Natal, Hadiah Damai yang Tak Terlupakan

Khotbah: Natal, Hadiah Damai yang Tak Terlupakan

Pendahuluan:

Puji syukur kepada Tuhan, karena kita dapat bersama-sama merayakan momen yang indah ini: Natal, peringatan kelahiran Yesus Kristus, Sang Raja Damai. Natal adalah waktu yang penuh sukacita, kasih, dan kehangatan. Namun, lebih dari itu, Natal adalah pengingat tentang hadiah Allah yang paling berharga, yaitu damai sejahtera melalui Yesus Kristus.

Dalam Lukas 2:14, para malaikat memuji Allah dan berkata:
"Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya."
Natal, Hadiah Damai yang Tak Terlupakan
Damai yang diberikan Yesus adalah hadiah yang tak terlupakan, karena itu berasal dari Allah sendiri dan memenuhi kebutuhan terdalam hati manusia. Mari kita merenungkan hadiah damai Natal ini melalui tiga bagian: (1) sumber damai Natal, (2) makna damai yang Yesus bawa, dan (3) bagaimana kita menerima dan membagikan damai ini kepada dunia.

1. Sumber Damai Natal

Natal bukanlah sekadar perayaan tahunan atau tradisi budaya, tetapi pengingat tentang karya Allah untuk membawa damai sejati kepada dunia. Damai Natal berasal dari Allah sendiri, yang hadir di dalam Yesus Kristus.

a. Yesus, Sang Raja Damai

Dalam Yesaya 9:6, kelahiran Yesus telah dinubuatkan:
"Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putra telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahu-Nya, dan nama-Nya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai."

Yesus bukan hanya pembawa damai, tetapi Dia sendiri adalah Raja Damai. Dia datang untuk mendirikan pemerintahan yang penuh keadilan, kasih, dan kebenaran.

b. Damai yang Berasal dari Kasih Allah

Damai Natal berasal dari kasih Allah yang besar kepada dunia. Dalam Yohanes 3:16, kita membaca:
"Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal."

Kelahiran Yesus adalah bukti bahwa Allah ingin memulihkan hubungan manusia dengan diri-Nya. Damai yang Yesus bawa adalah damai yang memulihkan hubungan kita dengan Allah.

c. Damai Melalui Pengorbanan Yesus

Damai yang sejati tidak datang tanpa pengorbanan. Yesus lahir ke dunia ini untuk memberikan nyawa-Nya di kayu salib. Dalam Kolose 1:20, dikatakan:
"Dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus."

Damai Natal mengingatkan kita bahwa Allah telah menyelesaikan persoalan dosa melalui kelahiran, kehidupan, dan kematian Yesus.

2. Makna Damai yang Yesus Bawa

Damai yang Yesus bawa melalui Natal memiliki makna yang mendalam, melampaui pengertian manusia biasa. Damai ini mencakup tiga dimensi utama:

a. Damai dengan Allah

Dosa memisahkan manusia dari Allah, tetapi Yesus datang untuk memulihkan hubungan itu. Dalam Roma 5:1, kita membaca:
"Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus."

Damai dengan Allah adalah dasar dari semua damai lainnya. Tanpa hubungan yang dipulihkan dengan Allah, manusia tidak akan pernah mengalami damai sejati.

b. Damai dalam Hati

Yesus juga membawa damai ke dalam hati kita. Dalam Yohanes 14:27, Yesus berkata:
"Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu."

Damai dunia sering bersifat sementara dan bergantung pada keadaan. Namun, damai yang Yesus berikan melampaui situasi dan memberikan ketenangan di tengah badai kehidupan.

c. Damai di Antara Sesama

Yesus mengajarkan kita untuk hidup dalam damai dengan sesama. Dalam Matius 5:9, Yesus berkata:
"Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah."

Damai Natal memanggil kita untuk menjadi pembawa damai di dunia yang penuh konflik. Ketika kita hidup dalam kasih dan pengampunan, kita mencerminkan damai yang Yesus bawa.

3. Menerima dan Membagikan Damai Natal

Damai Natal adalah hadiah dari Allah, tetapi hadiah ini harus diterima dan dibagikan agar dampaknya dirasakan oleh dunia.

a. Menerima Damai Natal

Untuk menerima damai Natal, kita perlu:

  • Percaya kepada Yesus: Iman kepada Yesus adalah langkah pertama untuk menerima damai dengan Allah. Dalam Yohanes 1:12, dikatakan:
    "Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya."

  • Meninggalkan Dosa: Dosa adalah penghalang utama untuk mengalami damai dengan Allah. Ketika kita bertobat, Allah mengampuni dan memulihkan kita.

  • Menyerahkan Kekhawatiran kepada Tuhan: Dalam Filipi 4:6-7, Paulus berkata:
    "Janganlah hendaknya kamu khawatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus."

b. Membagikan Damai Natal

Damai Natal tidak boleh berhenti pada diri kita sendiri. Kita dipanggil untuk membagikannya kepada orang lain. Berikut adalah cara-cara kita dapat membagikan damai Natal:

  1. Melalui Kasih dan Pengampunan
    Natal adalah waktu untuk mengampuni dan memperbaiki hubungan yang retak. Dalam Efesus 4:32, kita diingatkan:
    "Hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu."

  2. Menjadi Pembawa Damai di Tengah Konflik
    Dalam dunia yang penuh konflik, kita dipanggil untuk menjadi pembawa damai. Roma 12:18 berkata:
    "Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang."

  3. Memberitakan Kabar Baik
    Para malaikat membagikan kabar baik tentang kelahiran Yesus kepada para gembala, dan para gembala menyebarkan berita itu kepada orang lain. Kita juga dipanggil untuk membagikan kabar baik tentang keselamatan dalam Yesus kepada dunia.

4. Implikasi Natal dalam Kehidupan Sehari-Hari

Natal bukan hanya perayaan sesaat, tetapi memiliki implikasi yang berlangsung seumur hidup. Hadiah damai Natal memengaruhi cara kita hidup setiap hari:

a. Hidup dalam Kasih

Natal mengingatkan kita bahwa Allah mengasihi kita tanpa syarat. Kita dipanggil untuk mencerminkan kasih itu dalam hubungan kita dengan sesama.

b. Bersyukur di Segala Keadaan

Damai Natal memberikan kita alasan untuk bersyukur, bahkan di tengah kesulitan. Dalam 1 Tesalonika 5:18, kita diingatkan:
"Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu."

c. Menjadi Terang di Dunia

Yesus datang sebagai terang dunia, dan kita dipanggil untuk memancarkan terang-Nya. Dalam Matius 5:14-16, Yesus berkata:
"Kamu adalah terang dunia. Biarlah terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."

Penutup

Natal adalah hadiah damai yang tak terlupakan, karena melalui kelahiran Yesus Kristus, Allah memberikan kepada kita damai yang sejati—damai dengan Allah, damai dalam hati, dan damai dengan sesama.

Hari ini, mari kita merayakan hadiah luar biasa ini dengan hati yang bersyukur, menerima damai itu dengan iman, dan membagikannya kepada dunia yang membutuhkan. Kiranya damai Natal terus hidup dalam hati kita sepanjang tahun dan memengaruhi cara kita menjalani hidup.

Amin.

Doa Penutup:
"Ya Tuhan, terima kasih atas hadiah damai yang Engkau berikan melalui kelahiran Yesus Kristus. Tolong kami untuk menerima damai-Mu dengan iman, dan ajar kami untuk membagikan damai itu kepada orang lain. Biarlah hidup kami memuliakan nama-Mu dan menjadi saluran kasih serta damai bagi dunia. Dalam nama Yesus, Raja Damai kami, kami berdoa. Amin."

Next Post Previous Post