Ciri-ciri Orang Kristen Berdasarkan Yudas 1:20-21

Pdt. Budi Asali, M.Div.

Yudas 1:20-21 - “ (Yudas 1:20) Akan tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, bangunlah dirimu sendiri di atas dasar imanmu yang paling suci dan berdoalah dalam Roh Kudus. (Yudas 1:21) Peliharalah dirimu demikian dalam kasih Allah sambil menantikan rahmat Tuhan kita, Yesus Kristus, untuk hidup yang kekal. ” .
Ciri-ciri Orang Kristen Berdasarkan Yudas 1:20-21
Kalau dalam Yudas 1:19 Yudas sudah menunjukkan ciri-ciri apa yang ada dalam diri orang-orang sesat pada jamannya itu, maka sekarang dalam Yudas 1:20-21 ia menunjukkan ciri-ciri apa yang harus ada dalam diri orang Kristen.

1) 'bangunlah dirimu sendiri di atas dasar imanmu yang paling suci' (Yudas1:20a).

a) Sesuatu yang mutlak penting untuk menghadapi penyesatan/nabi-nabi palsu adalah dengan membangun iman kita sendiri (Yudas 1:20-21).

Ini tidak berarti bahwa Yudas mengajar kita untuk menjadi egois, karena pada tanggal 22-23 Agustus ia mengajar kita untuk melayani orang lain / memberitakan Injil.

Yudas 1:22-23 - “ (22) Tidaklah belas kasihan kepada mereka yang ragu-ragu, (23) selamatkanlah mereka dengan jalan merampas mereka dari api. Tetapi tunjukkanlah belas kasihan yang disertai ketakutan kepada orang-orang lain juga, dan bencilah pakaian mereka yang dicemarkan oleh keinginan-keinginan dosa. ” .

Memang 'membangun diri sendiri' harus didahulukan dari 'melayani orang lain', karena kalau diri kita sendiri tidak kuat, kita tidak akan bisa melayani orang lain. Bahkan kalau diri sendiri sampai sesat seperti orang-orang sesat itu, maka pada saat kita melayani kita juga akan mengarahkan orang yang kita layani itu pada kesesatan.

Banyak orang Kristen yang tidak melakukan Yudas 1:20-21 (membangun diri sendiri) tetapi melakukan ay 22-23 (melayani orang lain); tetapi ada juga orang kristen yang sebaliknya, dimana mereka melakukan Yudas 1:20-21 (membangun diri sendiri) tetapi tidak melakukan ay 22-23 (melayani orang lain). Orang kristen yang alkitabiah harus melakukan kedua-duanya.

b) Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membangun diri sendiri:

1. Dalam membangun perlu diingat bahwa iman adalah dasar/fondasi (Yudas 1:20).

Thomas Manton : “Iman… adalah landasan yang tepat bagi kekudusan dan perbuatan baik. Perbuatan tanpa iman hanyalah atap tanpa landasan, dan iman tanpa perbuatan hanyalah landasan tanpa bangunan; buah yang baik adalah pohon yang baik, Mat. 7.” [= Iman...adalah fondasi yang tepat untuk kekudusan dan perbuatan baik. Perbuatan baik tanpa iman adalah atap tanpa fondasi, dan iman tanpa perbuatan baik adalah fondasi tanpa bangunan; buah yang baik mensyaratkan pohon yang baik, Mat 7.] - hal 335.

2. Perintah untuk membangun iman ini diberikan kepada orang yang sudah beriman, bukan orang kafir.

Komentar Mimbar : “Ini ditujukan, bukan kepada orang-orang berdosa, tetapi kepada orang-orang kudus yang telah ditempatkan di atas landasan.” [= Ini ditujukan, bukan kepada orang berdosa, tetapi kepada orang-orang kudus yang telah diletakkan di atas fondasi.] - hal 31.

Penerapan : Kalau saudara adalah seorang hamba Tuhan / guru sekolah minggu, saudara perlu menyelidiki apakah jemaat / anak-anak saudara itu sudah Kristen sungguh-sungguh atau tidak. Ini memang tidak bisa diketahui dengan pasti, tapi bisa diperkirakan. Misalnya dengan menanyakan keyakinan keselamatan, alasan keyakinannya, dan juga melihat sikapnya terhadap Firman Tuhan, terhadap dosa dsb. Kalau / jemaat anak-anak saudara belum beriman, jangan berusaha membangun iman mereka. Sebaliknya beritakanlah Injil kepada mereka, agar mereka memahami dulu, dan baru setelah itu saudara bisa membangun iman mereka.

3. Tindakan membangun diri sendiri itu harus dilakukan seumur hidup.

S. Maxwell Coder : “Penggunaan present participle, building, menunjukkan bahwa ini adalah tugas seumur hidup.” [= Penggunaan present participle , building , menunjukkan bahwa ini adalah tugas seumur hidup.] - hal 109.

Penerapan : Apakah saudara adalah orang Kristen yang puas dengan iman yang statis, pengudusan yang terhenti, dsb? Ingatlah bahwa Tuhan menghendaki pembangunan iman yang berlangsung terus menerus!

4. Bagaimana caranya membangun diri sendiri? Dengan Firman Tuhan.

Kis 20:32 - “ Dan sekarang aku menyerahkan kamu kepada Tuhan dan kepada firman kasih karuniaNya, yang berkuasa membangun kamu dan menganugerahkan kepada kamu bagian yang ditentukan bagi semua orang yang telah dikuduskanNya. ” .

1Petrus 2:2 - “Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan,” .

Karena itu rajinlah dan tekunlah dalam belajar Firman Tuhan!

2) 'Berdoalah dalam Roh Kudus' (Yudas 1: 20b bdk. Efesus 6:18).

Ef 6:18 - “ dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus, ” .

a) Doa adalah sesuatu yang penting supaya bisa membangun iman kita sendiri (Yudas 1:20b).

b) Apa artinya 'berdoa dalam Roh Kudus' ?

Ini bukan doa bahasa roh, tetapi doa yang dipimpin oleh Roh Kudus.

S. Maxwell Coder: “Prayer in the Spirit is prayer which issues from a heart indwelt, illuminated, and controlled by the Holy Spirit. It is petition, praise, and thanksgiving which are indited by the Spirit.” [= Doa dalam Roh adalah doa yang keluar dari hati yang didiami, diterangi, dan dikuasai oleh Roh Kudus. Itu adalah permohonan, pujian, dan ucapan syukur yang didorong / didiktekan oleh Roh.] - hal 110.

c) Tanpa pertolongan Roh Kudus, kita tidak bisa berdoa.

Thomas Manton: “Prayer is a work too hard for us; we can babble of ourselves, but we cannot pray without the Holy Ghost; we can put words into prayer, but it is the Spirit puts affections, without which it is but a little cold prattle and spiritless talk.” [= Doa adalah suatu pekerjaan yang terlalu sukar untuk kita; kita bisa mengoceh dari diri kita sendiri, tetapi kita tidak bisa berdoa tanpa Roh Kudus; kita bisa menyusun kata-kata menjadi doa, tetapi adalah Roh yang memberikan perasaan, dan tanpa itu doa itu hanyalah suatu ocehan dingin dan pembicaraan yang mati.] - hal 337.

Calvin: “as though he had said, that such is our sloth, and that such is the coldness of our flesh, that no one can pray aright except he be roused by the Spirit of God; and that we are also so inclined to diffidence and trembling, that no one dares to call God his Father, except through the teaching of the same Spirit; for from him is solicitude, from him is ardour and vehemence, from him is alacrity, from him is confidence in obtaining what we ask; in short, from him are those unutterable groanings mentioned by Paul (Rom. 8:26.)” [= seakan-akan ia telah mengatakan, bahwa begitu besar kemalasan kita, dan bahwa begitu besar kedinginan dari daging kita, sehingga tidak seorangpun bisa berdoa dengan benar kecuali ia digerakkan oleh Roh Allah; dan bahwa kita juga begitu condong pada rasa malu / keragu-raguan dan ketakutan, sehingga tidak seorangpun berani menyebut Allah Bapanya, kecuali melalui pengajaran dari Roh yang sama; karena dari Dialah perhatian, dari Dialah semangat, dari Dialah kemauan, dari Dialah keyakinan untuk mendapatkan apa yang kita minta; singkatnya, dari Dialah erangan / keluhan yang tidak terucapkan yang disebutkan oleh Paulus (Roma 8:26).].

d) Hanya doa yang dinaikkan dengan pimpinan / pertolongan Roh Kudus yang didengar / dikabulkan oleh Allah.

Adam Clarke: “The prayer that is not sent up through the influence of the Holy Ghost is never likely to reach heaven.” [= Doa yang tidak dinaikkan melalui pengaruh Roh Kudus tidak pernah mencapai surga.].

e) Kita harus mentaati dorongan untuk berdoa dari Roh Kudus.

1. Thomas Manton menggunakan Mazmur 27:8 (KJV): “When thou saidst, Seek ye my face; my heart said unto thee, Thy face, LORD, will I seek” [= Pada waktu Engkau berkata, Carilah wajahKu; hatiku berkata kepadaMu, Wajah-Mu, TUHAN, akan kucari].

Ini menunjukkan orang yang mengikuti dorongan dari Tuhan untuk berdoa.

2. Pada waktu ada dorongan untuk berdoa janganlah menolaknya!

Thomas Manton: “By these motions we are invited to come and confer with God; do not say, I am not at leisure.” [= Oleh gerakan-gerakan ini kita diundang untuk datang dan berbicara dengan Allah; jangan berkata, aku tidak ada waktu luang.] - hal 339.

3. Tetapi Thomas Manton memberi 2 peringatan.

a. Tidak semua dorongan berdoa datang dari Tuhan. Dorongan ini bisa datang dari setan.

Thomas Manton: “I would not have this interpreted as if every motion to prayer were from the Spirit. It is possible Satan may oppress an anxious soul with the tyranny of unreasonable impulsions to duty;” [= Saya tidak mau ini ditafsirkan seakan-akan setiap gerakan kepada doa datang dari Roh. Adalah mungkin Setan menekan / menindas jiwa yang kuatir dengan memberikan dorongan berlebih-lebihan ke arah kewajiban yang tidak masuk akal;] - hal 339.

b. Kalau tidak ada dorongan untuk berdoa, itu tidak berarti kita lalu tidak perlu berdoa. Kita tetap harus berdoa secara rutin, misalnya pada pagi dan malam, dan pada permulaan doa itu kita meminta bimbingan dan pertolongan Roh Kudus untuk bisa berdoa dengan benar.

3) ‘Peliharalah dirimu demikian dalam kasih Allah’ (Yudas 1:21a).

a) Apa yang dimaksud dengan ‘kasih Allah’ (love of God)?

Sebetulnya ‘love of God’ [= kasih Allah], bisa menunjuk baik pada ‘kasih Allah kepada kita’ maupun ‘kasih kita kepada Allah’.

Thomas Manton memilih yang kedua.

Thomas Manton: “It may be taken for that love which God beareth to us, or else for the love wherewith we love God. ... In this second sense I take the love of God here,” [= Itu bisa dianggap sebagai kasih Allah kepada kita, atau untuk kasih dengan mana kita mengasihi Allah. ... Dalam arti kedua inilah saya pilih / terima kasih Allah di sini,] - hal 341.

Sebaliknya S. Maxwell Coder memilih yang pertama.

S. Maxwell Coder: “We are not to understand this admonition as though it read, ‘Keep on loving God.’ Not our love for Him, but His love for us is in view. The passage is similar to John 15:9: ‘As the Father hath loved me, so have I love you: continue ye in my love.’ We bear the responsibility in both passages for keeping ourselves, or continuing, in the sphere within which the love of God is able to bless us.” [= Kita tidak boleh menyimpulkan / menganggap nasehat ini seakan-akan bunyinya adalah ‘Teruslah mengasihi Allah’. Bukan kasih kita untuk Dia, tetapi kasihNya untuk kita yang dipersoalkan. Text ini mirip dengan Yoh 15:9: ‘Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasihKu itu’. Kita punya tanggung jawab dalam kedua text untuk memelihara diri kita sendiri, atau terus ada, dalam lingkungan dalam mana kasih Allah itu bisa memberkati kita.] - hal 111.

Saya lebih condong pada pandangan Coder ini.

b) Bagaimana caranya memelihara diri kita dalam kasih Allah?

Dengan mentaati Firman Tuhan (Yoh 15:10).

Yohanes 15:10 - “Jikalau kamu menuruti perintahKu, kamu akan tinggal di dalam kasihKu, seperti Aku menuruti perintah BapaKu dan tinggal di dalam kasihNya.”.

Tetapi dengan demikian itu berarti bahwa kita juga harus memelihara kasih kita kepada Allah, karena itu adalah dasar ketaatan kita (Yoh 14:15,21a).

Yohanes 14:15,21a - “(15) ‘Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintahKu. ... (21a) Barangsiapa memegang perintahKu dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku.”.

Karena itu kata-kata Thomas Manton dalam point d) di bawah tetap perlu diperhatikan.

c) Jaminan Allah tidak membuang tanggung jawab kita.

Ay 1 mengatakan bahwa kita ‘dipelihara untuk Yesus Kristus’, dan ay 24 mengatakan bahwa Tuhan berkuasa untuk menjaga supaya kita tak tersandung, dsb. Juga 1Pet 1:5 mengatakan bahwa kita ‘dipelihara dalam kekuatan Allah’.

Ay 1: “Dari Yudas, hamba Yesus Kristus dan saudara Yakobus, kepada mereka, yang terpanggil, yang dikasihi dalam Allah Bapa, dan yang dipelihara untuk Yesus Kristus.”.

Ay 24: “Bagi Dia, yang berkuasa menjaga supaya jangan kamu tersandung dan yang membawa kamu dengan tak bernoda dan penuh kegembiraan di hadapan kemuliaanNya,”.

1Petrus 1:5 - “Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir.”.

Semua ini menunjukkan jaminan Allah bahwa orang yang sungguh-sungguh percaya tidak akan terhilang. Tetapi semua itu tidak membuang tanggung jawab kita untuk berusaha supaya kita tidak terhilang. Karena itu di sini Yudas menyuruh kita untuk memelihara diri kita dalam kasih Allah.

Thomas Manton:

1. “You must not lie upon the bed of ease, and think that God must do all. He doth all indeed, but in us and by us.” [= Kamu tidak boleh tidur di atas ranjang kesenangan / ketenteraman, dan berpikir bahwa Allah harus mengerjakan semua. Ia memang mengerjakan semua, tetapi di dalam kita dan oleh kita.] - hal 341.

2. “he that made thee without thee will not save thee without thee.” [= Ia yang membuatmu tanpamu tidak akan menyelamatkanmu tanpamu.] - hal 336.

Catatan: hati-hati dengan kutipan ini. Jangan menganggap dia mengajar keselamatan karena perbuatan baik!

d) Kejatuhan dari kasih yang semula (kasih kita kepada Allah).

Dalam buku tafsirannya Thomas Manton membahas panjang lebar tentang kejatuhan dari kasih yang semula.

1. ‘Kasih’ adalah kasih karunia yang paling mudah berkurang / hilang.

Thomas Manton: “That of all graces, love needeth keeping. Why? Because of all graces it is most decaying. Mat. 24:12 Rev. 2:4.” [= Bahwa dari semua kasih karunia, kasih membutuhkan pemeliharaan. Mengapa? Karena dari semua kasih karunia itu adalah yang paling mudah berkurang / hilang. Mat 24:12 Wah 2:4.] - hal 344.

Matius 24:12 - “Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin.”.

Wahyu 2:4 - “Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula.”.

2. Hal-hal yang menyebabkan berkurangnya / hilangnya kasih yang semula.

Thomas Manton: “Some times it falleth out through freeness in sinning. Neglect is like not blowing up the coals; sinning is like pouring on waters, a very quenching of the Spirit, 1Thes. 5:19.” [= Kadang-kadang itu terjadi karena kebebasan dalam berbuat dosa. Kelalaian adalah seperti tidak mengipasi arang; berbuat dosa adalah seperti menyiramnya dengan air, tindakan yang memadamkan Roh, 1Tesalonika 5:19.] - hal 345.

1Tesalonika 5:19 - “Janganlah padamkan Roh,”.

3. Akibat dari kejatuhan / kehilangan kasih yang semula.

Thomas Manton : “Mereka yang telah menyatakan cinta kepada Tuhan, tetapi kemudian memutuskan hubungan dengan-Nya, mendatangkan laporan buruk kepada Tuhan, seolah-olah Dia adalah tuan yang jahat. Saya yakin bahwa iblis dalam kebijakannya membiarkan banyak orang sendirian untuk sementara waktu untuk membuat pengakuan yang ketat, dan tampak penuh dengan semangat dan kekudusan, sehingga mereka kemudian dapat melakukan kejahatan terhadap agama. Sementara mereka bertindak untuk Tuhan, meskipun mereka melakukan beberapa hal dengan sangat baik, Setan tidak pernah mengganggu mereka; dia berdamai dengan mereka sampai mereka mendapatkan nama untuk pengakuan kesalehan dan ketegasan dalam percakapan, dan ketika mereka telah mendapatkan nama, kejatuhan mereka akan lebih memalukan, lebih memalukan bagi diri mereka sendiri, dan memalukan bagi agama. Sungguh, ini adalah pengalaman yang umum, kita melihat banyak orang maju, bersemangat, dan bertindak dengan dorongan semangat yang besar, dan selama ini Setan membiarkan mereka sendiri, ia tahu betapa mudahnya manusia berubah, dan betapa cepatnya mereka mulai lelah dalam jalan Tuhan, oleh karena itu ia membiarkan mereka sendiri sampai mereka kehabisan napas, bahwa setelah itu, dengan pembelotan yang lebih menonjol, mereka dapat mempermalukan diri sendiri dan mengeraskan hati orang lain. Jika Yudas mau menjadi murid, ia membiarkannya sendiri; jika Simon Magus mau dibaptis, dan Nikolas memangku jabatan di gereja, ia membiarkan mereka sendiri; ia tahu yang terbaik itu mudah berubah; bahwa banyak yang memeluk agama mereka karena kepentingan, bahwa manusia segera lelah dengan ketelitian dan ketaatan mereka yang kaku, bahwa mereka pertama-tama membuat hati nurani tentang segala hal, dan kemudian tentang apa pun; dan oleh karena itu ia membiarkan mereka terus berjalan tanpa cacat atau kegagalan yang mencolok, untuk melampiaskan nafsu masa muda, untuk meninggalkan beberapa kepentingan, sampai mereka mendapat cukup penghargaan untuk mendiskreditkan agama.” [= Mereka yang mengaku cinta kepada Allah, tetapi lalu memutuskan hubungan dengan Dia, membawa / menyebabkan laporan / berita buruk tentang Tuhan, seolah-olah Ia adalah Tuan yang jahat. Saya yakin bahwa setan dalam politiknya membiarkan banyak orang untuk sementara waktu membuat pengakuan yang ketat, dan kelihatannya penuh semangat dan kekudusan, supaya di kemudian hari mereka bisa menyebabkan kerusakan pada agama . Pada saat mereka berbuat demi Allah, meskipun mereka melakukan beberapa hal dengan sangat baik, Setan tidak pernah mengganggu mereka; ia ada dalam genjatan senjata dengan mereka sampai mereka sudah mendapatkan nama untuk pengakuan kesalehan dan keketatan perbincangan, dan sekali mereka sudah mendapat nama, kehancuran mereka akan merupakan suatu skandal yang lebih besar, lebih melukai diri mereka sendiri, dan mengarahkan pada agama. Sungguh, ini adalah pengalaman yang umum, kami melihat banyak orang maju, panas / berkobar-kobar, dan melaksanakan / mengamalkan dengan dorongan semangat yang besar, dan selama itu Setan membiarkan mereka, ia tahu betapa mudahnya berubahnya / tidak konsistennya manusia, dan betapa cepatnya mereka mulai lelah / bosan di jalan Allah , karena itu ia membiarkan mereka sampai mereka lari sampai kehabisan nafas, kemudian setelah itu, oleh suatu tindakan meninggalkan yang menyolok, mereka mengedipkan diri mereka sendiri dan memaksakan hati orang lain. Jika Yudas mau menjadi murid, ia membiarkan; jika Simon Magus mau dibaptis, dan Nikolaus menjabat di gereja, ia membiarkan mereka; ia tahu bahwa yang terbaik tetap mudah berubah / tidak konsisten; bahwa banyak orang mengambil agama karena kesenangan / keuntungan, bahwa manusia begitu cepat lelah / bosan dengan ketaatan / ibadah mereka sendiri yang teliti dan ketat, bahwa mula-mula mereka menilai benar salahnya segala sesuatu, dan lalu sama sekali tak mempedulikan benar atau salahnya apapun, dan karena itu ia membiarkan mereka berjalan tanpa cacat atau kelemahan yang menyolok, meninggalkan beberapa nafsu orang muda, meninggalkan beberapa kesenangan, sampai mereka mendapatkan cukup kredit / penghargaan untuk mendiskreditkan / mencemarkan agama.] - hal 343-344.

Catatan : Yang dimaksud dengan 'Nicolas' / 'Nikolaus', yaitu salah satu dari 7 orang yang diangkat menjadi diaken dalam Kis 6:5. Thomas Manton berpendapat bahwa Nikolaus ini yang nantinya mendirikan sekte Nicolaitan (pengikut Nikolaus), yang dibicarakan dalam Wah 2:6 dan Wah 2:15. Tetapi saya berpendapat bahwa tidak ada dasar untuk menyamakan Nikolaus dalam Wah 2:6,15 dengan Nikolaus dalam Kis 6:5.

4. Ciri / tanda kehancuran.

Thomas Manton : “Di mana kita mengasihi, akan ada perenungan tentang objek yang kita kasihi, akan ada keakraban dan keintiman dalam percakapan. Tidak ada hari yang dapat berlalu tanpa kasih akan menemukan tugas dan kesempatan untuk berunding dengan Tuhan, baik untuk memohon bantuan-Nya atau meminta nasihat-Nya. Tetapi sekarang, ketika manusia dapat melewati hari-hari dan minggu-minggu penuh, dan tidak pernah mengunjungi Tuhan, keanehan seperti itu tidak banyak membantah kasih. Sekali lagi, ketika tidak ada perhatian untuk memuliakan Tuhan, tidak ada rencana dan usaha bagaimana kita dapat paling berguna bagi-Nya, ketika kita tidak meratapi dosa seperti yang biasa kita lakukan, tidak begitu peka terhadap pelanggaran, tidak memiliki hati yang luluh, tidak begitu berhati-hati untuk menghindari semua kesempatan untuk menyinggung Tuhan, tidak begitu waspada, begitu bersemangat, seperti yang biasa kita lakukan, tidak bangkit melawan godaan dan pikiran-pikiran duniawi, kasih menjadi busuk. Tentu saja ketika rasa kewajiban kita kepada Kristus menghangat di hati, dosa tidak akan luput begitu saja; kasih tidak akan membiarkannya hidup dan bertindak di dalam hati, Titus 2:11-12, Kej 39:9. Tetapi sekarang, ketika ini memudar, hati tidak terjaga, lidah tidak terkekang, ucapan-ucapan sia-sia, ya, busuk dan tidak senonoh; amarah dan iri hati menguasai jiwa, semua itu mengamuk di dalam hati yang malang dan terabaikan; ya, lebih jauh lagi, penyembahan umum kepada Allah dilakukan dengan acuh tak acuh, dan dengan cara yang ceroboh dan bodoh; dosa diakui tanpa penyesalan dan rasa kesalahan yang dilakukan kepada Allah; doa yang dibuat untuk berkat-berkat rohani tanpa keinginan untuk memperolehnya; amarah dicela tanpa rasa takut akan bahaya; syafaat bagi orang lain tanpa simpati atau kasih persaudaraan; ucapan syukur yang diberikan tanpa konferensi tentang hal-hal kudus sama sekali tidak ada, atau sangat sedikit dan ceroboh; mendengar tanpa perhatian; membaca tanpa keinginan untuk mendapatkan keuntungan; bernyanyi tanpa kesenangan atau melodi hati. Semua ini hanyalah kisah yang adil tentang hati yang menurun dalam kasih Allah. [= Dimana kita mencintai disana akan ada perenungan tentang obyek yang dikasihi, disana akan ada keakraban dan keintiman dalam pembicaraan. Tidak ada satu haripun akan berlalu dimana kasih tidak menemukan pesan / berita dan alasan / kesempatan untuk berbicara dengan Allah, untuk meminta pertolonganNya atau nasehatNya . Tetapi sekarang, ketika manusia bisa melewati beberapa hari dan minggu tanpa pernah mengunjungi Allah, keanehan seperti itu menunjukkan kasih sayang yang sedikit / kecil . Juga, pada saat ada ketidakpedulian dalam memuliakan Allah, tidak ada perencanaan dan usaha / penyusunan tentang bagaimana kita bisa menjadi paling berguna untuk Dia, pada saat kita tidak berkabung atas dosa seperti yang biasa kita lakukan, tidak peka terhadap pelanggaran, tidak mempunyai hati yang hancur , tidak begitu hati-hati untuk menghindari semua kesempatan untuk menyakiti hati / menyalahi Allah, tidak begitu berjaga-jaga dan bersemangat seperti kita biasanya, tidak bangkit untuk melawan pencobaan dan pikiran daging, kasih itu berkurang / melemahkan . Jelas bahwa ketika rasa kewajiban pada Kristus itu hangat di dalam hati kita, dosa tidak lolos dengan begitu bebas; kasih tidak akan mengijinkannya hidup dan bertindak dalam hati, Titus 2:11-12, Kejadian 39:9 . Tetapi sekarang, karena semua ini sudah luntur, hati tidak dijaga, lidah tidak dikekang, kata-kata kosong bahkan busuk dan kotor / tak senonoh; kemarahan dan iri hati merajalela dalam jiwa, semua lari ke dalam kekacauan dalam hati yang diabaikan; lebih jauh lagi, bahkan kebaktian dilakukan dengan asal-asalan / tak sungguh-sungguh dan dalam cara yang ceroboh dan bodoh; dosa diakui tanpa penyesalan dan perasaan bersalah kepada Allah; doa untuk berkat rohani tanpa keinginan untuk mendapatkan; kemarahan mencela / mengutuk tanpa takut bahaya; doa syafaat untuk orang lain tanpa simpati atau kasih persaudaraan; syukur yang diberikan tanpa menghargai kebaikan/manfaat atau kasih kepada Allah dalam mengingat mereka; perundingan tentang hal-hal kudus tidak pernah dilakukan atau sangat sedikit dan ceroboh; penjelajahan tanpa keinginan mendapatkan keuntungan/manfaat; menyanyi tanpa kesenangan atau bernyanyi di hati . Semua ini hanyalah laporan / catatan suatu hati yang menurun dalam kasih kepada Allah .] - hal 345-346.

Titus 2:11-12 - “ (11) Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata. (12) Ia mendidik kita agar kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini ” .

Kejadian 39:8-9 - “ (8) Tetapi Yusuf menolak dan berkata kepada isteri antena itu: ' Dengan bantuanku tuanku itu tidak lagi mengatur apa yang ada di rumah ini dan ia telah menyerahkan segala miliknya pada kekuasaanku, (9) bahkan di rumah ini ia tidak lebih besar kuasanya dariku, dan tidak ada yang tidak menyerahkannya padaku selain dari padamu, karena kau isterinya. Bagaimana mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan melakukan dosa terhadap Allah? ' ” .

Thomas Manton : “Dalam masa pensiun dan pengasingan yang serius, kita seharusnya memiliki pikiran-pikiran seperti ini: - Saya biasa menghabiskan waktu setiap hari bersama Tuhan; Saya ingat ketika saya senang memikirkan Dia; sekarang saya tidak punya hati untuk berdoa atau bermeditasi, tidak menikmati persekutuan dengan keagungan-Nya yang terberkati; adalah sukacita jiwa saya untuk berada di suatu tata cara, kembalinya Sabat disambut baik oleh saya; tetapi sekarang betapa melelahkannya itu! Ada saatnya ketika saya memiliki pengalaman-pengalaman yang manis, dan kasih karunia Roh Tuhan lebih hidup dalam diri saya, tetapi sekarang semuanya mati dan tidak efektif; ada saatnya ketika pikiran yang sia-sia membebani saya, tetapi sekarang saya bisa menghindari tindakan-tindakan berdosa; ada saatnya ketika kesalahan dalam penggunaan waktu biasa merupakan kesedihan bagi jiwa saya, sekarang saya dapat menghabiskan Sabat dengan tidak bermanfaat dan tidak pernah terganggu, dsb. Demikianlah seharusnya Anda mempertimbangkan keadaan Anda.” [= Dalam penyendirian kita yang serius kita harus mempunyai pemikiran-pemikiran seperti ini: Saya biasanya menghabiskan beberapa waktu setiap hari dengan Allah; saya ingat bahwa dulu adalah suatu kesenangan bagi saya untuk berpikir tentang Dia ; sekarang aku tidak mempunyai hati untuk berdoa dan bermeditasi, tidak ada kesukaan dalam bersekutu dengan Dia ; dulu adalah kebahagiaan jiwaku untuk ada dalam Perjamuan Kudus, datangnya hari Sabat kusambut dengan baik ; tapi sekarang langkah membosankannya hal itu ! Ada saat dimana aku mempunyai pengalaman yang manis, dan kasih karunia Roh Allah lebih hidup dalam diriku , tetapi sekarang semua mati dan tidak manjur ; ada saat dimana pemikiran sia-sia adalah suatu beban dingin , tetapi sekarang saya bisa mengabaikan tindakan-tindakan Berdosa ; ada saat dimana penghamburan waktu biasa merupakan kesedihan bagi jiwaku, sekarang aku bisa menghamburkan Sabat secara tak berguna dan tidak merisaukannya , dsb . Begitulah kamu harus memikirkan / memikirkan keadaanmu .] - hal 346-347.

Catatan : baca kedua kutipan di atas ini dengan teliti, renungkan baik-baik dan bandingkan dengan kehidupan saudara!

5. Apa yang harus dilakukan agar tidak kehilangan kasih sayang yang semula?

Thomas Manton : “Meningkatkan dan bertumbuh dalam cinta, 1Tesalonika 4:10. Tidak ada yang lebih mengarah pada pembusukan selain kepuasan dengan apa yang telah kita terima; setiap hari Anda harus mengurangi kasih terhadap dosa, mengurangi diri sendiri, mengurangi dunia, namun semakin mencintai Kristus.” [= Bertambahlah dan bertumbuhlah dalam kasih, 1Tesalonika 4:10. Tidak ada yang menimbulkan kebusukan / penurunan kasih lebih dari kepuasan dengan apa yang telah kami terima; setiap hari engkau harus semakin kurang mencintai dosa, diri sendiri, dunia, tetapi mencintai Kristus semakin lama semakin banyak.] - hal 346.

1Tes 4:9-10 - “ (9) Tentang kasih persaudaraan tidak perlu dituliskan kepada Anda, karena kamu sendiri telah belajar kasih mencintai dari Allah . (10) Hal itu kamu lakukan juga terhadap semua saudara di seluruh wilayah Makedonia. Tetapi kami menasihati kamu, saudara-saudara, supaya kamu lebih bersungguh-sungguh lagi melakukannya . ” .

Thomas Manton : “Perhatikan penurunan pertama, karena hal inilah yang menyebabkan penurunan lainnya. Kejahatan sebaiknya dihentikan sejak awal; jika, ketika kita pertama kali mulai ceroboh, kita telah mengambil pelajaran, maka hal ini tidak akan pernah terjadi. ... lebih mudah menghancurkan sebutir telur daripada membunuh ular.” [= Amatilah penurunan pertama, karena ini adalah penyebab dari semua yang lain . Kejahatan sebaiknya dihentikan pada permulaan; jika pada waktu pertama-tama kita mulai bertumbuh menjadi ceroboh kita sudah memperhatikan, maka itu tidak akan pernah menjadi seperti ini. ... adalah lebih mudah menghancurkan sebuah telur dari pada membunuh ularnya.] - hal 346.

4) 'sambil menantikan rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, untuk hidup yang kekal' (Yudas 1:21b).

a) Kata 'rahmat' oleh terjemahan Inggris diterjemahkan 'mercy' [= belas kasihan].

b) Kata 'menantikan' jelas menunjukkan bahwa ini menunjuk pada akhir jaman.

Apapun yang kami lakukan, kami mohon belas kasihan Tuhan Yesus Kristus pada akhir jaman.

Sekalipun kita membangun diri kita, berdoa dalam Roh Kudus, dan memelihara diri kita dalam kasih Allah, tetapi kita tetap membutuhkan rahmat / belas kasihan dari Tuhan Yesus Kristus , karena apapun yang kita lakukan tidak bisa menyelamatkan / mengampuni kita dan membawa kita ke surga!

S. Maxwell Coder : “Ketika Dia datang, akan ada penghakiman atas musuh, tetapi rahmat bagi kita.” [= Pada saat Ia datang, akan ada penghukuman terhadap musuh, tetapi belas kasihan untuk kita.] - hal 112.

c) Thomas Manton menghubungkan 'kasih kepada Allah' dalam Yudas 1:21a dengan menantikan kedatangan Kristus pada akhir jaman dalam Yudas 1:21b.

Thomas Manton : “Kasih menghidupkan hasrat: 2Petrus 3:12, 'Mencari dan mempercepat kedatangan Tuhan'. ... Seorang pelacur ingin suaminya menunda kedatangannya, tetapi pasangan yang suci mengira suaminya tidak akan pernah bisa datang dalam waktu dekat. Mereka yang menjadi pelacur dunia, tidak menginginkan kedatangan Kristus, dan tidak menyukai kedatangan-Nya; tetapi 'Roh mempelai wanita berkata, Marilah.' Mereka yang mengasihi Tuhan mencarinya, Phil. 3:20, rindu, 2Tim. 4:8: mereka 'menyukai penampakan-Nya.'” [= Kasih menimbulkan kerinduan: 2Petrus 3:12, 'menantikan dan terburu-buru pada kedatangan Tuhan'. ... Seorang pelacur yang menginginkan suaminya menunda kedatangannya / kepulangannya , tetapi pasangan yang suci / murni berpikir bahwa ia tidak pernah bisa pulang cukup pagi . Mereka yang melacur mengikuti dunia ini, tidak menginginkan kedatangan Kristus, dan juga tidak mencintai/menenangkan pemunculannya; tetapi 'Roh dari pengantin perempuan berkata, Datanglah' (Wahyu 22:17) . Mereka yang mengasihi Allah menantikannya, Filipi 3:20, merindukannya, 2Timotius 4:8: mereka 'mengasihi pemunculannya'.] - hal 347.

Bandingkan kata-kata Thomas Manton ini dengan Amsal 7:19-20 - “(19) Karena suamiku tidak di rumah, ia sedang dalam perjalanan jauh, (20) sekantong uang dibawanya, ia baru pulang menjelang bulan purnama.'” .

Ayat ini menggambarkan seorang pelacur yang berusaha menggaet seorang pemuda untuk mau tidur di dekatnya. Pelacur itu mengatakan bahwa suami sedang pergi, dan pasti tidak akan cepat-cepat pulang, dan karenanya merupakan saat aman untuk bermain cinta. Pelacur itu pasti tidak mengharapkan suaminya pulang cepat-cepat. Sebaliknya seorang istri yang setia dan benar-benar mencintai suaminya, pasti ingin suaminya cepat-cepat pulang.

Dalam hubungan saudara dengan Kristus, saudara berpikir seperti seorang istri yang setia (yang mengharapkan Kristus cepat kembali), atau seperti seorang pelacur (yang mengharapkan Kristus jangan datang kembali)?

Thomas Manton : “Hal ini sekarang memberi tahu kita betapa berbedanya antara anak Tuhan dan orang jahat. Mereka berharap hari ini tidak akan pernah datang, dan hati mereka akan senang mendengar berita seperti itu. Pikiran tentang kedatangan Kristus adalah beban dan siksaan mereka. Mereka mempunyai roh iblis di dalam diri mereka: 'Apakah engkau datang untuk menyiksa kami sebelum waktu kami'? Tikar. 8:29.” [= Ini menginformasikan kita betapa besar perbedaan antara seorang anak Allah dan orang-orang jahat. Mereka berharap hari itu tidak pernah datang, dan akan gembira dalam hati mereka mendengar kabar seperti itu. Pemikiran tentang kedatangan Kristus adalah beban dan cerobong mereka. Mereka mempunyai roh/semangat/pemikiran dari setan dalam diri mereka: 'Apakah Engkau datang untuk menyiksa kami sebelum waktunya?' Matius 8:29] - hal 347-348.
Next Post Previous Post