Tetap dalam Kesatuan: 1 Yohanes 2:18-19
Pengantar:
1 Yohanes 2:18-19 menyampaikan peringatan penting dari Rasul Yohanes tentang munculnya anti-Kristus dan pentingnya orang percaya untuk tetap dalam kesatuan dan kebenaran. Dalam ayat-ayat ini, Yohanes memperingatkan gereja tentang ancaman perpecahan yang disebabkan oleh ajaran-ajaran sesat
yang muncul dari dalam komunitas orang percaya.
- Ayat 18: "Anak-anakku, sekarang ini adalah zaman akhir; dan seperti yang sudah kamu dengar bahwa anti-Kristus akan datang, bahkan sekarang banyak anti-Kristus telah datang. Demikianlah kita tahu bahwa sekarang adalah zaman akhir."
- Ayat 19: "Mereka datang dari antara kita, tetapi mereka bukan bagian dari kita. Sebab, jika mereka bagian dari kita, mereka akan tetap bersama kita. Namun, mereka meninggalkan kita sehingga nyata bahwa mereka bukan bagian dari kita."
Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang bagaimana orang percaya harus tetap bersatu di tengah ancaman perpecahan yang disebabkan oleh ajaran sesat dan bagaimana pentingnya menjaga kesatuan iman dalam Kristus. Beberapa poin yang akan dibahas meliputi:
- Makna Anti-Kristus dan Zaman Akhir
- Kesatuan dalam Iman dan Pengajaran yang Benar
- Perpecahan yang Disebabkan oleh Ajaran Sesat
- Pentingnya Bertekun dalam Kesatuan Gereja
- Aplikasi Praktis untuk Memelihara Kesatuan di Tengah Ancaman Perpecahan
1. Makna Anti-Kristus dan Zaman Akhir
Dalam ayat 18, Yohanes menyebutkan tentang anti-Kristus yang akan datang dan bahkan sudah hadir di zaman itu. Untuk memahami ini, penting untuk mengeksplorasi makna dari istilah "anti-Kristus" dan bagaimana hal itu terkait dengan zaman akhir.
a. Anti-Kristus
Anti-Kristus berasal dari kata Yunani anti yang berarti "melawan" atau "sebaliknya," dan Christos yang berarti "Kristus" atau "Yang Diurapi." Secara harfiah, anti-Kristus merujuk pada seseorang atau kekuatan yang melawan Kristus atau mengklaim posisi Kristus. Dalam Perjanjian Baru, istilah ini mengacu pada sosok yang akan muncul di akhir zaman, yang akan membawa kesesatan dan menyesatkan banyak orang.
Namun, Yohanes juga menyebutkan bahwa banyak anti-Kristus telah datang. Ini berarti bahwa ada banyak ajaran sesat dan tokoh-tokoh yang mencoba menyimpangkan kebenaran tentang Yesus Kristus. Bagi Yohanes, anti-Kristus tidak hanya merujuk pada satu sosok, tetapi juga pada semua yang menolak dan melawan kebenaran Injil.
b. Zaman Akhir
Yohanes menyatakan bahwa zaman akhir sudah tiba, mengacu pada periode antara kedatangan pertama Kristus dan kedatangan kedua-Nya. Zaman ini ditandai dengan tanda-tanda akhir zaman, termasuk munculnya ajaran sesat, perpecahan dalam gereja, dan penolakan terhadap Yesus sebagai Mesias.
Pengingat Yohanes tentang zaman akhir adalah peringatan bagi orang percaya untuk tetap berjaga-jaga dan waspada, mengingat bahwa banyak orang akan berusaha menyesatkan mereka dari kebenaran. Zaman akhir ini juga menandakan bahwa penghakiman Allah sudah dekat, sehingga gereja harus tetap setia dan bersatu dalam iman kepada Kristus.
2. Kesatuan dalam Iman dan Pengajaran yang Benar
Dalam menghadapi ancaman dari anti-Kristus dan ajaran sesat, Yohanes menekankan pentingnya kesatuan dalam iman dan kesetiaan terhadap pengajaran yang benar. Kesatuan ini tidak hanya berbicara tentang hubungan sosial atau persahabatan di antara orang percaya, tetapi lebih dalam lagi, tentang kesatuan dalam kebenaran yang berasal dari Kristus.
a. Kesatuan dalam Kebenaran Injil
Kesatuan yang sejati dalam gereja hanya bisa dibangun di atas kebenaran Injil. Jika gereja menyimpang dari ajaran Yesus Kristus yang sejati, kesatuan tersebut akan runtuh. Inilah sebabnya mengapa Yohanes sangat tegas tentang pentingnya menjaga kebenaran yang telah diterima oleh jemaat sejak awal.
Dalam Yohanes 17:17, Yesus berdoa agar murid-murid-Nya "dikuduskan dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran." Kesatuan di antara orang percaya hanya bisa terjaga jika mereka tetap berpegang pada kebenaran firman Tuhan. Setiap penyimpangan dari kebenaran ini berpotensi menimbulkan perpecahan.
b. Perlindungan Melalui Kesatuan
Kesatuan dalam iman juga berfungsi sebagai perlindungan dari ajaran sesat dan kesesatan yang berusaha masuk ke dalam gereja. Ketika jemaat tetap bersatu dalam kebenaran dan kasih Kristus, mereka akan lebih mudah mengenali kesalahan dan ajaran yang salah, serta lebih kuat dalam menghadapi godaan atau serangan rohani.
Yohanes memperingatkan bahwa mereka yang meninggalkan jemaat bukanlah bagian dari kesatuan yang sejati, karena kesatuan yang didasarkan pada kebenaran tidak akan pernah terpecah.
3. Perpecahan yang Disebabkan oleh Ajaran Sesat
Dalam ayat 19, Yohanes menjelaskan bahwa mereka yang meninggalkan komunitas orang percaya menunjukkan bahwa mereka bukan bagian dari kesatuan gereja yang sejati. Perpecahan ini disebabkan oleh ajaran sesat yang muncul dari dalam jemaat itu sendiri.
a. Mereka Keluar dari Antara Kita
Yohanes menyatakan bahwa mereka datang dari antara kita, tetapi mereka bukan bagian dari kita. Ini menunjukkan bahwa ajaran sesat dan anti-Kristus tidak selalu datang dari luar gereja, tetapi sering kali berasal dari dalam komunitas orang percaya. Orang-orang yang tampaknya menjadi bagian dari gereja dapat menunjukkan wajah sejati mereka dengan meninggalkan iman dan menyebarkan ajaran palsu.
Ini mengingatkan kita bahwa bahaya terbesar bagi kesatuan gereja sering kali datang dari dalam, dari mereka yang berusaha menyimpangkan pengajaran yang benar untuk keuntungan atau ambisi pribadi.
b. Ajaran Sesat Menimbulkan Perpecahan
Ajaran sesat tidak hanya mengancam keselamatan pribadi, tetapi juga menimbulkan perpecahan dalam gereja. Perpecahan ini terjadi ketika beberapa orang mulai mengikuti ajaran yang salah dan meninggalkan kebenaran Injil. Mereka yang menyebarkan ajaran sesat berusaha memecah-belah jemaat dan membawa orang-orang jauh dari Kristus.
Yohanes mengingatkan bahwa kesetiaan kepada Kristus dan kebenaran-Nya adalah tanda dari orang percaya sejati. Mereka yang meninggalkan kesatuan ini menunjukkan bahwa mereka sebenarnya tidak pernah menjadi bagian sejati dari tubuh Kristus.
4. Pentingnya Bertekun dalam Kesatuan Gereja
Dalam menghadapi ancaman dari ajaran sesat dan perpecahan, Yohanes menekankan pentingnya orang percaya untuk bertekun dalam kesatuan dan tetap setia kepada ajaran Kristus. Kesatuan gereja harus dijaga dengan hati-hati, terutama di tengah serangan dari ajaran palsu yang berusaha memecah belah jemaat.
a. Berpegang Teguh pada Pengajaran Kristus
Yohanes mengajarkan bahwa kunci untuk menjaga kesatuan adalah dengan berpegang teguh pada pengajaran yang benar. Orang percaya dipanggil untuk meneladani Kristus dan tetap berakar dalam ajaran yang telah mereka terima sejak awal. Ini berarti kita harus menolak segala bentuk ajaran yang menyimpang dari Injil, serta menguji setiap pengajaran dengan firman Tuhan.
2 Timotius 3:14 mengingatkan kita untuk "berpegang pada apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah diyakini." Ketika kita tetap setia pada firman Tuhan, kita akan mampu melawan ajaran palsu dan menjaga kesatuan di dalam Kristus.
b. Bertekun dalam Kasih dan Kebenaran
Kesatuan gereja tidak hanya bergantung pada kebenaran pengajaran, tetapi juga pada kasih yang saling mengikat orang percaya. Yohanes sering kali menekankan pentingnya kasih antar sesama sebagai tanda dari murid Kristus yang sejati (Yohanes 13:34-35). Kasih dan kebenaran harus berjalan seiring dalam menjaga kesatuan di dalam gereja.
Ketika kita berpegang pada kebenaran dan saling mengasihi, kita memperlihatkan kesatuan yang kuat di dalam Kristus yang tidak dapat digoyahkan oleh ajaran sesat atau perpecahan.
5. Aplikasi Praktis untuk Memelihara Kesatuan di Tengah Ancaman Perpecahan
Kesatuan di dalam gereja adalah kunci untuk menghadapi ancaman dari ajaran sesat dan anti-Kristus. Berikut adalah beberapa langkah praktis yang bisa diambil oleh orang percaya untuk memelihara kesatuan di tengah ancaman perpecahan:
a. Mempelajari dan Memegang Teguh Firman Tuhan
Setiap orang percaya harus berkomitmen untuk mempelajari firman Tuhan dengan sungguh-sungguh dan memahami ajaran-ajaran yang benar. Ini adalah langkah pertama dalam menjaga kesatuan iman dan melawan ajaran yang salah. Gereja juga harus memprioritaskan pengajaran Alkitab yang sehat dan memastikan bahwa jemaat diperlengkapi dengan kebenaran firman Tuhan.
b. Membangun Hubungan yang Kuat dalam Kasih
Kasih adalah pengikat yang kuat dalam menjaga kesatuan. Orang percaya harus berusaha untuk membangun hubungan yang kuat satu sama lain, dengan saling mengasihi, saling mendukung, dan saling menegur dalam kasih ketika diperlukan. Hubungan yang kuat di dalam Kristus akan membuat gereja lebih sulit untuk dipecah oleh ajaran sesat atau konflik internal.
c. Menguji Setiap Pengajaran
Setiap ajaran atau pengajaran baru harus diuji dengan firman Tuhan. Orang percaya tidak boleh menerima pengajaran begitu saja, tetapi harus memeriksa apakah ajaran tersebut sesuai dengan Injil. 1 Yohanes 4:1 menasihati, "Ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah."
Dengan menguji setiap pengajaran, gereja dapat mencegah masuknya ajaran palsu yang dapat menyebabkan perpecahan.
d. Menjaga Kesetiaan kepada Kristus
Akhirnya, yang paling penting adalah menjaga kesetiaan kepada Kristus sebagai Kepala Gereja. Setiap orang percaya dipanggil untuk mengikuti Kristus dengan setia dan mematuhi ajaran-Nya. Ketika kita tetap setia kepada Kristus, kita akan menjaga kesatuan di dalam-Nya, terlepas dari ancaman apa pun yang mungkin kita hadapi.
Kesimpulan: Tetap dalam Kesatuan di Tengah Zaman Akhir
1 Yohanes 2:18-19 mengingatkan kita bahwa anti-Kristus dan ajaran sesat adalah ancaman nyata bagi kesatuan gereja. Yohanes memperingatkan bahwa banyak anti-Kristus telah muncul, dan bahwa mereka yang meninggalkan kesatuan jemaat menunjukkan bahwa mereka bukan bagian dari gereja yang sejati.
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk tetap bersatu dalam kebenaran dan kasih Kristus. Kesatuan ini harus dijaga dengan cara berpegang pada firman Tuhan, mengasihi sesama, dan menguji setiap ajaran yang datang. Ketika kita tetap dalam kesatuan, kita akan mampu menghadapi segala bentuk ajaran sesat dan mempertahankan iman kita di tengah zaman akhir.
Kesatuan dalam kebenaran adalah kekuatan yang memungkinkan gereja untuk bertahan di tengah ancaman perpecahan dan kebingungan rohani. Sebagai tubuh Kristus, kita harus tetap bersatu dalam pengajaran yang benar dan dalam kasih yang tulus satu sama lain, sehingga kita bisa menjadi saksi yang kuat bagi dunia di sekitar kita.