Bertumbuh dengan Firman Tuhan (1 Petrus 2:2a-3)

Pendahuluan:

Dalam surat yang ditulis oleh Petrus, kita diajak untuk menggali lebih dalam tentang arti sebenarnya dari keinginan yang besar terhadap firman Tuhan. Petrus menggunakan metafora bayi yang baru dilahirkan yang selalu merindukan air susu ibunya sebagai gambaran betapa besarnya kerinduan yang seharusnya kita miliki terhadap firman-Nya. Dalam tulisan ini, kita akan menjelajahi ayat-ayat penting dari surat ini untuk memahami betapa pentingnya bertumbuh dalam iman dan menginginkan firman Tuhan dengan penuh kerinduan. Ayat-ayat ini bukan hanya memberi kita arahan praktis, tetapi juga menggugah hati untuk semakin dekat pada Tuhan dengan menginginkan dan menikmati firman-Nya.
Bertumbuh dengan Firman Tuhan (1 Petrus 2:2a-3)
Pengertian 1 Petrus 2:2a dalam Surat Petrus

Dalam 1 Petrus 2:2a dari surat Petrus, kita diajak untuk bertumbuh seperti bayi yang baru lahir, yang selalu menginginkan akan air susu yang murni dan rohani. Meskipun terjemahan ini tidak jauh berbeda dari teks Yunani aslinya, namun terdapat penekanan yang berbeda. Tidak ada kata perintah "jadilah" dalam teks Yunani. Sebaliknya, kata perintahnya terletak pada kata "ingin" (epipothēsate). Di sinilah penekanannya. Petrus sebenarnya sedang berkata: "Sama seperti bayi yang baru lahir, inginkanlah air susu yang murni dan rohani."

Penggunaan kata epipothÄ“sate (ingin) bukan hanya menyiratkan keinginan yang biasa, tetapi keinginan yang begitu besar (NIV "crave"). Dalam Septuaginta (LXX) kata ini digunakan untuk rusa yang merindukan sungai yang berair (Mazmur 42:2) atau untuk Daud yang hatinya hancur karena merindukan pelataran TUHAN (Mazmur 84:3). 

Paulus mengundang Allah sebagai saksi betapa dia sangat merindukan jemaat Filipi (Filipi 1:8). Bahkan kata ini juga digunakan untuk Allah yang sangat menginginkan kita: "Roh yang ditempatkan Allah di dalam diri kita, diingini-Nya dengan cemburu!" (Yakobus 4:5). Pendeknya, keinginan ini bukan sekadar ada, tetapi sangat besar.

Metafora Bayi yang Baru Lahir

Petrus dengan cermat memilih metafora bayi yang baru lahir. Bukan sekadar bayi (brephos), tetapi yang baru saja dilahirkan (artigennēta). Seorang bayi yang baru dilahirkan sangat menggantungkan hidupnya pada air susu ibunya (ASI). Dia tidak memiliki pilihan minuman atau makanan yang lain. Tanpa ASI, dia pasti sulit bertahan hidup, apalagi bertumbuh dengan baik. Seperti itulah kerinduan yang seharusnya ada pada orang-orang yang baru dilahirkan di dalam Kristus.

Arti "Susu yang Murni dan Rohani" (to logikon adolon gala)

Sebagian teolog memilih terjemahan "air susu yang murni dari firman" (NASB/KJV). Maksudnya, mereka mengambil kata to logikon sebagai firman TUHAN. Terjemahan seperti ini sebenarnya sangat tidak lazim. Kata dasar logikos hanya mengandung arti "rohani/sejati" atau "masuk akal" (bdk. Roma 12:2). Jadi, kita sebaiknya mengikuti terjemahan LAI:TB dan mengambil logikos dalam arti "rohani".

"Walaupun demikian, "air susu yang murni dan rohani" kemungkinan besar memang merujuk balik pada firman Allah di bagian sebelumnya (1:23-25). Penerima surat ini sudah dilahirkan kembali melalui firman Allah yang kekal. Sebagaimana firman Allah adalah benih yang tidak fana, demikian juga benih itu akan terus ada dan menjadi tumbuhan yang besar dalam diri orang percaya. Firman kebenaran – yaitu Injil (1 Petrus 1:25b) – bukan hanya menghidupkan, tetapi juga menumbuhkan. Bukan hanya sarana pertobatan, tetapi kedewasaan.

Cara Menumbuhkan Keinginan yang Besar terhadap Firman Tuhan

Perintah yang diberikan oleh Petrus di 1 Petrus 2:2a sekilas mungkin membingungkan. Bagaimana seseorang diperintahkan untuk menginginkan sesuatu? Bukankah keinginan memang berasal dari hati seseorang? Bukankah keinginan bersifat otomatis dan apa adanya?

Beberapa orang Kristen kadangkala berpikir seperti itu. Mereka merasa bahwa gairah rohani yang tinggi untuk bertumbuh di dalam Kristus merupakan sejenis karunia rohani. Hanya orang-orang tertentu yang memilikinya. Mungkin orang-orang itu memang sedang disiapkan oleh Tuhan untuk sebuah pekerjaan rohani yang besar.

Pemikiran seperti ini adalah salah. Menginginkan firman Tuhan ternyata dapat dibangkitkan. Kita tidak seharusnya berpuas diri dengan keadaan yang ada dan tidak melakukan apa-apa. Petrus menunjukkan dua jalan bagi kita.

Mengetahui Tujuannya (1 Petrus 2:2b)

Ada tujuan yang besar di balik keinginan yang besar terhadap firman Tuhan, yaitu "supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan" (LAI:TB). Dalam teks Yunani, frasa ini berbunyi "supaya di dalamnya kalian ditumbuhkan menuju keselamatan". Bentuk pasif "ditumbuhkan" (auxÄ“thÄ“te) ini seringkali diabaikan dalam berbagai terjemahan, sehingga posisi firman Tuhan sebagai subjek kurang ditekankan. Ini sangat disayangkan. 

Firman Tuhan bukan hanya sebagai objek (yang dipelajari), tetapi juga subjek (yang memberi pertumbuhan rohani). Ketika mata dan pikiran kita menyelidiki firman Tuhan, firman yang sama sedang menyelidiki hati kita. Jadi, melalui firman Tuhan kita dilahirkan, melalui firman Tuhan pula kita ditumbuhkan.

Mengetahui Alasannya (1 Petrus 2:3)

Kita akan memiliki kerinduan yang besar terhadap firman Tuhan apabila kita sudah mengecap kebaikan Tuhan (lit. "bahwa Tuhan adalah baik"; mayoritas versi Inggris). Walaupun kata "mengecap" (geuomai) di sini bisa mengandung arti mencoba sedikit saja (Matius 27:34; Yohanes 2:9), tetapi makna kata tersebut tidak terbatas di situ. 

Kata geuomai juga digunakan untuk aktivitas makan sampai selesai (Kisah para rasul 20:11). Bahkan kata ini berkali-kali dikaitkan dengan kematian (Matius 16:28; Markus 9:1; Lukas 9:27; Yohanes 8:52; Ibrani 2:9). Berdasarkan penjelasan ini, kata geuomai sebaiknya diterjemahkan "menikmati". Seberapa banyak yang dinikmati tidaklah penting bagi Petrus. Menikmati sedikit saja sudah cukup, apalagi menikmati lebih banyak. Pengalaman ini merupakan dorongan yang besar untuk memiliki kerinduan yang besar terhadap firman Tuhan.

Kesimpulan

Dengan mengikuti petunjuk yang diberikan oleh Petrus dalam surat ini, kita dapat bertumbuh secara rohani dan mendekatkan diri kepada firman Tuhan. Semakin kita menginginkan dan menikmati firman-Nya, semakin kita mendekat pada keselamatan yang telah disediakan oleh Kristus. Jadi, mari kita terus bertumbuh dalam iman dan menginginkan firman Tuhan dengan penuh kerinduan.
Next Post Previous Post