya melalui kuasa dan urapan Roh Kudus kita dapat menjalani kehidupan Kristen yang sejati, kesucian yang sejati, dan kerohanian yang sejati. Hidup rohani, hidup suci hanya bisa di capai kalau seseorang mau mematuhkan diri, taat kepada Roh yang telah melahirkan dan memberikan hidup baru kepadanya. Jika orang Kristen tidak taat kepada pimpinan Roh Kudus, jangan kira dia bisa menyatakan hidup yang suci, yang dipenuhi Roh kira dia bisa menyatakan hidup yang suci, yang di penuhi Roh Kudus, yang berbuah dan yang rohani. Itu tidak mungkin.
Apakah artinya rohani? Adakah rumus, dalil atau bentuk yang biasa kita pakai sebagai patokan untuk mengukur rohani seseorang? Tidak ada! Waktu L. Moody dipenuhi Roh Kudus, dia tidak merasakan sesuatu, kecuali suka cita yang memenuhi hatinya. Waktu Charles Finny dipenuhi Roh Kudus, dia merasa seperti ada aliran listrik yang turun dari kepala sampai ke kakinya. Ada orang pada waktu dipenuhi Roh Kudus, merasakan suka cita yang luar biasa, merasa bersatu dengan Kristus secara intim dan manis, sehingga dia bisa berdoa berjam-jam dan tidak ingin bangun.
6. Doktrin tentang kehidupan Kristen
Doktrin Roh Kudus penting, karena Roh Kuduslah yang memungkinkan orang Kristen dapat menjalani hidup rohani dan suci sesuai dengan kehendak Allah. Sekali lagi, hanya melalui kuasa dan urapan Roh Kudus kita dapat menjalani kehidupan Kristen yang sejati, kesucian yang sejati, dan kerohanian yang sejati. Hidup rohani, hidup suci hanya bisa di capai kalau seseorang mau mematuhkan diri, taat kepada Roh yang telah melahirkan dan memberikan hidup baru kepadanya. Jika orang Kristen tidak taat kepada pimpinan Roh Kudus, jangan kira dia bisa menyatakan hidup yang suci, yang dipenuhi Roh kira dia bisa menyatakan hidup yang suci, yang di penuhi Roh Kudus, yang berbuah dan yang rohani. Itu tidak mungkin.
Apakah artinya rohani? Adakah rumus, dalil atau bentuk yang biasa kita pakai sebagai patokan untuk mengukur rohani seseorang? Tidak ada! Waktu L. Moody dipenuhi Roh Kudus, dia tidak merasakan sesuatu, kecuali suka cita yang memenuhi hatinya. Waktu Charles Finny dipenuhi Roh Kudus, dia merasa seperti ada aliran listrik yang turun dari kepala sampai ke kakinya. Ada orang pada waktu dipenuhi Roh Kudus, merasakan suka cita yang luar biasa, merasa bersatu dengan Kristus secara intim dan manis, sehingga dia bisa berdoa berjam-jam dan tidak ingin bangun.
Ada pula yang tadinya pengecut, selalu merasa takut, kuatir, setelah dipenuhi Roh Kudus dia menjadi suka dan berani memberitakan kabar Injil dengan suara yang keras kepada siapa saja, bahkan kepada para pejabat tinggi. Tidak berarti kalau seseorang dipenuhi Roh Kudus dengan cara tertentu, maka semua orang lain harus ikut-ikutan. Itu adalah celaka yang besar!
Apakah karena Stephen Tong keras, lalu orang mengira mereka yang di penuhi oleh Roh Kudus harus begitu? Tidak! Jangan mengikuti saya; kau adalah kau, dia adalah dia, saya adalah saya. Kembangkan diri Saudara sesuai dengan pimpinan Tuhan terhadap Saudara secara pribadi. Setiap orang di penuhi oleh Roh Kudus dengan cara yang berbeda-beda dan hasil pelayanan berbeda-beda juga.
Jangan menganggap orang lain yang berhasil membuat puluhan ribu bahkan ratusan ribu orang tertarik pada khotbahnya pasti dipenuhi Roh Kudus, dan gereja yang tidak maju-maju, pasti karena pendetanya tidak di penuhi Roh Kudus. Ada orang yang di penuhi Roh Kudus sekali berkhotbah membawa 3.000 orang bertobat, seperti Petrus.
Apakah karena Stephen Tong keras, lalu orang mengira mereka yang di penuhi oleh Roh Kudus harus begitu? Tidak! Jangan mengikuti saya; kau adalah kau, dia adalah dia, saya adalah saya. Kembangkan diri Saudara sesuai dengan pimpinan Tuhan terhadap Saudara secara pribadi. Setiap orang di penuhi oleh Roh Kudus dengan cara yang berbeda-beda dan hasil pelayanan berbeda-beda juga.
Jangan menganggap orang lain yang berhasil membuat puluhan ribu bahkan ratusan ribu orang tertarik pada khotbahnya pasti dipenuhi Roh Kudus, dan gereja yang tidak maju-maju, pasti karena pendetanya tidak di penuhi Roh Kudus. Ada orang yang di penuhi Roh Kudus sekali berkhotbah membawa 3.000 orang bertobat, seperti Petrus.
Greatingson dari Manila mengatakan, Petrus sekali berkhotbah 3.000 orang bertobat, pendeta sekarang 3.000 kali berkhitbah tidak seorangpun bertobat. Tetapi ketika Stefanus yang di penuhi Roh Kudus berkhotbah, dia tidak mendapat 3.000, tetapi mendapat 3.000 buah batu. Petrus dipenuhi Roh Kudus. Stefanus juga. Petrus berkhotbah tentang Yesus yang di salib Stefanus juga. Petrus berkhotbah tentang Yesus yang bangkit dari kematian, Stefanus juga.
Tetapi selesai berkhotbah, Petrus yang di penuhi Roh Kudus, menyebabkan 3.000 orang yang hatinya merasa tertusuk dan tergerak, lalu bertobat dan menerima Yesus. Sedangkan Stefanus, setelah dia menyampaikan khotbah yang sama dengan Roh Kudus yang juga memenuhi dirinya, bukan mendapat 3.000 yang bertobat, melainkan 3.000 orang yang mengeraskan hati, lalu melemparinya dengan batu dan membunuhnya.
Baca Juga: Roh Kudus, Doa Dan Kebangunan Rohani
Baca Juga: Roh Kudus, Doa Dan Kebangunan Rohani
Ada orang berkata: ”Kalau mau melihat orang yang mempunyai Roh Kudus lihat saja di Korea, di sini tidak ada.” Ada juga yang beranggapan, “ kalau orang memiliki Roh Kudus dia akan berteriak-teriak, jadi kalau tidak berteriak-teriak berarti tidak mempunyai Roh Kudus.” Jangan sembarangan mengikat Roh Kudus di dalam kotak-kotak pengalaman pribadi yang berbeda-beda. Ada orang rohani yang berdoa dengan berdesis, tetapi ketika orang lain berdoa dengan berdesis, mungkin giginya sedang sakit. Ada orang lain merasakan Tuhan itu begitu besar, sampai dia tidak bisa tahan, itu merupakan pekerjaan Roh Kudus. Sementara ada orang yang tidak merasakan sesuatu, itupun bisa merupakan pekerjaan Roh Kudus.
Sudah lebih dari lima puluh tahun yang lalu, Indonesia mulai membentuk keharusan-keharusan yang tidak perlu, seperti: kalau tidak muntah-muntah berarti belum mengalami pelepasan, kalau belum berbahasa lidah berarti belum memiliki Roh Kudus, dll. Ada segolongan orang Kristen yang menekankan bahwa jika ia belum muntah-muntah, ia belum bertobat dan belum memiliki Roh Kudus. Sampai kapan gerja Tuhan berada dalam keadaan seperti ini?
Mari kita kembali pada Alkitab: Adakah tertulis bahwa orang yang bertobat harus muntah-muntah? Adakah tertulis bahwa orang harus berdoa dengan gemetaran? Tidak ada! Mari kita kembali ke Alkitab. Apa dasar ajaran seperti itu? Berdasarkan pengalaman. Hal sedemikian tidak benar! Ajaran kita harus berdasarkan firman.
Sudah lebih dari lima puluh tahun yang lalu, Indonesia mulai membentuk keharusan-keharusan yang tidak perlu, seperti: kalau tidak muntah-muntah berarti belum mengalami pelepasan, kalau belum berbahasa lidah berarti belum memiliki Roh Kudus, dll. Ada segolongan orang Kristen yang menekankan bahwa jika ia belum muntah-muntah, ia belum bertobat dan belum memiliki Roh Kudus. Sampai kapan gerja Tuhan berada dalam keadaan seperti ini?
Mari kita kembali pada Alkitab: Adakah tertulis bahwa orang yang bertobat harus muntah-muntah? Adakah tertulis bahwa orang harus berdoa dengan gemetaran? Tidak ada! Mari kita kembali ke Alkitab. Apa dasar ajaran seperti itu? Berdasarkan pengalaman. Hal sedemikian tidak benar! Ajaran kita harus berdasarkan firman.
Jika pengalaman kita tidak cocok dengan keseluruhan prinsip Alkitab, yang perlu kita buang adalah pengalamannya, sedangkan Alkitab perlu kita pegang terus. Yang jelas, Roh Kudis turun kepada seseorang, memenuhi seseorang, orang itu mampu melalui hidup suci, hidup rohani, tetapi bukan hidup rohani yang di ukur dengan patokan atau standar pengalaman pribadi.
7. Doktrin tentang Kuasa Pekabaran Injil
Doktrin Roh Kudus itu penting sekali, karena mengenal, memiliki dan mengalami kuasa Roh Kudus adalah rahasia kesuksesan kita dalam mengabarkan Injil.
Baca Juga; Baptisan Roh Kudus
7. Doktrin tentang Kuasa Pekabaran Injil
Doktrin Roh Kudus itu penting sekali, karena mengenal, memiliki dan mengalami kuasa Roh Kudus adalah rahasia kesuksesan kita dalam mengabarkan Injil.
Baca Juga; Baptisan Roh Kudus
Tanpa urapan Roh Kudus yang dari atas dan tanpa Roh Kudus memenuhi seseorang, kita tidak bisa, tidak berani dan tidak akan berhasil bersaksi bagi Tuhan. Puji Tuhan! Sebab itu Yesus berkata: ”Jangan pergi dulu.” Di dalam amanat agung, Tuhan Yesus mengutus murid-muridnya untuk pergi mengabarkan Injil ke seluruh dunia, untuk menjadikan semua bangsa murid-Nya, dan janji-Nya: “ Aku akan menyertai kamu sampai selama-lamanya.” Seharusnya mereka pergi, tidak perlu menunggu di Yerusalem sampai Roh Kudus turun akan mereka. Namun Dia yang menyuruh mereka pergi juga adalah Dia yang menyuruh mereka jangan pergi.
Dia yang mengutus mereka pergi, juga adalah Dia yang menyuruh mereka menunggu sampai Roh Kudus turun. Kalau kita mengabarkan injil dengan berdasarkan atas kekuatan, pengalaman, kepandaian, talenta dan segala karunia yang kita miliki, kita tidak akan menghasilkan buah apapun. Hanya dengan bersandar pada kuasa Tuhan yang sudah turun atas kita, barulah kita bisa mengerjakan pekerjaan Tuhan.