Mazmur 27:10: Kasih Allah yang Tidak Pernah Meninggalkan Kita
Pengantar:
Mazmur 27:10 berbunyi:"Sekalipun ayahku dan ibuku meninggalkan aku, namun TUHAN menyambut aku."
Ayat ini merupakan pernyataan yang sangat indah sekaligus mendalam dari pemazmur, yang merefleksikan penghiburan dan kepastian dalam kasih Allah. Dalam konteks budaya kuno, ayah dan ibu adalah figur yang sangat penting sebagai pelindung, pengasuh, dan penyedia. Namun, pemazmur menyatakan bahwa bahkan jika orang tua—figur cinta kasih yang paling dekat—meninggalkan, Allah tidak akan pernah melakukannya.
A. Penafsiran Teologi Reformed atas Mazmur 27:10
Para teolog Reformed menekankan beberapa aspek penting dari ayat ini, terutama dalam kaitannya dengan sifat Allah dan relasi-Nya dengan umat-Nya.
1. Kasih Allah yang Tidak Bersyarat
John Calvin, dalam komentarnya mengenai Mazmur, menyoroti bahwa ayat ini mencerminkan penghiburan luar biasa bagi umat Allah. Calvin menjelaskan bahwa Daud tidak berbicara tentang penolakan literal dari orang tuanya, tetapi menggunakan ilustrasi ekstrem untuk menunjukkan bahwa kasih Allah lebih besar daripada kasih manusia mana pun.
Allah tidak hanya mencintai umat-Nya berdasarkan kondisi atau perilaku mereka, tetapi kasih-Nya bersifat kekal dan tidak berubah. Dalam perspektif Calvin, ini adalah manifestasi dari anugerah Allah yang tak terbatas, di mana Allah memelihara dan menyambut umat-Nya, bahkan dalam kondisi terburuk sekalipun.
2. Allah sebagai Bapa yang Setia
Dalam teologi Reformed, Allah sering digambarkan sebagai Bapa yang penuh kasih dan setia. Mazmur 27:10 menegaskan sifat kebapaan Allah ini. Berbeda dengan orang tua manusia yang terbatas dalam kasih dan kesetiaan mereka, Allah sebagai Bapa tidak pernah gagal dalam memelihara anak-anak-Nya.
Menurut Herman Bavinck, kasih Allah yang kekal ini adalah refleksi dari sifat dasar Allah sebagai kasih (1 Yohanes 4:8). Allah tidak hanya mencintai secara pasif, tetapi aktif mencari dan menyambut umat-Nya. Dalam Mazmur 27:10, kita melihat gambaran Allah yang mengambil inisiatif untuk menyambut mereka yang ditinggalkan atau terluka.
3. Penghiburan di Tengah Penderitaan
Mazmur 27:10 juga sering dikaitkan dengan teologi penderitaan, di mana orang percaya mengalami penghiburan Allah di tengah kesakitan dan kehilangan.
Pakar teologi Reformed seperti Martyn Lloyd-Jones menekankan bahwa ayat ini berbicara kepada mereka yang merasa sendirian, ditinggalkan, atau kehilangan pengharapan. Dalam pandangan Lloyd-Jones, ayat ini menunjukkan bahwa penghiburan sejati hanya dapat ditemukan di dalam Allah. Ketika semua relasi manusia gagal, Allah adalah sumber kasih yang tidak pernah habis.
B. Aplikasi Praktis Mazmur 27:10 dalam Kehidupan Orang Percaya
Mazmur 27:10 bukan hanya sebuah deklarasi teologis, tetapi juga memiliki aplikasi praktis yang mendalam bagi kehidupan orang percaya. Berikut beberapa pelajaran yang dapat kita ambil:
1. Keintiman dengan Allah sebagai Sumber Penghiburan
Dalam kehidupan modern, banyak orang merasa sendirian atau ditinggalkan. Entah itu karena kehilangan orang yang dicintai, hubungan yang rusak, atau tekanan hidup, pengalaman ini dapat membuat seseorang merasa terasing.
Mazmur 27:10 mengingatkan kita bahwa kasih Allah selalu ada, bahkan ketika semua hubungan manusiawi gagal. Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk mendekat kepada Allah, mencari penghiburan dalam hadirat-Nya, dan menemukan sukacita dalam kasih-Nya yang kekal.
2. Mengatasi Rasa Takut dengan Iman
Ketakutan adalah pengalaman yang universal. Namun, seperti yang ditunjukkan oleh Daud dalam Mazmur 27, kepercayaan kepada Allah dapat mengatasi rasa takut. Ayat 10 memberikan keyakinan bahwa Allah tidak akan meninggalkan kita, bahkan dalam situasi yang paling gelap sekalipun.
Sebagai contoh, dalam pengalaman hidup Kristen, kita sering menghadapi masa-masa ketika kita merasa ditinggalkan, baik oleh keluarga, teman, atau masyarakat. Dalam saat-saat seperti itu, Mazmur 27:10 mengajarkan kita untuk bersandar pada kasih Allah yang tak tergoyahkan.
3. Menjadi Refleksi Kasih Allah
Sebagai orang percaya, kita juga dipanggil untuk mencerminkan kasih Allah kepada orang lain. Ayat ini mengingatkan kita bahwa banyak orang di sekitar kita merasa ditinggalkan atau tidak dicintai. Kita dipanggil untuk menjadi perpanjangan tangan kasih Allah, menyambut mereka yang terluka, dan menunjukkan penghiburan yang telah kita terima dari Tuhan.
C. Kasih Allah yang Terlihat dalam Kristus
Teologi Reformed selalu mengarahkan kita kepada Kristus sebagai puncak penggenapan kasih Allah. Mazmur 27:10 tidak hanya berbicara tentang kasih Allah secara umum, tetapi juga menunjuk kepada Yesus Kristus sebagai manifestasi kasih itu.
1. Kristus sebagai Penghibur Orang yang Terluka
Yesus, dalam pelayanan-Nya di bumi, sering menunjukkan kasih kepada mereka yang ditolak oleh masyarakat. Dia menyambut anak-anak (Matius 19:14), menyembuhkan orang yang sakit (Matius 9:35), dan menghibur mereka yang kehilangan harapan (Lukas 7:13).
Dalam Yesus, kita melihat penggenapan Mazmur 27:10. Ketika dunia meninggalkan kita, Kristus menyambut kita dengan tangan terbuka.
2. Salib sebagai Bukti Kasih yang Tidak Pernah Meninggalkan
Kasih Allah yang dinyatakan dalam Mazmur 27:10 mencapai puncaknya di salib Kristus. Dalam Yohanes 10:28-29, Yesus berkata bahwa tidak ada seorang pun yang dapat merebut umat-Nya dari tangan-Nya. Ini adalah jaminan bahwa kasih Allah tidak hanya bersifat sementara, tetapi kekal.
Melalui kematian dan kebangkitan Kristus, kita memiliki jaminan bahwa tidak ada yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah (Roma 8:38-39)..
Kesimpulan
Mazmur 27:10 adalah ayat yang penuh penghiburan dan keindahan teologis. Ini mengingatkan kita bahwa kasih Allah adalah satu-satunya hal yang tidak tergoyahkan, bahkan ketika semua kasih manusiawi gagal.
Dalam terang teologi Reformed, ayat ini menyoroti anugerah Allah yang kekal, keintiman-Nya sebagai Bapa yang setia, dan penghiburan-Nya di tengah penderitaan.
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup dalam keyakinan akan kasih Allah ini, mencerminkan kasih itu kepada dunia, dan bersandar kepada Kristus sebagai bukti kasih Allah yang tidak pernah meninggalkan kita. Kiranya Mazmur 27:10 menjadi penguat iman kita dan mengarahkan hati kita kepada Tuhan yang setia.