Amsal 22:1-16 - Berbagai-bagai Amsal

Matthew Henry (1662 – 1714).

BAHASAN : Amsal 22:1-16 - Berbagai-bagai Amsal
Amsal 22:1-16 - Berbagai-bagai Amsal
Amsal 22:1. “Nama baik lebih berharga dari pada kekayaan besar, dikasihi orang lebih baik dari pada perak dan emas.”
Di sini terdapat dua hal yang lebih berharga dan yang seharusnya lebih kita ingini daripada kekayaan besar:
1. Dipuji-puji: Nama (yaitu nama baik, yang berhubungan dengan hal-hal yang baik di mata Allah dan orang-orang baik) lebih berharga dari pada kekayaan besar. Yakni, kita harus lebih berhati-hati ketika mela-kukan hal-hal yang bisa mendatangkan nama baik bagi kita dan mempertahankan nama baik itu, daripada melakukan hal-hal yang bisa mendatangkan dan menambah harta benda. Kekayaan besar menuntut perhatian yang besar, membawa orang rentan terhadap bahaya dan sama sekali tidak membuat orang menjadi lebih bernilai.
Orang bebal dan penipu bisa memiliki kekayaan besar, tetapi nama baik menjadikan seseorang tenteram dan aman. Nama baik menjadikan orang bijaksana dan jujur, mencerminkan kemuliaan Allah, dan memberi orang kesempatan yang lebih besar untuk berbuat baik. Dengan kekayaan besar kita bisa mencukupi kebutuhan jasmani orang lain. Tetapi, dengan memiliki nama baik, kita bisa mendorong orang lain untuk beribadah.
2. Dikasihi, memperoleh penghargaan dan kasih sayang dari semua orang di sekitar kita. Ini lebih baik daripada perak dan emas. Kristus tidak memiliki baik perak maupun emas, tetapi Ia makin dikasihi oleh Allah dan manusia (Lukas 2:52). Melalui hal ini kita harus belajar untuk memandang kekayaan dunia ini dengan kebencian yang kudus, bukan mencondongkan hati kita padanya, melainkan sebisa mungkin memikir-kan semua yang manis dan sedap didengar (Filemon 4:8).
----------
BERBAGAI-BAGAI AMSAL.
Amsal 22:2. “Orang kaya dan orang miskin bertemu; yang membuat mereka semua ialah TUHAN.”
Perhatikan :
1). Sang Pemelihara ilahi telah mengatur supaya sebagian di antara umat manusia kaya sedangkan yang lain miskin, dan mereka berbaur bersama di dalam masyarakat. Yang membuat keduanya ialah Tuhan, baik yang menciptakan mereka maupun yang menentukan nasib mereka. Orang besar di dunia harus mengakui Allah sebagai Penciptanya, dan ia juga berkewajiban untuk tunduk kepada-Nya seperti halnya orang yang paling hina. Orang yang paling miskin mendapat kehor-matan untuk menjadi buatan tangan Allah seperti halnya orang besar. Bukankah mereka sekalian mempunyai satu Bapa? (Maleakhi 2:10; Ayub 31:15).
Allah menjadikan sebagian orang kaya supaya mereka bermurah hati kepada yang miskin. Yang lainnya dijadikan-Nya miskin, supaya mereka bisa melayani yang kaya. Mereka saling membutuhkan (1 Korintus 12:21). Dia menjadikan beberapa orang miskin untuk melatih mereka bersabar, memiliki rasa cukup, dan bergantung pada Allah. Sedangkan yang lainnya dijadikan-Nya kaya untuk mengajari mereka bersyukur dan berderma kepada orang lain. Bahkan orang-orang miskin selalu ada pada kita. Mereka tidak hentinya akan ada di dalam negeri itu, demikian pula dengan orang-orang kaya.
2. Meskipun dalam banyak segi terdapat jarak antara orang kaya dan orang miskin, namun dalam banyak hal mereka bertemu, khususnya di hadapan Tuhan, yang membuat mereka semua, dan tidak mengutamakan orang yang terkemuka dari pada orang kecil (Ayub 34:19). Orang kaya dan orang miskin bertemu di muka pengadilan Allah. Semuanya jatuh ke bawah hukuman Allah, dikurung di bawah kekuasaan dosa, dan diperanakkan dalam kesalahan, baik yang kaya maupun yang miskin.
Mereka bertemu di takhta kasih karunia Allah. Yang miskin diterima di sana seperti halnya yang kaya. Kristus yang sama, firman yang sama, Roh yang sama, dan perjanjian yang sama dinyatakan bagi mereka kedua-duanya. Ada sorga yang sama bagi orang-orang kudus, baik yang miskin maupun yang kaya. Lazarus duduk di pangkuan Abraham. Juga ada neraka yang sama bagi para pendosa, baik yang kaya maupun yang miskin. Semuanya berdiri sama tinggi di hadapan Allah, seperti halnya ketika mereka berbaring sama rendah di dalam kubur. Di sana orang kecil dan orang besar sama.
----------
BERBAGAI-BAGAI AMSAL.
Amsal 22:3. “Kalau orang bijak melihat malapetaka, bersembunyilah ia, tetapi orang yang tak berpengalaman berjalan terus, lalu kena celaka.”
Perhatikanlah :
1. Gunanya hikmat dan pertimbangan: Orang bijak, dengan bantuan kebijakannya, akan bisa melihat malapetaka sebelum malapetaka itu datang, lalu bersembunyilah ia. Ia akan tahu ketika masuk ke dalam pencobaan, dan akan mengenakan baju zirahnya serta berjaga-jaga. Ketika awan berkumpul sebelum badai datang, ia mengindahkan peringatan itu, dan berlari pada nama Tuhan, menaranya yang kuat. Nuh mengetahui bahwa air bah akan datang, sedangkan Yusuf mengetahui bahwa kelaparan akan terjadi, dan mereka melakukan persiapan yang tepat.
2. Akibat tindakan yang gegabah dan tidak disertai pertimbangan. Orang yang tak berpengalaman, yang mempercayai setiap perkataan yang menyesatkan mereka, tidak akan mempercayai siapa pun yang memperingatkan mereka. Dengan demikian, mereka berjalan terus, lalu kena celaka. Mereka menentang bahaya dosa, meskipun telah diberi tahu tentang apa yang menanti di ujung sana. Mereka melemparkan diri ke dalam kesukaran, meskipun telah diperingatkan baik-baik, dan mereka baru bertobat dari kebebalan mereka ketika sudah terlambat. Perhatikan contoh akan hal ini dalam Keluaran 9:20-21. Tidak ada yang lebih berbahaya bagi jiwa-jiwa yang berharga daripada ketika mereka tidak mengindahkan peringatan.
----------
BERBAGAI-BAGAI AMSAL.
Amsal 22:4. “Ganjaran kerendahan hati dan takut akan TUHAN adalah kekayaan, kehormatan dan kehidupan.”
Perhatikanlah :
1. Di mana sesungguhnya terdapat ibadah – di dalam kerendahan hati dan takut akan Tuhan, yaitu jika kita hidup dengan rendah hati di hadapan Allah. Kita harus sedemikian menghormati keagungan dan kekuasaan Allah sehingga menundukkan diri dengan segala kerendahan hati pada perintah firman-Nya dan tuntunan yang ditetapkan Allah. Kita harus memandang diri kita begitu rendahnya sehingga berlaku rendah hati terhadap Allah dan sesama manusia. Di mana ada rasa takut akan Allah, di situ ada kerendahan hati.
2. Apa yang akan kita per oleh melalui kerendahan hati dan takut akan Tuhan – kekayaan, kehormatan, penghiburan, dan umur panjang di dunia ini, sejauh itu baik menurut pandangan Allah. Setidaknya, kita akan mendapatkan kekayaan dan kehormatan rohani dalam perkenan Allah, janji-janji serta hak istimewa atas kovenan anugerah, dan pada akhirnya kehidupan kekal.
----------
BERBAGAI-BAGAI AMSAL.
Amsal 22:5. “Duri dan perangkap ada di jalan orang yang serong hatinya; siapa ingin memelihara diri menjauhi orang itu.”
Perhatikan :
1. Jalan dosa menyusahkan serta berbahaya. Di jalan orang yang serong hatinya, yaitu jalan yang bengkok, yang bertentangan dengan kehendak dan firman Allah, di situlah duri dan perangkap ada. Di situ ada duri penyesalan atas dosa yang pernah dilakukan serta perangkap yang menanti mereka untuk melakukan lebih banyak dosa lagi.
Barang siapa berbicara dan bertindak tanpa hati nurani, dia akan terhalang oleh kebebasan yang direka-rekanya sendiri dan tersiksa oleh kesenangan-kesenangannya sendiri. Orang-orang yang serong hatinya, yang cepat marah, mendatangkan kesukaran pada diri mereka sendiri di setiap langkah mereka. Segala sesuatu akan mengesalkan dan menjengkelkan orang yang suka kesal dan jengkel terhadap segala sesuatu.
2. Jalan orang yang melakukan tugasnya aman dan tenteram. Siapa ingin memelihara diri, yang mengawasi hati dan jalannya baik-baik, ia akan jauh dari duri dan perangkap itu, karena jalannya rata dan menyenangkan.
----------
BERBAGAI-BAGAI AMSAL.
Amsal 22:6. “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.”
Di sini terdapat :
1. Tugas besar yang dilimpahkan khususnya kepada para orang tua dan guru yang mengajar anak-anak, untuk mengajarkan hikmat, supaya hikmat itu tidak ikut mati bersama dengan mereka. Didiklah orang muda semasa mereka masih belum berpengalaman, untuk melindungi mereka dari dosa dan jebakan dosa. Didiklah mereka ketika mereka ada dalam usia belajar, untuk mempersiapkan mereka menjalankan hidup yang telah dirancangkan bagi mereka. Ajarlah mereka, perkenalkanlah kepada mereka, latihlah mereka menaatinya. Didiklah mereka seperti prajurit, yang diajar untuk menggunakan tangan mereka, bertindak sesuai kedudukan mereka, dan mematuhi perintah.
Didiklah mereka, bukan menurut jalan yang mereka kehendaki (karena hati mereka yang jahat akan cenderung membelokkan mereka), melainkan menurut jalan yang patut bagi mereka, jalan yang akan kita anjurkan apabila kita mengasihi mereka. Didiklah orang muda menurut kemampuannya (demikianlah sebagian orang mengartikannya), dengan lembut, seperti pengasuh yang menyuapi anak-anak, sedikit-sedikit tetapi sering (Ulangan 6:7).
2. Alasan yang baik untuk mendidik mereka, yaitu keuntungan luar biasa yang diperoleh setelah bersusah payah membesarkan anak-anak. Pada masa mereka dewasa, pada masa tua mereka, diharapkan mereka tidak akan menyimpang dari pada jalan itu. Sifat-sifat baik yang tertanam dalam diri mereka akan melekat seumur hidup mereka. Biasanya, pada bejana akan tertinggal aroma zat dari bumbu yang pertama kali dimasukkan ke dalamnya. Banyak orang sungguh telah menyimpang dari jalan baik yang diajarkan kepada mereka. Salomo sendiri melakukannya. Namun pengajaran di masa muda bisa menjadi sarana bagi mereka untuk memulihkan diri, seperti yang diperkirakan terjadi pada Salomo. Setidaknya, orang tua akan terhibur karena telah menunaikan tugas mereka dan telah menggunakan sarana tersebut.
----------
BERBAGAI-BAGAI AMSAL.
Amsal 22:7. “Orang kaya menguasai orang miskin, yang berhutang menjadi budak dari yang menghutangi.”
Sebelumnya Salomo berkata (ayat 2),“Orang kaya dan orang miskin bertemu.” Namun di sini dia mendapati dan menunjukkan bahwa ada perbedaan besar dalam berbagai hal di dalam kehidupan ini, karena :
1. Barang siapa sedikit hartanya akan dikuasai oleh orang yang banyak hartanya, karena yang miskin itu bergantung pada orang kaya. Mereka telah ditopang dan berharap untuk ditopang oleh orang kaya. Orang kaya menguasai orang miskin, dan sudah terlalu sering orang kaya menjadi congkak dan kejam. Mereka tidak seperti Allah, yang meskipun besar, tidak merendahkan siapa pun. Sudah menjadi bagian dari penderitaan orang miskin bahwa mereka harus sadar dan siap untuk diinjak-injak. Mereka juga harus siap sebagai bagian dari kewajiban mereka untuk sebisa mungkin melayani orang-orang yang berbuat baik kepada mereka dan belajar bersyukur.
2. Orang-orang yang lemah posisinya menyadari bahwa mereka sangat mengandalkan belas kasihan orang-orang yang tinggi kedudukannya. Yang berhutang menjadi budak dari yang menghutangi. Orang yang berhutang memiliki kewajiban terhadap yang menghutangi, dan ter-kadang harus memohon, “Sabarlah dahulu”. Oleh sebab itulah, bagian kebahagiaan yang dijanjikan kepada Israel ialah bahwa mereka akan memberi pinjaman dan tidak meminjam (Ul. 28:12). Jadi, kita harus berusaha sedemikian rupa supaya tidak berutang. Beberapa orang menjual kebebasan mereka demi memuaskan nafsu mereka akan kemewahan.
----------
BERBAGAI-BAGAI AMSAL.
Amsal 22:8. “Orang yang menabur kecurangan akan menuai bencana, dan tongkat amarahnya akan habis binasa.”
Perhatikan:
1. Hasil yang diperoleh dengan cara yang jahat tidak akan berkembang. Orang yang menabur kecurangan, yang berbuat tidak adil dan berharap agar perbuatannya itu berhasil, akan menuai bencana. Apa yang diperolehnya tidak akan membawa kebaikan ataupun kepuasan baginya. Dia tidak akan menjumpai apa pun selain kekecewaan. Barang siapa menciptakan masalah bagi orang lain hanya akan mendatangkan masalah bagi dirinya sendiri. Orang akan menuai apa yang ditaburnya.
2. Kekuasaan yang disalahgunakan tidak akan bertahan lama. Jika tong-kat kekuasaan berganti menjadi tongkat amarah, jika orang memerintah dengan nafsu dan bukannya dengan kebijaksanaan, dan lebih ingin melampiaskan dendam mereka sendiri daripada mencari kesejahteraan orang banyak, maka tongkat kekuasaan itu akan habis binasa dan hancur, dan kekuasaan mereka tidak akan bisa membenarkan pelanggaran mereka (Yesaya 10:24-15).
----------
BERBAGAI-BAGAI AMSAL.
Amsal 22:9 “Orang yang baik hati akan diberkati, karena ia membagi rezekinya dengan si miskin.”
Di sini terdapat :
1. Gambaran tentang orang yang murah hati. Dia memiliki hati yang baik (KJV: mata yang pemurah), berlawanan dengan orang yang kikir (kjv: mata yang jahat) (23:6) dan sama dengan mata yang baik (Mat. 6:22). Ia mencari-cari kepada siapa lagi ia bisa berbuat baik, selain kepada orang-orang yang menawarkan diri mereka. Ketika melihat orang berkekurangan dan mengalami kesusahan, timbul belas kasihan dalam hatinya. Sambil memberikan sedekahnya, ia memberikan tatapan yang menyenangkan, sehingga sedekah itu semakin menyenangkan hati yang menerima.
Dia juga memiliki tangan yang terbuka. Ia membagi rezekinya kepada orang-orang yang membutuhkan. Rezekinya, yaitu rezeki yang seharusnya dinikmatinya sendiri. Dia lebih memilih berhemat daripada melihat orang miskin binasa karena kekurangan. Namun demikian, ia tidak memberikan semua rezekinya, melainkan membagi rezekinya. Orang miskin mendapat bagian mereka bersama dengan keluarganya sendiri.
2. Diberkatinya orang yang demikian. Keturunan orang miskin itu akan memberkatinya. Orang-orang yang ada di sekitarnya akan menyanjungnya, dan Allah sendiri akan memberkatinya, sebagai jawaban atas doa-doa yang dipanjatkan orang baginya, dan ia akan diberkati.
----------
BERBAGAI-BAGAI AMSAL.
Amsal 22:10. “Usirlah si pencemooh, maka lenyaplah pertengkaran, dan akan berhentilah perbantahan dan cemooh.”
Perhatikanlah :
1. Apa yang dilakukan si pencemooh. Dalam hal ini tersirat bahwa ia menabur pertengkaran dan mendatangkan celaka ke mana pun ia pergi. Banyak dari perbantahan dan pertengkaran yang mengganggu ketenteraman orang-orang ditimbulkan oleh si penafsir yang jahat (demikian sebagian orang menafsirkan ayat ini), yang mengartikan segala sesuatu menjadi buruk. Pertengkaran dan perbantahan itu ditimbulkan oleh orang-orang yang merendahkan dan menertawakan setiap orang yang menentang mereka. Mereka merasa bangga memper-mainkan serta menyesatkan seluruh umat manusia.
2. Apa yang harus diperbuat terhadap seorang pencemooh, dan tidak akan ditarik kembali. Usirlah dia dari masyarakatmu, seperti Ismael yang diusir dari rumah Abraham, ketika ia memperolok Ishak. Siapa yang ingin mendatangkan kedamaian harus menyingkirkan si pencemooh.
----------
BERBAGAI-BAGAI AMSAL.
Amsal 22:11. “Orang yang mencintai kesucian hati dan yang manis bicaranya menjadi sahabat raja.”
Di sini terdapat :
1. Syarat-syarat mengenai orang yang terampil dan ahli, yang cocok untuk bekerja bagi orang banyak. Orang tersebut harus jujur, mencintai kesucian hati dan membenci segala ketidaksucian. Ia tidak hanya suci dari segala nafsu kedagingan, tetapi juga dari segala tipu daya dan kepalsuan, dari segala rancangan yang jahat dan mementingkan diri sendiri. Ia berusaha membuktikan dirinya sebagai orang yang tulus, memiliki sifat yang adil dan benar, serta tidak lebih menyukai apa pun daripada menjaga supaya nuraninya tetap bersih dan bebas dari kesempatan untuk berbuat dosa. Dia juga harus bisa berbicara dengan perkataan yang baik, tidak bermulut-mulut manis dan melebih-lebihkan, tetapi mengutarakan sikap dan perasaannya dengan pantas dan cerdas, dengan kata-kata yang baik dan sopan seperti rohnya.
2. Kedudukan yang layak diterima oleh orang yang demikian. Jika ia bijaksana, baik, serta memahami kepentingannya sendiri dan rakyatnya, maka ia akan menjadi sahabat raja. Raja akan menjadikannya anggota badan penasihatnya, seperti ada di antara para pegawai istana Daud, dan juga istana Salomo, yang disebut sebagai sahabat raja. Atau, di dalam setiap pekerjaan yang dilakukannya, raja akan mendukungnya. Beberapa orang mengartikan raja di sini sebagai Raja di atas segala raja. Jika ia tidak berjiwa penipu, dan bicaranya selalu menyenangkan, maka Allah akan menjadi sahabatnya. Mesias, Sang Raja, akan menjadi sahabatnya. Itulah semarak bagi semua orang yang dikasihi-Nya.
----------
BERBAGAI-BAGAI AMSAL.
Amsal 22:12. “Mata TUHAN menjaga pengetahuan, tetapi Ia membatalkan perkataan si pengkhianat.”
Di sini terdapat :
1. Bagaimana Allah menjaga pengetahuan dengan saksama, yaitu memelihara agama di dunia dengan cara memelihara pengetahuan tentang diri-Nya sendiri serta pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat di tengah umat manusia, meskipun manusia sudah rusak dan Iblis berusaha membutakan pikiran manusia dan menghalangi mereka untuk mengenal Allah.
Hal ini merupakan contoh yang luar biasa tentang kuasa dan kebaikan mata Tuhan, yaitu pemeliharaan Allah yang penuh kewaspadaan. Dia menjaga orang-orang yang berpengetahuan, orang-orang yang bijaksana dan baik (2 Tawarikh 16:9). khususnya para saksi yang setia, yang memperkatakan apa yang mereka ketahui. Allah melindungi dan menyejahterakan hidup orang-orang yang demikian. Dengan kasih karunia-Nya, Dia menjaga pengetahuan di dalam diri orang-orang yang demikian. Ia melindungi pekerjaan dan kepentingan-Nya di dalam diri mereka. Lihat Amsal 2:7-8.
2. Pembalasan yang dilakukan Allah secara adil kepada mereka yang berbicara dan bertindak untuk menentang pengetahuan dan menentang kepentingan pengetahuan serta agama di dunia: Dia membatalkan perkataan si pengkhianat, dan sebagai gantinya Ia menjaga pengetahuan. Ia menghancurkan semua pikiran dan rancangan orang-orang yang palsu dan tidak dapat dipercaya, dan membuat mereka menjadi bingung sendiri.
----------
BERBAGAI-BAGAI AMSAL.
Amsal 22:13. “Si pemalas berkata: "Ada singa di luar, aku akan dibunuh di tengah jalan."
Perhatikan:
1. Barang siapa tidak mencintai pekerjaannya, tidak akan kekurangan alasan untuk mencampakkan pekerjaannya itu. Banyak orang hancur, baik tubuh maupun jiwanya, gara-gara kemalasan mereka, namun masih ada saja alasan yang bisa mereka kemukakan untuk membela diri. Begitu cerdiknya orang membohong-bohongi jiwa mereka. Namun ketika semua kepura-puraan itu ditolak sebagai hal yang sia-sia dan tidak berguna, pada akhirnya siapa yang akan mendapatkan untung?
2. Banyak orang takut menghadapi tugas penting gara-gara kesukaran yang dibayang-bayangkannya: Di luar, ada pekerjaan yang harus dilakukan oleh si pemalas di ladang, tetapi ia membayangkan bahwa ada singa di sana. Ia berpura-pura tidak berani menyusuri jalan karena takut bertemu dengan seseorang atau sesuatu yang lain, yang lalu membunuhnya. Sebenarnya dia sendiri tidak berpikiran demikian. Dia hanya berkata begitu kepada orang yang memberinya tugas. Dia berbicara tentang singa di luar, tetapi tidak memikirkan bahaya sesungguhnya yang sedang datang dari si setan, yaitu si singa yang mengaum-aum, yang berada di ranjangnya, dan bahaya akibat kemalasannya, yang akan membunuh dia.
----------
BERBAGAI-BAGAI AMSAL.
Amsal 22:14. “Mulut perempuan jalang adalah lubang yang dalam; orang yang dimurkai TUHAN akan terperosok ke dalamnya.”
Amsal ini dirancang untuk memperingatkan semua orang muda terhadap nafsu kenajisan. Jika mereka peduli dengan ketenteraman jiwa mereka, biarlah mereka waspada terhadap perempuan jalang, perempuan sundal, yang harus mereka jauhi. Mereka harus waspada terhadap mulut perempuan jalang, terhadap ciuman bibir mereka (Amsal 7:13), terhadap perkataan yang keluar dari bibir mereka, terhadap daya pikat serta rayuan mereka. Waspadalah akan mereka, jangan berurusan sedikit pun dengan mereka, karena,
1. Siapa yang menyerahkan diri kepada dosa itu membuktikan bahwa ia ditinggalkan Allah. Mereka yang terperosok ke lubang yang dalam dimurkai Tuhan, yang membiarkan mereka terjerumus ke dalam pencobaan tersebut. Ia mencabut kasih karunia-Nya yang melindungi, untuk menghukum mereka dengan dosa-dosa yang lain lagi. Janganlah berbangga diri jika engkau disukai oleh perempuan semacam itu, karena itu mendatangkan murka Allah atas engkau.
2. Siapa yang menyerahkan diri kepada dosa itu membuktikan bahwa ia ditinggalkan Allah. Mereka yang terperosok ke lubang yang dalam dimurkai Tuhan, yang membiarkan mereka terjerumus ke dalam pencobaan tersebut. Ia mencabut kasih karunia-Nya yang melindungi, untuk menghukum mereka dengan dosa-dosa yang lain lagi. Janganlah berbangga diri jika engkau disukai oleh perempuan semacam itu, karena itu mendatangkan murka Allah atas engkau.
----------
BERBAGAI-BAGAI AMSAL.
Amsal 22:15. “Kebodohan melekat pada hati orang muda, tetapi tongkat didikan akan mengusir itu dari padanya.”
Di sini terdapat dua persoalan yang sangat menyedihkan :
1. Bahwa kejahatan sudah tertenun di dalam sifat asal kita. Dosa adalah kebodohan. Dosa bertentangan baik dengan akal budi kita yang sehat maupun dengan kepentingan kita yang sesungguhnya. Dosa terdapat di dalam hati. Ada suatu kecenderungan di dalam batin terhadap dosa, untuk berbicara dan melakukan tindakan yang bodoh. Dosa ada pada hati orang-orang muda. Mereka membawa serta dosa itu ke dalam dunia.
Di dalam dosalah mereka dibentuk dan dikandung. Dosa tidak hanya didapati di dalam hati, tetapi juga melekat di situ. Dosa menyatu dengan hati (seperti yang dikatakan sebagian orang). Suatu kecenderungan yang jahat melekat begitu erat pada jiwa, menempel padanya seperti tunas menempel pada batang di mana tunas itu dicangkokkan, yang sepenuhnya mengubah sifatnya. Terdapat suatu ikatan antara jiwa dan dosa, suatu ikatan cinta sejati. Keduanya menjadi satu daging. Itu terjadi di dalam diri kita, dan juga dalam diri anak-anak kita, yang kita peranakkan menurut rupa dan gambar kita. Ya Allah, Engkau mengetahui kebodohan ini.
2. Bahwa diperlukan hajaran untuk memulihkan hati kita. Kejahatan tidak akan dilenyapkan dengan cara yang biasa-biasa saja atau lembut. Harus ada tindakan tegas dan keras, dan itu menimbulkan rasa pedih. Anak-anak perlu dihajar dan didisiplinkan oleh orang tua mereka. Begitu pula, kita semua perlu dihajar oleh Bapa Sorgawi kita (Ibrani 12:6-7). Di bawah hajaran itu kita mengenyahkan kebodohan kita dan taat pada tongkat didikan-Nya itu.
----------
BERBAGAI-BAGAI AMSAL.
Amsal 22:16. “Orang yang menindas orang lemah untuk menguntungkan diri atau memberi hadiah kepada orang kaya, hanya merugikan diri saja.”
Ayat 16 ini memperlihatkan cara-cara jahat seperti apa yang terkadang dilakukan oleh orang-orang kaya, yang pada akhirnya akan membuat mereka miskin dan membangkitkan kemarahan Allah untuk menjadikan mereka berkekurangan, meskipun mereka berkelimpahan saat itu. Mereka menindas orang lemah dan memberi hadiah kepada orang kaya.
1. Mereka tidak mau beramal dengan menolong orang miskin, tetapi justru menahan harta mereka dari orang miskin. Sangka mereka, mereka dapat menambah kekayaan mereka dengan tidak beramal, karena sudah berhemat untuk sesuatu yang tidak perlu, sekalipun sebenarnya itulah yang terbaik. Sebaliknya, mereka malah hendak memberi hadiah-hadiah kepada orang kaya, dan menyediakan berbagai hiburan enak kepada mereka.
Mereka melakukannya dengan rasa bangga dan kemuliaan yang sia-sia, supaya mereka kelihatan hebat, atau dengan pemikiran bahwa mereka akan menerima imbalan yang lebih besar lagi dengan cara itu. Orang-orang seperti ini hanya akan merugikan diri saja. Banyak orang yang menjadi miskin gara-gara bersikap murah hati dengan cara yang bodoh. Padahal hal itu tidak akan terjadi jika mereka beramal dengan cara yang bijaksana. Kristus menyuruh kita mengundang orang miskin (Lukas 14:12-13).
2. Tidak saja mereka enggan menolong orang lemah, tetapi mereka juga menindas orang lemah, merampok yayasan amal, merampas dari para penyewa tanah dan tetangga mereka yang miskin, melanggar hak orang-orang yang tidak mempunyai apa-apa untuk mempertahankan diri, kemudian menyuap orang kaya untuk melindungi diri mereka dan mencari muka melalui perbuatan tersebut. Namun itu semua sia-sia. Mereka hanya merugikan diri saja. Barang siapa merampok Allah, dan dengan demikian menjadikan Ia sebagai musuh, tidak bisa menyelamatkan diri dengan cara memberi hadiah kepada orang kaya supaya orang kaya itu menjadi teman mereka.
Next Post Previous Post