4 Hasil Penebusan Kristus Bagi Orang Percaya

Oleh karena penebusan Kristus merupakan puncak dari karya penyelamatan Allah bagi manusia berdosa, maka ada 4 (empat) hasil dari penebusan Kristus bagi setiap orang percaya :
4 Hasil Penebusan Kristus Bagi Orang Percaya
gadget, otomotif, bisnis
1. Mendamaikan Manusia Dengan Allah

Pertama, mendamaikan manusia berdosa dengan Allah. Sebagaimana dijelaskan Alkitab bahwa sejak manusia jatuh dalam dosa, maka manusia terpisah dari Allah. 

Yesaya 59:1-3 berkata “Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar; tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu. Sebab tanganmu cemar oleh darah dan jarimu oleh kejahatan; mulutmu mengucapkan dusta, lidahmu menyebut-nyebut kecurangan.”

Arrington juga mengungkapkan bahwa “dosa telah mengoyakkan hubungan manusia dengan Allah, dosa telah menempatkan manusia dalam posisi tertekan di bawah murka Allah, bagkan telah mengakibatkan kematian jasmani dan juga rohani.”(Arrington, 2015: 267). 

Artinya dosa menuntut hukuman kepada manusia, sebab Allah dalam keadilan dan kekudusan-Nya tidak bisa tidak harus meghukum manusia berdosa, dan itulah yang dijalani oleh Kristus sebagai manusia yang sempurna menggantikan hukuman manusia berdosa di atas kayu salib. 

Sonny Zaluchu berkata bahwa “penderiataan Kristus di atas kayu salib berhasil menyerap seluruh murka Allah, menyerah seluruh keberdosaan manusia sehingga hukuman murka Allah tidak lagi menjadi bagian manusia, oleh karena Kristus telah menebus mereka, sehingga Allah menerima manusia kembali dalam kemuliaan-Nya atau diperdamaikan.”(S. Zaluchu, 2017:72). 

Lebih jauh Erickson berkata bahwa “kematian Kristus mengakhiri permusuhan dan keterasingan manusia dengan Allah, permusuhan telah disingkirkan karena Ia telah memperdamaikan kita dengan diri-Nya.(Erickson, 2017: 496). 

Dalam 2 Korintus 5:18-19 berkata “Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami. Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.” 

Penjelasan di atas memperlihatkan bahwa Allah tidak lagi murka, oleh karena rasa keadilan-Nya telah terpuaskan oleh kematian Kristus yang menggantikan posisi manusia tehukum, sebaliknya manusia tidak lagi ada di bawah murka Allah (hukuman) tetapi berada di bawah kasih karunia Allah.

Ada dua istilah yang sering digunakan dalam PB sehubungan dengan pendamaian, pertama adalah “hilasmos” (hilasmos). Hilasmos atau hilasterion, artinya mendamaikan dengan darah krsitus sebagai propisiasi (sarana) lewat kematian di atas kayu salib. Kata ini menjamin satu pendamaian oleh karena Allah puas dengan kematian Kristus yang menggantikan posisi orang berdosa.(Ridderbos, 2013: 192). 

Sejalan dengan pikiran ini, Perjanjian Baru mempersembahkan kematian Kristus sebagai pemuasan terhadap murkan Allah. Dalam Roma 3:25 berkata “Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya.” Kata “pendamaian” ditulis dengan “hilasterion” yang artinya tempat pendamaian, dalam Bahasa Ibrani ditulis dengan istilah “kapporet” artinya tutup pendamaian di atas tabut, atau tempat pendamaian dan kehadiran Tuhan. Jalan pendamaian dimaksud adalah kematian Kristus di atas salib.”(B.F. Drewes, 2011: 10-11). 

Kematian Yesus bukan saja memuaskan hati Allah tetapi juga sekaligus tempat manusia berkepuasan, ini meliputi dosa orang-orang dimasa lampau juga, masa kini dan masa yang akan datang. Menurut Keluaran 25:20 pembungkus tersebut mengkilat bercahaya, suatu perlambang tentang kesucian dan kemulian Allah, pembungkus takhta anugerah. Sedangkan darah yang dicurahkan setahun sekali berfungsi menutup dosa manusia. Jadi latar belakang hilasterion itu sendiri menunjukkan tempat pertemuan yang suci antara Allah dan manusia yang berdosa (Keluaran 25:22).

Istilah yang kedua adalah “katallage” dari kata kerja “katallaso” yang diartikan sebagai penyesuaian perbedaan yang menimbulkan permusuhan antara dua pihak dengan menggunakan alat penukaran tertentu, yaitu kematian Kristus di atas kayu salib (Marantika, 2012: 100). 

Hal ini bisa diartikan bahwa perseteruan Allah dengan manusia dihancurkan oleh karya penebusan Kristus, atau dengan istilah manusia diperdamaikan dengan Allah oleh karena Allah telah menerima pengorbanan Kristus sebagai kematian karena dosa manusia. 

Dalam Roma 5:10-11 berkata “Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya! Dan bukan hanya itu saja! Kita malah bermegah dalam Allah oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, sebab oleh Dia kita telah menerima pendamaian itu. 

Kata diperdamaikan (katallagemen) dari kata (katallaso), dalam bentuk aoris past datif artinya “memperdamaikan dengan” (manusia dengan Allah) dimana pendamaian dimaksud menyangkut orang berdosa di masa lampau, masa kini dan masa akan dating (B.F. Drewes, 2011: 15). 

Bisa diartikan secara teologis bahwa permusuhan antara menusia dengan Allah telah dihancurkan. Pembaharuan hubungan orang-orang berdosa dengan Allah berlaku karena mereka telah bertobat dan mempercayakan dirinya kepada kematian Kristus sebagai alat pendamaian.

Perseteruan Allah dengan manusia telah diperdamaikan kembali, sehingga Allah dan manusia kembali dalam persekutuan seperti semula. Firman Tuhan berkata “Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat, sekarang diperdamaikan-Nya, di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya, untuk menempatkan kamu kudus dan tak bercela dan tak bercacat di hadapan-Nya” (Kolose 1:19-22).

2. Menebus Orang Percaya dari Kutuk Taurat dan Kuasa Dosa

Penebusan yang telah dilaksanakan oleh Kristus tidak saja mendamaikan manusia dengan Allah tetapi juga menebus manusia dari kutuk hukum tarat dan dari kuasa dosa, itu sebabnya kuasa hukum taurat dan dosa tidak lagi berkuasa atas setiap orang percaya yang telah hidup di bawah kasih karunia Allah. 

Arrington berkata bahwa penebusan Kristus mengambil baginya kutukan hukum taurat agar setiap orang percaya bebas dari hukuman dan kematian oleh karena tuntutan hukum taurat, sehinggga setiap orang percaya dinyatakan sebagai orang yang telah bebas dari hukuman dosa (Arrington, 2015: 202-203). 

Dengan terbebasnya setiap orang percaya dari kutukan hukum taurat, maka mereka hidup dalam kasih karunia Allah, dimana dalam posisinya sebagai orang yang diselamatkan diberi kuasa untuk hidup menurut kehendak Allah dalam pimpinan Roh Kudus. Esensi pembebasan orang percaya dari hukuman dosa adalah mereka tidak lagi terikat dalam pikiran dan tindakan dosa, tetapi mereka hidup dalam kekudusan menurut kehendak Allah dan memberi hidup mereka dipimpin oleh Roh.

3. Membawa Pembenaran Bagi Orang Percaya


Dampak penting lainnya dari karya penebusan Kristus di atas kayu salib atau sering disebut sebagai makna salib adalah pembenaran bagi setiap orang percaya. Roma 3:24 berkata “dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.” Roma 5:1-2 “Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus. Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah. Pembenaran setiap orang percaya adalah pembenaran oleh iman yang didasarkan pada karya penebusan Kristus.

Istilah pembenaran dalam PL menggunakan kata “tsadaq” yang sebagian besar pemakaiannya berkaitan dengan yuridis yang menyatakan keadaan seseorang selaras dengan tuntutan hukum. Pengertian dari kata ini menyatakan seseorang sebagai orang yang benar oleh karena tuntutan telah dilaksanakan, gambaranya terlihat dalam Keluaran 23:7, Ulangan 25:1, Amsal 17:15 dan Yesaya 5:23, dimana dalam ayat ayat ini menjelasakan bagaimana Allah membenarkan oleh karena sesuatu hal (Louis Berkhof, 2016: 217).

Pembenaran pada hakekatnya berkaitan dengan istilah hukum, dalam Bahasa Ibrani ditulis dengan ‘tsadaq’ dalam Bahasa Yunani ‘dikaios’ artinya pembebasan seseorang dari tuntutan hukum, orang tersebut dinyatakan tidak bersalah atau ia dinyatakan benar dan beabs dari hukuman. 

Arrington mengungkapkan bahwa “hakekat pembenaran berkaitan dengan keselamatan, adalah merupakan tindakan Allah yang menyatakan orang berdosa yang telah percaya kepada Kristus sebagai orang benar, dibebaskan dari segala tuntutan hukuman dosa, dan yang menjadi dasar dari pembenaran mereka adalah penebusan Kristus di atas kayu salib.”(Arrington, 2015: 321).

Lebih jauh Berkhof mengungkapkan bahwa kata “dikaio-o” yang digunakan dalam PB memiliki arti “menyatakan seseorang benar.” Istilah kata ini dalam arti yang lebih luas dibenarkan bukan karena dalam seseorang tersebut benar melainkan lebih banyak oleh karena faktor dari luar yang menjadikan seseorang benar.(Louis Berkhof, 2016: 219). 

Pembenaran yang dimaksud dari penjelasan di atas bahwa lewat iman seseorang pada karya penebusan Kristus, maka ia dinyatakan sebagai orang benar, sesungguhnya bukan karena ia benar dari dirinya sendiri tetapi dibenarkan oleh karena ia telah menyatu dalam kematian dan kebangkitan Kristus. Satu-satunya yang menjadi dasar pembenaran bagi manusia berdosa adalah imannya kepada Kristus yang telah melaksanakan penebusan manusia dari hukuman dosa.

 “Allah menyatakan kita sebagai orang benar berdasarkan penebusan oleh karena kematian Kristus, yaitu bagi kita yang percaya melalui iman di dalam Dia. Allah menyatakan bahwa kita telah ditebus dari hukum Taurat atau dibebaskan karena penghukuman oleh dosa-dosa kita, oleh karena kematian Kristus.”(W.A. Criswell, 2006: 107).

Arrington berkata bahwa “pembenaran tidak dilakuan oleh manusia kepada manusia tetapi murni tindakan dari Allah yang menyatakan setiap manusia berdosa yang percaya kepada Kristus menjadi benar dan sebagai orang-orang yang dibenarkan mereka lepas dari segala tuntutan, bahkan mereka diberikan hak menjadi pewaris kerajaan Allah” (Arrington, 2015). 

Joko Lelono juga berkata bahwa Karya penebusan Kristus menjadikan setiap orang percaya terbebas dari tuntutan murka Allah, sebab mereka telah mendapatkan pengampunan sehingga mereka disebut dinyatakan sebagai orang benar atau dibenarkan (Lelono, n.d. 17).

Pembenaran adalalah tindakan yuridis Allah dimana Ia menetapkan berdasarkan kebenaran Tuhan Yesus Kristus, bahwa semua tuntutan hukum sudah dipenuhi bagi orang berdosa (Louis Berkhof, 2016: 224). Artinya bila Allah telah menyatakan bahwa orang percaya telah dibenarkan, maka segala tuntutan hukuman dosa tidak lagi mengikat, sebab mereka telah dibebaskan bebas secara uokum. 

Chris Marantika menjelaskan bahwa “akibat dari pembenaran seseorang, maka ia mengalami pengampunan dosa atau ditebus dari rasa bersalah, dicangkokan pada kebenaran Kristus, dibebaskan dari kutuk hokum Taurat, dan mengerjakan jaminan kepastian keselamatan.”(Marantika, 2012: 106-107).

Dengan fakta pembenaran bagi setiap orang percaya (bertobat dan beriman pada Kristus) maka mereka tidak lagi ada di bawah kutuk dosa, tetapi mereka telah berhak menerima janji anugerah keselamatan yang tersedia di dalam Kristus Yesus. Keselamatan yang diperoleh setiap orang percaya sifatnya pasti, oleh karena fakta pemebenaran setiap orang percaya di dalam Kristus.

4. Memberi Jaminan Hidup yang Kekal Bagi Setiap Orang Percaya

Karya penebusan Kristus tidak hanya mendamaikan dan membawa pembenaran bagi orang percaya, tetapi dampak yang ketiga adalah memberi jaminan atau kepastian hidup kekal bagi setiap mereka yang ada di dalam Kristus. 

Criswell berkata bahwa yang menjadi jaminan keselamatkan orang percaya adalah janji Allah dan kesempurnaan karya penebusan Kristus di atas kayu salib, kematian-Nya adalah kematian untuk dosa manusia, sehingga setiap yang percaya kepadaNya memiliki jaminan kepastian beroleh hidup yang kekal (W.A. Criswell, 2006: 128). 

Ryrie menjelaskan bahwa jaminan keselamatan bagi setiap orang percaya dijamin oleh pekerjaan Allah Tritunggal, khususnya yang berkaitan dengan Anak adalah karya penebusan-Nya lewat kematian di atas kayu salib dan kuasa kebangkitan-Nya mengakahkan maut, dimana fakta ini memberi jaminan bagi kepemilikan hidup kekal (Charles C. Ryrie, 2015: 91). 

Dalam Kitab Roma 8:32-33 berkata “Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia? Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang membenarkan mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka?

Sebagaimana dipercaya dalam teologi Kristen bahwa keselamatan merupakan anugerah Allah kepada setiap mereka yang percaya kepada Krsistus. Arrington mengungkapakan bahwa sesungguhnya jika kita melihat kebenaran Alkitab menunjukkan bahwa dalam teologi Kristen ada jaminan nyata terhadap keselamatan, sebab demikianlah Alkitab menyatakanya (Arrington, 2015: 302). 

1 Yohanes 5:12-13 berkata “Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup. Semuanya itu kutuliskan kepada kamu, supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Allah, tahu, bahwa kamu memiliki hidup yang kekal.” Efesus 1:14 “Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya.

Baca Juga: Makna Penebusan Dalam Perjanjian Baru

Penjelasan-penjelasan di atas mempertegas bahwa karya penebusan Kristus di atas kayu salib berimplikasi positif dalam jaminan kepastian kepemilikan hidup yang kekal yang dianugerahkan oleh Allah keapda setiap yang percaya kepada Kristus. 

Yohanes 10 : 28 “dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. Hal ini sungguh sungguh memberi peneguhan kepada setiap mereka yang telah ada di dalam Kristus, terjamin oleh penebusan-Nya, bahwa mereka memiliki hidup yang kekal. Hosting dan Domain
Next Post Previous Post