SALOMO: PENGAMBILAN KEPUTUSAN YANG BAIK

Pdt.Samuel T. Gunawan., M.Th.
SALOMO: PENGAMBILAN KEPUTUSAN YANG BAIK
SALOMO: PENGAMBILAN KEPUTUSAN YANG BAIK. Nehemia 1:1-11; 1 Raja-raja 3:16-28; 1 Tawarikh 12:32“Dari bani Isakhar orang-orang yang mempunyai pengertian tentang saat-saat yang baik, sehingga mereka mengetahui apa yang harus diperbuat orang Israel: dua ratus orang kepala dengan segala saudara sesukunya yang di bawah perintah mereka” (1 Tawarikh 12:32).

PENDAHULUAN:

Pengambilan keputusan (decision making) merupakan salah satu yang terpenting dalam kehidupan setiap orang. Entah untuk kepentingan pribadi, kelompok, organisasi, dan lain sebagainya. Dalam satu hari, seseorang dapat membuat beberapa keputusan dalam hidupnya, terkadang hanya keputusan yang kecil, tetapi adakalanya keputusan besar yang dapat berakibat mengubah hidupnya.

Keputusan yang kita ambil akan memberi pengaruh pada apa yang akan kita lakukan, memberi dampak atas kehidupan kita dan bisa berdampak pada mereka yang ada disekitar kita. Keputusan yang diambil mencerminkan nilai-nilai, kepandaian, dan kebijaksaan seseorang. Karena itu, kemampuan mengambil keputusan akan membedakan seseorang yang buruk dan yang baik, antara yang baik dan yang bagus (exellent).

PENGAMBILAN KEPUTUSAN YANG BAIK

Ayat bacaan 1 Tawarikh 12:32 menggarisbawahi dua unsur paling penting dalam pebuatan keputusan yang baik dan berhasil, yaitu “pengertian tentang saat-saat yang baik” dan “mengetahui apa yang harus diperbuat. Kita menyebutnya sebagai pengetahuan dan tindakan, keduanya sangat diperlukan dan saling berhubungan. 

Pertama, pengambilan keputusan yang baik memerlukan informasi yang cukup dan analisa yang cermat berkaitan dengan semua fakta yang ada. Walau pun spontanitas perlu diberi tempat, biasanya keputusan yang penting tidak boleh dibuat dengan tergesa-gesa, sebab keputusan yang baik harus dicerna dalam waktu yang cukup. 

Kedua, begitu keputusan sudah dibuat, maka langkah berikutnya adalah melaksanakan keputusan itu. Ini membutuhkan ketegasan untuk bertindak. Jadi seperti orang-orang Isakhar dalam ayat bacaan kita di atas, kita perlu memahami waktu dan selalu menyadari kondisi kultural (sosial, budaya, kemasyarakatan, hambatan dan peluang) dimana kita hidup dan bekerja sehingga kita dapat membawa perubahan bagi hidup kita dan berdampak bagi orang lain.

BELAJAR DARI HIKMAT RAJA SALOMO DAN BUPATI NEHEMIA

Salomo tahu, bahwa sebagai raja yang masih muda, dan memimpin masyakat Israel yang besar jumlahnya tidaklah mudah (1 Raja-raja 3:7-8). Karena itu, ketika Tuhan menampakkan diri kepadanya dalam suatu mimpi dan menyuruhnya memohon permohonan, maka Salomo tidak meminta kekayaan, kekuasaan, dan umur panjang, tetapi ia meminta penyertaan dan hikmat Allah (1 Raja-raja 3:9-14). Dan Tuhan mengabulkan permintaannya. Kebijaksanaan Salomo ini didemonstrasikan pertama kali dalam pengambilan keputusan dalam kasus “kepemilikan anak yang sah” yang dikisahkan dalam 1 Raja-raja 3:16-28.

Kebijaksanaan dan hikmat Salomo yang dianugerahi Tuhan baginya, banyak dituangkan dalam kitab Amsal. Kitab ini memang bukanlah kita untuk pengambilan keputusan, tetapi kitab ini penuh dengan hikmat untuk membantu kita membuat keputusan-keputusan sebaik mungkin. 

Kitab Amsal banyak sekali memberikan kita nasihat yang baik, yang bijak, dan yang memotivasi kita untuk menjadi baijaksana saat membuat keputusan-keputusan penting. Antara lain: 

(1) Keputusan yang baik dipengaruhi oleh hikmat (Amsal 15:22); 

(2) Hikmat ditemukan pada mereka yang mau menerima nasehat (Amsal 13:10); 

(3) Orang yang bijak akan meminta nasehat pada orang lain yang dianggap mampu sebelum mengambil keputusan penting (Amsal 12:15); 

(4) Belajarlah mendengar dan pertimbangkanlah nasehat-nasehat yang bijak itu, lalu buatlah keputusan berdasarkan pengertian, keputusan yang pantas dan wajar. Pantas karena dilakukan dengan benar; wajar karena berdasarkan cukup pertimbangan (Amsal 13:10). 

(5) Selain itu, Alkitab mengajarkan dan menekankan pentinya mengikutsertakan Tuhan dalam pembuatan keputusan-keputusan agar berhasil (Amsal 16:1,3,9). Tuhan menetapkan langkah-langkah agar tercapai apa yang kita rencanakan.


Bandingkanlah dengan bagaimana Nehemia mengambil keputusan saat menghadapi tantangan yang besar. Dalam Nehemia 1:1-11 kita mencermati bagaimana Ia mendekati masalah itu dan mengambil keputusan penting yang mengubah hidupnya dan bangsa Israel. 

(1) Ia mempelajari situasi dengan cermat (Nehemia 1:2-3); 

(2) Ia berempati dengan yang sengsara dan terluka (Nehemia 1:4); 

(3) Ia merendahkan diri dihadapan Tuhan (Nehemia 1:4); 

(4) Ia berdoa, dengan doa yang sungguh-sungguh. Ia mengagumi Allah dan mengakui dosa bangsanya, dan akhirnya memohon pertolongan Allah (Nehemia 1:5-11). 

Pada akhirnya, Nehemia tahu apa yang diketahui oleh para pemimpin besar, bahwa semua hikmat kebijaksanaan datangnya dari Allah, dan menggunakan hikmatNya untuk membuat keputusan merupakan hal yang Allah inginkan kita lakukan, serta Ia akan menolong kita melakukannya

PENUTUP:

Setiap hari kita membuat banyak keputusan, dan pola yang dibuat oleh keputusan kecil membentuk keputusan yang lebih besar. Keputusan yang baik mensyaratkan informasi yang diproses secara akurat. 

Seberapa jauh kita meminta nasihat orang lain dalam proses membuat keputusan yang penting? Seberapa jauh kita meminta nasihat Tuhan dan menunggu Dia ketika membuat keputusan? Strategi apa yang kita gunakan dalam membuat suatu keputusan? Bagaimana metode dan pendekatan yang digunakan oleh Salomo mapun Nehemia dapat menolong kita? Ayat bacaan 1 Tawarikh 12:32 tadi mengingatkan kita bahwa orang Isakhar mempunyai informasi yang cukup baik dan tegas, karena itu belajarlah dari mereka; dan tetaplah bersandar pada Tuhan karena, “Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan TUHANlah yang terlaksana” (Amsal 19:21). Amin

REFERENSI:
Bertens, K., 2013. Etika. Edisi Revisi. Penerbit Kanasius: Yogyakarta

Boa, Kenneth, Sid Buzzell & Bill Perkins, 2013. Handbook To Leadership. Terjemahan, Penerbit Yayasan Komunikasi Bina Kasih: Jakarta.

Chamblin, J. Knox., 2006. Paul and The Self: Apostolic Teaching For Personal Wholeness. Terjemahan, Penerbit Momentum : Jakarta.

Ezra, Yakoep., 2006. Succes Througgh Character. Penerbit Andi : Yogyakarta.

Douglas, J.D., ed, 1996. Ensiklopedia Alkitab Masa Kini, Jilid I dan II. Terj, Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF : Jakarta.

Lazarus, Arnold A & Clifford N. Lazarus., 2005. Staying Sane in a Crazy World. Terjemahan, Penerbit PT. Bhuana Ilmu Populer: Jakarta.

Littaeur, Florence & Rose Sweet., 2013. Personality Plus at Work. Terjemahan, penerbit ANDI: Yokyakarta.

Meyer, Paul. J., 2007. 24 Kunci Sukses. Terjemahan, Penerbit Andi: Yogyakarta.

Pfeiffer F. Charles & Everett F. Harrison., ed. 1962. The Wycliffe Bible Commentary, volume 1 & 2. Terjemahan, Penerbit Gandum Mas Malang.

Stamps, Donald. C, ed., 1994. Full Life Bible Studi. Penerbit Gandum Mas : Malang.

Susanto, Hasan., 2003. Perjanjian Baru Interlinier Yunani-Indonesia dan Konkordansi Perjanjian Baru, jilid 1 dan 2. Terjemahan, penerbit Literatur SAAT : Malang.

Tomatala, Yakob., 2003. Pemimpin Yang Handal: Pengembangan Sumber Daya Manusia Kristen Menjadi Pemimpin Yang Kompeten. Penerbit YT Leadership Foundation: Jakarta.

Wofford, J.C, 2001., Kepemimpinan Kristen Yang Mengubahkan. Terjemahan, penerbit ANDI: Yokyakarta.

Next Post Previous Post