Komitmen kepada Doa: Perspektif Teologi Reformed
Pendahuluan:
Doa adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan orang percaya. Dalam Alkitab, doa digambarkan sebagai sarana utama untuk berkomunikasi dengan Allah, menyampaikan permohonan, menyatakan syukur, dan mencari kehendak-Nya. Namun, dalam kesibukan hidup sehari-hari, banyak orang Kristen berjuang untuk menjaga komitmen mereka kepada doa. Dalam perspektif teologi Reformed, doa bukan sekadar praktik spiritual, tetapi merupakan respons iman kepada Allah yang berdaulat, penuh kasih, dan terlibat dalam kehidupan umat-Nya. Artikel ini akan mengulas pentingnya komitmen kepada doa berdasarkan pandangan para pakar teologi Reformed, serta bagaimana doa dapat membentuk kehidupan spiritual yang mendalam.
1. Apa Itu Doa?
a. Definisi Doa
John Calvin, dalam Institutes of the Christian Religion, menyebut doa sebagai "dialog rohani antara manusia dan Allah." Doa bukan sekadar rutinitas religius, tetapi sarana anugerah di mana umat percaya berhubungan langsung dengan Allah yang hidup. Dalam doa, kita membawa segala aspek hidup kita—ketakutan, kebutuhan, sukacita, dan syukur—ke hadapan Allah.
b. Doa sebagai Tindakan Iman
R.C. Sproul menekankan bahwa doa adalah tindakan iman. Ketika kita berdoa, kita mengakui bahwa Allah berdaulat atas segala sesuatu dan bahwa kita sepenuhnya bergantung pada-Nya. Doa bukanlah alat untuk memanipulasi Allah, tetapi tindakan penyerahan diri yang tulus kepada kehendak-Nya.
2. Mengapa Komitmen kepada Doa Itu Penting?
a. Perintah Alkitabiah untuk Berdoa
Alkitab penuh dengan seruan untuk berdoa. Dalam 1 Tesalonika 5:17, Paulus berkata, "Berdoalah tanpa henti." Ayat ini menggarisbawahi pentingnya doa yang konsisten sebagai bagian dari kehidupan iman. Anthony Hoekema menulis bahwa komitmen kepada doa adalah tanggapan kita terhadap perintah Allah untuk hidup dalam hubungan yang terus-menerus dengan-Nya.
b. Doa Mengungkapkan Ketergantungan pada Allah
Teologi Reformed menekankan bahwa manusia, dalam keberdosaannya, sepenuhnya bergantung pada anugerah Allah. Doa adalah pengakuan bahwa kita tidak dapat mengandalkan kekuatan kita sendiri. Dalam Yohanes 15:5, Yesus berkata, "Sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa." Komitmen kepada doa menunjukkan pengakuan akan ketergantungan ini.
c. Doa Memperkuat Iman
Tim Keller, dalam bukunya Prayer: Experiencing Awe and Intimacy with God, menjelaskan bahwa doa adalah sarana untuk memperkuat iman. Ketika kita berdoa, kita mengingat janji-janji Allah dan mempercayakan hidup kita kepada-Nya. Doa juga membawa kita lebih dekat kepada Allah, memperdalam hubungan kita dengan-Nya, dan memperkuat keyakinan kita pada kedaulatan-Nya.
3. Doa dalam Perspektif Teologi Reformed
a. Allah Berdaulat dan Mendengar Doa
Dalam teologi Reformed, Allah digambarkan sebagai Pribadi yang berdaulat atas segala sesuatu, tetapi juga Allah yang peduli kepada umat-Nya. John Piper menekankan bahwa doa tidak mengubah kehendak Allah, tetapi merupakan sarana yang Allah gunakan untuk menggenapi rencana-Nya. Ketika kita berdoa, kita berpartisipasi dalam pekerjaan Allah di dunia ini.
b. Doa sebagai Respons terhadap Karya Penebusan
Doa Kristen didasarkan pada karya penebusan Kristus. Dalam Ibrani 4:16, kita diajak untuk “menghampiri takhta kasih karunia” dengan keberanian. Hal ini mungkin karena melalui Kristus, kita telah diperdamaikan dengan Allah. R.C. Sproul menulis bahwa doa adalah privilese besar yang dimiliki orang percaya karena karya Kristus yang membuka jalan bagi kita untuk berhubungan langsung dengan Allah.
c. Peran Roh Kudus dalam Doa
Herman Bavinck menjelaskan bahwa Roh Kudus adalah pribadi yang memampukan orang percaya untuk berdoa. Dalam Roma 8:26, Paulus menulis bahwa Roh Kudus membantu kita dalam kelemahan kita, bahkan ketika kita tidak tahu bagaimana berdoa seperti seharusnya. Dalam teologi Reformed, komitmen kepada doa melibatkan ketergantungan pada Roh Kudus untuk memimpin, mengarahkan, dan menguatkan hati kita.
4. Hambatan dalam Komitmen kepada Doa
a. Distraksi Duniawi
Salah satu hambatan terbesar dalam komitmen kepada doa adalah distraksi duniawi. Kesibukan, kekhawatiran, dan hiburan sering kali mengalihkan perhatian kita dari waktu doa yang bermakna. Charles Spurgeon menekankan pentingnya disiplin spiritual untuk melawan gangguan ini. Ia menulis, "Jika kita terlalu sibuk untuk berdoa, kita lebih sibuk daripada yang dikehendaki Allah."
b. Rasa Tidak Layak
Banyak orang percaya merasa tidak layak untuk berdoa karena dosa-dosa mereka. Namun, teologi Reformed menekankan bahwa doa bukanlah tentang kelayakan kita, tetapi tentang kasih karunia Allah. Melalui Kristus, kita diterima di hadapan Allah, dan kita dapat mendekat dengan keberanian.
c. Kekecewaan dalam Doa
Terkadang, kekecewaan karena doa yang tampaknya tidak dijawab dapat melemahkan komitmen kita kepada doa. R.C. Sproul mengingatkan bahwa jawaban Allah atas doa kita mungkin "ya," "tidak," atau "tunggu." Dalam setiap kasus, kita dipanggil untuk percaya kepada hikmat dan kasih Allah, bahkan ketika jawaban-Nya tidak sesuai dengan harapan kita.
5. Membangun Komitmen kepada Doa
a. Menjadikan Doa Prioritas
Teologi Reformed mengajarkan pentingnya menjadikan doa sebagai prioritas dalam hidup kita. John Calvin mendorong umat percaya untuk menetapkan waktu khusus untuk doa setiap hari, seperti yang dicontohkan oleh Yesus sendiri (Markus 1:35). Menjadikan doa sebagai kebiasaan harian membantu kita untuk tetap berkomitmen kepada doa.
b. Berdoa dengan Firman
Tim Keller menyarankan bahwa salah satu cara terbaik untuk membangun komitmen kepada doa adalah dengan menggunakan Firman Allah sebagai dasar doa kita. Mazmur, misalnya, adalah kitab doa yang kaya, yang mencakup berbagai emosi dan situasi kehidupan. Berdoa dengan Firman membantu kita untuk fokus pada kebenaran Allah dan kehendak-Nya.
c. Melibatkan Komunitas Gereja
Komunitas gereja adalah tempat di mana orang percaya dapat saling mendorong dalam doa. Berdoa bersama orang lain, baik dalam kelompok kecil maupun ibadah bersama, memperkuat komitmen kita kepada doa. Anthony Hoekema menekankan bahwa doa bersama mencerminkan kesatuan tubuh Kristus dan memperdalam hubungan kita dengan sesama orang percaya.
6. Buah dari Komitmen kepada Doa
a. Hubungan yang Lebih Dekat dengan Allah
Doa membawa kita lebih dekat kepada Allah. Ketika kita meluangkan waktu untuk berbicara dengan-Nya, kita semakin mengenal karakter-Nya dan mengalami kasih-Nya. Dalam Yakobus 4:8, kita diundang untuk "mendekat kepada Allah," dengan janji bahwa Ia juga akan mendekat kepada kita.
b. Damai Sejahtera yang Melampaui Akal
Filipi 4:6-7 menjelaskan bahwa doa membawa damai sejahtera yang melampaui segala akal. Ketika kita menyerahkan kekhawatiran kita kepada Allah dalam doa, Dia memberi kita ketenangan hati yang hanya bisa datang dari-Nya.
c. Transformasi Hidup
Komitmen kepada doa menghasilkan transformasi dalam hidup kita. Doa membantu kita untuk hidup dalam ketaatan kepada Allah, memperkuat iman kita, dan memampukan kita untuk menghadapi tantangan hidup dengan kekuatan-Nya. Charles Spurgeon menyebut doa sebagai "nafas kehidupan rohani" yang menjaga iman tetap hidup.
7. Doa dan Kehidupan Kekal
a. Doa sebagai Cerminan Kekekalan
Herman Bavinck menggambarkan doa sebagai cerminan dari kehidupan kekal, di mana umat Allah akan terus-menerus bersekutu dengan-Nya. Ketika kita berdoa, kita mengalami secercah dari hubungan yang sempurna dengan Allah yang akan kita nikmati sepenuhnya di surga.
b. Doa untuk Menggenapi Kehendak Allah
Dalam teologi Reformed, doa bukan hanya tentang kebutuhan kita, tetapi juga tentang mencari kehendak Allah. Dalam doa Bapa Kami, kita diajarkan untuk berdoa, "Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga" (Matius 6:10). Doa membantu kita untuk menyesuaikan hati kita dengan rencana Allah yang kekal.
Penutup: Komitmen kepada Doa sebagai Tindakan Iman
Komitmen kepada doa adalah panggilan bagi setiap orang percaya. Dalam doa, kita menunjukkan iman kita kepada Allah yang berdaulat, penuh kasih, dan setia. Meskipun banyak hambatan yang dapat menghalangi komitmen kita, teologi Reformed mengajarkan bahwa doa adalah sarana anugerah yang diberikan Allah untuk memperkuat hubungan kita dengan-Nya dan memperbarui hidup kita.
Baca Juga: Kesegaran Rohani untuk Hari-Hari yang Berat
Berdoalah dengan tekun, seperti yang Paulus serukan dalam Kolose 4:2: "Bertekunlah dalam doa dan dalam pada itu berjaga-jagalah sambil mengucap syukur." Melalui komitmen kepada doa, kita akan mengalami kuasa Allah yang bekerja dalam hidup kita, dan hidup kita akan dipenuhi dengan damai, sukacita, dan pengharapan yang kekal.
Catatan: Mohon Roh Kudus memimpin hati kita untuk berkomitmen dalam doa, sehingga kita dapat hidup dalam kehendak Allah dan membawa kemuliaan bagi nama-Nya.
Teologia Reformed
Insurance, Loans, Mortgage, Attorney, Credit, Lawyer, Donate, Degree, Hosting, Claim, Smartphone and Gadget, Software, Trading, Hosting, Domain, Otomotif