LUKAS 10:1-12: HAMBA TUHAN DAN MISI ALLAH

LUKAS 10:1-12: HAMBA TUHAN DAN MISI ALLAH
gadget, otomotif, bisnis
Pada bagian ini akan dipaparkan mengenai relevansi Lukas 10:1-12 bagi hamba Tuhan sebagai pelaksana misi Allah mencakup 7 (tujuh) hal seperti berikut:

1.Pentingnya Penetapan dan Pengutusan Tuhan

Prinsip dasar dalam pekerjaan misi adalah keteladanan Kristus, yaitu pengutusan. Misi dimulai berdasarkan penetapan dan pengutusan Allah Bapa sendiri. Allah Bapa sendiri yang pertama mengutus Yesus Kristus sebagai misionaris ke dalam dunia ini, untuk menyelamatkan manusia dari dosa.

Dengan pola seperti inilah Yesus menunjuk dan mengutus murid-murid-Nya untuk pergi menjalankan tugas misi di dalam dunia ini, sebagaimana dikatakanuntuk pergi menjalankan tugas misi di dalam dunia ini, sebagaimana dikatakan "Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu" (Yohanes 20:21b). 

Setiap pemberita Kabar Baik yang pergi melaksanakan tugas penginjilan adalah utusan-utusan Allah. Tujuh puluh murid ditetapkan dan diutus oleh Tuhan Yesus untuk mengerjakan suatu tugas pemberitaan Kabar Baik. Murid-murid ini adalah orang-orang yang benar-benar datang dari Tuhan, artinya Tuhan sendirilah yang telah memilih, memanggil, menetapkan dan mengutus mereka. 

Yesus berkata: Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.(Yohanes 15:16)

Allah memilih dan yang mengutus hamba-hamba-Nya, Dialah yang akan membuat mereka sanggup untuk menjadi pelayan. Tuhan yang mempercayakan pekerjaanNya, Tuhan juga yang menolong para pekerja-Nya untuk menemukan, memakai dan mengembangkan karunia-karunia rohani. Hamba Tuhan yang diutus tidak mewakili dirinya atau orang lain untuk tugas pemberitaan Kabar Baik, tetapi mewakili Allah, suara Allah, dan nama Allah dalam pelayanan.

Tuhan bertanggungjawab terhadap orang-orang yang telah ditetapkan dan diutus-Nya untuk melakukan pekerjaan-Nya, memberitakan Kabar Baik. Barnabas dan Paulus dalam pelayanan bukan semata-mata diutus oleh jemaat Antiokhia, tetapi mereka diutus oleh Tuhan, demikian juga dengan para hamba Tuhan yang diutus melalui lembaga, merupakan utusan Tuhan, lembaga hanya merupakan sarana atau alat

2. Pentingnya Kerjasama Dalam Tim Pelayanan 

Tujuh puluh murid yang diutus oleh Tuhan Yesus tidak diutus sendirisendiri, tetapi berdua-dua. Tuhan Yesus mengutus mereka berdua-dua, karena sesuai dengan aturan bahwa kesaksian dua orang berlaku dan dapat dipercaya (bnd. Ulangan 19:15b), juga dengan maksud supaya saling membantu dalam pelayanan. 

Robert Coleman dalam bukunya Rancana Agung Penginjilan menulis: Tidak dapat disangkal bahwa rencana ini dimaksudkan untuk memberi kepada murid-murid-Nya hubungan persaudaraan yang dibutuhkan dalam tugas ini. Mereka akan saling membantu dalam menghadapi kesukaran yang tidak selalu dapat dihindarkan, mereka selalu masih dapat menghibur. Pelayanan dalam bentuk tim sangat penting, seperti yang dikemukakan oleh Makmur Halim dalam bukunya Model-Model Penginjilan Yesus bahwa:

"Penginjilan yang baik harus dilakukan dalam bentuk group atau Tim penginjilan (Lukas 10:1-4) Tim Penginjilan akan menjadikan pelayanan misi menjadi lebih luas dan mudah untuk dijangkau jika dibandingkan pelayanan yang dilakukan oleh satu orang. Tim ini akan mempertinggi mutu pelayanan dan pengembangannya."

Pelayanan tim dalam pemberitaan Kabar Baik akan lebih efektif. Bukan berarti bahwa melayani seorang diri merupakan hal yang keliru. Dalam tim pelayanan dapat saling mendukung, menguatkan, dan mendoakan satu sama lain, sehingga banyak orang akan dapat dicapai bagi Kerajaan-Nya

3. Ladang Tuhan Membutuhkan Pekerja 

Ladang Tuhan sangat luas, sehingga membutuhkan pekerja yang banyak untuk mengerjakan tuaian tersebut, seperti yang dikatakan Tuhan Yesus: Tuian banyak, pekerja sedikit (Lukas 10:2a). Tuaian atau ladang pelayanan Tuhan di bumi masih cukup banyak untuk dikerjakan, namun persoalannya adalah pekerja yang mengerjakan sedikit. 

Pekerja-pekerja ialah mereka yang telah diurapi, dipanggil dan diperlengkapi oleh Roh Kudus, dan dipercayakan bersaksi bagi-Nya kemanapun Allah mengirimnya. Tuhan bekerja dalam hidup orang yang ditentukan-Nya untuk melakukan pelayanan misi, sehingga memiliki belas kasihan terhadap orang-orang yang masih terikat oleh dosa. Jika dibandingkan dengan jiwa-jiwa atau tuaian, maka tidaklah sebanding dengan jumlah yang melayani. Yesus mengajak murid-murid untuk berdoa kepada Allah yang empunya ladang, supaya Ia mengirim pekerjapekerja untuk mengerjakan ladang tersebut

4. Kesadaran dan Kesiapan Untuk Masuk Dalam Lingkungan yang Berbahaya

Murid-murid Tuhan diutus seperti domba di tengah-tengah seriga (Lukas 10:3). Yesus memperingatkan murid-murid-Nya bahwa tidak semua orang mau menerima berita Injil, dan bahwa kenyataan itu akan mengakibatkan murid-murid diperlakukan dengan tidak baik. 

B. J. Boland mengatakan bahwa dalam pelayanan akan timbul perlawanan dan permusuhan, di mana para lawan akan mengancam pemberita-pemberita Injil sebagai binatang-binatang buas yang berbahaya.

Sepanjang sejarah gereja dapat dilihat bagaimana para murid Kristus mengalami bahaya penganiayaan, bahkan ancaman maut. Murid Kristus dengan berbagai tanda dan karakter yang amat positif dan baik, justru sering mengalami penganiayaan, penghinaan, ejekan, derita dan berbagai ancaman lainnya, bahkan harus mengalami kematian yang tragis, yaitu mati syahid dalam mempertahankan iman dan kebenaran Injil. Menjadi hamba Tuhan bukan mencari kenyamanan hidup, perlindungan dan fasilitas, sebaliknya hamba Tuhan harus siap menghadapi kesulitan

Dalam bermisi, seorang hamba Tuhan harus siap untuk hidup penuh dengan tantangan dan kesulitan, meninggalkan keinginan untuk mendapatkan jaminan hidup yang nyaman dan aman, karena orang yang taat akan panggilan Tuhan akan mengalami penyertaan Tuhan dalam penyerahan hidupnya bagi Tuhan. Ini merupakan janji Tuhan bagi para hamba-Nya

5. Sikap dan Karakter Hamba Tuhan

Tuhan Yesus menginstruksikan kepada para murid-Nya, bahwa mereka harus bersedia menerima apa yang disediakan tuan rumah, baik makanan maupun tempat tinggal. Inilah sikap yang harus dimiliki hamba Tuhan dalam pelayanan, yang intinya adalah sikap rendah hati. Dengan sikap ini, maka hamba Tuhan akan mudah diterima di tempat pelayanan. 

Menurut Bagus Surjantoro, seorang utusan Tuhan harus memiliki karakteristik seorang nelayan, karena nelayan di berbagai tempat di dunia ini secara umum, memiliki karakteristik-karakteristik dasar yang juga diperlukan oleh seorang penjala manusia. Karakteristik itu adalah:

Pertama hamba Tuhan harus memiliki fokus yang jelas, yaitu hanya berfokus pada jiwa-jiwa terhilang untuk diselamatkan.

Kedua, hamba Tuhan harus terbiasa hidup sederhana, yaitu hidup dengan keperluan jasmani seperlunya.

Ketiga, hamba Tuhan harus rajin, yaitu rajin dalam pekerjaan pemberitaan Injil.

Keempat, senantiasa sabar, yaitu sabar dalam menghadapi tantangan dan penderitaan.

Kelima, hidup oleh iman, yaitu mempertaruhkan seluruh kehidupan kepada Tuhan, berserah dan percaya total kepada-Nya.

Hal-hal ini merupakan karakteristik dasar yang diperlukan menjadi utusan Injil, disamping perlengkapan yang lain yang diperlukan untuk bekerja di ladang Tuhan.

Ketika berada di tengah-tengah lingkungan yang berbahaya, hamba Tuhan perlu bersikap "cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati" (Matius 10:16) .Hal ini juga menunjukkan bahwa hamba Tuhan harus berhikmat dalam menyampaikan Kabar Baik, karena tanpa hikmat dalam penyampaian dan pelayanan akan banyak tempat dan orang yang menjadi lebih tertutup terhadap berita Injil.

6.Tugas Hamba Tuhan Memberitakan Kerajaan Allah

Tuhan Yesus mengutus murid-murid untuk memberitakan Kerajaan Allah. Tuhan Yesus menekankan pentingnya tugas yang baru bagi mereka untuk memberitkan bahwa "Kerajaan Sorga sudah dekat". Ridderbos dan Baarlink mengemukakan dalam bukunya bahwa " Setiap pengkhotbah, bahkan setiap saksi Kristus bertugas untuk menyerukan kepada sesamanya di seluruh dunia proklamasi Kristus yang berbunyi "waktunya sudah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Tuhan".

Injil merupakan ringkasan pekabaran seluruh Perjanjian Baru, berisikan Kerajaan Allah dan
kedatangannya (Lukas 4:43; 8:1; 16:16). Oleh sebab itu dapat dikatakan juga, bahwa istilah "Kerajaan Allah" itu menyangkut keseluruhan pemberitaan Yesus Kristus dan rasul-rasul-Nya, atau bahwa di dalam pemberitaan Kerajaan itu terkandung bentuk dan inti atau ungkapan yang khas daripada seluruh
penyataan-Nya tentang Allah. Pemberitaan tantang Kerajaan Allah haruslah disampaikan kepada semua orang, sehingga banyak orang yang mengenal Kristus dan karya-karya-Nya bagi dunia ini.

7. Mentalitas Hamba Tuhan

Jika Ditolak di Tempat Pelayanan Dalam pelayanan pemberitaan Kabar Baik, perlu disadari bahwa hamba Tuhan akan menghadapi tantangan atau bahaya. Terlebih dari pada itu, hamba Tuhan harus menyadari sepenuhnya bahwa setiap pemberitaannya tidak selalu akan diterima oleh pendengar, banyak orang juga akan menolak pemberitaannya. 

Oleh sebab hamba Tuhan harus mempersiapkan diri, mental dan iman yang kokoh untuk menghadapi segala kemungkinan. Memang hamba Tuhan harus menghadapi berbagai kendala karena manusia berdosa cenderung menolak Kabar Baik. Hamba Tuhan tidak perlu kecewa karena Allah yang empunya pelayanan tersebut telah mengalaminya hingga Ia mati di kayu salib. Hamba Tuhan yang ditolak di tempat pelayanan tidak boleh marah, patah semangat, apalagi meninggalkan tempat pelayanan, tetapi hamba Tuhan harus menyerahkan penolakan tersebut kepada Tuhan.

Kesimpulan

Pekerjaan misi yaitu membawa orang-orang berdosa untuk mengenal Tuhan Yesus merupakan tugas semua orang yang percaya kepada-Nya. Semua orang percaya mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk memberitakan Injil, seperti yang diamanatkan Tuhan Yesus (Matius 28:18-20). Namun lebih khusus lagi Allah memanggil dan menetapkan orang-orang tertentu untuk mengerjakan tugas misi itu.

Dalam pekerjaan misi membutuhkan banyak pekerja, karena ladang misi sangat luas. Pekerja yang dibutuhkan adalah hamba Tuhan yang memiliki beban misi untuk memenangkan sebanyak mungkin jiwa bagi kemuliaan Tuhan.

Hamba Tuhan perlu memahami misi sehingga dapat terlibat dalam pelayanan misi. Injil Kerajaan Allah harus diberitakan kapada semua orang, terutama kepada orang-orang yang belum mengenal Injil, seperti penugasan Yesus kepada ketujuh puluh murid (Lukas 10:1-12).

Injil adalah berita sukacita yang harus diberitakan kepada segala bangsa melalui para Hamba-Nya, sehingga setiap orang percaya dan mengenal Yesus sebagai Juruselamat dunia. Dalam pelayanan misi Tuhan memakai hamba Tuhan, tentunya dengan penyertaan-Nya melalui kuasa Roh Kudus

Baca Juga: 2 Timotius 2:22-25 (8 Karakteristik Hamba Tuhan)

Melihat betapa pentingnya pelayanan misi, maka dalam bagian akhir ini, penulis memberikan beberapa rekomendasi yang penting untuk disampaikan.

Bagi Orang Kristen

Orang Kristen perlu memahami tentang tugas pelayanan misi dan perlu mengetahui bahwa tugas memberitakan Injil bukan hanya tugas para hamba Tuhan, tetapi merupakan tugas semua orang yang mengaku percaya kepada Yesus Kristus. Orang Kristen harus menyadari bahwa keselamatan bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk orang lain. Orang Kristen harus terlibat dalam pelayanan misi baik melalui pemberitaan Injil secara langsung, maupun melalui kesaksian atau pola hidup tiap-tiap hari dalam profesi yang dijalankan.

Bagi Hamba Tuhan Hamba

Tuhan harus lebih memahami tentang pelayanan misi secara proporsional, memiliki hati misi dan menyadari sepenuhnya akan panggilan dan tanggung jawabnya sebagai pelaksana misi Allah. Hamba Tuhan perlu memperlengkapi umat Tuhan, supaya memiliki pengetahuan tentang misi, sehingga umat Tuhan dapat terlibat aktif dalam pelayanan misi.

Bagi Lembaga Misi 

Bagi lembaga-lembaga misi, supaya pelayanan misi lintas budaya terus dikembangkan dengan melihat perkembangan zaman saat ini, mempersiapkan para misionaris untuk melayani di negara-negara atau suku-suku yang belum mendengar Injil dengan dukungan baik doa maupun dana. -Olivia Masihoru
Next Post Previous Post