Langkah-langkah Mengetahui Kehendak Allah

Pdt. DR. Stephen Tong.

MENGETAHUI KEHENDAK ALLAH

BAB XI : Langkah-langkah Mengetahui Kehendak Allah
Langkah-langkah Mengetahui Kehendak Allah
“Demikianlah kita ketahui, bahwa kita berasal dari kebenaran. Demikian pula kita dapat menenangkan hati kita di hadapan Allah, karena jika kita dituduh demikian, Allah lebih besar dari pada hati kita serta mengetahui segala sesuatu.” (1 Yohanes 3:19-20)

“Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan syukurlah.” (Kolose 3:15)

“Segala sesuatu halal, tetapi tidak semuanya bermanfaat. Segala sesuatu halal, tetapi aku tidak membiarkan diriku di per hamba oleh sesuatu apa pun.” (1 Korintus 6:12)

Terjemahan lainnya:

“Saya boleh melakukan segala sesuatu, karena tidak ada larangan keyakinan untuk melakukan segala sesuatu, tetapi tidak berarti dalam segala sesuatu yang membuat saya memiliki keyakinan. Saat saya sedang mengerjakan sesuatu, saya tidak bisa terikat dengan apa yang saya buat.”

"Segala sesuatu diperbolehkan." Benar, tetapi tidak semuanya berguna. "Segala sesuatu diperbolehkan." Benar, tetapi bukan sesuatu yang membangun. Janganlah seorang pun yang mencari keuntungannya sendiri, tetapi hendaklah setiap orang mencari keuntungan orang lain. Aku menjawab: Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk mengingat Allah. (1 Korintus 10:23-24, 31)

“Barang siapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan tahu entah ajaran-Ku ini berasal dari Allah, entah Aku mengatakan kata-kata dari diri-Ku sendiri.” (Yohanes 7:17)

Terjemahan lainnya:

“Barang siapa yang berkehendak untuk menjalankan kehendak Allah, pasti ia mengakui ajaran-Ku ini berasal dari Bapa, bukan dari diri-Ku sendiri.”
----------------------------------------------------------------------------------
Alkitab mengatakan kepada kita bahwa ada orang yang akan binasa bersama dengan dunia yang penuh dengan nafsu. Tetapi, ada orang-orang yang akan tetap hidup bahagia di hadapan Tuhan karena menjalankan kehendak Allah. Yesus Kristus berkata bahwa suatu hari akan datang orang-orang yang berkata, “Bukankah Tuhan telah melakukan mujizat demi nama-Mu, menyembuhkan orang lain demi nama-Mu, mengusir setan demi nama-Mu?” Yesus akan menjawab, “Pergilah engkau, karena Aku belum pernah mengenal kamu.” (Matius 7:22,23). Jadi, jangan berasumsi bahwa mereka yang menyebut Tuhan pasti masuk dalam kerajaan Allah. Hanya mereka yang menjalankan kehendak Allah yang akan masuk ke dalam kerajaan Allah.

Ayat-ayat ini sangat membuat kita gentar. Siapakah orang Kristen sejati itu? Banyak orang yang menggunakan nama Yesus untuk melakukan mukjizat menyembuhkan orang lain, sepertinya Roh Kudus bekerja, tetapi hidup mereka tidak mengenal Allah, maka Allah harus berkata, “Aku belum pernah mengenal engkau.”

Jika perkataan itu keluar dari mulut seorang hamba Tuhan, ia akan dianggap terlalu keras. Tetapi, jika perkataan itu keluar dari mulut Yesus Kristus, maka tidak ada tempat untuk naik banding lagi. Tuhan Yesus begitu jelas mengajarkan kepada kita untuk menjalankan kehendak Allah lebih baik daripada memiliki karunia dan talenta dan memakai nama-Nya dalam melakukan pelayanan.

(1) TIDAK ADA JALAN PINTAS UNTUK MENGENAL KEHENDAK ALLAH.

Siapakah yang bisa mengenali kehendak Allah? Mungkinkah manusia mengenal kehendak Allah? Dengan cara bagaimana manusia mengenal kehendak Allah? Kita akan masuk dalam perspektif yang lebih praktis dan pragmatis. Tetapi, pada zaman yang serba pragmatis ini, justru membuat manusia lebih sulit untuk mengenal kehendak Allah.

Kita tidak ingin belajar tata bahasa, tetapi ingin dapat berbicara dalam bahasa Inggris dengan baik. Kita tidak mau belajar teori musik dan vokal, tetapi ingin masuk televisi. Kita tidak mau belajar hal-hal yang penting dari Tuhan, tetapi ingin langsung menjadi hamba Tuhan yang menonjol. Itu adalah jalan pintas, dan jalan pintas inilah yang bertentangan dengan kehendak Allah.

Tidak ada jalan yang pendek. Itu menurut jalan yang sudah ditetapkan dalam prinsip-prinsip Alkitab! Jika Allah mau memakai jalan pendek, mudah sekali Ia menyelamatkan kita. Kuasa-nya terlalu besar. Tetapi tidak ada jalan pintas dalam rencana Allah. Ia harus mengutus Tuhan Yesus masuk ke dalam dunia melalui proses dilahirkan oleh anak perempuannya, menjadi bayi, dibesarkan melalui makanan, menjadi dewasa, dan menyerahkan tubuh-Nya untuk disalib.

Saya tidak mau langsung masuk ke dalam hal praktis, oleh karena saya ingin mempersiapkan zaman ini menjadi generasi yang bertanggung jawab, yang belajar baik-baik di hadapan Tuhan. Itu panggilan yang tidak bisa saya tolak. Gereja didirikan bukan untuk hura-hura, tetapi mempersiapkan generasi yang memiliki prinsip yang ketat dan konsisten terhadap Firman Tuhan.

Mungkinkah kita mengenal kehendak Allah? Manusia mungkin mengenali kehendak Allah! Jika manusia menganggap tidak mungkin mengetahui kehendak Allah, itu berarti kita telah menerima pandangan yang salah dari filsafat Skeptisisme dan Agnostisisme yang mengatakan bahwa manusia tidak mungkin mengetahui kenyataan yang terakhir. Itu bukan ajaran Kristen!

Jika manusia tidak mungkin mengenal kehendak Allah, maka Allah tidak perlu mewahyukan Alkitab kepada kita. Allah tidak perlu susah payah melewati 1600 tahun dengan 40 orang nabi dan rasul mencatat kehendak-Nya bagi kita masing-masing. Tetapi sekarang, banyak orang Kristen yang menginginkan jalan pintas, tidak mau membaca Kitab Suci, tetapi langsung mencuplik ayat di sana-sini. Orang yang demikian, tidak mungkin mengenal kehendak Allah dengan tepat dan total.

(2) MENGENAL KEHENDAK ALLAH SECARA TOTAL

Apa yang Allah inginkan agar manusia mengerti kehendak dan rencana-Nya secara total?

A). Menjadi murid yang mau mendengar dan mengerti.

Telinga kita bukan cuma untuk mendengar musik rock, gosip, teori manusia, dan berita tiap hari yang tak ada habisnya. Itu adalah hal yang lebih ingat dan tidak terlalu penting. Yang terpenting adalah mendengar Firman Tuhan dan prinsip-prinsip Alkitab untuk mengenal rencana Allah secara total. Utamakanlah segala potensi Saudara yang berfungsi untuk memahami rencana Allah yang benar.

Nabi Yesaya berkata, “Berikanlah lidahku yang mau belajar. ” (Bdk. Yesaya 50:4). Mengapa tidak dikatakan “lidah yang pandai mengajar? ”Bukankah itu dibutuhkan oleh seorang nabi? Maksudnya di sini, seorang yang mau mengajar harus lebih dulu belajar, seorang yang mau memberitakan Firman harus lebih dulu peka mendengar suara Tuhan.

Saya dilahirkan dalam suasana yang tidak baik. Saya lahir dalam suasana perang, tidak lama kemudian ayah saya meninggal, sehingga saya tumbuh sebagai anak yang minder. Tetapi, setelah dewasa, sebagai seorang pemberi Injil, saya menjadi berani. Selama menjadi pendeta saya, karena saya harus mendengar dengan baik Firman Tuhan yang akan saya sampaikan untuk memenuhi kebutuhan rohani Saudara. Saya harus lebih dulu menghadap Tuhan, yaitu lidah yang mau menerima pengajaran.

Jangan terlalu cepat melibatkan diri dalam pelayanan yang muluk-muluk tanpa memiliki iman yang sehat dan benar. Itu akan merusak iman orang lain. Alkitab mengingatkan, jangan banyak orang menjadi guru karena mereka akan menerima hukuman yang lebih berat (Yakobus 3:1). Bukannya saya mau menahan Saudara dari keberanian mengajar dan semangat pelayanan. Tapi, tunggu dulu! Seperti Amanat Agung yang diberikan, tetapi harus menunggu sampai Roh Kudus turun (Kisah Para Rasul 1:4). Ini paradoksnya, satu pihak harus mengabar Injil, pihak lain harus menunggu dulu; harus mengajar, tapi harus belajar dulu. Ini semua dilakukan demi kepentingan kita masing-masing agar menjadi hamba Tuhan yang stabil.

Langkah pertama adalah menyiapkan dulu untuk taat. Yesus Kristus berkata, “Barang siapa mau melakukan kehendak Allah, ia akan tahu bahwa ajaran-Ku berasal dari Bapa.” (Yohanes 7:17)

Pernyataan ini bertentangan dengan dua filsafat Tiongkok. Pertama , filsafat yang mengatakan: “Lebih mudah untuk tahu, tetapi menjalankannya sulit. ”Misalnya, orang yang berdagang, secara teori mungkin dia banyak tahu, tetapi begitu terjun dalam perdagangan, belum tentu bisa sukses. Yang kedua mengatakan: “Lebih mudah dijalankan, tetapi mengetahui sesuatu itu tidak mudah.” Misalnya, bayi menyusu dari ibunya. Dia tahu bagaimana menyusu, tetapi dia tidak tahu bagaimana susu bisa menyehatkannya. Jadi menurut Saudara, mana pendapat yang benar? Pendapat pertama atau yang kedua?

Sadar atau tidak, kita sudah terperangkap dalam salah satu pandangan ini. Namun, pandangan kedua ini ditolak oleh ayat di atas. Bukan karena tahu baru bisa berjalan atau karena tahu akhirnya bisa berjalan. Tetapi, jika seseorang mau mengenal kehendak Allah, dengan niat mau menjalankannya, maka barulah ia akan tahu! Di sini, Kristus menetapkan kemauan yang mendahului segala sesuatu yang diketahui dan dijalankan. Keinginan untuk mengetahui, keinginan untuk melakukan, dan keinginan untuk menundukkan diri untuk melakukan kehendak Tuhan mendahului pengetahuan dan tindakan praktis. Ini merupakan suatu ajaran yang besar sekali dan menjadi filsafat yang lebih tinggi dari filsafat manusia serta menjadi jaminan bahwa kita pasti mengetahui kehendak Allah.

Allah tidak akan menyatakan pimpinan kehendak-Nya kepada mereka yang tidak berniat demikian kepada Tuhan. Jikalau Saudara tidak berniat untuk berbuat demikian kepada Tuhan dan hanya ingin bermain-main saja, Allah tidak akan memberi tahu Saudara apa yang harus Saudara jalankan. Di dalam Allah, ada anugerah yang diberikan secara cuma-cuma, tetapi tidak dijual murah. “Rahmat Allah itu cuma-cuma, tapi tidak murahan.” Kalimat ini diucapkan oleh Dietrich Boenhoefer yang dibunuh oleh Hitler.

Begitu banyak orang menganggap Allah terlalu murah hati, sehingga bermain-main dan mengira Tuhan gampang mengampuninya. Allah kita seperti api yang menghanguskan. Oleh sebab itu, kita harus berhati-hati di hadapannya. Jika kita mau sungguh-sungguh menjalankan kehendak Allah, maka Allah akan menyatakan kehendak-Nya. Kalau tidak, Allah akan membiarkan Saudara sembarangan menerima ajaran yang tidak pantas dan seumur hidupmu akan dibuang ke dalam tangan setan.

B). Berada di dalam jalur Alkitab.

Tidak mungkin ada sesuatu yang dikatakan kehendak Tuhan, tetapi bertentangan dan di luar jalur Kitab Suci. Apa yang dikandung dalam Kitab Suci merupakan pola dan batasan di mana dalam diri kita menemukan cara Tuhan memimpin kita. Tetapkanlah hati Saudara hanya mengerti Firman Tuhan di dalam Alkitab saja.

Saya paling takut jika melihat orang yang mengaku rohani, tetapi sebenarnya bertentangan dengan prinsip-prinsip rohani; mereka yang sering mengatakan “ini kehendak Tuhan” sebenarnya kebanyakan tidak mengerti kehendak Tuhan. Mereka memakai Kitab Suci dan mengutip ayat-ayat, padahal di antara mereka ada yang sama sekali tidak mengerti Alkitab dengan baik. Itulah gejala-gejala yang berlainan dengan hakikat kekristenan yang sejati.

Jika Saudara mengaku mendapat mimpi dan ternyata mimpi itu tidak sesuai dengan Kitab Suci, buanglah mimpi itu! Pengalaman dan perasaan itu tidak boleh disamakan dengan Firman Tuhan. Firman Tuhan lebih besar dari pengalaman manusia. Kebenaran yang memimpin pengalaman, bukan pengalaman memimpin kebenaran. Firman ini adalah kebenaran yang mengadili pengalaman manusia.

Ada seseorang yang mendapat mimpi-mimpi luar biasa, kemudian mimpi-mimpi itu dilukiskan dan dipigurakan. Baginya, melukis mimpi itu penting dan terus diingat, bahkan sampai ia lebih mementingkan melukisnya daripada Alkitab. Ia berdoa kepada Tuhan di hadapan lukisan-lukisan ini karena merasa di situlah ia bisa betul-betul berserah dalam berdoa. Ia bermaksud mewariskan lukisan itu kepada keturunannya.

Baginya, wahyu kepada nabi sejajar dengan wahyu lewat mimpinya. Bahkan yang didapatnya itu lebih sempurna, karena diberi belakangan. Saya katakan kepadanya, “Buang dan bakar lukisan itu supaya keturunanmu tidak menjadi bidat. Bawa mereka kembali ke Alkitab.”

C). Jangan mengabaikan prinsip-prinsip Alkitab.

Jika Saudara bertanya, “Bagaimana kalau Alkitab tidak memberitahu hal yang ingin saya ketahui, misalnya tentang berjudi, merokok dan sebagainya?” Banyak hal yang tidak ditulis dalam Alkitab, tetapi tidak berarti kita dapat melakukan sesuatu secara sembarangan. Alkitab memang tidak menyatakan berbagai hal secara jelas, tetapi tetap ada prinsip-prinsip yang diberikan. Paulus memberikan tiga prinsip Alkitab terhadap hal-hal yang demikian, yaitu:

1) Bahasa Indonesia Aku boleh melakukan segala sesuatu, tetapi aku harus memohon kepada Allah . Janganlah melakukan apa yang tidak memuliakan Allah, meskipun tidak dilarang oleh Alkitab! Pada prinsip pertama ini memang terlihat bahwa orang Kristen mempunyai kebebasan, tetapi kebebasan Kristen bukanlah kebebasan yang pembohong. Kebebasan Kristen harus berada dalam jalur kebenaran, kemurnian, keadilan, dan cinta kasih. Hal-hal yang melingkari kita menjadi batasan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.

2) Apakah yang saya lakukan ini berfaedah dan Membangun Orang Lain? Satu kalimat saja bisa membangun atau menjatuhkan seseorang! Mulut kita harus hati-hati dalam mengucapkan kata itu. Bukan karena kebebasan kita, maka kita bisa sembarangan saja. Tetapi, kebebasan yang sudah kita tempatkan di bawah kedaulatan Tuhan Allahlah yang mengakibatkan saya harus memilih cara berbicara, bertindak dan berbuat sesuatu sehingga membangun orang lain. Jikalau apa yang Saudara lakukan mempermalukan Allah dan merusak iman orang lain, namun jangan pula lakukan itu, karena itu pasti bukan kehendak Allah.

3) Tidak ada ikatan yang akan membatasi atau membelenggu. Jika kita pergi ke suatu tempat, akhirnya tempat itu mengikat kita, jangan pergi ke situ lagi. Jika ada satu buku yang mengikat Saudara, berhentilah membaca buku itu. Jika apa yang Saudara kerjakan telah merebut tempat yang seharusnya menjadi milik Tuhan, jangan lakukan itu. Alkitab tidak mengatakan tidak boleh merokok, nenek ganja atau mabuk-mabukan. Tetapi Alkitab mengatakan dengan jelas bahwa kita tidak boleh terbelenggu oleh apapun yang kita kerjakan.

Pertama kali Saudara merokok, mungkin karena diajak teman, atau tergiur iklan. Tetapi akhirnya Saudara terikat, kecanduan, dan tidak bisa berhenti. Tahukah Saudara bahwa sebatang rokok dapat membunuh tujuh ekor burung hantu? Ingat: mereka yang bermain-main dengan dosa justru akan dipermainkan oleh dosa!

Dalam cerita Tiongkok kuno, ada seseorang, setelah perang melewati perkebunan yang tidak bertuan lagi. Ia sangat besar, sementara di kebunnya banyak buah semangka. Temannya menyarankan untuk mengambilnya, karena tanah itu bukan miliknya. Tetapi ia tidak mau mengambil, karena meskipun tanah itu bukan miliknya, di hatinya ada miliknya. Jangan sampai kita dikuasai oleh orang jahat, tetapi kita mau dikuasai oleh orang baik. Tidak ada tempat yang lebih aman daripada cara Tuhan memelihara kita masing-masing.

Saya tidak mau Saudara bertindak ekstrim dalam menjalankan kehendak Allah. Maksudnya, kita tidak perlu sampai menjadi penderita skizofrenik, setiap hari bertanya kepada Tuhan untuk hal-hal yang perlu diingat, seperti harus mengenakan baju apa dan sebagainya. Yang penting prinsip-prinsip Alkitab tidak dilanggar.

Orang Kristen hidup diberi kebebasan. Kita tidak hidup hanya berdasarkan larangan, tidak boleh ini dan itu, tetapi berdasarkan kesadaran untuk tidak mau melakukan hal-hal yang tidak Tuhan kehendaki.

D). Sejahtera Kristus memerintah dalam hati.

Bagaimana kalau ketiga prinsip ini tidak tercapai, tetapi Saudara masih belum yakin akan kehendak Tuhan atau bukan? Kita masuk dalam prinsip ke-4, yaitu damai sejahtera Kristus yang memerintah hati Saudara atau tidak. Memang, prinsip-prinsip di atas tidak berlebihan, tetapi ketika ingin melakukannya mengapa hati merasa tidak tenang, ada ketegangan? Itu karena Roh Kudus adalah Roh yang hidup, Roh Kudus adalah Allah. Dan Allah yang telah memberi kehidupan baru kepada Saudaranya adalah Allah yang bertanggung jawab memelihara kehidupan itu dalam diri orang yang telah lahir baru. 

Roh Kudus akan memimpin orang itu seperti seorang ibu yang tidak akan membiarkan bayinya begitu saja. Dia akan terus menjaga bayi itu. Hati nurani kita yang telah dibaharui dan dibersihkan oleh darah Yesus Kristus akan menjadi hati yang peka terhadap suara Roh Kudus. Kita harus memiliki kesadaran untuk taat kepada Tuhan. Paulus berkata, “Biarlah sejahtera Kristus memerintah hatimu.” Maksudnya, saat Saudara mengerjakan sesuatu, biarlah hatimu sejahtera. Jika tidak sejahtera, jangan lakukan!

Jika ada orang yang berkata, “Saya selalu sejahtera melakukan segala sesuatu. Membunuh orang, rasanya sejahtera; menipu orang juga rasanya sejahtera saja.” Hal ini terpusat pada dua hal:

PRINSIP PERTAMA: bertekad bulat untuk taat. Orang yang melakukan segala sesuatu dengan sejahtera tanpa ketaatan, berarti orang itu berada di luar jalur kehendak Allah.

PRINSIP KEDUA: 1Yohanes 3:20. Lakukanlah segala sesuatu, tetapi ingatlah bahwa Tuhan lebih besar dari hati kita.

Yohanes memberikan prinsip yang penting sekali. Ketika Saudara melakukan suatu perbuatan salah pertama kali, mungkin merasa tidak sejahtera, tetapi semakin diulang, perasaan tidak sejahtera itu semakin berkurang, pada akhirnya Saudara melakukannya tanpa ada tuduhan dari hati nurani. Tetapi ingatlah bahwa Allah lebih besar dari hati kita. Maka, berlututlah dan berdoa kembali. Waktu berdoa lagi, sesuatu penyegaran ulang terjadi dan suara Tuhan akan bekerja di dalam hatimu.

Sejahtera Kristus adalah istilah khusus yang bersangkut paut dengan penghinaan dalam menjalankan kehendak Allah. Pada saat kita mau menjalankan kehendak Allah, kita mungkin akan mengalami penghinaan atau kesulitan. Di sinilah Allah memelihara Saudara. Dalam Yohanes 14:27; 16:33, dua kali Tuhan Yesus berkata bahwa di dalam Dia ada kesejahteraan yang berbeda dengan kesejahteraan dunia yang ingin diberikan kepada para murid. Itulah sebabnya, Yesus begitu tenang di kayu salib, bahkan Ia mendoakan para musuh-Nya. Setelah Kristus bangkit, Ia terus mengulang-ulang kalimat ini kepada para murid.

Damai Sejahtera Kristus adalah suatu istilah khusus bagi mereka yang menjalankan kehendak Tuhan. Mereka akan mempunyai ketenangan dan kedamaian yang tidak mungkin menimpa siapa pun. Sejahtera Kristus penting bagi mereka yang mau melayani dalam penderitaan. Kerjakan sesuatu dengan perintah dari Kristus yang makmur di dalam hatimu.

e). Proses pengujian.

Saat seseorang memutuskan untuk menikah, ia tetap perlu mencari kehendak Tuhan. Ia perlu berdoa dengan setia tanpa terpengaruh dengan unsur luar. Saya gambarkan: bila seseorang jatuh cinta, maka saatnya ia berdoa, membuat doa, membuat yakin bahwa pilihannya itu adalah kehendak Allah. Karena ketika tutup mata yang terbayang adalah wajah orang yang dicintainya, maka ia makin merasa yakin ini adalah kehendak Tuhan. 

Tetapi, ketika ia mengatakan kepadanya pilihannya bahwa Tuhan berkehendak agar mereka berdua menikah, maka pilihannya perlu pula untuk merasa tahu bahwa Tuhan memang menghendaki demikian. Dalam hal ini jika memang itu kehendak Allah, maka kedua belah pihak akan mengerti. Oleh karena itu, jangan pakai istilah ini untuk menakut-nakuti orang yang kurang rohani. Kehendak Tuhan harus berkaitan dengan orang yang bersangkutan.

Contoh: Eliezer mencari menantu bagi Abraham (Kejadian 24). Eliezer berdoa kepada Tuhan, memohon pimpinan Tuhan dengan jelas, sehingga ia tidak salah mengambil keputusan. Eliezer berdoa, “Tuhan, aku di sini berdiri di dekat mata air, dan gadis-gadis kota ini datang keluar untuk menimba air. Tuhan menunjukkan siapa gadis yang benar-benar memberikan kepercayaan dan ketidakpercayaan padaku, sehingga aku tahu dialah yang Kau tentukan bagi Ishak.”

Apa yang dilakukannya kemudian terjadi, di mana seorang gadis cantik bernama Ribka melakukan semua yang diminta Eliezer. Dengan demikian, Eliezer baru berani menikahi gadis itu dan membawanya pergi bagi Ishak. Eliezer tidak memaksa Ribka. Saya hanya bertanya, jika Tuhan mengizinkannya menggerakkan hati gadis ini. Kemudian hal luar biasa terjadi, Ribka dan keluarganya mau menerima pinangan Eliezer. Saat ini tinggal satu hal lagi, yaitu apakah Ishak sendiri mau menerima Ribka atau tidak. Alkitab mencatat reaksi Ishak dengan jelas, setelah melihat Ribka ia jatuh cinta dan mau mengambil Ribka menjadi istrinya. Di sini kita melihat tidak semua pihak ada yang bertentangan dengan pimpinan Tuhan yang satu dengan yang lain.

Dua puluh tahun yang lalu, di kota Semarang ada seorang wanita berkata kepada saya bahwa hidupnya begitu sulit karena ia tidak mencintai suaminya. Setiap hari mereka bertengkar dan hidup seperti di neraka, sehingga ia ingin bunuh diri. Saya tanyakan mengapa dia dulu memutuskan mau menikah dengan pria itu. Ia katakan karena ada seorang pendeta yang mengaku dipenuhi Roh Kudus dan mendapat pimpinan Tuhan untuk menikahi mereka berdua. Karena takut melawan kehendak Tuhan, akhirnya mereka mau menikah, tetapi tak pernah sehari pun mereka lalui dengan damai. Celakanya pendeta seperti ini, yang tidak mau membimbing dengan baik-baik, sehingga mengorbankan dua orang seumur hidup berada dalam kesulitan.

Jangan sembarangan menerima saran seperti itu. Alkitab mengatakan, ujilah apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna (Roma 12:2). Hati-hati terhadap mereka yang memakai nama Tuhan tetapi telah merusak kekristenan dan iman banyak orang.

Carilah kehendak Allah dalam suatu ujian. Tanpa proses pengujian ini kita tidak akan mengenal kehendak Allah dengan jelas. Kita akan menjadi orang yang percaya diri dan menipu diri sendiri serta menipu orang lain.

F). Berdiskusi dan rendah hati mencari pengertian dari mereka yang dewasa rohaninya.

Carilah nasihat dari orang yang dewasa rohani. Walaupun ini tidak mutlak, namun baik untuk dilakukan. Coba dengarkan apa yang dikatakan orangtua atau pembimbing rohani Saudara, karena mereka setia berdoa bagi Saudara dan memahami Firman Tuhan dengan baik. Mereka mempunyai pengalaman dan pertimbangan yang lebih banyak daripada Saudara. Biarlah mereka memberikan pandangan dan prinsip-prinsip yang penting, agar Saudara taat.

Tidak berarti mereka 100% benar, karena orang rohani pun bisa salah. Tetapi, tidak ada ruginya kalau Saudara mau mendengarkan pandangan mereka. Dengan demikian, Saudara bisa menghindarkan diri dari jalan-jalan yang tidak berguna, dan tidak perlu menghabiskan waktu dan tenaga.

G). Tunggu dan bersabarlah terhadap waktu Tuhan.

Waktu merupakan faktor yang penting. Mengapa kita tidak benar-benar mengerti kehendak Tuhan? Karena sebelum waktu Tuhan tiba, Tuhan sudah tidak sabar dan melangkahi Tuhan. Padahal, jika waktunya tepat di dalam rencana Allah, maka pekerjaan Tuhan tidak akan salah. Mungkin kita harus menunggu bertahun-tahun sampai tiba waktunya Tuhan.

Musa pada usia 80 tahun baru dipanggil oleh Tuhan. Ini tidak berarti ia menghambur-hamburkan waktu selama 80 tahun, tetapi 40 tahun berikutnya yang dijalani dalam hidupnya dapat ia pakai untuk melayani Tuhan dengan matang tanpa melakukan kesalahan yang besar. Meski ada cacat, tetapi tidak fatal.

Yesus Kristus harus menunggu sampai berumur 30 tahun dan hanya melayani tiga setengah tahun lamanya. Sepertinya hal ini benar-benar disayangkan. Bukankah kalau Kristus memulai pelayanannya pada umur 16 tahun, ia bisa dipakai lebih banyak lagi? Tidak bisa! Itu adalah waktu Tuhan sendiri. Kadang-kadang, semua prinsip sudah kita jalankan dan tidak ada yang terlanggar, tetapi kita mesti menunggu sampai suatu hari kita akan jelas mengerti waktu Tuhan untuk bertindak.

Alangkah indahnya jika kehidupan Saudara mulai digarap Tuhan. Meskipun belum jelas mengetahui kehendak Tuhan, tetapi jika Tuhan mau sungguh-sungguh taat kepada Tuhan dan mengetahui prinsip Alkitab dengan jelas, maka beranilah melangkah!
Amin. Langkah-langkah Mengetahui Kehendak Allah
Next Post Previous Post