YESUS BERUBAH RUPA (LUKAS 9:28-36)
PDT. BUDI ASALI, M. DIV.
YESUS BERUBAH RUPA (LUKAS 9:28-36). Lukas 9:28-36 - “(Lukas 9:28) Kira-kira delapan hari sesudah segala pengajaran itu, Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus, lalu naik ke atas gunung untuk berdoa. (29) Ketika Ia sedang berdoa, rupa wajahNya berubah dan pakaianNya menjadi putih berkilau-kilauan. (30) Dan tampaklah dua orang berbicara dengan Dia, yaitu Musa dan Elia. (31) Keduanya menampakkan diri dalam kemuliaan dan berbicara tentang tujuan kepergianNya yang akan digenapiNya di Yerusalem. (32) Sementara itu Petrus dan teman-temannya telah tertidur dan ketika mereka terbangun mereka melihat Yesus dalam kemuliaanNya: dan kedua orang yang berdiri di dekatNya itu. (33) Dan ketika kedua orang itu hendak meninggalkan Yesus, Petrus berkata kepadaNya: ‘Guru, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan sekarang tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.’ Tetapi Petrus tidak tahu apa yang dikatakannya itu. (34) Sementara ia berkata demikian, datanglah awan menaungi mereka. Dan ketika mereka masuk ke dalam awan itu, takutlah mereka. (35) Maka terdengarlah suara dari dalam awan itu, yang berkata: ‘Inilah AnakKu yang Kupilih, dengarkanlah Dia.’ (36) Ketika suara itu terdengar, nampaklah Yesus tinggal seorang diri. Dan murid-murid itu merahasiakannya, dan pada masa itu mereka tidak menceriterakan kepada siapapun apa yang telah mereka lihat itu.”.
Penjelasan:
I) Kapan dan dimana terjadinya Transfigurasi / berubah rupa Yesus.
Lukas 9: 28: “Kira-kira delapan hari sesudah segala pengajaran itu, Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus, lalu naik ke atas gunung untuk berdoa.”.
1) Kapan terjadinya.
Lukas mengatakan ‘Kira-kira delapan hari sesudah ...’.
Mari kita membandingkannya dengan ayat-ayat paralelnya dalam Injil Matius dan Markus.
Matius 17:1 - “Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes saudaranya, dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendiri saja.”.
Markus 9:2 - “Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka.”.
Jadi, Markus 9:2 dan Matius 17:1 mengatakan ‘enam hari kemudian’, tetapi Lukas 9:28 mengatakan ‘kira-kira delapan hari sesudah segala pengajaran itu’.
Cara mengharmoniskan bagian-bagian yang kelihatannya bertentangan / kontradiksi ini:
a) Lukas 9:28 mengatakan ‘kira-kira delapan hari ...’.
NIV: ‘About eight days ...’ [= Kira-kira 8 hari ...].
Kita menekankan kata-kata ‘kira-kira’ ini.
b) Matius dan Markus hanya menghitung hari-hari yang ada di antara Lukas 9:22-27 dan Lukas 9:28, sedangkan Lukas juga menghitung hari-hari dimana Lukas 9:22-27 dan Lukas 9:28 terjadi.
2) Dimana terjadinya.
Lukas 9: 28 mengatakan “lalu naik ke atas gunung untuk berdoa.”.
Matius 17:1 - “Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes saudaranya, dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendiri saja.”.
Jelas bahwa tak diberitahukan gunung apa yang mereka naiki ini, tetapi banyak penafsir yang berusaha untuk mengetahui gunung apa yang dimaksud di sini. Tetapi ini merupakan usaha yang sia-sia dan bodoh. Kita tidak perlu / boleh berusaha untuk mengetahui tentang:
a) Hal-hal yang memang Allah sembunyikan dari kita.
Alkitab tidak menceritakan segala sesuatu kepada kita. Banyak hal yang memang tidak diceritakan, dan itu menunjukkan bahwa Tuhan menganggap hal-hal itu tidak penting, dan hal-hal itu tidak perlu kita cari.
b) Hal-hal yang tidak berguna; apa gunanya mengetahui gunung itu gunung apa?
Dalam belajar Kitab Suci kita harus berani / mau belajar tentang hal-hal yang rumit, tetapi jangan belajar tentang hal-hal rumit yang tidak berguna.
Contoh lain:
1. Banyak orang ingin tahu dimana dan apa kerjanya Yesus antara usia 12 - 30 tahun.
2. Banyak orang ingin tahu apa yang Allah lakukan sebelum penciptaan 6 hari dalam Kej 1.
3. Banyak orang ingin tahu kapan penciptaan malaikat dilakukan.
4. Dsb.
II) Yesus berubah rupa / bentuk.
1) Yesus membawa 3 orang murid.
Lukas 9: 28 mengatakan “Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus”.
Mengapa Yesus hanya membawa 3 orang murid, yaitu Petrus, Yohanes dan Yakobus?
a) Karena 3 orang murid ini adalah murid-murid yang paling dekat dengan Dia.
Bandingkan dengan Markus 5:37 dan Mat 26:37 dimana juga hanya ketiga murid ini yang diijinkan untuk mengikuti Dia.
Markus 5:37 - “Lalu Yesus tidak memperbolehkan seorangpun ikut serta, kecuali Petrus, Yakobus dan Yohanes, saudara Yakobus.”.
Matius 26:37 - “Dan Ia membawa Petrus dan kedua anak Zebedeus sertaNya. Maka mulailah Ia merasa sedih dan gentar,”.
b) Kitab Suci berulang-ulang menekankan perlunya 2-3 orang saksi supaya suatu perkara dianggap sah.
Ulangan 17:6 - “Atas keterangan dua atau tiga orang saksi haruslah mati dibunuh orang yang dihukum mati; atas keterangan satu orang saksi saja janganlah ia dihukum mati.”.
Ulangan 19:15 - “‘Satu orang saksi saja tidak dapat menggugat seseorang mengenai perkara kesalahan apapun atau dosa apapun yang mungkin dilakukannya; baru atas keterangan dua atau tiga orang saksi perkara itu tidak disangsikan.”.
Matius 18:16 - “Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang lagi, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan.”.
2Korintu 13:1 - “Ini adalah untuk ketiga kalinya aku datang kepada kamu: Baru dengan keterangan dua atau tiga orang saksi suatu perkara sah,”.
1Timotius 5:19 - “Janganlah engkau menerima tuduhan atas seorang penatua kecuali kalau didukung dua atau tiga orang saksi.”.
Ibrani 10:28 - “Jika ada orang yang menolak hukum Musa, ia dihukum mati tanpa belas kasihan atas keterangan dua atau tiga orang saksi.”.
Catatan: memang ayat-ayat Perjanjian Baru di atas belum ada pada jaman Yesus, yang ada hanya ayat-ayat Perjanjian Lamanya.
Yesus tidak mau membawa semua murid-muridNya, mungkin karena perahasiaan yang Ia inginkan (bdk. Mat 17:9) akan sukar terlaksana.
Matius 17:9 - “Pada waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan kepada mereka: ‘Jangan kamu ceriterakan penglihatan itu kepada seorangpun sebelum Anak Manusia dibangkitkan dari antara orang mati.’”.
Jadi, supaya rahasia terjaga, Ia harus membawa sesedikit mungkin murid. Tetapi karena Kitab Suci menekankan 2-3 saksi, maka Ia tidak bisa membawa kurang dari itu. Ini menunjukkan bahwa Yesus selalu menyesuaikan tindakan-tindakanNya dengan Alkitab.
2) Perubahan rupa / bentuk Yesus.
Lukas 9: 29: “Ketika Ia sedang berdoa, rupa wajahNya berubah dan pakaianNya menjadi putih berkilau-kilauan.”.
Matius 17:2 - “Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka; wajahNya bercahaya seperti matahari dan pakaianNya menjadi putih bersinar seperti terang.”.
Markus 9:2 - “Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka,”.
a) Berubah rupa (Mat 17:2 Markus 9:2).
Matius (dan juga Markus) menggunakan kata bahasa Yunani METEMORPHOTE. Mungkin saudara pernah mendengar kata yang mirip, yaitu METAMORFOSE [= perubahan bentuk pada binatang-binatang tertentu, seperti ulat berubah menjadi kupu-kupu]. Tetapi perubahan yang Yesus alami, bukanlah perubahan bentuk seperti itu. Perubahan yang dimaksudkan di sini hanyalah yang digambarkan oleh Lukas 9: 29 / Matius 17:2, yaitu Yesus dan pakaianNya menjadi bersinar penuh kemuliaan / berubah rupa.
b) Perubahan rupa menunjukkan keilahian Yesus.
Ini membuktikan bahwa selama masa perendahan diri, Yesus tetap adalah Allah. Jelas bahwa teori Kenosis, yang didasarkan pada penafsiran salah tentang Fil 2:5-7, yang mengatakan bahwa pada masa perendahan diri Yesus mengesampingkan / membuang sifat-sifat ilahiNya, tidak bisa dipertahankan.
Doktrin yang benar tentang masa perendahan dari Yesus adalah bahwa Yesus / Logos tidak berubah dalam hakekat, sifat-sifat, maupun kegiatanNya! KeilahianNya tak berkurang sedikitpun, hanya disembunyikan di bawah daging.
c) Dengan menunjukkan keilahianNya, terlihat dengan jelas bahwa pada saat Ia menderita dan mati, Ia melakukan semua itu bukan karena terpaksa, tetapi karena Ia memang rela.
3) Musa dan Elia.
Lukas 9: 30: “Dan tampaklah dua orang berbicara dengan Dia, yaitu Musa dan Elia.”.
a) Merupakan sesuatu yang diperdebatkan apakah mereka berdua betul-betul muncul di gunung ini, atau itu hanya merupakan suatu penglihatan.
1. Ada yang beranggapan bahwa ini hanya merupakan suatu penglihatan.
Orang-orang yang mengatakan bahwa itu hanya merupakan penglihatan menggunakan Mat 17:9 sebagai dasar, karena di sana dikatakan: “Pada waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan kepada mereka: ‘Jangan kamu ceriterakan penglihatan itu kepada seorangpun sebelum Anak Manusia dibangkitkan dari antara orang mati.’”.
Catatan: kata ‘penglihatan’ di sini, diterjemahkan oleh KJV/RSV/NASB sebagai ‘vision’.
Tasker mengatakan bahwa terjemahan ‘the vision’ bukanlah terjemahan yang baik. Ia menganggap bahwa ‘what you have seen’ [= apa yang telah kaulihat] sebagai terjemahan yang lebih baik. Tetapi perlu diketahui bahwa kata Yunani yang dipakai di sini, yaitu HORAMA, muncul 13 x dalam Perjanjian Baru, yaitu dalam Matius 17:9 Kisah Para Rasul 7:31 Kis 9:10,12 Kis 10:3,17,19 Kisah Para Rasul 11:5 Kisah Para Rasul 12:9 Kis 16:9,10 Kisah Para Rasul 18:9 dan Wahyu 9:17 dan selalu diterjemahkan ‘vision’ [= penglihatan].
Sekarang mari kita bandingkan dengan Kisah Para Rasul 16:9-10 - “(9) Pada malam harinya tampaklah oleh Paulus suatu penglihatan: ada seorang Makedonia berdiri di situ dan berseru kepadanya, katanya: ‘Menyeberanglah ke mari dan tolonglah kami!’ (10) Setelah Paulus melihat penglihatan itu, segeralah kami mencari kesempatan untuk berangkat ke Makedonia, karena dari penglihatan itu kami menarik kesimpulan, bahwa Allah telah memanggil kami untuk memberitakan Injil kepada orang-orang di sana.”.
Catatan: kata Yunani yang diterjemahkan ‘penglihatan’, baik dalam Matius 17:9 maupun Kis 16:9-10, adalah sama yaitu HORAMA.
Bagaimana kita menafsirkan penglihatan Paulus tentang orang Makedonia ini? Tentu kita tidak menafsirkan bahwa orang Makedonia itu betul-betul dibawa oleh Tuhan ke hadapan Paulus, karena itu hanya merupakan penglihatan.
Bandingkan juga dengan Kis 12:9 - “Lalu ia mengikuti malaikat itu ke luar dan ia tidak tahu, bahwa apa yang dilakukan malaikat itu sungguh-sungguh terjadi, sangkanya ia melihat suatu penglihatan.”.
Jelas bahwa ayat ini menunjukkan bahwa kalau sesuatu hanya merupakan vision / penglihatan, maka itu tidak sungguh-sungguh terjadi. Demikian juga dengan penampakan Musa dan Elia. Kalau itu memang hanya merupakan vision / penglihatan, maka itu berarti bahwa mereka berdua tidak betul-betul dipindahkan dari surga ke gunung itu.
2. Ada juga yang beranggapan bahwa hal ini merupakan sesuatu yang sungguh-sungguh terjadi.
Ada orang-orang yang mengatakan bahwa penampakan Musa dan Elia tidak mungkin hanya merupakan suatu vision / penglihatan, karena:
a. Kalau demikian maka transfigurasi / perubahan rupa / pemuliaan Yesus juga tidak sungguh-sungguh terjadi. Tetapi tidak mungkinkah bahwa transfigurasinya / berubah rupa betul-betul terjadi, tetapi Musa dan Elianya hanya merupakan suatu penglihatan?
b. Karena dalam penampakan tersebut Tuhan Yesus bisa bercakap-cakap dengan Musa dan Elia. Tetapi vision / penglihatan memang bisa berbicara, seperti dalam Kis 16:9, dimana orang Makedonia itu berbicara kepada Paulus.
Calvin menganggap bahwa mungkin sekali Musa dan Elia betul-betul datang.
Calvin (tentang Matius 17:3): “It is asked, Were Moses and Elijah actually present? or was it only an apparition that was exhibited to the disciples, as the prophets frequently beheld visions of things that were absent? Though the subject admits, as we say, of arguments on both sides, yet I think it more probable that they were actually brought to that place. There is no absurdity in this supposition; for God has bodies and souls in his hand, and can restore the dead to life at his pleasure, whenever he sees it to be necessary.” [= Dipertanyakan apakah Musa dan Elia betul-betul hadir? atau apakah itu hanya merupakan suatu penampakan yang ditunjukkan kepada murid-murid, seperti nabi-nabi sering melihat penglihatan tentang hal-hal yang sebetulnya tidak berada di sana? Sekalipun persoalan ini memungkinkan argumentasi dari kedua belah pihak, tetapi saya menganggapnya lebih mungkin bahwa mereka betul-betul dibawa ke tempat itu. Tidak ada yang mustahil dalam anggapan ini; karena Allah memegang tubuh dan jiwa dalam tanganNya, dan bisa menghidupkan kembali orang yang mati sesuai kehendakNya, pada saat Ia menganggapnya perlu.] - hal 310.
b) Kalau mereka memang betul-betul datang ke gunung itu, dengan tubuh apa mereka datang?
Lukas 9: 31: “Keduanya menampakkan diri dalam kemuliaan”.
Kata-kata ‘dalam kemuliaan’ menunjukkan bahwa mereka berdua sudah dimuliakan / sudah masuk surga.
Adam Clarke mengatakan (tentang Matius 17:3) bahwa Elia datang / turun dari surga dengan tubuh lamanya karena ia tidak mengalami kematian dan Musa dibangkitkan, sebagai suatu janji tentang kebangkitan.
Adam Clarke (tentang Matius 17:1): “‘Moses and Elias.’ Elijah came from heaven in the same body which he had upon earth, for he was translated, and did not see death, 2 Kings 2:11. And the body of Moses was probably raised again, as a pledge of the resurrection;” [= ‘Musa dan Elia’. Elia datang dari surga dalam tubuh yang sama yang dulu ia miliki di bumi, karena ia diangkat, dan tidak mengalami kematian, 2Raja 2:11. Dan tubuh Musa mungkin dibangkitkan kembali, sebagai suatu jaminan tentang kebangkitan.].
Tetapi, mengatakan bahwa Musa dibangkitkan, tidak berbeda dengan mengatakan bahwa ia telah mempunyai tubuh kebangkitan, dan itu kelihatannya bertentangan dengan ayat di bawah ini.
1Korintus 15:22-23 - “(22) Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus. (23) Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milikNya pada waktu kedatanganNya.”.
Dan mengatakan bahwa Elia masuk surga dengan tubuh lamanya kelihatannya bertentangan dengan dengan ayat di bawah ini.
1Korintus 15:50 - “Saudara-saudara, inilah yang hendak kukatakan kepadamu, yaitu bahwa daging dan darah tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Allah dan bahwa yang binasa tidak mendapat bagian dalam apa yang tidak binasa.”.
Calvin (tentang 1Kor 15:50): “we must be renewed in respect of our bodies, inasmuch as our bodies, being liable to corruption, cannot inherit God’s incorruptible kingdom. Hence there will be no admission for us into the kingdom of Christ, otherwise than by Christ’s renewing us after his own image.” [= kita harus diperbaharui berkenaan dengan tubuh kita, karena tubuh kita, bisa rusak / busuk / binasa, tidak bisa mewarisi kerajaan Allah yang tak bisa rusak / binasa. Jadi, tidak akan ada ijin masuk bagi kita ke dalam kerajaan Kristus, selain dari pada oleh pembaharuan Kristus terhadap tubuh kita menurut gambarNya.].
Adam Clarke (tentang 1Kor 15:50): “Man, in his present state, cannot inherit the kingdom of God; his nature is not suited to that place; he could not, in his present weak state, endure an exceeding great and eternal weight of glory. Therefore, it is necessary that he should die, or be changed; that he should have a celestial body suited to the celestial state.” [= Manusia, dalam keadaannya sekarang ini, tidak bisa mewarisi kerajaan Allah; hakekatnya tidak cocok dengan tempat itu; ia tidak bisa, dalam keadaan lemah sekarang ini, menahan suatu berat kemuliaan yang sangat besar dan kekal. Karena itu, adalah perlu bahwa ia mati, atau diubahkan; supaya ia mempunyai tubuh surgawi yang cocok dengan keadaan surgawi.].
Saya sendiri tidak tahu dengan tubuh apa mereka datang (seandainya mereka betul-betul datang di gunung itu). Saya juga tidak tahu dengan tubuh apa Elia berada di surga sekarang ini.
c) Mengapa Tuhan menunjukkan Musa dan Elia bersama-sama dengan Yesus di gunung ini? Mengapa bukan nabi-nabi yang lain?
Musa dan Elia mempunyai pengalaman-pengalaman hebat yang sama:
1. Pengalaman pribadi di atas gunung bersama Tuhan (Kel 24-32 1Raja 19:8-18).
2. Mereka berpuasa 40 hari (Keluaran 24:18 Keluaran 34:28 1Raja-Raja 19:8).
Tetapi bagaimanapun bukan itu alasan yang menyebabkan mereka tampil bersama Yesus di sini.
Tuhan menampakkan Musa dan Elia di dunia bersama-sama dengan Yesus, karena Ia mempunyai maksud khusus. Apakah maksud khusus itu? Bacalah kata-kata beberapa penafsir di bawah ini.
Leon Morris (Tyndale): “All three Synoptists agree that Moses and Elijah talked with him, the great lawgiver and a great representative of the prophets. Together they point to the hour of fulfilment of all that the Old Testament foreshadows.” [= Ketiga Injil Synoptis setuju bahwa Musa dan Elia berbicara dengan Dia, pemberi hukum Taurat yang besar / agung dan wakil yang besar / agung dari nabi-nabi. Bersama-sama mereka menunjuk pada saat penggenapan dari semua yang Perjanjian Lama beri bayangan lebih dulu.].
Calvin (tentang Matius 17:3): “why did these two appear rather than others who equally belonged to the company of the holy fathers? It was intended to demonstrate that Christ alone is the end of the Law and of the Prophets; ... Elijah was selected, in preference to others, as the representative of all the Prophets; because, though he left nothing in writing, yet next to Moses he was the most distinguished of their number, restored the worship of God which had been corrupted, and stood unrivalled in his exertions for vindicating the Law and true godliness, which was at that time almost extinct.” [= mengapa dua orang ini yang muncul dan bukannya orang-orang lain yang termasuk dalam kumpulan bapa-bapa kudus? Itu dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa Kristus sendiri adalah tujuan dari Hukum Taurat dan kitab para nabi; ... Elia dipilih lebih dari yang lain, sebagai wakil dari nabi-nabi, karena sekalipun ia tidak meninggalkan tulisan apapun, tetapi setelah Musa ia adalah yang paling terkenal dari kelompok mereka, ia memulihkan ibadah kepada Allah yang telah rusak, dan tak tertandingi dalam usahanya untuk membela Hukum Taurat dan kesalehan yang sejati, yang pada saat itu hampir punah.] - hal 310,311.
William Hendriksen: “Why just these two? Leaving aside all useless speculation, the simplest and best answer still seems to be that Moses and Elijah represented respectively the law and the prophets, both of which Jesus had come to fulfil (Matt. 5:17; Luke 24:27,44).” [= Mengapa hanya 2 orang ini? Mengesampingkan semua spekulasi yang tak berguna, jawaban yang paling sederhana dan paling baik kelihatannya adalah bahwa Musa dan Elia mewakili kitab taurat dan nabi-nabi, untuk mana Yesus telah datang untuk menggenapi (Matius 5:17; Lukas 24:27,44).] - hal 667.
Matius 5:17 - “‘Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.”.
Luk 24:27,44 - “(27) Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi. ... (44) Ia berkata kepada mereka: ‘Inilah perkataanKu, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur.’”.
Perjanjian Lama terdiri dari kitab-kitab Taurat dan kitab nabi-nabi. Musa mewakili kitab-kitab Taurat, dan Elia mewakili kitab nabi-nabi. Dan seluruh Perjanjian Lama menunjuk kepada Yesus dan digenapi dalam Yesus! Bandingkan dengan:
a. Roma 10:4 - “Sebab Kristus adalah kegenapan hukum Taurat, sehingga kebenaran diperoleh tiap-tiap orang yang percaya.”. Sebetulnya ayat ini salah terjemahan.
KJV: ‘For Christ is the end of the law for righteousness to every one that believeth.’ [= Karena Kristus adalah tujuan / akhir dari hukum Taurat untuk kebenaran bagi setiap orang yang percaya.]. RSV/NIV/NASB juga menterjemahkan seperti KJV.
b. Efesus 2:15 - “sebab dengan matiNya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diriNya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera,”.
Catatan: yang dibatalkan dalam Efesus 2:15 ini hanyalah Ceremonial Law.
d) Penampakan Musa dan Elia meneguhkan iman murid-murid tentang kebangkitan orang mati, dan hidup yang akan datang.
Adam Clarke (tentang Matius 17:5): “This transfiguration must have greatly confirmed the disciples in the belief of a future state, and in the doctrine of the resurrection; they saw Moses and Elijah still existing, though the former had been gathered to his fathers upwards of 1400 years, and the latter had been transported to heaven nearly 900 years before.” [= Transfigurasi ini pasti telah sangat meneguhkan murid-murid dalam kepercayaan tentang suatu keadaan yang akan datang, dan dalam doktrin tentang kebangkitan; mereka melihat Musa dan Elia tetap ada, sekalipun yang terdahulu telah dikumpulkan dengan nenek moyangnya lebih dari 1400 tahun, dan yang belakangan telah dibawa ke surga hampir 900 tahun sebelumnya.].
4) Pembicaraan Yesus dengan Musa dan Elia waktu berubah rupa.
Mereka berbicara tentang apa?
Lukas 9:31 - “Keduanya menampakkan diri dalam kemuliaan dan berbicara tentang tujuan kepergianNya yang akan digenapiNya di Yerusalem.”.
NIV: ‘They spoke about his departure, which he was about to bring to fulfillment at Jerusalem.’ [= Mereka berbicara tentang kepergianNya, yang akan segera Ia genapi di Yerusalem.].
Kata ‘kepergian’ jelas menunjuk pada ‘kematian Yesus’. Sekalipun tidak selalu, tetapi kata ‘pergi’ sering digunakan untuk menunjuk pada ‘kematian’. Bandingkan dengan:
• Yohanes 7:33 - “Maka kata Yesus: ‘Tinggal sedikit waktu saja Aku ada bersama kamu dan sesudah itu Aku akan pergi kepada Dia yang telah mengutus Aku.”.
• Yohanes 8:21 - “Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak: ‘Aku akan pergi dan kamu akan mencari Aku tetapi kamu akan mati dalam dosamu. Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang.’”.
Jadi, mereka membicarakan tentang kematian Yesus yang akan segera terjadi. Pembicaraan ini meneguhkan apa yang Yesus katakan / nubuatkan, bahwa Ia akan mati (Lukas 9:22).
Leon Morris (Tyndale): “Only Luke tells us that the subject of the conversation was Jesus’ departure, i.e. His death (cf. 2Pet. 1:15). That such a topic was chosen at such time shows how central the death of Jesus is. The use of the word EXODOS for death is unusual and we should probably discern some Exodus typology. The Exodus had delivered Israel from bondage. Jesus by His ‘exodus’ would deliver His people from a far worse bondage.” [= Hanya Lukas memberitahu kita bahwa pokok dari pembicaraan adalah kepergian Yesus, yaitu kematianNya (bdk. 2Pet 1:15). Bahwa topik seperti itu dipilih pada saat seperti itu menunjukkan betapa sentralnya kematian Yesus. Penggunaan kata EXODOS untuk ‘kematian’ merupakan sesuatu yang tidak umum, dan mungkin kita harus melihat suatu typology Exodus / Keluaran. Exodus / Keluaran telah membebaskan Israel dari perbudakan. Yesus, oleh Exodus / KeluaranNya, akan membebaskan umatNya dari suatu perbudakan yang jauh lebih buruk.] - ‘The Gospel According to St. Luke’, hal 172.
Catatan: 2Petrus 1:15 merupakan ayat lain yang menunjukkan bahwa kata ‘kepergian’ digunakan untuk menunjuk pada ‘kematian’.
2Pet 1:15 - “Tetapi aku akan berusaha, supaya juga sesudah kepergianku itu kamu selalu mengingat semuanya itu.”.
Yesus, melalui kematianNya, memang membebaskan kita dari perbudakan dosa. Bandingkan dengan:
• Yohanes 8:34,36 - “(34) Kata Yesus kepada mereka: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa. ... (36) Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka.’”.
• Ibrani 2:14-15 - “(14) Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematianNya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut; (15) dan supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut.”.
Ini memberi dasar bagi kita untuk menjadikan Kanaan sebagai TYPE dari surga, dan perjalanan dari Mesir ke Kanaan sebagai TYPE dari perjalanan kita sejak lepas dari belenggu dosa sampai kita masuk surga.
Tetapi, sudahkan saudara dibebaskan dari belenggu dosa? Kalau belum, saudara tidak sedang dalam perjalanan ke surga! Percayalah kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat saudara, baru saudara akan masuk dalam perjalanan ke surga itu
III) Sikap murid-murid / Petrus waktu Yesus berubah rupa.
1) Mula-mula mereka tidur.
Lukas 9: 32: “Sementara itu Petrus dan teman-temannya telah tertidur dan ketika mereka terbangun mereka melihat Yesus dalam kemuliaanNya: dan kedua orang yang berdiri di dekatNya itu.”.
KJV: ‘But Peter and they that were with him were heavy with sleep:’ [= Tetapi Petrus dan mereka yang bersama-sama dengan dia tidur nyenyak:].
Barnes’ Notes (tentang ay 32): “‘Heavy with sleep.’ ... It may seem remarkable that they should fall asleep on such an occasion; but we are to bear in mind that this may have been in the night, and that they were weary with the toils of the day. Besides, they did not ‘fall asleep’ while the transfigurationlasted. While Jesus was praying, or perhaps after he closed, they fell asleep. ‘While’ they were sleeping his countenance was changed, and Moses and Elias appeared. The first that ‘they’ saw of it was after they awoke, having been probably awakened by the shining of the light around them.” [= ‘Tidur nyenyak’. ... Kelihatannya betul-betul luar biasa bahwa mereka jatuh tertidur pada peristiwa seperti itu; tetapi kita harus mencamkan bahwa ini mungkin telah terjadi pada malam hari, dan bahwa mereka telah lelah dengan jerih payah dari hari itu. Disamping, mereka tidak ‘jatuh tertidur’ pada waktu transfigurasi itu berlangsung. Ketika Yesus sedang berdoa, atau mungkin setelah Ia selesai berdoa, mereka jatuh tertidur. Sementara mereka sedang tidur wajahNya berubah, dan Musa dan Elia muncul. Yang pertama yang mereka lihat darinya adalah setelah mereka bangun, mungkin setelah dibangunkan oleh terang dari sinar di sekitar mereka.].
A. T. Robertson: “They had apparently climbed the mountain in the early part of the night and were now overcome with sleep as Jesus prolonged his prayer. Only Luke tells of their sleep.” [= Pasti mereka telah naik gunung itu pada bagian awal dari malam itu dan sekarang mereka dikalahkan oleh tidur pada waktu Yesus memperpanjang doaNya. Hanya Lukas yang menceritakan tentang tidurnya mereka.].
Bagaimanapun, sama seperti dengan yang terjadi di Taman Getsemani, mereka tidak seharusnya tidur pada saat seperti ini. Tidur memang penting, dan kita membutuhkannya, tetapi ada saat-saat dimana kita tidak seharusnya tidur. Misalnya pada saat kebaktian!!
2) Petrus hendak menahan Musa dan Elia.
Lukas 9: 33: “Dan ketika kedua orang itu hendak meninggalkan Yesus, Petrus berkata kepadaNya: ‘Guru, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan sekarang tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.’ Tetapi Petrus tidak tahu apa yang dikatakannya itu.”.
a) Lukas 9: 33b mengatakan bahwa Petrus tidak tahu apa yang ia katakan.
Kata-kata ini memang bodoh sekali. Mengapa?
1. Ini menunjukkan bahwa ia tidak mengerti tujuan pemuliaan Yesus itu.
Leon Morris (Tyndale): “It is not easy to see what happened at the transfiguration or why it occurred. We may see it as a revelation of the glory of the other world and perhaps this is meant as an encouragement to the disciples after the hard words about cross-bearing. The combination of glory and the conversation about the death of Christ will also be a way of teaching the disciples that true glory and the cross are not incompatible. But we should also understand it all as having significance for Jesus himself. In the quietness he had doubtless thought hard about the outworking of his vocation. He was about to go up to Jerusalem to die for sinners. The vision on the mountain set the seal of divine approval on the step he was about to take.” [= Tidak mudah untuk melihat apa yang terjadi pada transfigurasi / berubah rupa atau mengapa itu terjadi. Kita bisa melihatnya sebagai suatu wahyu / penyataan tentang kemuliaan dari dunia yang lain dan mungkin ini dimaksudkan sebagai suatu penguatan hati bagi murid-murid setelah kata-kata keras tentang pemikulan salib. Kombinasi tentang kemuliaan dan pembicaraan tentang kematian Kristus juga akan menjadi suatu cara pengajaran murid-murid bahwa kemuliaan yang sejati dan salib bukannya tidak cocok. Tetapi kita juga harus mengertinya semua sebagai mempunyai arti untuk Yesus sendiri. Dalam ketenangan tak diragukan Ia berpikir keras tentang penyempurnaan pekerjaanNya. Ia sedang akan naik ke Yerusalem untuk mati bagi orang-orang berdosa. Penglihatan di gunung memeteraikan persetujuan ilahi pada langkah yang akan Ia ambil.].
2. Ia menyejajarkan Yesus dengan Musa dan Elia.
3. Ia mau menahan Musa dan Elia, yang sudah berada dalam kemuliaan, di dunia ini.
4. Musa dan Elia berbicara tentang kematian Yesus (Lukas 9: 31); tetapi Petrus ingin menahan Yesus di dunia ini.
Adam Clarke (tentang Matius 17:4) mengatakan bahwa Petrus berusaha menahan mereka, dan ini menunjukkan bahwa ia tetap beranggapan bahwa Yesus / Mesias akan mendirikan kerajaan duniawi di dunia.
Calvin (tentang Matius 17:4): “Luke tells us that Peter uttered these words ‘while Moses and Elijah were departing;’ and hence we infer that he was afraid lest, at their departure, that pleasant and delightful exhibition should vanish away. ... But his desire was foolish; first, because he did not comprehend the design of the vision; secondly, because he absurdly put the servants on a level with their Lord; and, thirdly, he was mistaken in proposing to build fading tabernacles for men who had been already admitted to the glory of heaven and of the angels. I have said that he did not understand the design of the vision; for, while he was hearing, from the mouth of Moses and Elijah, that the time of Christ’s death was at hand, he foolishly dreamed that his present aspect, which was temporary, would endure for ever. And what if the kingdom of Christ had been confined in this way to the narrow limits of twenty or thirty feet? Where would have been the redemption of the whole world? Where would have been the communication of eternal salvation? It was also highly absurd to conceive of Moses and Elijah as companions of the Son of God, as if it had not been proper that all should be reduced to a lower rank, that he alone may have the pre-eminence.” [= Lukas memberitahu kita bahwa Petrus mengucapkan kata-kata ini ‘pada waktu Musa dan Elia sedang meninggalkan’; dan karena itu kami menyimpulkan bahwa ia takut kalau pada kepergian mereka, pertunjukan yang menyenangkan itu hilang. ... Tetapi keinginannya adalah bodoh; pertama, karena ia tidak mengerti rancangan / tujuan dari penglihatan ini; kedua, karena ia secara menggelikan meletakkan pelayan-pelayan pada tingkat yang sama dengan Tuhan mereka; dan ketiga, ia salah dalam mengusulkan untuk mendirikan kemah-kemah yang memudar untuk orang-orang yang telah diterima pada kemuliaan dari surga dan dari malaikat-malaikat. Saya telah mengatakan bahwa ia tidak mengerti rancangan / tujuan dari penglihatan itu; karena pada waktu ia mendengar dari mulut Musa dan Elia, bahwa saat kematian Kristus sudah dekat, ia secara bodoh bermimpi bahwa keadaannya sekarang ini, yang adalah sementara, akan bertahan selama-lamanya. Dan bagaimana seandainya kerajaan Kristus dibatasi dengan cara ini pada batasan yang sempit dari 20 atau 30 kaki? Bagaimana dengan penebusan dari seluruh dunia? Bagaimana dengan pemberian keselamatan kekal? Juga merupakan sesuatu yang sangat menggelikan untuk membayangkan / memikirkan tentang Musa dan Elia sebagai teman-teman / rekan-rekan dari Anak Allah, seakan-akan tidaklah benar bahwa semua harus direndahkan pada suatu tingkat yang lebih rendah, supaya Ia sendiri bisa mempunyai keunggulan.].
Petrus mengeluarkan kata-kata bodoh karena ia tidak berpikir sebelum berbicara! Apakah saudara juga sering mengucapkan kata-kata tanpa dipikir? Bandingkan dengan:
a. Hakim 11:30-35 (nazar Yefta).
b. Matius 14:6-11 (sumpah Herodes kepada anak perempuan Herodias).
Bdk. Amsal 29:20 - “Kaulihat orang yang cepat dengan kata-katanya; harapan lebih banyak bagi orang bebal dari pada bagi orang itu.”.
Keil & Delitzsch (tentang Amsal 29:20): “Every word, as well as act, can only be matured by being thought out, and thought over.” [= Setiap kata, maupun tindakan, hanya bisa dimatangkan dengan dipikirkan masak-masak, dan dipikirkan baik-baik.].
b) Petrus adalah orang yang aktif; ia ingin berbuat sesuatu (mendirikan kemah).
Tetapi ini adalah saat untuk berdiam diri di hadapan Tuhan! Ia seharusnya memperhatikan, merenung, dan sebagainya. Kita memang harus tahu kapan kita harus bertindak, dan kapan kita harus berdiam diri / merenung!
Bdk. Pkh 3:1-8 - “(1) Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya. (2) Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal, ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam; (3) ada waktu untuk membunuh, ada waktu untuk menyembuhkan; ada waktu untuk merombak, ada waktu untuk membangun; (4) ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk meratap; ada waktu untuk menari; (5) ada waktu untuk membuang batu, ada waktu untuk mengumpulkan batu; ada waktu untuk memeluk, ada waktu untuk menahan diri dari memeluk; (6) ada waktu untuk mencari, ada waktu untuk membiarkan rugi; ada waktu untuk menyimpan, ada waktu untuk membuang; (7) ada waktu untuk merobek, ada waktu untuk menjahit; ADA WAKTU UNTUK BERDIAM DIRI, ADA WAKTU UNTUK BERBICARA; (8) ada waktu untuk mengasihi, ada waktu untuk membenci; ada waktu untuk perang, ada waktu untuk damai.”.
Bandingkan juga dengan cerita tentang Maria dan Marta (Lukas 10:38-42).
IV) Awan yang terang dan suara waktu Yesus berubah rupa.
Lukas 9: 34-35: “(34) Sementara ia berkata demikian, datanglah awan menaungi mereka. Dan ketika mereka masuk ke dalam awan itu, takutlah mereka. (35) Maka terdengarlah suara dari dalam awan itu, yang berkata: ‘Inilah AnakKu yang Kupilih, dengarkanlah Dia.’”.
Bdk. Matius 17:5 - “Dan tiba-tiba sedang ia berkata-kata turunlah awan yang terang menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara yang berkata: ‘Inilah Anak yang Kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia.’”.
Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari:
1) Leon Morris mengatakan bahwa dalam Perjanjian Lama awan kadang-kadang dihubungkan dengan kehadiran Allah dan tak usah diragukan itulah kasusnya di sini.
Bdk. Kel 40:34-35 - “(34) Lalu awan itu menutupi Kemah Pertemuan, dan kemuliaan TUHAN memenuhi Kemah Suci, (35) sehingga Musa tidak dapat memasuki Kemah Pertemuan, sebab awan itu hinggap di atas kemah itu, dan kemuliaan TUHAN memenuhi Kemah Suci.”.
2) Adam Clarke menganggap suara itu menunjuk pada Ul 18:15.
Adam Clarke (tentang Matius 17:5): “This voice seems also to refer to that prediction in Deut 18:15. The Lord shall raise up a Prophet like unto me: him shall ye hear.” [= Suara ini kelihatannya juga menunjuk pada ramalam itu dalam Ulangan 18:15. Tuhan akan membangkitkan seorang Nabi seperti aku: Dia harus kamu dengarkan.].
Ulangan 18:15 - “Seorang nabi dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku, akan dibangkitkan bagimu oleh TUHAN, Allahmu; dialah yang harus kamu dengarkan.”.
Kita harus mendengar dan taat hanya kepada Yesus. Bukan kepada yang lain!
3) Allah tidak menunjukkan wujud.
Bdk. Ulangan 4:15-16 - “(15) Hati-hatilah sekali - sebab kamu tidak melihat sesuatu rupa pada hari TUHAN berfirman kepadamu di Horeb dari tengah-tengah api - (16) supaya jangan kamu berlaku busuk dengan membuat bagimu patung yang menyerupai berhala apapun: yang berbentuk laki-laki atau perempuan;”.
Awan menghalangi murid-murid untuk melihat kemuliaan Allah secara langsung. Hanya Firman Tuhan yang terdengar oleh mereka. Ini sesuatu yang penting bagi kita! Kita tidak bisa mengikut Tuhan dengan ‘melihat’ Tuhan! Tuhan telah memberikan Firman Tuhan / Kitab Suci kepada kita. Itulah yang harus kita pelajari dan melalui Firman Tuhan itulah kita mengikut Tuhan!
4) Suara itu menyebut Yesus sebagai Anak.
Jelas bahwa Yesus jauh lebih besar dari pada Musa dan Elia yang adalah hamba / pelayan.
Bdk. Ibrani 3:1-6 - “(1) Sebab itu, hai saudara-saudara yang kudus, yang mendapat bagian dalam panggilan sorgawi, pandanglah kepada Rasul dan Imam Besar yang kita akui, yaitu Yesus, (2) yang setia kepada Dia yang telah menetapkanNya, sebagaimana Musapun setia dalam segenap rumahNya. (3) Sebab Ia dipandang layak mendapat kemuliaan lebih besar dari pada Musa, sama seperti ahli bangunan lebih dihormati dari pada rumah yang dibangunnya. (4) Sebab setiap rumah dibangun oleh seorang ahli bangunan, tetapi ahli bangunan segala sesuatu ialah Allah. (5) Dan Musa memang setia dalam segenap rumah Allah sebagai pelayan untuk memberi kesaksian tentang apa yang akan diberitakan kemudian, (6) tetapi Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumahNya; dan rumahNya ialah kita, jika kita sampai kepada akhirnya teguh berpegang pada kepercayaan dan pengharapan yang kita megahkan.”.
Kata-kata dari suara ini jelas meninggikan Yesus dan merendahkan yang lain, bahkan merendahkan Musa dan Elia. Ajaran yang benar memang selalu meninggikan Yesus dan merendahkan manusia, siapapun ia adanya! Karena itu jangan mendewakan / mengkultus-individukan pendeta / pengkhotbah yang hebat / top.
Kita hanya boleh mengikuti manusia, selama ia mengikuti Tuhan.
1Korintus 11:1 - “Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus.”.
Penerapan: banyak orang mengkultus-individukan Stephen Tong, dan pada waktu saya ‘menyerang’ (baca: menunjukkan kesalahan) Stephen Tong, mereka menjadi marah tanpa bisa membantah ‘serangan’ saya!! Ini adalah orang-orang yang ikut Stephen Tong dan bukan pengikut Kristus!
5) Dalam Injil Matius, setelah ada suara itu, maka ada Matius 17:6-7.
Matius 17:6-7 - “(6) Mendengar itu tersungkurlah murid-muridNya dan mereka sangat ketakutan. (7) Lalu Yesus datang kepada mereka dan menyentuh mereka sambil berkata: ‘Berdirilah, jangan takut!’”.
a) Apakah tersungkurnya para murid ini merupakan dasar dari praktek ‘nggeblak’ dalam kalangan Kharismatik?
Perhatikan bahwa para murid itu tersungkur karena melihat penglihatan! Dan di sini (Mat 17:7) Yesus menyentuh mereka dan menyuruh mereka berdiri.
Ada beberapa kasus ‘nggeblak’ yang lain dalam Alkitab, dan semua terjadi karena orangnya melihat penglihatan, yang menyebabkan mereka tersungkur / pingsan saking takutnya. Mari kita melihat kasus-kasus itu:
1. Daniel 8:15-18 - “(15) Sedang aku, Daniel, melihat penglihatan itu dan berusaha memahaminya, maka tampaklah seorang berdiri di depanku, yang rupanya seperti seorang laki-laki; (16) dan aku mendengar dari tengah sungai Ulai itu suara manusia yang berseru: ‘Gabriel, buatlah orang ini memahami penglihatan itu!’ (17) Lalu datanglah ia ke tempat aku berdiri, dan ketika ia datang, terkejutlah aku dan jatuh tertelungkup, lalu ia berkata kepadaku: ‘Pahamilah, anak manusia, bahwa penglihatan itu mengenai akhir masa!’ (18) Sementara ia berbicara dengan aku, jatuh pingsanlah aku tertelungkup ke tanah; tetapi ia menyentuh aku dan membuat aku berdiri kembali.”.
2. Daniel 10:4-19 - “(4) Pada hari kedua puluh empat bulan pertama, ketika aku ada di tepi sungai besar, yakni sungai Tigris, (5) kuangkat mukaku, lalu kulihat, tampak seorang yang berpakaian kain lenan dan berikat pinggang emas dari ufas. (6) Tubuhnya seperti permata Tarsis dan wajahnya seperti cahaya kilat; matanya seperti suluh yang menyala-nyala, lengan dan kakinya seperti kilau tembaga yang digilap, dan suara ucapannya seperti gaduh orang banyak. (7) Hanya aku, Daniel, melihat penglihatan itu, tetapi orang-orang yang bersama-sama dengan aku, tidak melihatnya; tetapi mereka ditimpa oleh ketakutan yang besar, sehingga mereka lari bersembunyi; (8) demikianlah aku tinggal seorang diri. Ketika aku melihat penglihatan yang besar itu, hilanglah kekuatanku; aku menjadi pucat sama sekali, dan tidak ada lagi kekuatan padaku. (9) Lalu kudengar suara ucapannya, dan ketika aku mendengar suara ucapannya itu, jatuh pingsanlah aku tertelungkup dengan mukaku ke tanah. (10) Tetapi ada suatu tangan menyentuh aku dan membuat aku bangun sambil bertumpu pada lutut dan tanganku. (11) Katanya kepadaku: ‘Daniel, engkau orang yang dikasihi, camkanlah firman yang kukatakan kepadamu, dan berdirilah pada kakimu, sebab sekarang aku diutus kepadamu.’ Ketika hal ini dikatakannya kepadaku, berdirilah aku dengan gemetar. (12) Lalu katanya kepadaku: ‘Janganlah takut, Daniel, sebab telah didengarkan perkataanmu sejak hari pertama engkau berniat untuk mendapat pengertian dan untuk merendahkan dirimu di hadapan Allahmu, dan aku datang oleh karena perkataanmu itu. (13) Pemimpin kerajaan orang Persia berdiri dua puluh satu hari lamanya menentang aku; tetapi kemudian Mikhael, salah seorang dari pemimpin-pemimpin terkemuka, datang menolong aku, dan aku meninggalkan dia di sana berhadapan dengan raja-raja orang Persia. (14) Lalu aku datang untuk membuat engkau mengerti apa yang akan terjadi pada bangsamu pada hari-hari yang terakhir; sebab penglihatan ini juga mengenai hari-hari itu.’ (15) Ketika dikatakannya hal ini kepadaku, kutundukkan mukaku ke tanah dan aku terkelu. (16) Tetapi sesuatu yang menyerupai manusia menyentuh bibirku; lalu kubuka mulutku dan mulai berbicara, kataku kepada yang berdiri di depanku itu: ‘Tuanku, oleh sebab penglihatan itu aku ditimpa kesakitan, dan tidak ada lagi kekuatan padaku. (17) Masakan aku, hamba tuanku ini dapat berbicara dengan tuanku! Bukankah tidak ada lagi kekuatan padaku dan tidak ada lagi nafas padaku?’ (18) Lalu dia yang rupanya seperti manusia itu menyentuh aku pula dan memberikan aku kekuatan, (19) dan berkata: ‘Hai engkau yang dikasihi, janganlah takut, sejahteralah engkau, jadilah kuat, ya, jadilah kuat!’ Sementara ia berbicara dengan aku, aku merasa kuat lagi dan berkata: ‘Berbicaralah kiranya tuanku, sebab engkau telah memberikan aku kekuatan.’”.
3. Yeh 1:1,28-2:2 - “(1:1) Pada tahun ketiga puluh, dalam bulan yang keempat, pada tanggal lima bulan itu, ketika aku bersama-sama dengan para buangan berada di tepi sungai Kebar, terbukalah langit dan aku melihat penglihatan-penglihatan tentang Allah. ... (1:28) Seperti busur pelangi, yang terlihat pada musim hujan di awan-awan, demikianlah kelihatan sinar yang mengelilinginya. Begitulah kelihatan gambar kemuliaan TUHAN. Tatkala aku melihatnya aku sembah sujud, lalu kudengar suara Dia yang berfirman. (2:1) FirmanNya kepadaku: ‘Hai anak manusia, bangunlah dan berdiri, karena Aku hendak berbicara dengan engkau.’ (2:2) Sementara Ia berbicara dengan aku, kembalilah rohku (Roh) ke dalam aku dan ditegakkannyalah aku. Kemudian aku mendengar Dia yang berbicara dengan aku.”.
Yeh 2:2 ini salah terjemahan!
NIV: ‘As he spoke, the Spirit came into me and raised me to my feet, and I heard him speaking to me.’ [= Pada waktu Ia berbicara, Roh datang / masuk ke dalam aku dan membangunkan aku pada kakiku, dan aku mendengar Dia berbicara kepadaku.].
Jadi, yang dimaksud dengan ‘roh’ bukan roh Yehezkiel, tetapi Roh Kudus.
4. Yehezkiel 3:22-24 - “(22) Maka di sana kekuasaan TUHAN meliputi aku dan Ia berfirman kepadaku: ‘Bangunlah dan pergilah ke lembah, di sana Aku akan berbicara dengan engkau.’ (23) Aku bangun dan pergi ke lembah; sesungguhnya di sana kelihatan kemuliaan TUHAN seperti kemuliaan yang telah kulihat di tepi sungai Kebar, dan aku sujud. (24) Tetapi masuklah Roh ke dalam aku dan ditegakkannya aku, lalu Ia berbicara dengan aku, kataNya: ‘Pergilah pulang, kurunglah dirimu di dalam rumahmu.”.
Yeh 3:24 (NIV) ‘Then the Spirit came into me and raised me into my feet,’ [= Lalu Roh datang kepadaku dan membangunkan aku,].
5. Wahyu 1:17 - “Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kakiNya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kananNya di atasku, lalu berkata: ‘Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir,”.
Semua ini menunjukkan bahwa:
a. Tuhan / Roh Kudus bukanlah penyebab nggeblak / tersungkurnya anakNya.
Tuhan / Roh Kudus tidak gila sehingga menggeblakkan anakNya sendiri! Kalau Tuhan merebahkan orang yang bukan anakNya, itu memang sering terjadi dalam Alkitab. Misalnya Saulus (Kis 9:3-4), raja Saul (1Sam 19:24), orang-orang yang mau menangkap Yesus (Yohanes 18:6). Tetapi tidak pernah Tuhan merebahkan anakNya sendiri.
Kalau orang-orang dari banyak gereja Kharismatik jaman sekarang mengatakan bahwa mereka digeblakkan oleh Roh, perlu dipertanyakan, roh siapa itu gerangan? Roh Kudus atau roh setan? Yang senang membuat orang nggeblak memang adalah setan.
Markus 9:17-27 - “(17) Kata seorang dari orang banyak itu: ‘Guru, anakku ini kubawa kepadaMu, karena ia kerasukan roh yang membisukan dia. (18) Dan setiap kali roh itu menyerang dia, roh itu membantingkannya ke tanah; lalu mulutnya berbusa, giginya bekertakan dan tubuhnya menjadi kejang. Aku sudah meminta kepada murid-muridMu, supaya mereka mengusir roh itu, tetapi mereka tidak dapat.’ (19) Maka kata Yesus kepada mereka: ‘Hai kamu angkatan yang tidak percaya, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu? Berapa lama lagi Aku harus sabar terhadap kamu? Bawalah anak itu ke mari!’ (20) Lalu mereka membawanya kepadaNya. Waktu roh itu melihat Yesus, anak itu segera digoncang-goncangnya, dan anak itu terpelanting ke tanah dan terguling-guling, sedang mulutnya berbusa. (21) Lalu Yesus bertanya kepada ayah anak itu: ‘Sudah berapa lama ia mengalami ini?’ Jawabnya: ‘Sejak masa kecilnya. (22) Dan seringkali roh itu menyeretnya ke dalam api ataupun ke dalam air untuk membinasakannya. Sebab itu jika Engkau dapat berbuat sesuatu, tolonglah kami dan kasihanilah kami.’ (23) Jawab Yesus: ‘Katamu: jika Engkau dapat? Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!’ (24) Segera ayah anak itu berteriak: ‘Aku percaya. Tolonglah aku yang tidak percaya ini!’ (25) Ketika Yesus melihat orang banyak makin datang berkerumun, Ia menegor roh jahat itu dengan keras, kataNya: ‘Hai kau roh yang menyebabkan orang menjadi bisu dan tuli, Aku memerintahkan engkau, keluarlah dari pada anak ini dan jangan memasukinya lagi!’ (26) Lalu keluarlah roh itu sambil berteriak dan menggoncang-goncang anak itu dengan hebatnya. Anak itu kelihatannya seperti orang mati, sehingga banyak orang yang berkata: ‘Ia sudah mati.’ (27) Tetapi Yesus memegang tangan anak itu dan membangunkannya, lalu ia bangkit sendiri.”.
Dari text ini kita bisa melihat bukan hanya bahwa setan membanting-banting seseorang (ay 18,20,22), tetapi juga bahwa Yesus membangunkan orang itu (Lukas 9: 27).
b. Tuhan bahkan tidak senang melihat anakNya nggeblak / tersungkur.
Ia menyentuh, memberikan keberanian / mengatakan ‘jangan takut’ kepada mereka, dan menyuruh mereka berdiri. Dalam kasus-kasus lain, Ia bahkan membangunkan / memberdirikan mereka, atau memberikan kekuatan kepada mereka sehingga mereka bisa bangun.
Yang ini tak pernah ada dalam kasus ‘nggeblak’ dalam kalangan Kharismatik.
Jadi jelas bahwa semua ini bukan dasar dari ‘nggeblak’ dalam kalangan Kharismatik, karena mereka / para murid tersungkur karena takut melihat penglihatan itu. Ini sangat berbeda dengan orang-orang yang nggeblak tanpa melihat apa-apa.
Bandingkan juga dengan ajaran jaman sekarang yang bukan hanya mengatakan bahwa orang-orang kristen dinggeblakkan oleh Roh Kudus, tetapi juga melarang untuk membangunkan orang yang nggeblak itu!
V) Yesus tinggal seorang diri setelah berubah rupa.
Lukas 9: 36: “Ketika suara itu terdengar, nampaklah Yesus tinggal seorang diri. Dan murid-murid itu merahasiakannya, dan pada masa itu mereka tidak menceriterakan kepada siapapun apa yang telah mereka lihat itu.”.
1) “Ketika suara itu terdengar, nampaklah Yesus tinggal seorang diri.”.
Matius 17:8 - “Dan ketika mereka mengangkat kepala, mereka tidak melihat seorangpun kecuali Yesus seorang diri.”.
Mereka hanya melihat Yesus saja; Musa dan Elianya hilang!
Calvin: “When it is said that in the end they saw Christ alone, this means that the Law and the Prophets had a temporary glory, that Christ alone might remain fully in view. If we would properly avail ourselves of the aid of Moses, we must not stop with him, but must endeavour to be conducted by his hand to Christ, of whom both he and all the rest are ministers. This passage may also be applied to condemn the superstitions of those who confound Christ not only with prophets and apostles, but with saints of the lowest rank, in such a manner as to make him nothing more than one of their number.” [= Ketika dikatakan bahwa pada akhirnya mereka hanya melihat Yesus Kristus saja, ini berarti bahwa kitab Taurat dan nabi-nabi mempunyai kemuliaan sementara, supaya Kristus sendiri tertinggal dalam pemandangan. Jika kita mau secara benar membantu diri kita sendiri dengan pertolongan Musa, kita tidak boleh berhenti pada dia, tetapi harus berusaha untuk dipimpin oleh tangannya kepada Kristus, terhadap siapa ia dan semua nabi yang lain adalah pelayan. Text ini juga bisa diterapkan untuk mengecam tahyul-tahyul dari mereka yang mencampur-adukkan Kristus bukan hanya dengan nabi-nabi dan rasul-rasul, tetapi juga dengan orang-orang kudus dari tingkat yang paling bawah, dengan cara sedemikian rupa sehingga membuat Dia tidak lebih dari salah satu dari mereka.] - hal 316.
2) “Dan murid-murid itu merahasiakannya, dan pada masa itu mereka tidak menceriterakan kepada siapapun apa yang telah mereka lihat itu.”.
Bdk. Matius 17:9 - “Pada waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan kepada mereka: ‘Jangan kamu ceriterakan penglihatan itu kepada seorangpun sebelum Anak Manusia dibangkitkan dari antara orang mati.’”.
Tetapi mengapa peristiwa itu tidak boleh disaksikan sebelum Yesus Kristus bangkit dari antara orang mati?
Matthew Henry (tentang Matius 17:9): “If they had proclaimed it, the credibility of it would have been shocked by his sufferings, which were now hastening on. But let the publication of it be adjourned till after his resurrection, and then that and his subsequent glory will be a great confirmation of it.” [= Seandainya mereka memberitakannya, kredibilitas darinya akan digoncangkan oleh penderitaanNya,yang sekarang sedang mendatang dengan cepat. Tetapi biarlah / hendaklah publikasi darinya ditunda sampai setelah kebangkitanNya, dan pada waktu itu hal itu dan kemuliaanNya yang mengikutinya akan menjadi suatu peneguhan yang besar darinya.].
Barnes’ Notes (tentang Mat 17:9): “‘Tell the vision to no man.’ This vision was designed particularly to confirm them in the truth that he was the Messiah. While he was with them it was unnecessary that they should relate what they had seen. When he was crucified they would need this evidence that he was the Christ. Then they were to use it. ... Besides, if they had told it then, it would have provoked the Jews and endangered his life. His time was not yet come.” [= ‘Jangan menceritakan penglihatan ini kepada siapapun’. Penglihatan ini dirancang secara khusus untuk meneguhkan mereka dalam kebenaran bahwa Ia adalah sang Mesias. Sementara Ia ada bersama mereka adalah tidak perlu bahwa mereka menceritakan apa yang telah mereka lihat. Pada waktu Ia disalibkan mereka akan membutuhkan bukti ini bahwa Ia adalah sang Kristus. Maka pada saat itu mereka harus menggunakannya. ... Disamping, seandainya mereka menceritakannya pada saat itu, itu akan membuat marah / memprovokasi orang-orang Yahudi dan membahayakan nyawaNya. WaktuNya belum tiba.].
Bible Knowledge Commentary (tentang Matius 17:9): “Some people had already tried to make Jesus King by force, and if news of this event had become commonly known, perhaps others would have attempted to make Jesus King.” [= Beberapa orang telah mencoba untuk membuat Yesus Raja dengan kekerasan (bdk Yohanes 6:15), dan seandainya kabar tentang peristiwa ini telah dikenal secara umum, mungkin orang-orang lain akan sudah berusaha untuk membuat Yesus Raja.].
Penutup:
Memang sekalipun kita mengalami suatu peristiwa yang spektakuler, kita tidak harus segera memberitakan / menyaksikannya kepada semua orang. Seperti Paulus mengalami pengangkatan ke surga, yang baru ia ceritakan 14 tahun setelahnya (2Korintus 12:2-dst).
Belakangan, Petrus memang menyaksikan peristiwa ini.
2Petrus 1:16-18 - “(16) Sebab kami tidak mengikuti dongeng-dongeng isapan jempol manusia, ketika kami memberitahukan kepadamu kuasa dan kedatangan Tuhan kita, Yesus Kristus sebagai raja, tetapi kami adalah saksi mata dari kebesaranNya. (17) Kami menyaksikan, bagaimana Ia menerima kehormatan dan kemuliaan dari Allah Bapa, ketika datang kepadaNya suara dari Yang Mahamulia, yang mengatakan: ‘Inilah Anak yang Kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan.’ (18) Suara itu kami dengar datang dari sorga, ketika kami bersama-sama dengan Dia di atas gunung yang kudus.”.
-AMIN-