Hosana: Makna dan Relevansinya dalam Iman Kristen

 Pengantar:

Kata “Hosana” adalah salah satu ungkapan yang sering terdengar dalam liturgi gereja, nyanyian pujian, dan perayaan-perayaan keagamaan, terutama dalam perayaan Minggu Palma. Namun, meskipun sering digunakan, tidak semua orang benar-benar memahami makna mendalam di balik kata ini. Apa sebenarnya arti "Hosana"? Mengapa kata ini begitu penting dalam konteks Alkitab dan iman Kristen?
Hosana: Makna dan Relevansinya dalam Iman Kristen
Artikel ini akan menjelaskan asal-usul kata “Hosana,” maknanya dalam konteks Alkitab, serta bagaimana relevansinya bagi kehidupan umat Kristen saat ini.

1. Asal Usul dan Arti Dasar Kata Hosana

Kata "Hosana" berasal dari bahasa Ibrani, yang dalam bahasa aslinya adalah "הוֹשִׁיעָה נָּא" (hôšî‘âh nā’), yang secara harfiah berarti "Tolonglah, selamatkanlah kami sekarang" atau "Selamatkan kami, mohon." Kata ini pertama kali muncul dalam Perjanjian Lama, khususnya dalam Mazmur 118:25:

"Ya TUHAN, selamatkanlah kiranya! Ya TUHAN, berilah kiranya kemujuran!" (Mazmur 118:25)

Dalam konteks ini, kata "Hosana" adalah sebuah seruan permohonan kepada Tuhan untuk keselamatan dan pertolongan. Ini adalah doa dari seseorang yang membutuhkan campur tangan Tuhan di tengah kesulitan atau bahaya. Kata ini mencerminkan ketergantungan total manusia kepada Tuhan sebagai sumber keselamatan.

Namun, ketika masuk ke dalam penggunaan Perjanjian Baru, kata "Hosana" mengalami perubahan makna. Dalam Perjanjian Baru, terutama dalam kisah Yesus memasuki Yerusalem, "Hosana" tidak lagi hanya dipandang sebagai seruan minta tolong, melainkan menjadi ungkapan pujian dan pengakuan terhadap Yesus sebagai Mesias yang dinantikan.

2. Penggunaan Hosana dalam Perjanjian Baru

Kata "Hosana" muncul beberapa kali dalam Perjanjian Baru, terutama dalam konteks Minggu Palma, ketika Yesus memasuki Yerusalem dengan sorak-sorai umat yang mengakui-Nya sebagai Raja. Salah satu contoh yang paling terkenal adalah dalam Matius 21:9:

"Dan orang banyak yang berjalan di depan-Nya dan yang mengikuti-Nya dari belakang berseru, ‘Hosana bagi Anak Daud, diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, Hosana di tempat yang mahatinggi!’" (Matius 21:9)

Dalam konteks ini, "Hosana" digunakan sebagai ungkapan pujian, tetapi tetap mencakup elemen permohonan dan pengharapan. Orang-orang yang berseru “Hosana” mengakui Yesus sebagai Mesias yang dijanjikan, Sang Raja yang datang dalam nama Tuhan. Namun, ada makna yang lebih dalam dari sekadar seruan pujian: mereka juga mengekspresikan harapan mereka bahwa Yesus akan membawa keselamatan bagi Israel dari penjajahan Romawi dan memulihkan keadilan dan damai bagi bangsa itu.

Di sinilah kita melihat pergeseran makna "Hosana" dari permohonan minta tolong menjadi ungkapan pengakuan dan pengharapan eskatologis. Orang banyak mengharapkan Yesus bukan hanya sebagai penyelamat rohani, tetapi juga penyelamat politik yang akan membebaskan mereka dari penindasan. Meskipun harapan ini tidak sesuai dengan tujuan utama Yesus, yaitu membawa keselamatan rohani, seruan “Hosana” mencerminkan harapan universal akan datangnya pemulihan dan keselamatan.

3. Hosana sebagai Pujian dan Pengakuan akan Mesias

Ketika orang banyak berseru “Hosana” kepada Yesus saat Dia memasuki Yerusalem, mereka sebenarnya sedang mengutip Mazmur 118:25-26, yang merupakan bagian dari liturgi ibadah umat Yahudi dalam perayaan Paskah. Mazmur ini adalah mazmur kemenangan, di mana umat Israel memohon keselamatan dari Tuhan dan memuji-Nya karena kemenangan yang dijanjikan. Dalam konteks ini, "Hosana" menjadi sebuah ungkapan iman yang penuh harap, sekaligus sebuah perayaan atas kedatangan Sang Raja yang dijanjikan.

Dengan menggunakan kata "Hosana," orang banyak di Yerusalem mengakui Yesus sebagai Anak Daud, gelar yang menghubungkan-Nya dengan garis keturunan raja-raja Israel, khususnya Raja Daud, dari mana Mesias diharapkan datang. Seruan "Hosana bagi Anak Daud" menegaskan bahwa Yesus diakui sebagai Mesias yang telah lama dinantikan.

Namun, penting untuk dicatat bahwa pemahaman banyak orang pada saat itu tentang Mesias masih terbatas pada harapan politis. Mereka berharap bahwa Mesias akan membebaskan mereka dari penjajahan Romawi dan memulihkan kejayaan Israel secara politis. Sementara Yesus memang datang sebagai Mesias, misi-Nya lebih bersifat rohani. Yesus datang untuk membawa keselamatan dari dosa dan menawarkan kehidupan kekal, bukan sekadar kemenangan politik.

4. Hosana dan Pengharapan Mesianis

Kata "Hosana" dalam konteks Perjanjian Baru mencerminkan harapan mesianis umat Israel. Pada zaman Yesus, bangsa Yahudi hidup di bawah penjajahan Romawi dan mereka merindukan seorang pemimpin yang akan membebaskan mereka, memulihkan kerajaan Daud, dan mendirikan pemerintahan yang adil dan damai. Dalam harapan ini, mereka melihat Yesus sebagai Mesias yang akan mewujudkan hal-hal tersebut.

Namun, Yesus datang dengan misi yang jauh lebih besar daripada sekadar membebaskan bangsa Israel dari penjajahan. Misi-Nya adalah untuk membawa keselamatan bagi seluruh dunia, membebaskan manusia dari belenggu dosa, dan memperdamaikan mereka dengan Allah. "Hosana" dalam konteks ini bukan hanya permohonan untuk keselamatan fisik atau politis, tetapi juga seruan akan keselamatan rohani yang datang melalui Kristus.

Seruan "Hosana" mengekspresikan kerinduan umat manusia akan penebusan dan pemulihan yang hanya dapat ditemukan dalam Yesus Kristus. Ini adalah panggilan untuk mengakui Yesus sebagai Juruselamat dan Raja yang membawa keselamatan sejati, bukan hanya dari masalah duniawi, tetapi juga dari kematian kekal.

5. Relevansi Hosana dalam Iman Kristen Saat Ini

Meskipun konteks historis seruan "Hosana" terjadi di masa Yesus memasuki Yerusalem, makna dan relevansinya tetap hidup dalam iman Kristen hingga saat ini. Seruan "Hosana" masih menjadi bagian penting dari liturgi dan ibadah Kristen, terutama dalam perayaan Minggu Palma, yang memperingati Yesus memasuki Yerusalem sebagai Raja dan Mesias.

Bagi orang percaya, "Hosana" tidak hanya mengingatkan kita akan harapan dan pengharapan umat Israel akan Mesias, tetapi juga menjadi seruan pribadi kita kepada Yesus. Seruan ini adalah pengakuan akan Yesus sebagai Raja dan Juruselamat, serta doa agar Tuhan terus membawa keselamatan dan pemulihan dalam kehidupan kita sehari-hari.

Ada beberapa hal penting yang bisa diambil dari seruan "Hosana" bagi kehidupan Kristen saat ini:

  • Pengakuan akan Kedaulatan Kristus: Seruan "Hosana" adalah pengakuan bahwa Yesus adalah Raja dan Mesias. Kita dipanggil untuk mengakui kedaulatan Kristus atas hidup kita dan dunia ini, serta menundukkan diri di bawah pemerintahan-Nya.
  • Permohonan Keselamatan: Seperti yang diungkapkan oleh kata aslinya, "Hosana" adalah seruan permohonan akan keselamatan. Dalam dunia yang penuh dengan ketidakpastian, penderitaan, dan ketidakadilan, kita terus-menerus memohon keselamatan dari Tuhan. Ini adalah seruan yang relevan dalam menghadapi berbagai pergumulan pribadi, sosial, dan rohani.
  • Pengharapan Eskatologis: "Hosana" juga mengandung harapan eskatologis, yakni harapan akan kedatangan Kristus yang kedua kali, di mana Ia akan memulihkan segala sesuatu dan mendirikan Kerajaan-Nya yang kekal. Orang Kristen hidup dalam ketegangan antara "sudah" dan "belum," di mana keselamatan telah diberikan, tetapi pemulihan penuh dunia ini masih akan terjadi di masa depan.

6. Hosana sebagai Bagian dari Liturgi dan Pujian

Selain dalam Perjanjian Baru, "Hosana" juga menjadi bagian integral dari liturgi dan nyanyian pujian di gereja-gereja. Di banyak gereja, kata ini digunakan dalam nyanyian yang memuji kebesaran Tuhan, sering kali digabungkan dengan pengakuan akan kedatangan-Nya yang menyelamatkan.

Dalam liturgi Minggu Palma, misalnya, "Hosana" menjadi sorak-sorai pujian yang menyambut kedatangan Yesus ke Yerusalem. Ini adalah pengingat akan sambutan umat pada zaman Yesus dan panggilan bagi kita untuk juga menyambut Dia sebagai Raja dalam hidup kita.

Penggunaan "Hosana" dalam ibadah memberi kesempatan bagi umat Kristen untuk menghidupi makna yang mendalam dari kata tersebut. Kita menyatakan bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Daud, yang datang untuk menyelamatkan kita dari dosa dan memberi kita hidup kekal.

7. Aplikasi Praktis dari Hosana dalam Kehidupan Sehari-hari

Dalam kehidupan sehari-hari, seruan "Hosana" dapat diaplikasikan dengan cara-cara berikut:

  • Doa permohonan: "Hosana" mengajarkan kita untuk selalu datang kepada Tuhan dengan doa permohonan akan keselamatan dan pertolongan. Ketika kita menghadapi kesulitan, pencobaan, atau penderitaan, kita dapat berseru kepada Tuhan untuk keselamatan, dengan keyakinan bahwa Dia adalah Juruselamat kita.
  • Pengakuan akan Yesus sebagai Raja: Dalam setiap aspek hidup kita, kita dipanggil untuk mengakui Yesus sebagai Raja. Ini berarti kita menundukkan diri di bawah kehendak-Nya, hidup sesuai dengan ajaran-Nya, dan memuliakan Dia melalui tindakan kita.
  • Hidup dalam pengharapan: Seruan "Hosana" mengingatkan kita akan pengharapan kita akan Kristus yang datang kembali. Di tengah dunia yang penuh ketidakpastian, kita dipanggil untuk hidup dalam pengharapan yang kokoh bahwa Yesus akan datang kembali untuk memulihkan segala sesuatu.

Kesimpulan

Kata “Hosana” memiliki makna yang mendalam dalam Alkitab dan iman Kristen. Dari asal usulnya sebagai seruan minta tolong dalam Perjanjian Lama, hingga pengakuan akan Yesus sebagai Mesias dalam Perjanjian Baru, "Hosana" menjadi seruan yang kuat bagi umat percaya. Kata ini mencerminkan pengakuan akan Yesus sebagai Raja dan Juruselamat, permohonan akan keselamatan, serta pengharapan akan pemulihan yang dijanjikan.

Dalam kehidupan Kristen saat ini, "Hosana" tetap menjadi ungkapan yang relevan, yang mengingatkan kita untuk selalu mengandalkan Tuhan sebagai sumber keselamatan dan hidup dalam pengharapan akan kedatangan-Nya kembali. Marilah kita terus berseru, “Hosana di tempat yang mahatinggi!” sebagai ungkapan pujian dan permohonan kita kepada Tuhan.

Catatan penting: Berdoalah mohon Roh Kudus memberikan pengertian ketika kita melakukan studi Alkitab.

Next Post Previous Post