7 Komponen Pendidikan Karakter Disiplin dalam Ibrani 12:1-13
Pendahuluan
Membentuk karakter adalah perjalanan panjang yang membutuhkan landasan yang kuat dan pedoman yang tepat. Dalam tuntutan kehidupan modern, sering kali pendidikan karakter terabaikan. Namun, dalam Ibrani 12:1-13, kita menemukan panduan yang mendalam tentang tujuh komponen penting dalam pendidikan karakter disiplin.
Mari kita menjelajahi setiap elemen untuk memahami bagaimana model disiplin ilahi ini dapat membentuk karakter anak-anak kita dan memberikan landasan yang kokoh bagi hidup yang terarah. Selamat datang dalam perjalanan untuk memahami bagaimana kitab suci menjadi panduan dalam membentuk karakter dan disiplin anak-anak kita
1. Komponen pertama pendidik.
Ibrani 12:1-13 sesungguhnya menunjukkan pendidikan karakter disiplin yang dikerjakan oleh Allah kepada orang Kristen (Ibrani 12:5-6). Proses pendidikan karakter disiplin yang dikerjakan Allah ini digambarkan seperti ayah yang mendisiplin anaknya (Ibrani 12:6-7).
7 Komponen Pendidikan Karakter Disiplin dalam Ibrani 12:1-13
Ibrani 12:1-13 sesungguhnya menunjukkan pendidikan karakter disiplin yang dikerjakan oleh Allah kepada orang Kristen (Ibrani 12:5-6). Proses pendidikan karakter disiplin yang dikerjakan Allah ini digambarkan seperti ayah yang mendisiplin anaknya (Ibrani 12:6-7).
Penggambaran ini memberi dua arti; pertama, orang tua, khususnya ayah, harus melakukan proses karakter disiplin, dan kedua, pola pendidikan karakter disiplin Allah harus menjadi teladan bagi orang tua Kristen dalam mendidik karakter disiplin anak. Dua arti ini menunjukkan siapa pendidik dan kualifikasi pendidik dalam model pendidikan karakter disiplin Ibrani 12:1-13.
Pendidik dalam model pendidikan karakter disiplin Ibrani 12:1-13 jelas orang tua khususnya ayah (orang tua laki-laki). Penempatan ayah sebagai pendidik karena memang adalah suatu kewajaran bila ayah mendisiplin anak bahkan ayah yang baik akan mendisiplin anak. Dalam teks-teks Alkitab lain Allah menghendaki ayah mendisiplin anaknya.
Pendidik dalam model pendidikan karakter disiplin Ibrani 12:1-13 jelas orang tua khususnya ayah (orang tua laki-laki). Penempatan ayah sebagai pendidik karena memang adalah suatu kewajaran bila ayah mendisiplin anak bahkan ayah yang baik akan mendisiplin anak. Dalam teks-teks Alkitab lain Allah menghendaki ayah mendisiplin anaknya.
Dalam Perjanjian Lama, Allah mendisiplin bangsa Israel seperti ayah yang mendisiplin anak (Ulangan 8:5; Mazmur 6:1; 38:1-2). Dalam hukum Taurat Allah juga menghendaki orang tua untuk melatih anaknya taat kepada Allah dengan cara mendisiplin, mengingatkan, menghajar dan lainya (Keluaran 12:26; 13:14; Ulangan 6:7).
Dalam Perjanjian Baru, Rasul Paulus juga menasihatkan kepada jemaat di Efesus dan Kolose untuk mendisiplin anak-anak mereka (Efesus 6:1-4; Kolose 3:20-21). Ibrani 12:5-13 mencatat bahwa Allah akan mendisiplin setiap orang percaya seperti ayah kepada anaknya. Kualifikasi pendidik dalam Ibrani 12:5-13 adalah seperti Allah mendisiplin orang Kristen demikianlah cara orang tua harus mendidik anak. Orang tua harus mengenal Allah dan telah merasakan bagaimana disiplin yang dari Allah. Orang tua memiliki relasi dengan Allah sehingga orang tua dapat merasakan pendidikan disiplin dari Allah dan mampu menerapkan pendidikan Allah itu kepada anak
2. Komponen kedua adalah peserta didik.
Ibrani 12:7 menyebutkan bahwa adalah suatu kewajaran bagi orang tua mendisiplin anak. Allah juga mendisiplin orang percaya berapa pun usianya (Ibrani 12:5). Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa peserta didik dalam pendidikan karakter disiplin anak Ibrani 12:5-13 adalah anak.
3. Komponen ketiga, materi.
Materi yang digunakan dalam pendidikan karakter disiplin Ibrani 12:1-13 adalah Kitab Suci. Ibrani 12:10 mengatakan orang tua duniawi menghajar sepengetahuan mereka. Hal ini berarti orang tua pada umumnya mendisiplin anaknya dengan standar kebenaran yang relatif meskipun memiliki tujuan yang baik. Allah mendidik orang Kristen agar serupa dengan dirinya melalui Firman-Nya. Oleh karena itu, kitab Ibrani menyarankan Alkitab yang adalah Firman Tuhan sebagai materi pendidikan.
4. Komponen keempat adalah metode.
Allah dalam Ibrani 12:1-13 mendisiplin dengan metode yang tegas, dan disertai hukuman. Allah menggunakan hajaran yang mendatangkan dukacita dalam waktu yang singkat kepada orang Kristen (Ibrani 12:10-11). Hajaran ini bertujuan agar orang percaya memperoleh bagian dalam kekudusan Allah. Dan hajaran ini justru menunjukkan keabsahan status orang Kristen sebagai anak-anak Allah. Oleh karena itu, orang Kristen juga harus mendisiplin dengan tegas dan disertai Hukuman. Alkitab sendiri tidak menolak metode ini.
2. Komponen kedua adalah peserta didik.
Ibrani 12:7 menyebutkan bahwa adalah suatu kewajaran bagi orang tua mendisiplin anak. Allah juga mendisiplin orang percaya berapa pun usianya (Ibrani 12:5). Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa peserta didik dalam pendidikan karakter disiplin anak Ibrani 12:5-13 adalah anak.
3. Komponen ketiga, materi.
Materi yang digunakan dalam pendidikan karakter disiplin Ibrani 12:1-13 adalah Kitab Suci. Ibrani 12:10 mengatakan orang tua duniawi menghajar sepengetahuan mereka. Hal ini berarti orang tua pada umumnya mendisiplin anaknya dengan standar kebenaran yang relatif meskipun memiliki tujuan yang baik. Allah mendidik orang Kristen agar serupa dengan dirinya melalui Firman-Nya. Oleh karena itu, kitab Ibrani menyarankan Alkitab yang adalah Firman Tuhan sebagai materi pendidikan.
4. Komponen keempat adalah metode.
Allah dalam Ibrani 12:1-13 mendisiplin dengan metode yang tegas, dan disertai hukuman. Allah menggunakan hajaran yang mendatangkan dukacita dalam waktu yang singkat kepada orang Kristen (Ibrani 12:10-11). Hajaran ini bertujuan agar orang percaya memperoleh bagian dalam kekudusan Allah. Dan hajaran ini justru menunjukkan keabsahan status orang Kristen sebagai anak-anak Allah. Oleh karena itu, orang Kristen juga harus mendisiplin dengan tegas dan disertai Hukuman. Alkitab sendiri tidak menolak metode ini.
Amsal 13:24 mengatakan bahwa tongkat dan hajaran fisik dalam pendidikan adalah bukti kasih orang tua kepada anak. Allah sendiri dalam mendidik umat Israel dan orang percaya menggunakan hukuman seperti pembuangan, wabah penyakit, kesengsaraan dan lainnya (Ibrani 12:5-6). Metode ini biasa dilakukan ketika adanya pelanggaran. Alkitab secara tegas menyebutkan batas penggunaan metode tegas yang disertai hukuman.
Amsal 19:18 menyebutkan penggunaan metode ini jangan sampai membunuh anak. Batasan lain adalah jangan sampai bangkit amarah dalam hati anak (Efesus 6:4). Batasan berikutnya adalah jangan menyakiti hingga tawar hati (Kolose 3:21). Batasan terakhir adalah sesuai waktu (Ibrani 12:10) yang berarti sesuai dengan usia dan perkembangan anak
5. Komponen kelima, sarana dan prasarana.
Ibrani 12:5-13 memang tidak secara jelas menyebutkan tempat dan alat pelaksanaan pendidikan karakter disiplin. Namun bila melihat karya Allah terhadap orang Kristen (umat Israel, jemaat mula-mula), pendidikan karakter disiplin dilakukan di mana saja. Keluaran 12: 24-27 dan Ulangan 6:6-9 menjelaskan bahwa Allah menghendaki orang tua untuk mendidik anaknya di rumah, perjalanan, maupun di mana saja. Oleh karena itu, pendidikan karakter disiplin Ibrani 12:5-13 menggunakan semua alat di mana saja untuk mendisiplin.
6. Komponen keenam adalah tujuan.
Tujuan dari pendidikan karakter disiplin di Ibrani adalah ketaatan kepada Allah (Ibrani 12:9). Ketaatan ini ditunjukkan dengan perilaku yang benar seturut Firman Allah. Oleh karena itu, dalam pendidikan karakter disiplin, Alkitab yang adalah Firman Allah harus menjadi materi dalam pendidikan tersebut. Perilaku benar atau salah harus dinilai dari Alkitab. Sehingga hasil akhir pendidikan karakter disiplin, anak-anak taat Firman Tuhan
7. Komponen ketujuh adalah penilaian.
Pendidikan karakter disiplin Ibrani menilai keberhasilan dengan dua kriteria, perilaku yang benar dan pengertian yang benar. Perilaku yang benar yang dimaksudkan adalah anak dapat melakukan perilaku yang benar dengan tepat (Ibrani 12:9- 10). Pengertian yang benar yaitu bahwa anak dapat mengerti setiap tindakan disiplin maupun hukuman yang dilakukan orang tua adalah hal yang benar dan untuk kebaikan anak (Ibrani 12:11). Dengan dua kriteria ini, anak dapat dipastikan akan terus disiplin sesuai dengan Firman Tuhan (Ibrani 12:12-13)
Kesimpulan
5. Komponen kelima, sarana dan prasarana.
Ibrani 12:5-13 memang tidak secara jelas menyebutkan tempat dan alat pelaksanaan pendidikan karakter disiplin. Namun bila melihat karya Allah terhadap orang Kristen (umat Israel, jemaat mula-mula), pendidikan karakter disiplin dilakukan di mana saja. Keluaran 12: 24-27 dan Ulangan 6:6-9 menjelaskan bahwa Allah menghendaki orang tua untuk mendidik anaknya di rumah, perjalanan, maupun di mana saja. Oleh karena itu, pendidikan karakter disiplin Ibrani 12:5-13 menggunakan semua alat di mana saja untuk mendisiplin.
6. Komponen keenam adalah tujuan.
Tujuan dari pendidikan karakter disiplin di Ibrani adalah ketaatan kepada Allah (Ibrani 12:9). Ketaatan ini ditunjukkan dengan perilaku yang benar seturut Firman Allah. Oleh karena itu, dalam pendidikan karakter disiplin, Alkitab yang adalah Firman Allah harus menjadi materi dalam pendidikan tersebut. Perilaku benar atau salah harus dinilai dari Alkitab. Sehingga hasil akhir pendidikan karakter disiplin, anak-anak taat Firman Tuhan
7. Komponen ketujuh adalah penilaian.
Pendidikan karakter disiplin Ibrani menilai keberhasilan dengan dua kriteria, perilaku yang benar dan pengertian yang benar. Perilaku yang benar yang dimaksudkan adalah anak dapat melakukan perilaku yang benar dengan tepat (Ibrani 12:9- 10). Pengertian yang benar yaitu bahwa anak dapat mengerti setiap tindakan disiplin maupun hukuman yang dilakukan orang tua adalah hal yang benar dan untuk kebaikan anak (Ibrani 12:11). Dengan dua kriteria ini, anak dapat dipastikan akan terus disiplin sesuai dengan Firman Tuhan (Ibrani 12:12-13)
Kesimpulan
Dalam menggali Ibrani 12:1-13, kita menemukan suatu kerangka yang mendalam mengenai pendidikan karakter disiplin. Tujuh komponen ini memandu kita untuk memahami siapa pendidiknya, siapa pesertanya, materi yang digunakan, metode yang diterapkan, serta tujuan dan evaluasinya. Pendidikan karakter disiplin ini bukan sekadar aturan, tetapi lebih dari itu, ia adalah panggilan untuk membentuk kehidupan yang taat kepada Firman Tuhan.
Dengan menempatkan Tuhan sebagai Pendidik Utama, menggunakan Kitab Suci sebagai fondasi, dan menerapkan metode yang tegas dengan tujuan yang jelas, Ibrani 12:1-13 memberikan pandangan yang mendalam tentang bagaimana kita, sebagai orang tua, dapat membentuk karakter anak-anak kita. Tujuan akhirnya adalah menciptakan generasi yang patuh kepada Allah dan hidup sesuai dengan ajaran-Nya.
Dengan menempatkan Tuhan sebagai Pendidik Utama, menggunakan Kitab Suci sebagai fondasi, dan menerapkan metode yang tegas dengan tujuan yang jelas, Ibrani 12:1-13 memberikan pandangan yang mendalam tentang bagaimana kita, sebagai orang tua, dapat membentuk karakter anak-anak kita. Tujuan akhirnya adalah menciptakan generasi yang patuh kepada Allah dan hidup sesuai dengan ajaran-Nya.