Mengikuti Yesus: Kesetiaan, Pengorbanan, dan Pelayanan (Markus 10:20-35)
Pendahuluan
Injil Markus adalah salah satu kitab dalam Perjanjian Baru yang menceritakan tentang kehidupan, pelayanan, kematian, dan kebangkitan Yesus Kristus. Markus 10:20-35 adalah salah satu bagian penting yang mengandung banyak pelajaran tentang kesetiaan, pengorbanan, dan pemahaman akan panggilan Yesus. Dalam artikel ini, kita akan menggali lebih dalam ayat-ayat ini untuk memahami pesan yang disampaikan dan bagaimana penerapannya dalam kehidupan kita sehari-hari.

Markus 10:20-22: Kesetiaan kepada Hukum Taurat
Dalam Markus 10:20-22, kita membaca tentang seorang pemuda kaya yang datang kepada Yesus dan bertanya apa yang harus dilakukannya untuk memperoleh hidup yang kekal. Yesus menjawab bahwa ia harus mengikuti perintah-perintah Allah, seperti yang tertulis dalam Hukum Taurat. Pemuda tersebut dengan penuh keyakinan menyatakan bahwa ia telah melakukannya sejak masa mudanya. Namun, Yesus merespons dengan penuh kasih dan memberikan tantangan yang lebih besar: “Pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.”
Pesan dari bagian ini sangat mendalam. Kesetiaan kepada Hukum Taurat adalah dasar, tetapi Yesus mengajarkan bahwa memiliki kekayaan tidak boleh menghalangi seseorang untuk mengikuti-Nya sepenuhnya. Kesediaan untuk melepaskan harta duniawi demi memperoleh harta surgawi adalah tanda komitmen sejati dalam mengikuti Yesus.
Markus 10:23-27: Kesulitan Orang Kaya Masuk ke Kerajaan Allah
Selanjutnya, Yesus mengatakan kepada murid-muridnya bahwa sangat sulit bagi orang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah. Ia menggunakan perumpamaan tentang unta yang masuk melalui lubang jarum untuk menggambarkan betapa sulitnya hal ini. Murid-murid terheran-heran dan bertanya, “Kalau begitu, siapa yang dapat diselamatkan?”
Yesus menjawab dengan bijaksana bahwa bagi manusia hal ini memang tidak mungkin, tetapi tidak demikian bagi Allah. “Sebab segala sesuatu adalah mungkin bagi Allah.” Pesan ini mengingatkan kita bahwa keselamatan adalah anugerah Allah dan bukan sesuatu yang bisa kita per oleh melalui usaha kita sendiri atau harta kekayaan kita. Kebergantungan kita harus sepenuhnya kepada Allah dan kuasa-Nya.
Markus 10:28-31: Upah Mengikut Yesus
Dalam Markus 10:28-31, Petrus berkata kepada Yesus bahwa mereka telah meninggalkan segala sesuatu untuk mengikuti-Nya. Yesus menjawab dengan menegaskan bahwa siapa saja yang telah meninggalkan rumah, saudara, atau harta demi nama-Nya akan menerima seratus kali lipat di dunia ini dan di kehidupan yang akan datang, yaitu hidup yang kekal. Namun, Ia juga mengingatkan bahwa banyak orang yang pertama akan menjadi yang terakhir dan yang terakhir akan menjadi yang pertama.
Ini adalah janji yang luar biasa tetapi juga mengandung peringatan. Mengikut Yesus memang membutuhkan pengorbanan, tetapi ada upah besar yang menanti mereka yang setia. Namun, kita harus selalu rendah hati dan tidak mencari penghormatan atau keuntungan pribadi, melainkan berfokus pada pelayanan dan pengabdian kepada Tuhan.
Markus 10:32-34: Yesus Menubuatkan Kematian dan Kebangkitan-Nya
Perjalanan Yesus dan murid-murid-Nya menuju Yerusalem dilanjutkan dalam Markus 10: 32-34. Yesus dengan jelas menubuatkan bahwa Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, akan dihukum mati, dan pada hari ketiga akan bangkit. Murid-murid terkejut dan takut mendengar ini.
Nubuat ini menunjukkan kesadaran Yesus akan penderitaan yang akan Ia alami, tetapi juga menunjukkan tujuan ilahi dari penderitaan tersebut. Yesus tidak hanya tahu apa yang akan terjadi, tetapi Ia juga menerima dan mempersiapkan murid-murid-Nya untuk menghadapinya. Ini adalah contoh sempurna dari kepatuhan dan keberanian dalam menghadapi panggilan Allah, meskipun itu berarti penderitaan dan kematian.
Markus 10:35: Permintaan Yakobus dan Yohanes
Pada ayat terakhir dalam bagian ini, Yakobus dan Yohanes, dua murid Yesus, mendekati-Nya dengan permintaan yang cukup mengejutkan. Mereka meminta agar diizinkan duduk di sebelah kanan dan kiri Yesus dalam kemuliaan-Nya. Permintaan ini menunjukkan kurangnya pemahaman mereka tentang arti sebenarnya dari kepemimpinan dan kemuliaan dalam Kerajaan Allah.
Permintaan mereka memberikan kesempatan bagi Yesus untuk mengajarkan tentang kerendahan hati dan pelayanan. Yesus menjelaskan bahwa untuk menjadi besar dalam Kerajaan Allah, seseorang harus menjadi pelayan bagi semua. Kepemimpinan dalam Kerajaan Allah adalah tentang melayani, bukan tentang kekuasaan atau posisi.
Kesimpulan
Markus 10:20-35 adalah bagian yang kaya akan pelajaran tentang iman, pengorbanan, kerendahan hati, dan pelayanan. Yesus mengajarkan bahwa untuk mengikuti-Nya, kita harus siap melepaskan segala sesuatu yang menghalangi kita, termasuk harta kekayaan dan ambisi pribadi. Keselamatan adalah anugerah Allah, dan kita harus bergantung sepenuhnya kepada-Nya.
Yesus juga menubuatkan penderitaan dan kematian-Nya, menunjukkan keberanian dan ketaatan dalam menghadapi panggilan Allah. Terakhir, Yesus menegaskan bahwa kepemimpinan dalam Kerajaan Allah adalah tentang melayani, bukan tentang mencari posisi atau kekuasaan.
Pelajaran-pelajaran ini relevan untuk kehidupan kita sehari-hari. Kita diajak untuk mengevaluasi komitmen kita dalam mengikuti Yesus, melepaskan hal-hal duniawi yang mungkin menghalangi kita, dan hidup dengan rendah hati serta melayani sesama. Dengan demikian, kita bisa menjadi murid Yesus yang setia dan memperoleh hidup yang kekal dalam Kerajaan Allah.