Latar belakang surat Filipi
Latar belakang surat Filipi menyangkut beberapa hal yang harus diteliti. Hal tersebut antara lain: Penulis surat Filipi, waktu dan tempat penulisan, isi serta tujuan.
1. Penulis Kitab Filipi
1. Penulis Kitab Filipi
Dalam setiap penulisan, Paulus selalu mengawali dengan kata salam dan kata salam inilah yang mengawali surat Filipi, serta dapat ditemukan dengan cepat dan akurat siapa penulis surat Filipi. Salam dalam surat ini tertulis: “Dari Paulus dan Timotius, hamba-hamba Kristus Yesus, kepada semua orang kudus dalam Kristus Yesus di Filipi, dengan para penilik jemaat dan diaken”(Filipi 1:1).
Penulis kitab Filipi ini adalah Rasul Paulus dan sudah menjadi tradisi Paulus dalam menulis suratnya, ia menyebut nama orang yang bersama dengan dirinya seperti Timotius di dalam surat ini. Suratnya kepada jemaat Korintus dan Tesalonika, Paulus juga menyebut nama lain yang bersama dengan dia (1 Korintus 1:1, 1 Tesalonika 1:1).
2. Waktu dan tempat Penulisan
Penulis kitab Filipi ini adalah Rasul Paulus dan sudah menjadi tradisi Paulus dalam menulis suratnya, ia menyebut nama orang yang bersama dengan dirinya seperti Timotius di dalam surat ini. Suratnya kepada jemaat Korintus dan Tesalonika, Paulus juga menyebut nama lain yang bersama dengan dia (1 Korintus 1:1, 1 Tesalonika 1:1).
2. Waktu dan tempat Penulisan
Ada pendapat yang mengatakan, bahwa kemungkinan surat ini ditulis Paulus pada saat ia dipenjarakan di Kaisarea (Kisah Para Rasul 23:23; 24:27). Menurut Henry H. Halley, bahwa jemaat pertama yang didirikan oleh Paulus di Eropa ialah Jemaat Filipi. Jemaat ini didirikan pada tahun sekitar 51 M.
Pada bagian permulaan perjalanan perkabaran Injil Paulus yang kedua. Ada sebagian lagi yang mengatakan bahwa surat Filipi ini ditulis Paulus dalam penjara di Roma. Sebutan “istana” dalam Filipi 1:13 dapat berarti beberapa kemungkinan yaitu Kaisarea, Roma, atau Yerusalem (Matius 27:27). Ada yang berpendapat bahwa sebutan mereka yang di “istana kaisar” (Filipi 4:22) menunjukkan bahwa tempatnya di Roma.
3. Isi dan Tujuan
3. Isi dan Tujuan
Melengkapi tinjauan sekilas surat Filipi, maka disertakan di sini isi dan tujuan penulisan. Pada bagian pembukaannya (Filipi 1:1-11) seperti biasa dalam suratsurat Paulus berisi salam, ucapan syukur dan doa syafaat untuk gereja. Dalam doanya (Filipi 1:9-11) terkandung harapan agar jemaat Filipi makin melimpah dalam pengetahuan, dalam segala macam pengertian yang benar; agar jemaat menyatakan kesetiaaannya untuk menyambut hari Kristus dan mereka mencapai buah kebenaran melalui Yesus Kristus. Bagian ini mencatat pula bahwa Paulus dipenjarakan dengan maksud agar jelas bagi seluruh istana dan semua orang lain tentang kemajuan Injil (Filipi 1:12-13).
Paulus menanggung penderitaan dalam pelayanan, tetapi di pihak lain terdapat orang-orang yang memberitakan injil dengan maksud yang tidak murni. Mereka memberitakan injil dengan maksud untuk memperberat penderitaan Paulus (Filipi 1:17), tetapi Paulus tetap yakin terhadap keteguhan iman orang-orang Filipi di tengah serangan atau serbuan pelayan-pelayan palsu tersebut (Filipi. 1: 25-26).
Jemaat di Filipi harus ikut menderita seperti Paulus menderita (Filipi 1:29,30). Paulus memberikan nasihat agar mereka bersikap hati-hati menjaga kesatuan dan kesiapan untuk menderita bersama. Sikap penting untuk memelihara persekutuan dalam jemaat disinggung, yaitu agar mereka sehati dan sejiwa dan rendah hati seperti Kristus (Filipi. 2:5-11).
Paulus menanggung penderitaan dalam pelayanan, tetapi di pihak lain terdapat orang-orang yang memberitakan injil dengan maksud yang tidak murni. Mereka memberitakan injil dengan maksud untuk memperberat penderitaan Paulus (Filipi 1:17), tetapi Paulus tetap yakin terhadap keteguhan iman orang-orang Filipi di tengah serangan atau serbuan pelayan-pelayan palsu tersebut (Filipi. 1: 25-26).
Jemaat di Filipi harus ikut menderita seperti Paulus menderita (Filipi 1:29,30). Paulus memberikan nasihat agar mereka bersikap hati-hati menjaga kesatuan dan kesiapan untuk menderita bersama. Sikap penting untuk memelihara persekutuan dalam jemaat disinggung, yaitu agar mereka sehati dan sejiwa dan rendah hati seperti Kristus (Filipi. 2:5-11).
Paulus segera menuliskan mengenai Yesus yang ditinggikan oleh Bapa-Nya. Allah sangat meninggikan Dia serta mengaruniakan nama di atas segala nama (Filipi 2:9); Tercantumkan dalam suratnya:” segala yang ada di langit di bumi dan di bawah bumi akan bertekuk lutut di hadapan Tuhan” (Filipi. 2: 10); serta segala lidah mengaku bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan (Filipi. 2:11).
Setelah mengetahui apa yang akan terjadi atas dirinya, Paulus mengirimkan Timotius kepada jemaat Filipi (Filipi 2:19). Ia merekomendasikan sebagai orang yang patut dipercaya. Tetapi disamping itu ia berkeinginan untuk mengunjungi jemaat Filipi. Ia mengutus Efaproditus sebagai utusan gereja di Filipi yang menderita sakit ketika bersama Paulus, tetapi yang kini telah sembuh (Filipi 2:25- 28). Paulus mengingatkan jemaat agar berhati-hati terhadap anjing-anjing pekerjapekerja yang jahat dan penyunat-penyunat yang palsu (Filipi. 3:2-4:3).
Selain itu ada beberapa alasan yang menyebabkan Paulus menulis surat kepada jemaat Filipi, yaitu:
Pertama, Paulus ingin menerangkan keadaannya khususnya dalam kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Ia juga menjelaskan kepada mereka akibat dirinya di penjara (Filipi 1:12-20). Paulus juga ingin memberitahukan bahwa ia akan mengirimkan Timotius selama ia masih menjalani masa penahanannya, kemudian setelah selesai ia akan pergi ke Filipi (Filipi 2:19-24).
Setelah mengetahui apa yang akan terjadi atas dirinya, Paulus mengirimkan Timotius kepada jemaat Filipi (Filipi 2:19). Ia merekomendasikan sebagai orang yang patut dipercaya. Tetapi disamping itu ia berkeinginan untuk mengunjungi jemaat Filipi. Ia mengutus Efaproditus sebagai utusan gereja di Filipi yang menderita sakit ketika bersama Paulus, tetapi yang kini telah sembuh (Filipi 2:25- 28). Paulus mengingatkan jemaat agar berhati-hati terhadap anjing-anjing pekerjapekerja yang jahat dan penyunat-penyunat yang palsu (Filipi. 3:2-4:3).
Selain itu ada beberapa alasan yang menyebabkan Paulus menulis surat kepada jemaat Filipi, yaitu:
Pertama, Paulus ingin menerangkan keadaannya khususnya dalam kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Ia juga menjelaskan kepada mereka akibat dirinya di penjara (Filipi 1:12-20). Paulus juga ingin memberitahukan bahwa ia akan mengirimkan Timotius selama ia masih menjalani masa penahanannya, kemudian setelah selesai ia akan pergi ke Filipi (Filipi 2:19-24).
Dari jawaban yang diberikan, Paulus juga menunjukkan bahwa jemaat Filipi sangat bergantung kepadanya bahkan mereka kuatir kalau Paulus tidak bersamanya lagi. Oleh sebab itu Paulus dalam suratnya berjanji, ia akan kembali lagi untuk membantu dan memberi keyakinan kepada mereka (Filipi 1:21-26).
Kedua, kesan yang ditampilkan oleh surat Paulus ini menunjukkan keintiman atau keakraban Paulus terhadap jemaat Filipi. Hubungan yang intim seperti ditunjukkan dalam Filipi 4:1 ini merupakan percakapan dari hati ke hati, lebih dari surat-surat Paulus lainnya.14 Inilah yang membangkitkan kerinduan untuk berdoa bagi mereka (Filipi 1:3-11) dan juga menunjukkan kasihnya yang dalam, ketika Paulus menasihati mereka (Filipi 4:1).
Ketiga, Paulus melalui surat ini juga memperingatkan dengan penuh kasih, tetapi juga kuatir kepada jemaat Filipi tentang kedua musuh mereka yang berbahaya, yaitu kelompok kaum Yahudi dan kelompok “antinomian”. Ancaman yang pertama datang dari kaum Yahudi, meskipun tidak banyak orang Filipi yang memperhatikan kegiatannya. Orang-orang itu menekankan ketaatan terhadap hukum Taurat dan hal-hal yang kurang penting (Filipi 3:2). Ancaman yang ke dua dari kaum antinomian (Filipi 3:17-19). Kaum ini menekankan kebebasan hidup. Mereka tidak lagi mengindahkan peraturan atau hukum Allah yang ada.
Soedarmo menjelaskan bahwa kaum ini mempunyai pengajaran sebagai berikut: Bahwa hukum tidak ada lagi bagi orang percaya. Kristus telah membebaskan orang percaya dari hukum Allah. Karena itu tidak perlu memenuhi hukum Allah. Ia tidak lagi di bawah hukum, ia sudah di bawah anugerah. Ia tidak mempunyai rasa penyesalan. Ia adalah anak Allah. Semua dosa yang masih diperbuat adalah dari hidupnya yang lama dan tidak kena mengena dengan hidupnya yang baru di dalam Kristus. Sekarang ia dapat hidup semaunya sendiri.
Kedua bentuk pengajaran inilah yang dicemaskan oleh Paulus. Paulus berharap agar mereka semua waspada dan berjaga.
Keempat, pada akhirnya Paulus menasehati jemaat Filipi untuk menanamkan kesatuan dalam tujuan dan pekerjaan Tuhan (Filipi 1:27-29). Perlu juga diusahakan memajukan jemaat dengan menjauhkan diri dari rasa mementingkan diri (Filipi 2:2-4) dan perselisihan pribadi (Filipi 4:2-3). Pada akhirnya Paulus merindukan mereka dalam sukacita dan ucapan syukur (Filipi 3:1; 4:4-9) dan penuh Roh.
Bagi Paulus seorang anak Tuhan yang beribadah kepada Allah di dalam RohNya seharusnya bermegah dalam Kristus saja, dan tidak menaruh harap kepada hal-hal lahiriah. Paulus mengisahkan kehidupan masa lampaunya sebagai penganut agama Yahudi yang dapat dia banggakan (Filipi 3:4-6). Tetapi sekarang ia menganggapnya sampah mengingat pembenaran oleh iman (Filipi 3:7-9).
Kedua, kesan yang ditampilkan oleh surat Paulus ini menunjukkan keintiman atau keakraban Paulus terhadap jemaat Filipi. Hubungan yang intim seperti ditunjukkan dalam Filipi 4:1 ini merupakan percakapan dari hati ke hati, lebih dari surat-surat Paulus lainnya.14 Inilah yang membangkitkan kerinduan untuk berdoa bagi mereka (Filipi 1:3-11) dan juga menunjukkan kasihnya yang dalam, ketika Paulus menasihati mereka (Filipi 4:1).
Ketiga, Paulus melalui surat ini juga memperingatkan dengan penuh kasih, tetapi juga kuatir kepada jemaat Filipi tentang kedua musuh mereka yang berbahaya, yaitu kelompok kaum Yahudi dan kelompok “antinomian”. Ancaman yang pertama datang dari kaum Yahudi, meskipun tidak banyak orang Filipi yang memperhatikan kegiatannya. Orang-orang itu menekankan ketaatan terhadap hukum Taurat dan hal-hal yang kurang penting (Filipi 3:2). Ancaman yang ke dua dari kaum antinomian (Filipi 3:17-19). Kaum ini menekankan kebebasan hidup. Mereka tidak lagi mengindahkan peraturan atau hukum Allah yang ada.
Soedarmo menjelaskan bahwa kaum ini mempunyai pengajaran sebagai berikut: Bahwa hukum tidak ada lagi bagi orang percaya. Kristus telah membebaskan orang percaya dari hukum Allah. Karena itu tidak perlu memenuhi hukum Allah. Ia tidak lagi di bawah hukum, ia sudah di bawah anugerah. Ia tidak mempunyai rasa penyesalan. Ia adalah anak Allah. Semua dosa yang masih diperbuat adalah dari hidupnya yang lama dan tidak kena mengena dengan hidupnya yang baru di dalam Kristus. Sekarang ia dapat hidup semaunya sendiri.
Kedua bentuk pengajaran inilah yang dicemaskan oleh Paulus. Paulus berharap agar mereka semua waspada dan berjaga.
Keempat, pada akhirnya Paulus menasehati jemaat Filipi untuk menanamkan kesatuan dalam tujuan dan pekerjaan Tuhan (Filipi 1:27-29). Perlu juga diusahakan memajukan jemaat dengan menjauhkan diri dari rasa mementingkan diri (Filipi 2:2-4) dan perselisihan pribadi (Filipi 4:2-3). Pada akhirnya Paulus merindukan mereka dalam sukacita dan ucapan syukur (Filipi 3:1; 4:4-9) dan penuh Roh.
Bagi Paulus seorang anak Tuhan yang beribadah kepada Allah di dalam RohNya seharusnya bermegah dalam Kristus saja, dan tidak menaruh harap kepada hal-hal lahiriah. Paulus mengisahkan kehidupan masa lampaunya sebagai penganut agama Yahudi yang dapat dia banggakan (Filipi 3:4-6). Tetapi sekarang ia menganggapnya sampah mengingat pembenaran oleh iman (Filipi 3:7-9).
Paulus sendiri merasa rugi setelah mengenal Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, semua kebanggaan masa lalunya di buang setelah mengenal Kristus (Filipi 3:8-9); kuasa kebangkitan-Nya (Filipi 3:10); persekutuan dalam penderitaannya (Filipi 3:10); menangkap Kristus yang telah menangkap dia (Filipi 3:12; Kisah 9); bahkan ia berlari untuk memperoleh panggilan surgawi (Filipi 3:14).
BACA JUGA: KRISTUS DALAM FILIPI 2:6-8 DAN KEPEMIMPINAN GEREJA MASA KINI
BACA JUGA: KRISTUS DALAM FILIPI 2:6-8 DAN KEPEMIMPINAN GEREJA MASA KINI
Paulus mengakui bahwa dirinya masih dalam proses menuju kesempurnaan, maka ia tidak berani menganggap dirinya telah sempurna (Filipi 3:12-16). Kesempurnaan seseorang ditunjukkan dengan kelakuan baik. Inilah kekurangan jemaat Filipi yang ditekankan oleh Paulus (Filipi 3:17-21). Pada akhir bagian ini ada sejumlah anjuran pribadi (Filipi 4:1-3).
Dalam penutup surat Filipi muncul seruan-seruan baru untuk bersukacita (Filipi 4:4-7). Paulus mengungkapkan terima kasih atas pemberian yang telah dikirim oleh orang Filipi kepadanya (Filipi 4:10-20). Pada penutupnya (Filipi 4:21-22) kata ‘oi ek tes kaisaros oikias (mereka yang ada di istana kaisar) secara khusus disebutkan di antara mereka yang ikut serta mengirimkan salam (Filipi 4: 22).