BAPTISAN ROH KUDUS - Pdt.Budi Asali,M.Div

PDT. BUDI ASALI, M.DIV.
A) Pandangan Kharismatik.

1) Orang Kharismatik pada umumnya berpendapat bahwa orang kristen yang sungguh-sungguh (sudah selamat, sudah menjadi anak Allah) bisa saja belum mempunyai Roh Kudus. Jadi ada gap (= selang waktu) anta-ra saat seseorang itu percaya kepada Kristus dan saat orang itu mene-rima Roh Kudus / baptisan Roh Kudus. Dengan demikian baptisan Roh Kudus dianggap sebagai second work of grace (= pekerjaan kasih karunia yang kedua).
BAPTISAN ROH KUDUS - Pdt.Budi Asali,M.Div
tutorial, gadget
Bahwa ini memang merupakan ajaran Kharismatik, terlihat dari kutipan-kutipan di bawah ini:

a) Apa yang dapat kita perbuat untuk membantu seseorang untuk menerima Roh Kudus? Kita harus membantu calon penerima Roh Kudus untuk menyadari bahwa Tuhan telah memberikan Roh KudusNya dan selanjutnya terserah kepadanya (calon yang bersangkutan) untuk menerima Roh Kudus itu sekarang! Jelaskanlah kepada calon itu bahwa ia tidak perlu mengemis-ngemis kepada Tuhan. Kita adalah anak-anak Tuhan, ....

Berikanlah petunjuk kepada calon penerima Roh Kudus itu bahwa sekarang juga ia sudah diselamatkan, sehingga iapun sudah siap untuk dapat menerima Roh Kudus. ...

Akan tetapi apabila seseorang itu telah diselamatkan, maka keadaannya memang sudah beres dan sudah siap untuk dapat menerima Roh Kudus (Kenneth Hagin, Tujuh Langkah Untuk Menerima Roh Kudus, hal 3-4).

b) Roh Kudus itu mutlak perlu bagi setiap orang yang menyebut diri kristen. Yang menjadi pertanyaan adalah: Dapatkah semua orang kristen menerima Roh Kudus? .... Alkitab katakan bahwa semua orang yang telah diselamatkan akibat percaya Tuhan Yesus, sudah dapat menerima karunia tersebut, tidak ada perkecualian (Roh Kudus, School of Ministry GBI Bethany, hal 25).

Perhatikan bahwa disatu pihak orang itu disebut dengan istilah anak Tuhan / orang kristen, sudah / telah diselamatkan, percaya Tuhan Yesus, tetapi pada saat yang sama ia tetap disebut sebagai calon penerima Roh Kudus atau sudah dapat menerima karunia tersebut, yang menunjukkan bahwa ia belum mempunyai Roh Kudus.

BACA JUGA: KREMASI

2) Orang Kharismatik pada umumnya juga mengharuskan setiap orang kristen untuk berusaha mengalami baptisan Roh Kudus. Jadi, setiap orang kristen harus mencari Baptisan Roh Kudus ini. Tiap orang kristen harus mengalami pentakostanya masing-masing / sendiri-sendiri.

3) Orang Kharismatik pada umumnya menyamakan / mencampur-adukkan Baptisan Roh Kudus dengan kepenuhan Roh Kudus.

Perhatikan kutipan di bawah ini:

Istilah penuh dengan Roh Kudus maupun dibaptis dengan Roh Kudus, sesungguhnya yang dimaksud adalah dipenuhi dengan Roh Kudus (Roh Kudus, School of Ministry GBI Bethany, hal 24).

4) Orang Kharismatik pada umumnya juga berpendapat bahwa baptisan Roh Kudus itu ditandai dengan bahasa Roh / lidah.

Ini terlihat dari kutipan-kutipan di bawah ini:

a) Jelaskanlah kepada calon penerima Roh Kudus, bahwa dialah yang harus berbicara. Roh Kudus akan bekerja melalui perantaraan organ suaranya (bibir dan lidahnya), dan calon penerima itu harus mengeluarkan suara dan berbicara untuk mengucapkan kata-kata. ...

Memang sudah dapat diharapkan bahwa apabila calon penerima Roh Kudus itu menerima Roh Kudus, maka iapun akan berbicara dalam bahasa roh sesuai dengan Roh yang memberikan pengucapannya kepa-danya (Kenneth Hagin, Tujuh Langkah Untuk Menerima Roh Kudus, hal 5-6).

b) Saat menerima Roh Kudus, dengan iman kita harus memulai berbicara Berbahasa Roh. The Holy Spirit gives utterance, but man does the speaking (= Roh Kudus memberikan ucapan, tetapi manusialah yang mengucapkannya / berbicara). ...

Dari semua keterangan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa semua orang yang dibaptis Roh Kudus mempunyai Bukti atau Tanda awal yaitu berkata-kata dalam bahasa roh. Tidak ada bukti awal lain yang ditulis dalam Perjanjian Baru setelah Pentakosta selain berkata-kata dalam bahasa roh (Roh Kudus, School of Ministry GBI Bethany, hal 25,30,31).

5) Orang Kharismatik pada umumnya berpendapat bahwa dalam baptisan Roh Kudus ini yang membaptis adalah Roh Kudus sendiri. Istilah dalam bahasa Inggrisnya Baptism of the Holy Spirit (= baptisan dari Roh Kudus) menunjukkan Roh Kudus sebagai oknum yang membaptis.

6) Tentang cara menerima baptisan Roh Kudus ini tidak ada keseragaman pendapat di kalangan orang Kharismatik.

a) Ada yang berkata bahwa orang yang mau menerima baptisan Roh Kudus itu harus menyucikan diri.

b) Ada yang berpendapat bahwa orang yang mau menerima baptisan Roh Kudus tidak perlu menyucikan diri.

c) Ada yang berkata bahwa orang yang mau menerima baptisan Roh Kudus itu harus berdoa untuk minta baptisan Roh Kudus.

d) Ada yang berkata bahwa orang yang mau menerima baptisan Roh Kudus tidak perlu berdoa untuk meminta hal itu.

e) Ada yang berkata bahwa orang yang mau menerima baptisan Roh Kudus harus berpuasa.

f) Ada yang mengatakan bahwa supaya seseorang bisa menerima baptisan Roh Kudus maka dibutuhkan penumpangan tangan seorang hamba Tuhan.

Ini terlihat dari kutipan di bawah ini:

Dengan cara penumpangan tangan seorang hamba Tuhan, seorang kristen dapat menerima karunia Roh Kudus (Roh Kudus, School of Ministry GBI Bethany, hal 25).

g) Ada yang berkata bahwa orang yang mau menerima baptisan Roh Kudus harus berbicara dalam bahasa Roh dengan iman, maka ia akan menerima baptisan Roh Kudus.

Ini terlihat dari kutipan di bawah ini:

Katakanlah kepadanya supaya ia membuka mulutnya dengan lebar dan bebas, serta mengambil napas sedalam-dalamnya dan menyatakan kepada Tuhan di dalam jiwa nuraninya, Saya menerima Roh Kudus sekarang ini juga oleh karena saya percaya sepenuhnya. Desaklah dia untuk tidak usah mengucapkan sepatah kata pun bahasa yang dipakainya sehari-hari. Sebab orang tidak mungkin bisa berbicara dalam dua macam bahasa secara serentak ...

Apabila anda melihat Roh Tuhan mulai menggerakkan bibirnya, katakanlah kepadanya dengan gamblang untuk berucap apa saja yang paling mudah baginya. Apabila orang itu telah mengangkat suaranya melalui imannya dan percaya sepenuhnya kepada Allah, dan apabila dia sendiri dapat mendengar gema ucapan kata-katanya itu dalam bahasa yang jelas, maka anda dapat mengetahui bahwa orang itu telah menerima Roh Kudus. ...

Anda tidak mungkin minum air dengan keadaan mulut tertutup, maka demikian pula Anda tidak mungkin menerima Roh Kudus dengan keadaan mulut Anda tertutup. Berbicara dalam bahasa roh sebenarnya merupakan suatu bentuk kerjasama antara Anda dengan Roh Kudus (Tujuh Langkah Untuk Menerima Roh Kudus, hal 8,9).

B) Pandangan saya / Reformed.

1) Tidak ada gap antara saat percaya dan saat menerima Roh Kudus / menerima baptisan Roh Kudus! Kita menerima baptisan Roh Kudus / menerima Roh Kudus pada saat kita percaya kepada Kristus!

Catatan: Menerima baptisan Roh Kudus artinya sama dengan menerima Roh Kudus (bdk. Kisah Para Rasul 1:5,8 Kisah Para Rasul 2:1-4 Kisah Para Rasul 11:15-16).

Dasar Kitab Suci:

a) Perhatikan / baca ayat-ayat ini:

Ef 1:13b - ... di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikanNya itu.

Ayat ini secara jelas menunjukkan bahwa pemeteraian / pemberian Roh Kudus itu terjadi pada saat kita percaya!

Efesus 3:17 - sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih.

Galatia 3:2,5,14 - “(2) Hanya ini yang hendak kuketahui dari pada kamu: Adakah kamu telah menerima Roh karena melakukan hukum Taurat atau karena percaya kepada pemberitaan Injil? ... (5) Jadi bagaimana sekarang, apakah Ia yang menganugerahkan Roh kepada kamu dengan berlimpah-limpah dan yang melakukan mujizat di antara kamu, berbuat demikian karena kamu melakukan hukum Taurat atau karena kamu percaya kepada pemberitaan Injil? ... (14) Yesus Kristus telah membuat ini, supaya di dalam Dia berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu”.

Galatia 4:6 - Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh AnakNya ke dalam hati kita, yang berseru: ‘ya Abba, ya Bapa!’”.

1Yohanes 4:13 - Demikianlah kita ketahui, bahwa kita tetap berada di dalam Allah dan Dia di dalam kita: Ia telah mengaruniakan kita mendapat bagian dalam RohNya”.

b) Roma 8:9b mengatakan: ...jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus.

Sedangkan orang yang percaya kepada Kristus menjadi anak Allah (Yoh 1:12). Jadi, jelas bahwa orang yang percaya kepada Kristus itu adalah milik Allah / Kristus! Jadi, jelas ia pasti punya Roh Kudus!

c) Penggunaan istilah Baptisan Roh Kudus (Matius 3:11 Markus 1:8 Lukas 3:16 Yohanes 1:33 Kisah Para Rasul 1:5 Kisah Para Rasul 11:16 1Korintus 12:13) menunjukkan bahwa hal itu pasti terjadi pada saat pertama seseorang menjadi orang kristen! Mengapa? Karena baptisan air merupakan tanda, sedangkan baptisan Roh Kudus merupakan realitanya. Jadi, kalau baptisan air merupakan tanda pertama yang diberikan pada waktu seseorang menjadi orang kristen, maka baptisan Roh Kudus haruslah merupakan realita pertama yang dialami seseorang pada waktu ia menjadi orang kristen / percaya Yesus!

Dalam Kisah Para Rasul 10:47 Kornelius menerima realitanya (yaitu baptisan Roh Kudus) dan karena itu Petrus menganggap ia tidak boleh menahan tandanya (yaitu baptisan air).

Kis 10:47 - “‘Bolehkah orang mencegah untuk membaptis orang-orang ini dengan air, sedangkan mereka telah menerima Roh Kudus sama seperti kita?’”.

Dalam Kisah Para Rasul 19:2-3 waktu Paulus mendengar bahwa mereka tidak pernah mendengar tentang Roh Kudus (realita), maka Paulus lalu menanyakan tentang baptisan air (tanda).

Kisah Para Rasul 19:2-3 - “(2) Katanya kepada mereka: ‘Sudahkah kamu menerima Roh Kudus, ketika kamu menjadi percaya?’ Akan tetapi mereka menjawab dia: ‘Belum, bahkan kami belum pernah mendengar, bahwa ada Roh Kudus.’ (3) Lalu kata Paulus kepada mereka: ‘Kalau begitu dengan baptisan manakah kamu telah dibaptis?’ Jawab mereka: ‘Dengan baptisan Yohanes.’”.

Jadi, dari 2 bagian ini jelas bahwa baik Petrus maupun Paulus sangat menghubungkan baptisan Roh Kudus dan baptisan air yang merupakan hal-hal yang pertama yang harus diterima oleh seseorang waktu ia pertama-tama menjadi orang kristen.

d) 1Korintus 12:13 - Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh.

Sekarang mari kita memperhatikan kata-kata yang saya garisbawahi dalam 1Kor 12:13 itu:

1. kita semua’.

Kata semua jelas menunjukkan bahwa Paulus tidak berpendapat bahwa ada orang kristen yang sudah mempunyai Roh Kudus dan ada orang kristen yang belum mempunyai Roh Kudus. Semua orang kristen (yang sejati!) pasti sudah mempunyai Roh Kudus!

2. ‘telah dibaptis.

Ini menunjuk kepada masa lampau. Jadi, bagi semua orang kristen (yang sejati!) penerimaan Roh Kudus itu sudah terjadi!

3. menjadi.

Ini salah terjemahan! Kata bahasa Yunaninya adalah EIS yang artinya into (= ke dalam).

NIV: For we were all baptized by one Spirit into one body (= Karena kita semua telah dibaptis oleh satu Roh ke dalam satu tubuh).

Jadi, baptisan Roh Kudus memasukkan kita ke dalam satu tubuh (yaitu tubuh Kristus), dan karena itu jelaslah bahwa baptisan Roh Kudus dan masuknya kita ke dalam tubuh Kristus terjadi pada saat yang sama, yaitu pada saat kita percaya!

Satu hal penting yang harus diperhatikan tentang 1Korintus 12:13 ini adalah: ayat ini terletak dalam konteks di mana Paulus menekankan kesatuan orang kristen. Bahwa kontex ini memang menekankan kesatuan orang kristen terlihat dari:

a. 1Korintus 12:4-6 - satu.

b. 1Korintus 12:8,9 - Roh yang sama.

c. 1Korintus 12:11 - Roh yang satu dan yang sama.

d. 1Korintus 12:12 - tubuh itu satu.

Dan ay 13 adalah klimax dari kontex yang menekankan kesatuan orang kristen ini! Jadi, baptisan Roh Kudus yang disebut oleh Paulus dalam ay 13 itu dimaksudkan untuk menunjukkan kesatuan orang kristen! Kesatuan ini terlihat karena semua orang kristen telah mengalami baptisan Roh Kudus!

Untuk jelasnya saya berikan di sini 1Korintus 12:4-13 - “(4) Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh. (5) Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan. (6) Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang. (7) Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama. (8) Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan. (9) Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan. (10) Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu. (11) Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendakiNya. (12) Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus. (13) Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh.

Tetapi dalam ajaran Kharismatik, maka doktrin tentang baptisan Roh Kudus itu justru menjadi sesuatu yang memecah gereja menjadi 2 bagian / golongan, yaitu orang yang sudah menerima dan orang yang belum menerima baptisan Roh Kudus! Ini jelas tidak sesuai dengan maksud Paulus dalam menuliskan 1Korintus 12:13!

e) Sekarang, saya akan membahas 3 peristiwa dalam Kitab Suci dimana kelihatannya ada gap (= selang waktu) antara saat seseorang percaya kepada Yesus dan saat orang itu menerima baptisan Roh Kudus.

1. Peristiwa pertama ialah dalam Kis 1-2.

Murid-murid Tuhan Yesus jelas sudah percaya, tetapi belum me-nerima Roh Kudus dan baru menerimaNya dalam Kisah Para Rasul 2:4. Di sini memang ada gap! Tetapi ini terjadi sebelum hari Pentakosta (hari turunnya / pencurahan Roh Kudus)! Mereka sudah percaya tetapi belum menerima Roh Kudus, karena Roh Kudus memang belum dicurahkan! (bdk. Yohanes 7:39 16:7). Ini tentu berbeda dengan jaman sekarang dimana hari Pentakosta sudah terjadi.

2. Perisiwa kedua ialah dalam Kisah Para Rasul 8:14-17 - “(14) Ketika rasul-rasul di Yerusalem mendengar, bahwa tanah Samaria telah menerima firman Allah, mereka mengutus Petrus dan Yohanes ke situ. (15) Setibanya di situ kedua rasul itu berdoa, supaya orang-orang Samaria itu beroleh Roh Kudus. (16) Sebab Roh Kudus belum turun di atas seorangpun di antara mereka, karena mereka hanya dibaptis dalam nama Tuhan Yesus. (17) Kemudian keduanya menumpangkan tangan di atas mereka, lalu mereka menerima Roh Kudus.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

a. Ini adalah bagian yang bersifat descriptive (= menggambarkan) dan karena itu tidak bisa dijadikan norma / rumus. Dalam bagian-bagian lain tidak ada gap!

b. Ini adalah bagian yang istimewa / lain daripada yang lain. Keistimewaannya terlihat dari datangnya rasul-rasul kepada orang-orang Samaria itu. Tidak ada peristiwa lain dimana sese-orang itu percaya dan lalu perlu didatangi oleh rasul. Lalu apa istimewanya Kis 8:14-17 ini sehingga rasul-rasul perlu dida-tangkan? Bagian ini istimewa karena:

Yang diinjili saat itu adalah orang Samaria (Kisah Para Rasul 8:5,14).

Orang Samaria sangat bermusuhan dengan orang Yahudi (Yohanes 4:9).

Kalau orang Samaria masuk ke dalam gereja begitu saja, maka bisa dipastikan hal itu akan memecah gereja menjadi golongan Yahudi dan golongan Samaria.

Untuk mencegah terjadinya perpecahan itu, maka Allah menahan Roh KudusNya (tidak memberikan Roh KudusNya waktu orang-orang itu percaya). Lalu Allah mengutus rasul-rasul Yahudi untuk datang ke sana dan mendoakan / menum-pangi tangan, dan orang-orang Samaria itu menerima Roh Kudus. Dengan demikian orang Samaria itu akan tunduk kepada otoritas dari rasul-rasul Yahudi itu, dan orang-orang Yahudi, yang tahu bahwa orang Samaria menerima Roh Kudus melalui doa / penumpangan tangan rasul-rasul Yahudi, akan menerima orang-orang Samaria itu ke dalam gereja.

c. Peristiwa ini takkan terulang lagi. Dasarnya? Karena dalam Kitab Suci, memang tidak pernah terulang lagi. Jadi, Samaria dianggap sebagai wakil dari semua bangsa-bangsa lain.

3. Peristiwa ketiga ialah dalam Kisah Para Rasul 19:1-7 - “(1) Ketika Apolos masih di Korintus, Paulus sudah menjelajah daerah-daerah pedalaman dan tiba di Efesus. Di situ didapatinya beberapa orang murid. (2) Katanya kepada mereka: ‘Sudahkah kamu menerima Roh Kudus, ketika kamu menjadi percaya?’ Akan tetapi mereka menjawab dia: ‘Belum, bahkan kami belum pernah mendengar, bahwa ada Roh Kudus.’ (3) Lalu kata Paulus kepada mereka: ‘Kalau begitu dengan baptisan manakah kamu telah dibaptis?’ Jawab mereka: ‘Dengan baptisan Yohanes.’ (4) Kata Paulus: ‘Baptisan Yohanes adalah pembaptisan orang yang telah bertobat, dan ia berkata kepada orang banyak, bahwa mereka harus percaya kepada Dia yang datang kemudian dari padanya, yaitu Yesus.’ (5) Ketika mereka mendengar hal itu, mereka memberi diri mereka dibaptis dalam nama Tuhan Yesus. (6) Dan ketika Paulus menumpangkan tangan di atas mereka, turunlah Roh Kudus ke atas mereka, dan mulailah mereka berkata-kata dalam bahasa roh dan bernubuat. (7) Jumlah mereka adalah kira-kira dua belas orang.

Perhatikan hal-hal ini:

a. Orang-orang itu tidak pernah mendengar tentang Roh Kudus (ay 2).

b. Mereka dibaptis dengan baptisan Yohanes (ay 3).

Ini jelas menunjukkan bahwa orang-orang itu belum betul-betul kristen. Rupa-rupanya mereka bertobat karena penginjilan yang tidak sempurna dari Apolos (bdk. Kisah Para Rasul 18:24-26 yang menunjukkan adanya kekurangan dalam pengertian Apolos, yang lalu diperbaiki oleh Priskila dan Akwila). Karena itu Paulus lalu memberitakan Injil lagi kepada mereka (Kis 19:4), dan ini menyebabkan mereka bertobat / percaya dengan sungguh-sungguh, sehingga mereka lalu menerima Roh Kudus. Jadi, tidak ada gap dalam Kisah Para Rasul 19:1-7!

2) Tiap orang kristen yang sejati pasti sudah mengalami baptisan Roh Kudus, sehingga tidak perlu lagi untuk meminta / mencari, dsb. Perlu saudara camkan bahwa Kitab Suci tidak pernah menyuruh kita meminta / mencari Baptisan Roh Kudus. Kitab Suci hanya menyuruh kita percaya kepada Kristus (Misalnya Yohanes 3:16 Kisah Para Rasul 16:31), karena dengan percaya kepada Kristus kita pasti menerima baptisan Roh Kudus.

3) Baptisan Roh Kudus tidak sama dengan kepenuhan Roh Kudus!

Baptisan Roh Kudus adalah penerimaan Roh Kudus. Ini hanya terjadi sekali saja, karena sekali Roh Kudus itu masuk, Ia tidak akan keluar selama-lamanya.

Dalam Yohanes 14:16 Yesus berkata: Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya”.

Tetapi kepenuhan Roh Kudus bisa terjadi berulang-ulang. Ini terlihat dari:

a) Efesus 5:18 - Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh.

Kata bahasa Yunani PLEROUSTHE dalam Efesus 5:18 ada dalam bentuk present imperative (= kata perintah bentuk present). Berbeda dengan aorist imperative (= kata perintah bentuk lampau) yang hanya perlu ditaati sekali saja, maka present imperative ini harus ditaati terus-menerus.

b) Petrus mengalami kepenuhan Roh Kudus berulang-ulang (Kisah Para Rasul 2:4 Kisah Para Rasul 4:8 Kisah Para Rasul 4:31).

Catatan:

Memang dalam Kis 2:4 orang-orang yang menerima baptisan Roh Kudus itu langsung dipenuhi dengan Roh Kudus. Tetapi tidak selalu terjadi seperti itu.

4) Memang ada peristiwa-peristiwa dimana baptisan Roh Kudus disertai dengan bahasa Roh / lidah (Kisah Para Rasul 2:4 Kisah Para Rasul 10:44-46 Kisah Para Rasul 19:6 dan mungkin juga Kisah Para Rasul 8:17,18).

Tetapi, ada juga peristiwa-peristiwa dimana baptisan Roh Kudus tidak disertai bahasa Roh / lidah.

Contoh: Kisah Para Rasul 2:41 Kisah Para Rasul 8:36-38 Kisah Para Rasul 16:14-15 Kisah Para Rasul 16:31-33.

Orang-orang dalam peristiwa-peristiwa ini pasti menerima Roh Kudus, khususnya 3000 orang dalam Kis 2:41, karena itulah yang dijanjikan oleh Petrus, yang dalam Kisah Para Rasul 2:38 berkata: Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.

Tetapi tidak satupun di antara orang-orang itu yang berbicara dalam bahasa roh!

Bahkan orang yang dipenuhi Roh Kuduspun tidak mesti berbahasa roh. Contoh: Stefanus (Kis 6:8-8:1a). Dalam Kisah Para Rasul 7:55 dikatakan bahwa ia penuh dengan Roh Kudus, tetapi tidak pernah dikatakan bahwa ia berbicara dalam bahasa roh!

5) Dalam baptisan Roh Kudus itu, yang menjadi pembaptis bukanlah Roh Kudus, tetapi Yesus sendiri!

Dasar Kitab Sucinya:

a) Matius 3:11 Markus 1:8 Lukas 3:16 dan Yohanes 1:33 dengan jelas menunjukkan bahwa Yesuslah yang akan membaptis dengan Roh Kudus!

Mat 3:11 - Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasutNya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api.

Yohanes 1:33 - Dan akupun tidak mengenalNya, tetapi Dia, yang mengutus aku untuk membaptis dengan air, telah berfirman kepadaku: Jikalau engkau melihat Roh itu turun ke atas seseorang dan tinggal di atasNya, Dialah itu yang akan membaptis dengan Roh Kudus”.

b) Dalam terjadinya suatu peristiwa baptisan, maka harus ada:

1. Pembaptis.

2. Yang dibaptis.

3. Elemen / zat untuk membaptis.

Yang membaptis Yang dibaptis Elemen / zat

1. Yohanes Pembaptis Orang Yahudi air

2. Pendeta Orang kristen air

3. Yesus Orang kristen Roh Kudus

Keterangan:

No 1 adalah baptisan Yohanes, no 2 adalah baptisan kristen, no 3 adalah baptisan Roh Kudus.

Sekarang, kalau dalam no 3 itu Roh Kudus adalah yang membaptis, lalu apa elemen untuk membaptisnya?

c) 1Korintus 12:13 (KJV, RSV, NIV, NASB): ‘by one Spirit (= oleh satu Roh). Ini seolah-olah menunjukkan bahwa dalam peristiwa baptisan Roh Kudus, yang membaptis adalah Roh Kudus.

Tetapi kata Yunani yang dipakai disini adalah EN yang bisa berarti in, into, with, by (= dalam, ke dalam, dengan, oleh).


Adalah sesuatu yang aneh bahwa dalam 1Korintus 12:13 ini dipilih terjemahan by (= oleh). Mengapa? Karena dalam Kitab Suci hanya ada 7 ayat yang menyebutkan baptisan Roh Kudus, yaitu Matius 3:11 Markus 1:8 Lukas 3:16 Yohanes 1:33 Kis 1:5 Kis 11:16 1Korintus 12:13. Dalam Matius 3:11 Markus 1:8 Lukas 3:16 Yohanes 1:33 Kis 1:5 Kis 11:16 kata Yunani yang sama (EN) oleh KJV, RSV, NIV, NASB diterjemahkan dengan with (= dengan), kecuali dalam Yohanes 1:33, NASB menterjemahkan in (= dalam). ASV lebih konsisten karena menterjemahkan semua dengan in (= dalam).

KJV RSV NIV NASB ASV

Mat 3:11 with with with with in

Mark 1:8 with with with with in

Lukas 3:16 with with with with in

Yohanes 1:33 with with with in in

Kis 1:5 with with with with in

Kis 11:16 with with with with in

1Korintus 12:13 by by by by in

John Stott mengatakan bahwa dalam 1Korintus 12:13 itupun kata Yunani EN itu seharusnya diterjemahkan with (= dengan). Jadi, Roh Kudus adalah elemen pembaptisan dan bukan si pembaptis!

Kesimpulan:

Istilah baptism of the Holy Spirit (= baptisan dari Roh Kudus) adalah istilah yang salah karena menunjukkan Roh Kudus sebagai si pembaptis. Istilah yang benar adalah Baptism with the Holy Spirit (= baptisan dengan Roh Kudus).

6) Cara menerima Baptisan Roh Kudus adalah dengan cara bertobat / per- caya kepada Yesus (Kisah Para Rasul 2:38).

Kis 2:38 - Jawab Petrus kepada mereka: ‘Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.

Penutup:

Di atas sudah saya katakan bahwa Kitab Suci tidak pernah menyuruh kita untuk mencari Baptisan Roh Kudus. Kitab Suci hanya menyuruh kita untuk percaya kepada Yesus, karena dengan percaya kepada Yesus otomatis kita menerima Roh Kudus.
BAPTISAN ROH KUDUS - Pdt.Budi Asali,M.Div
-o0o-
Next Post Previous Post