FAKTA-FAKTA ALKITABIAH DARI BAPTISAN ROH KUDUS DAN KEPENUHAN ROH KUDUS

Pdt.Samuel T. Gunawan, M.Th.
FAKTA-FAKTA ALKITABIAH DARI BAPTISAN ROH KUDUS DAN KEPENUHAN ROH KUDUSFAKTA-FAKTA ALKITABIAH DARI BAPTISAN ROH KUDUS DAN KEPENUHAN ROH KUDUS. Dua ayat yang menjadi dasar pembahasan ajaran baptisandan kepenuhan Roh Kudus dalam artikel ini adalah 1 Korintus 12:13, yang menjadi dasar ajaran baptisan Roh Kudus, “Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh”; dan Efesus 5:18, yang mejadi dasar ajaran kepenuhan Roh Kudus, “Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh”.

“Baptisan Roh Kudus” adalah ungkapan yang paling sering diperbicangkan di abad ke 20 hingga kini dan telah dijadikan bahan diskusi, serta perdebatan yang cukup tajam dikalangan Kristen, terutama diantara Kristen Pentakostal dan Non Pentakostal. Perbedaan yang tajam ini berkaitan dengan pertanyaan “kapan baptisan Roh Kudus terjadi atau dialami oleh orang percaya?” 

Sementara Kristen Non Pentakostal berpegang pada pandangan baptisan Roh Kudus adalah pengalaman yang sama dengan lahir baru (regenerasi), sebaliknya,Kristen Pentakostal berpendapat bahwa baptisan Roh Kudus merupakan pengalaman yang berbeda dari regenerasi, atau terjadi setelah regenerasi.2 Pentakostalisme yang menyatakan bahwa setelah lahir baru (diselamatkan) orang percaya harus mengalami baptisan Roh kudus sebagai kelanjutan (subsequence) dari lahir baru. 

Pentakostalisme membedakan antara pengalaman kelahiran baru dengan pengalaman baptisan Roh Kudus.3 Kebingungan ini, tampaknya disebabkan ketidakmampuan dalam membedakan istilah “baptisan Roh” dari istilah “baptisan air”dan “kepenuhan Roh”.

“Kepenuhan Roh Kudus”, walaupun seringkali dikaitkan dengan baptisan Roh Kudus, tetapi merupakan topik yang tidak populer di kalangan Kristen.Padahal Alkitab memerintahkan orang percaya untuk senantiasa “hendaklah kamu penuh dengan Roh Kudus” (Efesus 5:18). Kata “penuh dengan Roh” dalam ayat ini adalah frase Yunani “plérousthe en pneumati” bentuk present imperatif pasif, bukan bentuk aorist (masa lampau). Bentuk kata kerja ini menunjukkan bahwa kita harus terus menerus dipenuhi dengan Roh. Jadikata ini menunjukkan kontinuitas, yaitu pemenuhan yang berkelanjutan dan bukan sementara.4 

Fakta bahwa semua orang Kristen telah dibaptis dengan Roh Kudus tidak berarti mereka selalu berserah penuh kepada Roh Kudus; atau dengan kata lain, tidak semua orang Kristen yang telah dibaptis Roh Kudus itu, penuh dengan Roh Kudus. Paul Enns mengatakan “Perintah untuk ‘dipenuhi’ itu adalah perintah yang tegas. Tidak seperti pelayanan lain Roh Kudus, memenuhi bukan saja bersyarat; pemenuhan itu diulangi. 

Pemenuhan dilakukan berulangkali: ’hendaklah kamu penuh Roh’ suatu kalimat yang berkonotasi pasif, dan hal tersebut menarik. Apa arti nada pasif ayat itu? Artinya ialah bahwa pemenuhan itu tidak dapat dilakukan kita sendiri, Allah harus melakukanNya. Dialah yang mengisi kita dengan RohNya”.5

“Baptisan air” oleh sebagian orang telah dianggap sebagai anugerah yang menyelamatkan atau syarat keselamatan. Alkitab tidak mengajarkan demikian, sebaliknya Alkitab menunjukkan bahwa baptisan air bukanlah anugerah yang menyelamatkan atau pun syarat keselamatan (1 Korintus 1:17). Baptisan air itu penting tetapi bukanlah syarat keselamatan. 

Baptisan air adalah tanda (kepada)pertobatan (Matius 3:11); Tanda ketataan kepada perintah Tuhan, bahwa seseorang telah lahir baru atau telah diselamatkan (Matius 28:18,19); orang percaya yang telah lahir baru (atau dibaptis Roh Kudus), telah bersatu dengan Kristus dalam kematian dan kebangkitanNya, dan secara simbolik persatuan tersebut ditunjukkan melalui peristiwa baptisan air (Roma 6). 

Karena itu, CharlesC. Ryrie, mengingatkan untuk membedakan baptisan Roh Kudus dari baptisan air,dengan mengatakan “penekanan yang terlalu kuat pada baptisan air, terutama sekali dengan penyelaman, sering mengaburkan atau menghapuskan doktrin tentang baptisan Roh Kudus. Jikalau kedua kebenaran itu tidak dibedakan biasanya kebenaran tentang baptisan Roh Kudus dihilangkan, maka hal itu mudah sekali dianggap sebagai suatu cara lain untuk mengatakan tentang baptisan air”.6

Baptisan dan kepenuhan Roh Kudus memang penting untuk dibahas! Sejauh apa pentingnya baptisan Roh itu, Paul Enns menyatakan “Satu berkat penting adalah persatuan kita dengan satu sama lain. Sebagian besar kita merasakan ini dalam persekutuan gereja. Kita berinteraksi dengan umat percaya yang lain yang mungkin berasal dari strata ekonomi, warna kulit, nasionalitas atau kelamin yang berbeda,tetapi kita semua satu dalam Kristus. Secara fisik kita mungkin memiliki perbedaan besar, tetapi secara rohani kita sama. 

Kita dipersatukan yang satupada yang lain”.7 Sedangkan saat membicarakan tentang pentingnya kepenuhan Roh Kudus, Paul Enns menghubungkannya dengan cara hidup  yang menyenangkan Allah, kedewasaan spiritual dan pelayanan kita. Ia mengatakan: “Allah telah berbuat banyak sekali dengan memungkinkan kita dipenuhi Roh Kudus, dan dengan demikian membiarkan kita hidup untuk menyenangkan Dia. Allah sudah menyediakan segala sesuatu yang diperlukan untuk kedewasaan spiritual kita dan pelayanan kita. Apakah anda menggunakan apa yang Allah telah sediakan untuk anda?” 8 

Tema baptisan dan kepenuhan Roh Kudus ini juga penting dibahas karena telah terjadi ketidakjelasan dan kebingungan. Tidak hanya dikalangan kaum awam tetapi juga diantara para teolog. Untuk alasan itu, saya berharap apa yang saya bagikan dalam artikel ini bermanfaat dalam menjelaskan pokok ini, memberi pengertian, dan menambah wawasan kita bersama. 

Artikel ini adalah sumbangsih pemikiran saya, merupakan hasil dari pembelajaran, penelitian, dan pengalaman. Saya adalah seorang Protestan Kharismatik, yang lahir dan dibesarkan dalam keluarga pendeta dengan latar belakang Pentakostal. Saya sendiri menganut pandangan teologi calvinik moderat yang Kharismatis. Saya berharap dengan latar belakang beragam ini memberi warna tersendiri dalam menjelaskan ajaran baptisan dan kepenuhan Roh Kudus ini. Berikut ini fakta-fakta Alkitab tentang baptisan dan kepenuhan Roh Kudus.

Fakta 1. Baptisan Roh Kudus adalah satu dari banyaknya pelayanan Roh Kudus.

Paling sedikit pelayan Roh Kudus dapat dikelompokkan ke dalam tiga bentuk hubungan,yaitu: Pelayanan Roh Kudus dalam hubungan dengan gereja, dengan orang percaya,dan dengan orang-orang yang belum percaya. Pertama, Alkitab menyebutkan pelayanan Roh Kudus dalamgerejaantara lain: memberi kuasa untuk bersaksi dan memberitakan Injil (Kisah ParaRasul 1:8); memberikan pertumbuhan kepada gereja (Kisah Para Rasul 2:14-47); memberikan kuasa kesembuhan dan mujizat (Kisah Para Rasul 3:1-10); memberikan karuniadan jawatan pelayanan kepada gereja (Roma 12:3-9; 1 Korintus 12:4-31; Efesus4:11), memberi kuasa kesatuan kepada gereja (Kolose 3:14), mempersiapkangereja sebagai mempelai Kristus (2Korintus 11:2; Efesus 5:22-23).

Kedua, pelayanan Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya. Pelayanan Roh Kudus ini dapat dilihat dalam kaitannyadengan keselamatan dan kehidupan pribadi. 

(1) Karya Roh Kudus ketikamenyelamatkan antara lain: Roh Kudus membaharui dengan cara melahirbarukan (Yohanes 3:3-8; 6:63; Titus 3:5); Roh Kudus membaptis orang percaya ke dalam tubuh Kristus (Matius 3:11; 1 Korintus 12:13);Roh Kudus berdiam dalam orang percaya (Yohanes 14:17); Roh Kudus memeteraikan orang percaya (Efesus 1:13,14; 4:30). 

(2) Setelah diselamatkan Roh Kudus melanjutkan pelayanan yang aktif di dalam kehidupan orang percaya antara lain: Roh Kudus memenuhi orang percaya (Kisah Para Rasul 2:4; 6:3;11:24; Efesus 5:18); Roh Kudus membimbing orang percaya (Galatia 5:16,25); Roh Kudus memberi kuasa dalam kehidupan orang percaya (Kisah Para Rasul 1:8; Roma8:13; Galatia 5:17); Roh Kudus memberikan buah-buah Roh Kudus (Galatia 5:22,23;Efesus 5:9; Filipi 1:11); Roh Kudus mengajar orang percaya (Yohanes 14:26;16:13; 1 Yohanes 2:20,27).

Ketiga, pelayanan Roh Kudus dalam kehidupan orang yang belum percaya. Roh Kudus telah datang untuk menginsyafkan orang-orang yang tidak percaya akan dosa, kebenaran dan penghakiman (Yohanes 17:7-11). Roh Kudus menempelak orang-orang yang tidak percaya akan dosa-dosa mereka.

Fakta 2. Baptisan Roh Kudus adalah peristiwa yang terjadi satu kali pada hari pentakosta yangmenempatkan orang-orang percaya ke dalam keanggotaan tubuh Kristus.

Pentakosta menandai dimulainya gereja sebagai suatu tubuh yang berfungsi melalui pencurahan Roh Kudus.9 Sebelum naik kesurga, Kristus berjanji tidak lama lagi murid-muridNya akan dibaptis dengan Roh Kudus (Kisah Para Rasul 1:5).10 

Peristiwa“pencurahan Roh Kudus” pada hari Pentakosta tersebut identik dengan “baptisan Roh Kudus” yang dijanjikan oleh Kristus kepada murid-muridNya. Petrus menyebutnya sebagai penggenapan nubuat Nabi Yoel (Kisah Para Rasul 2:16). Peristiwa pentakosta ini menandai ditempatkannya orang percaya di dalam Tubuh Kristus (1Korintus 12:13; Efesus 1:22,23). Berdasarkan penjelasan di atas ada empat hal yang perlu diperhatikan.

Pertama, baptisan Roh Kudus pada hari Pentakosta ini terjadi hanya satu kali dan tidak terulang lagi.Untuk memahami arti baptisanRoh Kudus, kita dapat memperhatikan kata-kata Paulus dalam 1 Korintus 12:13, “Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh”. 

Kalimat dalam 1 Korintus12:13 ini menggunakan bentuk aorist tense (past principle tense), yaitu menunjuk kepada suatu peristiwa yang sudah lewat, yang terjadi hanya satu kalidan tidak akan pernah terulang lagi. Ini berarti bahwa baptisan Roh Kudus itu hanya terjadi satu kali, yaitu pada hari Pentakosta di Yerusalem. 

Setiap orang percaya secara status telah dibaptiskan ke dalam tubuh Kristus bersama-sama dengan orang-orang pilihan atauyang telah bertobat dan percaya kepada Kristus di segala zaman, sejak hari Pentakosta itu. Roh Kudus telah mempersatukan orang percaya kepada kematian dan kebangkitan Kristus. Tetapi secara pribadi, baptisan Roh Kudus itu kita terima pada saat kita percaya kepada Kritus dan menerima Roh Kudus, pada saat regenerasi (kelahiran baru).

Kedua, tujuan dari baptisan Roh Kudus ini adalah ditempatkannya orang-orang percaya ke dalam tubuh Kristus. Dalam 1 Korintus 12:13 semua orang percaya disebutkan sebagai objek baptisan, Roh Kudus merupakan “unsur” yang ke dalam mana atau dengan (en) mana mereka dibaptiskan, dan tujuan baptisan adalah agar orang-orang percaya dapat membentuk satu tubuh (eis hen sõma). Subjek yang membaptis tidak disebutkan dalam ayat ini, tetapi bila dikaitkan dengan ayat-ayat lain dalam Perjanjian Baru makasubjek yang membaptis adalah Yesus Kristus (Bandingkan Matius 3:11; Markus 1:8;Lukas 3:16; Yohanes 1:33). 

Selanjutnya, frase “kita semua” ini menunjukkan bahwa baptisan Roh Kudus itu bukan merupakan pengalaman yang dirasakan oleh sebagian orang percaya saja dan sebagian yang lainnya tidak, sehingga harus mencarinya. Baptisan Roh Kudus juga bukan pengalaman yang terjadi sesudah pertobatan dan bergantung pada kondisi seseorang. Baptisan Roh Kudus dialami oleh semua orang yang telah percaya kepada Kristus. Pada saat pertobatan, setiap orang yang telah percaya kepada Kristus menerima baptisan Roh Kudus. Melalui baptisan Roh Kudus itu mereka dipersatukan kepada kematian dan kebangkitan Kristus, sehingga menjadi bagiandari anggota tubuh Kristus.

Ketiga, akibat dari baptisan Roh Kudus ini antara lain: 

(1) Menjadikan setiap orang percaya sebagai bagian dari anggota tubuh Kristus (1 Korintus 12:13), yang saling memperlengkapi, saling membutuhkan, saling mendukung, saling merasakan,dan saling memperhatikan. Melalui kesatuan dalam Kristus itulah kita harus sama-sama merasakan sukacita dan penderitaan, karena kita semua adalah tubuh Kristus (1 Korintus 12:14-27). 

(2) Membuat setiap orang percaya dapat menerima karunia-karunia Roh, dimana setiap orang memiliki karunia yang berbeda (1 Korintus 12:7-11; Rm. 12:4-9). Dalam 1 Korintus 12:13 mengatakan “...kita semua diberi minum dari satu Roh.” Ayat ini menjelaskan kepada kita bahwa setiap karunia yang dimiliki oleh orang-orang percaya, meskipun berbeda-beda, semuanya berasal dari satu Roh yang sama, yaitu Roh Kudus. 

(3) Memperlengkapi orang percaya dengan karunia-karuniaNya dan kuasa sehingga dapat bersaksi dan melayani Tuhan (Roma12:3-9; 1 Korintus 12:4-31). Kata Yunani untuk “karunia-karunia” adalah “charismata” bentuk tunggalnya “charis”. Karunia-karunia yang diberikan oleh Roh kudus kepada setiap orang percaya berbeda satu sama lain tetapi sama pentingnya. Tujuan dari karunia-karunia Roh adalah memampukan orang-orang percaya untuk melakukan berbagai bentuk pelayanan guna pembangunan tubuh Kristus. 

Dengan demikian tidak satupun dari orang percaya yang tidak diberi karunia Roh. Berdasarkan pengertian ini dapat dikatakan bahwa “seluruh gereja Yesus Kristus adalah karismatik”.11 Tanpa pertolongan Roh Kudus, kita tidak mungkin memiliki kuasa untuk bersaksi dan melayani. Itulah sebabnya sebelum murid-murid-Nya pergi untuk bersaksi dan melayani, mereka diperintahkan untuk menunggu di Yerusalem, sampai mereka menerima baptisan Roh Kudus dan diperlengkapi dengan kuasa Roh Kudus (Lukas 24:47-49; Kisah Para Rasul 1:4-5,8). 

(4) Mengakibatkan perubahan pola pikiratau cara pandang kita terhadap semua orang percaya. Paulus mengingatkan jemaat Korintus, bahwa baik orang Yahudi maupun Yunani, baik budak maupun orang merdeka, kalau mereka sudah percaya kepada Kristus, mereka adalah satu tubuh di dalam Kristus (1 Korintus12:13). Paulus mengingatkan hal ini supaya mereka, dalam mewujudkan kasih dan pelayanannya, melakukan tanpa memandang muka, suku, atau status sosial, yang dapat menimbulkan perpecahan di dalam jemaat (1 Korintus 12:25; bandingkan dengan Yakobus 2:1-4). 

Kita satu di dalam tubuh Kristus, karena itu mereka yang mengaku sudah percaya kepada Kristus, tetapi masih memiliki sikap yang membeda-bedakan atau merendahkan sebagian orang percaya karena suku atau status sosial yang berbeda,belum betul-betul menerima pembaharuan yang sesungguhnya. Mereka belum mengerti makna satu tubuh di dalam Kristus. 

(5) Mengakibatkan kita mampu menghasilkan buahRoh Kudus (Galatia 6:22-23). Buah Roh Kudus disini ditulis dalam bentuk tunggal yaitu kata Yunani “karpos”. Walaupun buah Roh itu satu (bentuknya), tetapi majemuk (sifatnya). Kesatuan dan banyak segi dari buah Roh ini mencerminkan integritas dan keharmonisan.12 Dengan kata lain buah Roh Kudus hanya satu, tetapi memiliki sembilan rasa.Buah Roh Kudus berasal dari dalam dan tidak ditambah dari luar. Ini adalah hasil kehidupan baru saat orang percaya dibaptis Roh Kudus.13 

(6) Mengakibatkan kita memperoleh kepenuhan Roh Kudus. Kepenuhan Roh Kudus tidak dapat disamakan dengan baptisan Roh Kudus. Baptisan Roh Kudus hanya terjadi satu kali dan seterusnya, sedangkan kepenuhan Roh Kudus dapat terjadi berulang-ulang, bergantung pada tuntutan kehidupan yang suci dan benar dalam diri orang percaya itu. Pada hari Pentakosta, baptisan dan kepenuhan Roh Kudus terjadi serentak. 


Jadi, kepenuhan Roh Kudus dalam Peristiwa Pentakosta adalah akibat dari Baptisan Roh Kudus (Kisah Para Rasul 2:4; Bandingkan 10:25-46). Meskipun biasanya, kepenuhan Roh Kudus terjadi setelah baptisan Roh Kudus, tetapi keduanya bisa terjadi secara bersamaan seperti yang dialami para murid pada peristiwa Pentakosta tersebut diatas.

Keempat, setelah dibaptis Roh Kudus, orang percaya dibawa ke dalam suatu relasi yang baru dengan Tuhan, suatu relasi yang akrab dan dinamis.Akrab, karena “.. Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!” (Roma8:15); dinamis, karena Ia menyertai senantiasa, dan bekerja di dalam danmelalui orang percaya. Tuhan Yesus mengatakan “yaitu Roh Kebenaran... kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam didalam kamu” (Yohanes 14:17). Karya Roh Kudus ini bersifat ganda yaitu “dari dalam” dan “dari luar”. 

Roh Kudus bekerja “dari dalam” pada saat Ia membaptis (melahirbarukan) atau menganugerahkan keselamatan yang bersifatkekal, dan “dari luar” apabila iamemberikan kuasa atau karunia-karunia yang dapat hilang lagi jika tidak digunakan atau pun jika dipadamkan (bandingkan 1 Korintus 14:1; 1 Tesalonika5:19; 1 Timotius 4:14). Contoh kegiatan Roh Kudus yang “dari luar” ini ialah cara Ia bekerja pada masa Perjanjian Lama. Kepada orang-orang tertentu dan untuk tugas-tugas khusus yang sementara. Sedangkan pada masa Perjanjian Baru sesudah hari Pentakosta, Roh Kudus tidak hanya bekerja “dari luar”, melainkan juga “dari dalam” melalui baptisan Roh, kelahiran kembali, dan pemeteraian oleh Roh (2 Korintus1:22).

Fakta 3. Baptisan Roh Kudus tidaklah dibuktikan dengan berbahasa bahasa 

Pentakostalisme mengajarkan bahwa baptisan Roh Kudus atas orang percaya harus dibuktikan secara fisik dengan berbicara dalam bahasa lidah, sebagaimana yang terjadi pada hari Pentakosta (Kisah Rasul 2:4).15 Bahasa asing dalam ayat itu menurut Pentakostalisme pada hakikatnya sama dengan karunia lidah dalam 1 Korintus12:10,28, tetapi berbeda dalam penggunaannya.16 

Abraham Alex Tanusaputra, pendiri Gereja Bethany Indonesia mengatakan “Tanda awal (initial physical evidence) dari baptisan Roh Kudus adalah berkata-kata dalam bahasa Roh (speaking ini tongue)”.17 

Pada umumnya ada empat bagian ayat yang dipakai penganut Pentakostalisme sebagai dasar untuk menunjukkan bahasa lidah sebagai tanda atau bukti fisik baptisan Roh Kudus, yaitu: 

(1) Peristiwa Pentakosta di Yerusalem dalam KisahPara Rasul 2:4; 

(2) Peristiwa di Samaria dalam Kisah Para Rasul 8:14-17; 

(3) Peristiwadi rumah Kornelius di Kaisaria dalam Kisah Para Rasul 10:46; dan 

(4) Peristiwadi Efesus dalam Kisah Para Rasul 19:6. Pencetus “teori” bahasa roh sebagai bukti fisik baptisan Roh adalah Charles FoxParham, rektor Sekolah Alkitab di Topeka, negara bagian Kansas.18 Menyatakan bahwa bahasa lidah merupakan buktifisik dari baptisan Roh kudus adalah sebuah kesimpulan sebenarnya tidak tepat. Berikutini fakta-fakta yang menunjukkan bahwa bahasa lidah bukanlah bukti fisik baptisan Roh.

Pertama, dari empat peristiwa baptisan Roh dalam Kisah Para Rasul tersebut, ditemukan empat respon yang berbeda: 

(1) Pada peristiwa Pentakosta di Yerusalem terjadi manifestasi bahasa asing(15 macambahasa); 

(2) Pada peristiwa di Samaria tidak terjadi manifestasi apa-apa; 

(3) Pada peristiwa di rumah Kornelius terjadi manifestasi bahasa roh; dan 

(4) Pada peristiwa di Efesus terjadi manifestasi bahasaroh dan nubuat. Berdasarkan perbedaan respon tersebut tidaklah logis menyimpulkan bahwa bahasa lidah merupakan bukti fisik dari baptisan Roh kudus, dan memaksa kesimpulan demikian merupakan bentuk ketidakkonsistenan.

Kedua, dalam peristiwa baptisan Roh tersebut terjadi kepenuhan RohKudus yang mengakibatkan terjadinya manifestasi “bahasa asing” (Kisah Para Rasul 2:4), “bahasa roh dan memuliakan Allah” (Kisah Para Rasul 10:44-46), “bahasa roh dan nubuat” (Kisah Para Rasul1 9:6). Sedangkan pada peristiwa di Samaria tidak ada manisfestasi apapun pada saat peristiwa baptisan Roh Kudus. Mengapa? Jawaban yang paling memuaskan dari semua yang pernah diusulkan ialah: karena pada peristiwa baptisan Roh di Samaria tersebut tidak terjadi kepenuhan Roh Kudus. 

Jadi, kepenuhan Roh Kuduslah yang menyebabkan terjadinya manisfestasi “bahasa roh, nubuat, dan bahasa asing” dalam ketiga peristiwa baptisan Roh tersebut. Sedangkan di Samaria kepenuhan Roh Kudus tidak terjadi, hanya baptisan Roh Kudus.

Ketiga, tidak ada ayat di bagian mana pun dalam Alkitab yang memerintahkan orang percaya untuk mencari baptisan Roh Kudus apalagi harus disertai bukti fisik bahasa lidah.19 Sebaliknya, orang Kristen diperintahkan “hendaklah kamu penuh dengan Roh Kudus” (Efesus 5:18). 

Frase Yunani “plérousthe enpneumati” adalah bentuk present imperatif pasif, bukan bentuk aorist (masa lampau). Dalam pengertianini, dipenuhi dengan Roh Kudus adalah suatu kegiatan yang harus terus-menerusdituntut atau dicari oleh orang-orang percaya. 

Disini Paulus tidak pernah memerintahkan orang-orang percaya untuk menuntut atau mencari baptisan RohKudus, melainkan Ia memerintahkan orang-orang percaya agar senantiasa menuntut dipenuhi dengan Roh Kudus. Baptisan Roh Kudus adalah suatu peristiwa yang lampau yang terjadi hanya satu kali danbersifat permanen; diterima pada saat seseorang percaya kepada Yesus Kristus dan mengalami kelahiran baru (pertobatan). 

Sedangkan dipenuhi dengan Roh Kudus adalah sesuatu yang harus dialami secara terus-menerus. Hal ini dapat terjadiberulang-ulang bergantung pada tuntutan kehidupan yang suci dan benar dalam diri orang percaya itu,yang memungkinkan mereka untuk terus mengalami kepenuhan Roh Kudus.

Fakta 4. Baptisan Roh Kudus berbeda dari baptisan air dan kepenuhan Roh. 

Alkitab menunjukkan bahwa baptisan Roh Kudus berbeda dari baptisan airdan kepenuhan Roh Kudus. Pertama, perbedaan baptisan Roh Kudus dari Kepenuhan Roh Kudus adalah sebagai berikut: 

(1) Baptisan Roh Kudus adalah suatu peristiwa historis,karena peristiwa tersebut tidak dapat dipisahkan dari kejadian historis padahari Pentakosta, ketika Kristus membaptis gerejaNya dengan Roh Kudus (KisahPara Rasul 2:4). Sedangkan kepenuhan Roh Kudus adalah suatu pengalaman pribadi orang percaya yang perlu terus menerus diulang sampai akhir hidupnya. 

(2) BaptisanRoh Kudus bagi semua orang percaya adalah sama, karena itu setiap orang percaya tidak dituntut untuk mencari baptisan Roh (1 Korintus 12:3). Sedangkan kepenuhan Roh Kudus berbeda dalam ukuran atau tingkat, karena itu setiap orang percaya dituntut untuk penuh dengan Roh Kudus (Efesus 5:18). 

(3) Baptisan RohKudus menyangkut status, yaitu penerimaan Roh Kudus pada waktu seseorang diselamatkan, bertobat,percaya kepada Tuhan Yesus, dan lahir baru; sedangkan kepenuhan Roh Kudusmenyangkut kerohanian seorang percaya. 

(4) Selanjutnya, baptisan Roh Kudus merupakan suatu pengalaman permulaan yang khusus, tidak diulang-ulang, dan bersifat permanen (ini sama dengan pemeteraian oleh Roh Kudus saat seseorang diselamatkan); sedangkan kepenuhan Roh Kudus merupakan suatu pengalaman yang harus terus menerus diulang selama hidup orang percaya, dan dipertahankan agar jangan sampai hilang atau padam. Namun jika hilang masih dapat ditemukan kembali, jika padam masih dapat dinyalakan lagi (Efesus 5:18; 1 Tesalonika5:19).

Kedua, baptisan Roh juga berbeda dari baptisan air. 

(1) Baptisan Roh Kudus adalah pengalaman penerimaan Roh Kudus pada saat seseorang diselamatkan atau lahir baru, yaitu sesudah bertobat dan percaya kepada Yesus. Hal ini sesuai dengan pernyataan Petrus dalam Kisah Para Rasul 2:38, "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus”. Sedangkanbaptisan air adalah tanda inisiasi bahwa telah bertobat menerima kelahiran baru (Matius 3:11). 

(2) Baptisan Roh Kudus menempatkan orang percaya ke dalam tubuh Kristus yang tidak kelihatan,disebut keanggotaan gereja universal (1 Korintus 12:3); sedangkan baptisan air merupakan upacara (inisiasi) masuk kedalam keanggotaan tubuh Kristus yangkelihatan, disebut keanggotaan gereja lokal. Baptisan Roh Kudus menunjukkan karya pemeteraian “hidup baru” oleh Roh Kudus dan bersifat permanen (Efesus 1:13) sedangkan baptisan air adalah kesaksian bahwa orang tersebut telah dimeteraikan dan menerima hidup baru (Roma 6:3-6). 

Baptisan Roh Kudus tidak dilakukan berdasarkan pilihan dari manusia melainkan berdasarkan suatu keputusan sepihak dari Allah Bapa dan Tuhan Yesus sendiri; sedangkan baptisan air dilakukan melibatkan keputusan dan pilihan manusia. Berdasarkan pengertian ini, maka baptisan air dilakukan setelah lahir baru (diselamatkan) yaitu setelah percaya dan bertobat (Kisah Para Rasul 2:4,33,37-41). Baptisan Roh Kudus dilakukan oleh Kristus dan Roh Kudus sendiri; sedangkan baptisan air dilakukan oleh manusia (bandingkan Matius3:11).

Fakta 5. Frase baptisan Roh Kudus disebutkan hanya tujuh kali sedangkan frase kepenuhan Rohdisebutkan lebih banyak. 

Frase “baptisan Roh Kudus” hanya muncul dalam Perjanjian Baru, seperti dengan ungkapan “membaptis dengan, dalam atau oleh Roh Kudus” ditemukan sebanyak tujuh kali yaitu dalam Matius 3:11, Markus 1:8, Lukas 3:16; Yohanes 1:33; Kisah Para Rasul 1:5;11:16; dan 1 Korintus 12:3. Ketujuh pemakaian kata ini dapat digolongkan kedalam tiga kategori, yaitu menunjuk kepada: 

(1) Nubuat-nubuat yang diucapkan Yohanes Pembaptis 

(2) Peristiwa yang terjadi pada hari Pentakosta maupun sesudahnya sebagaimana disebutkan Kisah Para Rasul 1:5; 11:16. 

(3) Penjelasan secara doktrinal sebagaimana yang disebutkan dalam 1 Korintus 1 Korintus 12:3.Yohanes Pembaptis sebagaimana ditulis dalam Kitab Injil Matius 3:11, Markus1:8, Lukas 3:16; Yohanes 1:33 memahami Kristus sebagai Sang Pembaptis dan RohKudus sebagai sesuatu yang diterima olehorang percaya yang dibaptis. 

Sementara itu, Lukas dalam Kitab Kisah Para Rasul1:5; 11:16 dan Paulus dalam 1 Korintus 12:3 memahami Kristus sebagai Sang Pembaptis dan tubuh Kristus sebagai suatu bagian yang diterima orang percaya yang dibaptis. Baik Kristus maupun Roh Kudus adalah Sang Pembaptis, dan baik Roh Kudus maupun tubuh Kristus adalah suatu bagian yang diterima orang percaya.

Sementara ungkapan baptisan Roh Kudus hanya disebutkan tujuh kali, maka ungkapan “penuh Roh Kudus” atau “kepenuhan Roh Kudus” justru disebutkan lebih banyak, di dalam ayat-ayat berikut: Lukas 1:15,41,67; 4:1; Kisah Para Rasul 2:4; 4:8,31; 7:55; 9:17; 11:14; 13:9; Efesus5:18. Berdasarkan catatan di Kitab Kisah Para Rasul tersebut kita menjumpai pengalaman-pengalaman kepenuhan Roh Kudus yang menakjubkan. 

Ringkasnya, “setelah pengalaman penuh dengan Roh Kudus, timbulah berkat-berkat rohani, mujizat, dan urapan kuasa berupa tindakan-tindakan, situasi, dan pelayanan yang luar biasa dan mengherankan”.20 Karena ungkapan kepenuhan Roh Kudus ini sangat penting maka perlu dibahas lebih lanjut.

Fakta 6. Kepenuhan Roh adalah pengalaman selanjutnya (subsequence) setelah Baptisan Roh Kudus.

Telah dijelaskan diatas, bahwa baptisan Roh Kudus adalah suatu peristiwa historis,karena peristiwa tersebut tidak dapat dipisahkan dari kejadian historis padahari Pentakosta, ketika Kristus membaptis gerejaNya dengan Roh Kudus. Sedangkan kepenuhan Roh Kudus adalah suatu pengalaman pribadi orang percaya yang perlu terus menerus diulang sampai akhir hidupnya. 

Baptisan Roh Kudus merupakan suatu pengalaman “kelahiran kembali”, suatu permulaan yang khusus, tidak diulang-ulang, dan bersifat permanen; sedangkan kepenuhan Roh Kudus merupakan suatu pengalaman yang harus terus menerus diulang selama hidup orang percaya, dan dipertahankan agar jangan sampai hilang atau padam. Namun jika hilang masih dapat ditemukan kembali, jika padam masih dapat dinyalakan lagi (Efesus 5:18; 1 Tesalonika 5:19). Dengan demikian, kepenuhan Roh Kudus adalah pengalaman selanjutnya (subsequence) setelah baptisan Roh Kudus.21

Pertama, kita diperintahkan untuk penuh dengan Roh Kudus. Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Efesus menyerukan, “hendaklah kamu penuh dengan Roh” (Efesus 5:18). Kata “penuh dengan Roh” dalam ayat ini adalah kata Yunani “pléroustheen pneumati” yaitu bentuk kata kerja present, yang berarti kita harus terus menerus dipenuhi dengan Roh. Jadi kata ini menunjukkan pemenuhan yang berkelanjutan dan bukan sementara. 

Disini Paulus tidak pernah memerintahkan orang-orang percaya untuk menuntut atau mencari baptisan Roh Kudus, melainkan Ia memerintahkan orang-orang percaya agar senantiasa menuntut dipenuhi dengan Roh Kudus. Maksud dari perintah ini ialahsupaya setiap orang percaya membuka diri untuk dipenuhi dengan Roh Kudus sampaiia mengalami kepenuhan Roh.

Kedua, sementaraungkapan baptisan Roh Kudus hanya disebutkan tujuh kali (Matius 3:11, Markus1:8, Lukas 3:16; Yohanes 1:33; Kisah Para Rasul 1:5; 11:16; dan 1 Korintus12:3), maka ungkapan “penuh Roh Kudus” atau “kepenuhan Roh Kudus” justrudi sebutkan lebih banyak, di dalam ayat-ayat berikut: Lukas 1:15,41,67; 4:1; Kisah Para Rasul 2:4; 4:8,31; 7:55; 9:17; 11:14; 13:9; Efesus 5:18. 

Berdasarkan catatan di Kitab KisahPara Rasul tersebut kita menjumpai pengalaman-pengalaman kepenuhan Roh Kudusyang menakjubkan. Berikut contoh penggunaan kata “penuh dengan Roh Kudus”dalam Alkitab. Kisah Para Rasul 2:4 Mengatakan “Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikanoleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya”. 

Petrus, yang penuh dengan Roh Kudus, dengan berani berkhotbah dihadapan Mahkamah Agama. “Lalu Petrus dan Yohanes dihadapkan kepada sidang itu dan mulai diperiksa dengan pertanyaan ini: "Dengan kuasa manakah atau dalam nama siapakah kamu bertindak demikian itu?" Maka jawab Petrus, penuh dengan RohKudus: "Hai pemimpin-pemimpin umat dan tua-tua” (Kisah Para Rasul4:7-8). 

Jemaat yang ketakutan, dan terancam penganiayaan, justrus berkumpul danberdoa, “..berikanlah kepada hamba-hamba-Mu keberanian untuk memberitakan firman-Mu. Ulurkanlah tangan-Mu untuk menyembuhkan orang, dan adakanlah tanda-tanda dan mujizat-mujizat olehnama Yesus, Hamba-Mu yang kudus." Dan ketika mereka sedang berdoa,goyanglah tempat mereka berkumpul itu dan mereka semua penuh dengan Roh Kudus,lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani” (Kisah Para Rasul4:29-31). 

Stefanus mengadakan pembelaan yang berani dihadapan Mahkamah Agama dan “Ketika anggota-anggota Mahkamah Agama itu mendengar semuanya itu, sangat tertusuk hati mereka. Maka merekamenyambutnya dengan gertakan gigi. Tetapi Stefanus,yang penuh dengan Roh Kudus,menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelahkanan Allah. Lalu katanya: "Sungguh, aku melihat langit terbuka dan AnakManusia berdiri di sebelah kanan Allah." (Kisah Para Rasul 7:54-56).

Tuhan Yesus mengutus Ananias untuk menupangkan tangan ke atas Saulus, “Lalu pergilah Ananias ke situ dan masuk kerumah itu. Ia menumpangkan tangannya ke atas Saulus, katanya: "Saulus,saudaraku, Tuhan Yesus, yang telah menampakkan diri kepadamu di jalan yangengkau lalui, telah menyuruh aku kepadamu, supaya engkau dapat melihat lagi dan penuh dengan Roh Kudus" (Kisah Para Rasul 9:17). 

Konfrontasi Paulus dengan Elimas, seorang tukang sihir yang “menghalang-halangi mereka dan berusaha membelokkan gubernur itu dari imannya. Tetapi Saulus, jugadisebut Paulus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap dia, dan berkata: "Hai anak Iblis, engkau penuh dengan rupa-rupa tipu muslihat dan kejahatan, engkau musuh segala kebenaran, tidakkahengkau akan berhenti membelokkan Jalan Tuhan yang lurus itu?” (Kisah Para Rasul 13:8-10). 

Diluar Kitab Kisah Para Rasul kita menemukan satu keluarga yang pebuh dengan Roh Kudus, yaitu Zakharia, Elisabet dan Yohanes: “Dan Zakharia, ayahnya, penuh dengan Roh Kudus, lalu bernubuat..” (Lukas 1:67); “Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalamrahimnya dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus” (Lukas 1:41); “Sebab ia akan besar di hadapan Tuhan dan ia tidak akan minum anggur atau minuman keras dan ia akan penuh dengan Roh Kudus mulai dari rahim ibunya (Lukas 1:15).Yesus Kristus “penuh dengan Roh Kudus, kembali dari sungai Yordan, lalu dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun”(Lukas 4:1). 

Dalam setiap bagian ayat-ayat di atas dengan jalss mencantumkan kata-kata “penuh dengan Roh Kudus”.Hal ini membuktikan bagaimana Roh Kudus mendominasi kehidupan rasul-rasul,murid-murid dan jemaat mula-mula. Kepenuhan Roh adalah sumber dari segala kuasa, mujizat, tanda-tanda dan keajaiban-keajaiban yang membuat gereja mula-mula diberkati dan berpengaruh. Hal ini menegaskan kepada kita pentingnyakata-kata Rasul Paulus “hendaklah kamu penuh dengan Roh Kudus” (Efesus 5:18).

Ketiga, bagaimanakah supaya orang percaya mengalami kepenuhan Roh Kudus seperti yang Paulusperintahkan? Menjadi penuh, menurut pemikiran yang logis ialah diisi sampai penuh. Namun Roh Kudus bukanlah zat, melainkan Allah Roh Kudus yang bekerja dalam hidup orang percaya.

(1) Untuk memperoleh kepenuhan Roh, pertama-tama kita perlu terbuka terhadap Pribadi Roh Kudus. Maksudnya,mempersilakan Roh Kudus bekerja dengan leluasa dalam setiap segi kehidupan kitatanpa hambatan dari diri kita sendiri.

(2) Selain itu, kita harus mempunyai kerinduan yang besar untuk menjadi penuh dengan Roh Kudus. Apabila kita sungguh-sungguh terbuka dan ingin mengalami kepenuhan Roh, barulah AllahRoh Kudus mau menyatakan diri-Nya secara penuh. Ini berarti: Allah Roh Kudusakan bekerja dengan kekuatan penuh di dalam diri kita.

(3) Syarat-syarat bagi KepenuhanRoh.Pada umumnya diperlukan beberapa waktu (setelah baptisan Roh atau kelahiranbaru) untuk mencapai kepenuhan Roh. Bisa juga bahwa seorang percaya tidak akan pernah mengalami kepenuhan Roh. Ini tergantung pada keadaan rohani orang yang bersangkutan; juga apakah ia sudah memenuhi persyaratannya bagi kepenuhan Roh atau belum.

Setiap orang beriman semestinya ingin mematuhi perintah dalam Efesus 5:18, “Hendaklah kamu penuh dengan Roh”. Sebabia sadar bahwa hidup dengan kepenuhan Roh merupakan kunci bagi keberhasilan kehidupan Kristen yang berkemenagan. 

Namun, setiap orang percaya juga harus tahu bagaimana mencapai kepenuhan itu, sebagai berikut: sesudah bertobat dengan meninggalkan dosa-dosanya, dan hidup dalam kekudusan; mempunyai kerinduan yang mendalam untuk memuliakan Kristus, serta menyerahkan hidupnya secara mutlakkepada Allah; mempunyai iman yang teguh serta taat pada perintah Allah dan kehendak-Nya; mengabarkan Injil dengan giat dan bersemangat, dipenuhi dengan firman serta selalu menggunakan firman Allah sebagai pedang Roh; dan berdoa dengan sungguh-sungguh untuk boleh mengalami kepenuhan Roh.

(4) Setelah mengalami kepenuhan Roh, dari hasil Karya-Nya yang berlimpah itu, sebagian dari kuasa-Nyayaitu urapan-Nya, kemampuan-Nya yaitu karunia-karunia Roh, dan sifat-Nya yaitu buahRoh, akan melimpah ke atas kita. Limpahnya berkat Roh Kudus inilah yang akan mengerjakan hal-hal yang luar biasa sewaktu kita mengalami kepenuhan Roh. Orang percaya akan dimampukan untuk menjadi serupa dengan Kristus. Jelaslah sekarang,bahwa untuk kepenuhan Roh, masalahnya bukanlah: “bagaimana caranya agar kita diisi penuh dengan Roh Kudus?”melainkan: “bagaimana kita mempersiapkan diri kita semaksimal mungkin, sehingga Allah Roh Kudus berkenan bekerja secarapenuh dalam hidup kita?”

CATATANTAMBAHAN (FOOTNOTE): 

2 Untuk ringkasan pandangan Roh Kudus menurutPentakostalisme, silahkan lihat: Stamps, Donald. C, ed., Full Life Bible Studi. Penerbit Gandum Mas: Malang, hal 1760-1761.Lihat juga penjelasan lebih lanjut dalam: Menzies, William W & Stanley M. Horton., Bible Doctrines: A Pentecostal Perspektive. Terjemahan, PenerbitGandum Mas: Malang; Iverson, Dick., The Holy Spirit Today, Diktat.Terjemahan, Harvest International Teological Seminary, Harvest PublicationHouse: Jakarta; Tanusaputra, Abraham Alex.,2005. Batu Penjuru. Diterbitkan olehHouse of Blessing : Surabaya.

3 Menzies, William W & Robert P., Spirit and Power. Terjemahan, PenerbitGandum Mas : Malang, hal 155.

4 Hoekema, Anthony A., Saved byGrace. Terjemahan,Penerbit Momentum : Jakarta, hal 65.

5 Enns, Paul., Approaching God, jilid 1. Terjemahan,Penerbit Interaksara : Batam, hal 322.

6 Ryrie,Charles C., Basic Theology. Jilid 2,Terjemahan, Penerbit ANDI Offset : Yogyakarta, hal, 138.

7 Lihat, off.cit,hal 320.

8 Sama,hal 323.

9 KetikaTuhan kita Yesus Kristus mengatakan ”Akuakan mendirikan jemaatKu” jelas tertulis dalam bentuk kata kerja yang akandatang, yang menunjukkan bahwa hal tersebut merupakan sesuatu yang belumdikerjakan Kristus sampai saat itu (Matius 16:18). Sesungguhnya Gereja barumulai sebagai realita yang berfungsi ketika Roh Kudus dicurahkan pada HariPentakosta. (Lihat, Ryrie, Charles C., Basic Theology. Jilid 2, Terjemahan, PenerbitANDI Offset: Yogyakarta, hal, 183-196.

10 Paul Enns menegaskan “Pembaptisan oleh Roh adalah suatu pelayanan yang hanya terjadi di jamangereja. Frase “tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus” menunjukkanbahwa hal itu akan terjadi tidak lama lagi” (Enns, Paul., Approaching God, jilid 1. Terjemahan,Penerbit Interaksara : Batam, hal320).

11 Lihat, Hoekema, Anthony A., Saved by Grace. Terjemahan,Penerbit Momentum : Jakarta, hal 41.

12 Ibid, hal 55-60.

13 Penjelasan lebih Lanjut tentang buah Roh ini,lihat: Tong, Stephen., Hidup Kristen YangBerbuah.Penerbit LembagaReformed Injil Indonesia : Jakarta.

14 Sebagai orang yang lahir dan dibesarkan dalam tradisi pentakosta,bagian ini tentu saja kontras dengan ajaran yang pernah saya terima dulu, tetapi yang sekarang saya yakinipaling sesuai dengan ajaran Alkitab. Denominasitempat dimana ayah saya melayani hingga saat ini“menganut pandangan baptisan roh yang harus dibuktikan dengan bahasalidah”, ini tertuang dalam pernyataan pengakuan iman denominasi tersebut. Tetapi, walaupun ayah saya seorang pendetadari denominasi pentakostal, beliau tidak terlalu menekankan bahasa lidah. Ayahterutama menekankan iman dan kesembuhan ilahi, karena beliau yakin untuk itulahia dipanggil, memberitakan Injil yang disertai dengan mujizat dan kesembuhanilahi. 

15 Berbeda dari Pentakotalisme yang menganggap bahasa lidah sebagaisinonim dengan bahasa roh dan bahasa-bahasa lain. Para ahli bahasa pada umumnyamembedakan kata Yunani glossolaliadari xenoglossia. Glossolalia adalahbahasa lidah atau bahasa roh, bukan merupakan bahasa yang sesungguhnya; bahasaini bisa berasal dari Allah, bahasa malaikat, dan bisa juga dari manusianyasendiri. (1 Korintus 12) Inilah “bahasadoa” yang biasanya sering dijumpai dikalangan Pentakostal. Sedangkanxenoglossia merupakan bahasa di dunia yang sungguh-sungguh ada, yang acapkalidiucapkan oleh seseorang yang tidak mengenal bahasa itu sendiri (Kisah ParaRasul 2:4). Lihat, Rubyono, Homan., DariBaptisan Roh Menuju Kepenuhan Roh. Jilid 2. Penerbit Kalam Hidup : Bandung,hal 52.

16 Stamps, Donald. C, ed., FullLife Bible Studi. Penerbit Gandum Mas: Malang, hal 1766; Prince, Derek., Fondations RightounessLiving. Terj, Penerbit Derek Prince Ministries Indonesia: Jakarta, hal66-72.

17 Tanusaputra,Abraham Alex., Batu Penjuru. Diterbitkan oleh House of Blessing : Surabaya, hal 105.

18 Rubyono,Homan., Dari Baptisan Roh Menuju Kepenuhan Roh. Jilid 2. Penerbit KalamHidup : Bandung, hal 50.

19 Ryrie, Charles C., Basic Theology. Jilid 2, Terjemahan, PenerbitANDI Offset : Yogyakarta, hal, 139.

20 Baca, Off.cit, hal 12.

21 Pernyataan ini kontrasdengan Pentakostalisme yang menyatakan bahwa setelah lahir baru (diselamatkan)orang percaya harus mengalami baptisan Roh kudus sebagai kelanjutan (subsequence) dari lahir baru. Pentakostalismemembedakan antara pengalaman kelahiran baru dengan pengalaman baptisan RohKudus (Menzies,William W & Robert P., Spirit andPower. Terjemahan, Penerbit Gandum Mas : Malang, hal 155).

DAFTAR REFERENSI : FAKTA-FAKTA ALKITABIAH DARI BAPTISAN ROH KUDUS DAN KEPENUHAN ROH KUDUS 

Arrington, French L., 2004. ChristianDoctrine A Pentacostal Perspective, 3 Jilid. Terjemahan, Penerbit Departemen Media BPSGBI : Jakarta.

Bakhtiar, Amsal, 2010. Filsafat Ilmu. Penerbit PT. Rajagrafindo Persada : Jakarta.

Cornish, Rick., 2007. Five Minute Theologian. Terjemahan, Penerbit Pionir Jaya : Bandung.

Drewes, B.F,Wilfrid Haubech & Heinrich Vin Siebenthal., 2008. Kunci Bahasa Yunani Perjanjian Baru. Jilid 1 & 2. Penerbit BPK Gunung Mulia : Jakarta.

Edvandsen, Aril., 1991. Manifestasi Dan Karunia Rohulkudus. Terjemahan,Penerbit Yayasan Immanuel : Jakarta.

End, Th. Van Den., 2007. Harta Dalam Bejana: Sejarah Gereja Ringka.Penerbit BPK : Jakarta.

Enns, Paul., 2004.TheMoody Handbook of Theology, jilid 2. Terjemahan, Penerbit Literatur SAAT :Malang.

_________., 2000. Approaching God, jilid 1. Terjemahan, Penerbit Interaksara : Batam.

Erickson J. Millard., 2003. Christian theology. Jilid 3. Terjemahan,Penerbit Gandum Mas : Malang.

Fances, Eddy., 2005.Murid Kristus. jilid 1, diterbitkanYayasan Sinar Nusantara: Jakarta.

Greig, Gary. S & Kevin N. Spinger, ed., 2001. TheKingdom And The Power. Terjemahan, Penerbit Gandum Mas : Malang.

Grudem, Wayne., 1994. Systematic Theology: A Introduction to aBiblical Doctrine. Zodervan Publising House : Grand Rapids, Michigan.

Guthrie, Donald., 2010. New Tastemant Theology. Jili 2, Terjemahan. Penerbit BPK : Jakarta

Hall, David W & Peter A. Lillback.,2009. Theological Guide toCalvin’s Institutes: Essays and Ananlysis.Terjemahan, Penerbit Momentum : Jakarta.

Hinn, Benny., 2001. Welcome, Holy Spirit. Terj, PenerbitYayasan Immanuel : Jakarta.

Hoekema, Anthony A., 2010. Savedby Grace. Terjemahan, Penerbit Momentum : Jakarta.

Holmes, Arthur F., 2009. All Truth is God’s Truth. Terjemahan, Penerbit Momentum : Jakarta.

Iverson, Dick., 1994. The Holy Spirit Today, Diktat. Terjemahan, HarvestInternational Teological Seminary, Harvest Publication House: Jakarta.

____________., 1994. Present Day Truths. Terjemahan, InonesiaHarvest Outreaach: Jakarta.

Kattsoff, Louis O 1992. Elementsof Philosophy. Terjemahan,Penerbit Tiara Wacana Yogya: Yogyakarta.

Letham, Robert., 2011. TheHoly Trinity: In Scripture, History, Theology, and Worship. Terjemahan, Penerbit Momentum :Jakarta.

Liardon, Roberts., 1997. School of The Spirit. Terjemahan,Penerbit Immanuel : Jakarta.

Litzmen,Waren L., 1990. Pentecostal Truths.Penerbit Gandum Mas : Malang.

Manohey, Ralph., 2009. Tongkat Gembala. Lembaga Pusat HidupBaru: Jakarta.

Maris, Hans., 2010. GerakanKarismatik dan Gereja Kita. Terjemahan,Penerbit Momentum : Jakarta.

Margianto, Yoppi., 2004. Belajar Sendiri Bahasa Yunani BerdasarkanInjil Yohanes. Jilid 1 & 2,Penerbit Andi Offset : Yoyakarta.

McDermott, Gerald R., 2001. Seeing God: Tweleve Reliable Signs of Truepirituality. Penerbit ANDIOffset : Yogyakarta.

Menzies,William W & Robert P., 2005. Spiritand Power. Terjemahan, Penerbit Gandum Mas : Malang.

Menzies,William W & Stanley M. Horton., 2003. BibleDoctrines: A Pentecostal Perspektive.. Terjemahan, Penerbit, Gospel Press:Batam.

Milne, Bruce., 1993. Knowing The Truth : A Handbook of ChristianBelief. Terjemahan, Penerbit BPK : Jakarta.

Mounce, William D., 2011. Basics of Biblical Greek, edisi 3.Terjemahan, Penerbit Literatur SAAT : Malang.

Newman, Barclay M., 1993. Kamus Yunani – Indonesia Untuk Perjanjian Baru, terjemahkan, BPKGunung Mulia : Jakarta.

Pfeiffer, Charles F& Eferett F. Herrison., ed, 1962. TheWycliffe Bible Commentary. Edisi Indonesia dengan judul Tafsiran Alkitab Wycliffe Perjanjian Baru, volume 3, diterjemahkan(2004), Penerbit Gandum Mas : Malang.

Pratt, Richard L, Jr., 1995. Menaklukan Segala Pikiran Kepada Kristus.Terjemahan, Penerbit Seminari Alkitab Asia Tenggara : Malang.

Prince, Derek., 2004. The Holy Spirit in You. Terjemahan,Penerbit Derek Prince Ministries Indonesia : Jakarta

____________, 2005. Fondations Rightouness Living. Terj,Penerbit Derek Prince Ministries Indonesia : Jakarta.

Poesporodjo,W & Ek. T. Gilarso,Louis O 1999.LogikaIlmu Menalar. PenerbitPustaka Grafika: Bandung.

Ridderbos, Herman., 2004. Paul: An Outline of His Theology. Terjemahan, Penerbit Momentum : Jakarta.

Robinson, Darrel. W., 2004. Total Church Life. Terjemahan, PenerbitLembaga Literatur Baptis : Bandung.

Rubyono, Homan., 1999. Dari Baptisan Roh Menuju Kepenuhan Roh.Jilid 1. Penerbit Kalam Hidup : Bandung.

-----------------------------., 2002. Dari Baptisan Roh Menuju Kepenuhan Roh.Jilid 2. Penerbit Kalam Hidup : Bandung.

-----------------------------., 2002. Ketika Allah Menjamah Manusia. PenerbitKalam Hidup : Bandung.

Ruck, Anne., 2007. Sejarah Gereja Asia. Penerbit BPK : Jakarta.

Ryrie, Charles C., 1991. Basic Theology. Jilid 1 & 2, Terjemahan, Penerbit ANDI Offset : Yogyakarta.

______________., 2005. Dispensasionalism. Terjemahan, Penerbit Gandum Mas : Malang.

Samuel, Wilfred J., 2007. Charismatic Folk Christianity “A Storm in the Flower”. Reflections on PostCharismatic Trends. Terjemahan. Penerbit BPK : Jakarta.

Schafer, Ruth., 2004. Belajar Bahasa Yunani Koine: PanduanMemahami dan Menerjemahkan Teks Perjanjian Baru. Penerbit BPK Gunung Mulia : Jakarta.

Silalahi, Djaka Christianto., 2001. Karismatik Bercampur dengan Perdukunan? Penerbit ANDI Offset : Yogyakarta.

SJ, L. Sugiri, dkk, 1995., Gerakan Kharismatik: Apakah itu?Penerbit BPK : Jakarta.

Sproul, R.C., 1997. Essential Truths of the Christian Faith.Terjemahan, Penerbit Literatur SAAT : Malang.

_________., 2008. Defending YourFaith: An Introduction To Apologetics. Terjemahan, Penerbit Literatur SAAT : Malang.

Stamps,Donald. C, ed., 1994. Full Life Bible Studi. Penerbit GandumMas : Malang.

Sumrall, Lester., 1995. Pioneers Of Faith. Terjemahan, PenerbitImmanuel : Jakarta.

Susanto, Hasan., 2003.PerjanjianBaru Interlinier Yunani-Indonesia dan Konkordansi Perjanjian Baru, jilid 1dan 2. Terjemahan, Penerbit Literatur SAAT : Malang.

Tan, Peter., 1993. Tiga Baptisan. Terj, Penerbit Yayasan Eternal Glory : Jakarta.

Tabb, Mark, ed., 2011. Theology. Terjemahan, Penerbit YayasanGloria : Yogyakarta.

Tan, John R., 2006.Dinamika PertumbuhanIman Kristen.Diterbitkan Yayasan SinarNusantara: Jakarta.

Tanusaputra,Abraham Alex., 2005. BatuPenjuru. Diterbitkan oleh House of Blessing : Surabaya.

Thiessen, Henry C., 1992. Lectures in Systematic Theology, direvisiVernon D. Doerksen. Terjemahan, Penerbit Gandum Mas :Malang.

Tong, Stephen., 1995. Hidup Kristen Yang Berbuah. Penerbit Lembaga Reformed Injil Indonesia : Jakarta.

____________., 2011. Iman, Rasio dan Kebenaran. Penerbit Momentum : Jakarta.

____________., 2011. Roh Kudus, Doa dan Kebangunan Rohani. Penerbit Momentum : Jakarta.

Urban, Linwood., 2006. Sejarah RingkasPemikiran Kristen. Penerbit BPKGunung Mulia : Jakarta.

Vincent, Alan, Charles C., 2011. Heaven On Earth. Terjemahan, Penerbit ANDI Offset : Yogyakarta.

Wellem, F.D., 1996. Riwayat Hidup Singkat Tokoh-Tokoh Di DalamSejarah Gereja. Penerbit BPK : Jakarta.

Wijaya, Bambang., 2009. Unfailing Hope. Penerbit ANDI Offset :Yogyakarta.

Wongso, Peter1992. Sejarah Gereja. Seminari Alkitab Asia Tenggara: Malang.FAKTA-FAKTA ALKITABIAH DARI BAPTISAN ROH KUDUS DAN KEPENUHAN ROH KUDUS . https://teologiareformed.blogspot.com/
Next Post Previous Post