1 Petrus 5:1-4 - Tujuh Arahan untuk Para Gembala

Pengantar;

Dalam 1 Petrus 5:1-4, Rasul Petrus memberikan nasihat khusus kepada para penatua atau gembala dalam jemaat. Arahan ini penting karena peran gembala sangat krusial dalam memimpin, mengarahkan, dan memelihara kehidupan rohani jemaat. Petrus mengingatkan bahwa seorang gembala bukan hanya pemimpin, tetapi juga pelayan yang harus menggembalakan domba-domba Allah dengan kasih, 
kerelaan, dan keteladanan.

1 Petrus 5:1-4 - Tujuh Arahan untuk Para Gembala
Berikut adalah teks dari 1 Petrus 5:1-4 (AYT):

  • Ayat 1: "Karena itu, sebagai sesama penatua dan saksi mata penderitaan Kristus, dan juga sebagai orang yang akan ikut ambil bagian dalam kemuliaan yang akan dinyatakan, aku mendorong para penatua yang ada di antara kamu."
  • Ayat 2: "Gembalakanlah domba-domba Allah yang ada padamu! Dengan memelihara mereka bukan karena paksaan, melainkan dengan rela, seperti yang Allah kehendaki. Jangan melakukannya untuk mendapatkan keuntungan yang hina, tetapi karena kesediaanmu."
  • Ayat 3: "Jangan pula bertindak sebagai penguasa terhadap mereka yang dipercayakan ke dalam tanggung jawabmu, tetapi jadilah teladan bagi kawanan itu."
  • Ayat 4: "Dengan demikian, ketika nanti Sang Gembala Agung datang, kamu akan menerima mahkota kemuliaan yang tidak akan layu."

Dari ayat-ayat ini, kita bisa melihat tujuh arahan utama yang Petrus berikan kepada para gembala, yaitu:

  1. Sadar akan panggilan sebagai penatua.
  2. Memelihara domba Allah dengan rela hati.
  3. Menjadi pelayan, bukan demi keuntungan pribadi.
  4. Memimpin dengan teladan, bukan otoritas yang menekan.
  5. Menjalankan pelayanan dengan kesadaran eskatologis.
  6. Menantikan mahkota kemuliaan yang tidak layu.
  7. Meneladani Sang Gembala Agung, yaitu Kristus.

1. Sadar Akan Panggilan sebagai Penatua (1 Petrus 5:1)

Petrus memulai dengan menyebut dirinya sebagai penatua di antara para pemimpin gereja yang ia tulis. Ini menunjukkan bahwa peran penatua adalah panggilan yang datang dari Tuhan. Petrus, sebagai saksi penderitaan Kristus, menghubungkan penderitaan itu dengan peran penatua yang akan mengalami kesulitan saat memimpin jemaat.

a. Tanggung Jawab yang Serius

Menjadi penatua atau gembala bukan sekadar posisi dalam gereja, tetapi tanggung jawab rohani yang besar. Sebagai penatua, seseorang harus memahami bahwa mereka sedang menggembalakan domba-domba Allah, bukan domba mereka sendiri. Dengan kata lain, mereka bertanggung jawab atas umat Tuhan yang telah dipercayakan kepada mereka.

b. Berbagi dalam Penderitaan Kristus

Petrus juga menekankan bahwa seorang penatua atau gembala akan berbagi dalam penderitaan Kristus. Ini berarti bahwa pelayanan kepemimpinan di gereja tidak selalu mudah; ada penderitaan, pengorbanan, dan tantangan yang harus dihadapi. Namun, semua ini harus dilakukan dengan ketabahan dan kesetiaan karena ada kemuliaan yang menanti di masa depan.

2. Memelihara Domba Allah dengan Rela Hati (1 Petrus 5:2)

Petrus memberikan instruksi untuk gembalakanlah domba-domba Allah yang ada padamu. Panggilan untuk menggembalakan ini adalah perintah untuk memelihara, melindungi, dan mengarahkan jemaat ke dalam kehidupan yang saleh.

a. Tidak Karena Paksaan, tetapi dengan Rela

Gembala harus melayani jemaat bukan karena paksaan, tetapi dengan rela hati. Panggilan untuk melayani bukanlah beban yang dipaksakan kepada seseorang, tetapi harus dilakukan dengan kerelaan karena kasih kepada Tuhan dan kepada jemaat. Seorang pemimpin harus melayani dengan sukacita dan antusiasme, bukan dengan perasaan terpaksa atau kewajiban yang berat.

b. Sesuai Kehendak Allah

Petrus menekankan bahwa pelayanan ini harus dilakukan seperti yang Allah kehendaki. Artinya, gembala harus selalu selaras dengan kehendak Tuhan dalam setiap tindakan dan keputusan yang diambil. Gembala bukan hanya bertanggung jawab kepada jemaat, tetapi juga kepada Allah yang memanggil mereka.

3. Menjadi Pelayan, Bukan Demi Keuntungan Pribadi (1 Petrus 5:2)

Petrus memperingatkan bahwa seorang gembala tidak boleh melayani dengan motivasi untuk mendapatkan keuntungan yang hina. Ini berarti bahwa pelayanan tidak boleh dilakukan untuk keuntungan materi atau demi kepentingan pribadi.

a. Menghindari Motif yang Tidak Murni

Gembala harus melayani dengan hati yang murni, bebas dari ambisi pribadi atau keinginan untuk keuntungan finansial. Ini sangat relevan di zaman sekarang, di mana beberapa pemimpin gereja mungkin tergoda untuk mengejar kekayaan atau status melalui pelayanan. Petrus menegaskan bahwa pelayanan gerejawi tidak boleh menjadi ladang bisnis, tetapi harus difokuskan pada kesejahteraan rohani jemaat.

b. Kesediaan untuk Melayani

Motivasi utama seorang gembala haruslah kesediaan untuk melayani Tuhan dan jemaat dengan kasih dan kerelaan. Ketulusan hati dalam pelayanan adalah hal yang sangat penting, dan jemaat akan melihat apakah gembala mereka melayani dengan hati yang murni atau karena alasan-alasan yang salah.

4. Memimpin dengan Teladan, Bukan Otoritas yang Menekan (1 Petrus 5:3)

Petrus memberikan arahan penting tentang gaya kepemimpinan seorang gembala: "Jangan pula bertindak sebagai penguasa terhadap mereka yang dipercayakan ke dalam tanggung jawabmu, tetapi jadilah teladan bagi kawanan itu."

a. Kepemimpinan yang Bukan Otoriter

Seorang gembala tidak boleh menjadi penguasa yang memaksakan kehendak atau menekan jemaat. Kepemimpinan yang otoriter sering kali menciptakan ketakutan, perpecahan, dan ketidaknyamanan dalam jemaat. Petrus memperingatkan bahwa ini bukanlah cara Allah memimpin umat-Nya.

Baca Juga: Tangguh di Tengah Penderitaan: Pembelajaran dari Surat 1 Petrus

Gembala harus menjadi pelayan, bukan pemimpin yang menuntut ketaatan tanpa memberikan teladan atau tanpa mempertimbangkan kebutuhan jemaat. Yesus sendiri memberikan contoh kepemimpinan yang melayani dalam Markus 10:45, di mana Ia berkata bahwa Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani.

b. Menjadi Teladan bagi Jemaat

Petrus menekankan bahwa gembala harus menjadi teladan bagi kawanan domba. Teladan ini berarti memimpin melalui contoh, bukan sekadar perkataan. Gembala harus hidup dengan integritas, kekudusan, dan kasih yang dapat dilihat oleh jemaat, sehingga mereka dapat mengikuti teladan itu dalam kehidupan mereka sendiri.

5. Menjalankan Pelayanan dengan Kesadaran Eskatologis (1 Petrus 5:4)

Petrus memberikan penghiburan dan pengharapan kepada para gembala dengan menyebutkan bahwa ketika Sang Gembala Agung datang, para gembala akan menerima mahkota kemuliaan yang tidak akan layu.

a. Menantikan Kedatangan Kristus

Petrus mengingatkan bahwa pelayanan yang dilakukan oleh para gembala harus selalu didasari oleh kesadaran eskatologis, yaitu kesadaran akan kedatangan kembali Yesus Kristus. Kristus adalah Sang Gembala Agung, dan para gembala gereja hanyalah wakil atau pelayan-Nya di bumi.

Dengan menantikan kedatangan Yesus, para gembala dapat menjalankan pelayanan mereka dengan kesetiaan dan ketekunan, mengetahui bahwa ada ganjaran yang kekal bagi mereka yang setia. Ini juga memberi dorongan bagi para pemimpin gereja untuk tetap bertahan dalam pelayanan meskipun menghadapi tantangan dan kesulitan.

6. Menantikan Mahkota Kemuliaan yang Tidak Layu (1 Petrus 5:4)

Sebagai bagian dari dorongan kepada para gembala, Petrus menjanjikan bahwa mereka akan menerima mahkota kemuliaan yang tidak akan layu. Ini adalah janji Allah bagi mereka yang setia menjalankan tugasnya sebagai gembala.

a. Mahkota Kemuliaan

Mahkota kemuliaan yang dimaksud Petrus adalah penghargaan kekal yang akan diberikan kepada para pemimpin yang setia dalam menjalankan pelayanan mereka. Berbeda dengan mahkota duniawi yang terbuat dari daun atau emas yang akan memudar, mahkota yang dijanjikan oleh Allah adalah kekal dan tidak akan layu.

b. Penghargaan Kekal untuk Kesetiaan

Ini memberi penghiburan bagi para gembala yang mungkin merasa kewalahan atau lelah dalam pelayanan mereka. Allah melihat setiap upaya, setiap pengorbanan, dan setiap pelayanan yang mereka lakukan, dan Dia akan memberikan ganjaran yang kekal kepada mereka yang tetap setia sampai akhir.

7. Meneladani Sang Gembala Agung, yaitu Kristus (1 Petrus 5:4)

Akhirnya, Petrus menutup dengan mengingatkan para gembala bahwa Sang Gembala Agung, yaitu Yesus Kristus, akan datang. Ini adalah pengingat bahwa setiap gembala gereja harus meneladani Kristus dalam pelayanan mereka.

a. Kristus sebagai Gembala Agung

Yesus adalah Gembala Agung yang telah memberikan teladan sempurna tentang bagaimana menggembalakan umat-Nya. Dalam Yohanes 10:11, Yesus menyebut diri-Nya sebagai "Gembala yang baik" yang memberikan nyawa-Nya bagi domba-domba-Nya. Sebagai gembala yang baik, Yesus menunjukkan kasih yang tanpa pamrih, kesediaan untuk berkorban, dan kesetiaan dalam melindungi serta memelihara umat-Nya.

b. Gembala Gereja Meneladani Kristus

Para gembala gereja dipanggil untuk meneladani karakter dan sikap Kristus dalam menggembalakan jemaat. Mereka harus melayani dengan kasih yang sama, kerendahan hati, dan pengorbanan yang ditunjukkan oleh Yesus. Ketika mereka meneladani Kristus, mereka akan menjadi gembala yang setia dan membawa kemuliaan bagi Allah.

Kesimpulan: Tujuh Arahan bagi Para Gembala

1 Petrus 5:1-4 memberikan arahan yang sangat penting bagi para gembala jemaat tentang bagaimana mereka harus menjalankan pelayanan mereka. Petrus menekankan pentingnya memelihara jemaat dengan kasih, kerelaan, dan ketulusan. Gembala harus melayani bukan karena paksaan atau demi keuntungan pribadi, tetapi dengan sukacita dan ketulusan hati.

Selain itu, para gembala dipanggil untuk menjadi teladan, memimpin bukan dengan otoritas yang menekan, tetapi melalui contoh kehidupan yang baik dan saleh. Mereka juga harus selalu sadar akan kedatangan Sang Gembala Agung, Yesus Kristus, yang akan memberikan mereka mahkota kemuliaan yang kekal.

Dalam melayani, para gembala harus terus meneladani Kristus, Gembala Agung yang memberikan hidup-Nya bagi domba-domba-Nya. Melalui pengabdian yang setia dan pelayanan yang penuh kasih, para gembala dapat membawa domba-domba Allah ke dalam kedewasaan rohani dan kemuliaan yang telah disiapkan oleh Allah.

Next Post Previous Post