Damai Sejahtera bagi Semua (Lukas 2:14)
Khotbah Natal: Damai Sejahtera bagi Semua
Teks: Lukas 2:14
"Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya."
Pendahuluan
Bapak/Ibu dan Saudara-saudara yang terkasih dalam Kristus,
Natal adalah saat yang indah, penuh sukacita, harapan, dan damai. Kita menghias rumah, menyusun rencana untuk berkumpul bersama keluarga, dan merayakan dengan berbagai tradisi yang menghangatkan hati. Tetapi lebih dari sekadar perayaan, Natal membawa pesan yang sangat mendalam, yaitu damai sejahtera bagi semua.Dalam Lukas 2:14, malaikat Tuhan memuji Allah dan membawa kabar baik kepada para gembala: "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya." Pesan ini bukan hanya untuk gembala, tetapi juga untuk kita semua. Apa arti damai sejahtera itu? Bagaimana kita dapat hidup dalam damai Natal ini? Mari kita renungkan bersama.
1. Damai Sejahtera sebagai Kehendak Allah
Damai sejahtera bukan hanya sebuah kata atau ide yang abstrak, tetapi merupakan kehendak Allah sejak awal penciptaan. Dalam Kejadian, kita melihat Allah menciptakan dunia dalam keteraturan dan harmoni. Hubungan manusia dengan Allah, sesama, dan alam diciptakan dalam keadaan damai.
Namun, dosa masuk ke dunia, dan damai itu rusak. Manusia mulai bermusuhan dengan Allah, konflik muncul di antara sesama, dan kerusakan terjadi dalam hubungan manusia dengan alam. Meski demikian, Allah tidak menyerah. Dia berjanji akan mengirimkan seorang Juruselamat untuk memulihkan damai itu.
Yesus Kristus adalah penggenapan janji itu. Dia datang ke dunia untuk mendamaikan manusia dengan Allah, memulihkan hubungan yang rusak, dan membawa damai sejahtera yang sejati. Natal adalah bukti kasih Allah yang besar kepada manusia. Seperti yang dikatakan dalam Yohanes 3:16, "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal."
2. Damai Sejahtera yang Diberikan oleh Kristus
Damai yang dibawa oleh Kristus tidak sama dengan damai yang ditawarkan dunia. Dunia sering memandang damai sebagai ketiadaan konflik atau perang. Tetapi damai Kristus jauh lebih dalam. Itu adalah damai yang melampaui akal, seperti yang Paulus katakan dalam Filipi 4:7.
Damai Kristus dimulai dengan pendamaian antara manusia dan Allah. Dosa telah memisahkan kita dari Allah, tetapi melalui kematian dan kebangkitan-Nya, Yesus membuka jalan bagi kita untuk diperdamaikan dengan Allah. Dalam Roma 5:1, Paulus berkata, "Karena itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus."
Damai ini juga mengalir dalam hubungan kita dengan sesama. Natal mengingatkan kita untuk hidup dalam kasih, pengampunan, dan kerukunan. Dalam Efesus 2:14, Paulus mengatakan bahwa Kristus adalah damai sejahtera kita. Dia telah meruntuhkan tembok pemisah antara kita, menghapus permusuhan, dan mengajarkan kita untuk saling mengasihi.
3. Damai Sejahtera untuk Semua Orang
Malaikat berkata kepada para gembala bahwa damai sejahtera diberikan kepada manusia yang berkenan kepada Allah. Apakah ini berarti damai Natal hanya untuk sebagian orang? Tidak. Pesan Natal adalah bahwa damai Allah tersedia bagi semua orang yang membuka hati mereka untuk menerima kasih dan anugerah-Nya.
Para gembala yang pertama kali menerima berita kelahiran Yesus adalah orang-orang sederhana, bahkan mungkin dianggap rendah dalam masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa damai sejahtera Allah tidak terbatas pada kelompok tertentu. Baik kaya maupun miskin, tua maupun muda, semua dipanggil untuk menerima damai itu.
Tetapi ada satu syarat: kita harus menjadi "manusia yang berkenan kepada-Nya." Ini bukan tentang prestasi atau status, tetapi tentang hati yang terbuka kepada Allah. Menerima damai Natal berarti mengakui Yesus sebagai Raja dan Juruselamat, menyerahkan hidup kita kepada-Nya, dan hidup sesuai dengan kehendak-Nya.
4. Tantangan dalam Menghidupi Damai Natal
Saudara-saudara yang terkasih, meskipun Natal membawa pesan damai, kenyataannya kita sering melihat dunia yang penuh dengan konflik, ketidakadilan, dan penderitaan. Bagaimana kita bisa menghidupi damai Natal di tengah dunia yang seperti ini?
Pertama, kita harus menyadari bahwa damai sejahtera Kristus bukan berarti ketiadaan masalah, tetapi kekuatan untuk menghadapi segala situasi dengan iman dan pengharapan. Yesus berkata, "Damai sejahtera-Ku Kukaruniakan kepadamu, dan apa yang Aku berikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia ini. Janganlah gelisah dan gentar hatimu" (Yohanes 14:27).
Kedua, kita dipanggil untuk menjadi pembawa damai. Dalam Matius 5:9, Yesus berkata, "Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah." Membawa damai berarti mengupayakan rekonsiliasi, mengampuni orang yang menyakiti kita, dan berjuang untuk keadilan serta kasih bagi sesama.
Ketiga, kita harus bertekun dalam doa. Kita tidak bisa membawa damai dengan kekuatan kita sendiri. Kita membutuhkan pertolongan Roh Kudus untuk mengubah hati kita dan memberikan hikmat serta kekuatan untuk hidup dalam damai.
5. Damai Natal sebagai Harapan Masa Depan
Natal juga mengingatkan kita akan harapan yang lebih besar, yaitu kedatangan Kristus yang kedua kali. Saat ini, kita hidup dalam dunia yang masih dipengaruhi oleh dosa, tetapi kita percaya bahwa suatu hari nanti, Kristus akan datang kembali untuk memulihkan segala sesuatu.
Dalam Yesaya 9:5-6, nabi Yesaya menubuatkan tentang Yesus sebagai Raja Damai. Pada kedatangan-Nya yang kedua, Dia akan memerintah dengan adil dan membawa damai yang sempurna. Wahyu 21:4 berkata, "Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu."
Harapan ini memberi kita kekuatan untuk bertahan dalam segala situasi. Natal adalah pengingat bahwa Allah setia pada janji-Nya, dan damai-Nya akan menang pada akhirnya.
Penutup
Saudara-saudara yang terkasih, Natal adalah tentang damai sejahtera yang diberikan Allah melalui Yesus Kristus. Damai itu adalah anugerah yang memulihkan hubungan kita dengan Allah, membawa kasih dan pengampunan dalam hubungan kita dengan sesama, serta memberikan harapan bagi masa depan yang mulia.
Marilah kita merayakan Natal dengan hati yang bersyukur, menerima damai Allah, dan menjadi pembawa damai bagi dunia di sekitar kita. Biarlah pesan malaikat kepada para gembala bergema dalam hidup kita: "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya."
Amin.