1 Yohanes 5:12-15: Menemukan Jawaban atas Setiap Doa

Pengantar:

1 Yohanes 5:12-15 adalah bagian penting dalam Alkitab yang memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana orang percaya dapat memiliki keyakinan bahwa Allah mendengar dan menjawab doa mereka. Dalam ayat-ayat ini, rasul Yohanes menekankan hubungan antara iman kepada Anak Allah, keyakinan dalam doa, dan keselarasan dengan kehendak Allah. Artikel ini akan mengeksplorasi pandangan teologis mengenai bagaimana kita bisa mendapatkan jawaban atas setiap doa, berdasarkan 
pengajaran dari 1 Yohanes 5:12-15 dan perspektif beberapa teolog ternama.

1 Yohanes 5:12-15: Menemukan Jawaban atas Setiap Doa
Ayat-ayat ini berbunyi:

  1. 1 Yohanes 5:12 – "Setiap orang yang memiliki Sang Anak memiliki hidup; setiap orang yang tidak memiliki Anak Allah tidak memiliki hidup."
  2. 1 Yohanes 5:13 – "Aku telah menuliskan hal-hal ini kepada kamu yang percaya dalam nama Anak Allah supaya kamu tahu bahwa kamu mempunyai hidup yang kekal."
  3. 1 Yohanes 5:14 – "Dan, inilah keyakinan yang kita miliki di hadapan Dia, yaitu jika kita meminta apa pun yang sesuai dengan kehendak-Nya, Dia mendengar kita."
  4. 1 Yohanes 5:15 – "Dan, jika kita tahu Dia mendengar kita, apa pun yang kita minta, kita tahu bahwa kita sudah memiliki permohonan yang telah kita minta dari-Nya."

1. Kepemilikan Hidup dalam Kristus sebagai Dasar Doa

Ayat 12 menyatakan bahwa "Setiap orang yang memiliki Sang Anak memiliki hidup; setiap orang yang tidak memiliki Anak Allah tidak memiliki hidup." Di sini, Yohanes menegaskan bahwa dasar pertama dan utama untuk memperoleh jawaban atas doa adalah memiliki kehidupan dalam Kristus. Doa hanya dapat dijawab jika orang yang berdoa memiliki hubungan yang hidup dengan Yesus Kristus. Dalam kata lain, iman kepada Yesus adalah syarat mendasar bagi setiap permohonan doa yang didengar oleh Allah.

John Calvin, dalam bukunya Institutes of the Christian Religion, menekankan bahwa iman kepada Kristus bukan hanya pintu masuk untuk keselamatan, tetapi juga fondasi segala komunikasi kita dengan Allah, termasuk doa. Calvin menjelaskan bahwa tanpa Kristus, tidak ada akses kepada Bapa, karena Kristus adalah perantara antara Allah dan manusia. Doa yang didasarkan pada iman kepada Yesus adalah doa yang memiliki landasan kuat untuk dijawab, karena hanya dalam Kristus kita memiliki jaminan kehidupan kekal dan hubungan dengan Bapa.

Dalam konteks ini, Karl Barth, seorang teolog abad ke-20, juga mengingatkan dalam Church Dogmatics bahwa iman kepada Kristus menempatkan orang percaya dalam posisi yang istimewa di hadapan Allah. Barth menekankan bahwa melalui iman, orang percaya memiliki hak untuk mendekati Allah dengan keyakinan, karena Yesus Kristus adalah pengantara dan Imam Besar yang sempurna. Oleh karena itu, doa yang lahir dari kehidupan dalam Kristus membawa keyakinan bahwa Allah akan mendengarnya.

2. Keyakinan dalam Doa Berdasarkan Janji Kehidupan Kekal

Dalam ayat 13, Yohanes menulis bahwa ia menyampaikan pesan ini kepada orang-orang percaya agar mereka tahu bahwa mereka memiliki hidup yang kekal. N.T. Wright, dalam bukunya Simply Christian, menekankan bahwa kehidupan kekal bukan hanya tentang kehidupan setelah mati, tetapi tentang kehidupan yang sekarang—hidup yang dijalani dalam hubungan dengan Allah melalui Kristus. Hidup kekal berarti memiliki keintiman dengan Allah, dan keintiman ini adalah kunci untuk memahami mengapa Allah menjawab doa.

Wright menjelaskan bahwa ketika kita menyadari bahwa kita sudah memiliki hidup kekal dalam Kristus, ini akan membawa keyakinan dalam doa kita. Karena kita adalah anak-anak Allah yang sudah menerima kehidupan kekal, kita dapat mendekati Allah dengan keberanian dan harapan. Doa bukan lagi tindakan keraguan atau keputusasaan, melainkan tindakan keyakinan dan penyerahan diri kepada kehendak Bapa.

Charles Spurgeon, pengkhotbah terkenal abad ke-19, juga sering menekankan aspek keyakinan dalam doa ini. Dalam banyak khotbahnya, Spurgeon mengajarkan bahwa doa yang penuh iman dan didasarkan pada janji-janji Allah akan membawa jawaban. Dalam salah satu tulisannya, Spurgeon mengatakan, "Doa yang dipenuhi oleh iman bukanlah doa yang memaksakan kehendak kita, tetapi doa yang menyerahkan kehendak kita kepada kehendak Allah, karena kita percaya Dia selalu memberikan yang terbaik."

3. Berdoa Sesuai dengan Kehendak Allah: Kunci untuk Jawaban Doa

Ayat 14 memberikan prinsip penting mengenai doa yang dijawab, yaitu bahwa kita harus meminta apa pun yang sesuai dengan kehendak Allah. Di sini, Yohanes menekankan bahwa doa yang dijawab tidak hanya didasarkan pada apa yang kita inginkan, tetapi juga pada keselarasan dengan kehendak Allah.

R.C. Sproul, dalam bukunya The Prayer of the Lord, menjelaskan bahwa salah satu kesalahan umum dalam doa adalah ketika orang berdoa hanya berdasarkan keinginan pribadi mereka tanpa mempertimbangkan apakah permohonan mereka sejalan dengan kehendak Allah. Menurut Sproul, doa yang sejati adalah doa yang berpusat pada kehendak Allah dan keinginan-Nya, bukan kehendak manusia yang terbatas. Oleh karena itu, untuk mendapatkan jawaban doa, kita harus belajar menyelaraskan hati kita dengan kehendak Allah.

Dalam teologi Thomas Aquinas, khususnya dalam Summa Theologica, dia menyatakan bahwa kehendak Allah adalah prinsip tertinggi dalam semua doa yang dijawab. Aquinas menekankan bahwa doa yang sesuai dengan kehendak Allah adalah doa yang dipimpin oleh Roh Kudus. Ketika Roh Kudus memimpin doa kita, kita tidak akan meminta hal-hal yang egois atau tidak sesuai dengan rencana Allah, tetapi kita akan meminta hal-hal yang mendatangkan kemuliaan bagi Allah dan membawa kebaikan bagi orang-orang di sekitar kita.

Dalam pandangan John Piper, kehendak Allah yang sempurna sering kali tidak sejalan dengan keinginan kita yang sementara. Dalam bukunya Desiring God, Piper menjelaskan bahwa banyak orang kecewa ketika doa mereka tampaknya tidak dijawab. Namun, Piper menekankan bahwa ketika kita berdoa dengan hati yang berserah kepada kehendak Allah, kita dapat yakin bahwa jawaban-Nya, apakah "ya," "tidak," atau "tunggu," adalah yang terbaik bagi kita, karena Allah selalu bertindak untuk kebaikan kita dan kemuliaan-Nya.

4. Keyakinan bahwa Allah Mendengar dan Menjawab Doa

Dalam ayat 15, Yohanes memberi jaminan kepada orang percaya bahwa jika kita tahu Allah mendengar doa kita, kita juga dapat yakin bahwa kita sudah memiliki permohonan yang kita minta dari-Nya. John Stott, dalam bukunya The Epistles of John, menyoroti bahwa salah satu ciri khas doa Kristen adalah keyakinan bahwa Allah mendengar doa-doa kita. Stott menjelaskan bahwa mendengar di sini bukan hanya berarti Allah mengetahui doa kita, tetapi Allah dengan penuh perhatian mendengarkan dan siap menjawab.

Stott juga menjelaskan bahwa doa yang dijawab tidak selalu berarti kita mendapatkan persis apa yang kita minta, tetapi Allah selalu memberikan apa yang terbaik menurut hikmat-Nya yang sempurna. Keyakinan bahwa Allah mendengar doa kita harus memberi kita kedamaian, karena kita tahu bahwa Allah yang mendengar adalah Allah yang penuh kasih dan bijaksana.

Dalam Institutes of the Christian Religion, John Calvin juga membahas aspek keyakinan dalam doa. Calvin menekankan bahwa meskipun Allah mengetahui segala sesuatu sebelum kita meminta, Dia tetap memerintahkan kita untuk berdoa karena doa adalah sarana yang ditetapkan Allah untuk menggenapi rencana-Nya. Calvin percaya bahwa Allah mendengar doa-doa orang percaya, dan keyakinan ini didasarkan pada kesetiaan Allah yang selalu memegang janji-Nya.

5. Doa sebagai Bagian dari Hubungan yang Mendalam dengan Allah

Selain prinsip-prinsip yang dijelaskan di atas, teolog modern seperti Dallas Willard menekankan bahwa doa adalah lebih dari sekadar meminta sesuatu dari Allah; itu adalah bagian dari hubungan yang mendalam dengan Dia. Dalam bukunya The Divine Conspiracy, Willard menekankan bahwa doa adalah sarana di mana kita mengalami kehadiran Allah dan membangun keintiman dengan-Nya. Jawaban doa tidak hanya tentang mendapatkan apa yang kita inginkan, tetapi juga tentang mengalami kasih dan perhatian Allah dalam hidup kita.

Willard menjelaskan bahwa ketika kita memahami doa sebagai bagian dari hubungan yang mendalam dengan Allah, kita tidak akan mengukur keefektifan doa hanya dari seberapa sering kita mendapatkan jawaban yang kita inginkan. Sebaliknya, kita akan melihat doa sebagai sarana untuk mengenal Allah lebih dalam, menyerahkan kehendak kita kepada-Nya, dan mempercayai bahwa apapun yang terjadi, Dia akan bekerja untuk kebaikan kita.

Kesimpulan

Dari 1 Yohanes 5:12-15, kita belajar bahwa jawaban atas setiap doa terkait erat dengan beberapa prinsip penting:

  1. Memiliki hidup dalam Kristus: Hanya mereka yang memiliki iman kepada Kristus yang memiliki jaminan bahwa Allah mendengar doa mereka.
  2. Berdoa dengan keyakinan: Keyakinan bahwa kita memiliki hidup kekal dalam Kristus memungkinkan kita mendekati Allah dengan penuh kepercayaan.
  3. Berdoa sesuai dengan kehendak Allah: Kunci untuk mendapatkan jawaban doa adalah menyelaraskan permohonan kita dengan kehendak Allah yang sempurna.
  4. Percaya bahwa Allah mendengar: Allah mendengar doa-doa orang percaya dan menjawab mereka menurut hikmat-Nya yang sempurna.
  5. Doa sebagai hubungan: Doa bukan hanya tentang mendapatkan jawaban, tetapi juga tentang membangun hubungan yang lebih dalam dengan Allah.

Dengan mengikuti prinsip-prinsip ini, orang percaya dapat memiliki keyakinan bahwa doa-doa mereka akan didengar dan dijawab, baik sesuai dengan apa yang mereka minta atau menurut kehendak Allah yang lebih baik. Karya Kristus memberi kita akses untuk mendekati Allah dengan penuh keyakinan, mengetahui bahwa Dia mendengar setiap doa yang dinaikkan sesuai dengan kehendak-Nya.

Next Post Previous Post