Persembahan Abraham atas Ishak (Kejadian 22:12)

Persembahan Abraham atas Ishak (Kejadian 22:12)

Pendahuluan:

Kejadian 22 mencatat salah satu kisah paling menggugah dalam Alkitab: persembahan Abraham atas anaknya, Ishak, sebagai korban kepada Allah. Peristiwa ini tidak hanya menjadi puncak perjalanan iman Abraham tetapi juga mengandung pesan teologis yang mendalam. Dalam ayat 12, Tuhan berkata:
"Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia; sebab telah Kuketahui sekarang bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku."

Artikel ini akan membahas Kejadian 22:12 berdasarkan pandangan para pakar teologi Reformed seperti John Calvin, Jonathan Edwards, dan Herman Bavinck, serta menjelaskan relevansinya bagi iman Kristen masa kini.

1. Latar Belakang Kejadian 22

Kisah ini dimulai dengan perintah Allah kepada Abraham untuk mempersembahkan Ishak, anak perjanjian, sebagai korban bakaran di Gunung Moria. Ishak adalah anak yang dijanjikan Allah, yang kelahirannya sendiri merupakan mukjizat karena Sarah, ibu Ishak, melahirkan di usia tua. Perintah untuk mempersembahkan Ishak tampak bertentangan dengan janji Allah sebelumnya bahwa keturunan Abraham akan menjadi bangsa yang besar melalui Ishak (Kejadian 17:19).

Namun, Abraham mematuhi perintah itu tanpa keraguan. Dalam perjalanan ke Moria, ia membawa Ishak dan perlengkapan untuk korban. Pada saat terakhir, ketika Abraham akan mengangkat pisaunya, malaikat Tuhan menghentikannya dengan berkata: "Jangan bunuh anak itu."

2. Ujian Iman Abraham

A. Iman yang Diuji
John Calvin, dalam Commentary on Genesis, menyoroti bahwa perintah Allah adalah ujian iman yang sangat berat. Allah tidak menguji iman Abraham untuk mengetahui tingkat ketaatannya, karena Allah sudah mengetahui hati manusia, tetapi untuk meneguhkan Abraham dan menjadi teladan bagi generasi mendatang.

B. Pengorbanan yang Terbesar
Jonathan Edwards, dalam khotbahnya Abraham's Offering Up His Son Isaac, menyatakan bahwa perintah untuk mempersembahkan Ishak adalah ujian terbesar yang dapat dialami oleh seorang ayah. Ishak bukan hanya anak biologis Abraham tetapi juga penggenapan janji Allah. Ketaatan Abraham menunjukkan bahwa ia lebih mengasihi Allah daripada berkat yang diterimanya.

C. Kepercayaan pada Janji Allah
Dalam pandangan Reformed, iman Abraham bukanlah iman yang buta. Ibrani 11:19 menyatakan bahwa Abraham percaya Allah sanggup membangkitkan Ishak dari kematian jika diperlukan. Keyakinan ini didasarkan pada janji Allah yang tidak mungkin gagal.

3. Penafsiran Teologi Reformed atas Kejadian 22:12

A. Takut akan Allah
Kata-kata Allah dalam ayat 12, "sebab telah Kuketahui sekarang bahwa engkau takut akan Allah," menyoroti inti dari ujian ini: takut akan Allah. Dalam teologi Reformed, "takut akan Allah" mencakup rasa hormat, kasih, dan ketaatan kepada-Nya. Herman Bavinck menulis bahwa takut akan Allah bukanlah ketakutan servil (hamba) tetapi penghormatan filial (anak) yang melibatkan kasih yang mendalam kepada Allah.

B. Ketaatan yang Radikal
Louis Berkhof, dalam Systematic Theology, mencatat bahwa tindakan Abraham adalah puncak dari ketaatan radikal. Ketaatan ini tidak muncul dari kewajiban semata, tetapi dari iman yang sejati kepada Allah.

C. Allah yang Menyediakan
Kejadian 22:12 diikuti oleh penyediaan seekor domba jantan sebagai pengganti Ishak (Kejadian 22:13-14). Hal ini menunjukkan bahwa Allah bukan hanya menguji tetapi juga menyediakan jalan keluar. Nama "YHWH Yireh" (Tuhan yang menyediakan) mencerminkan sifat Allah yang memelihara umat-Nya bahkan dalam situasi yang paling sulit.

4. Paralel dengan Pengorbanan Kristus

Kisah Abraham dan Ishak sering dianggap sebagai bayangan dari pengorbanan Kristus. Ada beberapa paralel penting antara kedua peristiwa ini:

A. Anak Tunggal yang Dikorbankan

  • Ishak disebut sebagai anak tunggal Abraham (Kejadian 22:2), meskipun Abraham memiliki Ismael. Ini menunjukkan posisi Ishak sebagai anak perjanjian.
  • Kristus adalah Anak Tunggal Allah (Yohanes 3:16), yang dikorbankan untuk dosa dunia.

B. Penyerahan dengan Ketaatan

  • Abraham menyerahkan Ishak dengan iman dan ketaatan.
  • Yesus menyerahkan diri-Nya dengan rela, taat kepada kehendak Bapa (Filipi 2:8).

C. Lokasi Pengorbanan
Gunung Moria, tempat Abraham hampir mempersembahkan Ishak, secara tradisional dihubungkan dengan Yerusalem, tempat Yesus disalibkan.

D. Domba yang Mengganti Korban
Domba jantan yang disediakan Allah menggantikan Ishak adalah gambaran Kristus, Anak Domba Allah, yang mati sebagai pengganti manusia. Yohanes Pembaptis berkata, "Lihatlah Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia!" (Yohanes 1:29).

5. Pelajaran bagi Orang Percaya Masa Kini

A. Iman yang Taat
Orang percaya dipanggil untuk meneladani ketaatan Abraham yang total kepada Allah, bahkan ketika perintah-Nya tampak sulit atau tidak masuk akal. Ketaatan ini lahir dari keyakinan bahwa Allah itu baik dan setia pada janji-Nya.

B. Penyerahan Total
Kejadian 22 mengajarkan pentingnya menyerahkan segala sesuatu kepada Allah, termasuk hal-hal yang paling kita kasihi. Dalam teologi Reformed, hal ini dikenal sebagai prinsip Soli Deo Gloria—segala sesuatu untuk kemuliaan Allah.

C. Allah yang Menyediakan
Kisah ini mengingatkan kita bahwa Allah adalah penyedia segala kebutuhan kita. Dalam saat-saat tergelap, orang percaya dapat mengandalkan penyertaan Allah.

D. Pengorbanan yang Sempurna dalam Kristus
Kisah Abraham dan Ishak menunjuk kepada pengorbanan Kristus yang membawa penebusan bagi umat manusia. Orang percaya dipanggil untuk hidup dalam syukur atas karya Kristus di kayu salib.

6. Aplikasi Praktis dalam Kehidupan Kristen

A. Kepercayaan di Tengah Ujian
Seperti Abraham, kita sering menghadapi ujian iman yang menantang. Kita diajak untuk percaya bahwa Allah memiliki rencana yang lebih besar, meskipun kita tidak selalu memahami jalan-Nya.

B. Hidup dalam Ketaatan
Ketaatan Abraham menjadi teladan bagaimana orang percaya seharusnya hidup: mengikuti kehendak Allah tanpa syarat, meskipun itu berarti menyerahkan keinginan atau kenyamanan pribadi.

C. Menyerahkan Prioritas kepada Allah
Kita dipanggil untuk menjadikan Allah sebagai prioritas utama dalam hidup, di atas harta benda, keluarga, atau bahkan cita-cita pribadi.

7. Makna Eskatologis Kejadian 22

Dalam pandangan eskatologis, kisah ini juga mengajarkan tentang pengharapan akhir zaman. Pengorbanan Ishak yang digantikan oleh domba melambangkan kemenangan Allah atas maut melalui Kristus. Orang percaya dapat menantikan kehidupan kekal, di mana tidak ada lagi penderitaan atau ujian.

Kesimpulan

Kejadian 22:12 adalah pernyataan penting yang menyoroti iman Abraham yang diuji dan disempurnakan oleh Allah. Kisah ini mengajarkan bahwa ketaatan kepada Allah membutuhkan iman yang teguh, penyerahan total, dan pengakuan bahwa Allah adalah penyedia.

Dalam terang Perjanjian Baru, kisah ini menjadi bayangan dari karya Kristus, yang menyerahkan diri-Nya sebagai korban pengganti untuk menyelamatkan umat manusia. Orang percaya masa kini diajak untuk hidup dengan iman yang taat, menyerahkan segalanya kepada Allah, dan bersyukur atas pengorbanan Kristus yang membawa keselamatan kekal.

Kiranya kita dapat meneladani iman Abraham dan hidup dengan pengakuan bahwa Allah adalah Tuhan yang layak menerima seluruh hidup kita.

Next Post Previous Post