Amsal 14:9: Hikmat dalam Menghormati Pengampunan Allah

Amsal 14:9: Hikmat dalam Menghormati Pengampunan Allah

 Pendahuluan:

"Orang bodoh mencemooh kurban penghapus dosa, tetapi di antara orang jujur terdapat perkenanan." (Amsal 14:9, AYT)

Amsal 14:9 adalah salah satu peringatan yang diberikan oleh Raja Salomo mengenai sikap manusia terhadap dosa dan pengampunan. Ayat ini membandingkan orang bodoh yang meremehkan pengampunan dengan orang jujur yang menghormati kebenaran Allah dan hidup dalam perkenanan-Nya. Dalam tradisi teologi Reformed, ayat ini dipahami dalam konteks pengampunan Allah, penghormatan terhadap korban yang diberikan, dan panggilan untuk hidup dalam ketaatan.

Artikel ini akan mengeksplorasi pandangan teologi Reformed tentang Amsal 14:9, relevansinya dalam kehidupan Kristen, serta aplikasi praktis untuk hidup dalam hikmat dan integritas.

1. Konteks Hikmat dalam Amsal 14:9

Kitab Amsal merupakan bagian dari literatur hikmat yang menyoroti perbedaan antara orang bijak dan orang bodoh. Dalam Amsal 14:9, fokus utama adalah sikap terhadap dosa dan pengampunan.

Dr. John Frame, seorang teolog Reformed, mencatat bahwa Amsal 14:9 menunjukkan bagaimana pandangan seseorang terhadap dosa mencerminkan kondisi hati mereka. Orang bodoh meremehkan dosa dan solusi ilahi, sedangkan orang jujur menghormati ketetapan Allah dan menunjukkan rasa hormat terhadap pengampunan yang diberikan.

2. “Orang Bodoh Mencemooh Kurban Penghapus Dosa”

A. Sikap Orang Bodoh terhadap Dosa

Orang bodoh dalam Amsal 14:9 menggambarkan mereka yang meremehkan dosa dan pengampunan. John Calvin, dalam komentarnya, menyebutkan bahwa mencemooh kurban penghapus dosa adalah bukti hati yang keras dan tidak menghormati kekudusan Allah. Orang bodoh tidak menganggap dosa sebagai masalah serius dan mengabaikan pentingnya pengampunan.

B. Relevansi dengan Pengorbanan Kristus

Dalam terang Perjanjian Baru, kurban penghapus dosa menunjuk kepada karya Yesus Kristus di kayu salib. Dr. R.C. Sproul, seorang teolog Reformed, menekankan bahwa mencemooh kurban penghapus dosa berarti meremehkan karya Kristus. Ini adalah tindakan serius yang menunjukkan ketidakpedulian terhadap kasih karunia Allah.

Sproul juga mencatat bahwa sikap ini sering kali muncul dalam bentuk sinisme terhadap Injil atau penolakan terhadap kebutuhan akan pengampunan.

3. “Tetapi di Antara Orang Jujur Terdapat Perkenanan”

A. Hidup dalam Perkenanan Allah

Orang jujur dalam Amsal 14:9 adalah mereka yang menghormati Allah dan hidup dalam integritas. Dr. Michael Horton, seorang teolog Reformed, menjelaskan bahwa perkenanan Allah adalah bukti dari hubungan yang benar dengan-Nya.

Orang jujur mengakui dosa mereka dan mencari pengampunan Allah dengan rendah hati. Mereka tidak hanya menghormati kurban penghapus dosa, tetapi juga hidup sesuai dengan prinsip-prinsip kebenaran Allah.

B. Pengampunan dan Hikmat

Hidup dalam perkenanan Allah berarti menerima pengampunan-Nya dengan iman dan bertumbuh dalam hikmat. John Calvin menekankan bahwa orang jujur adalah mereka yang hidup dalam ketundukan kepada kehendak Allah, menunjukkan rasa hormat terhadap kekudusan-Nya, dan berusaha untuk hidup dalam ketaatan.

4. Hubungan dengan Yesus Kristus

Amsal 14:9 menemukan penggenapannya dalam Yesus Kristus, yang adalah kurban penghapus dosa yang sempurna. Dalam teologi Reformed, karya Kristus di kayu salib adalah pusat dari pengampunan Allah. Dr. Sinclair Ferguson mencatat bahwa sikap terhadap dosa dan pengampunan dalam Amsal 14:9 adalah gambaran dari respons manusia terhadap karya penebusan Kristus.

Kristus adalah satu-satunya jalan untuk mendapatkan pengampunan sejati. Orang bodoh menolak karya-Nya, tetapi orang jujur menerima-Nya dengan iman dan hidup dalam ketaatan.

5. Relevansi Amsal 14:9 dalam Kehidupan Kristen

A. Menghormati Pengampunan Allah

Orang percaya dipanggil untuk menghormati pengampunan Allah dengan tidak meremehkan dosa dan menghargai karya penebusan Kristus. Dr. R.C. Sproul mengingatkan bahwa dosa adalah pelanggaran serius terhadap kekudusan Allah, dan pengampunan adalah anugerah yang mahal, yang diperoleh melalui pengorbanan Kristus.

B. Hidup dalam Ketaatan

Hidup dalam perkenanan Allah berarti berusaha untuk hidup sesuai dengan kehendak-Nya. John Calvin menekankan bahwa kehidupan Kristen adalah perjalanan menuju kekudusan, di mana orang percaya bertumbuh dalam iman dan ketaatan melalui karya Roh Kudus.

C. Bersaksi tentang Kasih Karunia Allah

Orang percaya dipanggil untuk menjadi saksi kasih karunia Allah dengan menunjukkan sikap rendah hati dan menghormati karya Kristus. Sikap ini tidak hanya memperkuat hubungan dengan Allah, tetapi juga memberikan teladan bagi dunia tentang kasih dan pengampunan-Nya.

6. Tantangan dan Peringatan

Amsal 14:9 juga memberikan peringatan tentang bahaya meremehkan dosa dan pengampunan. Dalam dunia modern yang sering kali menganggap dosa sebagai konsep kuno atau tidak relevan, orang percaya harus tetap teguh dalam memahami pentingnya kekudusan Allah dan kebutuhan akan pengampunan.

Dr. Ligon Duncan, seorang teolog Reformed, mengingatkan bahwa mencemooh dosa atau pengampunan adalah tanda dari hati yang jauh dari Allah. Tantangan bagi orang percaya adalah untuk tetap hidup dalam penghormatan kepada Allah dan karya-Nya, bahkan ketika dunia di sekitar mereka meremehkan nilai-nilai ini.

7. Hubungan dengan Komunitas Gereja

Amsal 14:9 juga relevan dalam konteks komunitas gereja. Gereja adalah tempat di mana orang percaya diajar untuk menghormati pengampunan Allah dan hidup dalam integritas. Dietrich Bonhoeffer, dalam bukunya Life Together, menekankan pentingnya komunitas iman dalam mendukung dan menguatkan satu sama lain untuk hidup dalam ketaatan kepada Allah.

Komunitas gereja juga dipanggil untuk menjadi saksi kasih karunia Allah kepada dunia, menunjukkan nilai pengampunan dan kasih melalui pelayanan mereka.

8. Penghiburan dalam Kasih Karunia Allah

Bagi mereka yang menyadari kelemahan dan dosa mereka, Amsal 14:9 memberikan penghiburan dalam kasih karunia Allah. Dr. Timothy Keller, seorang pengkhotbah Reformed, mencatat bahwa pengampunan Allah tersedia bagi semua orang yang dengan rendah hati mengakui dosa mereka dan menerima karya Kristus.

Baca Juga:  Ulangan 17:6: Prinsip Keadilan dan Kesaksian 

Keller juga menekankan bahwa perkenanan Allah bukanlah hasil dari usaha manusia, tetapi anugerah yang diberikan melalui iman kepada Kristus. Ini memberikan dasar yang kokoh bagi pengharapan dan kehidupan yang penuh syukur.

Kesimpulan Teologis

Amsal 14:9 mengajarkan prinsip penting tentang sikap terhadap dosa, pengampunan, dan hidup dalam integritas. Dalam terang teologi Reformed, ayat ini menunjukkan kontras antara orang bodoh yang meremehkan pengampunan Allah dan orang jujur yang menghormatinya dengan hidup dalam perkenanan-Nya.

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk menghormati pengampunan Allah, hidup dalam ketaatan, dan bersaksi tentang kasih karunia-Nya kepada dunia. Kiranya kita hidup dalam hikmat dan integritas, mencerminkan kasih dan kebenaran Allah dalam segala aspek kehidupan kita.

Berdoalah agar Roh Kudus memimpin kita untuk hidup dengan menghormati pengampunan Allah, bertumbuh dalam hikmat, dan menjadi saksi kasih karunia-Nya kepada dunia.

Next Post Previous Post