10 Hal yang Perlu Anda Ketahui tentang Salib
Pendahuluan:
Salib adalah pusat iman Kristen. Melalui salib, kita melihat kasih Allah yang terbesar, keadilan-Nya yang sempurna, dan penggenapan rencana keselamatan yang kekal. Dalam Teologi Reformed, salib bukan hanya sekadar simbol, tetapi inti dari Injil dan karya keselamatan Allah dalam Yesus Kristus.
Para teolog Reformed seperti John Calvin, Jonathan Edwards, Charles Spurgeon, R.C. Sproul, dan John Piper menekankan bahwa salib bukan sekadar peristiwa sejarah, tetapi juga manifestasi dari rencana Allah yang telah ditetapkan sejak kekekalan.
Artikel ini akan membahas 10 hal penting tentang salib berdasarkan perspektif teologi Reformed, yang membantu kita memahami lebih dalam tentang makna, dampak, dan kuasa salib dalam kehidupan orang percaya.
1. Salib Adalah Penggenapan Rencana Allah dari Kekekalan
Teologi Reformed menekankan bahwa kematian Kristus di kayu salib bukanlah suatu kebetulan atau sekadar reaksi terhadap dosa manusia, tetapi merupakan bagian dari rencana kekal Allah.
Efesus 1:4-5 mengatakan:“Sebab di dalam Dia, Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya dalam kasih. Dalam kasih, Ia telah menentukan kita dari semula untuk diadopsi menjadi anak-anak-Nya melalui Yesus Kristus, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya.”
John Calvin dalam Institutes of the Christian Religion menegaskan bahwa penebusan melalui salib telah ditetapkan sejak awal oleh Allah. Salib bukanlah rencana darurat, tetapi bagian dari kehendak Allah yang sempurna.
2. Salib Menunjukkan Kasih Allah yang Tak Terbatas
Salib adalah bukti terbesar kasih Allah kepada umat manusia.
Roma 5:8 menyatakan:“Tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.”
Jonathan Edwards menjelaskan bahwa kasih Allah dalam salib begitu besar karena diberikan kepada orang yang tidak layak menerimanya. Allah tidak menunggu kita menjadi baik, tetapi mengasihi kita bahkan ketika kita masih berdosa.
3. Salib Adalah Perwujudan Keadilan Allah
Selain menunjukkan kasih Allah, salib juga menyatakan keadilan-Nya. Dosa harus dihukum, dan Yesus mengambil hukuman itu atas diri-Nya.
Yesaya 53:5 mengatakan:“Tetapi Dia tertikam oleh karena pelanggaran kita, Dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan damai sejahtera bagi kita ditimpakan kepada-Nya, dan oleh bilur-bilur-Nya kita menjadi sembuh.”
R.C. Sproul dalam The Holiness of God menekankan bahwa Allah yang kudus tidak dapat mengabaikan dosa, tetapi di dalam salib, keadilan dan kasih-Nya bertemu dalam harmoni yang sempurna.
4. Salib Menunjukkan Dosa Manusia yang Mengerikan
Salib mengungkapkan betapa seriusnya dosa di hadapan Allah. Jika dosa itu kecil, maka tidak perlu pengorbanan sebesar ini.
Charles Spurgeon pernah berkata:“Lihatlah salib, dan engkau akan memahami betapa mengerikan dosa itu. Hanya darah Anak Allah yang dapat menghapusnya.”
Salib mengingatkan kita bahwa dosa tidak bisa ditoleransi, tetapi harus ditebus dengan harga yang mahal—darah Kristus.
5. Salib Adalah Kemenangan atas Dosa dan Iblis
Yesus bukan hanya mati di salib, tetapi juga mengalahkan dosa dan kuasa Iblis melalui kematian-Nya.
Kolose 2:15 mengatakan:“Ia telah melucuti pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa dan menjadikan mereka tontonan umum dalam kemenangan-Nya atas mereka.”
John Piper dalam The Passion of Jesus Christ menegaskan bahwa salib bukanlah kekalahan, tetapi kemenangan terbesar dalam sejarah dunia. Yesus telah mengalahkan maut dan membuka jalan bagi kita untuk memperoleh hidup kekal.
6. Salib Adalah Jalan Satu-Satunya kepada Allah
Yesus berkata dalam Yohanes 14:6:“Akulah jalan, kebenaran, dan hidup. Tidak seorang pun datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku.”
Teologi Reformed menolak gagasan bahwa ada banyak jalan menuju Allah. Hanya melalui salib Yesus Kristus, manusia dapat didamaikan dengan Allah.
John Calvin menekankan bahwa keselamatan tidak bisa diperoleh melalui usaha manusia, tetapi hanya melalui iman kepada Kristus yang tersalib.
7. Salib Memanggil Kita kepada Hidup yang Baru
Salib bukan hanya tentang pengampunan dosa, tetapi juga tentang kehidupan yang diubahkan.
Galatia 2:20 mengatakan:“Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.”
Charles Spurgeon menegaskan bahwa iman sejati kepada salib Kristus harus menghasilkan kehidupan yang baru—hidup dalam kekudusan dan ketaatan kepada Tuhan.
8. Salib Memanggil Kita untuk Memikul Salib Kita Sendiri
Yesus berkata dalam Lukas 9:23:“Setiap orang yang mau mengikuti Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.”
Mengikut Kristus berarti bersedia menderita bagi Injil. Teologi Reformed menekankan bahwa kehidupan Kristen bukanlah jalan yang mudah, tetapi jalan salib yang penuh pengorbanan.
John Piper mengatakan bahwa salib tidak hanya menyelamatkan kita, tetapi juga membentuk cara hidup kita sebagai pengikut Kristus.
9. Salib Adalah Dasar dari Penginjilan
Rasul Paulus berkata dalam 1 Korintus 1:23:“Tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan, yang bagi orang-orang Yahudi adalah batu sandungan dan bagi orang-orang bukan Yahudi adalah kebodohan.”
Salib adalah inti dari pesan Injil. Teologi Reformed menolak Injil palsu yang hanya menawarkan kebahagiaan duniawi tanpa salib.
R.C. Sproul menegaskan bahwa Injil yang sejati adalah Injil yang memberitakan salib Kristus sebagai satu-satunya jalan keselamatan.
10. Salib Adalah Sumber Pengharapan Kekal
Tanpa salib, tidak ada pengharapan bagi manusia. Tetapi melalui salib, kita memiliki kepastian hidup kekal.
1 Petrus 2:24 mengatakan:“Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran.”
Jonathan Edwards mengajarkan bahwa melalui salib, kita memiliki jaminan keselamatan kekal dan kehidupan yang penuh sukacita dalam hadirat Allah.
Kesimpulan
Salib bukan hanya sekadar simbol, tetapi inti dari iman Kristen. Melalui salib, kita melihat kasih dan keadilan Allah, kemenangan atas dosa, serta jalan menuju hidup kekal.
Para teolog Reformed seperti John Calvin, Jonathan Edwards, Charles Spurgeon, R.C. Sproul, dan John Piper menekankan bahwa salib harus menjadi pusat dari kehidupan dan pengajaran Kristen.
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup dalam terang salib, memberitakan Injil Kristus yang disalibkan, dan memikul salib kita sendiri sebagai pengikut-Nya.
Soli Deo Gloria!