1 Yohanes 5:10: Kesaksian Pribadi tentang Kelahiran Baru dalam Diri Orang Percaya
Pengantar:
Surat 1 Yohanes merupakan kitab yang menyoroti aspek-aspek penting dari iman Kristen, khususnya mengenai siapa Yesus Kristus, keselamatan, kasih, dan bagaimana seorang percaya dapat memiliki kepastian keselamatan. Salah satu ayat yang sangat mendalam dalam surat ini adalah 1 Yohanes 5:10, yang berbicara tentang kesaksian internal yang dimiliki oleh orang percaya—yaitu kesaksian pribadi dari Allah dalam diri mereka yang telah lahir baru.
Ayat ini menekankan bahwa mereka yang percaya kepada Yesus sebagai Anak Allah memiliki kesaksian dalam diri mereka sendiri. Kesaksian ini bukan hanya berasal dari luar, seperti dari Firman Tuhan atau peristiwa-peristiwa besar dalam sejarah keselamatan, tetapi merupakan pengalaman internal yang memberi kepastian bahwa mereka benar-benar adalah anak-anak Allah.
Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam makna 1 Yohanes 5:10, menguraikan konsep kelahiran baru dan bagaimana kesaksian pribadi ini bekerja dalam kehidupan seorang Kristen. Kita juga akan melihat apa yang dikatakan ayat ini tentang iman kepada Kristus dan implikasi dari tidak mempercayai kesaksian Allah tentang Anak-Nya.
1. Teks 1 Yohanes 5:10
Berikut adalah teks dari 1 Yohanes 5:10 (TB):
"Barangsiapa percaya kepada Anak Allah, ia mempunyai kesaksian itu di dalam dirinya. Barangsiapa tidak percaya kepada Allah, ia membuat Dia menjadi pendusta, karena ia tidak percaya akan kesaksian yang diberikan Allah tentang Anak-Nya."
Ayat ini dengan jelas menekankan dua hal penting: pertama, tentang kesaksian internal yang dimiliki oleh mereka yang percaya kepada Yesus, dan kedua, peringatan serius bagi mereka yang menolak untuk percaya kepada kesaksian Allah tentang Anak-Nya.
Berikut adalah teks dari 1 Yohanes 5:10 (TB):
"Barangsiapa percaya kepada Anak Allah, ia mempunyai kesaksian itu di dalam dirinya. Barangsiapa tidak percaya kepada Allah, ia membuat Dia menjadi pendusta, karena ia tidak percaya akan kesaksian yang diberikan Allah tentang Anak-Nya."
Ayat ini dengan jelas menekankan dua hal penting: pertama, tentang kesaksian internal yang dimiliki oleh mereka yang percaya kepada Yesus, dan kedua, peringatan serius bagi mereka yang menolak untuk percaya kepada kesaksian Allah tentang Anak-Nya.
2. "Barangsiapa Percaya kepada Anak Allah" – Iman sebagai Pintu Masuk kepada Kesaksian Pribadi
Bagian pertama dari 1 Yohanes 5:10 menyatakan bahwa barangsiapa percaya kepada Anak Allah memiliki kesaksian di dalam dirinya sendiri. Ini menunjukkan bahwa iman kepada Yesus adalah prasyarat utama untuk mengalami kesaksian internal ini. Dalam konteks keseluruhan surat 1 Yohanes, percaya kepada Anak Allah berarti percaya kepada Yesus Kristus, yang adalah Anak Allah yang diutus untuk menyelamatkan dunia.
Bagian pertama dari 1 Yohanes 5:10 menyatakan bahwa barangsiapa percaya kepada Anak Allah memiliki kesaksian di dalam dirinya sendiri. Ini menunjukkan bahwa iman kepada Yesus adalah prasyarat utama untuk mengalami kesaksian internal ini. Dalam konteks keseluruhan surat 1 Yohanes, percaya kepada Anak Allah berarti percaya kepada Yesus Kristus, yang adalah Anak Allah yang diutus untuk menyelamatkan dunia.
a. Iman sebagai Pintu Masuk kepada Kelahiran Baru
Iman kepada Yesus bukan sekadar kepercayaan intelektual, tetapi merupakan pintu masuk kepada pengalaman kelahiran baru. Dalam Yohanes 3:3-5, Yesus berbicara kepada Nikodemus tentang pentingnya dilahirkan kembali oleh air dan Roh untuk dapat melihat dan masuk ke dalam Kerajaan Allah. Kelahiran baru ini merupakan transformasi rohani yang terjadi ketika seseorang menempatkan iman mereka kepada Kristus. Mereka yang telah lahir baru menjadi ciptaan baru di dalam Kristus (2 Korintus 5:17), dan Roh Kudus berdiam di dalam mereka sebagai bukti dari hubungan mereka yang baru dengan Allah.
Iman kepada Yesus adalah dasar dari kelahiran baru ini, dan mereka yang telah lahir baru memiliki kesaksian internal tentang status mereka sebagai anak-anak Allah. Ini bukan pengalaman eksternal yang semata-mata bergantung pada pengakuan orang lain, tetapi sesuatu yang berasal dari dalam, yang dikerjakan oleh Roh Kudus di dalam hati orang percaya.
Iman kepada Yesus bukan sekadar kepercayaan intelektual, tetapi merupakan pintu masuk kepada pengalaman kelahiran baru. Dalam Yohanes 3:3-5, Yesus berbicara kepada Nikodemus tentang pentingnya dilahirkan kembali oleh air dan Roh untuk dapat melihat dan masuk ke dalam Kerajaan Allah. Kelahiran baru ini merupakan transformasi rohani yang terjadi ketika seseorang menempatkan iman mereka kepada Kristus. Mereka yang telah lahir baru menjadi ciptaan baru di dalam Kristus (2 Korintus 5:17), dan Roh Kudus berdiam di dalam mereka sebagai bukti dari hubungan mereka yang baru dengan Allah.
Iman kepada Yesus adalah dasar dari kelahiran baru ini, dan mereka yang telah lahir baru memiliki kesaksian internal tentang status mereka sebagai anak-anak Allah. Ini bukan pengalaman eksternal yang semata-mata bergantung pada pengakuan orang lain, tetapi sesuatu yang berasal dari dalam, yang dikerjakan oleh Roh Kudus di dalam hati orang percaya.
b. Hubungan Iman dan Kesaksian
Iman kepada Yesus memberikan akses kepada kesaksian pribadi yang datang dari Allah. Ini berarti bahwa mereka yang benar-benar percaya kepada Yesus sebagai Anak Allah mengalami pekerjaan Roh Kudus di dalam hati mereka yang memberi kesaksian tentang kebenaran Injil dan status baru mereka sebagai anak-anak Allah. Iman bukan hanya tentang menerima ajaran secara kognitif, tetapi juga mengalami kehadiran Allah di dalam diri kita melalui Roh Kudus, yang mengonfirmasi bahwa kita adalah milik-Nya.
Roma 8:16 mengatakan: "Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah." Kesaksian ini memberikan kepastian kepada orang percaya bahwa mereka benar-benar telah dilahirkan kembali dan memiliki hubungan yang intim dengan Bapa surgawi. Ini adalah pengalaman internal yang mengonfirmasi bahwa iman kepada Yesus adalah nyata dan hidup.
Iman kepada Yesus memberikan akses kepada kesaksian pribadi yang datang dari Allah. Ini berarti bahwa mereka yang benar-benar percaya kepada Yesus sebagai Anak Allah mengalami pekerjaan Roh Kudus di dalam hati mereka yang memberi kesaksian tentang kebenaran Injil dan status baru mereka sebagai anak-anak Allah. Iman bukan hanya tentang menerima ajaran secara kognitif, tetapi juga mengalami kehadiran Allah di dalam diri kita melalui Roh Kudus, yang mengonfirmasi bahwa kita adalah milik-Nya.
Roma 8:16 mengatakan: "Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah." Kesaksian ini memberikan kepastian kepada orang percaya bahwa mereka benar-benar telah dilahirkan kembali dan memiliki hubungan yang intim dengan Bapa surgawi. Ini adalah pengalaman internal yang mengonfirmasi bahwa iman kepada Yesus adalah nyata dan hidup.
3. "Mempunyai Kesaksian itu di Dalam Dirinya" – Pengalaman Pribadi tentang Keselamatan
Bagian berikutnya dari 1 Yohanes 5:10 menegaskan bahwa mereka yang percaya kepada Anak Allah memiliki kesaksian itu di dalam dirinya. Kesaksian ini mengacu pada pekerjaan Roh Kudus yang membenarkan kebenaran tentang Yesus dan karya keselamatan-Nya dalam kehidupan orang percaya.
Bagian berikutnya dari 1 Yohanes 5:10 menegaskan bahwa mereka yang percaya kepada Anak Allah memiliki kesaksian itu di dalam dirinya. Kesaksian ini mengacu pada pekerjaan Roh Kudus yang membenarkan kebenaran tentang Yesus dan karya keselamatan-Nya dalam kehidupan orang percaya.
a. Kesaksian Roh Kudus dalam Orang Percaya
Roh Kudus berperan sebagai saksi utama di dalam diri orang percaya. Dia memberi keyakinan bahwa Yesus adalah Anak Allah dan bahwa melalui iman kepada-Nya, orang percaya telah menerima hidup yang kekal. Efesus 1:13-14 menyatakan bahwa Roh Kudus adalah meterai yang menjamin keselamatan kita, memberikan jaminan bahwa kita telah ditebus oleh darah Kristus dan akan menerima warisan yang dijanjikan kepada kita.
Kesaksian Roh Kudus adalah pengalaman yang kuat dan intim, di mana orang percaya merasakan kedekatan dengan Allah dan memiliki kepastian akan status mereka sebagai anak-anak Allah. Roh Kudus bekerja dalam hati orang percaya untuk meyakinkan mereka bahwa keselamatan mereka adalah sesuatu yang pasti dan tidak tergoyahkan.
Roh Kudus berperan sebagai saksi utama di dalam diri orang percaya. Dia memberi keyakinan bahwa Yesus adalah Anak Allah dan bahwa melalui iman kepada-Nya, orang percaya telah menerima hidup yang kekal. Efesus 1:13-14 menyatakan bahwa Roh Kudus adalah meterai yang menjamin keselamatan kita, memberikan jaminan bahwa kita telah ditebus oleh darah Kristus dan akan menerima warisan yang dijanjikan kepada kita.
Kesaksian Roh Kudus adalah pengalaman yang kuat dan intim, di mana orang percaya merasakan kedekatan dengan Allah dan memiliki kepastian akan status mereka sebagai anak-anak Allah. Roh Kudus bekerja dalam hati orang percaya untuk meyakinkan mereka bahwa keselamatan mereka adalah sesuatu yang pasti dan tidak tergoyahkan.
b. Kepastian Keselamatan
Salah satu aspek penting dari kesaksian internal ini adalah kepastian keselamatan. Melalui pekerjaan Roh Kudus, orang percaya tidak lagi ragu-ragu tentang keselamatan mereka, tetapi memiliki keyakinan yang kuat bahwa mereka telah diselamatkan oleh kasih karunia Allah melalui iman kepada Yesus Kristus. Ini memberi mereka kedamaian batin dan keyakinan yang tak tergoyahkan bahwa hidup kekal adalah milik mereka.
Kesaksian pribadi tentang keselamatan ini juga membantu orang percaya untuk menghadapi tantangan iman dengan lebih kuat, karena mereka tahu bahwa mereka bukan lagi bagian dari dunia ini, tetapi milik Allah dan sudah dilahirkan kembali sebagai anak-anak-Nya.
Salah satu aspek penting dari kesaksian internal ini adalah kepastian keselamatan. Melalui pekerjaan Roh Kudus, orang percaya tidak lagi ragu-ragu tentang keselamatan mereka, tetapi memiliki keyakinan yang kuat bahwa mereka telah diselamatkan oleh kasih karunia Allah melalui iman kepada Yesus Kristus. Ini memberi mereka kedamaian batin dan keyakinan yang tak tergoyahkan bahwa hidup kekal adalah milik mereka.
Kesaksian pribadi tentang keselamatan ini juga membantu orang percaya untuk menghadapi tantangan iman dengan lebih kuat, karena mereka tahu bahwa mereka bukan lagi bagian dari dunia ini, tetapi milik Allah dan sudah dilahirkan kembali sebagai anak-anak-Nya.
c. Transformasi Hidup yang Nyata
Kesaksian internal ini tidak hanya memberikan keyakinan kepada orang percaya, tetapi juga membawa transformasi nyata dalam kehidupan mereka. Mereka yang memiliki kesaksian ini akan hidup dalam cara yang berbeda—hidup yang mencerminkan kasih, kebenaran, dan kesalehan, yang merupakan buah dari Roh Kudus (Galatia 5:22-23).
Kelahiran baru yang dialami oleh orang percaya menghasilkan perubahan dalam sikap, tindakan, dan prioritas hidup mereka. Hidup mereka sekarang dipenuhi oleh keinginan untuk menyenangkan Allah dan mengikuti kehendak-Nya. Kesaksian internal ini adalah bukti nyata dari perubahan tersebut, karena Roh Kudus bekerja di dalam mereka untuk memperbarui pikiran dan hati mereka.
Kesaksian internal ini tidak hanya memberikan keyakinan kepada orang percaya, tetapi juga membawa transformasi nyata dalam kehidupan mereka. Mereka yang memiliki kesaksian ini akan hidup dalam cara yang berbeda—hidup yang mencerminkan kasih, kebenaran, dan kesalehan, yang merupakan buah dari Roh Kudus (Galatia 5:22-23).
Kelahiran baru yang dialami oleh orang percaya menghasilkan perubahan dalam sikap, tindakan, dan prioritas hidup mereka. Hidup mereka sekarang dipenuhi oleh keinginan untuk menyenangkan Allah dan mengikuti kehendak-Nya. Kesaksian internal ini adalah bukti nyata dari perubahan tersebut, karena Roh Kudus bekerja di dalam mereka untuk memperbarui pikiran dan hati mereka.
4. "Barangsiapa Tidak Percaya, Ia Membuat Allah Menjadi Pendusta" – Konsekuensi dari Ketidakpercayaan
Bagian kedua dari 1 Yohanes 5:10 memberikan peringatan serius bagi mereka yang menolak untuk percaya kepada kesaksian Allah tentang Anak-Nya. Ayat ini mengatakan bahwa barangsiapa tidak percaya kepada Allah, ia membuat Allah menjadi pendusta, karena ia tidak percaya kepada kesaksian yang diberikan Allah tentang Anak-Nya.
Bagian kedua dari 1 Yohanes 5:10 memberikan peringatan serius bagi mereka yang menolak untuk percaya kepada kesaksian Allah tentang Anak-Nya. Ayat ini mengatakan bahwa barangsiapa tidak percaya kepada Allah, ia membuat Allah menjadi pendusta, karena ia tidak percaya kepada kesaksian yang diberikan Allah tentang Anak-Nya.
a. Penolakan terhadap Kesaksian Allah
Penolakan terhadap Yesus Kristus sebagai Anak Allah bukan hanya berarti menolak ajaran agama Kristen, tetapi juga berarti menolak kesaksian Allah sendiri. Dalam Alkitab, Allah dengan jelas menyatakan bahwa Yesus adalah Anak-Nya yang diutus untuk menyelamatkan dunia. Penolakan terhadap kebenaran ini sama dengan menyatakan bahwa Allah tidak jujur atau Allah tidak benar. Hal ini setara dengan mengatakan bahwa Allah berbohong, dan ini adalah tindakan yang sangat serius dalam pandangan iman Kristen.
Penolakan terhadap Yesus Kristus sebagai Anak Allah bukan hanya berarti menolak ajaran agama Kristen, tetapi juga berarti menolak kesaksian Allah sendiri. Dalam Alkitab, Allah dengan jelas menyatakan bahwa Yesus adalah Anak-Nya yang diutus untuk menyelamatkan dunia. Penolakan terhadap kebenaran ini sama dengan menyatakan bahwa Allah tidak jujur atau Allah tidak benar. Hal ini setara dengan mengatakan bahwa Allah berbohong, dan ini adalah tindakan yang sangat serius dalam pandangan iman Kristen.
b. Akibat dari Ketidakpercayaan
Mereka yang menolak untuk percaya kepada Yesus tidak hanya kehilangan kesaksian internal tentang keselamatan, tetapi juga menghadapi penghukuman kekal. Dalam Yohanes 3:18, Yesus berkata: "Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah."
Ketidakpercayaan kepada Yesus membawa konsekuensi yang serius. Allah telah memberikan kesaksian yang jelas tentang Anak-Nya melalui Alkitab, peristiwa sejarah, dan Roh Kudus. Mereka yang menolak untuk mempercayai kesaksian ini memilih untuk menempatkan diri mereka di luar kasih karunia Allah dan menghadapi konsekuensi dari keputusan mereka.
Mereka yang menolak untuk percaya kepada Yesus tidak hanya kehilangan kesaksian internal tentang keselamatan, tetapi juga menghadapi penghukuman kekal. Dalam Yohanes 3:18, Yesus berkata: "Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah."
Ketidakpercayaan kepada Yesus membawa konsekuensi yang serius. Allah telah memberikan kesaksian yang jelas tentang Anak-Nya melalui Alkitab, peristiwa sejarah, dan Roh Kudus. Mereka yang menolak untuk mempercayai kesaksian ini memilih untuk menempatkan diri mereka di luar kasih karunia Allah dan menghadapi konsekuensi dari keputusan mereka.
c. Kebenaran yang Tidak Dapat Disangkal
Kesaksian Allah tentang Yesus adalah kebenaran yang mutlak. Penolakan terhadap kebenaran ini tidak akan mengubah kenyataannya. Meskipun seseorang dapat memilih untuk tidak percaya, kesaksian Allah tetap berlaku dan tidak dapat digoyahkan. Penolakan terhadap Yesus tidak hanya merupakan masalah teologis, tetapi juga menunjukkan pemberontakan terhadap Allah dan karya keselamatan-Nya.
Mereka yang menolak untuk percaya pada Yesus dan kesaksian Allah kehilangan kesempatan untuk mengalami kelahiran baru dan kehidupan kekal yang dijanjikan bagi mereka yang beriman.
Kesaksian Allah tentang Yesus adalah kebenaran yang mutlak. Penolakan terhadap kebenaran ini tidak akan mengubah kenyataannya. Meskipun seseorang dapat memilih untuk tidak percaya, kesaksian Allah tetap berlaku dan tidak dapat digoyahkan. Penolakan terhadap Yesus tidak hanya merupakan masalah teologis, tetapi juga menunjukkan pemberontakan terhadap Allah dan karya keselamatan-Nya.
Mereka yang menolak untuk percaya pada Yesus dan kesaksian Allah kehilangan kesempatan untuk mengalami kelahiran baru dan kehidupan kekal yang dijanjikan bagi mereka yang beriman.
5. Kesaksian tentang Kelahiran Baru – Pengalaman Pribadi Setiap Orang Percaya
Kelahiran baru adalah pengalaman mendalam dan pribadi yang dialami oleh setiap orang percaya ketika mereka menaruh iman mereka kepada Yesus Kristus. Dalam 1 Yohanes 5:10, penulis menegaskan bahwa mereka yang percaya kepada Yesus memiliki kesaksian tentang kelahiran baru ini di dalam diri mereka. Kesaksian ini adalah hasil dari pekerjaan Roh Kudus yang memberikan kepastian, damai sejahtera, dan transformasi dalam hidup seorang Kristen.
Kelahiran baru adalah pengalaman mendalam dan pribadi yang dialami oleh setiap orang percaya ketika mereka menaruh iman mereka kepada Yesus Kristus. Dalam 1 Yohanes 5:10, penulis menegaskan bahwa mereka yang percaya kepada Yesus memiliki kesaksian tentang kelahiran baru ini di dalam diri mereka. Kesaksian ini adalah hasil dari pekerjaan Roh Kudus yang memberikan kepastian, damai sejahtera, dan transformasi dalam hidup seorang Kristen.
a. Kelahiran Baru sebagai Awal dari Hubungan Baru dengan Allah
Kelahiran baru bukan hanya tentang perubahan moral atau keputusan untuk menjalani hidup yang lebih baik. Ini adalah transformasi rohani yang dilakukan oleh Roh Kudus di dalam diri orang percaya. Melalui kelahiran baru, seseorang diampuni dari dosa-dosanya, dipulihkan hubungannya dengan Allah, dan menjadi anak Allah.
Kelahiran baru adalah tanda dari dimulainya hubungan baru dengan Allah melalui Yesus Kristus. Mereka yang telah mengalami kelahiran baru memiliki hubungan yang intim dengan Allah sebagai Bapa mereka, dan mereka memiliki akses langsung kepada-Nya melalui doa dan iman.
Kelahiran baru bukan hanya tentang perubahan moral atau keputusan untuk menjalani hidup yang lebih baik. Ini adalah transformasi rohani yang dilakukan oleh Roh Kudus di dalam diri orang percaya. Melalui kelahiran baru, seseorang diampuni dari dosa-dosanya, dipulihkan hubungannya dengan Allah, dan menjadi anak Allah.
Kelahiran baru adalah tanda dari dimulainya hubungan baru dengan Allah melalui Yesus Kristus. Mereka yang telah mengalami kelahiran baru memiliki hubungan yang intim dengan Allah sebagai Bapa mereka, dan mereka memiliki akses langsung kepada-Nya melalui doa dan iman.
b. Hidup dalam Kelahiran Baru
Hidup sebagai orang yang telah lahir baru berarti hidup dalam cara yang mencerminkan kasih Allah, kebenaran-Nya, dan kesalehan-Nya. Orang yang telah lahir baru dipanggil untuk meninggalkan kehidupan lama yang dipenuhi oleh dosa dan keduniawian, dan hidup dalam kebaruan hidup yang dipimpin oleh Roh Kudus.
Kelahiran baru bukan hanya perubahan sesaat, tetapi merupakan proses yang berkelanjutan di mana Roh Kudus bekerja di dalam diri orang percaya untuk memperbarui pikiran, hati, dan tindakan mereka agar semakin serupa dengan Kristus.
Hidup sebagai orang yang telah lahir baru berarti hidup dalam cara yang mencerminkan kasih Allah, kebenaran-Nya, dan kesalehan-Nya. Orang yang telah lahir baru dipanggil untuk meninggalkan kehidupan lama yang dipenuhi oleh dosa dan keduniawian, dan hidup dalam kebaruan hidup yang dipimpin oleh Roh Kudus.
Kelahiran baru bukan hanya perubahan sesaat, tetapi merupakan proses yang berkelanjutan di mana Roh Kudus bekerja di dalam diri orang percaya untuk memperbarui pikiran, hati, dan tindakan mereka agar semakin serupa dengan Kristus.
6. Relevansi 1 Yohanes 5:10 bagi Kehidupan Kristen Masa Kini
Apa yang dapat kita pelajari dari 1 Yohanes 5:10 dalam konteks kehidupan Kristen di masa kini? Berikut adalah beberapa aplikasi praktis yang relevan:
Apa yang dapat kita pelajari dari 1 Yohanes 5:10 dalam konteks kehidupan Kristen di masa kini? Berikut adalah beberapa aplikasi praktis yang relevan:
a. Kepastian dalam Iman
Kesaksian pribadi tentang kelahiran baru memberikan kepastian dalam iman. Orang percaya tidak perlu meragukan status mereka sebagai anak-anak Allah karena mereka memiliki kesaksian internal yang diberikan oleh Roh Kudus. Ini memberi mereka kekuatan dan keyakinan untuk menghadapi tantangan hidup dengan iman yang teguh.
Kesaksian pribadi tentang kelahiran baru memberikan kepastian dalam iman. Orang percaya tidak perlu meragukan status mereka sebagai anak-anak Allah karena mereka memiliki kesaksian internal yang diberikan oleh Roh Kudus. Ini memberi mereka kekuatan dan keyakinan untuk menghadapi tantangan hidup dengan iman yang teguh.
b. Panggilan untuk Hidup yang Menghasilkan Buah
Mereka yang memiliki kesaksian kelahiran baru dipanggil untuk hidup yang menghasilkan buah bagi Allah. Kesaksian internal ini harus tercermin dalam tindakan nyata: kasih, kebenaran, dan kesalehan yang menjadi tanda kehidupan baru di dalam Kristus. Orang percaya harus hidup sesuai dengan identitas baru mereka sebagai anak-anak Allah, memperlihatkan karya Roh Kudus dalam kehidupan sehari-hari.
Mereka yang memiliki kesaksian kelahiran baru dipanggil untuk hidup yang menghasilkan buah bagi Allah. Kesaksian internal ini harus tercermin dalam tindakan nyata: kasih, kebenaran, dan kesalehan yang menjadi tanda kehidupan baru di dalam Kristus. Orang percaya harus hidup sesuai dengan identitas baru mereka sebagai anak-anak Allah, memperlihatkan karya Roh Kudus dalam kehidupan sehari-hari.
c. Menyadari Seriusnya Ketidakpercayaan
Penolakan terhadap kesaksian Allah tentang Yesus adalah masalah yang sangat serius. Kita dipanggil untuk bersaksi tentang kebenaran Injil dan mengajak orang lain untuk percaya kepada Yesus, karena penolakan terhadap kesaksian ini berarti kehilangan keselamatan yang dijanjikan oleh Allah. Sebagai orang percaya, kita harus membagikan kasih Allah dan kesaksian tentang Yesus dengan dunia, sambil mengingat pentingnya membawa orang lain kepada iman yang menyelamatkan.
Penolakan terhadap kesaksian Allah tentang Yesus adalah masalah yang sangat serius. Kita dipanggil untuk bersaksi tentang kebenaran Injil dan mengajak orang lain untuk percaya kepada Yesus, karena penolakan terhadap kesaksian ini berarti kehilangan keselamatan yang dijanjikan oleh Allah. Sebagai orang percaya, kita harus membagikan kasih Allah dan kesaksian tentang Yesus dengan dunia, sambil mengingat pentingnya membawa orang lain kepada iman yang menyelamatkan.
Kesimpulan.
1 Yohanes 5:10 menekankan pentingnya kesaksian internal yang dimiliki oleh setiap orang percaya yang telah lahir baru. Kesaksian ini diberikan oleh Roh Kudus, yang memastikan bahwa mereka adalah anak-anak Allah dan telah menerima keselamatan melalui iman kepada Yesus Kristus. Kesaksian pribadi ini memberi kepastian tentang status mereka sebagai orang percaya dan membawa transformasi nyata dalam hidup mereka.
Di sisi lain, ayat ini juga memberikan peringatan yang jelas tentang konsekuensi dari ketidakpercayaan. Menolak untuk percaya kepada Yesus Kristus dan kesaksian Allah tentang Anak-Nya sama dengan menyatakan bahwa Allah tidak benar. Ini membawa penghukuman yang serius bagi mereka yang menolak kasih karunia Allah.
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup dalam kepastian dan keyakinan akan keselamatan yang kita terima melalui Yesus Kristus, sambil berusaha untuk membawa orang lain kepada iman yang menyelamatkan. Kesaksian internal yang kita miliki bukan hanya untuk kepentingan kita sendiri, tetapi juga untuk menjadi terang bagi dunia di sekitar kita.
1 Yohanes 5:10 menekankan pentingnya kesaksian internal yang dimiliki oleh setiap orang percaya yang telah lahir baru. Kesaksian ini diberikan oleh Roh Kudus, yang memastikan bahwa mereka adalah anak-anak Allah dan telah menerima keselamatan melalui iman kepada Yesus Kristus. Kesaksian pribadi ini memberi kepastian tentang status mereka sebagai orang percaya dan membawa transformasi nyata dalam hidup mereka.
Di sisi lain, ayat ini juga memberikan peringatan yang jelas tentang konsekuensi dari ketidakpercayaan. Menolak untuk percaya kepada Yesus Kristus dan kesaksian Allah tentang Anak-Nya sama dengan menyatakan bahwa Allah tidak benar. Ini membawa penghukuman yang serius bagi mereka yang menolak kasih karunia Allah.
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup dalam kepastian dan keyakinan akan keselamatan yang kita terima melalui Yesus Kristus, sambil berusaha untuk membawa orang lain kepada iman yang menyelamatkan. Kesaksian internal yang kita miliki bukan hanya untuk kepentingan kita sendiri, tetapi juga untuk menjadi terang bagi dunia di sekitar kita.